Meyakini Keyakinan Sendiri
Suatu hari terjadi kebakaran di pinggir kota yang menghabiskan lebih dari 10 rumah karena arus tegangan pendek yang menyambar rumah yang banyak berbahan baku triplek dan papan , hampir semua harta benda habis terbakar, dari sela-sela lorong di perkampungan tersebut terdengar teriakan anak kecil yang terjebak di lantai dua. Sianak tersebut karena takut atau panik hampir tidak menghiraukan teriakan orang di bawahnya agar segera melompat, bahkan para lelaki yang berbadan kekarpun menawarkan diri kepada sianak agar melompat dan akan di tangkap olehnya tetapi tidak satupun yang berhasil, sampai ada seorang pria kurus keluar dari kerumunan orang-orang dan berteriak kepada sianak "turun !" . Sianak yang kaget langsung melompat dan di tangkap oleh pria tersebut dibantu oleh beberapa orang karena dia tidak sanggup menangkapnya sendirian. Setelah sampai dibawah lelaki berbadan kekar tersebut bertanya " mengapa kamu mau turun setelah diteriaki oleh pria ini sedangkan badannya kurus padahal aku lebih sanggup menangkap mu ?" Sianak menjawab singkat "karena dia ayahku"
Keyakinan bisa mengalahkan segalanya, tetapi terkadang kita sering meletakaan keyakinan kita diujung lidah. Sewaktu kita mempunyai masalah, lalu kita menghadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar masalah kita di mudahkan atau diberikan jalan keluar. Namun demikian mengapa sering setelah berdoa hati kita masih gelisah selama masalah tersebut belum teratasi padahal kita telah menyerahkannya kepada Allah, jawabannya sederhana , yaitu karena kita belum yaqin kepada Allah, keyakinan masih merupakan rekayasa kepala bukan dari penyerahan hati.
Pernah suatu hari saya terjebak kemacetan, padahal dari rumah sudah berangkat pagi-pagi. Setelah dicari tau ternayata ada bis yang tabrakan di persimpangan jalan , seketika hati menjadi gelisah soalnya laporan hari ini harus diserahkan kapada atasan untuk dibawa rapat pimpinan, terbersit keinginan untuk masuk karah berlawanan seperti yang dilakukan oleh beberapa kendaraan bermotor dan melanggar seluruh rambu lalu lintas dijalan, namun ketika itu rasa sadar muncul bahwa segala sesuatu telah direncanakan oleh Allah. Ada oleh-oleh yang sempat aku ingat dari Ustadz di pengajian. " Usaha dan keyakinan harus seimbang, jika keyakinan kita kurang maka tingkatkanlah usaha, namun demikian untuk orang tertentu ada saat dimana keyakinannya bisa melampaui usahanya" hati seketika menjadi tenang, yah mungkin ini kesempatan untuk mengingat Allah (Dzikir) , dan sesampai dikantor ahirnya tetap terlambat hampir setengah jam, sewaktu laporan di serahkan ternyata atasan juga belum datang, dia juga terkena kemacetan yang sama.
Salam
David
[Non-text portions of this message have been removed]
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar