Percikaniman.
sekolah-sekolah memberikan berbagai data yang telah dipilah dan
dipilih; mereka membesar-besarkan masalah dan meremehkan
perkara-perkara lainnya.
Semua itu dilakukan agar masyarakat tidak bisa berfikiran terbuka
ketika menganalisis suatu masalah, sehingga acapkali terjebak dengan
Teori Konspirasi. Teori semacam ini membuat masyarakat tidak mampu
memahami akan permasalahan mereka sebenarnya; karena dengan adanya
teori ini muncul anggapan, bahwa segala permasalahan yang dihadapi
masyarakat disebabkan oleh `musuh fiktif' yang sengaja diciptakan oleh
penguasa atau bisa jadi- diciptakan oleh masyarakat sendiri akibat
rasa takut yang membelenggu mereka.
Zachariah Matthews dari Cair (Canadian Islamic Congres's) membeberkan
sejumlah trik media Barat yang terbit di Canada, dalam memproduksi
citra buruk tentang Islam; yang bisa kita dapati pula pada sebagian
pers Indonesia.Pertama, Sensasi.
Berita di buat berdasarkan fakta yang tidak pernah ada, atau hanya
mengandung sedikit kebenaran. Namun semakin lama dihebohkan, kisah
semacam ini akan kehilangan substansinya. Misalnya, kisah perkosaan
massal terhadap etnis China pada kerusuhan Mei 1998 di Indonesia.
Dalam dokumen Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF), dalam debat tentang
ada tidaknya fakta perkosaan masal yang tengah di-ulik, seorang
pimpinan TGPF menyatakan kepada rekannya," Jangankan satu kasus,
setengah kasus pun cukup."
Standar ganda juga diterapkan oleh media. Ketika kasus monas kemarin,
aktivis KLI yang menyerang AKKBB disebut `pelaku kekerasan'. Akan
tetapi label tersebut tidak disematkan kepada AKKBB yang melakukan
kekerasan simbolik dengan kampanye dan pernyataan provokatifnya.
Trik kedua, Mengemukakan berita atau klaim dusta. Sering klaim tentang
Islam tanpa disertai dukungan bukti, atau dengan bukti yang sangat
lemah. Misalnya, ketika Detik.com dan KoranTempo memberitakan foto
Munarman mencekik, atau aksi KLI yang diklaim FPI. Pun juga gambar
bocah menangis yang disebut-sebut anak-anak AKKBB.
Trik ketiga, Misrepresentasi. Kerap kali media menggunakan trik pars
pro toto (generalisasi)
Misalnya, media menulis' oknum' untuk aparat atau polisi. Tapi ketika
menyiarkan aksi sebagian kecil KLI, mereka menyebut sebagai tindakan FPI.
Trik keempat, Pembatasan akses. Publik muslim tidak diberi akses yang
sama pada media. Contoh yang telanjang adalah aksi yang dilakukan
hampir 100.000 massa muslim mengepung istana pada 7 Juni siang. Pers
umumnya tidak memberitakan aksi demo tersebut. Menghilangnya Jajak
pendapat dan hasilnya di situs Liputan6.com yang ternyata mayoritas
masyarakat mendukung eksistensi FPI, merupakan contoh akses yang
bersifat vulgar.
Trik kelima, Stereotype. FPI oleh media massa diidentikan dengan
kekerasan. Sebaliknya, kalangan Sipilis
(Sekulerisme-
santun, damai, sejuk, meskipun menebar terror verbal berbungkus
kalimat-kalimat indah. Lewat Resonansi di Republika, kolumnis Zaim
Uchrawi yang juga direktur Balai Pustaka, mendorong pembubaran FPI dan
Ahmadiah. Berikutnya ia menyebut Syafii Anwar ( tokoh Sipilis pemimpin
LSM ICIP) sebagai `intelektual muslim yang santun' .
Trik keenam, Pengendalian reporter. Robert Fisk, koresponden pada
media massa London the Independent menulis " Para editor Amerika
mempunyai kebiasaan membuang reporter mereka jika mereka mulai
memahami secara objektif situasi daerah liputannya." Pada peristiwa
demo besar 9 Juni 2008, kemana larinya hasil liputan para wartawan kita?
The last, Pemahaman bahwa informasi saat ini banyak dikuasai oleh
orang-orang yang tidak senang terhadap Islam sipilis - merupakan
modal dasar. Informasi yang tidak objektif tentang Islam bisa di
counter atau didudukkan dengan baik asalkan kita mau memperkaya
cakrawala berfikir. Membiasakan mendengarkan lebih dari satu pendapat
tentang suatu masalah, dan kemudian memilih suatu pendapat berdasarkan
pengkajian yang telah dilakukan. Tidak bersikap taklid buta dan kaku,
akan tetapi selalu membuka pemikiran dan hati, serta konsisten dengan
kebenaran, meskipun kebenaran itu datangnya dari orang-orang yang
tidak kita sukai.
Allah swt berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi yang adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjalkan." (TQS.al-Maaidah : 8)
***
(Ibnu Khaldun Aljabari, 2 Juli 2008)
Mencari Informasi menarik dan terpercaya tentang Aliansi Kebangsaan
untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), "Tabloid Suara
Islam" Edisi 46 : Membedah Jantung AKKBB bisa menjadi salah satu
sumbernya.
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar