Gerakan Penerjemahan Kitab-kitab Berbahasa Arab di Eropa
  
   
  Saat Islam masih jaya di abad pertengahan, ilmuwan-ilmuwan
  Muslim memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
  Mereka menerjemahkan warisan ilmu pengetahuan berbahasa Yunani, Persia, dan
  India ke dalam bahasa Arab. Saat kitab-kitab dalam bahasa aslinya tersebut musnah,
  tinggallah kitab terjemahannya dalam bahasa Arab. Dari sinilah Eropa
  mendapatkan ilmu pengetahuan mereka, ditambah dengan pengembangan ilmu yang
  dilakukan ilmuwan Muslim sendiri. Ini karena mereka melakukan gerakan
  penerjemahan kitab-kitab berbahasa Arab tersebut ke bahasa Latin. Aktivitas
  mereka terpusat di 2 wilayah; Andalusia (Spanyol) dan Sicilia (Italia).
  1.       Andalusia
  Gerard Cremona (1114-1187 M) digelari
  sebagai "Bapak" gerakan penerjemahan di Eropa. Ia lahir di Italia dan pindah ke
  Talitali (Andalusia). Di sanalah ia belajar bahasa Arab beberapa tahun kepada
  seorang Arab. Selama hidupnya, sekitar 70 kitab berhasil diterjemahkannya.
  Sebelum meninggal, ia sedang menerjemahkan al-Qanun karya Ibnu Sina.
  Kitab-kitab terjemahannya melingkupi topik-topik seperti matematika, alam, kimia
  dan kedokteran. Kitab-kitab karya tulis Epicure, Galen, al Kindi, dan al Farabi
  adalah yang sudah diterjemahkannya.
   
  Selain itu ada nama Robert Shisteri (wafat
  1114 M). Ia yang pertama kali menerjemahkan makna-makna Al Quran ke dalam
  bahasa Latin. Ia juga yang menerjemahkan kitab-kitab karya al Khawarizmi dalam
  bidang matematika, astronomi, dan kimia. Lalu pada abad ketiga belas muncul
  nama-nama seperti Alfred (Inggris), Michael Scout (Skotlandia), dan Herman
  (Jerman). 
   
  Gerakan penerjemahan tersebut berkembang di
  kota-kota seperti Barcelona, Tarzuna, Leon, Bambluna, dan Talitali. Sehingga
  bisa dikatakan Andalusia telah menjadi pusat utama gerakan penerjemahan dari
  bahasa Arab ke Latin.
   
  2.       Sicilia
  Peran Sicilia yang menjadi pusat kedua
  gerakan penerjemahan dimungkinkan karena kaum Muslim menguasai wilayah ini dari
  tahun 902 M – 1091 M. Secara geografis letaknya pun sangat strategis, yakni
  antara benua Eropa dan Afrika. 
   
  Beberapa penerjemah yang terkenal antara
  lain Abu Ganius al Balermi (sekitar tahun 1150 M) yang menerjemahkan kitab
  karya Ptolemeus dalam bidang optik dari bahasa Arab ke Latin. Lalu ada Farg bin
  Salim, seorang Yahudi asal Sicilia yang banyak menerjemahkan kitab-kita Arab ke
  bahasa Latin di abad ke-13. Tercatat selama abad ke-12 hingga abad ke-13 ada
  lebih dari 300 kitab yang telah diterjemahkan dalam bidang kedokteran. 
   
  Di kalangan aristokrat, Raja Sicilia yakni
  Roger II (1129-1154 M) memiliki kegemaran terhadap budaya Islam dan Arab.
  Terinspirasi oleh kebiasaan para khalifah Abassiyah yang suka mengumpulkan
  ulama di sekelilingnya, ia juga mengumpulkan ulama muslim di sekitarnya.
  Tercatat Syarif al Idrisi, seorang ilmuwan geografi Muslim terbesar pernah
  diundangnya ke istana. Raja lainnya Fredrik II (1194-1250 M) juga terpengaruh
  dengan budaya Arab sampai-sampai ia pernah diasingkan gereja dua kali selama
  hidupnya. Ia mendirikan Universitas Napoli yang mentransfer ilmu-ilmu Islam dan
  Arab ke Eropa dan menggalakkan penerjemahan kitab-kitab berbahasa Arab ke
  Latin.
   
  Dari fakta-fakta di atas, bolehlah kita menyebut Eropa telah
  berhutang kepada para ilmuwan Muslim kita. Namun yang lebih penting lagi, kaum
  Muslim harus mulai menyadari kekuatan bahasa Arab yang pernah menjadi tulang
  punggung pengembangan ilmu pengetahuan, bukan hanya tsaqafah Islam tetapi juga matematika
  dan ilmu pengetahuan alam.
  
  Sumber: Ketika Barat
  Memfitnah Islam (2005) oleh Dr. Latifah Ibrahim Khadhar. 
  
  Semoga bermanfaat
  Salam,
  
  Adi ST
  www.metodeabyan.blogspot.com
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
| Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) | 
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar