Messages In This Digest (1 Message)
- 1.
- Praktisi Non-Sertifikasi "Manajemen Pikiran Dan Perasaan" (2) From: Ikhwan Sopa
Message
- 1.
-
Praktisi Non-Sertifikasi "Manajemen Pikiran Dan Perasaan" (2)
Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com ikhwansopa
Wed May 25, 2011 10:43 am (PDT)
<http://4.bp.blogspot. >com/-CTAlH46mxos /Td09NjjH8iI/ AAAAAAAACAI/ 8FCG3XY4fIc/ s1600/success- failure.jpg
*"Anda harus memilih dengan ekstrem, mau ke kanan atau mau ke kiri. Anda
tidak bisa berdiri di tengah dalam keraguan dan hanya diam mengelus-elus
tiang."*
-Ikhwan Sopa-
Dear all, note ini adalah lanjutan dari note sebelumnya:
Praktisi Non-Sertifikasi "*Manajemen Pikiran Dan Perasaan*":
http://blog.qacomm.com/ 2011/05/praktisi -non-sertifikasi -manajemen. html
*Polarisasi Pikiran: **Starting The Powerful Engine Of Life*
Sahabat, tahukah Anda bahwa nyaris setiap orang yang *sukses dan berhasil*,
adalah mereka yang dulunya *menderita*? Lebih dari itu, jika mereka lahir
tidak dalam keadaan menderita, mereka bahkan *menciptakan *penderitaan
mereka sendiri sebagai jalan menuju kesuksesan dan keberhasilan.
*(Sekedar untuk memperjelas bedanya orang yang lahir kaya dan sukses dari
orang yang lahir kaya tapi tidak sukses, silahkan bandingkan fenomena Ivanka
Trump versus Paris Hilton.)*
Bagi sebagian besar mereka yang pada akhirnya mencapai sukses dan berhasil,
penderitaan mereka itu dulu, mereka persepsi sebagai penderitaan yang *luar
biasa*. Dengan kata lain, bagi mereka, penderitaan mereka itu mereka
golongkan sebagai situasi yang "*ekstrem*". Dengan ke-ekstrem-an itu, mereka
lalu menciptakan fenomena ekstrem yang sebaliknya.
Jika Anda mendengar kata "*ekstrem*", apa yang terbersit di kepala Anda?
Baik? Buruk?
Sadarkah kita, bahwa nyaris setiap mereka yang *sukses dan berhasil*, adalah
mereka yang memposisikan dirinya sebagai *ekstremis* terhadap diri mereka
sendiri?
Jika mereka ditanya apa resep kesuksesan dan keberhasilan mereka, mereka
akan menjawab dengan ke-*esktrem*-an-ke-*ekstrem* -an yang berikut ini:
- Kerja keras
- Pantang menyerah
- Disiplin
- Siap menderita
- Tegas
- Militan
- Total
- Habis-habisan
- Mendahulukan orang lain
- Penuh semangat
- Tahan banting
- Taking massive action
...dan seterusnya...
Dan mari kita perhatikan, betapa *ekstrem*-nya ungkapan-ungkapan mereka yang
sukses dan berhasil dengan kata-kata yang bold, italic, dan sekaligus
underline di bawah ini.
*"Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang
diantara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanam sebelum
terjadi kiamat maka hendaklah dia menanamnya."*
(HR. Imam Ahmad 3/183, 184, 191, Imam Ath-Thayalisi no.2078, Imam Bukhari di
kitab Al-Adab Al-Mufrad no. 479 dan Ibnul Arabi di kitabnya Al-Mu'jam 1/21
dari hadits Hisyam bin Yazid dari Anas Rodhiyallohu 'Anhu)
*"Always bear in mind that your own resolution to succeed is more
important than
any other."*
-Abraham Lincoln-
*"Flaming enthusiasm, backed up by horse sense and persistence, is the
quality that most frequently makes for success."*
-Dale Carnegie-
*"Formula for success: rise early, work hard, strike oil."*
-J. Paul Getty-
*"I've failed over and over and over again in my life and that is why I
succeed."*
-Michael Jordan-
*"Success consists of going from failure to failure without loss of
enthusiasm."*
-Winston Churchill-
*"Success is falling nine times and getting up ten."*
-Jon Bon Jovi-
*"Try not to become a man of success, but rather try to become a man of
value."*
-Albert Einstein-
*"What is success? I think it is a mixture of having a flair for the thing
that you are doing; knowing that it is not enough, that you have got to have
hard work and a certain sense of purpose."*
-Margaret Thatcher-
*"Winning isn't everything, it's the only thing."*
-Vince Lombardi-
*"Ambition is an idol, on whose wings great minds are carried only to
extreme; to be sublimely great or to be nothing."*
-Shakti Gawain-
*"Be bold. If you're going to make an error, make a doozy, and don't be
afraid to hit the ball."*
Billie Jean King
*"Extreme hopes are born from extreme misery."*
-Bertrand Russell-
*"Those who dare to fail miserably can achieve greatly."*
-John F. Kennedy-
*"If you set out to be liked, you would be prepared to compromise on
anything at any time, and you would achieve nothing."*
-Margaret Thatcher-
*"If you are going to achieve excellence in big things, you develop the
habit in little matters. Excellence is not an exception, it is a prevailing
attitude."*
-Colin Powell-
*"You cannot expect to achieve new goals or move beyond your present
circumstances unless you change."*
Les Brown
*"To turn really interesting ideas and fledgling technologies into a company
that can continue to innovate for years, it requires a lot of disciplines."*
-Steve Jobs-
*"Mau jadi orang sukses harus cari kegagalan, karena kegagalan akan membuat
kita belajar untuk masa depan."*
-Bob Sadino-
*"Bagi saya bisnis itu adalah survival mode."*
-Sandiaga Salahuddin Uno-
*"Orang yang tidak tegas memilih tindakan yang baik baginya, sesungguhnya
sedang tegas membiarkan dirinya tersiksa dalam keraguan dan rendahnya rasa
hormat terhadap diri sendiri."*
-Mario Teguh-
*"Jujur itu tegas, ya adalah ya dan tidak adalah tidak dan segeralah ."*
-Mario Teguh-* *
*" Kalau mau berhasil menjadi leader, kita harus bisa menjadi hamba,
melayani, dan memberi."*
-Ciputra-
*"We must all suffer one of two things: the pain of discipline or the pain of
regret or disappointment."*
Jim Rohn
Maka, mulailah kita menyadari, bahwa fenomena sukses dan berhasil adalah
fenomena *ekstremis*. Secara khusus, mereka hendak mengatakan begini:
*"Jika engkau ingin sukses dan berhasil, jadilah ekstremis bagi diri
sendiri!"*
Pertanyaan kita tentunya, se-*ekstrem *apa, *ekstrem *yang bagaimana,
dan *ekstrem
*dalam hal apa?
Sadarilah, bahwa *setiap kita* saat ini dan hari ini, adalah para
ekstremis-ekstremis potensial. Sekali lagi, *setiap kita*.
Pilih, apakah Anda ingin *bahagia* atau *sengsara*?
Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda tidak memilih untuk setengah bahagia
atau malah setengah sengsara.
Pilih, apakah Anda ingin *kaya *atau *miskin*?
Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda tidak memilih untuk setengah kaya atau
malah setengah miskin.
Pilih, apakah Anda ingin *senang *atau *menderita*?
Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda tidak memilih untuk setengah senang atau
malah setengah menderita.
Pilih, apakah Anda ingin *berhasil* atau *gagal*?
Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda pasti memilih yang pertama.
Pilih, Anda ingin *surga* atau *neraka*?
Anda adalah *ekstremis*, sebab Anda tidak memilih untuk berada di
tengah-tengah dari keduanya, sebab itu hanya untuk orang gila.
Pilih, Anda ingin *taqwa* atau *fujur*?
Anda pasti menjawab dengan *ekstrem*.
Pilih, *benar* atau *salah*?
Jelaslah bahwa setiap cita-cita dan setiap tujuan Anda, adalah *ekstrem*.
Dengan ke-*ekstrem*-an itu, Anda tidak punya pilihan lain kecuali menjadi *
ekstremis*. Anda mau kemana, Jakarta atau Bandung? Anda tak akan bisa menuju
ke keduanya di saat yang sama.
Itu sebabnya, "*pilihan*" adalah kekuatan. Dan, cara orang-orang yang sukses
dan berhasil mengeksekusi ke-*ekstrem*-an di dalam meraih cita-cita dan
menggapai tujuan, mereka lakukan dengan *bertanya* secara *ekstrem* di
sepanjang perjalanan:
*"Apakah pilihan ini membuat aku sampai ke tujuan?"*
*"Apakah begini, sikap orang yang bahagia?"*
*"Apakah keputusan ini, adalah keputusan orang kaya?"*
*"Apakah tindakan ini akan membuat saya senang?"*
*"Apakah ini adalah keyakinan orang yang berhasil?"*
*"Apakah cara ini mengantarkan saya ke surga atau ke neraka?"*
*"Apakah ketegasan ini menjadikan saya manusia yang taqwa atau fujur?"*
*"Apakah dengan displin seperti ini, saya akan mendapatkan 25% atau 51%?"*
Terhadap semua pertanyaan itu, mereka yang dipastikan *akan *sukses dan
berhasil, adalah mereka yang dengan *ekstrem* menjawab pilihan, sikap,
keputusan, tindakan, keyakinan, cara, ketegasan, dan displin dan lalu
menindaklanjutinya dengan pilihan, sikap, keputusan, tindakan, keyakinan,
cara, ketegasan, dan displin yang juga *ekstrem *di dalam kehidupan nyata.
Mereka tahu pasti, tanpa ke-*ekstrem*-an, mereka tak akan mendapatkan
apa-apa. Mereka mengerti, tanpa ke-*ekstrem*-an, mereka tak beranjak dari
tempat mereka berdiri. Mereka paham, tanpa ke-*ekstrem*-an, segala tindakan
adalah pemborosan energi yang tersia-sia.
Itulah yang disebut dengan *polarisasi* alias *pengkutuban*. Sebuah upaya
yang sederhana, untuk menyederhanakan urusan, dengan menyederhanakan
pilihan, yaitu dengan mengembalikan segalanya ke fungsi utama dari akal dan
pikiran; *untuk memilih satu dari dua*.
Dengan *kenyataan *bahwa jalan *tercepat *untuk mencapai tujuan adalah
dengan meniti jalur yang *terpendek*, tak ada cara lain bagi mereka kecuali
menciptakan jalan tercepat dan jalur terpendek itu dengan menjaga *
polarisasi*. Polarisasi adalah bentuk-bentuk *pengesktreman *dari segala
proses agar selalu konsisten berada *di sisi jalan yang sama* dengan tujuan
dan cita-cita. Bahasa kerennya, *aligned*. Segala yang berjalan tanpa sifat
*ekstrem*, akan memboroskan perjalanan atau bahkan menyesatkan. Semua *
ketidakekstreman* tak akan berjalan dengan *lurus *menuju tujuan, atau
bahkan tidak akan pernah menyampaikan.
Sadarkah kita, bahwa jika tujuan dan cita-cita kita adalah
bentuk-bentuk *ekstremitas
*dari dua *pilihan*, maka itu berarti bahwa tujuan dan cita-cita kita adalah
fenomena *pikiran*? Sadarkah kita bahwa ketika segala hal dimaknai *
berbeda-beda*, maka itu adalah agar semua itu memang *berbeda*?
Sebagaimana bedanya *sukses *dari *gagal*, bedanya *bahagia *dari *menderita
*, bedanya *senang* dari *sengsara*, atau bedanya *syurga *dari *neraka*?
Sebagaimana tajamnya perbedaan antara *50,99999999999%* dan *51%*?
Sebagaimana sebutan bahwa *100%* adalah tercapai dan *99,9999999999%* adalah
blunder, di mana "*nilai*" atau "*value*" adalah logika dan pikiran?
Itu sebabnya, mereka yang sukses dan berhasil selalu menasihatkan kepada
kita,
* "Untuk sukses dan berhasil, utamakan pikiran."*
Tuhan pun, memberi prioritas untuk masuk ke syurga dan bertemu dengan-Nya
kepada orang-orang yang *berakal *dan *berpikir*.
Jika *pikiran *- di mana fungsi dasarnya adalah untuk memilih secara *
ekstrem*, adalah fenomena *ekstrem*, maka bagaimana dengan *perasaan*?
Nanti kita lanjutkan ke bagian 3.
Selamat kembali ke jati diri makhuk berpikir. Selamat berlatih mengembalikan
diri menjadi *ekstremis*.
Semoga bermanfaat.
*Note: Note ini tidak ada dalam buku saya.*
Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
Founder, Penulis "Manajemen Pikiran Dan
Perasaan<http://www.penerbitzaman.com/ >"code.php? index=Katalog& op=tampilbuku& bid=118
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar