Geliat Spritual Salah Kaprah
Jika abad pertengahan di eropa sains meninggalkan agama karena terkesan mengekang perkembangan ilmu pengetahuan yang dimulai dengan pembantahan teori bumi sentris dan datar oleh penjelajah Copernicus dan di kuatkan oleh Galileo dengan teleskopnya yang membuatnya dikucilkan dan bahkan sempat diseret ke pengadilan tahun 1616 oleh pihak gereja karena melanggar doktrin ajaran agama. Maka belakangan ini agama kembali di tinggalkan oleh bagian dari dirinya yaitu spritualisme yang merupakan ruh dari ajaran-ajaran agama yang mempunyai bahasa rasa seperti cinta yang lebur dalam ketenangan dan kedamaian , ketentraman,
Bahkan di Amerika dan Eropa perkembangan dunia spritualisme mengalami peningkatan yang significant setelah melalui asimilasi budaya seperti tehnik meditasi dari India yang berasal dari agama Hindu atau tehnik relaksasi dan pernapasan dari China berbanding terbalik dengan penganut ajaran Christian yang semakin menurun disusul dengan meningkatnya perkembangan Islam di Eropa terutama Prancis dan Italia.
Mengapa dunia spritual begitu di gandrungi, apakah agama didunia tidak memiliki nilai yang satu ini. Sebenarnya semua agama memiliki spritualisme, karena pada dasarnya agama adalah spritualisme itu sendiri yang dibahasakan melalui rasa, permasalahannya banyak penganutnya yang menjadikan ajaran agamanya sekedar doktrin belaka yang hanya berisi perintah dan larangan disisi lain spritualis partisan (yang memisahkan diri dari agama) banyak yang menolak aturan baku yang disodorkan oleh ajaran-ajaran agama dan membuat aturan sendiri yang dinilai secara subjektif lebih persuasif, sehingga tidak lah mengherankan jika kita pernah menemui seseorang yang tidak pernah sholat, atau melakukan ritual agama apapun tetapi memiliki ketenangan dan pengendalian diri yang luar biasa atau mempunyai kemampuan abnormal (supra natural) dan hal ini telah lama dikaji dalam ilmu psikologi transedental.
Sufisme di dalam Islam sangat mengenal kondisi transendental ini yang sering dialami sewaktu sholat atau sedang melafazkan dzikir secara berulang-ulang yang oleh sebagian ulama justru ditolak karena tidak menemukan dalil atau petunujuk dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam, namun demikian dalil seperti apa yang bisa menjelaskan sebuah rasa, karena permasalahan bukanlah pada kondisi transendental tersebut tapi lebih dari bagaimana cara mendapatkannya, sama seperti seseorang mendapatkan ketenangan dengan berdzikir disisi lain ada yang mencari jalan dengan memakai narkoba atau obat-obatan terlarang.
Kesalahan dalam memandang agama secara utuh menjadikan menjadikan jarak antara rasa spritual dan ajaran agama semakin menganga, mengapa hal tersebut terjadi ? Apakah agama yang kita miliki adalah bagian dari proses berfikir kita atau bagian dari kemalasan berfikir kita (warisan) ? jika dalam proses berfikir orang sering gagal apalagi hanya mewarisi sebuah tradisi beragama seperti kebanyakan orang saat ini , Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 170
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk ?".
Ayat tersebut diturunkan kepada orang yahudi yang tetap menganggap tradisi nenek moyang merekalah yang paling benar tanpa mau berfikir tentang kebenaran itu sendiri , jika apa yang telah kita ketahui sekarang ini tidak lebih dari apa yang kita warisi tanpa mau berfikir lebih lanjut maka jangan heran jika anak cucu kita kelak menjadikan ajaran agama sebagai bagian dari sejarah belaka
Salam
David
[Non-text portions of this message have been removed]
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Yahoo! Groups users, check out this limited time offer from Blockbuster! Rent DVDs free for a month!
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar