Kamis, 26 Mei 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3399

Messages In This Digest (1 Message)

Message

1.

Praktisi Non-Sertifikasi "Manajemen Pikiran Dan Perasaan" (2)

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Wed May 25, 2011 10:43 am (PDT)



<http://4.bp.blogspot.com/-CTAlH46mxos/Td09NjjH8iI/AAAAAAAACAI/8FCG3XY4fIc/s1600/success-failure.jpg>
*"Anda harus memilih dengan ekstrem, mau ke kanan atau mau ke kiri. Anda
tidak bisa berdiri di tengah dalam keraguan dan hanya diam mengelus-elus
tiang."*
-Ikhwan Sopa-

Dear all, note ini adalah lanjutan dari note sebelumnya:

Praktisi Non-Sertifikasi "*Manajemen Pikiran Dan Perasaan*":
http://blog.qacomm.com/2011/05/praktisi-non-sertifikasi-manajemen.html

*Polarisasi Pikiran: **Starting The Powerful Engine Of Life*

Sahabat, tahukah Anda bahwa nyaris setiap orang yang *sukses dan berhasil*,
adalah mereka yang dulunya *menderita*? Lebih dari itu, jika mereka lahir
tidak dalam keadaan menderita, mereka bahkan *menciptakan *penderitaan
mereka sendiri sebagai jalan menuju kesuksesan dan keberhasilan.

*(Sekedar untuk memperjelas bedanya orang yang lahir kaya dan sukses dari
orang yang lahir kaya tapi tidak sukses, silahkan bandingkan fenomena Ivanka
Trump versus Paris Hilton.)*

Bagi sebagian besar mereka yang pada akhirnya mencapai sukses dan berhasil,
penderitaan mereka itu dulu, mereka persepsi sebagai penderitaan yang *luar
biasa*. Dengan kata lain, bagi mereka, penderitaan mereka itu mereka
golongkan sebagai situasi yang "*ekstrem*". Dengan ke-ekstrem-an itu, mereka
lalu menciptakan fenomena ekstrem yang sebaliknya.

Jika Anda mendengar kata "*ekstrem*", apa yang terbersit di kepala Anda?
Baik? Buruk?

Sadarkah kita, bahwa nyaris setiap mereka yang *sukses dan berhasil*, adalah
mereka yang memposisikan dirinya sebagai *ekstremis* terhadap diri mereka
sendiri?

Jika mereka ditanya apa resep kesuksesan dan keberhasilan mereka, mereka
akan menjawab dengan ke-*esktrem*-an-ke-*ekstrem*-an yang berikut ini:

- Kerja keras
- Pantang menyerah
- Disiplin
- Siap menderita
- Tegas
- Militan
- Total
- Habis-habisan
- Mendahulukan orang lain
- Penuh semangat
- Tahan banting
- Taking massive action

...dan seterusnya...

Dan mari kita perhatikan, betapa *ekstrem*-nya ungkapan-ungkapan mereka yang
sukses dan berhasil dengan kata-kata yang bold, italic, dan sekaligus
underline di bawah ini.

*"Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang
diantara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanam sebelum
terjadi kiamat maka hendaklah dia menanamnya."*
(HR. Imam Ahmad 3/183, 184, 191, Imam Ath-Thayalisi no.2078, Imam Bukhari di
kitab Al-Adab Al-Mufrad no. 479 dan Ibnul Arabi di kitabnya Al-Mu'jam 1/21
dari hadits Hisyam bin Yazid dari Anas Rodhiyallohu 'Anhu)

*"Always bear in mind that your own resolution to succeed is more
important than
any other."*
-Abraham Lincoln-

*"Flaming enthusiasm, backed up by horse sense and persistence, is the
quality that most frequently makes for success."*
-Dale Carnegie-

*"Formula for success: rise early, work hard, strike oil."*
-J. Paul Getty-

*"I've failed over and over and over again in my life and that is why I
succeed."*
-Michael Jordan-

*"Success consists of going from failure to failure without loss of
enthusiasm."*
-Winston Churchill-

*"Success is falling nine times and getting up ten."*
-Jon Bon Jovi-

*"Try not to become a man of success, but rather try to become a man of
value."*
-Albert Einstein-

*"What is success? I think it is a mixture of having a flair for the thing
that you are doing; knowing that it is not enough, that you have got to have
hard work and a certain sense of purpose."*
-Margaret Thatcher-

*"Winning isn't everything, it's the only thing."*
-Vince Lombardi-

*"Ambition is an idol, on whose wings great minds are carried only to
extreme; to be sublimely great or to be nothing."*
-Shakti Gawain-

*"Be bold. If you're going to make an error, make a doozy, and don't be
afraid to hit the ball."*
Billie Jean King

*"Extreme hopes are born from extreme misery."*
-Bertrand Russell-

*"Those who dare to fail miserably can achieve greatly."*
-John F. Kennedy-

*"If you set out to be liked, you would be prepared to compromise on
anything at any time, and you would achieve nothing."*
-Margaret Thatcher-

*"If you are going to achieve excellence in big things, you develop the
habit in little matters. Excellence is not an exception, it is a prevailing
attitude."*
-Colin Powell-

*"You cannot expect to achieve new goals or move beyond your present
circumstances unless you change."*
Les Brown

*"To turn really interesting ideas and fledgling technologies into a company
that can continue to innovate for years, it requires a lot of disciplines."*
-Steve Jobs-

*"Mau jadi orang sukses harus cari kegagalan, karena kegagalan akan membuat
kita belajar untuk masa depan."*
-Bob Sadino-

*"Bagi saya bisnis itu adalah survival mode."*
-Sandiaga Salahuddin Uno-

*"Orang yang tidak tegas memilih tindakan yang baik baginya, sesungguhnya
sedang tegas membiarkan dirinya tersiksa dalam keraguan dan rendahnya rasa
hormat terhadap diri sendiri."*
-Mario Teguh-

*"Jujur itu tegas, ya adalah ya dan tidak adalah tidak dan segeralah ."*
-Mario Teguh-* *

*" Kalau mau berhasil menjadi leader, kita harus bisa menjadi hamba,
melayani, dan memberi."*
-Ciputra-

*"We must all suffer one of two things: the pain of discipline or the pain of
regret or disappointment."*
Jim Rohn

Maka, mulailah kita menyadari, bahwa fenomena sukses dan berhasil adalah
fenomena *ekstremis*. Secara khusus, mereka hendak mengatakan begini:

*"Jika engkau ingin sukses dan berhasil, jadilah ekstremis bagi diri
sendiri!"*

Pertanyaan kita tentunya, se-*ekstrem *apa, *ekstrem *yang bagaimana,
dan *ekstrem
*dalam hal apa?

Sadarilah, bahwa *setiap kita* saat ini dan hari ini, adalah para
ekstremis-ekstremis potensial. Sekali lagi, *setiap kita*.

Pilih, apakah Anda ingin *bahagia* atau *sengsara*?

Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda tidak memilih untuk setengah bahagia
atau malah setengah sengsara.

Pilih, apakah Anda ingin *kaya *atau *miskin*?

Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda tidak memilih untuk setengah kaya atau
malah setengah miskin.

Pilih, apakah Anda ingin *senang *atau *menderita*?

Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda tidak memilih untuk setengah senang atau
malah setengah menderita.

Pilih, apakah Anda ingin *berhasil* atau *gagal*?

Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda pasti memilih yang pertama.

Pilih, Anda ingin *surga* atau *neraka*?

Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda tidak memilih untuk berada di
tengah-tengah dari keduanya, sebab itu hanya untuk orang gila.

Pilih, Anda ingin *taqwa* atau *fujur*?

Anda pasti menjawab dengan *ekstrem*.

Pilih, *benar* atau *salah*?

Jelaslah bahwa setiap cita-cita dan setiap tujuan Anda, adalah *ekstrem*.
Dengan ke-*ekstrem*-an itu, Anda tidak punya pilihan lain kecuali menjadi *
ekstremis*. Anda mau kemana, Jakarta atau Bandung? Anda tak akan bisa menuju
ke keduanya di saat yang sama.

Itu sebabnya, "*pilihan*" adalah kekuatan. Dan, cara orang-orang yang sukses
dan berhasil mengeksekusi ke-*ekstrem*-an di dalam meraih cita-cita dan
menggapai tujuan, mereka lakukan dengan *bertanya* secara *ekstrem* di
sepanjang perjalanan:

*"Apakah pilihan ini membuat aku sampai ke tujuan?"*
*"Apakah begini, sikap orang yang bahagia?"*
*"Apakah keputusan ini, adalah keputusan orang kaya?"*
*"Apakah tindakan ini akan membuat saya senang?"*
*"Apakah ini adalah keyakinan orang yang berhasil?"*
*"Apakah cara ini mengantarkan saya ke surga atau ke neraka?"*
*"Apakah ketegasan ini menjadikan saya manusia yang taqwa atau fujur?"*
*"Apakah dengan displin seperti ini, saya akan mendapatkan 25% atau 51%?"*

Terhadap semua pertanyaan itu, mereka yang dipastikan *akan *sukses dan
berhasil, adalah mereka yang dengan *ekstrem* menjawab pilihan, sikap,
keputusan, tindakan, keyakinan, cara, ketegasan, dan displin dan lalu
menindaklanjutinya dengan pilihan, sikap, keputusan, tindakan, keyakinan,
cara, ketegasan, dan displin yang juga *ekstrem *di dalam kehidupan nyata.

Mereka tahu pasti, tanpa ke-*ekstrem*-an, mereka tak akan mendapatkan
apa-apa. Mereka mengerti, tanpa ke-*ekstrem*-an, mereka tak beranjak dari
tempat mereka berdiri. Mereka paham, tanpa ke-*ekstrem*-an, segala tindakan
adalah pemborosan energi yang tersia-sia.

Itulah yang disebut dengan *polarisasi* alias *pengkutuban*. Sebuah upaya
yang sederhana, untuk menyederhanakan urusan, dengan menyederhanakan
pilihan, yaitu dengan mengembalikan segalanya ke fungsi utama dari akal dan
pikiran; *untuk memilih satu dari dua*.

Dengan *kenyataan *bahwa jalan *tercepat *untuk mencapai tujuan adalah
dengan meniti jalur yang *terpendek*, tak ada cara lain bagi mereka kecuali
menciptakan jalan tercepat dan jalur terpendek itu dengan menjaga *
polarisasi*. Polarisasi adalah bentuk-bentuk *pengesktreman *dari segala
proses agar selalu konsisten berada *di sisi jalan yang sama* dengan tujuan
dan cita-cita. Bahasa kerennya, *aligned*. Segala yang berjalan tanpa sifat
*ekstrem*, akan memboroskan perjalanan atau bahkan menyesatkan. Semua *
ketidakekstreman* tak akan berjalan dengan *lurus *menuju tujuan, atau
bahkan tidak akan pernah menyampaikan.

Sadarkah kita, bahwa jika tujuan dan cita-cita kita adalah
bentuk-bentuk *ekstremitas
*dari dua *pilihan*, maka itu berarti bahwa tujuan dan cita-cita kita adalah
fenomena *pikiran*? Sadarkah kita bahwa ketika segala hal dimaknai *
berbeda-beda*, maka itu adalah agar semua itu memang *berbeda*?

Sebagaimana bedanya *sukses *dari *gagal*, bedanya *bahagia *dari *menderita
*, bedanya *senang* dari *sengsara*, atau bedanya *syurga *dari *neraka*?
Sebagaimana tajamnya perbedaan antara *50,99999999999%* dan *51%*?
Sebagaimana sebutan bahwa *100%* adalah tercapai dan *99,9999999999%* adalah
blunder, di mana "*nilai*" atau "*value*" adalah logika dan pikiran?

Itu sebabnya, mereka yang sukses dan berhasil selalu menasihatkan kepada
kita,

* "Untuk sukses dan berhasil, utamakan pikiran."*

Tuhan pun, memberi prioritas untuk masuk ke syurga dan bertemu dengan-Nya
kepada orang-orang yang *berakal *dan *berpikir*.

Jika *pikiran *- di mana fungsi dasarnya adalah untuk memilih secara *
ekstrem*, adalah fenomena *ekstrem*, maka bagaimana dengan *perasaan*?

Nanti kita lanjutkan ke bagian 3.

Selamat kembali ke jati diri makhuk berpikir. Selamat berlatih mengembalikan
diri menjadi *ekstremis*.

Semoga bermanfaat.

*Note: Note ini tidak ada dalam buku saya.*

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
Founder, Penulis "Manajemen Pikiran Dan
Perasaan<http://www.penerbitzaman.com/code.php?index=Katalog&op=tampilbuku&bid=118>"
Recent Activity
Visit Your Group
Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

Yahoo! Groups

Dog Lovers Group

Connect and share with

dog owners like you

Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: