Senin, 30 Mei 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3400

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (4 Messages)

1.1.
File - Moderator Sekolah Kehidupan From: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
2.
Praktisi Non-Sertifikasi "Manajemen Pikiran Dan Perasaan" (3) From: Ikhwan Sopa
3.
Dunia Tanpa Lanjutan From: agus_salims
4.
Ayam, Gergaji Listrik dan Photoshop From: + Made Teddy Artiana +

Messages

1.1.

File - Moderator Sekolah Kehidupan

Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com

Sun May 29, 2011 3:20 am (PDT)




(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email

Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,

Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.

1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE

2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.

Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.

Salam Hormat,
Moderator Bersama


2.

Praktisi Non-Sertifikasi "Manajemen Pikiran Dan Perasaan" (3)

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Sun May 29, 2011 11:06 pm (PDT)



<http://2.bp.blogspot.com/--BvmJ9Sxt1Y/TeMxqojPISI/AAAAAAAACAQ/aSYacJNXdNM/s1600/transformasi.jpg>

*"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap
apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap
apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang
sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh
manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari
perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi
Maha Terpuji."*
(QS-57:23-24)

*"Ketika kita lahir, kita menangis kencang dan bukan langsung bermain catur
."*
-Ikhwan Sopa-

*"Pikiran mengkreasi rasa, dan rasa mempengaruhi pikiran."*
-Ikhwan Sopa-

*"Feeling bad is a good thing. Negative feelings mean you're going the wrong
way."*
-Steve Pavlina-

Dear all, note ini adalah bagian ketiga dari dua tulisan sebelumnya. Setelah
note ini, kita akan bersama-sama masuk ke wilayah seni alias art alias
skill, yaitu dengan melakukan "putting it together" dalam kehidupan nyata.
Ini bisa kita lakukan dalam bentuk diskusi, studi kasus, atau tanya jawab,
sehingga kita dapat sama-sama belajar tentang "*Manajemen Pikiran Dan
Perasaan*".

Kali ini, kita akan memasuki "*Manajemen Perasaan*". Sebelum itu, saya akan
ringkaskan terlebih dahulu note dan sharing saya sebelumnya, tentang
"*Manajemen
Pikiran*".

1. Pentingnya *Me-Reset Polarisasi Pikiran*
http://blog.qacomm.com/2011/05/praktisi-non-sertifikasi-manajemen.html

2. Bagaimana *Mengkreasi Polarisasi Pikiran*
http://blog.qacomm.com/2011/05/praktisi-non-sertifikasi-manajemen_26.html

3. Bagaimana Melakukan *Life Edit* alias *Mengoreksi Sejarah Kehidupan*
Anak buku (pdf) yang bisa didownload di: http://pikiranperasaan.org

4. Bagaimana *Mengkreasi Makna-Makna Kehidupan*
Audio Talkshow (mp3) yang bisa didengar di: http://pikiranperasaan.org

5. Bagaimana *Pikiran Mempengaruhi Perasaan*
http://blog.qacomm.com/2011/05/bagaimana-pikiran-mempengaruhi-perasaan.html

Dan sekarang,

6. Bagaimana Melakukan "*Manajemen Perasaan*"

Secara sederhana, kita dapat mengatakan bahwa perasaan adalah *bahasa
pikiran* yang sudah sampai ke *dunia fisik*. Dari sinilah, kita dapat
mengatakan bahwa "*pikiran mengkreasi perasaan*". Maka, apa yang berikutnya
berlangsung adalah "*perasaan yang mengarahkan pikiran*".

"*Pikiran*" adalah proses kreatif, yang dengan demikian kita dapat
mengatakan bahwa "*pikiran dapat dikreasi*". Maka jika "*perasaan adalah
hasil kreasi dari pikiran*", kita juga dapat mengatakan, bahwa dalam konteks
*manusia dewasa*, yang memahami segala proses dalam poin 1 sampai dengan 5
di atas, "*perasaan juga dapat dikreasi*" alias kita dapat mengatakan
tentang adanya "*Manajemen Perasaan*".

Dalam pemahaman tentang keberadaan *siklus* "*pikiran mengkreasi perasaan
dan perasaan mengarahkan pikiran*", kita menemukan dua hal yang sangat
mendasar, yaitu:

*Pikiran Mengkreasi Rasa Adalah Proses Aktif*

Bahwasanya pikiran diposisikan sebagai *sebab* bagi adanya perasaan.
Artinya, proses kreasi ini adalah sebentuk proses kreasi yang aktif
sifatnya. Dengan kata lain, proses kreasi ini perlu ditempatkan sebagai
proses yang berjalan di *tingkat kesadaran*. Dalam kenyataannya, kita sering
lupa sehingga proses berpikir menjadi kebiasaan-kebiasaan berpikir yang
membangun *pola-pola pikir*. Apa yang perlu kita lakukan, adalah secara
konsisten menyadari segala proses pikiran ini.

*Perasaan Mengarahkan Pikiran Adalah Proses Reaktif*

Awalnya, perasaan muncul seolah "tanpa dipikirkan terlebih dahulu". Ini
dapat terjadi karena kebiasaan berpikir dan kebiasaan merasakan yang kita
kembangkan dan berjalan di bawah tingkat kesadaran alias otomatis. Kita
tidak dapat menyalahkan sejarah alamiah kehidupan kita yang dimulai dengan
"menangis". Itu sebabnya, segala agama, ideologi, dan budaya, memberikan
permakluman dalam banyak bentuk tentang masa-masa awal dari kehidupan kita:

- Di bawah umur
- Belum akil baligh
- Masih belum berdosa
- Polos
- dan seterusnya

Pada suatu titik (mukallaf, sadar hukum, dewasa, dan sebagainya),
sesungguhnyalah semua ajaran kebaikan meminta kita untuk mulai memasuki *alam
kesadaran* tentang segala proses termasuk tentang proses "merasakan".

Itu sebabnya, kita menyebut proses "*Manajemen Perasaan*" sebagai sebuah
proses yang *reaktif* di mana *perasaan mengarahkan pikiran*. Oleh sebab
itu, apa yang penting bagi kehidupan seorang *manusia dewasa* yang telah
menetapkan *tujuan dan cita-cita* dan sekaligus berkeinginan mencapainya di
dalam waktu hidupnya yang terbatas, perlu mengembalikan proses itu ke *wilayah
kesadaran*. Alias, mengembalikan *kendali* kepada pikiran.

Ketika perasaan muncul, pertanyaan penting yang perlu dilontarkan adalah:

*- Mau dibawa kemana saya dengan perasaan ini?*
*- Hendak kemana pikiran saya diarahkan oleh perasaan ini?*
*- Adakah arah itu, akan tetap membuat saya menuju kepada tujuan dan
cita-cita saya, yang dicapai dengan sikap, keputusan, dan tindakan, yang
erat hubungannya dengan pilihan-pilihan, di mana "pilihan" adalah fenomena
pikiran?*

Tidak mudah untuk melakukan dan menjawab semua pertanyaan di atas, terlebih
lagi jika selama ini, kita terlanjur menjadikan perasaan sebagai "*sopir*"
bagi kehidupan kita. Kita tahu, "perasaan" hobinya jumpalitan. Itu sebabnya,
pada saat yang sama, kita memerlukan "*Manajemen Pikiran*" dan sekaligus
juga "*Manajemen Perasaan*", alias "*Manajemen Pikiran Dan Perasaan*".

*Sikap Awal*

Perasaan adalah *respon* terhadap pikiran, alias hasil kreasi pikiran.
Kemudian, perasaan adalah *umpan balik* bagi pikiran. Dengan demikian,
kelanjutan *idealnya* adalah pikiran yang mengkreasi perasaan, sehingga
pikiran dan perasaan bergandeng tangan melenggang menuju cita-cita dan
tujuan di dalam *siklus harmonis yang saling mempengaruhi* dan saling
menguatkan, dan bukan sebaliknya saling melemahkan.

*Perasaan tidak nyaman* adalah *sinyal*, yang mengatakan tentang adanya
kemungkinan bahwa kita tidak sedang berada di jalan dan arah menuju
cita-cita dan tujuan. Dalam bahasa sehari-hari, perasaan adalah sinyal bahwa
kita sedang *tidak mendapatkan* apa-apa yang kita inginkan.
Sebaliknya, *perasaan
nyaman atau enak*, adalah sinyal bahwa kita sedang berada di jalan dan arah
yang benar, atau kita sedang mendapatkan yang kita inginkan. Itu sebabnya,
perasaan perlu disikapi sebagai *mekanisme umpan balik* bagi pikiran.

*Note: Validitas* dari sinyal tidak nyaman atau nyaman itu, ditentukan oleh
polarisasi pikiran yang telah memilih cita-cita dan tujuan atau yang telah
menentukan apa yang kita inginkan.

Dengan kata lain, perasaan adalah sinyal bagi kita untuk menentukan tindak
lanjut berupa sikap, keputusan, dan tindakan. Sebelum ditindak lanjuti,
perasaan itu perlu *divalidasi *kesesuaiannya dengan cita-cita dan tujuan,
atau dengan keinginan.

Kita berfokus pada *perasaan tidak nyaman*, karena perasaan semacam inilah
yang sering menjadi persoalan di dalam kehidupan. Kita berlatih
memvalidasinya. Hal ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

*"Saya merasa seperti ini karena saya berpikir bahwa..."*
*"Saya berpikir demikian karena sebelumnya saya merasa..."*
*"Saya merasakan itu karena saya berpikir bahwa..."*

Demikian seterusnya, hingga kita menemukan "*pikiran awal*" yang menjadi
sebab bagi perasaan kita.

Langkah berikutnya adalah memvalidasi *pikiran awal* itu tentang
kesesuaiannya dengan "*polarisasi pikiran*" yang menjadi skenario besar
tentang *tujuan* dan *cita-cita* atau *keinginan*. Validasi ini dilakukan
dengan bertanya,

*"Apakah pikiran yang demikian adalah pikiran yang sesuai dengan tujuan,
cita-cita, dan keinginan saya?"*

Sangat mungkin, *pikiran itu perlu dipikirkan ulang*, alias dikreasi ulang
menjadi bentuk-bentuk pikiran yang kita anggap menyampaikan kita ke tujuan,
cita-cita, dan keinginan. Atau bahkan, pikiran itu perlu *disingkirkan
jauh-jauh* dan *digantikan *dengan *pikiran lain* yang lebih selaras dengan
skenario besar "*polarisasi pikiran*".

Di titik ini, diri kita mulai ter-*disasosiasi *dari perasaan yang
membelenggu. Langkah selanjutnya adalah menggeser perasaan alias mengkreasi
perasaan yang baru. Ini bisa dilakukan dengan menantang diri sendiri,

*"Jika saya menindaklanjuti pikiran yang baru ini dengan bersikap...
memutuskan... dan bertindak..., maka perasaan saya akan menjadi..."*

Di titik ini, kita mengupayakan secara maksimal untuk menjadi ter-*asosiasi
*penuh ke dalam perasaan yang baru, yaitu perasaan yang selaras dengan
skenario besar "*polarisasi pikiran*". Maka setelah itu, sikap, keputusan,
dan tindakan akan menjadi lebih *mudah*, *efisien*, dan
*efektif*diimplementasikan.

Titik kritis kita ada pada konteks "*asosiasi dan disasosiasi*" ini.
Tantangan terbesar kita ada di sini. Tanpa kita menjadi ter-disasosiasi dari
perasaan yang tidak nyaman, akan sulit bagi kita untuk mengimplementasikan
sikap, keputusan, dan tindakan yang sesuai dengan skenario besar "*polarisasi
pikiran*". Dalam konteks inilah, para pakar mengungkapkan tentang "tegas",
"ekstrem", "total", "tega", "keras", "ketat", "massive", dan sebagainya.

Di akhir note ini, saya sharing kesimpulan terpentingnya, yaitu "*posisikan
dan afirmasikan perasaan sebagai umpan balik bagi pikiran*." Latihlah teknik
*W.A.I.T* alias "*What Am I Thinking*", biasakan untuk menunda sebentar
sikap, keputusan, dan tindakan yang diinspirasikan oleh perasaan.

Bagaimana hubungan semua ini dengan 35 poin keyakinan dalam buku "*Manajemen
Pikiran Dan Perasaan*"?

Kita lanjutkan lagi nanti. Insya Allah.

Semoga bermanfaat.

*Note: Note ini tidak ada dalam buku saya.*

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
Founder, Penulis "*Manajemen Pikiran Dan
Perasaan*"<http://www.penerbitzaman.com/code.php?index=Katalog&op=tampilbuku&bid=118>
3.

Dunia Tanpa Lanjutan

Posted by: "agus_salims" agus_salims@yahoo.com   agus_salims

Mon May 30, 2011 12:30 am (PDT)




Dunia Tanpa Lanjutan

: NN

Bagai lantunan sonata,

dentang-dentang bersambung cepat, riuh

mendendangkan sebuah lantunan bunyi.

Kemudian sepi ……

Tapi masih berlanjut untuk

lantunan bunyi yang

tersimpan,

manusia masih merekamnya, tanpa harus mengingatnya kembali.

Kalaupun dunia adalah gelaran dentang sonata dengan koma,

maka sejenak dunia akan berpikir tentang dirinya,

sehingga sejarah tak perlu berulang kembali, tak perlu

ada yang harus mati.

Karena dunia akan berpikir ke arah keabadian,

manusia tak lagi perlu menyangkal takdir dan kemustahilan.

Karena, dunia telah memikirkannya untuk sebuah proses ke depan yang

cerah dan pasti.

Namun, dunia ini seperti tanpa koma,

seperti rangkaian peristiwa yang terus berulang

seperti sebuah otak besar yang digerakan untuk berpikir.

Duniaku adalah dunia tanpa koma,

yang menyisakan sebuah manusia yang fana dengan

keraguan, kesadaran dan hasrat-hasrat untuk melawan.

(Mei 2008/kepada segenap kawan-kawan seperjuangan di kampus jogja)

4.

Ayam, Gergaji Listrik dan Photoshop

Posted by: "+ Made Teddy Artiana +" made.t.artiana@gmail.com

Mon May 30, 2011 12:32 am (PDT)



*Ayam, Gergaji Listrik dan Photoshop*

By Made Teddy Artiana, S. Kom

Chief of Marketing Officer PT. Kairos Manna Indonesia

Specialis in Integrated Hospital Information System and Technology

* *

Ini adalah pengalaman menarik yang kami dapatkan ketika mempresentasi
software Hospital Information System di sebuah Rumah Sakit di sebuah daerah.
Seseorang berjabatan kepala keuangan bertanya dengan demikian serius.

"Pak apakah software HIS Bapak menghandle seluruh hal yang berkaitan dengan
transaksi pasien ?".

Tentu saja kami membenarnkannya, karena memang demikianlah adanya.

"Tapi Pak..", kini Si Bapak tampak ragu-ragu, "ngg..nganu..misalnya mereka
gak bayar pake uang ?".

Kini tentu saja team kami yang ganti terbelalak.

"Maksudnya ?", serta merta aku bertanya, "mata uang asing begitu..?".
Seluruh hadirin tampak menahan tawa, sedangkan Bapak nyengir malu, terus
menjawab : "Bukan Mas..nganu e..mereka bayar kadang-kadang pake
kambing..atau beberapa ekor ayam..".

Waualaaaahhh...!! Kontan kami semua tertawa..tetapi itulah kenyataannya.
Fakta yang terjadi di lapangan.

"Oke Pak..", jawab Bagus Mulyo Anggoro, CIO kami, "jika pasien Bapak tidak
ada waktu untuk menjual kambing itu dulu, dan kemudian uangnya dibawa kesini
gak apa-apa, kami punya solusinya. Jadi Bapak akan kami buatkan semacam
table, yang mana didalamnya tertera harga terkini dari sejumlah hewan ternak
termasuk sekarung beras dan jagung. Jadi Bapak ngasih kembalian juga
gampang. Tinggal liat harga kambing tadi di table, lalu menghitung biaya
rawat inap atau pengobatan pasien, kemudian ngasih kembalian, misalnya 1 ½
ekor ayam plus seplastik beras dan terakhir...seperti di supermaket...permen
!".

Dan jawaban setengah bergurau inipun disambut tawa dan tepuk tangan meriah
oleh seluruh ruangan...!

Tapi demikianlah teknologi. Ia terkadang selalu kita anggap 'otomatis' dapat
menyelesaikan segala perkara..tanpa kita, manusia pengguna teknologi
tersebut, melakukan sesuatu. Minimal mempelajari cara atau dimana penggunaan
teknologi itu paling tepat untuk diterapkan.

Kejadian selanjutnya adalah pengalaman yang beberapa kali diceritakan oleh
James Gwee, salah seorang member maling list kami The Profesional &
Enterpreneur Club (PROFEC), seorang pembicara dan motivator dari Singapore.
Ada seorang Bapak penebang kayu membeli gergaji disebuah toko. Ia mendapat
saran dari seorang teman jauh lewat telepon, bahwa gergaji ini akan
mempermudah pekerjaannya. Dengan antusias pulanglah ia membawa gergaji itu
ke rumah. Tidak sampai seminggu, Sang Penebang kayu tersebut, datang kembali
ke toko itu, memwaba gergaji yang telah ia beli. Wajahnya tampak kesal dan
kurang sehat, berniat ingin mengembalikan gergaji 'tak berguna' tersebut.
Penasaran Si Penjual pun memeriksa barangnya, mencari tahu penyebab
dikembalikannya gergaji itu. Dan ketika ia menghubungkan gergaji tersebut ke
aliran listrik terdekat, lalu menghidupkannya, maka Si Penebang Kayu itupun
kaget bukan kepalang. "Astagaaaaa...!!! jadi begitu yah cara kerja gergaji
itu !!!! Saya pikir seperti gergaji yang selama ini saya pakai !!"

Tidak kalah menariknya pengalaman pribadi ku sebagai seorang photographer.
Beberapa crew kami sering terkaget-kaget dengan 'keadaan asli' beberapa
model.

"Ternyata model itu gak secantik aslinya ya Mas, ada yang jerawatan, ata
yang matanya gak sama, pipinya begitu, hidungnya beginilah", begitu kata
mereka kepadaku.

Dan memang demikianlah kenyataannya. Memang sebagai fotografer kita bisa
mengakali hal tersebut lewat angle dan ligthing..tetapi hal-hal yang diluar
itu..dapat diakali dengan software. Salah satunya photoshop, yang memang
telah dikenal luas di Indonesia. Kata saktinya : "diretouch". Dan
penggunaannya begini

"Bisa gak wajah aku dihalusin Mas..?"

"Lengan aku dikecilin dikit dong..."

"Kumis diatas bibirku, ditipisin bisa gak..malu niy masa cewek berkumis"

Dan sebagainya....

Tapi beberapa orang yang menganggap segalanya bisa diselesaikan secara
teknologi, pernah berkata demikian kepada ku.

"Mas bisa gak yah..perutku gak terlalu gendut, terus lenganku gak gede kaya
gitu, pipi aku juga..kayanya tembem banget..apalagi leher..terus.."

Untuk golongan yang seperti ini, biasanya aku akan menjawab sesopan mungkin.
"Bisa Mbak, asal lari 3 kali seminggu seperti saya, terus berenang dan kalau
punya duit..fitness...dijamin.. juga putus.."

HAHAHAHAHAHAHA

(Sekali lagi) Tidak semua hal bisa terselesaikan dengan teknologi. Paling
tidak ada sebuah kebijkasanaan dalam menempatkan sebuah teknologi.

Pelajaran kedua : Pengenalan yang benar terhadap kegunaan sebuah teknologi
tentu akan sedikit banyak menolong kita dan bukan malah membuat masalah baru
buat kita, sehingga kita tidak akan 'hanya' menggunakan hp, laptop, PC yang
sudah demikian canggih, hanya untuk gosip tak berguna...hehehehe(*)

* *

* *

* *

--
*What a wonderful world ! What an exciting journey !!
**Made Teddy Artiana, S. Kom
*

*Galery & Stock Photo
*http://theBeautyofBelitung.multiply.com
http://fromBaliWithLove.multiply.com
http://LawangSewuKotaTua.multiply.com
http://TriptoPulauPramuka.multiply.com
http://HongkongMacauShenzen.multiply.com
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Parenting Zone

Resources and tips

for parents

Yahoo! Groups

Cats Group

Join a group for

cat owners like you

Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: