Kamis, 03 Januari 2013

[daarut-tauhiid] Umat Ini Tidak Memiliki Furqon dan Hidupnya Talbiz

 

Umat Ini Tidak Memiliki Furqon dan Hidupnya Talbiz

Jakarta *(voa-islam.com) *Peristiwa perayaan tahun baru 2013 masehi,
memberikan cerminan umat ini, mereka tidak memiliki furqon (pembeda) dan
talbiz (campur antara haq dan bathil).

Dengan guyuran hujan mereka tetap pergi ke panggung yang sudah disiapkan
oleh Gubernur DKI Jokowi. Sepanjang Jalan Thamrin, Buderan HI, sampai Jalan
Sudirman dan Ancol, dan masyarakt Jakarta tumpel blek, ke arena hiburan itu.

Dakwah yang dilakukan para da'i dan ulama selama setahun itu, seperti
sia-sia, seperti membuang garam di laut. Ibaratnya, panas setahun
dihilangkan hujan sehari. Tak berbekas sedikitpun.

Usaha-usaha para da'i dan ulama, seperti hilang begitu saja, di telan oleh
acara perayaan natal dan tahun baru, selama bulan Desember ini. Umat larut
dengan berbagai kemaksiatan dan kemubaziran serta kedurhakaan terhadap
Allah Rabbul Alamin.

Tetapi, aktivitas perayaan tahun baru masehi itu, bukan hanya di Jakarta,
tetapi di seluruh wilayah Indonesia. Betapa pengaruh media massa, terutama
telivisi, sangat luar biasa. Mempunyai dampak yang sangat massal.

Tak terkecuali. Sampai ke kampung-kampung, bahkan ke gunung-gunung, yang
jauh dari pusat kehidupan kotapun, terbawa arus perayaan tahun baru masehi.
Dampaknya, masyarakat semakin jauh dari agama, dan tersekulerisasi dengan
dahsyat. Usaha-usaha meningkatkan kehidupan agama (Islam) semakin jauh.

Tentu, kerusakan yang paling dahsyat terjadi dikalangan remaja, di berbagai
pelosok di seluruh Indonesia. Sebuah media di Jakarta memberitakan,
menjelang tahun baru, jumlah kondom yang terjual mencapai 40 juta.

Sebagian besar penggunanya adalah ABG (anak baru gede). Artinya selama
perayaan natal dan tahun baru itu, berlangsung perzinahan yang dilakukan
oleh 40 juta orang, terutama remaja.

Belum lagi, berapa banyak jumlah uang yang dihabiskan membeli petasan,
kembang api, dan menonton konser di tempat terbuka, seperti di Thamrin,
Sudirman, dan Ancol serta tempat-tempat hiburan lainnya di seluruh
Indonesia. Sungguh sangat dahsyat.

Semua kebejatan dan kemaksiatan berlangsung secara massal, di malam natal
dan tahun baru. Tidak ada lagi tersisa nilai-nilai iman yang ada dalam dada
mereka. Semuanya tercerabut saat malam natal dan tahun baru.

Memang. Umat ini tidak memiliki furqon dalam diri mereka. Umat yang sangat
kompormis, dan tidak memiliki karakter. Mereka mengaku Muslim. Tetapi,
kegemaran mereka berbuat maksiat. Tidak bisa lagi berlepas diri, membenci,
dan menolak segala bentuk kemaksiatan dan kedurhakaan.

Di dalam diri mereka itu, sudah sangat kuat budaya talbiz (campur aduk)
antara yang haq dan bathil. Umat ini bersama dengan pemimpinnya sudah
biasa, berbuat ma'ruf (kebaikan), tetapi mereka juga *"nyambi"* (menikmati)
kebathilan dan kemunkaran. Itulah umat Islam di Indonesia.

Di dalam diri umat ini sudah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat
lama, budaya sinkretisme. Islam bercampur dengan hindu, budha, kejawen,
barat, semuanya bercampur. Islam sinkretis.

Sangat kabur tidak jelas nilai-nilai Islam dalam diri umat ini. Jika Islam
ini menjadi agama mayoritas, mestinya dengan jumlah penduduk 240 juta ini,
Islam menjadi sangat nampak dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadi arus
utama dalam masyarakat. Sekarang umat itu semakin sekuler.

Bayangkan, Indonesia pernah dijajah oleh Belanda, selama 350 tahun, atau
3,5 abad. Mungkin hanya satu-satunya wilayah atau negara di dunia yang
begitu lama dijajah oleh penjajah Eropa. Habis dijajah Belanda, kemudian di
jajah oleh Jepang 3,5 tahun.

Sekarang di era kemerdekaan Indonesia dijajah dengan budaya Barat, yang
begitu massif, dan tak terelakkan. Dengan dukungan media, dan orang-orang
yang ditanamkan oleh penjajah itu, perubahan semakin nampak dalam diri umat
menuju atheisme (tak bertuhan).

Para ulama dan da'inya semakin kehilangan harga diri dan keberanian
(saja'ah) mendakwahkan agama Allah, dan membiarkan dihancurkan oleh
sekulerisme. Dakwah melalui masjid, mushola, dan majelis taklim, tak dapat
melawan pengaruh media yang begitu dahsyat.

Media seperti Kompas, Metro TV, RCTI, TV One, dan sejumlah media lainnya,
begitu dahsyatnya mengharu biru, tanpa dapat ditandingi oleh para da'i dan
ulama, menjaga dan melindungi umat dari budaya yang merusak.

Semuanya hancur hanya dalam waktu semalam. Hanya dengan 16 panggung yang
dibikin oleh Jokowi di sepanjang Jalan Thamrin, Sudirman, dan Ancol,
semuanya hasil jerih payah yang dilakukan para da'i dan ulama tak
berbekas.

Tahun 2013 ini, sebaiknya menjadi titik tolak, bagi para da'i dan ulama
membangun kembali umat yang iman dan aqidahnya compang-camping, akibat
penghancuran yang dilakukan agen-agen Barat, kafir musyrik yahudi-nasrani,
yang secara sismatis menghancurkan umat.

Indonesia bukan hanya menghadapi kehancuran oleh korupsi, tetapi kerusakan
moral sudah sangat dahsyat. Wallahu'alam.

http://www.voa-islam.com/news/opini/2013/01/02/22601/umat-ini-tidak-memiliki-furqon-dan-hidupnya-talbiz/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: