Minggu, 15 Mei 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3392

Messages In This Digest (13 Messages)

Messages

1a.

Re: Artikel: Menempatkan Diri Di Era Talent War

Posted by: "humairayusuf" humaira_ys@yahoo.com   humaira_ys

Sat May 14, 2011 8:32 am (PDT)



Pak Dadang,..sangat bermanfaat informasinya....boleh di review di blog saya ya ....?

Tq.

Mira Humaira

--- On Mon, 5/9/11, Dadang Kadarusman <dkadarusman@yahoo.com> wrote:

From: Dadang Kadarusman <dkadarusman@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Artikel: Menempatkan Diri Di Era Talent War
To: dkadarusman@yahoo.com
Date: Monday, May 9, 2011, 8:10 AM

 

Artikel: Menempatkan Diri Di Era Talent War
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Perang paling sengit di zaman baru bukanlah yang menggunakan senjata perenggut nyawa seperti senapan otomatis, rudal nuklir, dan pesawat tempur. Anda tahu perang apa yang saya maksud? Anda benar. Perang talenta, atau talent war. Dalam talent war, ada sebuah ciri yang sangat khas yaitu; perusahaan bersedia membayar mahal seseorang yang dibajak dari perusahaan lainnya.
 
Disaat begitu banyak orang berteriak tentang bayaran yang rendah, mengomelkan keputusan manajeman yang tidak berpihak kepada karyawan, mengeluhkan kesejahteraan yang tidak kunjung meningkat; lha kok ada yang diburu oleh perusahaan untuk ditawari imbalan yang melambung tinggi? Ini zamannya talent war, lho. Maka begitulah hukumnya. Apakah Anda mau hanya menjadi penonton saja atau menjadi bagian dari talenta-talenta yang diperebutkan itu? Jika Anda tertarik untuk ikut menjadi karyawan yang diperebutkan  di era talent war ini, maka saya ingin menghadiahkan 5 hal yang bisa mendukung Anda. Berikut ini adalah uraiannya.
 
1.      Membangun prestasi ditempat kerja saat ini. Nilai jual Anda akan sangat rendah jika di tempat bekerja saat ini Anda tidak berprestasi. Jadi sebelum Anda memutuskan untuk terjun ke arena talent war, Anda harus terlebih dahulu menunjukkan prestasi yang tinggi di tempat kerja. Banyak orang yang gerah dengan tempat kerjanya sehingga bekerja asal-asalan, namun mengharapkan ada perusahaan lain yang
membajaknya. Bisa Anda bayangkan bagaimana seandainya perusahaan yang akan mempekerjakannya tahu prestasi buruknya di kantornya sekarang?
 
2.      Membangun keahlian. Bukan hanya Anda yang bisa berprestasi di kantor, melainkan juga ribuan bahkan jutaan orang lainnya. Mereka itu pesaing Anda di era talent war. Jadi setelah berprestasi, maka Anda harus memiliki keunggulan lain yaitu keahlian. Apakah itu keahlian? Kemampuan langka yang Anda miliki dan sangat sulit ditandingi oleh orang lain. Itulah saatnya Anda disebut seorang ahli alias
expert. Temukan kehalian langka Anda, maka harga Anda menjadi sangat mahal sekali.
 
3.      Membangun reputasi. Coba perhatikan betapa banyaknya orang hebat dalam berbagai bidang namun namanya sama sekali tidak dikenal di luar ruang kerjanya. Ditempat lain ada orang-orang yang selain hebat juga namanya berkibar dimana-mana.  Menurut pendapat Anda, perusahaan yang bagus di luar sana akan membajak siapa?
 
4.      Membangun kesiapan untuk berkontribusi. Salah satu sifat jelek head hunter adalah mereka tidak melakukan seleksi komprehensif atas para kandidat yang 'dijualnya' kepada perusahaan pengguna. Cukup wawancara makan siang sebentar, lalu semuanya dianggap sudah memadai. Makanya banyak kandidat yang hanya bagus diatas kertas, namun setelah diterima bekerja tidak mampu memberi kontribusi nyata. Ingatlah, bayaran besar itu selalu diikuti oleh tuntutan
kontribusi yang besar, sehingga dalam takent war, perusahaan mencari mereka yang benar-benar bisa berkontribusi tinggi.  
 
5.      Membangun kesanggupan untuk menyesuaikan diri. Setiap perusahaan memiliki budaya, system nilai, maupun kebijakan yang sangat mungkin berbeda dengan kantor dimana Anda bekerja saat ini. Penting untuk memahami hal itu sebelum Anda mulai bekerja. Jika Anda dibajak oleh perusahaan itu, maka tidak ada cara lain untuk bisa bertahan disana kecuali menyesuaikan diri dengan system nilai yang berlaku disana. Jika tidak, maka Anda akan dianggap tidak compatible dengan
perusahaan itu sehingga akan menghambat karir Anda dalam jangka panjang. Atau, bahkan Anda bisa didiskualifikasi hanya dalam beberapa bulan.
 
Era talent war menyediakan beragam kesempatan yang menggiurkan bagi karyawan. Bukan hanya imbalan besar yang mereka tawarkan, melainkan juga posisi dan peluang pengembangan yang lebih tinggi. Meskipun Anda tidak berencana untuk pindah kerja, tetapi ada baiknya juga Anda mempersiapkan diri dengan menerapkan ke-5 hal yang saya sarankan diatas untuk kebaikan Anda sendiri.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 9 Mei 2011
Natural Intelligence Contemplator -  www.dadangkadarusman.com
Contact person in-house training: Ms. Vivi - 0812 1040 3327
 
Catatan Kaki:
Dalam keadaan penuh perdamaian pun para tentara terus berlatih perang. Dalam keadaan betah bekerja disana pun sebaiknya Anda berlatih perang talenta. 
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman

2a.

Bls: [sekolah-kehidupan] dicari relawan untuk di jadikan obyek penel

Posted by: "Zulfikar saif" zulfik_org@yahoo.co.id   zulfik_org

Sat May 14, 2011 8:32 am (PDT)



ada, tapi ustadz saya, bisa dihubungi di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Muhammad Natsir, namanya Pak Misbah yang berdomisili di Cipayung.

--- Pada Sen, 2/5/11, De Pita <nazhimah7989@yahoo.co.id> menulis:

Dari: De Pita <nazhimah7989@yahoo.co.id>
Judul: [sekolah-kehidupan] dicari relawan untuk di jadikan obyek penelitian skripsi
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 2 Mei, 2011, 8:40 AM

 

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

saat ini saya sedang mencari relawan yang concern dalam pemberdayaan Masyarakat untuk menjadi obyek penelitian skripsi saya yang berjudul "Potret Relawan Ibu Kota: Analisis Kepedulian Masyarakat Kota terhadap Pemberdayaan Masyarakat Islam."

Adapun kriterianya:

1. Independen: dalam aktifitas pemberdayaan masyarakat tidak terikat pada lembaga (LSM dll). Kecuali lembaga tersebut dibentuk dalam rangka pemberdayaan masyarakat tersebut (lembaga ada setelah adanya program pemberdayaan)

2. Belum pernah di publish di media.

jika ada yang berminat, atau memiliki refrensi mengenai orang yang saya maksud dapat menghubingi saya di nomor 0856 9106 2407 atau via email: nazhimah7989@yahoo.co.id atau Fb: de_pita20@yahoo.co.id

terima kasih atas perahatiannya

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

3a.

Re: [catcil] Udel, bulu mata, dan nggak sekolah :D

Posted by: "timbar hyakue" teamburger@yahoo.com   teamburger

Sat May 14, 2011 8:32 am (PDT)



hihihihi ... serasa berada diantara fahmi, fahimah dan fattah ... :) terimakasih udah berbagi :)

--- On Mon, 5/9/11, asma_h_1999 <asma_h_1999@yahoo.com> wrote:

From: asma_h_1999 <asma_h_1999@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [catcil] Udel, bulu mata, dan nggak sekolah :D
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Monday, May 9, 2011, 3:02 AM

 

hahahaha...pinterrrr dan lucu. Temen tantenya siapa dulu dong

as

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, novi khansa' <novi_ningsih@...> wrote:

>

> Ada aja tingkah bocah-bocah di rumah ^_^

> Yah, wajar anak-anak.. tapi tetep aja lucuuuuu.

>

> Udel

> Fattah usianya 3 tahun kurang

> Fattah melihat badannya dan menemukan udel. Kemudian, dia minta ke kamar mandi dan menyiram udelnya...

> Fattah: masih ada

> menyiram lagi

> Fattah: masih ada...

>

> Fattah: Fattah nggak mau ada ini.... *nunjuk udelnya

>

> Terus, kakak-kakaknya nunjukin kalau semua juga punya udel :D

>

> *bingung, deh bisa-bisanya mikir ngilangin udel dengan disiram air :D

>

> bulu mata

> Fahmi, kembaran Fahimah usianya 5 tahun kurang 12 hari

> Bulu matanya agak beda dengan saudara-sudaranya yang lain...

> bulu

> matanya itu lurus dan panjang. Kalau pertama lihat dia, kita akan

> tertuju pada bulu matanya itu. Mata Fahmi juga bulat dan besar... wajar

> kali ya kalau bulu matanya panjang kayak tirai, hehe...

>

> Nah, orang dewasa di rumah, termasuk saya suka komentar...

> "Bulu mata Mi panjang, ya..."

> Nggak ada maksud apa-apa... cakep aja dan lucu, hehe.. beda dengan kembarannya, Fahimah, yan bulu matanya lentik.

>

> Suatu kali, mbah menemukan Fahmi memegang gunting... katanya untuk motong bulu matanya... waduuuh,,,

> Ketika lain kesempatan ditanya, kenapa mau motong bulu mata itu, Fahmi bilang...

> "Bulu matanya kepanjangan." hayaaaah

>

> Nggak sekolah

> Pagi itu, Fahimah sudah berpenampilan cantik dengan jilbab barunya. Fahimah ingin ke mall bersama salah satu mbak di rumah.

> Aku: "Lho, kok ga sekolah?"

> Fahimah: "Mi mencret" sambil menyebut nama kembarannya

> Aku: *masih nggak nyambung

> Ealah.... Fahmi yang sakit, Fahimah juga nggak sekolah :D

> Udah beberapa kali, kalau salah satu kembar sakit, yang satunya ikut ngga sekolah :D

> Beberapa kali sebenernya juga kejadian, satu sakit yang lain juga sakit...

>

>

> Pas

> nulis ini, Fahimah lagi jalan-jalan sama mbak, Fahmi lagi di dekatku,

> coret-coret buku, bulu matanya juga masih panjang :D, dan Fattah masih

> punya udel... tapi sekarang lagi kurang sehat karena batuk. Doain yaaa

> ^_^

>

>

> ***

>

> "Anda adalah cermin dari pikiran-pikiran Anda Sendiri"

> (Syekh Muhammad Al Ghazali)

>

> ***

>

>

>

> novi_khansa'kreatif

> ~Graphic Design 4 Publishing~

> YM : novi_ningsih

> http://akunovi.multiply.com

> http://novikhansa.wordpress.com/

>

4.

Gol A Gong berbagi tips menulis di Be A Writer Surabaya!

Posted by: "prita hw" prita_hw@yahoo.com   prita_hw

Sat May 14, 2011 8:32 am (PDT)



Siapa yang tak kenal Gol A Gong?
Hampir semua insan yang hobi menulis, menggemari buku, penyuka majalah Hai era
lama, juga kawan2 yg bergiat di taman baca masyarakat, pasti akrab dengan nama
yang satu ini.

Tapi, buat yg belum kenal, nih bocorannya :
Gol A Gong adalah pengarang novel produktif, penulis ratusan skenario TV, dan
pendiri komunitas baca RUMAH DUNIA di kampung Ciloang, Serang, Banten. Gol A
Gong sudah menulis 70 novel; Balada Si Roy (Gramedia), Pada-Mu Aku
Bersimpuh (Mizan), Al-Bahri (Asy-Syaamil), Musafir (Salamadani), Aku Anak
Matahari (Salamadani), The Journey (Salamadani), Labirin Lazuardi (Tisrra),
Kupu-kupu Pelangi(Mizan), Miracle (GagasMedia), Lewat Tengah
Malam (GagasMedia), Dua Matahari (Zikrul Hakim), novel anak berseri "Ayo
Sekolah" (Zikrul Hakim), Lukisan (Balai Pustaka) dan masih banyak lagi.. Pernah
bekerja sebagai wartawan di Gramedia Group (1988-1990), sebagai senior creative
di RCTI (1996-2008), Asisten manejer Banten TV (2009), ikut membidani kelahiran
penulis muda bersama Forum Lingkar Pena, melahirkan banyak wartawan di Koran
lokal (Radan Banten dan Banten Raya Post), penulis novel berbakat dan penulis
skenario TV lokal dan nasional di "Kelas Menulis Rumah Dunia". Gol A Gong juga
menjabat sebagai Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia periode
2010-2015. Saat ini, Gol A Gong menikmati perannya sebagai Direktur Gong
Publishing yang didirikannya dan sudah menerbitkan lebih dari 13 buku
(www.tokorumahdunia.com)

Wuih, panjang banget ya?!
Kali ini, temen2 di Surabaya berkesempatan menimba ilmu langsung dari
masternya...

So, daftarin diri kalian di :
Workshop Menulis 'Be A Writer' bareng Gol A Gong
Minggu, 22 Mei 2011, di Rg.Seminar PPIC, Kapas Krampung Plaza Sby
Pk. 08.00-17.00

Tiket :
50rb (fasilitas : handout, sertifikat, lunch)
100rb (fasilitas : novelet 3 ombak, handout, sertifikat, lunch)

Event ini juga rangkaian peringatan hari buku nasional yang jatuh 17 Mei dan
juga merupakan roadshow pembebasan tanah Rumah Dunia, Serang utk diperluas
menjadi Taman Budaya yg akan menyemarakkan literasi di Serang, Banten^^

Tunggu apa lagi,
pendaftaran via Rasyuqa (085733021186), Prita (087851729070)

Transfer via Bank Mandiri cab.Unair : 14100 108 74725

Peserta dibatasi 100 orang pertama.
-Jabat eratku-
Prita HW.
Koordinator Insan Baca087851729070
www.pritahw.multiply.com

5.

Aku Percaya, Aku Beruntung..tung..tung !

Posted by: "+ Made Teddy Artiana +" made.t.artiana@gmail.com

Sat May 14, 2011 8:32 am (PDT)



*Aku Percaya, Aku Beruntung..tung..tung !*

by Made Teddy Artiana

*Photographer, Event Organizer & Writer*

Hampir disetiap pertemuan dengan seseorang yang ku anggap telah sukses,
selalu saja ada godaaan untuk melontarkan pertanyaan berikut : �Tips nya apa
nih Pak supaya sukses seperti Bapak ?� Hampir dapat dipastikan jawaban yang
selalu saya terima adalah : �Bekerja keras.�

Sebagian orang tentu sependapat dengan ku, bahwa jawaban itu klise dan
standard banget. Celakanya, walaupun berulang kali menerima jawaban yang
itu-itu saja, rupanya aku tidak pernah kapok. Hingga suatu saat, dalam
sebuah kesempatan aneh, aku berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan
seorang sahabat yang notabene ada pengusaha yang sangat sukses. Tetapi
lucunya ketika pertanyaan serupa aku lontarkan, agak mengejutkan karena
jawaban yang kuperoleh sangat berbeda.

Menurut nya seorang yang berada pada golongan kaya, menengah atau miskin
dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.

80% hoki, 20% kerja keras adalah ciri orang kaya

50% hoki, 50% kerja keras adalah ciri orang menengah

20% hoki, 80% kerja keras adalah ciri orang miskin

Kita mulai dari bawah keatas.

Jadi rumusan itu dapat diartikan begini, jika kerja keras Anda itu 80%
tetapi hanya menghasilkan sedikit, itu berarti hoki(baca : keberuntungan)
Anda hanyalah 20% dan Anda sudah pasti berada pada lapisan �orang miskin�.

Nah jika, kerja dan hasil Anda sebading, dalam artian 50% kerja, 50% hoki,
dapat dipastikan Anda berada pada lapisan kedua, alias kelas menengah.

Hal yang sama berlaku pada lapisan teratas atau golongan orang kaya. Anda
akan segera berangkat kearah kaya, jika hoki Anda 80%, sehingga hanya
dibutuhkan kerja keras sebanyak 20%.

Pertama kali ketika mendengar formula itu aku pribadi spontan membantah nya
: �Kok bisa ?� Apalagi jika mendengar kata �hoki� serta merta pikiranku
terarah pada sesuatu yang bersifat �bawaan� atau �anugerah� atau �dari
sononya� alias nggak bisa dipaksain. Wong udah nggak hoki gitu loh�kira-kira
demikian.

Sedari dulu memang aku agak alergi dengan satu kata itu. Tetapi jujur aku
tidak punya nyali untuk berdebat dengan �orang kaya raya� yang sekarang
duduk di depan hidungku ini. Dia tidak hanya punya teori, tapi juga bukti. *
Ngedumel* dalam hati adalah pelampisan terbaik disaat-saat seperti ini.
Namun syukurlah, menurut sahabat ku tersebut, hoki itu bisa diciptakan. Bisa
direkayasa. Oh ya ? Sure !

Langkah pertama, ketahui dulu apa sih yang mengundang keberuntungan itu.

Langkah kedua, berubah.

Langkah ketiga, membiasakannya.

Mendidik diri untuk terbiasa menerapkan hal itu hingga environment hoki itu
terekam di alam bawah sadar kita dan pada saat diperlukan
�jreeeeeeng!!!�otomatis nongol kepermukaan.

Orang kaya raya itu kemudian memberikan contoh yang sangat sederhana. Naik
sepeda. Waktu baru belajar, minta ampun susahnya, babak belur, benjut dan
sebagainya itu sudah biasa. Pernah bertemu orang yang baru belajar naik
sepeda yang tidak pernah jatuh ? Rasanya tidak pernah. Tetapi segalanya
menjadi berbeda, ketika kita sudah menguasai sepeda itu. Kini pertanyaanya
adalah pernah bertemu orang yang telah mahir bersepeda dan berpikir keras
setiap ingin mengayuh pedal nya ? Jawabannya persis sama. Rasanya tidak
pernah.

Demikianlah juga dengan kebiasaan-kebiasaan yang �berkuasa� untuk mengundang
hoki. Lagi-lagi menurut sahabat ku itu, ia menganjurkan untuk senantiasa
berlatih hingga ketrampilan mengundang hoki itu sungguh-sungguh terekam dan
menjadi kebiasaan yang mendarah daging di alam bawah sadar kita. Ditanggung
kerja keras Anda tersisa hanya 20%, karena yang 80% sudah di handle oleh
binatang bernama �hoki�.

Bicara soal hoki, tiba-tiba saja aku teringat sebuah quote milik Thomas
Lanier Williams III atau yang lebih dikenal dengan nama Tennessee Williams.
Penulis sandiwara kelas dunia yang sangat tersohor disekitar tahun 1930-1983
dan telah banyak menerima penghargaan. Beliau sempat sedikit berceloteh
tentang hoki. �Luck is believing you're lucky.�

Ini good news bagi ku. Karena menurut ku, kalimat ini dapat dijadikan
starting point yang cukup bagus untuk mulai menarik hoki kepangkuan kita.
Untuk mengundang hoki datang, sangat simple : mempercayai bahwa kita
beruntung.

Satu hal lagi, ijinkan aku sedikit mengutip sebuah kalimat dari seorang yang
paling bijaksana yang pernah hidup didunia ini, Raja Solaiman, namanya,
dalam sebuah syair beliau pernah menulis : �Percuma saja bekerja keras
mencari nafkah, bangun pagi-pagi dan tidur larut malam; sebab TUHAN
menyediakannya bagi mereka yang dikasihi-Nya, sementara mereka sedang tidur.


Menggelitik memang. Apakah segalanya ini terlalu disederhanakan ? Ataukah
memang demikian sederhana, hanya saja karena campur tangan kita ini,
manusia-manusia yang sering menganggap dirinya begitu pandai, akhirnya malah
merumitkan segala yang sesuatu.

Yang sebenarnya sederhana, jadi ribet..hehehehe !! (*)

* *

*MTA di Majalah SWA*

http://swa.co.id/?s=made+teddy+artiana

*MTA di Majalah Human Capital*

http://www.portalhr.com/majalah/edisiterbaru/bisnis/1id1549.html

*MTA di Majalah Bahana*

http://www.ebahana.com/warta-2162-Dari-Hobi-Datanglah-Rejeki.html
6.

Artikel: Strategy Agar Atasan Sayang Kepada Anda

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sat May 14, 2011 8:32 am (PDT)



Artikel: Strategy Agar Atasan Sayang Kepada Anda
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Hubungan atasan dan bawahan itu unik. Tidak terlalu jelas antara harmonis dan ribut-ributnya. Atasan yang terlihat kompak dengan bawahan pun masih sering digunjingkan di kantin dan warung kopi. Atasan yang terlihat galak, ternyata sangat peduli kepada bawahannya.  Sebagai bawahan, kita sering merasa paling benar, atau merasa sebagai orang yang tertindas sehingga memiliki hak untuk menghujat atasan. Apakah atasan Anda memang seburuk itu?
 
Biasanya ketidaksukaan bawahan pada atasan bukan disebabkan oleh perilaku buruk atasan, melainkan karena dia merasa kurang diperhatikan atau kurang disayang. Mereka menilai atasannya pilih kasih, misalnya. Padahal, membuat atasan sayang kepada Anda itu gampang lho. Saya memiliki 5 strategy yang jika dilakukan oleh bawahan,  atasan manapun pasti menyayanginya. Apa saja ke-5 strategy itu?  Berikut ini uraiannya.
 
1.      Menyelesaikan penugasan sampai tuntas dan tepat waktu.  Setiap atasan sangat senang jika anak buahnya dapat menuntaskan tugasnya dengan tepat waktu. Meskipun jarang ditunjukkan dalam bentuk pujian, atasan Anda merasa senang setiap kali pekerjaan yang diberikannya kepada Anda dapat diselesaikan dengan baik. Mengapa? Karena kualitas kerja dan pemenuhan time line-nya secara keseluruhan dipengaruhi oleh kemampuan Anda dalam menangani tugas yang menjadi tanggungjawab bagian Anda.
 
2.      Bersikap mandiri dalam menjalankan fungsi Anda. Sungguh sangat melelahkan memimpin anak buah yang harus selalu diawasi, ditongkrongi, dan miskin inisiatif. Bawahan seperti itu seharusnya segera diganti oleh yang lain karena memperlambat kinerja team. Jika Anda bisa mandiri dalam menjalankan fungsi Anda, maka atasan Anda akan mempertahankan Anda. Bahkan boleh jadi, dia akan memberi lebih banyak tanggungjawab kepada Anda karena dia percaya kepada kemampuan dan integritas Anda. Bukankah ini indikasi dia sayang pada Anda?
 
3.      Tidak menuntut melebihi wewenang Atasan. Banyak bawahan yang mengira atasannya tidak peduli dengan kesejahteraan atau penentu keputusan penting lainnya semisal persentase kenaikan gaji atau besaran bonus tahunan. Ketidakpuasan mereka ditumpahkan kepada atasannya, padahal boleh jadi dia telah melakukan yang terbaik bagi anak buahnya. Hal itu tentu sangat mengesalkan. Pahamilah bahwa atasan Anda memiliki keterbatasan wewenang, khususnya mereka yang berada di level middle management. Kalaupun Anda harus mengklarifikasinya, lakukanlah tanpa melibatkan emosi ataupun prasangka. Tunjukkan pemahaman, empati, dan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan atasan untuk Anda.
 
4.      Sesuaikan diri Anda dengan keunikan Atasan. Bagaimana pun juga, Anda membutuhkan atasan Anda. Sebagai orang yang butuh, sepantasnya Anda yang menyesuaikan diri dengan mereka. Mulailah dengan memahami cara berpikir serta preferensi atasan Anda. Jika dia orang yang suka dengan detail, maka siapkan laporan Anda dengan selengkap-lengkapnya. Jika dia seorang fragmatis, maka sederhanakan laporan Anda. Atasan Anda tidak memiliki banyak waktu untuk mengulangi penugasan yang diberikannya kepada Anda sampai Anda menyelesaikannya sesuai dengan kebutuhannya. Sesuaikan diri Anda dengan keunikan Atasan Anda, bukan menggerutu pada ketidakcocokan Anda dengan gayanya. Percaya sama saya; jika Anda bisa, Anda akan disayang oleh atasan.
 
5.      Tiru perilaku positif Atasan Anda. Atasan yang hebat itu dicirikan dengan keuletan, kedisiplinan dan focus kepada kinerja tinggi. Jika Anda memiliki atasan seperti itu, Anda harus bersyukur, bukan malah merasa tertekan karenanya. Jika Anda bisa meniru sikap positifnya maka semakin lama Anda akan mencapai kualitas setinggi dia. Percayalah, atasan Anda sangat suka orang yang mengikuti perilaku positifnya. Pada diri Anda, dia melihat dirinya. Maka akan sangat mudah bagi Anda untuk mendapatkan kasih sayangnya.
 
Banyak penelitian yang menunjukkan ketidakseimbangan hubungan atasan dan bawahan. Semua penelitian yang saya baca selalu memposisikan atasan sebagai pihak yang tidak mampu memimpin atau gagal menyesuaikan gaya kepemimpinannya kepada bawahan. Mulai hari ini – saya, Dadang Kadarusman – menyarankan cara pendekatan yang berbeda; ayo hentikan berfokus kepada kekuarangan atasan. Karena seperti ke-5 tindakan yang saya jelaskan diatas; kunci hubungan yang positif, produktif, dan kontributif itu justru berada di tangan bawahan. Apakah Anda siap menjadi bawahan yang disayangi oleh atasan Anda? Silakan praktekkan ke-5 strategy diatas.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 10 Mei 2011
Natural Intelligence Contemplator
Contact person training: Ms. Vivi - 0812 1040 3327
www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Menuntut atasan untuk menyesuaikan cara memimpinnya dengan bawahan sudah menjadi rumus umum yang agak usang. Sekarang, saatnya kita sebagai bawahan yang menyesuaikan diri dengan atasannya. Cara itu dijamin lebih efektif.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
 
Follo DK twitter@dangkadarusman

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
7a.

Re: salam kenal semua...

Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com

Sat May 14, 2011 8:33 am (PDT)



saya juga masih belajar kok...met bergabung yaa...lam kenal yaa...

2011/4/28 zulfik_org <zulfik_org@yahoo.co.id>

>
>
> saya ingin sekali banyak belajar disini, mohon bimbingannya...
>
>
>

--
"Books inside you"
Fiyan 'Anju' Arjun
Anju Online Bookshop
Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
www.bukumurahku.multiply.com
fb:bujangkumbanf@yahoo.co.id
Tlp:(021) 7379858
Hp:0852-8758-0079
8.

Artikel: Mengatasi Rasa Bosan Di Kantor

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sat May 14, 2011 8:33 am (PDT)



Artikel: Mengatasi Rasa Bosan Di Kantor
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Sudah berapa tahun Anda menangani tugas-tugas dikantor itu? Jika masih baru, mungkin Anda merasa senang dengan pekerjaan itu. Tapi kalau sudah bertahun-tahun, apakah Anda masih merasa senang juga? Bagus jika iya. Tapi jika Anda sudah mulai diserang oleh rasa bosan, maka Anda harus segera mencari jalan keluarnya. Apakah Anda sudah menemukan jalan keluar yang saya maksud?
 
Bagi saya, kebosanan itu adalah energy untuk berprestasi. Lho, kok bisa begitu? Tentu saja bisa jika tahu caranya sekaligus berkomitmen untuk menerapkannya dalam aktivitas kerja Anda sehari-hari. Tertarik untuk mengetahui caranya? Berikut ini 5 teknik handal untuk menjadikan kebosanan dikantor sebagai daya dorong keberhasilan karir Anda. 
 
1.      Ingatlah bahwa pekerjaan itulah yang menghidupi keluarga Anda. Tanyakan kembali apa tujuan Anda bekerja. Bukankah salah satunya untuk memperoleh nafkah atau penghidupan? Janganlah menunggu kehilangan pekerjaan terlebih dahulu untuk menyadari betapa pentingnya pekerjaan itu. Jika Anda bosan dengan pekerjaan, apakah Anda bosan juga dengan pendapatan yang Anda peroleh darinya? Jika masih membutuhkan pendapatan itu, maka Anda masih membutuhkan pekerjaan itu. Semakin kita mengingat betapa berharganya dia, semakin besar keinginan kita untuk menjaga dan menyelesaikannya sebaik-baiknya.
 
2.      Konsekuen dengan pilihan Anda. Tidak ada orang yang memaksa Anda untuk menerima pekerjaan ini. Anda boleh menolaknya kapan saja, bukan? Mungkin Anda merasa itu bukan pekerjaan yang Anda idamkan sehingga Anda tidak memiliki ikatan emosional yang mendalam. Silakan selalu mencari pekerjaan idaman itu, tapi sebelum Anda mendapatkannya; Anda tidak memiliki pilihan lain selain berprestasi pada pekerjaan saat ini. Mengapa? Karena tanpa prestasi bukan hanya karir Anda yang tidak berkembang, melainkan juga akan sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan lain yang Anda idamkan itu.
 
3.      Antusias dalam mengerjakan tugas-tugas Anda. Antusiasme memiliki energy positif sehingga Anda akan senang mengerjakan apapun jika dilakukan dengan antusias. Ciri adanya antusiasme adalah ketika Anda melakukannya dengan tersenyum, mencurahkan energi dan pikiran penuh, serta menyelesaikannya tanpa cela sedikitpun. Begitu Anda melihat hasilnya yang memuaskan, Anda tahu bahwa Anda adalah orang yang hebat dalam menyelesaikan penugasan. Dan sekarang, Anda siap untuk menyelesaikan penugasan lainnya dengan sama antusiasnya.
 
4.      Berinovasi dalam cara mengerjakan tugas-tugas Anda. Bagi kebanyakan orang rasa bosan dikantor  lebih disebabkan karena mereka telah melakukan aktivitas yang itu-itu saja selama bertahun-tahun. Siapa yang tidak akan bosan jika demikian? Maka dari itu, berinovasilah dengan pekerjaan Anda; maka pasti Anda akan menemukan hal baru yang menyenangkan. Gunakan pikiran kreatif, positif, dan produktif Anda untuk menemukan cara yang lebih menyenangkan dalam bekerja. Selain Anda sendiri akan senang, atasan dan teman-teman Anda juga akan memberikan kredit poin positif atas inisiatif Anda.
  
5.      Mintalah tugas-tugas tambahan kepada Atasan Anda. Jika Anda menggunakan waktu kerja sebaik-baiknya, saya yakin Anda memiliki banyak waktu yang masih tersisa di kantor. Daripada Anda gunakan waktu itu untuk melakukan hal-hal yang tidak jelas, lebih baik Anda datang kepada atasan. Lalu katakan kepadanya; "Pak, tugas saya sudah selesai. Bolehkah saya meminta tugas tambahan?" Selain Anda akan mendapatkan tugas baru yang tidak membosankan, Anda juga akan dinilai secara sangat positif oleh atasan. Percayalah, untungnya banyak buat Anda.
 
Hingga tarap tertentu kebosanan dikantor itu masih bisa ditolelir. Tetapi, jika kebosanan itu membuat Anda mengabaikan tanggungjawab maka itu sama artinya Anda menyia-nyiakan hidup. Mendingan Anda berhenti bekerja saja. Tapi, itu kan bukan pilihan yang baik?  Tetapi, coba lihat kembali ke-5 teknik yang saya jelaskan diatas. Bukankah dengan menerapkan ke-5 teknik itu Anda justru bisa mengubah kebosanan menjadi energy yang positif untuk mengembangkan karir Anda? 
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 11 Mei 2011
Natural Intelligence Contemplator
Contact person in-house training: Ms. Vivi - 0812 1040 3327
www.dadangkadarusman.com
 
 
Catatan Kaki:
Membiarkan diri terkurung dalam kebosanan adalah tanda dari sifat kekanak-kanakan. Sedangkan menggunakan kebosanan itu untuk menemukan cara kerja yang lebih menyenangkan merupakan tanda jika kita memiliki keceriaan khas anak-anak.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
 
Follo DK twitter@dangkadarusman

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
9.

Artikel: Meningkatkan Produktivitas Kerja Anda

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sat May 14, 2011 8:33 am (PDT)



Artikel: Meningkatkan Produktivitas Kerja Anda
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Salah satu faktor penentu utama kelangsungan hidup sebuah perusahaan adalah produktivitas kerja para karyawannya. Akhir-akhir ini ditengarai jika produktivitas kerja karyawan pada umumnya semakin hari semakin menurun, bukannya semakin meningkat. Alasannya macam-macam; jalanan yang semakin macet, sering pusing atau sakit perut, pelanggan semakin sulit dipuaskan dan lain sebagainya. Masalahnya, perusahaan tidak bisa hidup dengan alasan-alasan itu, melainkan dari produktivitas kerja karyawannya.  
 
Sayangnya, banyak karyawan yang menganggap frase produktivitas itu sebagai jargon perusahaan untuk memeras keringat mereka. Padahal, produktif atau tidaknya seorang karyawan sangat menentukan layak tidaknya dia untuk terus diberi kesempatan kerja. Perusahaan bisa mencari karyawan lain yang mau bekerja secara produktif. Sedangkan orang yang biasa tidak produktif, pasti sulit mendapatkan pekerjaan baru yang langgeng. Oleh sebab itu saya mengajak Anda untuk terus menerus meningkatkan produktivitas kerja Anda di kantor. Sebagai modalnya, saya uraikan 5 tindakan berikut ini.
 
1.      Mengoptimalkan waktu selama jam kerja Anda. Silakan cermati bagaimana Anda memanfaatkan waktu selama jam kerja. Apakah Anda 'beristirahat' makan siang lebih lama dari seharusnya. Atau 'ngopi' sambil merumpi di kantin bersama teman-teman. Atau berlama-lama di halaman facebook dan situs-situs yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Jam kerja adalah waktu untuk bekerja. Maka tidak seharusnya Anda melakukan aktivitas yang tidak sejalan dengan pekerjaan selama jam kerja.
 
2.      Memastikan efektivitas kerja Anda. Mengerjakan tugas-tugas secara efektif berarti melakukannya dengan zero defect, alias tanpa cacat. Di pabrik, produk cacat akan ditolak, dibuang, atau didaur ulang. Di kantor, pekerjaan cacat ditandai dengan banyaknya kesalahan sehingga harus diulang lagi, atau delay sehingga menghambat kinerja orang lain, atau 'asal jadi' sehingga tidak bisa digunakan untuk mendukung penyelesaian pekerjaan lainnya. Pastikan efektivitas kerja Anda tinggi sehingga Anda bisa menjadi bagian dari proses bisnis dengan produktivitas tinggi.
 
3.      Mengoptimalkan 'kapasitas terpasang' pribadi Anda. Banyak pabrik yang memiliki kapasitas produksi tinggi tetapi secara aktual hanya menghasilkan produk dalam jumlah yang sangat sedikit. Begitu pula dengan manusia. Betapa besarnya kapasitas pribadi yang Anda miliki. Seandainya Anda terus menerus berusaha mengoptimalkan penggunaan 'kapasitas terpasang' dalam diri Anda itu, maka pastilah semakin hari produktivitas Anda semakin meningkat juga. Mengapa? Karena kapasitas diri Anda itu nyaris tidak ada batasnya.
  
4.      Ingatlah bahwa kinerja Anda menentukan reputasi Anda.  Anda pasti ingin mempunyai reputasi yang baik. Di kantor, ukuran reputasi itu dikaitkan dengan produktivitas kerja. Jika produktivitas kerja Anda tinggi, maka reputasi Anda baik. Tetapi, jika produktivitas Anda buruk, maka boleh jadi nama Anda tertera dalam daftar orang-orang yang tidak layak untuk terus dipekerjakan. Dengan mengingat hal ini, semoga Anda lebih terdorong untuk menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang memiliki reputasi baik, melalui kinerja produktif Anda.
 
5.      Ingatlah bahwa pekerjaan Anda adalah amanah. Alasan terpenting Anda bekerja adalah karena perusahaan berkomitmen untuk menggaji Anda. Ketika Anda menerima uang itu, maka Anda berutang komitmen yang sama kepada perusahaan yang hanya bisa dibayar dengan produktivitas kerja Anda. Jangan meniru orang-orang yang hanya nebeng penghidupan dari kantornya karena setiap rupiah yang kita terima dari perjanjian kerja yang sudah kita sepakati adalah amanah yang harus kita lunasi. Jika di dunia Anda tidak bisa melunasi amanah itu, boleh jadi diakhirat Anda dipaksa untuk mengembalikannya. So, start now to fulfill your amanah.
 
Meningkatkan produktivitas bukanlah soal memberi lebih banyak kepada perusahaan, melainkan tentang mengaktualisasikan lebih banyak kemampuan tersembunyi yang sudah kita miliki sejak lahir. Ini soal pertanggungjawaban kepada diri sendiri, dan Dzat yang telah menciptakannya.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 12 Mei 2011
Natural Intelligence Contemplator
Contact person in-house training: Ms. Vivi - 0812 1040 3327
www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Orang-orang yang sangat produktif itu sulit disisihkan, karena perusahaan benar-benar memerlukan mereka. Kalaupun mereka disia-siakan, masih banyak perusahaan lain yang membutuhkan.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
 
Follo DK twitter@dangkadarusman

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
10.

"Kaya dari menulis? Mana bisa!"

Posted by: "Jonru" jonrusaja@gmail.com   j0nru

Sat May 14, 2011 8:33 am (PDT)



"Kaya dari menulis? Mana bisa!"

"Penulis itu umumnya kere!"

"Menulis cukup jadi hobi saja, jangan jadi pekerjaan. Kalau menulis
jadi pekerjaan tetap, hasilnya mana cukup?"

Kalimat-kalimat seperti di atas mungkin sering kita dengar. Umumnya
mereka tidak percaya bahwa mendapat PENGHASILAN UTAMA dari menulis
sangat tidak mungkin.

Padahal banyak lho... orang yang sudah membuktikan! Mereka bisa hidup
layak hanya dengan menulis. Mereka menjadikan menulis sebagai sumber
mata pencarian utama. Mereka menjadi full time writer.

"Kok bisa? Bagaimana caranya??????????????"

Inilah yang akan kita bahas pada SEMINAR GRATIS "Penghasilan utama
dari Menulis? BISA!"

Tanggal 21 Mei di Jakarta utk TATAP MUKA, dan 23 Mei secara ONLINE di group ini.

ACARA INI 100% GRATIS TIS TIS TIS TIS TIS!!!!!!!

Info lengkap bisa dibaca di
http://eevent.com/jonru/pesta-penulis-meetup-v3-penghasilan-utama-dari-menulis-kenapa-tidak

Atau kalau URL-nya terpotong, coba klik melalui http://www.serbalebih.com/ppm

--
Terima Kasih dan Salam Sukses!

Jonru
(*) Founder & Moderator Milis Penulis Lepas
(*) Founder & Mentor Writers Academy: http://www.WritersAcademyIndonesia.com
(*) Penulis Buku "Menerbitkan Buku Itu Gampang!" dan "Cara Dahsyat
Menjadi Penulis Hebat"
(*) Telp: 0852-1701-4194 / 021-9705-6247
(*) Personal blog: http://www.jonru.net
(*) Twitter: @jonru

11a.

Re: Fwd: Lagu Udin Sedunia Resmi Disensor

Posted by: "Chairiyah Agustina" khoiriyyah@rocketmail.com   khoiriyyah@rocketmail.com

Sat May 14, 2011 8:34 am (PDT)



sepakat...
bukankah nama itu adalah do'a..
nama bukan alat untuk memperolok diri dan orang lain..

________________________________
From: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
To: fkmui96 <fkmui96@yahoogroups.com>; flpdki <flpdki@yahoogroups.com>; sekolah
kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>; wordsmartcenter
<wordsmartcenter@yahoogroups.com>; asma nadia (new)
<pembacaasmanadia@yahoogroups.com>
Sent: Mon, April 11, 2011 10:31:08 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Fwd: Lagu Udin Sedunia Resmi Disensor

Maaf, sekadar meneruskan dari milis lain. Semoga berguna buat
bapak-bapak atau ibu-ibu yang anak-anaknya latah menyanyikan lagu Udin
Sedunia:).

salam,

Nursalam AR

---------- Forwarded message ----------
From: Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@yahoo.com>
Date: Sat, 9 Apr 2011 23:46:32 -0700 (PDT)
Subject: [jurnalisme] Lagu Udin Sedunia Resmi Disensor
To: news Trans TV <news-transtv@yahoogroups.com>, naratama naratama
<naratamatv@yahoogroups.com>, kampus tiga
<kampus-tiga@yahoogroups.com>, jurnalisme
<jurnalisme@yahoogroups.com>, technomedia
<technomedia@yahoogroups.com>, AJI INDONESIA <ajisaja@yahoogroups.com>

http://makassar.tribunnews.com/2011/03/26/lagu-udin-sedunia-resmi-disensor

Lagu Udin Sedunia Resmi Disensor

Tribun Timur - Minggu, 27 Maret 2011 09:49 WITA

MATARAM, TRIBUN-TIMUR.COM - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Nusa
Tenggara Barat (KPID NTB) mengeluarkan surat edaran yang ditujukan
kepada seluruh lembaga penyiaran, baik radio maupun televisi, untuk
melakukan sensor internal terhadap lagu "Udin Sedunia".

"Lembaga penyiaran hendaknya melakukan sensor internal yang ketat dan
tidak menyiarkan lagu atau video klip 'Udin Sedunia' sebelum
menghilangkan tiga kata, yakni Sarafudin, Sapiudin dan Tahirudin,"
kata Ketua KPID NTB, Badrum AM, di Mataram, Jumat.

Tiga kata itu termuat dalam lirik lagu "Udin Sedunia", yakni Udin yang
agak stres namanya Sarafudin , Udin penggembala namanya Sapiudin, dan
Udin yang suka ke WC namanya Tahirudin.

Menurut dia, lagu "Udin Sedunia" yang diciptakan dan dinyanyikan oleh
Sualudin asal Lombok dinilai mengandung muatan tidak pantas dan tidak
sopan serta berkonotasi negatif terhadap mereka yang namanya dijadikan
lirik lagu.

"Kami sudah mengeluarkan surat edaran tersebut setelah mencermati
aduan masyarakat dan melakukan kajian mendalam dan seksama dengan
melibatkan MUI, budayawan Sasak dan Samawa, serta akademisi," katanya.

Surat edaran ini dikeluarkan juga terkait aduan masyarakat yang
keberatan dengan lirik lagu yang memuat nama Sarafudin, Sapiudin dan
Tahirudin.

"Dari hasil kajian tersebut disimpulkan bahwa lagu dan video klip
berjudul Udin Sedunia yang dinyanyikan dan diciptakan oleh Sualudin
dalam versi Lagu-Lagu Cilokaq Sasak Remix maupun versi Reggae Rap
Indonesia itu bermasalah," ujarnya.

Menurut dia, lirik lagu tersebut melanggar pasal 36 ayat 6
Undang-Undang Nomor 32/2002 tentang Penyiaran yang menegaskan agar isi
siaran dilarang memperolok, merendahkan, melecehkan dan atau
mengabaikan nilai-nilai agama serta martabat manusia Indonesia.

Lagu "Udin Sedunia" berpotensi menjadi lagu yang dijadikan bahan
olok-olokan dan tertawaan terutama kepada mereka yang memiliki nama
Sarafudin, Sapiudin dan Tahirudin.

"Ini bertentangan dengan pasal 7 dan 9 pedoman perilaku penyiaran dan
standar program siaran (P3SPS) tentang penghormatan terhadap
nilai-nilai kesukuan, agama, ras dan antargolongan, serta penghormatan
terhadap norma kesopanan dan kesusilaan," ujarnya.

KPID NTB akan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan P3/SPS dan
memberi sanksi atas pelanggaran ketentuan tersebut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.(*)

Editor : Furqan Madjid

[Non-text portions of this message have been removed]

--
Blog : www.nursalam.wordpress.com
Twitter : http://twitter.com/salamrahman
LinkedIn : http://id.linkedin.com/in/nursalam

*"We make a living by what we get, but we make a life by what we give." —
Norman MacEwan*

------------------------------------

Yahoo! Groups Links

http://docs.yahoo.com/info/terms/
12.

Artikel: Menjalankan Kerja Sampingan Bagi Karyawan

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sat May 14, 2011 8:34 am (PDT)



Artikel: Menjalankan Kerja Sampingan Bagi Karyawan
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Kesadaran orang untuk menjadi pengusaha akhir-akhir ini semakin bertambah saja. Apalagi sudah pembicara dan buku yang memprovokasi orang untuk menjadi pengusaha. Bahkan tidak sedikit yang secara keliru, salah kaprah, dan semberono menyebutkan bahwa menjadi pengusaha itu lebih baik daripada menjadi karyawan. Perlu kita sadari bahwa derajat antara pengusaha dan karyawan itu sama. Peran pentingnya sama. Kemuliaannya juga sama. Anda boleh memilih mana yang cocok bagi Anda, lalu jadilah orang yang berhasil dalam bidang yang Anda pilih itu. 
 
Seorang karyawan yang ingin berpindah kuadran menjadi pengusaha, biasanya memulai dengan usaha sampingan sambil terus bekerja sebagai karyawan. Selain cara ini relatif lebih aman dari sisi konsekuensi resiko kegagalan, juga kelihatannya sudah mulai menjadi trend. Jika Anda termasuk karyawan yang memiliki bisnis sampingan, ada baiknya untuk menyimak dan mengindahkan 5 aspek berikut ini.    
 
1.      Hindari mengerjakan pekerjaan sampingan di jam kerja. Tidak ada investor yang rela para pekerjanya melakukan pekerjaan sampingan di jam kerja. Anda bisa berkilah;'yang penting pekerjaan saya sudah selesai." Coba saja tanyakan langsung kepada pemilik perusahaan jika Anda yakin argumen Anda itu benar. Kecuali Anda bekerja secara part timer, atau dipekerjakan dengan kontrak khusus, maka di jam kerja; tidak sepatutnya Anda melakukan pekerjaan sampingan pribadi Anda. Jadi, sebaiknya pastikan pekerjaan sampingan dilakukan pada waktu pribadi Anda.
 
2.      Hindari menggunakan fasilitas kantor untuk pekerjaan sampingan Anda. Telepon, komputer, kertas dan stationary sering menjadi objek penyalahgunaan mereka yang memiliki bisnis sampingan. Anda, tidak perlu meniru-meniru hal seperti itu. Jika pun pernah melakukannya dimasa lalu, segeralah berhenti sebelum segalanya terlambat. Belilah perlengkapan sendiri, pulsa sendiri dan bisnis tools sendiri, sehingga Anda tenteram, damai, dan sejahtera lahir batin tanpa mengkhawatirkan suatu saat nanti seseorang mengetahui penyalahgunaan yang Anda lakukan.
 
3.      Hindari berbisnis sampingan yang secara langsung berkompetisi dengan kantor Anda. Memang mudah untuk merebut pelanggan dari perusahaan tempat Anda bekerja.  Jika mereka biasa membeli dari kantor, hanya dengan harga 10% lebih rendah saja mereka bisa berpindah kepada bisnis sampingan Anda. Masalahnya, cara berbisnis seperti itu sungguh tidak beretika. Jika Anda yakin bahwa bisnis pribadi Anda itu layak untuk diperjuangkan, sebaiknya resign saja dari perusahaan itu lalu Anda bersaing secara sehat. Atau, Anda pindah ke perusahaan lain yang bisnisnya berbeda dengan bisnis pribadi Anda.
 
4.      Patuhilah peraturan yang berlaku di perusahaan Anda. Boleh jadi perusahaan telah membuat panduan yang mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan sampingan karyawan. Jika perusahaan Anda memiliki peraturan seperti itu, maka patuhilah. Jika tidak ada peraturan secara khusus, maka gunakanlah kaidah umum yang berlaku. Jika Anda masih bingung untuk bersikap seperti apa, maka bayangkanlah Anda memiliki karyawan yang bekerja di perusahaan Anda; kepatuhan seperti apa yang Anda ingin dari karyawan Anda? Lalu, lakukanlah.
 
5.      Bangunlah bisnis diatas dasar kehormatan dan kejujuran Anda. Jika perusahaan Anda sudah besar nanti, pasti Anda tidak suka jika karyawan Anda menggunakan fasilitas kantor Anda untuk kepentingan bisnis pribadi mereka. Maka, mulailah dengan kehormatan dan kejujuran Anda sejak saat ini. Jika tidak, maka boleh jadi Anda akan terkena karma di kemudian hari. 
 
Memiliki bisnis atau pekerjaan sampingan adalah hak setiap orang. Tetapi, hendaknya hal itu tidak menjadi preseden buruk bagi perusahaan tempat kerjanya secara formal maupun bagi karyawan itu sendiri. Selamat berbisnis.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 13 Mei 2011
Natural Intelligence Contemplator
Contact person in-house training: Ms. Vivi - 0812 1040 3327
www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Pekerjaan adalah amanah. Siapapun yang berani mengambil amanah, harus berani juga untuk menunaikannya hingga lunas dan tuntas.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
 
Follo DK twitter@dangkadarusman

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
13.

Bagaimana Pikiran Mempengaruhi Perasaan

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Sat May 14, 2011 10:57 am (PDT)



<http://4.bp.blogspot.com/-bGs907T1icM/Tc68tKBLqVI/AAAAAAAAB_o/ekFkfMpiqC0/s1600/feeling.gif>

*"Hal apa yang paling dekat dengan perasaan? - Pikiran."*
*"Untuk mengendalikan perasaan, kendalikan pikiran."*
*"Pikiran mengkreasi rasa, rasa mengarahkan pikiran."*
*"Ketika sesuatu bisa dilekati oleh kata, sesuatu itu menjadi ada."*
- Ikhwan Sopa - *
*

Kita mungkin kurang menyadari satu hal ini, pikiran mempengaruhi perasaan
dan perasaan mempengaruhi pikiran. Sangat mungkin, kita telah lama hidup di
dalam kendaraan yang sopirnya adalah rasa. Padahal, rasa senang sekali
jumpalitan. Ini saatnya bagi kita, untuk belajar bersama menjadi pengendali
rasa. Sulit, tapi tetap dimungkinkan. Menarik, karena kita menjadi
dimungkinkan hidup dan berjalan di dalam kestabilan pikiran dan ketenangan
perasaan. Kita tahu, apa makna dari dua fenomena itu.

Kita mungkin sering mengira, bahwa perasaan muncul dan sirna begitu saja.
Kita mungkin selama ini yakin, bahwa perasaan timbul dan tenggelam tanpa
kendali. Kemudian, pikiran kita ditarik-ulur olehnya dengan cara yang
semaunya.

Padahal, ketika sebuah rasa telah bisa dilekati sebuah nama, rasa itu adalah
produk pikiran, sebab "menamai" adalah proses kerja pikiran. Padahal, bahkan
ketika rasa itu tak mampu kita namai, kita mencemplungkannya ke dalam
kelompok "tidak jelas", dan "mengelompokkan" adalah juga proses kerja
pikiran.

Menyadari bahwa pikiran mampu mempengaruhi perasaan, adalah sebuah penemuan
yang menyenangkan. Jika pikiran mampu mempengaruhi perasaan, maka pikiran
mampu menciptakan perasaan. Hmmm... ingin berbahagia? Ciptakan saja.

Untuk mampu mempengaruhi perasaan dengan pikiran, untuk menciptakan perasaan
dengan pikiran, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mempercayai bahwa
pikiran memang mampu melakukannya. Ingat kembali yang berikut ini:

- Kita sedang bersedih, dan sahabat kita menghibur lalu kita menjadi
tersenyum atau tertawa.
- Anak kita sedang marah dan kecewa, lalu ia menjadi senang karena kita
memberinya mainan.
- Kita dimarahi atasan, lalu kita membayangkannya sebagai badut, dan kita
tersenyum dibuatnya.

Semua itu adalah pergeseran perasaan yang diciptakan oleh pikiran.

Setelah kita meyakini bahwa pikiran memang mampu mempengaruhi perasaan,
langkah kita berikutnya adalah menggali berbagai kemungkinan dan pola-pola
tentang bagaimana pikiran dapat mempengaruhi perasaan. Di antara pola-pola
itu adalah yang berikut ini.

*1. Jebakan Kebiasaan Berpikir*

Jika kita berulang-ulang mengalami perasaan tertentu, maka itu berarti pada
saat yang sama kita juga mengulang-ulang cara berpikir tertentu. Misalnya,
kebiasaan menyalahkan orang lain terkait dengan ketidaknyamanan yang kita
rasakan. Ketika kita belum menyadari bahwa pikiran mempengaruhi perasaan,
maka perasaan yang muncul dapat mengarahkan pikiran ke wilayah tidak nyaman.

*"Saya merasa tidak nyaman."* - Ini *perasaan*.
*"Saya terganggu olehnya." - *Ini *pikiran*, produk dari perasaan.
*"Dia mengecewakan saya."* - Ini *pikiran*, produk dari perasaan.

Pikiran-pikiran itu terus diulang di bawah kendali perasaan tidak nyaman,
lalu berkembang menjadi kebiasaan berpikir.

Perhatikan ini:

Jika ada yang "terganggu", maka ada yang "mengganggu".

Renungkan ini:

Benarkah dia "mengganggu" saya? Jika "gangguan" itu tidak bersifat fisik,
benarkah dia secara ajaib dari jarak jauh telah mengganggu saya? Sehebat
itukah dia hingga mampu mengendalikan saya dengan kekuatan magis atau
telepatis? Benarkah dia telah "membuat" saya kecewa? Sedahsyat itukah
kekuatan dia, hingga mampu "menjadikan" saya seolah seperti boneka
mainannya?

Inilah yang terjadi:

Perasaan saya telah mengarahkan pikiran saya, masuk ke dalam lingkaran yang
membuat saya makin tenggelam sebagai korban. Saya telah sepenuhnya
menyerahkan kekuatan pikiran saya kepada orang lain. Saya telah secara resmi
menyerahkan kunci kendali hidup saya kepada orang lain. Saya berada di bawah
kekuasaannya. *Saya tidak lagi merdeka*. Bagaimana rasanya?

*2. Labelling*

Tanpa sengaja, kita mungkin terbiasa melekati pribadi orang lain dengan
label-label dan atribut-atribut.

*"Kamu ini brengsek."*
*"Kamu bangsat."*
*"Dasar tak tahu diri."*
*"Dasar kikuk."*
*"Kamu ini memang tak bisa apa-apa."*
*"Saya ini goblok."*
*"Saya ini pecundang."*
*"Saya memang selalu gagal."*

Labelling dan atribusi menyedikitkan pilihan. Atau, bahkan menghilangkannya.
Kita telah menyedikitkan kesempatan untuk tumbuh lebih pantas, dan kita
telah meniadakan peluang untuk berkembang menjadi lebih baik. Kita menjadi
semakin lemah dan helpless, mengidap stres dan depresi. Sekali kita
menerimanya, kita tak berangkat kemana-mana. *Kita telah terpenjara*.
Bagaimana rasanya?

*3. Saringan Mental*

Saringan mental kita yang utama adalah keyakinan atau belief. Kita cenderung
lebih fokus pada segala informasi yang mendukung atau bersesuaian dengan
keyakinan kita. Kita cenderung menghindari apapun yang bertentangan dengan
keyakinan kita.

Dengan semua itu, kita terus "membuktikan" bahwa keyakinan kita benar
adanya. Semakin lama, kita merasa semakin yakin dan semakin yakin. Bagaimana
jika ternyata keyakinan itu salah? Salah karena tidak benar atau salah
karena salah arah?

Agar keyakinan *tidak salah*, ia perlu disandingkan dengan yang *benar*.

Maka, kebenaran yang manakah yang kita jadikan acuan?

Bercerainya "tidak salah" dari "benar" akan menyobek dan mengoyak perasaan.

*4. Generalisasi*

Kita mungkin terbiasa begini. Ketika seseorang berperilaku buruk, dan lalu
kita memutuskan untuk tidak menyukainya, kita mengatakan, *"dia memang tak
pernah berperilaku baik."*

*"Tidak pernah."*
*"Selalu."*

Ketika kita salah menggunakannya, kedua kata itu hanya menegaskan hal-hal
buruk yang berpengaruh buruk terhadap perasaan.

*5. All or Nothing*

Kenyataan, bukanlah semata-mata hitam atau putih. 0 dan 1 adalah logika. Itu
namanya pikiran. Apa yang di antaranya adalah tentang perasaan. Ketika yang
di antara itu dihilangkan, rasanya menjadi membingungkan. Seperti kebun yang
bunga-bunganya hanya ada hitam dan putih. Seperti pilihan yang ditawarkan
perampok, hidup atau mati. Seperti diharuskan memakan buah simalakama.

(Kecuali, jika kita menyadari bahwa pikiran memang sedang menyengajakan. Itu
namanya memilih. Itu sebabnya, bingung memilih rasanya tidak enak. Itu
sebabnya, jika memilih dan tetap merasa tidak enak, maka itu berarti pilihan
belum tegas karena belum jernih.)

Apa rasanya ini?

*"Saya bukan juara satu, ngapain repot-repot belajar."*
*"Saya juara satu, saya harus belajar sebelas jam sehari."*
*"Saya juara satu, ngapain repot-repot belajar."*
*"Saya bukan juara satu, saya harus belajar sebelas jam sehari."*
*
*
*"Kalo saya jarang sakit, ngapain saya menjaga kesehatan."*
*"Saya emang gak bisa kurus kok. Sikat aja semua."*

Ke-lebay-an yang menciptakan harapan yang sulit atau bahkan tidak mungkin
dicapai.

Sekarang, apa sih rasanya mempersulit diri? Dan nanti, rasa kecewa itu
hampir pasti.

*6. Pernyataan dan Keyakinan "Harus"*

Hidup ini sederhana; intinya perbedaan. Maka sederhana saja, jika kita
memegang "harus" yang tidak tepat, maka apa yang "berbeda" akan merusak
perasaan.

*7. Bagaimana Jika...?*

Pikiran kita menerawang jauh ke depan, dan lalu perasaan kita mengartikannya
seolah telah terjadi. Apa rasanya?

*8. Membaca Isi Kepala Orang*

*"Dia tidak tersenyum. Dia benci saya."*
*"Dia tersenyum. Dia menyukainya."*

Padahal, dia sedang menimbang apa yang terbaik untuk dipersembahkan kepada
kita. Padahal, senyumnya kecut.

Ke-sotoy-an yang melenceng kemana-mana. Membaca tanda-tanda ada caranya.
Jika tidak diklarifikasi, perasaan akan menyesal.

*9. Pola Pikir Tak Terafirmasi Tak Terkodifikasi*

Pikiran kita adalah template untuk bahasa subyektif kita. Mengenali cara
kerja pikiran kita tidak langsung memampukan kita mengubahnya. Kita perlu
menemukan proses-proses dan pola-pola yang tidak memberdayakan, lalu
menggantinya dengan yang memberdayakan. Kita membutuhkan daftar pola-pola
pikiran yang memberdayakan dan saling menguatkan. Tanpa itu, akan selalu ada
elemen pensabotase keseluruhan pikiran kita. Itu, akan mensabotase perasaan.

Tanpa itu keutuhan daftar itu, sebuah keyakinan akan langsung roboh ketika
ia diuji oleh kehidupan. Sebab ia mungkin berjalan sendiri dan kesepian. Ia
butuh teman, ia butuh kelompok dan organisasi keyakinan. Ia juga
mengerti *"bersatu
kita teguh, bercerai kita runtuh"*. Daftar itu - 35 jumlah poinnya, ada di
buku saya. Judulnya "*Manajemen Pikiran Dan Perasaan*". Cari di toko buku,
cari di rak (mungkin di rak "buku baru", atau "buku laris" atau "psikologi"
atau "pengembangan diri"). Atau, cari tahu di database komputer mereka.
Atau, dapatkan secara online di
sini<http://www.penerbitzaman.com/code.php?index=Katalog&op=tampilbuku&bid=118>.
Semoga membantu.

*Bagaimana menghibur perasaan?*

1. Sadari pikiran dan pola pikir yang merusak perasaan
2. Berlatihlah mengabaikannya
3. Jika perasaan terlanjur terjebak dalam ketidaknyamanan, kembalilah ke
no.1
4. Afirmasikan daftar "35" yang terkodifikasi di atas, hingga perasaan
teryakinkan.

Semoga bermanfaat.

*Note:*
*- Pointer by Jerry Waxler.*
*- Note ini tidak ada di buku saya.*

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
Founder, Penulis, "Manajemen Pikiran Dan Perasaan"
Recent Activity
Visit Your Group
Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Yahoo! Groups

Parenting Zone

Tips for family,

kids and living

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!

Tidak ada komentar: