Messages In This Digest (5 Messages)
- 1.
- Artikel: Apa Yang Diharapkan Oleh Bawahan Dari Atasannya? From: Dadang Kadarusman
- 2.
- "Aku harus bayar berapa sih untuk tidur sama kamu !?" From: + Made Teddy Artiana +
- 3.
- Artikel: Sikap Atasan Yang Paling Tidak Disukai Bawahannya From: Dadang Kadarusman
- 4.
- (puisi) Cintaku Kepada Angin dan Hujan From: fiyan arjun
- 5.
- (no subject) From: oom badriah oom
Messages
- 1.
-
Artikel: Apa Yang Diharapkan Oleh Bawahan Dari Atasannya?
Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com dkadarusman
Fri May 20, 2011 5:30 am (PDT)
Artikel: Apa Yang Diharapkan Oleh Bawahan Dari Atasannya?
Â
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Â
Menjadi seorang atasan adalah impian setiap karyawan. Tentu karena itu identik dengan jabatan yang lebih tinggi, pendapatan yang lebih banyak, dan kebanggaan yang lebih besar. Makanya setiap orang berlomba-lomba untuk menjadi atasan. Lantas apabila sudah menjadi atasan, apakah semuanya selesai sampai disana?
Â
Anda, tentu ingin menjadi atasan yang memiliki kebanggaan. Apa gunanya menjadi atasan jika disepelekan oleh bawahan, atau hanya sekedar menjadi boneka yang tidak memiliki karisma. Menjadi atasan bukan sekedar soal kedudukan, penghasilan, atau kebanggaan. Menjadi atasan adalah soal memimpin secara de facto dan memberi pengaruh positif kepada unit kerja yang kita pimpin. Untuk bisa memenuhi fungsi itu, maka seorang atasan harus memahami apa yang diharapkan oleh bawahannya. Saya merangkum 5 hal yang diharapkan oleh bawahan dari atasannya sebagai berikut.    Â
Â
1.     Keteladanan. Tidak ada perintah yang lebih ampuh dari keteladanan. Dengan keteladanan bahkan seorang atasan tidak perlu berkata-kata lagi untuk mendorong anak buahnya melakukan sesuatu. Sebaliknya, tanpa keteladanan; perintah Anda hanya akan diikuti dengan gerutuan bawahan. Misalnya, Anda berkata; âJangan datang terlambat ke kantor!â. Jika Anda sendiri sering terlambat, maka bawahan Anda hanya akan menganggap perintah Anda sebagai lelucon belaka. Namun, jika Anda sendiri tepat waktu, maka bawahan Anda akan belajar untuk berdisiplin.
Â
2.     Bersikap adil. Setiap orang sangat ingin diperlakukan secara adil. Dengan keadilan, maka atasan memberi teguran atau sanksi yang pantas kepada bawahan yang berbuat kesalahan, dan memberi pujian atau reward yang patut kepada mereka yang telah menunjukkan kesungguhan. Keputusan dibuat bukan berdasarkan kedekatan atau hubungan primordial belaka, melainkan karena kompetensi, profesionalisme, dan kontribusi masing-masing. Meskipun ada saja bawahan yang mungkin tidak puas, tetapi kepada atasan yang adil; mereka tetap menaruh respek yang tinggi.
Â
3.     Penilaian yang objektif. Atasan memiliki kekuasaan untuk memberikan penilaian. Setidak-tidaknya, sekali dalam setahun melalui performance appraisal process. Dalam keseharian, penilaian juga dilakukan terhadap kualitas kerja dan kedisiplinan bawahan. Hampir tidak ada kontrol terhadap kualitas penilaian atasan, sehingga faktor subyektivitas kadang-kadang mempengaruhi penilaian. Tetaplah bersikap objektif, karena dengan sikap objektif itu Anda bisa memberikan penilaian yang benar-benar fair dan dapat dipertanggungjawabkan. Bawahan Anda juga akan belajar untuk semakin memperbaiki perilaku dan kinerjanya, karena mereka tahu bahwa faktor kedekatan atau basa-basi tidak akan bisa mempengaruhi penilaian Anda.
Â
4.     Memberi kesempatan untuk berkembang. Seperti halnya Anda yang menginginkan perkembangan karir dan pendapatan, bawahan Anda juga sama. Para bawahan sangat mengharapkan atasan yang senantiasa bersedia untuk memberi ruang kepada perkembangan pribadinya. Apakah Anda melakukannya dengan mengirimkan mereka pada sebuah pelatihan, memanggilkan trainer dari luar, atau boleh jadi sekedar membangun lingkungan kondusif yang memungkinkan terjadinya pertukaran ilmu, pengetahuan, dan keterampilan sesama mereka. Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan, bahkan tanpa biaya sekalipun.
Â
5.     Memperhatikan masa depannya. Pertanyaan yang selalu ada dalam benak setiap bawahan adalah; akan menjadi seperti apakah masa depan saya? Sebagian dari mereka bahkan berdebar-debar dengan status kontraknya, apakah akan diperpanjang atau tidak. Sebagai atasan, Anda bertanggungjawab untuk memastikan bahwa masa depan mereka akan baik-baik saja. Ajaklah mereka untuk berkontribusi semaksimal mungkin, agar semakin memudahkan Anda dalam memperjuangkan nasib mereka. Dengan demikian; Anda mendapatkan komitmen kinerja bawahan, sedangkan bawahan mendapatkan komitmen dari Anda untuk berupaya semaksimal mungkin memperhatikan masa depan karir mereka.
Â
Tidak ada atasan yang sempurna. Namun, ada diantara atasan yang benar-benar menggunakan kedudukannya untuk menyokong kebutuhan dan harapan-harapan bawahannya. Meskipun tidak mungkin untuk memuaskan semua orang, tetapi selama Anda mampu memenuhi ke-5 harapan diatas, yakinlah; Anda bisa menjadi atasan yang layak untuk dibanggakan.
Â
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 18 Mei 2011
Leadership and People Development Trainer
http://www.dadangkadarusman. com/training- programs/
Contact person in-house training: Ms. Vivi - 0812 1040 3327
Â
Catatan Kaki:
Menjadi atasan itu adalah amanah kepemimpinan. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Â
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Follow DK on Twitter @dangkadarusman
- 2.
-
"Aku harus bayar berapa sih untuk tidur sama kamu !?"
Posted by: "+ Made Teddy Artiana +" made.t.artiana@gmail.com
Fri May 20, 2011 5:30 am (PDT)
*"Aku harus bayar berapa sih untuk tidur sama kamu !?"*
by Made Teddy Artiana
Fotografer, penulis dan event organizer
CMO Kairos System & Technology
Terus terang aku penasaran, apa coba reaksi orang mendengar pertanyaan
diatas ? pastinya beragam.
Jika almarhum Jus Badudu (pembawa acara Bahasa Indonesia di TVRI zaman
doeloe) masih ada, tentu beliau menjawab: tergantung siapa subjek, predikat,
objek dan keterangan tempat dan waktu yang menyertainya. *Always
EYD..hehehe.*.tapi jelas beliau ada benarnya J
Pertanyaan ini terasa agak menggelikan, ketika berasal dari seorang istri
yang saking jengkelnya dengan sang suami yang karena terlalu sibuk mengurusi
bisnisnya, sampai-sampai hampir tidak pernah tidur di rumah. Sehingga istri
tersebut merasa perlu untuk membayar suaminya yang *pecicilan*, hanya untuk
sekedar 'diam' di rumah.
Namun reaksinya jelas berbeda, ketika seorang wanita yang sama sekali tidak
kami kenal, menelpon Wida, istriku, lalu meminta bantuan untuk menyuruh
teman SMP nya, yang kebetulan laki-laki, yang juga tidak pernah kami kenal,
untuk berhenti mengganggu wanita ini, dengan pertanyaan kasar diatas.
(Sejauh ini kami percaya dia salah alamat)
Yang paling seru dan dahsyat, adalah jika pertanyaan ini datang dari seorang
wanita, kawan lama atau kenalan, yang pada suatu saat menatap kita, para
lelaki anugerah bagi kaum wanita ini, demikian serius, lalu tanpa ragu
sedikitpun bertanya dengan wajah memelas : "Aku harus bayar berapa sih untuk
tidur sama kamu !?"
Dijamin, laki-laki paling paling hidung belang sekalipun, tentu akan terdiam
takjub sesaat mendengar pertanyaan tersebut. Ha..ha..ha..ha..
Tapi dipikir-pikir..pertanyaan *kurangajiiiarrr* diatas menarik juga. Kata
'berapa' dan 'bayar' serta merta mengacu pada 'harga'.
Segala sesuatu memang memiliki harganya masing-masing. Bahkan sesuatu yang
terlihat tidak berharga sekalipun, bisa jadi akan menjadi demikian berharga
jika ditempatkan disuatu waktu dan tempat tertentu. Air dipadang gurun.
Garam dihutan. Kerikil waktu dikejar anjing. Kecoak buat ikan Arwana.
Nah, jika itu terjadi pada benda atau binatang, tentu hal yang sama dapat
diberlakukan kepada kita, manusia. Dan tiga contoh *nyeleneh* diatas,
sedikit banyak dapat menggambarkan hal tersebut, bahwa : kita semua punya
harga.
Pembicara punya harga. Fotografer punya harga. Dosen, anggota DPR, dokter,
office boy, apalagi PSK..pastinya punya harga. Tetapi bukan 'harga' dalam
arti sesimpel itu tentunya. Harga yang dimaksud, adalah harga manusia, yang
berkaitan dengan hidup ini dan tentunya siapa Pencipta-nya.
Disana justru letak permasalahannya. Persoalannya, kita tahu gak sih harga
kita ? Dan seandainya saja tahu, berapa sih kita hargai diri kita ini ?
Untuk itu, sebuah karya fenomenal dari *Victor Hugo* terasa sangat mewakili,
*Les Miserable*, yang telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Itu
produk asing, berhubung kita harus mencintai 'ploduk-ploduk dalem negri',
aku lebih memilih sebuah uraian dari Jeffrey Rahmat, yang aku anggap sangat
mewakili harga manusia.
Jeffrey Rahmat, seorang pembicara di dunia business, yang kebetulan pendeta,
dalam sebuah seminar yang aku hadiri, pernah berkata demikian : "TUHAN, Sang
Pencipta sangat tahu betapa berharganya manusia itu, karena memang manusia
diciptakan menurut gambar/peta Ilahi milik-NYA. Setan,Iblis,demit dan
golongannya pun tahu persis kebenaran itu, karenanya mereka berusaha
memanipulasi harga manusia. Satu-satunya yang bego, yang tidak tahu hal
tersebut adalah kita, para manusia itu sendiri !!".
Bagiku, sejauh orang itu beragama, uraian Jeffrey Rahmat adalah singkat,
tepat, jelas. Karena memang bagi orang tak ber-TUHAN, konteks harga
manusia..adalah price..fee..cost..hanya sekedar materi. Pikiran-pikiran
seperti inilah yang akan melahirkan pertanyaan sontoloyo : "Aku harus bayar
berapa sih untuk tidur sama kamu !?"
Tetapi menurut Kitab Suci..
Kita adalah kalifah (pemimpin) ciptaan -NYA.
Kita adalah gambar dan citra Sang Pencipta.
Kita adalah biji mata TUHAN.
Begitu banyak manusia tidak tahu, tidak percaya, lupa ataupun menghargai
dirinya demikian rendah, sehingga berlaku sembarangan terhadap dirinya,
orang lain dan hidupnya yang hanya sekali ini. Hidup yang hanya sekali...dan
harus dipertanggungjawabkan !
So..sebelum kita memutuskan untuk 'tidur' dengan siapa, sebaiknya kita sadar
betapa berharganya diri dan hidup kita ini, sebelum kita 'tertidur'
selamanya.
Selamat hari Raya Waicak, bagi saudara-saudaraku yang beragama Budha, dan
mereka yang merayakannya.
(*)
--
*What a wonderful world ! What an exciting journey !!
**
Made Teddy Artiana, S. Kom
*
fotografer, penulis & event organizer
http://semarbagongpetrukgareng. blogspot. com
0813 178 227 20
081 8080 23 212
[ My Photography PORTFOLIO ]
# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply. com
http://withbobsadino.multiply. com
# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply. com
# Prewedding Photography #
http://theanonymouslove.multiply. com/
http://loveforallseasons.multiply. com/
http://outdoorprewedding.multiply. com
http://prewedding.multiply. com
http://prewedding1.multiply. com
http://prewedding2.multiply. com
http://prewedding3.multiply. com
# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply. com
http://weddingcandid.multiply. com
*Galery & Stock Photo
*http://theBeautyofBelitung.multiply .com
http://fromBaliWithLove.multiply. com
http://LawangSewuKotaTua.multiply. com
http://TriptoPulauPramuka.multiply. com
http://HongkongMacauShenzen. multiply. com
- 3.
-
Artikel: Sikap Atasan Yang Paling Tidak Disukai Bawahannya
Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com dkadarusman
Fri May 20, 2011 5:32 am (PDT)
Artikel: Sikap Atasan Yang Paling Tidak Disukai Bawahannya
Â
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Â
Kita sering mengira hanya bawahan yang sangat ingin sekali untuk disukai oleh atasannya. Faktanya, setiap atasan pun ingin disukai oleh bawahannya. Disukai, tidak berarti semua bawahan mengagung-agungkan, memuji-muji, atau hal-hal superficial lainnya. Secara esensi, disukai bawahan lebih bermakna pengakuan dalam hati bawahan bahwa atasannya sudah menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Jadi, meskipun mereka sering protes, misalnya; mereka tetap mengakui bahwa kita adalah atasan yang baik. Apakah Anda sudah menjadi atasan seperti itu?
Â
Dalam artikel sebelumnya, saya sudah membahas 5 hal yang diharapkan oleh bawahan dari atasannya. Semoga artikel itu bisa membantu Anda untuk memperindah kualitas kepemimpinan Anda. Sekarang, ijinkan saya berbagi hasil pengamatan tentang 5 hal yang menyebabkan bawahan sebel sekali kepada atasannya. Menghindarinya akan meningkatkan efektivitas kepimimpinan seorang atasan. Berikut ini uraiannya.
Â
1.     Sok kuasa. Setinggi apapun jabatan seseorang, jika hal itu hanya menyebabkannya sok kuasa maka dia hanya akan mendapatkan cemoohan âtidak terdengarâ dari orang-orang yang dipimpinnya. Mengapa? Karena tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang menyukai orang-orang sok kuasa. Oleh para âlickerâ sikap sok kuasa atasan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mereka sendiri, sehingga akan memperburuk suasana. Mereka yang pandai mencari muka atasan berebut untuk mendekat, sedangkan mereka yang benar-benar professional akan semakin tersisih. Atasan yang sok kuasa, jarang yang mampu untuk membangun kinerja team secara optimal.
Â
2.     Tidak sejalan antara kata dan perbuatan. Apa yang bisa dipegang dari seorang manusia selain kata-katanya? Maka setiap kata yang diucapkan oleh seorang atasan adalah jaminan dari perilaku dan tindakannya. Sikap plin-plan, sangat membingungkan bawahan. Kebiasaan untuk âmenelan ludah sendiriâ, menyebabkan hilangnya kepercayaan dari bawahan. Menyuruh bawahan berdisiplin sedangkan dirinya sendiri bertindak sesuka hati, sangat menyebalkan bagi bawahan.
Â
3.     Melempar tanggungjawab kepada bawahan. Fungsi atasan adalah untuk memastikan bahwa setiap orang yang ada dalam unit kerja yang dipimpinnya dapat menjalankan perannya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Jika hasilnya tidak sesuai harapan, maka kewajiban atasan untuk mengambil tanggungjawab; lalu mengambil langkah-langkah perbaikan. Selain menandakan ketidakmampuan dalam memimpin, melempar tanggungjawab juga sangat melukai perasaan bawahan. Makanya, atasan yang seperti itu   sangat dibenci oleh bawahan.
Â
4.     Mengklaim keberhasilan team sebagai prestasi pribadinya. Tidak ada prestasi tinggi yang kita buat sendirian. Pasti ada kontribusi orang lain dalam setiap pencapaian tinggi yang kita raih. Apalagi jika kita berada pada posisi yang tinggi; pastilah orang-orang yang kita pimpin lebih banyak bekerja daripada kita. Memang benar, ada kontribusi kepemimpinan kita yang menyebabkan mereka bekerja dengan baik. Namun, kepemimpinan sama sekali tidak memiliki makna tanpa mereka yang kita pimpin. Jadi, mengklaim pencapaian team seolah-olah prestasi atasan semata sungguh berlawanan dengan logika maupun hati nurani.
Â
5.     Sering menghilang, pada saat seharusnya berada di tempat. Memang benar, kinerja bagus bawahan tanpa kehadiran atasan menunjukkan efektivitas kepemimpinan. Tetapi, jika atasan sering menghilang pada saat seharusnya mereka ada; memperlihatkan adanya masalah dalam kepemimpinan. Jika berada di luar kantor pada jam kerja, maka seharusnya itu untuk urusan dan kepentingan kantor juga. Berada dimanapun tetap tepat, jika seorang atasan focus kepada tugas-tugas yang harus diembannya sebagai seorang pemimpin.
Â
Kematangan kepemimpinan seseorang bukanlah status yang statis, melainkan sebuah proses dinamis yang berjalan dari waktu ke waktu. Satu hal yang berlaku secara universal; atasan yang baik itu, pasti dihormati dan disegani oleh bawahannya.
Â
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 19 Mei 2011
Book Author & Master Trainer Natural Intelligence
http://www.dadangkadarusman. com/training- programs/
Contact person in-house training: Ms. Vivi - 0812 1040 3327
Â
Catatan Kaki:
Salah satu penyebab mengapa seorang atasan âtidak dianggapâ oleh bawahan adalah karena dia tidak berperilaku sesuai norma dan nilai-nilai yang berlaku secara universal.
Â
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Â
Follo DK twitter@dangkadarusman
Follow DK on Twitter @dangkadarusman
- 4.
-
(puisi) Cintaku Kepada Angin dan Hujan
Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com
Fri May 20, 2011 5:32 am (PDT)
*Cintaku Kepada Angin dan Hujan*
*Oleh: Fiyan Arjun*
*FB:fiyanarjun@gmail.com
*
seperti hembusan angin semesta itulah
cintaku kepadamu
membawamu ke tempat yang tak pernah
kusinggahi
damai,
hening;
dan mewangi
walau waktu telah membungkusku dalam
keterasingan
dan aku seperti musafir papa yang tak tahu
arah melangkah
hingga saat kusadari aku masih terbungkam
dalam kalimahkalimah tak bertaklik
dimana kuberada aku pun tak tahu
yang kuketahui angin telah membawaku
untuk bersamanya
seperti hujan merindu itulah
cintaku kepadamu
memberikan kesejukan disaat kerontang meraja
di kerongkonganku
dan aku seperti tumbuhan meranggas
yang tumbuh di tanah
kering,
kerontang.
dan tandus
membuat cintaku tak bersemi disaat
musim gugur telah berganti
dan entah kuhantar kemana cinta ini?
ternyata hujan telah menghanyutkan taman cinta
yang telah kusemai bersamanya
kini angin dan hujan telah menjadi satu
dengannya
tanpa ada yang kusesali
* Tanah Betawi,15052011*
- 5.
-
(no subject)
Posted by: "oom badriah oom" venus_shining@yahoo.com venus_shining
Fri May 20, 2011 8:32 am (PDT)
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar