Kamis, 19 Mei 2011

[daarut-tauhiid] Tiga Ucapan Untuk Tiga Kondisi (oleh Ihsan Tandjung)

*Tiga Ucapan Untuk Tiga Kondisi*

oleh Ihsan Tandjung


Hidup di dunia bagi seorang mukmin merupakan daftar panjang menghadapi aneka
ujian yang datang dari Allah Sang Pencipta Yang Maha Berkehendak lagi Maha
Kuasa. Terkadang hidup diwarnai dengan kondisi suka dan terkadang dengan
kondisi duka. Seorang mukmin tidak pernah mengeluh apalagi menyalahkan Allah
ketika sedang diuji dengan kesulitan hidup. Ia selalu berusaha untuk tetap
bersabar manakala ujian duka melanda hidupnya. Sebaliknya seorang mukmin
tidak bakal lupa bersyukur tatkala sedang diuji dengan karunia kenikmatan
dari Allah. Demikian indah dan bagusnya respon seorang mukmin menghadapi
aneka ujian hidup sehingga Nabi Muhammad *shollallahu 'alaih wa
sallam*mengungkapkan ketakjuban beliau.

"Sungguh menakjubkan urusan orang beriman! Sesungguhnya semua urusannya
baik. Dan yang demikian tidak dapat dirasakan oleh siapapun selain orang
beriman. Jika ia memperoleh kebahagiaan, maka ia bersyukur. Bersyukur itu
baik baginya. Dan jika ia ditimpa mudharat, maka ia bersabar. Dan bersabar
itu baik baginya." (HR Muslim 5318)

Bahkan Nabi Muhammad *shollallahu 'alaih wa sallam* mengajarkan kita agar
memberikan respon yang sesuai untuk setiap kondisi ujian yang sedang datang
kepada diri seorang mukmin. Dalam hadits di bawah ini sekurangnya Nabi
mengajarkan tiga jenis ucapan berbeda untuk merespon tiga jenis kondisi
ujian yang menghadang seorang mukmin dalam hidupnya di dunia.

"Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji)
kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia
beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah
hendaklah mengucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa
billaahil'aliyyil'adzhim." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)" (HR. Al-Baihaqi dan
Ar-Rabii')

Pertama, saat menghadapi kondisi memperoleh kenikmatan. Dalam kondisi
seperti ini seorang mukmin diharuskan mengucapkan pujian bagi Allah, yaitu
mengucapkan *Alhamdulillah*. Sebab dengan dia mengucapkan kalimat yang
menegaskan kembali bahwa segala karunia berasal hanya dari Allah, maka
berarti ia menutup segala celah negatif yang bisa jadi muncul dan diolah
setan, yaitu menganggap bahwa kenikmatan yang ia peroleh adalah karena
kehebatan dirinya dalam berprestasi. Setan sangat suka menggoda manusia
dengan menanamkan sifat *'ujub* atau bangga diri bilamana baru meraih suatu
keberhasilan atau kenikmatan. Manusia dibuat lupa akan kehadiran Allah yang
pada hakekatnya merupakan sumber sebenarnya dari datangnya kenikmatan. Jika
Allah tidak izinkan suatu kenikmatan sampai kepada seseorang bagaimana
mungkin orang tersebut akan pernah dapat menikmatinya?

Sebenarnya dalam kehidupan di dunia kenikmatan Allah senantiasa tercurah
kepada segenap hamba-hambaNya. Bahkan jumlah nikmat yang diterima setiap
orang selalu saja jauh melebihi kemampuan orang itu untuk mensyukurinya.
Jangankan kemampuan bersyukur seseorang melebihi nikmat yang ia terima dari
Allah, bahkan sebatas mengimbanginya saja sudah tidak akan pernah sanggup.
Maka, saudaraku, marilah kita lazimkan diri untuk sering-sering mengucapkan
kalimat *tahmid*, baik saat kita menyadari datangnya nikmat maupun tidak.

Kedua, saat merasa berada dalam kondisi rezeki sedang diperlambat. Dalam
kondisi seperti ini seorang mukmin disuruh untuk banyak mengucapkan kalimat
*istighfar*. Kalimat *istighfar* berarti kalimat mengajukan permohonan agar
Allah mengampuni dosa-dosa kita. Nabi Hud menyuruh kaumnya untuk
beristighfar dan menjamin bahwa dengan melakukan hal itu, maka hujan deras
bakal turun. Istilah "hujan" di dalam tradisi ajaran Islam seringkali
bermakna rezeki. Sehingga kaitannya menjadi sangat jelas. Orang yang sedang
merasa rezekinya lambat atau seret kemudian ia beristighfar, maka ia sedang
berusaha mengundang turunnya hujan alias rezeki dari Allah.

"Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu
bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras
atasmu." (QS Hud ayat 52)

Ketiga, kondisi sedang dilanda kesusahan dalam suatu masalah. Menghadapi
kondisi seperti ini Nabi *shollallahu 'alaih wa sallam* menyuruh seorang
mukmin untuk membaca kalimat *Laa haula walaa quwwata illaa
billaahil'aliyyil'adzhim*. Kalimat ini sungguh sarat makna yang bermuatan
aqidah. Bayangkan, kalimat ini bila diterjemahkan menjadi: Tiada daya dan
tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha
Agung. Kalimat ini kembali mengingatkan kita akan pentingya kemantapan iman
Tauhid seorang mukmin. Begitu si mukmin membaca kalimat tersebut dengan
penuh pemahaman, penghayatan dan keyakinan, maka saat itu juga jiwanya akan
meninggi dan berusaha menggapai kekuatan dan pertolongan Allah yang Maha
Kuat lagi Maha Terpuji. Bila Allah telah mengizinkan kekuatan dan
pertolonganNya datang kepada seseorang, maka masalah manakah yang tidak
bakal sanggup diatasinya?

Oleh karena itu, sekali lagi kami tegaskan, Islam sangat mencela sikap
ketergantungan seseorang kepada selain Allah saat menangani masalahnya.
Hanya Allah tempat bergantung, tempat kembali dan tempat memohon
pertolongan. Hanya Allah tempat kita ber-tawakkal. Malah seorang mukmin
tidak boleh ber-tawakkal kepada dirinya sendiri.

"Wahai Allah Yang Maha Hidup, wahai Allah Yang Senantiasa Mengurusi, tidak
ada tuhan selain Engkau, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan,
perbaikilah keadaan diriku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan nasibku
kepada diriku sendiri (walau) sekejap mata, tidak pula kepada seorang
manusiapun." (HR Thabrani 445)

http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/tiga-ucapan-untuk-tiga-kondisi.htm

1/13/2010 5:31 AM


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: