Senin, 07 Juli 2008

[daarut-tauhiid] Sebuah Pelajaran

 
Sebuah Pelajaran

Ada seorang mandor yang ikut mengerjakan salah satu proyek kantor yang sebenarnya proyek ini proyek rugi. Proyek ini dapatnya nge-sub dari salah satu BUMN dan sebenarnya juga BUMN ini juga tahu kalau proyek ini proyek rugi sehingga dia juga bagi-bagi kerugian pada sub kontraktor yang digandengnya. Tapi intinya bukan itu. Aku dua kali mendengar kata-kata dari seorang teman yang kebetulan mengepalai bidang teknik kepada si bapak mandor yang sudah dikenalnya sejak lama itu. "Kok gak onok kemajuan se Pak, ket biyen nggowo sepeda ae gak ganti montor !��, begitu katanya. Oh.... ternyata ukuran sukses menurut temanku yang satu ini adalah pencapaian materi, yang kebetulan alhamdulillah temanku yang satu ini memang diberi kelimpahan sehingga kadang juga somsek. Nah berhubung proyek yang satu ini proyek rugi bahkan minusnya sudah mencapai 1 milyar lebih, maka si bapak mandor ini pun terkena juga imbasnya. Tagihannya ke kantor yang masih tersisa puluhan juta
setelah opname lapangan menurut versi kantor hanya tersisa sekitar 14 jutaan. Hari Jum'at kemarin si bapak mandor itu ke kantor untuk menanyakan tagihannya dan yang luar biasa bagiku adalah kesan yang kutangkap pada dirinya setelah mengetahui tagihannya hanya bersisa sekitar 14 jutaan saja. Dia tertawa sambil mengatakan, "Wis nggarap nang kono gak malah oleh duit tapi malah mbuwak duwit, tapi yo gak popo neng kene oleh akeh, mari ngono sitik, wis biasa wong urip iku. Sing penting isok noto ati�� (ngerjakan di sana tidak malah dapat uang tapi malah membuang uang, tetapi ya tidak masalah, di sni dapat banyak, disana dapat sedikit, sudah biasa orang hidup itu. Yang penting bisa menata hati). Suatu kalimat sederhana tapi sungguh luar biasa bagiku. Inilah sebenarnya menurutku suatu prestasi kehidupan, di mana si bapak mandor tersebut bisa menguasai hatinya untuk rela/ridho atas apa yang dialaminya, sehingga tidak ada kesedihan, tidak ada penyesalan dan
tidak ada kemarahan. Inilah yang dinamakan kaya yang sebenarnya, kaya hati. Walau pun secara fisik / secara materi tidak memiliki apa-apa yang bagi banyak orang merupakan standar pencapaian kesuksesan, tetapi kalau seseorang memang merasa tidak memerlukannya atau tidak terobsesi olehnya bukankah itu sebenarnya yang disebut kaya ? Kaya Hati. Coba bandingkan seseorang yang sudah memiliki sesuatu tentu dia tidak akan pernah puas dan ingin mencapai yang lebih baik lagi. Hatinya belum merasa memiliki dan masih menginginkan dan berusaha bagaimana caranya untuk memuaskan dahaga materinya. Bukankah hakikinya dia ini masih miskin ? Miskin Hati, meski secara materi apa pun sudah dia miliki. Contoh sederhana saja misalnya sudah punya Avansa pasti pengen ganti Inova atau bahkan kalau perlu tidak ganti tetapi menambah. Ada juga teman yang beli laptop dengan spesifikasi yang mutakhir, tetapi ternyata cuman dibuat main solitaire soalnya dia engga bisa komputer. Sayang
bukan ? Demi sebuah gengsi, kesia-siaan dilakoni.

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
MARKETPLACE

Attention, Yahoo! Groups users! Sign up now for a one-month free trial from Blockbuster. Limited time offer.
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant hello

Chat in real-time

with your friends.

Moderator Central

Yahoo! Groups

Get the latest news

from the team.

Dog Groups

on Yahoo! Groups

discuss everything

related to dogs.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: