Jumat, 20 Mei 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3396

Messages In This Digest (2 Messages)

Messages

1.

(no subject)

Posted by: "oom badriah oom" venus_shining@yahoo.com   venus_shining

Thu May 19, 2011 8:56 am (PDT)

2.

Praktisi Non-Sertifikasi "Manajemen Pikiran Dan Perasaan"

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Thu May 19, 2011 9:28 am (PDT)



<http://2.bp.blogspot.com/-ym_HQaaSttA/TdU_3sRz98I/AAAAAAAAB_0/zJrIt1KRjTo/s1600/flow.jpg>
* *
*Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara."*
(QS-Ar-Rahman: 3-4)

Dear all, berikut ini adalah sekedar sharing tentang bagaimana menguasai
buku dan skill "*Manajemen Pikiran Dan Perasaan*". Semoga membantu
menjadikan kita *pembelajar* dan *praktisi* yang bermanfaat bagi diri
sendiri, bagi orang lain, dan bagi ibadah kita.

*RESET POLARISASI *

Setiap kita mempunyai *tujuan*. Setiap tujuan menentukan *jalan*. Setiap
jalan mendefinisikan *diri dan kehidupan*. Kita mungkin kurang menyadari,
hingga selama ini kita berjalan secara otomatis dan terseok-seok *in-track,
out-of-track, in-track, out-of-track, in-track, out-of-track* dan
seterusnya.

Kita tak dapat begitu saja menyanggahnya dengan mengatakan, "*Ya sudah jelas
dong boo?!*"

Lebih bijaksana jika kita melakukan *reset*, dengan *menetapkan* dan
*menegaskan
kembali* pilihan dasar kita, misalnya *bahagia* atau *sengsara*, *senang*atau
*susah*, *berhasil* atau *gagal*, *fujur* atau *taqwa*, dan seterusnya.
Kemudian, tetapkan dan tegaskanlah pada diri kita sendiri, bahwa dengan
polarisasi ini kita telah memilih untuk meletakkan *fisik*, *pikiran*,
dan *perasaan
*agar berjalan bersama secara harmonis di jalur atau "*the path*" dalam
rangka memenuhi harapan dan cita-cita dengan *integritas internal*.

*Note: *

*1. Pertimbangkan ini, "fitrah" dan "kontrak awal dengan Tuhan". *

* 2. Sebagian orang akan mengatakan bahwa ini adalah sebentuk "pemerkosaan".
Bisa jadi, tapi inilah pilihan. Pilihan awal kita. "Manajemen Pikiran Dan
Perasaan" adalah sebentuk pilihan untuk menjalani "the path". Dipilih atau
tidak, tergantung setiap kita sendiri. *

*PENDEFINISIAN MAKNA *

Setiap kita ingin hidup yang *bermakna*. "*Pemaknaan*" dan "*memaknai*"
adalah kata kerja. Makna adalah hasil dari proses-proses. Proses kerja
memerlukan alat dan perlengkapan untuk memaknai. Alat dan perlengkapan itu,
di antaranya adalah "*pikiran*" dan "*perasaan*". Keduanya saling
mempengaruhi.

Untuk menjaga kelurusan "*the path*" kita butuh secara konsisten dan
periodik *keluar* dan menjadi *pengamat* atas konsistensi keduanya terhadap
"*the path*". "The path" di-ideal-kan sebagai sesuatu yang *lurus*. Sebab,
waktu kita *terbatas*. Inilah yang disebut dengan "*Manajemen Pikiran Dan
Perasaan*".

Kita telah lama terampil hidup dengan "*perasaan yang mempengaruhi pikiran*".
Pilihan kita kini adalah berlatih untuk hidup dengan "*pikiran yang
mempengaruhi perasaan*". Dengan keterampilan baru ini, kita bisa berharap
bahwa kedua keterampilan ini akan menjadi *seimbang*. Dengan keseimbangan
ini kita dapat berharap makna-makna hidup kita pun menjadi *seimbang*.
Dengan keseimbangan, semoga kita tidak mudah menjadi *gamang *dalam meniti "
*the path*".

Kita telah terbiasa dengan "*perasaan menciptakan pikiran*". Pilihan kita
kini adalah berlatih membiasakan diri dengan "*pikiran menciptakan perasaan*".
"*Makna*" adalah "*pemaknaan*". "*Pemaknaan*" adalah pelekatan
pengertian-pengertian. Pengertian-pengertian kita definisikan secara
terbatas dengan nama-nama dan kata-kata alias bahasa. Makna, dimulai dengan
"*nama*" dan "*kata*".

*"Ketika sesuatu bisa dilekati dengan kata, sesuatu itu menjadi ada."*

*Keberadaan *adalah tentang *perwujudan-perwujudan*. Makna-makna di dalam
hidup kita adalah tentang bentuk-bentuk manifestasi alias perwujudan. Dari
"tidak ada" menjadi "ada". Dari "belum" menjadi "sudah". Dari "kini" menjadi
"akan". Dari "belum tercapai" menjadi "tercapai". Dari "belum menjadi" ke
"menjadi". Dari "belum memiliki" menjadi "memiliki". Semua itu, adalah *esensi
*dari setiap tujuan dan cita-cita.

*Note:*

* Pertimbangkan untuk memperbesar peluang ini, "hidayah" dan "ilham". *

*SIKLUS *

Setiap tujuan dicapai dengan *bertindak*. Di belakang setiap tindakan ada *
keputusan*. Di belakang setiap keputusan ada *sikap*. Di belakang setiap
sikap ada *keyakinan*. Setiap yang kita pikirkan dan rasakan, disadari atau
tidak disadari, selalu ditopang oleh bentuk-bentuk keyakinan. Pikiran dan
perasaan adalah dua hal *terdekat *yang setiap saat berlangsung di dalam
diri kita. Kedekatan ini, memungkinkan kita lebih mudah memahami berbagai
sinyal terkait dengan kelurusan "*the path*". Kemudahan ini, dimungkinkan
oleh sederhananya tuntutan untuk menangkap sinyal-sinyal tanpa harus berilmu
tinggi dan tanpa harus berpengetahuan dalam. Cukup dengan "*common sense*",
cukup dengan "*hati nurani*". Tuhan Maha Adil, Tuhan Maha Pemurah.

Praktek "*Manajemen Pikiran Dan Perasaan*" adalah praktek instalasi "*belief
system*". Sebagai *beliefs*, 35 beliefs dalam ""Manajemen Pikiran Dan
Perasaan" erat hubungannya dengan "perasaan" yang saling mempengaruhi satu
sama lain. Sebagai "*system*", 35 beliefs dalam ""Manajemen Pikiran Dan
Perasaan" erat hubungannya dengan "pikiran" yang saling mempengaruhi satu
sama lain. Sebagai "*belief system*", 35 beliefs dalam ""Manajemen Pikiran
Dan Perasaan" adalah struktur yang mendasari bangunan pikiran dan perasaan
di mana kita hidup di dalamnya. Sistem ini idealnya *kongruen *dan *holistik
*alias *menyeluruh*.

Satu keyakinan terkait dengan keyakinan yang lain, satu pikiran terpaut
dengan pikiran yang lain, dan satu perasaan berhubungan dengan perasaan yang
lain. Begitu pula, antar keyakinan, pikiran, dan perasaan itu sendiri.
Setiapnya tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus bekerjasama *saling
mendukung* dan *saling menguatkan*.

*Note: Pertimbangkan ini, "iman" dan "akidah".*

*MODEL *

"Manajemen Pikiran Dan Perasaan" dibangun oleh tiga "*core beliefs*" yang
menjadi fondasi "belief system" yang akan diinstall secara keseluruhan,
yaitu "*diri*", "*proses, dinamika, dan dunia*", dan "*sukses*, *berhasil*,
dan *cita-cita*".

*The Path*: "*Diri*" --> "*Proses, dinamika, dan dunia*" --> "*Sukses,
berhasil, dan cita-cita*"

1. Beliefs tentang fenomena "*diri sendiri*".

Bab 1,3,4,5,21,23,24,29,30 dan 32.

2. Beliefs tentang "*proses, dinamika, dan dunia*".

Bab 2,6,7,8,9,10,11,14,15,16,17,22,26,27,28,31,33 dan 34.

3. Beliefs tentang "*sukses, berhasil, dan cita-cita*"

Bab 12,13,18,19,20,25 dan 35.

*Note: Pertimbangkan ini,*

*Asal: Jakarta, Tujuan: Bandung, Rute: Cipularang, Puncak, Purwakarta, atau
Cikampek.*

*FLOW *

"Pikiran" dan "Perasaan" adalah "*content*". "Keyakinan" adalah "*energi*".
Seperti "*siaran radio*" yang berjalan di atas "*gelombang elektromagnetik*".
Apapun keyakinan, ketika tertuangkan ke dalam kata-kata, ia menjadi produk
dari "pikiran", ia menjadi penyederhanaan dari "energi". Itu sebabnya,
"content" saja tidak cukup sebab "energi"-nya telah tereduksi ke dalam
terbatasnya bahasa dan kemampuan melekatkan pengertian. "*Energi*" itu bisa
diaktifkan kembali alias dikembalikan ke kekuatan asalnya, dengan kombinasi
"pikiran" dan "perasaan". Kombinasi itu adalah "*keyakinan*". Energi itu
adalah keyakinan.

Kita hidup di dalam sebuah tempat yang kita sebut dengan dunia. Bekerjasama
dengannya-lah, kita menjalani "the path" untuk mencapai tujuan. Kerjasama
itu, kita jalani semaksimal mungkin dengan "*bahasa yang sama*". Bahasa
energi, bahasa keyakinan. Kerjasama itu, berbentuk aliran-aliran dan
sinkronisasi berbagai hal dan komponen yang menjadi wahana dan jalan bagi
kita untuk sampai ke tujuan.

Aliran-aliran keyakinan itu, dapat disederhanakan menjadi *aliran keluar*dan
*aliran ke dalam* (*inflows* dan *outflows*, contoh *outflows*: "*the power
of giving*", contoh *inflows*: "*the power of doa*") dan *aliran ke atas*dan
*aliran ke bawah* (*upstream* dan *downstream*, contoh *upstream*: "*the
power of gratitude*", contoh *downstream*: "*Tuhan Maha Pengasih Dan Maha
Penyayang, Tuhan Maha Adil*").

Seluruh aliran itu dieksekusi dengan keharmonisan sikap, keputusan, dan
tindakan, di dalam bentuk-bentuk keyakinan, yang identifikasinya adalah
"pikiran" dan "perasaan".

*Note: Pertimbangkan ini,*

*- Tuhan, "niat", dan "ibadah".*
*- "Iman itu setengahnya sabar, setengahnya lagi syukur." (Ibnul Qayyim)*
*- "Tugas khalifah adalah to uphold the religion and to administer the
world." (Yusuf Qardhawi)*

*CONTOH *

Seseorang menyuntikkan ke dalam dirinya keyakinan "*saya bisa*" (Bab 25 "*Jika
Kita Butuh Maka Kita Mampu*"). Untuk mempermudah, ia menilai keyakinan itu
dengan *skala 9* (dalam 1-10). Kemudian, keyakinan itu diuji oleh kehidupan
di dunia nyata. Keyakinan itu runtuh. Mengapa?

Sebenarnya, keyakinan itu *tak pantas* runtuh karena itu sama saja dengan *
mengganti* keyakinan di polaritas yang *berseberangan*, yaitu "*saya tidak
bisa*" (kecuali yang diinginkannya memang mustahil adanya, ingat lagi "*common
sense*"). Keyakinan itu lebih patut *dipertahankan*, dengan mengaktivasi
keyakinan yang menjadi pendukungnya, misalnya:

- Bab 18 "*Mengapa Tindakan Dibutuhkan*"
- Bab 27 "*Sabar, Syukur, dan Menerima Adalah Stamina*"
- Bab 29 "*Tak Ada yang Salah, yang Ada Pelajaran*"
- Bab 30 "*Tak Ada Gagal, yang Ada Umpan Balik*"

Orang itu lebih pantas *mempertanyakan*, apakah dalam hal
keyakinan-keyakinan yang disebutkan itu, ia juga dapat menilai bahwa semua
itu *berskala 9* atau yang mendekati, atau malah bermagnitude 6 ke bawah?

*LATIHAN AWAL *

Siapkan kertas dan tuliskan yang berikut ini:

- Urutkan berdasarkan tingkat keyakinan, dari yang "*paling yakin*" menuju
yang "*paling kurang yakin*", setiap keyakinan di dalam masing-masing
kelompok "*core beliefs*". Jika mungkin berilah skala kuantitatifnya, supaya
lebih mudah dianalisis.

- Cerminkan ke dalam hidup kita, dan temukanlah refleksinya dalam berbagai
bentuk "*keberhasilan*", "*pencapaian*", "*kelemahan*", "*kendala*", "*
hambatan*", "*masalah*", dan sebagainya.

- Temukanlah hubungan-hubungan di antara berbagai keyakinan, yang *saling
menguatkan* dan yang *saling melemahkan* karena intensitas energinya (kuat
atau lemah).

*END NOTE *

Kebenaran hanyalah *milik *Allah SWT, ini hanya pembelajaran.

Saya bukan yang paling ahli dalam skill ini, saya hanya berbagi.

Jika Anda mempertanyakan semua ini, keyakinan apakah yang ada di balik
pertanyaan Anda?

*"Feeling bad is a good thing. Negative feelings mean you're going the wrong
way."* (SP)

Note ini tidak ada di buku saya.

Semoga bermanfaat.

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
Founder http://pikiranperasaan.org/
Penulis "Manajemen Pikiran Dan
Perasaan<http://www.penerbitzaman.com/code.php?index=Katalog&op=tampilbuku&bid=118>
"
Recent Activity
Visit Your Group
Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Learn about issues

Find support

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.

Tidak ada komentar: