Jumat, 20 Mei 2011

[daarut-tauhiid] Hati yang Ikhlas

 

Ikhlas
Oleh : K.H.
Abdullah Gymnastiar
________________________________

Semoga Allah
mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun kita melakukan
sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras
pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan
Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan,
ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin
disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun.
Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang
dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara
adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang
tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!
Ikhlas, terletak
pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah
pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di
dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada
arti. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat
hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.
Apakah ikhlas itu?
Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau
imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas
cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT.
Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita
tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang
dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Apapun yang
dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas. Seperti yang
dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan
pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang pembicara yang tulus
tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan
setiap kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah.
Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggungjawabkan artinya.
Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita,
Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada setiap qalbu.
Oleh karena itu,
jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali tidak membutuhkan
rekayasa apapun dari manusia. Allah Mahatahu segala lintasan hati, Mahatahu
segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Allah, maka
kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.
Buah apa yang
didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang hamba yang ikhlas akan
merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak
diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan.
Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula
menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi
kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan
kecewa.
Tapi bagi seorang
hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun,
karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari apa yang bisa
dipersembahkan. Jadi kalau saudara mengepel lantai dan di dalam hati mengharap
pujian, tidak usah heran jikalau nanti yang datang justru malah
cibiran.
Tidak usah heran
pula kalau kita tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup ini. Orang yang
tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan terkecewakan karena ia memang terlalu
banyak berharap. Karenanya biasakanlah kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan
perbuatan itu. Kita titipkan saja di sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula
disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang pahalanya.
Lalu, dimanakah
letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas? Seorang hamba yang ikhlas akan
memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia seakan-akan menjadi pancaran energi
yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah dapat dilihat pula dari raut muka,
tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan
orang yang ikhlas. Kita tidak curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh
olehnya. Dia benar-benar bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata
dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap
apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia harapakan hanyalah memberikan yang
terbaik untuk siapapun.
Sungguh akan nikmat
bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan
bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan
menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah
dan daya ubah yang begitu dahsyat.
Dikisahkan dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT
menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung
dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para
malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka
bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari
pada gunung?"
Allah menjawab,
"Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika
dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari
besi).
Para malaikat pun
kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat
dari pada besi?"
Allah yang Mahasuci
menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan
mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali
para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari
pada api?"
Allah yang
Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan
padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah
sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para
malaikta.
Allah yang
Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas
akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang
raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan
kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan
angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya para
malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang
lebih dari semua itu?"
Allah yang
Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam
yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak
mengetahuinya."
Artinya, orang yang
paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah
tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih,
tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang
lain.
Inilah gambaran
yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai
kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi
ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian,
penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu
tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala
apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang
tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Nah, sahabat. Orang
yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan, ia tidak akan kalah oleh aneka
macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan. Allaahu
Akbar.***

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: