Messages In This Digest (18 Messages)
- 1a.
- Re: [tips menulis] Yuk Membumi! From: Nursalam AR
- 2.
- Ketika Kematian Adalah Sebuah Pembebasan From: rafif_amir
- 3.
- Selamat Ultah, Mujahid Kecilku! From: rafif_amir
- 4a.
- Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya From: fil_ardy
- 4b.
- Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya From: Hadian Febrianto
- 4c.
- Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya From: dyah zakiati
- 4d.
- Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya From: EngBekasi
- 5.
- RABBANA MAA KHALAQTA From: arya noor amarsyah arya
- 6a.
- Re: (HUMOR di follow up) Kentutnya Bau - Renungan Hitam-putih From: setyawan_abe
- 7a.
- Intro Kopdar 6 From: teha sugiyo
- 7b.
- Re: Intro Kopdar 6 - Arief mohon maaf From: setyawan_abe
- 7c.
- Re: Intro Kopdar 6 - Arief mohon maaf From: teha
- 7d.
- Re: Intro Kopdar 6 - Arief mohon maaf From: setyawan_abe
- 8a.
- (esai) goodbye, hello! From: punya_retno
- 8b.
- Re: (esai) goodbye, hello! From: novi_ningsih
- 8c.
- Bls: [sekolah-kehidupan] (esai) goodbye, hello! From: CaturCatriks
- 9.
- Dyah ditabrak taksi! From: dyah zakiati
- 10a.
- Re: Anak Autisme Juga (Bisa) Pintar! From: Duddy Fachrudin
Messages
- 1a.
-
Re: [tips menulis] Yuk Membumi!
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Wed Jul 2, 2008 10:57 pm (PDT)
Yups. Diani Citra, sobatmu, itu salah satu guruku juga dalam menulis selama
di The Coffee Bean Show. Cara pandangnya dalam melihat angle sesuatu menjadi
scene komedi sungguh keren! Ayo, Retno, berbagi juga tipsmu menang waktu
menang di lomba menulis cerpen sastra se-jabotabek tahun 2007 kemarin:).
Tabik,
Nursalam AR
2008/7/3 punya_retno <punya_retno@yahoo.com >:
> hmmm, jadi inget malam2 ngobrol ma citra ttg script :)
> makasih lho mas utk tipsnya.
> dan waah, uni asma jago! ajari saya suhu!
> senang deh punya teman2 yg jago nulis! :)
> gyaaaa!
>
> salam,
>
> -retno-
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> "Nursalam AR"
> <nursalam.ar@...> wrote:
> >
> > Yup, betul sekali, Asma. Salah satu contoh tulisan cerpen yang
> "realistis"
> > dan "penuh daya observasi" adalah cerpenmu yang menang di kompetisi
> ROHTO
> > tahun kemarin:). Keep up the good work wherever you are!
> >
> > Thanks for reading and sharing!
> >
> > Tabik,
> >
> > Nursalam AR
> >
> > 2008/7/3 asma_h_1999 <asma_h_1999@...>:
> >
> > > Wah...bener banget tuh mas. Jadi kalo nulis apapun perlu dipikir2
> > > kerealistisannya ya mas (masuk akal ato enggak berdasarkan setting
> > > tempat, waktu dan kondisinya ya).
> > >
> > > Wassalam
> > > asma
> > >
> > > --- In
> sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>
> <sekolah-kehidupan%40yahoogroups. com>,
>
> > > "Nursalam AR"
> > > <nursalam.ar@> wrote:
> > > >
> > > > *Yuk Membumi!
> > >
> > > > **Oleh Nursalam AR**
> > > >
> > > > "Tulisan non-fiksi adalah mata air tulisan fiksi." (Herry Nurdi,
> > > aktivis FLP
> > > > dan penulis)
> > > > *
> > > > Salah satu pelajaran penting yang saya dapat selama "nyantri" di
> > > suatu *writing
> > > > group* yang memproduksi skenario sinetron komedi (sitkom) adalah
> > > bagaimana
> > > > membuat dialog yang realistis dan membumi. Aris Nugraha, sang mentor
> > > yang
> > > > juga bidan sitkom *Bajaj* *Bajuri* selalu menekankan-- terkadang
> bahkan
> > > > "mencela" dengan gayanya yang khas -- agar setiap dialog bernas dan
> > > sesuai
> > > > dengan realita. Seorang rekan pernah disentilnya karena menuliskan
> > > dialog *wong
> > > > cilik *dengan bahasa Indonesia dan diksi yang baku persis guru
> bahasa
> > > > Indonesia di zaman SMP.
> > > >
> > > > "Masak tukang becak ngomongnya filosofis banget!" semprotnya. "Yang
> > > > realistislah!"
> > > >
> > > > Kami tersenyum melihat wajah rekan itu yang merah padam karena malu.
> > > Beliau
> > > > memang begitu, tapi juga lucu. Terlebih lagi suka berbagi ilmu.
> Ada satu
> > > > trik jitu darinya agar kalimat atau dialog realistis. Lafalkan atau
> > > ucapkan
> > > > dengan suara keras dialog tersebut secara berulang-ulang. Lalu
> rasakan
> > > > dengan hati dan telinga. Janggal tidak terdengar di telinga? Cukup
> > > riilkah
> > > > dengan konteks kalimat dan situasi? Tips sederhana yang sebenarnya
> > > manjur
> > > > untuk jenis penulisan lain selain skenario. Yah, realistis. Itu juga
> > > kunci
> > > > yang, menurut Mas Aris, merupakan kunci kesuksesan sitkom
> > > > masterpiece-nya, *Bajaj
> > > > Bajuri*. Suatu realitas pengemudi bajaj yang lekat dengan keseharian
> > > kita.
> > > > Yang membuat kita sebagai penonton merasa dekat bahkan
> > > mengidentifikasikan
> > > > diri dengan si Bajuri.
> > > >
> > > > Yah, realistis. Itu yang kadang kita lupa. Realistis bukan hanya
> > > soal dialog
> > > > atau kalimat. Realistis juga soal kesesuaian dengan konteks sikon.
> > > Sewaktu
> > > > SD, sebuah karangan saya luput dapat nilai tertinggi di kelas hanya
> > > karena
> > > > "satu kalimat": "Setiap pagi nelayan berangkat melaut". Saya lupa
> > > realitas
> > > > bahwa pekerjaan nelayan tidaklah sama dengan orang kantoran yang
> > > berangkat
> > > > tiap pagi. Nelayan justru berangkat kerja setiap petang jelang
> > > malam. Tapi,
> > > > di banyak pelatihan dan di banyak milis, kesalahan sejenis yang
> "sepele"
> > > > masih saja saya temui meski zaman SD dulu masih era 1980-an.
> > > >
> > > > Saya teringat memori puluhan tahun lalu itu ketika baru-baru ini
> > > membantu
> > > > kawan menerjemahkan sebuah novelet. Dalam novelet yang masih sangat
> > > pemula,
> > > > sang penulis memberi nama tokoh-tokohnya dengan nama "Reva",
> > > "Shierly" dan
> > > > "Ricky". *Setting*-nya di kota metropolitankah? Tidak, *setting*-nya
> > > adalah
> > > > desa terpencil di pedalaman Provinsi Bengkulu. Ah, aroma
> sinetron yang
> > > > kental sekali!
> > > >
> > > > Realistis juga bicara soal pengayaan jiwa dan tulisan kita. Ada satu
> > > milyar
> > > > lebih tulisan tentang anak SMP yang berkisah soal cinta. Seakan
> > > dunia ini
> > > > hanya hidup dan dihidupi dengan cinta? Pemahaman yang
> realistislah yang
> > > > membuat suatu kisah cinta yang klasik lebih terasa "dekat" dan
> > > "membumi".
> > > > Ada kasus narkoba, korupsi, *trafficking* (perdagangan anak dan
> > > perempuan)
> > > > dll yang ada di depan kita , yang kadang luput kita tangkap
> hanya karena
> > > > kita asyik masyuk berfantasi di dunia mimpi. Mimpi yang seragam,
> > > dan mimpi
> > > > yang sempurna. Kita takut dengan realitas di depan kita, dan
> menjadikan
> > > > tulisan sebagai pelarian. Tanpa disadari, ia masuk ke dalam jiwa dan
> > > luber
> > > > dalam tulisan. Sehingga tak jarang kita menjumpai tulisan yang
> > > "autis",
> > > > asyik dengan dunianya sendiri. Bahkan tak realistis.
> > > >
> > > > Barangkali obatnya adalah mencari air penyembuh di mata air abadi,
> > > seperti
> > > > dalam dongeng. Seperti kata Herry Nurdi yang juga wartawan
> SABILI bahwa
> > > > tulisan nonfiksi adalah mata air bagi tulisan fiksi, cara termudah
> > > adalah
> > > > menuliskan observasi dan renungan kita atas pengalaman
> sehari-hari dan
> > > > berbagi dengan orang lain. Setidaknya ada pahala shodaqoh yang
> didapat.
> > > > Syukur-syukur kritik dan masukan. Bahkan, dalam sebuah komunitas,
> > > > berlimpahnya teman adalah berkah tersendiri dari berbagi cerita
> > > pengalaman.
> > > > Untuk tujuan mulia tersebut itulah komunitas Sekolah Kehidupan (
> > > > sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>
> <sekolah-kehidupan%40yahoogroups. com>dan
>
> > > sekolah-kehidupan.multiply. com)
> > > > tercipta.
> > > >
> > > > Haramkah menulis fiksi? Tidak. Namun, sebaiknya belajarlah
> langsung dari
> > > > sumber, dari mata air abadi. Ia dekat dengan kita. Ia ada di
> > > genggaman kita.
> > > > Jika mata air sudah berlimpah, tulisan apapun sebagai muara akan
> > > memperoleh
> > > > berkah juga dari kemakmuran sang mata air. Karena realistis, karena
> > > membumi,
> > > > adalah hal pertama dalam hidup seorang manusia yang beradab.
> Bukankah
> > > > pelajaran pertama nabi Adam adalah ketika Tuhan mengajarkannya
> nama-nama
> > > > benda (baca: observasi)?
> > > >
> > > > Mari belajar menulis diary sebelum menulis fiksi. Jika tidak setuju,
> > > anggap
> > > > saja ini sebuah rekomendasi. Atau coba lihat ke sudut lain, dan baca
> > > lagi
> > > > seruan tadi. Maka ia akan terbaca sebagai: Yuk membumi!
> > > >
> > > > *Jakarta, 2 Juli 2008
> > > > -sebuah solilokui (nyanyi sunyi) untuk diri sendiri-*
> > > > --
> > > > -"When there's a will there's a way"
> > > > Nursalam AR
> > > > Translator & Writer
> > > > 0813-10040723
> > > > 021-91477730
> > > > http://nursalam.multiply. com
> > > > YM ID: nursalam_ar
> > > >
> > >
> > >
> > >
> >
> >
> >
> > --
> > -"When there's a will there's a way"
> > Nursalam AR
> > Translator & Writer
> > 0813-10040723
> > 021-91477730
> > http://nursalam.multiply. com
> > YM ID: nursalam_ar
> >
>
>
>
--
-"When there's a will there's a way"
Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-91477730
http://nursalam.multiply. com
YM ID: nursalam_ar
- 2.
-
Ketika Kematian Adalah Sebuah Pembebasan
Posted by: "rafif_amir" rafif_amir@yahoo.co.id rafif_amir
Wed Jul 2, 2008 11:33 pm (PDT)
Ketika kehidupan terasa menyesakkan
Ketika permasalahan tak kunjung terselesaikan
maka orang akan berteriak, "Aku ingin mati!"
Ketika gulita menjadi warna
dan duka menjadi roda yang menggilas asa
maka orang akan berteriak, "Biarkan aku mati!"
Ketika airmata menjadi nafas baru kehidupan
Ketika rindu hanya menjadi lagu sendu
yang membentang dalam ruang tunggu kehidupan ketidakpastian
maka orang akan berteriak, "Lebih baik mati saja!"
Ketika sakit tak kuasa ditahan
Ketika harus memikul ribuan beban kehidupan
dan kehidupan menjadi sebuah siksaan mengerikan
maka orang akan berkata, "Ya Allah, hidupkanlah aku jika hidup ini
lebih baik bagiku. dan wafatkanlah aku, jika itu adalah yang terbaik
bagiku"
rafif_amir
- 3.
-
Selamat Ultah, Mujahid Kecilku!
Posted by: "rafif_amir" rafif_amir@yahoo.co.id rafif_amir
Wed Jul 2, 2008 11:34 pm (PDT)
Hari ini ia genap berusia 15 tahun. mujahid kecilku yang selalu
mengobarkan semangat di dadanya itu akan beranjak remaja. tapi aku
percaya jiwanya jauh lebih dewasa dari ukuran tubuhnya. bermacam
permasalahan kehidupan telah ia kunyah dan menjadikannya hikmah. ia
telah dewasa dengan segala bumbu tawa dan airmata di sela masa kanaknya.
Aku melihat saat ini ia berlari. ia berlari menuju mimpi yang telah
lama ia ukir di langit pertiwi. aku tahu ia takkan pernah berhenti
berteriak, "Aku akan menjadi bintang!". sebuah tekad yang ia hujamkan
dalam, menghadirkan sepotong jejakku dalam langkahnya. suatu ketika ia
pernah kecewa, tapi setelah itu ia menjadi bara yang panasnya bisa
kurasakan hingga kini.
_untuk Adikku: Faisal Rahman_
Terbanglah menuju bintang
Kelak kulihat engkau ada bersama bulan
dan malam menjadi terang!
- 4a.
-
Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Wed Jul 2, 2008 11:49 pm (PDT)
Huahuahuhuaaaa
Aya aya waeee
dasara si kabayan borokokok
punya banyak alibi
untuk menutupi kesalahannya
pak Hadian
kira2 apa ya hikmah dibalik kisah lucu ini?
Dani
sambil ngulik nyari hikmah
yang pasti tersembuny
- 4b.
-
Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya
Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Thu Jul 3, 2008 12:06 am (PDT)
hikmahnya? Ambil saja dari peribahasa yang ada, misalnya:
1. Tak ada gading yang tak retak
2. Sambil mendayung minum air
3. Sekali menyelam dua tiga pulau terlampaui
Sepertinya ada yang ga beres dengan peribahasa di atas ya?
Dari tiga peribahasa di atas, silahkan cari berapa jumlah huruf T "di sana".
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537
- 4c.
-
Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya
Posted by: "dyah zakiati" adzdzaki@yahoo.com adzdzaki
Thu Jul 3, 2008 1:11 am (PDT)
Hehehe, ikutan jawab Pak Hadian:D jumlah huruf T "di sana", ndak adaaaa. Benar ndak?
----- Original Message ----
From: Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Thursday, July 3, 2008 1:54:19 PM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya
hikmahnya? Ambil saja dari peribahasa yang ada, misalnya:
1. Tak ada gading yang tak retak
2. Sambil mendayung minum air
3. Sekali menyelam dua tiga pulau terlampaui
Sepertinya ada yang ga beres dengan peribahasa di atas ya?
Dari tiga peribahasa di atas, silahkan cari berapa jumlah huruf T "di sana".
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537 __._,_._
- 4d.
-
Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya
Posted by: "EngBekasi" eng100@hitachi-cmi.co.id
Thu Jul 3, 2008 1:55 am (PDT)
Atau kalo ndak jumlah huruf T cuma satu.
Salam,
Samsul
----- Original Message -----
From: dyah zakiati
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Thursday, July 03, 2008 3:11 PM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya
Hehehe, ikutan jawab Pak Hadian:D jumlah huruf T "di sana", ndak adaaaa. Benar ndak?
----- Original Message ----
From: Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Thursday, July 3, 2008 1:54:19 PM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Rencananya HUMOR) Ga Batal Wudhunya
hikmahnya? Ambil saja dari peribahasa yang ada, misalnya:
1. Tak ada gading yang tak retak
2. Sambil mendayung minum air
3. Sekali menyelam dua tiga pulau terlampaui
Sepertinya ada yang ga beres dengan peribahasa di atas ya?
Dari tiga peribahasa di atas, silahkan cari berapa jumlah huruf T "di sana".
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537
- 5.
-
RABBANA MAA KHALAQTA
Posted by: "arya noor amarsyah arya" arnabgaizir@yahoo.co.id arnabgaizir
Wed Jul 2, 2008 11:50 pm (PDT)
RABBANA MAA KHALAQTA
HADZA BAATHILAN
Jika kita menulis kata biogas metan di mesin pencari Google, kita akan mendapatkan berbagai artikel yang terkait dengan biogas metan. Diantaranya artikel di bawah ini;
Sejak terjadinya krisis energi pada 1973, masalah energi menjadi topik utama dunia. Negara-negara maju mulai berlomba-lomba mencari terobosan baru dalam menghasilkan energi alternatif yang jauh lebih murah ketimbang minyak dan gas. "Salah satu energi alternatif tadi, biogas. Energi ini punya masa depan yang cerah. Kita punya banyak bahan baku energi itu," ungkap Daru Mulyono dari Direktorat Teknologi Budi Daya Pertanian, BPPT. Sayangnya, pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas ini kalah ngetop ketimbang pupuk tanaman dari kotoran itu.
Bukan itu saja, di segmen "Hanya Di Indonesia" yang merupakan bagian dari acara berita Nuansa Pagi, RCTI dijelaskan bahwa kotoran sapi dapat dijadikan bahan bakar energi alternatif, tepatnya menjadi bahan bakan biogas metan. Bu Fatimah yang biasa mengolah kotoran sapi itu menjelaskannya. Pertama-pertama yang dilakukannya adalah mencampur kotoran sapi itu dengan air. Selanjutnya diolah dengan sistem mikrobiologi. Selanjutnya secara ringkas dijelaskan bahwa biogas hasil mikrobiologi itu dialirkan kepada sebuah kantong plastik, selang atau paralon.
Di hari yang sama, saya juga menonton sebuah tayangan yang menjelaskan bahwa sampah plastik bekas wadah cairan pelembut, cairan pembersih lantai dapat didaur ulang menjadi tas, dompet dan dompet HP.
Tas, dompet dan dompet HP yang dibuat dari sampah plastik ini atau dengan kata lain hasil daur ulang ini merupakan salah satu produk yang diekspor.
Y. Sariyono menceritakan bahwa di daerah kami ada sebuah perusahaan penggergajian kayu yang setiap harinya menghasilkan limbah serbuk gergaji. Ketimbang menjadi pemandangan tak sedap, kami berusaha memanfaatkannya agar mempunyai nilai ekonomis, yakni menjadikannya sebagai media tanam. Limbah penggergajian kayu itu mula-mula dikeringudarakan. Sesudah kering serbuk kayu dicampur dengan bekatul, kapur lembut, pupuk urea, dan pupuk TSP. Setelah tercampur rata, campuran dibasahi dengan air bersih (bukan air hujan), agar campuran menjadi lembap. Lalu dimasukkan ke dalam kantung plastik 1 kg untuk direbus pada suhu 100 - 115oC selama 8 - 10 jam. Setelah diangkat, media tanam tersebut didinginkan selama satu malam.
Di ruang steril, ke dalam kantung-kantung "adonan" serbuk kayu ditanam bibit jamur. Ujung plastik yang terbuka ditutup dengan kapas atau gabus. Kantung berisi media tanam dan bibit jamur tadi selanjutnya disimpan di ruangan bersuhu 24 - 26 oC.
Sebulan kemudian, kantung akan dipenuhi miselia berwarna putih. Kantung beserta isinya dipindahkan ke ruang berventilasi baik serta bebas dari hujan dan sinar matahari langsung dan salah satu ujung plastik dibelah sekitar 1 cm sebagai tempat munculnya jamur. Setelah sekitar sebulan, jamur siap dipanen. Inilah yang memberi nilai ekonomis dari limbah penggergajian kayu. (www.indomedia.com/Intisari/ 2000/april/ gergaji.htm)
Kompos; adalah pupuk organik yang terbuat dari kotoran hewan dan diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:
100 kg arang sekam berambut
200 kg kotoran hewan
3-5 kg dedak atau bekatul
0,5 kg gula pasir atau gula merah yang dicairkan dengan air
0,5 liter bakteri
Air secukupnya (petanidesa.wordpress. com)
George Lucas, sang empu yang melahirkan Star Wars, mempunyai pengalaman menarik dengan sampah. Setelah beberapa waktu buntu memikirkan seperti apa sebaiknya wujud makhluk angkasa luar yang hendak ia munculkan dalam filmnya, ia berjalan-jalan dan iseng-iseng mengorek tempat sampah. Di sana, dia menemukan boneka bebek yang terbakar dan benda itulah yang memberinya inspirasi tentang wujud makhluk angkasa luar yang telah lama menyiksa pikirannya. (Creative Writing –Tips dan Strategi Menulis untuk Cerpen dan Novel- karya A.S. Laksana)
Perhatikan dengan seksama! Kotoran sapi dapat dijadikan bahan bakar alternatif, biogas metan. Sampah plastik bekas wadah cairan pelembut atau bekas wadah pembersih lantai dapat dijadikan tas plastik dan dompet. Serbuk kayu dapat dijadikan wadah untuk tumbuhnya tanaman jamur. Coba perhatikan bahan dan komposisi untuk membuat kompos! Perhatikan pula bagaimana George Lucas memanfaatkan sampah yang berbentuk boneka bebek yang terbakar telah menginspirasikannya tentang wujud makhluk angkasa luar.
Tidak ada kata yang lebih tepat untuk diucapkan selain kata;
Allah berfirman, "Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS Ali Imran (3):191)
arnabgaizir.blogspot. com
arnab20.multiply.com
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
- 6a.
-
Re: (HUMOR di follow up) Kentutnya Bau - Renungan Hitam-putih
Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com setyawan_abe
Thu Jul 3, 2008 12:15 am (PDT)
Assalamu'alaikum wr wb
Dear SK-ers, maaf sekiranya tidak berkenan, secara tidak sesuai dengan
jadwal dan menyimpang dari tema SK, setidaknya untuk kali ini, secara
ada teman baik kita yang perlu kita 'belai' bersama :D.
Dan kepada Pak Sonny dkk nya Pak Sonny : Selain tulisan Kang Dani, Bang
Fiyan, satire nya Pak Hadian dan tulisan teman2 yang lain kemarin,
kutipan tulisan seorang Ust (alm) dibawah ini juga untuk kita ketahui,
to knowing (sok-mbule.com), kita cerna dan kita renungkan bersama, gitu
Pak Sonny.
Assalamu'alaikum wr wb
Arief
.....Faqih dan Sufi, pertarungan kedua kubu ini nyaris tak pernah
berakhir, kecuali di tangan ulama yang menjadikan kefaqihan dan kesufian
sebagai pakaian diri sebelum menjadi grafitasi in grouping. Cukup adil
vonis yang dijatuhkan Alim Quraisy sebagai perseturuan klasik ini.
Menjadi faqih dan sufi, jangan jadi satu saja.
Kunasehati engkau agar waspada.
Yang ini keras, hatinya tak pernah mengenyam
taqwa
Yang ini jahil, apa dengan jahil bias lurus suatu
perkara?
Ketika bidikan menyimpang satu millimeter, apakah peluru yang melesat
dari laras juga akan menyimpang satu millimeter dari sasaran? Sebagian
kaum sufi yang memuja dzauq (rasa) sebagai ukuran absolute, kerap
melecehkan fuqaha yang bersiteguh pada dhawabit (patokan-patokan) yang
terkadang terkesan formalistik.
Kelak akan bermunculan kaum pencinta kebenaran yang begitu santun,
berbinar hati dan bermagnet besar, dengan kadar penyimpangan fiqh sampai
tingkat yang tak bias ditoleransi.
Para fanatikus fiqh yang kering ruhani kerap jatuh pada fatwa yang
sofistik (safsathah) dan anarkis. Walaupun terdengar naïf, namun
nyata ada kebanggaan fatwa "Seseorang yang menggauili istrinya di
siang hari bulan Ramadhan, dapat membayar qadha'nya hanya sehari.
Syaratnya ia harus membatalkan puasanya terlebih dahulu dengan makan
atau minum!"
Atau kisah 50 santri yang sangat bangga dengan kealiman mereka seraya
melecehkan orang-orang yang beragama dengan jahil yang karenanya menjadi
susah. Mereka duduk membuat lingkaran. Yang pertama mengikrarkan,
3,5liter beras di tangannya menjadi zakat fithr yang ia serahkan kepada
santri disampingnya. Santri kedua menjadikan zakat yang telah menjadi
miliknya itusebagai zakat bagi santri ketiga dan seterusnya sampai
kembali ke muzakki pertama.
Dengan cerdas mereka berhasil membayar zakat fithr 3,5 liter untuk 50
orang! Semoga ini terobosan "cerdas" 50 orang yang sudah tak
punya apa-apalagi, selain 3,5 liter pada seseorang diantara mereka.
Diseberang sana tanpa label faqih atau sufi ada seorang perempuan yang
menolak kehadiran mertua, karena suami berpesan jangan menerima
kehadiran siapa pun selama ia musafir. Atau ada seorang lelaki yang
pergi berbulan-bulan meninggalkan anak dan istri tanpa nafkah, karena
alasan perjuangan yang sangat mulia, berdakwah ke segala penjuru mata
angin.
Bersama Kebenaran dan Ahlinya
Cinta kebenaran yang memenuhi hati pembelanya mestilah melahirkan
kebersamaan dan kecintaan kepada ahlinya. Kekeringan ruhani kerap
melanda mereka yang begitu menguasai banyak pengetahuan teoritik bahkan
mendakwahkannya, namun hati mereka kosong dari kebersamaan dengan para
pembelanya. Ketentraman hati dengan pengisahan para Rosul adalah aksioma
Al-Qur'an.
"Dan masing-masing kisah para Rosul Kami kisahkan kepadamu, hal yang
dengannya Kami teguhkan hatimu (QS. Hud : 120)
Namun mengapa masih juga terjadi keraguan dan kegamangan? Karena si Ragu
dan si Gamang tidak memancangkan gelombang receivernya pada gelombang
siar yang sama dari pemancar. Hanya ada dua kemungkinan, ia menset
gelombang berbeda atau ada frequensi yang jauh lebih kuat dari
gelombangnya.
Bagaimana mungkin siaran bacaan Al Qur'an dari pemancar dapat
berubah menjadi rock atau rap di pesawat penerima? Tinggalkan polemik
apakah ruh Rosul datang pada momen-momen tertentu. Cukuplah
kebersamaannya sesudah kebersamaan Allah memenuhi segenap relung hati,
menggemakan pesan firman suci.
"Dan ketahuilah,bahwasannya ditengah kamu ada Rosulullah. Seandainya ia
menurutimu dalam banyak urusan, niscaya kamu akan iman dan Ia
menghiaskannya di hati kamu dan Ia bencikan kamu kepada kekufuran,
kefasikan dan kemaksiatan .(QS. AL Hujurat : 7)
Dalam makna apapun, ikut menikmati kebersamaannya bersama para sahabat
yang kepadanya ayat ini pertama kali ditujukan menjadi
kebahagiaan dan kekuatan dan kekuatan dalam mengarungi kehidupan.
Bagaimana mungkin hati ummat diujung zaman, menjadikerontang, sementara
dalam adzan selalu disebut namanya sesudah namaNya....
- 7a.
-
Intro Kopdar 6
Posted by: "teha sugiyo" sinarning_rat@yahoo.co.id sinarning_rat
Thu Jul 3, 2008 12:57 am (PDT)
Intro Kopdar HUT ke-2 SK
MENGGUGAT SEKOLAH KEHIDUPAN
Oleh Teha Sugiyo
Pengantar
Woro-woro tentang kopdar dalam rangka haul (hari ulang tahun) kedua Sekolah Kehidupan telah digelontorkan sejak bulan Mei 2008 silam. Panitia telah dibentuk, rancangan kegiatan telah disusun, dan berbagai persiapan untuk menyukseskan kopdar juga sudah diupayakan. Kita tinggal menghitung hari.
Sebagai catatan (supaya ada arsip sejarah – tolong diluruskan jika ada teman-teman yang mengetahui secara pasti) tentang kopdar yang pernah diselenggarakan oleh SK Pusat adalah sebagai berikut.
Juli 2006: Kopdar 1; diprakarsai oleh The Owner, Pak Sinang Bulawan, dengan beberapa orang berlangsung di Jakarta, dalam rangka peresmian milis Sekolah Kehidupan.
19 November 2006 : Kopdar 2, berlangsung di Pulau Situ Gintung Ciputat Tangerang. Dihadiri sekitar 25 orang, dari Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.
15 Juli 2007: Kopdar 3, dalam rangka ulang tahun pertama SK berlangsung di Kompleks Pasar Festival Kuningan. Dihadiri sekitar 100 orang dengan undangan istimewa Taufiq Ismail, Andrias Harefa, Alvis Chaniago, Direktoral Jendral Pendidikan Non Formal, dan MC Helmy Yahya.
September 2007 (?): Kopdar 4, berlangsung di Kebon Raya Bogor. Dihadiri sekitar 20 orang dari Jakarta, Bandung, Bogor.
10-11 November 2007 : Kopdar 5, dalam rangka rapat kerja Kabinet SK. Berlangsung di Padepokan Karang Tumaritis Lembang. Dihadiri oleh perwakilan dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.
27 Juli 2008 : Kopdar 6, dalam rangka HUT SK ke-2, berlangsung di Pulau Situ Gintung, Ciputat Tangerang. Diharapkan lebih dari 200 orang akan hadir.
Milis Kehidupan
Meskipun masih "balita", perkembangan milis SK dapat dikatakan positif dan mantap. Dampak perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, membuat segala sesuatunya menjadi lebih mudah. Namun di balik itu ada konsekuensinya. Agar organisasi mampu bersaing dan dapat mempertahankan eksistenasinya dituntut untuk menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan sedikit melakukan kesalahan (better, faster, cheaper). Tidak ada alasan, SK pun harus mengikuti perkembangan kondisi seperti itu jika tidak mau digilas oleh perubahan.
Ada beberapa hal yang sempat saya catat dalam bincang-bincang dengan Pak Sinang Bulawan yang dihadiri oleh Hadian, Budi dan saya di Hotel Hyatt Bandung, 22 Maret 2008.
Ini milis sekolah kehidupan. Jadi isinya adalah tentang kehidupan itu sendiri. Pengalaman-pengalaman kehidupan itu disajikan dalam bentuk tulisan sedemikian rupa, sehingga pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari pegalaman itu. Beraneka ragam pengalaman kehidupan, ada yang baik, menyenangkan. Ada pengalaman buruk, tidak menggembirakan. Semuanya dapat memberi hikmah yang dapat direnungkan, dihayati, dipelajari, sehingga memperkaya kehidupan.
Oleh karena itu dibutuhkan seorang yang bisa mengarahkan, memimpin, dan mengartikulasikan visi dan misi sekolah kehidupan. Hidup itu memang tidak hanya di dunia maya, tetapi juga dunia nyata, real. Jadi di samping bergiat di dunia maya, perlu juga digalakkan untuk bergiat dalam dunia nyata: pertemuan-pertemuan, kopi darat, yang dapat dirancang dengan berbagai kegiatan nyata dalam keseharian. Itu juga merupakan bagian dari sekolah kehidupan yang tidak dapat diabaikan.
Sekolah kehidupan bukanlah hanya ajang kreativitas menulis seperti kebanyakan milis yang berkembang saat ini. Sekolah kehidupan adalah milis tentang, dari dan oleh kehidupan. Ini yang membedakan dengan milis lain. Tak dipungkiri memang, bahwa menulis juga merupakan bagian dari kehidupan. Namun perlu disadari, bahwa Sekolah Kehidupan bukan forum kepenulisan, adu kreativitas dan latihan menulis. Di sini, di sekolah kehidupan ini kita belajar hidup. Hidup dan kehidupan ini memang memiliki berbagai aspek. Jika pada kehidupan maya kita bisa bertemu kapan saja di mana saja, juga bisa datang dan pergi kapan saja dan dari mana saja, maka pada dunia nyata, tidak demikian halnya. Ikatan pada dunia maya berbeda dengan ikatan yang terjadi dalam kopdar. Keduanya saling melengkapi, dan menjadikan ikatan itu semakin utuh. Dengan demikian, kebersamaan diberi nuansa baru, makna baru.
Pengalaman yang diungkapkan oleh teman-teman anggota milis ini yang pernah mengalami kopdar, akan berbeda dengan pengalaman teman-teman yang belum pernah ikut kopdar. Jika di dunia maya kita bisa bebas mengungkapkan segala unek-unek hati kita tanpa diketahui wajah dan penampilan kita, namun dalam dunia real, kita tampil apa adanya, tanpa tedeng aling-aling. yang mungkin juga akan memberikan jarak bagi kita masing-masing setelah kita bertatap muka. Bisa jadi meskipun kita telah akrab dan menyenangi tulisan-tulisan para sahabat, namun setelah kita bertatap muka, kekaguman kita dapat menjadi pudar atau bahkan sebaliknya meningkat. Dapat juga terjadi sebaliknya, meski kita kurang atensi terhadap tulisan-tulisan sahabat kita, setelah kita bertatap muka tumbuh rasa kedekatan dan empati sehingga memungkinkan kita untuk lebih jauh lagi menggali "persahabatan", atau "persaudaraan".
Back to Basic
Untuk menjaga konsistensi kesepakatan yang pernah kita ukir bersama, mari kita kembali kepada dasar pembentukan milis ini. The owner, Pak Sinang Bulawan, dengan kepiawaian dan secara visioner telah menerjemahkan arah yang akan dituju serta cara mencapainya, yang sekaligus menjadi kerangka acuan dan pedoman kita bertindak.
Visi SK : Menjadi suatu milis tempat menimba ilmu kehidupan dengan cara bertukar pengalaman antar anggota, bebas dari unsur SARA, politik, dan pornografi.
Misi SK: Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh anggota menyampaikan pengalaman keseharian hidup dalam bentuk tulisan berupa cerita, kisah nyata, renungan, catatan harian, artikel inspirasi dan motivasi, dengan harapan dapat menjadi hikmah dan bermanfaat bagi kita semua.
Selanjutnya, milis ini mempunyai tujuan mulia, yaitu selain tempat pembelajaran, juga sebagai media penyalur hobi tulis menulis bagi seluruh anggotanya sehingga memberikan kesempatan untuk tumbuh berkembang menjadi penulis-penulis handal pada masa mendatang, baik dalam mempertahankan nama milis maupun menggapai harapan individu setiap anggota agar dikenal oleh masyarakat secara luas.
Dalam mempertahankan visi, misi, dan tujuan akhir milis ini, maka sejak mulai dibentuk sudah ditanamkan akan pentingnya arti kebersamaan, saling berbagi, saling menghormati, serta saling menghargai antara satu anggota dengan anggota lainnya dengan prinsip saling mengasah, saling mengasihi, dan saling mengasuh (saling asah, asih, asuh).
Menjadi lebih lengkap lagi dengan adanya motto yang senantiasa menjadi pengendali dan pengingat (reminder) dalam menyampaikan ide, gagasan, pemikiran, perasaan dan kemauan kita (cipta, rasa dan karsa) dalam bentuk tulisan: Menjadi rumah yang nyaman bagi semua (Make comfort home for all).
Errare Humanum Est
Dalam menapaki usianya, ada anggota yang memang pernah melakukan kesalahan-kesalahan. Justru dengan adanya kesalahan-kesalahan itu menjadi pengalaman berharga untuk pembelajaran.
Berbuat salah itu manusiawi. Yang penting siapa pun yang berbuat salah mau mengakui dengan tulus dan mau melakukan perbaikan. Inilah pembelajaran. Biasanya, orang seperti ini tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Dalam beberapa kasus, kinerja mereka justru menjadi lebih baik, sebab telah belajar dari pengalaman. Yang repot biasanya adalah apabila orang berbuat salah tetapi tidak mau tahu kesalahannya, bahkan ngotot bahwa yang dilakukannya benar. Kelompok inilah yang biasanya mengulangi kesalanan demi kesalahan.
Sebenarnya sah-sah saja jika orang melakukan kesalahan, sejauh akibatnya terlokalisir pada dirinya sendiri. Persoalan menjadi serius apabila kesalahan itu mengakibatkan terganggunya kinerja dan relasi dengan orang lain. Dalam proses di dunia kerja, kesalahan dapat terjadi pada level:
1. Awal proses. Biasanya merupakan bagian dari uji coba. Malah dalam level ini kesalahan itu akan disepakati bersama untuk mengetahui dampak dari sebuah tindakan. Jadi kesalahan pada level ini relatif terkendali sebab sudah direncanakan.
2. Pertengahan proses. Biasanya merupakan kesalahan yang bersifat human eror, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia. Mungkin karena lalai,, mungkin juga karena kesengajaan dengan maksud merugikan. Kesalahan pada level ini biasanya berakhir dengan pemberlakuan disiplin kerja.
3. Pada saat sukses. Biasanya kesalahan pada level ini terjadi ketika orang merasa bahwa apa yang dikerjakannya sudah benar, buktinya meraih sukses, sehingga merasa tak perlu melakukan perbaikan, apalabi mendengar masukan. Kesalahan seperti inilah yang paling berbahaya, sebab hampir tidak ada yang menyadari bahwa itu addalah kesalahan. Hampir semua terbuai dalam eforia sukses masa lalu.
Tentu kita tidak ingin terjerumus dalam kesalahan yang merugikan. Oleh sebab itu mari kita melakukan segala sesuatu dengan benar sejak awal. Resiko berbuat salah memang ada pada setiap proses. Tetapi itu tidak akan lantas membuat kita takut bertindak. Yang perlu selalu disadarai adalah kenyataan bahwa segala sesuatu diperbolehkan, tetapi bukan segala sesuatu dibenarkan. Maka, untuk menjaga kesinambungan milis ini, marilah kita melakukan segala sesuatu dengan benar sejak awal.
5 Sikap yang Hebat
Meskipun kita tidak belajar di sekolah formal, namun dari sekolah yang lebih luas tanpa mengenal batas dan sekat-sekat ruang dan waktu ini, marilah kita coba tengok sebentar apa yang dimaksud dengan pembelajaran pada sekolah formal. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan (pembelajaran) adalah "usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara". (Pasal 1 Butir 1). Bukannya maksud saya untuk memformalkan sekolah kita, namun sebagai studi banding nampaknya apa yang dituliskan di sana juga perlu kita cermati sehingga kita pun dapat mengembangkan potensi dan kompetensi kita secara optimal. Dengan demikian kita dapat memberikan sumbangan tak
hanya bagi masyarakat, bangsa dan negara, tetapi juga bagi kehidupan.
Untuk mengoptimalkan potensi itu, sehingga kita menjadi manusia-manusia yang lebih manusiawi, kita perlu memiliki 5 sikap yang hebat. Apa dan bagaimanakah sikap-sikap itu? Mari kita ikuti tuturan dalam ilustrasi di bawah ini.
Tiga orang guru dipanggil oleh kepala sekolah dan diberi tugas untuk membimbing 30 orang murid dengan intelegensia di atas rata-rata. Murid-murid itu dikumpulkan dari berbagai kelas. Menurut kepala sekolah alasan penugasan karena 3 guru tersebut dianggap yang terbaik. Setelah semester pertama, nampak jelas kepandaian 30 murid terpilih itu telah jauh melampaui kepandaian murid di kelas lainnya. Kemudian kepala sekolah mengundang 3 guru itu untuk hadir dalam suatu rapat penting.
Dalam rapat itu, kepala sekolah meminta maaf dan membuka rahasia bahwa, "Sebenarnya 30 murid itu bukan yang tertinggi intelegensianya, cuma rata-rata saja. Bahkan dipilih secara acak." Mulanya 3 guru tersebut terkejut, namun perlahan menjadi bangga sebab mengira kehebatan merekalah yang membuat 30 siswa itu berprestasi hebat. Lalu, kepala sekolah menjelaskan lagi, bahwa : Sebenarnya 3 guru itu dipilih bukan karena intelegensianya yang tinggi, melainkan dipilih secara acak di antara guru-guru yang intelegensianya rata-rata.
Ini adalah kisah nyata pada suatu tempat pada suatu masa. Yang perlu kita cermati adalah: Kenapa kumpulan orang yang intelegensianya rata-rata dapat menghasilkan prestasi hebat? Ternyata selama mereka berinteraksi, 5 hal berikut inilah yang terjadi pada setiap individu dan mereka praktekkan:
1. Percaya pada diri sendiri. Mereka bangga dengan tugas yang diberikan. Mereka pun paham bahwa hampir tidak ada orang yang sukses ketika dirinya tidak percaya dan tidak bangga pada apa yang ia kerjakan.
2. Percaya ada yang baik pada sesama. Mereka memperlakukan sesama rekan kerja sebagai faktor kunci mencapai keberhasilan. Sikap itu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan saling menghormati dan mendorong produktivitas tim kerja.
3. Fokus pada solusi; itulah langkah jitu yang mengantarkan mereka dengan mulus menyelesaikan masalah demi masalah.
4. Suka memberi. Lebih sering dilakukan daripada menunggu diberi. Akhirnya mereka terlatih menjadi saluran berkat bagi sesama. Jangan berpikir materi, sebab yang diberi tidak selalu materi, kadang hanya berupa pemikiran.
5. Ulet; adalah reaksi positif ketika mengalami kegagalan atau kekecewaan . Mereka selalu bangkit dan memulai lagi dengan lebih baik.
Kita tidak bermasalah dengan tingkat intelegensia. Namun 5 sikap yang hebat tadi layak dipraktekkan, terutama karena kita berada dalam sebuah tim yang besar, dengan visi dan misi yang besar. Dan kita pun ingin menjadi manusia-manusia yang hebat!
Nah, sahabat! Sudahkah kita memiliki tim yang hebat dalam milis SK ini? Sudahkah kita menjadi tim yang handal? Sudahkah kita menjadikan milis ini rumah yang nyaman bagi semua? Apakah kita juga sudah melaksanakan visi, misi SK ini dengan konsisten?
Tidak perlu kita saling menyalahkan. Tidak perlu juga kita mencari-cari alasan. Yang jelas, milis Sekolah Kehidupan ini telah dipercayakan kepada kita semua untuk kita kelola . Mari kita menerima tugas dan tanggung jawab ini dengan baik, sehingga milis ini benar-benar dapat menumbuh-kembangkan hidup dan kehidupan kita secara optimal.
Selamat berkopdar!
Semangat dan Sukses!
live as you were to die tomorrow
learn as you were to live forever
(Mahatma Gandhi)
--------------------- --------- ---
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain! - 7b.
-
Re: Intro Kopdar 6 - Arief mohon maaf
Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com setyawan_abe
Thu Jul 3, 2008 2:20 am (PDT)
Dear SK-ers,
Pak Teha, terima kasih telah berkenan mengingatkan saya, dan kepada
SKers saya mengucapkan terima kasih atas segala hikmah yang telah
dibagikan serta mohon maaf atas segala salah dan khilaf saya selama
berinteraksi di millis SK.
Dan sekiranya masih diperkenankan, saya mohon untuk tidak di banned,
karena sebagaimana selama ini saya adalah penikmat dan mendapatkan
banyak hikmah dari millis kita ini.
Tidak ada yang bisa saya haturkan sebagai rasa terima kasih saya,
terkecuali hanya do'a, semoga segala kebaikan SKers mendapat balasan
kebaikan yang lebih dariNya.
Mohon maaf dan terima kasih
Salam
Arief
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , teha sugiyocom
<sinarning_rat@...> wrote:
>
> Intro Kopdar HUT ke-2 SK
>
> MENGGUGAT SEKOLAH KEHIDUPAN
> Oleh Teha Sugiyo
>
> Pengantar
> Woro-woro tentang kopdar dalam rangka haul (hari ulang tahun) kedua
Sekolah Kehidupan telah digelontorkan sejak bulan Mei 2008 silam.
Panitia telah dibentuk, rancangan kegiatan telah disusun, dan berbagai
persiapan untuk menyukseskan kopdar juga sudah diupayakan. Kita tinggal
menghitung hari.
> Sebagai catatan (supaya ada arsip sejarah â" tolong diluruskan
jika ada teman-teman yang mengetahui secara pasti) tentang kopdar yang
pernah diselenggarakan oleh SK Pusat adalah sebagai berikut.
> Juli 2006: Kopdar 1; diprakarsai oleh The Owner, Pak Sinang
Bulawan, dengan beberapa orang berlangsung di Jakarta, dalam rangka
peresmian milis Sekolah Kehidupan.
> 19 November 2006 : Kopdar 2, berlangsung di Pulau Situ Gintung
Ciputat Tangerang. Dihadiri sekitar 25 orang, dari Jakarta, Bandung dan
Yogyakarta.
> 15 Juli 2007: Kopdar 3, dalam rangka ulang tahun pertama SK
berlangsung di Kompleks Pasar Festival Kuningan. Dihadiri sekitar 100
orang dengan undangan istimewa Taufiq Ismail, Andrias Harefa, Alvis
Chaniago, Direktoral Jendral Pendidikan Non Formal, dan MC Helmy Yahya.
> September 2007 (?): Kopdar 4, berlangsung di Kebon Raya Bogor.
Dihadiri sekitar 20 orang dari Jakarta, Bandung, Bogor.
> 10-11 November 2007 : Kopdar 5, dalam rangka rapat kerja Kabinet SK.
Berlangsung di Padepokan Karang Tumaritis Lembang. Dihadiri oleh
perwakilan dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.
> 27 Juli 2008 : Kopdar 6, dalam rangka HUT SK ke-2, berlangsung di
Pulau Situ Gintung, Ciputat Tangerang. Diharapkan lebih dari 200 orang
akan hadir.
>
- 7c.
-
Re: Intro Kopdar 6 - Arief mohon maaf
Posted by: "teha" teha.sugiyo@toserbayogya.com
Thu Jul 3, 2008 3:09 am (PDT)
gapapa mas arief. berbuat salah itu manusiawi. yang penting bagaimana
kita tidak terperosok pada lubang yang sama berkali-kali. oke? saya kira
teman-teman di sk cukup berlapang hati untuk tetap membuka pintu maaf
buat mas arief. mari silakan. kita juga senang sekali mas arief dapat
bergabung dengan kami.
setyawan_abe wrote:
>
> Dear SK-ers,
>
> Pak Teha, terima kasih telah berkenan mengingatkan saya, dan kepada
> SKers saya mengucapkan terima kasih atas segala hikmah yang telah
> dibagikan serta mohon maaf atas segala salah dan khilaf saya selama
> berinteraksi di millis SK.
>
> Dan sekiranya masih diperkenankan, saya mohon untuk tidak di banned,
> karena sebagaimana selama ini saya adalah penikmat dan mendapatkan
> banyak hikmah dari millis kita ini.
>
> Tidak ada yang bisa saya haturkan sebagai rasa terima kasih saya,
> terkecuali hanya do'a, semoga segala kebaikan SKers mendapat balasan
> kebaikan yang lebih dariNya.
>
> Mohon maaf dan terima kasih
>
> Salam
>
> Arief
>
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
> <mailto:sekolah-kehidupan% 40yahoogroups. com>, teha sugiyo
> <sinarning_rat@ ...> wrote:
> >
> > Intro Kopdar HUT ke-2 SK
> >
> > MENGGUGAT SEKOLAH KEHIDUPAN
> > Oleh Teha Sugiyo
> >
> > Pengantar
> > Woro-woro tentang kopdar dalam rangka haul (hari ulang tahun) kedua
> Sekolah Kehidupan telah digelontorkan sejak bulan Mei 2008 silam.
> Panitia telah dibentuk, rancangan kegiatan telah disusun, dan berbagai
> persiapan untuk menyukseskan kopdar juga sudah diupayakan. Kita tinggal
> menghitung hari.
> > Sebagai catatan (supaya ada arsip sejarah âEUR" tolong diluruskan
> jika ada teman-teman yang mengetahui secara pasti) tentang kopdar yang
> pernah diselenggarakan oleh SK Pusat adalah sebagai berikut.
> > Juli 2006: Kopdar 1; diprakarsai oleh The Owner, Pak Sinang
> Bulawan, dengan beberapa orang berlangsung di Jakarta, dalam rangka
> peresmian milis Sekolah Kehidupan.
> > 19 November 2006 : Kopdar 2, berlangsung di Pulau Situ Gintung
> Ciputat Tangerang. Dihadiri sekitar 25 orang, dari Jakarta, Bandung dan
> Yogyakarta.
> > 15 Juli 2007: Kopdar 3, dalam rangka ulang tahun pertama SK
> berlangsung di Kompleks Pasar Festival Kuningan. Dihadiri sekitar 100
> orang dengan undangan istimewa Taufiq Ismail, Andrias Harefa, Alvis
> Chaniago, Direktoral Jendral Pendidikan Non Formal, dan MC Helmy Yahya.
> > September 2007 (?): Kopdar 4, berlangsung di Kebon Raya Bogor.
> Dihadiri sekitar 20 orang dari Jakarta, Bandung, Bogor.
> > 10-11 November 2007 : Kopdar 5, dalam rangka rapat kerja Kabinet SK.
> Berlangsung di Padepokan Karang Tumaritis Lembang. Dihadiri oleh
> perwakilan dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.
> > 27 Juli 2008 : Kopdar 6, dalam rangka HUT SK ke-2, berlangsung di
> Pulau Situ Gintung, Ciputat Tangerang. Diharapkan lebih dari 200 orang
> akan hadir.
> >
>
>
- 7d.
-
Re: Intro Kopdar 6 - Arief mohon maaf
Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com setyawan_abe
Thu Jul 3, 2008 3:36 am (PDT)
Terima kasih banyak Pak Teha berkenan memaafkan saya dan tentu saja
saya senang sekali masih bisa diterima.
Salam
Arief
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , teha <teha.sugiyo@com ...> wrote:
>
> gapapa mas arief. berbuat salah itu manusiawi. yang penting bagaimana
> kita tidak terperosok pada lubang yang sama berkali-kali. oke? saya
kira
> teman-teman di sk cukup berlapang hati untuk tetap membuka pintu maaf
> buat mas arief. mari silakan. kita juga senang sekali mas arief dapat
> bergabung dengan kami.
>
> setyawan_abe wrote:
> >
> > Dear SK-ers,
> >
> > Pak Teha, terima kasih telah berkenan mengingatkan saya, dan kepada
> > SKers saya mengucapkan terima kasih atas segala hikmah yang telah
> > dibagikan serta mohon maaf atas segala salah dan khilaf saya selama
> > berinteraksi di millis SK.
> >
> > Dan sekiranya masih diperkenankan, saya mohon untuk tidak di banned,
> > karena sebagaimana selama ini saya adalah penikmat dan mendapatkan
> > banyak hikmah dari millis kita ini.
> >
> > Tidak ada yang bisa saya haturkan sebagai rasa terima kasih saya,
> > terkecuali hanya do'a, semoga segala kebaikan SKers mendapat balasan
> > kebaikan yang lebih dariNya.
> >
> > Mohon maaf dan terima kasih
> >
> > Salam
> >
> > Arief
> >
- 8a.
-
(esai) goodbye, hello!
Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Thu Jul 3, 2008 1:07 am (PDT)
dear all,
teringat dgn esainya mbak sasa, saya juga punya esai serupa. yg berisi
tentang pelajaran2 yg saya dapatkan dlm sebuah hubungan yg gagal.
semoga bermanfaat.
ps: special to catur sukono: thanks for everything. love you, precious :).
-retno-
GOODBYE, HELLO!
Oleh: Retnadi Nur'aini
Dulu saya selalu berpikir, bahwa saat akhirnya saya bertemu dengan
pria yang cocok, maka kejadiannya akan persis seperti dalam adegan
film. Dimana waktu terasa berhenti berdetak, dunia seolah berhenti
berotasi, sejumlah gadis dan pemuda seketika keluarentah dari
manadan mulai menari India, bintang-bintang berada sejajar pada garis
yang sama, ledakan nuklir, bangkitnya para zombie dan arwah
binatangoh wait itu adegan dalam film horror Stephen King, Pet
Cemetery. Yah, intinya hal-hal spektakuler semacam itulah ya.
Yang mana tidak.
Pertemuan pertama kami justru terjadi saat wawancara kerja. Pria itu
adalah seorang editor suatu majalah, dimana saya mengajukan lamaran
sebagai reporter. Wawancara itu juga terjadi dengan begitu kasualnya,
tanpa terjadi satupun juga hal yang spektakulerselain karena saya
kira, ruangan wawancara saat itu juga tak punya cukup pilar dan celah
untuk tempat bersembunyi bagi para penari India dadakan.
Anyway, konteks hubungan kasual atasan-bawahan ini pula yang kemudian
terjadi selama hampir setengah tahun saya bekerja disana. Untuk
kemudian memutuskan keluar demi menyelesaikan tugas akhir saya di
kampus. Selepas wisuda sarjana, sayapun lalu bekerja di kantor lain.
Dan selama itu, kontak kami hanya sekedar berkirim sms "Selamat
menunaikan ibadah puasa" dan "Selamat Idul Fitri"yang dikirim setahun
sekali secara massal tanpa setitikpun sentuhan personal.
Sampai saya menemukan profile-nya di Friendster. Yang berlanjut dengan
saling add, saling kirim message, juga saling add di YM. Chatting
pertama kami juga tidak istimewa. Saat itu, saya bercanda mengajaknya
berenang dengan memasang YMvironment fishtank. Saya bahkan memaksanya
menggunakan kata "blub, blub" sebelum kami mulai mengetik kalimat.
Menanggapi lelucon konyol saya yang notabene adalah remaja ceria
berumur 22 tahun, diasebagai pria dewasa berumur 35 tahun yang juga
sekaligus mantan bospun berujar "You know what? Aku kok nggak pernah
nemu sisi kamu yang ini waktu kita chatting pas kerja bareng
dulu"kali ini tanpa menggunakan kata "blub, blub".
Yang dibalas dengan tidak sensitifnya oleh saya dengan "Ya iyalah Mas.
Kalo dulu saya ajak Masyang mana bos sayauntuk berenang di fishtank
YM, kayanya sih agak beresiko saya bakal dipecat dan segera dikirim ke
tempat terapi terdekat."
"Dipecat?"
"Ya. Plus, saat itu belum akhir bulan. Saya kuatir dipecat tanpa gaji,
dan nggak sanggup bayar terapi."
Dan dia tertawa.
*****
Percakapan konyol semacam itulah yang kemudian berlangsung diantara
kami selama berbulan-bulan lamanya. Atau lebih tepatnya, percakapan
dimana saya akan menceritakan salah satu lelucon bodoh, dan dia akan
tertawa. Atau saat saya menceritakan pengalaman tolol saya hari ini,
dan dia lagi-lagi akan tertawa.
Anywayselain kegemarannya tertawaternyata kemudian saya juga
menemukan bahwa mengobrol bersama orang ini tak akan pernah
membosankan. Tak hanya mengobrol topik umum seputar pekerjaan, buku,
film, musik, acara TV, kami juga mengobrol tentang banyak hal lainnya.
Tentang warna langit hari ini. Tentang psikologi. Tentang ketakutan
dan mimpi. Tentang setumpuk pertanyaan seputar kehidupan yang tak
pernah saya mengerti.
Seorang teman saya, Citra, pernah berujar "Ada kalanya relationship
tak lagi dimulai dengan pernyataan `aku-suka-kamu-mau-jadi- pacarku'.
Karena ada kalanya, kedua belah pihak sudah cukup peka dan paham akan
konteks hubungan satu sama lain."
Dan ya, itu terjadi.
Bahkan sampai saat inipun, saya tetap gagal mengingat kapan tepatnya
terjadi perubahan konteks hubungan pertemanan kami. Semua terjadi
dengan begitu halusnya, kelewat halus untuk bisa disadari.
****
Tentu sajaseperti banyak pasangan lainnya di duniakami juga
bertengkar. Sebagai sesama penulis, kamipun punya bentuk pertengkaran
paling sempurnaarena argumentasi kata-kata. Dan karena kami saling
berbagi mimpi dan ketakutan bersama, niscaya kami berdua pun tahu
persis hal-hal yang paling menyakiti satu sama lain.
Ironisnya, justru itulah yang kemudian kami jadikan senjata.
Betapa dalam setiap pertengkaran kami berdua akan mengasah belati
kata-kata paling tajam, dengan intonasi suara paling dingin, dan alur
logika paling sempurna, dengan ditujukan sepenuhnya untuk saling
menumbangkan satu sama lain. Pada satu titik ekstrem, malaikat cinta
yang membuat kami mabuk kepayangpun seketika menjelma menjadi setan
kebencian yang membuat kami bernafsu untuk saling bunuh satu sama lain.
Ya, itu memang bukan hubungan yang sehat. Karenamengutip penulis
Molara Ogundipelislie"Loving should be fun and self-improving, not
self-reducing and servile."
Pun begitu, tetap bukanlah hal mudah untuk pergi begitu saja. Selama
berbulan-bulan lamanyadan dalam situasi status hubungan tak
jelassayapun membuat banyak perhitungan matematis yang melelahkan.
Pergi, nggak, pergi, nggak. Menimbang setiap ons rasa sakit yang akan
timbul jika hubungan ini diteruskan dalam jangka panjang.
Membandingkannya dengan setiap ons rasa sakit bila orang ini nihil
kehadirannya dalam hidup saya.
Dan di malam-malam dimana timbangan itu sama beratnya, sayapun berdoa
pada Tuhan. Saya bilang "Tuhan, saya mencintai pria ini. Tapi ada yang
salah disini, dan saya tidak tahu itu apa. Mata saya terlalu buta
untuk melihatnya, dan telinga saya terlalu tuli untuk mendengarnya.
Jadi mohon berikan petunjuk yah, apapun bentuknya."
***
Petunjuk itu datang beberapa bulan kemudian.
Setelah lama vakum, akhirnya saya memutuskan untuk membuka diri pada
pria lain. Untuk mengakhiri hubungan tidak sehat sebelumnya, sayapun
meng-sms dia. Saya bilang "Hey, mulai saat ini lebih baik kita putus
kontak sama sekali ya. Saya mau move on dari hubungan yang tidak sehat
ini, dan saat ini saya sedang dekat pria lain. Akan tidak adil
baginya, juga bagi saya, jika kita masih tetap mencoba berhubungan
platonis begini."
Yang dibalasnya dengan "Halah, bisa aja kamu ngarang cerita. Kamu
nggak mungkin bisa dekat dengan pria lain, Retnadi. Kamu pasti akan
kembali pada saya. Karena selalu begitu keadaannya."
Saya tersentak membacanya.
Beberapa bulan yang lalu, saya memang pernah mengatakan hal itu
padanya. Saat itu, saya baru saja gagal dalam seleksi tes tulis editor
fiksi di Gramedia. Merasa buruk, sayapun memutuskan untuk curhat pada
beberapa sahabat.
Tapi itu tidaklah cukup.
Saya perlu bicara padanya. Saya perlu mendengar penghiburannya "Nggak
papa, Retnadi, saya akan tetap bangga sama kamu, pun kamu bukan editor
fiksi Gramedia." Diantara seluruh orang di dunia, saya perlu dia yang
mengatakan bahwa segalanya akan baik-baik saja.
Ya, saat itu saya sedang insecure luar biasa dan benar-benar butuh dia.
Jadi saya pun lagi-lagi berlari melompat padanya. Dengan lagi-lagi
mengabaikan setumpuk pertengkaran kami sebelumnya, lagi-lagi kamipun
memutuskan untuk kembali bersama. "Saya akan susah cari pacar nih
setelah sama kamu. Karena hanya kamu yang terpikir saat saya butuh
untuk cerita atau berkeluh kesah tentang betapa brengseknya hari saya.
Bersama kamu, saya tahu, saya akan selalu diterima." ujar saya saat itu.
Satu pengakuan bodoh yang saat itu terasa begitu pas dan terdengar
romantis.
***
Sama sekali tak pernah terlintas di kepala saya, bahwa berbulan-bulan
kemudian pengakuan bodoh impulsif itu akan digunakan sebagai senjata
andalan untuk menyakiti saya. Oleh seseorang yangdiantara seluruh
orang di duniapaling tahu seberapa buruk efek psikologis yang bisa
ditimbulkannya pada diri saya.
Anehnya, ketimbang merasa terlukaseperti yang kami berdua duga
sebelumnyaternyata saya malahan menemukan kepala saya seolah dipalu
keras-keras. Yang membuat banyak pikiran jadi tampak begitu terang di
kepala saya.
Bahwa saya tak mau menghabiskan umur saya bersama seorang pria, yang
gigih putar otak cari cara untuk menyakiti sayatermasuk menggunakan
pengakuan bodoh sayahanya demi kepuasan memenangi suatu adu
argumentasi. Bahwa saya lelah terus-menerus membuat perhitungan
matematis melelahkan dan mencari premis pembenaran untuk
menjustifikasi kesalahannya, untuk memaafkannya.
Bahwa hubungan cinta-benci ini kelewat melelahkan untuk dijalani dan
tak akan pernah cukup berharga untuk diteruskan. Bahwa sayajuga
diaberhak mendapatkan pasangan yang lebih baik, yang membuat kami
merasa sempurna, dan bukannya secara konstan terus-terusan merasa tak
berharga.
Bahwa. Saya. Bisa. Pergi.
Dan untuk pertama kalinya, saya sungguh-sungguh pergi meninggalkannya.
***
Well, psikologis perempuan itu melelahkan, memang.
Pun saya tahu persis bahwa saya sudah membuat keputusan yang tepat,
tetap saja tak ada satu menitpun terlewat di kepala saya tanpa
mempertanyakannya. "Kenapa dia tidak mencoba mengejar saya? Kenapa dia
sama sekali tak berusaha memperjuangkan saya? Kenapa dia tidak mencoba
meyakinkan diri kami berdua untuk mencoba sekali lagi?"
Pertanyaan-pertanyaan bodoh yang melahirkan banyak pernyataan lebih
bodoh lainnya. Seperti: "Kalau dia tidak memperjuangkan kamu, berarti
kamu mungkin tidak seberharga itu untuk diperjuangkan, Retnadi,"
"Bahwa kamu selamanya tidak akan cukup baik, tidak cukup cantik, tidak
cukup pintar, tidak cukup menarik, bagi seorang pria yang kamu
cintai," dan masih ada bertumpuk-tumpuk lagi pikiran masokis lainnya
yang membanjiri kepala saya tanpa henti.
Di pertemuan pertama kami memang tak terjadi satupun juga hal
spektakuler. Tak ada sejumlah penari India dadakan, tak ada
bintang-bintang yang berderet sejajar, tidak ada ledakan nuklir. Tapi
dimulai dari satu jam pertama sejak saya memutuskan untuk
meninggalkannya, untuk pertama kalinya saya sadar, betapa lengang
dunia saya tanpa dirinya.
Lengang yang sunyinya memekakkan hati dan telinga.
***
Untuk membantu melewati sejumlah hari buruk, saya selalu punya banyak
mantra untuk dirapal. Dan saat detil kecil mengingatkan saya pada
dirinya, saat saya terjaga di tengah malam buta karena mimpi buruk dan
merasa takut luar biasa karena tak lagi bisa bercerita padanya, saat
dunia ini terasa begitu menyesakkan tanpa dirinya, maka saya akan
memejamkan mata dan menghela napas. Untuk kemudian, merapal mantra
andalan saya. "Ayo Retnadi Nur'aini yang cantik, pintar, dan hebat,
bersemangat!! Kamu akan baik-baik saja, kamu pasti akan baik-baik
saja.."
Toh ada kalanya, mantra sederhana itu tak lagi manjur. Saat saya
menemukan fotonya tengah bersama wanita lain di Friendster, misalnya.
Alih-alih merapal mantra seperti biasa, yang saya lakukan malahan
menelpon teman saya sambil terisak-isak dan mencecar sejumlah
pertanyaan bodoh seperti "Saya cantik kan yah, In? Saya pinter kan
yah? Saya cukup berharga kan yah?"
Beruntungnya saya dikaruniai teman-teman yang luar biasa. Dengan
sejuknya, mereka menenangkan saya dengan "Iya, Retnadi Nur'aini, kamu
cantik sekali. Kamu salah satu perempuan tercantik yang pernah saya
kenal.."
Pun setelahnya, saya masih akan menanyakan pertanyaan sulit lain
seperti "Kalau memang saya secantik, sepintar, seberharga itu, semua
yang dia puja, lalu kenapa dia ada disana sama perempuan itu, dan
bukannya disini sama saya??" ujar saya frustasi.
Tentu saja itu adalah pertanyaan retoris.
Yang dijawab teman-teman saya dengan begitu bijaksananya. "Retnadi
sayang, kamu tahu persis alasannya kenapa kalian tidak bisa bersama.
Saya paham sekali, betapa sulit dan menyakitkannya ini semua bagi
kamu. Dan jujur, saya sama sekali nggak tahu saat ini bisa menyamankan
kamu dengan kalimat penghiburan apa. Tapi saya selalu percaya, bahwa
`time will heals.' So take your time, dear..take your time..love you.."
***
Kini lewat satu tahun sudah, sejak saya memutuskan untuk
meninggalkannya. Dalam setengah tahun ini, saya juga mencoba melakukan
hal-hal kecil yang tak pernah saya lakukan sebelumnya. Saya
membersihkan loteng dan gudang, lalu mengecat kamar tidur saya. Saya
membuat berbagai lukisan sebagai bentuk artherapy, dan mulai jogging
lagi setiap pagi. Saya mulai rutin minum teh hijau dan vitamin, dan
mencoba untuk menghindari junkfood. Saya ikut arung jeram, dan
traveling sendirian mengunjungi sejumlah saudara di Malang dan
Surabaya. Saya mulai rutin perawatan tubuh dengan scrubbing dan
luluran seminggu dua kali. Saat makan sushi, saya memberanikan diri
menjajal sashimiyang ternyata rasanya memang tak seburuk yang saya
kira. Justru sangat segar dan enak lho!.
Saya mencoba melakukan apapun yang saya pikir bisa menambah kuota tawa
dan kebahagiaan saya sampai berlipat-lipat banyaknya.
Dan pelan-pelan, saya mulai belajar menulis esai tentangnya.
Bukan hal mudah memang. Pada awalnya, saya buta sama sekali mau mulai
dari mana. Dan dari dulu saya selalu dihantui banyak kekhawatiran
bahwa menulis tentangnya, bukannya melepaskan rasa sakit yang ada,
tapi malahan meneguhkannyaitu juga alasan betapa sangat minim tulisan
saya tentangnya, ataupun tulisan yang saya hadiahkan untuknya.
Tapi dengan berjalannya waktu, saya mulai belajar melihat diri saya
sebagai sosok luar. Sebagai pengamat terhadap sosok saya dulu saat
bersamanya, juga sosok saya kini saat tak lagi bersamanya. Mencoba
memilah-milah emosi di masa lalu dan kini.
Segalanya tidak akan pernah sama lagi, memang.
Tapi saya percaya, diri saya belajar banyak hal dari sana. Bahwa punya
banyak kesamaan dan bisa bercerita tentang apa saja, tidak lah cukup
menjadi parameter jaminan keberlangsungan sebuah hubungan jangka
panjang yang sehat. Bahwa masih diperlukan toleransi, pengertian, juga
kesabaran tanpa batas untuk saling memahami satu sama lain. Bahwa ada
kalanya, cinta saja tak cukupsebesar apapun itu.
Dan saya bersyukur.
Saya bersyukur karena dengan melihat ini semua, saya tak lagi
menghabiskan waktu saya bersama pria yang salah. Saya bersyukur karena
dengan menyadari ini, saya bisa kembali belajar mencintai dan
menghargai diri saya sendiri. Saya bersyukur karena dengan menyadari
ini, saya punya parameter baru tentang bagaimana seorang pria
seharusnya menghargai saya, juga bagaimana semestinya hubungan yang
sehat bisa berjalan. Saya bersyukur karena bahkan dalam badai hebat
sekalipun, yang meluluh lantakkan segalanya, Tuhan masih akan
menyisakan pelangi berupa keluarga dan teman-teman yang luar biasa.
Saya bersyukur karena dengan menyadari ini, saya tahu bahwa dia
bukanlah pasangan terbaik yang dikirim Tuhan untuk saya.
***
Sebuah kepergian akan digantikan dengan sebuah kedatangan.
Begitu juga dengan saya. Kini, bersama seorang Catur Sukono, saya
belajar tentang banyak hal. Saya belajar untuk berpikir positif. Saya
belajar untuk bertengkar secara sehat tanpa menyerang karakter. Saya
belajar untuk menjadi seorang yang lebih baik dari hari ke hari. Yes,
I'm happily married:).
Hadirnya sungguh membuat saya mensyukuri banyak hal. Untuk cinta,
pengertian, dan kesabarannya menunggu saya belajar menjadi dewasa.
Untuk kesediaannya menjadi sahabat, teman diskusi, dan editor pribadi.
Juga sekaligus menjadi pusat informasi, alarm peringatan, jaring
pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak pernah lelah
mendengarkan, sebuah rumah, tempat saya bisa masuk dan beristirahat
sejenak.
Akhirnya, saya pulang.
***
- 8b.
-
Re: (esai) goodbye, hello!
Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Thu Jul 3, 2008 2:10 am (PDT)
Esai panjang
dan tentunya khasnya retno :D
Tfs, Retnadi Nur'Aini yang cantik, pintar, baik, ++++++++++++++++
Baca ini jadi banyak mikir, hmm, perempuan mirip-mirip ya :D
hehehe, secara jujur, gara-gara beberapa persoalan dan lain-lain...,
kadang tanpa sadar mencapai tingkat keminderan terendah... dan aku
pernah mengalaminya... dan akhirnya nulis dan nulis terus... sampai
sadar,huaaaaaaaaa, gw kok ga bersyukur ya... padahal begitu banyak
cinta di sekeliling dan gitu, deh :D (kenapa jadi curhat gini)
Ok, deh
SEMANGAT
SEMANGAT
bye bye juga deh...
kamu pikir
aku lupa
kamu pikir
aku tak tahu
aaah, tapi sudahlah...
semua sudah lewat
tak ada gunanya
terus melihat ke belakang
merutuki masa-masa itu
lelah...
tak berkesudahan
di depan terbentang masa depan
yang harus kuhadapi
dan kuyakin itu
yang terbaik dari-Nya...
:D
hihihi, reply gw panjang :P
salam
Novi
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "punya_retno"com
<punya_retno@...> wrote:
>
> dear all,
>
> teringat dgn esainya mbak sasa, saya juga punya esai serupa. yg berisi
> tentang pelajaran2 yg saya dapatkan dlm sebuah hubungan yg gagal.
> semoga bermanfaat.
>
> ps: special to catur sukono: thanks for everything. love you,
precious :).
>
> -retno-
>
> GOODBYE, HELLO!
> Oleh: Retnadi Nur'aini
>
> Dulu saya selalu berpikir, bahwa saat akhirnya saya bertemu dengan
> pria yang cocok, maka kejadiannya akan persis seperti dalam adegan
> film. Dimana waktu terasa berhenti berdetak, dunia seolah berhenti
> berotasi, sejumlah gadis dan pemuda seketika keluarentah dari
> manadan mulai menari India, bintang-bintang berada sejajar pada garis
> yang sama, ledakan nuklir, bangkitnya para zombie dan arwah
> binatangoh wait itu adegan dalam film horror Stephen King, Pet
> Cemetery. Yah, intinya hal-hal spektakuler semacam itulah ya.
>
> Yang mana tidak.
>
> Pertemuan pertama kami justru terjadi saat wawancara kerja. Pria itu
> adalah seorang editor suatu majalah, dimana saya mengajukan lamaran
> sebagai reporter. Wawancara itu juga terjadi dengan begitu kasualnya,
> tanpa terjadi satupun juga hal yang spektakulerselain karena saya
> kira, ruangan wawancara saat itu juga tak punya cukup pilar dan celah
> untuk tempat bersembunyi bagi para penari India dadakan.
>
> Anyway, konteks hubungan kasual atasan-bawahan ini pula yang kemudian
> terjadi selama hampir setengah tahun saya bekerja disana. Untuk
> kemudian memutuskan keluar demi menyelesaikan tugas akhir saya di
> kampus. Selepas wisuda sarjana, sayapun lalu bekerja di kantor lain.
>
> Dan selama itu, kontak kami hanya sekedar berkirim sms "Selamat
> menunaikan ibadah puasa" dan "Selamat Idul Fitri"yang dikirim setahun
> sekali secara massal tanpa setitikpun sentuhan personal.
>
> Sampai saya menemukan profile-nya di Friendster. Yang berlanjut dengan
> saling add, saling kirim message, juga saling add di YM. Chatting
> pertama kami juga tidak istimewa. Saat itu, saya bercanda mengajaknya
> berenang dengan memasang YMvironment fishtank. Saya bahkan memaksanya
> menggunakan kata "blub, blub" sebelum kami mulai mengetik kalimat.
>
> Menanggapi lelucon konyol saya yang notabene adalah remaja ceria
> berumur 22 tahun, diasebagai pria dewasa berumur 35 tahun yang juga
> sekaligus mantan bospun berujar "You know what? Aku kok nggak pernah
> nemu sisi kamu yang ini waktu kita chatting pas kerja bareng
> dulu"kali ini tanpa menggunakan kata "blub, blub".
>
> Yang dibalas dengan tidak sensitifnya oleh saya dengan "Ya iyalah Mas.
> Kalo dulu saya ajak Masyang mana bos sayauntuk berenang di fishtank
> YM, kayanya sih agak beresiko saya bakal dipecat dan segera dikirim ke
> tempat terapi terdekat."
> "Dipecat?"
> "Ya. Plus, saat itu belum akhir bulan. Saya kuatir dipecat tanpa gaji,
> dan nggak sanggup bayar terapi."
>
> Dan dia tertawa.
> *****
> Percakapan konyol semacam itulah yang kemudian berlangsung diantara
> kami selama berbulan-bulan lamanya. Atau lebih tepatnya, percakapan
> dimana saya akan menceritakan salah satu lelucon bodoh, dan dia akan
> tertawa. Atau saat saya menceritakan pengalaman tolol saya hari ini,
> dan dia lagi-lagi akan tertawa.
>
> Anywayselain kegemarannya tertawaternyata kemudian saya juga
> menemukan bahwa mengobrol bersama orang ini tak akan pernah
> membosankan. Tak hanya mengobrol topik umum seputar pekerjaan, buku,
> film, musik, acara TV, kami juga mengobrol tentang banyak hal lainnya.
>
> Tentang warna langit hari ini. Tentang psikologi. Tentang ketakutan
> dan mimpi. Tentang setumpuk pertanyaan seputar kehidupan yang tak
> pernah saya mengerti.
>
> Seorang teman saya, Citra, pernah berujar "Ada kalanya relationship
> tak lagi dimulai dengan pernyataan `aku-suka-kamu-mau-jadi- pacarku'.
> Karena ada kalanya, kedua belah pihak sudah cukup peka dan paham akan
> konteks hubungan satu sama lain."
>
> Dan ya, itu terjadi.
>
> Bahkan sampai saat inipun, saya tetap gagal mengingat kapan tepatnya
> terjadi perubahan konteks hubungan pertemanan kami. Semua terjadi
> dengan begitu halusnya, kelewat halus untuk bisa disadari.
> ****
> Tentu sajaseperti banyak pasangan lainnya di duniakami juga
> bertengkar. Sebagai sesama penulis, kamipun punya bentuk pertengkaran
> paling sempurnaarena argumentasi kata-kata. Dan karena kami saling
> berbagi mimpi dan ketakutan bersama, niscaya kami berdua pun tahu
> persis hal-hal yang paling menyakiti satu sama lain.
>
> Ironisnya, justru itulah yang kemudian kami jadikan senjata.
>
> Betapa dalam setiap pertengkaran kami berdua akan mengasah belati
> kata-kata paling tajam, dengan intonasi suara paling dingin, dan alur
> logika paling sempurna, dengan ditujukan sepenuhnya untuk saling
> menumbangkan satu sama lain. Pada satu titik ekstrem, malaikat cinta
> yang membuat kami mabuk kepayangpun seketika menjelma menjadi setan
> kebencian yang membuat kami bernafsu untuk saling bunuh satu sama lain.
>
> Ya, itu memang bukan hubungan yang sehat. Karenamengutip penulis
> Molara Ogundipelislie"Loving should be fun and self-improving, not
> self-reducing and servile."
>
> Pun begitu, tetap bukanlah hal mudah untuk pergi begitu saja. Selama
> berbulan-bulan lamanyadan dalam situasi status hubungan tak
> jelassayapun membuat banyak perhitungan matematis yang melelahkan.
>
> Pergi, nggak, pergi, nggak. Menimbang setiap ons rasa sakit yang akan
> timbul jika hubungan ini diteruskan dalam jangka panjang.
> Membandingkannya dengan setiap ons rasa sakit bila orang ini nihil
> kehadirannya dalam hidup saya.
>
> Dan di malam-malam dimana timbangan itu sama beratnya, sayapun berdoa
> pada Tuhan. Saya bilang "Tuhan, saya mencintai pria ini. Tapi ada yang
> salah disini, dan saya tidak tahu itu apa. Mata saya terlalu buta
> untuk melihatnya, dan telinga saya terlalu tuli untuk mendengarnya.
> Jadi mohon berikan petunjuk yah, apapun bentuknya."
> ***
> Petunjuk itu datang beberapa bulan kemudian.
>
> Setelah lama vakum, akhirnya saya memutuskan untuk membuka diri pada
> pria lain. Untuk mengakhiri hubungan tidak sehat sebelumnya, sayapun
> meng-sms dia. Saya bilang "Hey, mulai saat ini lebih baik kita putus
> kontak sama sekali ya. Saya mau move on dari hubungan yang tidak sehat
> ini, dan saat ini saya sedang dekat pria lain. Akan tidak adil
> baginya, juga bagi saya, jika kita masih tetap mencoba berhubungan
> platonis begini."
>
> Yang dibalasnya dengan "Halah, bisa aja kamu ngarang cerita. Kamu
> nggak mungkin bisa dekat dengan pria lain, Retnadi. Kamu pasti akan
> kembali pada saya. Karena selalu begitu keadaannya."
>
> Saya tersentak membacanya.
>
> Beberapa bulan yang lalu, saya memang pernah mengatakan hal itu
> padanya. Saat itu, saya baru saja gagal dalam seleksi tes tulis editor
> fiksi di Gramedia. Merasa buruk, sayapun memutuskan untuk curhat pada
> beberapa sahabat.
>
> Tapi itu tidaklah cukup.
>
> Saya perlu bicara padanya. Saya perlu mendengar penghiburannya "Nggak
> papa, Retnadi, saya akan tetap bangga sama kamu, pun kamu bukan editor
> fiksi Gramedia." Diantara seluruh orang di dunia, saya perlu dia yang
> mengatakan bahwa segalanya akan baik-baik saja.
>
> Ya, saat itu saya sedang insecure luar biasa dan benar-benar butuh dia.
>
> Jadi saya pun lagi-lagi berlari melompat padanya. Dengan lagi-lagi
> mengabaikan setumpuk pertengkaran kami sebelumnya, lagi-lagi kamipun
> memutuskan untuk kembali bersama. "Saya akan susah cari pacar nih
> setelah sama kamu. Karena hanya kamu yang terpikir saat saya butuh
> untuk cerita atau berkeluh kesah tentang betapa brengseknya hari saya.
> Bersama kamu, saya tahu, saya akan selalu diterima." ujar saya saat itu.
>
> Satu pengakuan bodoh yang saat itu terasa begitu pas dan terdengar
> romantis.
> ***
> Sama sekali tak pernah terlintas di kepala saya, bahwa berbulan-bulan
> kemudian pengakuan bodoh impulsif itu akan digunakan sebagai senjata
> andalan untuk menyakiti saya. Oleh seseorang yangdiantara seluruh
> orang di duniapaling tahu seberapa buruk efek psikologis yang bisa
> ditimbulkannya pada diri saya.
>
> Anehnya, ketimbang merasa terlukaseperti yang kami berdua duga
> sebelumnyaternyata saya malahan menemukan kepala saya seolah dipalu
> keras-keras. Yang membuat banyak pikiran jadi tampak begitu terang di
> kepala saya.
>
> Bahwa saya tak mau menghabiskan umur saya bersama seorang pria, yang
> gigih putar otak cari cara untuk menyakiti sayatermasuk menggunakan
> pengakuan bodoh sayahanya demi kepuasan memenangi suatu adu
> argumentasi. Bahwa saya lelah terus-menerus membuat perhitungan
> matematis melelahkan dan mencari premis pembenaran untuk
> menjustifikasi kesalahannya, untuk memaafkannya.
>
> Bahwa hubungan cinta-benci ini kelewat melelahkan untuk dijalani dan
> tak akan pernah cukup berharga untuk diteruskan. Bahwa sayajuga
> diaberhak mendapatkan pasangan yang lebih baik, yang membuat kami
> merasa sempurna, dan bukannya secara konstan terus-terusan merasa tak
> berharga.
>
> Bahwa. Saya. Bisa. Pergi.
>
> Dan untuk pertama kalinya, saya sungguh-sungguh pergi meninggalkannya.
> ***
> Well, psikologis perempuan itu melelahkan, memang.
>
> Pun saya tahu persis bahwa saya sudah membuat keputusan yang tepat,
> tetap saja tak ada satu menitpun terlewat di kepala saya tanpa
> mempertanyakannya. "Kenapa dia tidak mencoba mengejar saya? Kenapa dia
> sama sekali tak berusaha memperjuangkan saya? Kenapa dia tidak mencoba
> meyakinkan diri kami berdua untuk mencoba sekali lagi?"
>
> Pertanyaan-pertanyaan bodoh yang melahirkan banyak pernyataan lebih
> bodoh lainnya. Seperti: "Kalau dia tidak memperjuangkan kamu, berarti
> kamu mungkin tidak seberharga itu untuk diperjuangkan, Retnadi,"
> "Bahwa kamu selamanya tidak akan cukup baik, tidak cukup cantik, tidak
> cukup pintar, tidak cukup menarik, bagi seorang pria yang kamu
> cintai," dan masih ada bertumpuk-tumpuk lagi pikiran masokis lainnya
> yang membanjiri kepala saya tanpa henti.
>
> Di pertemuan pertama kami memang tak terjadi satupun juga hal
> spektakuler. Tak ada sejumlah penari India dadakan, tak ada
> bintang-bintang yang berderet sejajar, tidak ada ledakan nuklir. Tapi
> dimulai dari satu jam pertama sejak saya memutuskan untuk
> meninggalkannya, untuk pertama kalinya saya sadar, betapa lengang
> dunia saya tanpa dirinya.
>
> Lengang yang sunyinya memekakkan hati dan telinga.
> ***
> Untuk membantu melewati sejumlah hari buruk, saya selalu punya banyak
> mantra untuk dirapal. Dan saat detil kecil mengingatkan saya pada
> dirinya, saat saya terjaga di tengah malam buta karena mimpi buruk dan
> merasa takut luar biasa karena tak lagi bisa bercerita padanya, saat
> dunia ini terasa begitu menyesakkan tanpa dirinya, maka saya akan
> memejamkan mata dan menghela napas. Untuk kemudian, merapal mantra
> andalan saya. "Ayo Retnadi Nur'aini yang cantik, pintar, dan hebat,
> bersemangat!! Kamu akan baik-baik saja, kamu pasti akan baik-baik
> saja.."
>
> Toh ada kalanya, mantra sederhana itu tak lagi manjur. Saat saya
> menemukan fotonya tengah bersama wanita lain di Friendster, misalnya.
> Alih-alih merapal mantra seperti biasa, yang saya lakukan malahan
> menelpon teman saya sambil terisak-isak dan mencecar sejumlah
> pertanyaan bodoh seperti "Saya cantik kan yah, In? Saya pinter kan
> yah? Saya cukup berharga kan yah?"
>
> Beruntungnya saya dikaruniai teman-teman yang luar biasa. Dengan
> sejuknya, mereka menenangkan saya dengan "Iya, Retnadi Nur'aini, kamu
> cantik sekali. Kamu salah satu perempuan tercantik yang pernah saya
> kenal.."
>
> Pun setelahnya, saya masih akan menanyakan pertanyaan sulit lain
> seperti "Kalau memang saya secantik, sepintar, seberharga itu, semua
> yang dia puja, lalu kenapa dia ada disana sama perempuan itu, dan
> bukannya disini sama saya??" ujar saya frustasi.
>
> Tentu saja itu adalah pertanyaan retoris.
>
> Yang dijawab teman-teman saya dengan begitu bijaksananya. "Retnadi
> sayang, kamu tahu persis alasannya kenapa kalian tidak bisa bersama.
> Saya paham sekali, betapa sulit dan menyakitkannya ini semua bagi
> kamu. Dan jujur, saya sama sekali nggak tahu saat ini bisa menyamankan
> kamu dengan kalimat penghiburan apa. Tapi saya selalu percaya, bahwa
> `time will heals.' So take your time, dear..take your time..love you.."
> ***
> Kini lewat satu tahun sudah, sejak saya memutuskan untuk
> meninggalkannya. Dalam setengah tahun ini, saya juga mencoba melakukan
> hal-hal kecil yang tak pernah saya lakukan sebelumnya. Saya
> membersihkan loteng dan gudang, lalu mengecat kamar tidur saya. Saya
> membuat berbagai lukisan sebagai bentuk artherapy, dan mulai jogging
> lagi setiap pagi. Saya mulai rutin minum teh hijau dan vitamin, dan
> mencoba untuk menghindari junkfood. Saya ikut arung jeram, dan
> traveling sendirian mengunjungi sejumlah saudara di Malang dan
> Surabaya. Saya mulai rutin perawatan tubuh dengan scrubbing dan
> luluran seminggu dua kali. Saat makan sushi, saya memberanikan diri
> menjajal sashimiyang ternyata rasanya memang tak seburuk yang saya
> kira. Justru sangat segar dan enak lho!.
>
> Saya mencoba melakukan apapun yang saya pikir bisa menambah kuota tawa
> dan kebahagiaan saya sampai berlipat-lipat banyaknya.
>
> Dan pelan-pelan, saya mulai belajar menulis esai tentangnya.
>
> Bukan hal mudah memang. Pada awalnya, saya buta sama sekali mau mulai
> dari mana. Dan dari dulu saya selalu dihantui banyak kekhawatiran
> bahwa menulis tentangnya, bukannya melepaskan rasa sakit yang ada,
> tapi malahan meneguhkannyaitu juga alasan betapa sangat minim tulisan
> saya tentangnya, ataupun tulisan yang saya hadiahkan untuknya.
>
> Tapi dengan berjalannya waktu, saya mulai belajar melihat diri saya
> sebagai sosok luar. Sebagai pengamat terhadap sosok saya dulu saat
> bersamanya, juga sosok saya kini saat tak lagi bersamanya. Mencoba
> memilah-milah emosi di masa lalu dan kini.
>
> Segalanya tidak akan pernah sama lagi, memang.
>
> Tapi saya percaya, diri saya belajar banyak hal dari sana. Bahwa punya
> banyak kesamaan dan bisa bercerita tentang apa saja, tidak lah cukup
> menjadi parameter jaminan keberlangsungan sebuah hubungan jangka
> panjang yang sehat. Bahwa masih diperlukan toleransi, pengertian, juga
> kesabaran tanpa batas untuk saling memahami satu sama lain. Bahwa ada
> kalanya, cinta saja tak cukupsebesar apapun itu.
>
> Dan saya bersyukur.
>
> Saya bersyukur karena dengan melihat ini semua, saya tak lagi
> menghabiskan waktu saya bersama pria yang salah. Saya bersyukur karena
> dengan menyadari ini, saya bisa kembali belajar mencintai dan
> menghargai diri saya sendiri. Saya bersyukur karena dengan menyadari
> ini, saya punya parameter baru tentang bagaimana seorang pria
> seharusnya menghargai saya, juga bagaimana semestinya hubungan yang
> sehat bisa berjalan. Saya bersyukur karena bahkan dalam badai hebat
> sekalipun, yang meluluh lantakkan segalanya, Tuhan masih akan
> menyisakan pelangi berupa keluarga dan teman-teman yang luar biasa.
> Saya bersyukur karena dengan menyadari ini, saya tahu bahwa dia
> bukanlah pasangan terbaik yang dikirim Tuhan untuk saya.
> ***
>
> Sebuah kepergian akan digantikan dengan sebuah kedatangan.
>
> Begitu juga dengan saya. Kini, bersama seorang Catur Sukono, saya
> belajar tentang banyak hal. Saya belajar untuk berpikir positif. Saya
> belajar untuk bertengkar secara sehat tanpa menyerang karakter. Saya
> belajar untuk menjadi seorang yang lebih baik dari hari ke hari. Yes,
> I'm happily married:).
>
> Hadirnya sungguh membuat saya mensyukuri banyak hal. Untuk cinta,
> pengertian, dan kesabarannya menunggu saya belajar menjadi dewasa.
> Untuk kesediaannya menjadi sahabat, teman diskusi, dan editor pribadi.
> Juga sekaligus menjadi pusat informasi, alarm peringatan, jaring
> pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak pernah lelah
> mendengarkan, sebuah rumah, tempat saya bisa masuk dan beristirahat
> sejenak.
>
> Akhirnya, saya pulang.
> ***
>
- 8c.
-
Bls: [sekolah-kehidupan] (esai) goodbye, hello!
Posted by: "CaturCatriks" akil_catur@yahoo.co.id akil_catur
Thu Jul 3, 2008 2:37 am (PDT)
yah, retnadi tak akan pernah nyaman berhubungan dengan siapapun
tak akan pernah cocok dgn siapa pun
kecuali sudah ketemu dgn catur (hehehe)
luv u!
CaturCatriks
Editor - Penulis
http://caturcatriks.blogspot. com
Bukan hal mudah memang. Pada awalnya, saya buta sama sekali mau mulai
dari mana. Dan dari dulu saya selalu dihantui banyak kekhawatiran
bahwa menulis tentangnya, bukannya melepaskan rasa sakit yang ada,
tapi malahan meneguhkannya— itu juga alasan betapa sangat minim tulisan
saya tentangnya, ataupun tulisan yang saya hadiahkan untuknya.
Tapi dengan berjalannya waktu, saya mulai belajar melihat diri saya
sebagai sosok luar. Sebagai pengamat terhadap sosok saya dulu saat
bersamanya, juga sosok saya kini saat tak lagi bersamanya. Mencoba
memilah-milah emosi di masa lalu dan kini.
Segalanya tidak akan pernah sama lagi, memang.
Tapi saya percaya, diri saya belajar banyak hal dari sana. Bahwa punya
banyak kesamaan dan bisa bercerita tentang apa saja, tidak lah cukup
menjadi parameter jaminan keberlangsungan sebuah hubungan jangka
panjang yang sehat. Bahwa masih diperlukan toleransi, pengertian, juga
kesabaran tanpa batas untuk saling memahami satu sama lain. Bahwa ada
kalanya, cinta saja tak cukup—sebesar apapun itu.
Dan saya bersyukur.
Saya bersyukur karena dengan melihat ini semua, saya tak lagi
menghabiskan waktu saya bersama pria yang salah. Saya bersyukur karena
dengan menyadari ini, saya bisa kembali belajar mencintai dan
menghargai diri saya sendiri. Saya bersyukur karena dengan menyadari
ini, saya punya parameter baru tentang bagaimana seorang pria
seharusnya menghargai saya, juga bagaimana semestinya hubungan yang
sehat bisa berjalan. Saya bersyukur karena bahkan dalam badai hebat
sekalipun, yang meluluh lantakkan segalanya, Tuhan masih akan
menyisakan pelangi berupa keluarga dan teman-teman yang luar biasa.
Saya bersyukur karena dengan menyadari ini, saya tahu bahwa dia
bukanlah pasangan terbaik yang dikirim Tuhan untuk saya.
***
Sebuah kepergian akan digantikan dengan sebuah kedatangan.
Begitu juga dengan saya. Kini, bersama seorang Catur Sukono, saya
belajar tentang banyak hal. Saya belajar untuk berpikir positif. Saya
belajar untuk bertengkar secara sehat tanpa menyerang karakter. Saya
belajar untuk menjadi seorang yang lebih baik dari hari ke hari. Yes,
I'm happily married:).
Hadirnya sungguh membuat saya mensyukuri banyak hal. Untuk cinta,
pengertian, dan kesabarannya menunggu saya belajar menjadi dewasa.
Untuk kesediaannya menjadi sahabat, teman diskusi, dan editor pribadi.
Juga sekaligus menjadi pusat informasi, alarm peringatan, jaring
pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak pernah lelah
mendengarkan, sebuah rumah, tempat saya bisa masuk dan beristirahat
sejenak.
Akhirnya, saya pulang.
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/
- 9.
-
Dyah ditabrak taksi!
Posted by: "dyah zakiati" adzdzaki@yahoo.com adzdzaki
Thu Jul 3, 2008 3:10 am (PDT)
Kalau ada orang yang nekat pergi ke suatu tempat tanpa tahu arah, sebut saja salah satunya Dyah. Gadis itu memang keterlaluan. Sebenarnya sih bukan karena keterlaluan nekat perginya. Tapi lebih pada keterlaluan sudah bertahun-tahun tinggal di Jakarta tak tahu arah Ragunan. Yups. Ragunan yang dia tahu hanyalah pergi dari rumahnya ke Kampung Melayu, kemudian naik 608 sampai tujuan. Pagi ini dia memang harus ke Ragunan. Bukan dengan Columbus tapi dengan motor kakaknya yang untuk sementara ditukar karena kakaknya yang baik itu ingin memperbaiki Columbus yang berderit-derit ketika dinaiki.
Apa yang dia lakukan di sana? Tentu saja bukan bertandang ke rumah saudaranya, karena dia berani bersumpah tak punya hubungan darah dengan penghuni sana. Ya, gadis penyuka buah itu bersama teman-temannya menjadi trainer Outbound yang disewa oleh sebuah TPA. Berbekal tekad dan kepercayaan bahwa temannya yang pergi diboncengnya takkan mungkin separah dia pengetahuan tentang jalannya, maka dengan cuek gadis itu pergi.
Hiks, ternyata mereka berdua sama-sama tak tahu. Yah, akhirnya dengan modal telepon kontak orang yang tahu, nekatlah dua gadis imut itu pergi. Pertama menuju arah Pasar Rebo. Hehehe, pengalaman berkali-kali ke arah Pasar Rebo membuat Dyah lumayan save sampai di sana. Akan tetapi masya Allah, di Kramat Jati sempat terjadi kecelakaan. Tepat di depannya sebuah motor terjatuh. Sepertinya terserempet. Begitu nyaris dia menabrak motor yang terjatuh di depannya. Alhamdulillah. Allah memberi keselamatan padanya. Teruslah mereka berjalan, eh naik motor deh.
Petunjuk jalan menuju Ragunan: Lampu merah Pasar Rebo belok kanan. Halah. Dari sudut pandang manaaaa? Teriak gadis itu. Ya sudah, pasrah, dia belok kanan. Waduw, lama-lama ketika mengikuti arah jalan agak bingunglah dia. Pleaseeee, kok ke arah sini sih? Kok ke daerah Jagakarsa. Aduh, tersasarkah ia? Terus saja dengan agak-agak cemas ia menyusuri jalan. Yah, setelah beberapa lama ia akhirnya melihat plank Ragunan. Alhamdulillah. Sampailah mereka di tempat parkir Ragunan. Plus dengan senyum manis minta maaf karena terlambat 30 menit dari waktu yang dijanjikan.
Ragunan menghampar di depan mata. Personil yang belum datang satu orang lagi. Masuklah mereka mencari tempat. Yups. Taman bermain anak tampaknya cukup memadai. Fasilitas yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membuat titian tali. Hihihihi. Ampuun deeh. Ternyata "pasien" nya anak-anak kecil dari teka sampai kelas tiga Esde. Hwaaa. Lutu sih lutuuu. Tapi na ndak mudah lhooo, menghadapi anak kecil nan imut. Ayooo senam Coconut. Hehehe, kita nyanyi, suit samson, bu Guru berkata, dan games lain yang terpaksa di rendahkan levelnya. Luar biasa deh yang punya profesi guru teka. Subhanallah mereka.
Outbound yang cukup menantang buat mereka adalah titian tali. Bocah-bocah kecil lucu itu berpegangan ketakutan meniti tali. Ada yang tak berani naik di titian ke dua yang memang lebih mengerikan. Kami berjaga-jaga di bawah mereka dengan manis. Siap menangkap kalau terjatuh. Malah ada yang berteriak-teriak takut ketinggian. Hehehe, padahal sih tingginya tak lebih dari dua meter.
Pulang dari Ragunan, ia meminta temannya untuk memandu jalan di depannya. Yups, salah satu trik agar tak nyasar ketika pulang adalah, mencari pemakai motor yang arah pulangnya hampir sama. Sampai di jalan yang kira-kira di sangka takkan nyasar, orang itu pergi meninggalkan mereka. Waduh. Orang itu terlalu berbaik sangka saudara-saudara. Gadis itu masih bingung dengan jalan itu. Tapi santai saja. Cukup andalkan filing yang selama ini selalu di pakainya. (kalau aku sih ndak yakin. Tau deh si Dyah, yakin ndak ya, dia).
Dan akhirnya kecelakaan itu benar terjadi. Benar-benar terjadi dan ini adalah sebuah kenyataan yang senyata-nyatanya. Gadis itu melihat lampu merah. Motor lain memang masih ada yang sempat menerobos. Akan meneroboskah dia? Ow, tentu tidaaaks. Berhentilah dia. Tapi masya Allah! Astaghfirullah! Sesuatu menghantam motornya dari belakang. Blash. Motornya agak terpental ke depan. Ditolehkan mukanya. Sebuah taksi dengan sukses menabraknya. Ya Allah. Ini bukan Columbus. Bukan motornya tapi motor kakaknya. Kalau Columbus dia takkan merasa kesal. Ia melihat lagi ke arah sang Taksi. Taksi itu memberi isyarat menepi ke belokan kiri mereka. Yah, kalau dia mau minta maaf okelah. Taksi itu ke kiri terlebih dahulu.Dia menyusul. Tapi waduw, taksi itu kabur, saudara-saudara! Nyaris dia kejar. Tapi yah, buat apalah. Buat minta maaf karena ditabrak? Maaf pak. Bapak sudah menabrak saya, gitu? Ya udah kalau sopir taksi nya tak mau dimintai maaf.
Dyah jadi semakin berpikir tentang itu. Ya. Bagaimana dengan mereka yang ingin mempertahankan kebenaran. Bagaimana dengan mereka yang ingin taat pada aturan? Bagaimana dengan mereka yang menolak amplop tebal di depan mukanya yang malah dimusuhi bahkan disikut dengan orang lain karena dianggap mengganggu atau munafik. Ah, beratnya ujian mereka. Gadis yang ingin sekedar menaati rambu lalu lintas (hehehehe, karena ndak punya SIM juga siih. gubrak) itu aja tertabrak dengan suksesnya.
Yah, begitu deh. Kisahnya hari ini. Kalau aku jadi Bapak ataw pria yang beruntung mendapatkannya, pasti aku bakalan ngelarang dia naik motor deh. Bahayaaaa eeeeuuuy..
- 10a.
-
Re: Anak Autisme Juga (Bisa) Pintar!
Posted by: "Duddy Fachrudin" dhoed_122@yahoo.com ilalangalam
Thu Jul 3, 2008 4:02 am (PDT)
jika kasusnya seperti da Vinci itu gifted... antara autis dan gifted sangat tipis perbedaannya...
Duddy Fachrudin
http://avonturir.multiply. com
--- On Thu, 7/3/08, rumah autis <rumahautis@yahoo.co.id > wrote:
From: rumah autis <rumahautis@yahoo.co.id >
Subject: [sekolah-kehidupan] Anak Autisme Juga (Bisa) Pintar!
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. , peduli-autis@com yahoogroups. com
Cc: mhusna2005@yahoo.co.id , anak_ngw@yahoo.com , tarbiyatuna_mu@yahoo. , saiful_isa79@com yahoo.com , eno_nila@yahoo.com , srohman@alfa-retail.co. , cipu_nk80@yahoo.id com , edfuz@yahoo.com , al_shahida@yahoo.com , dwi_ari105@yahoo.com , adekur79@yahoo.com , docteur_jongen@yahoo.fr , nissa_green@yahoo.com , i_anas@batan.go.id , cikalbebal@yahoo.com , intifadah85@yahoo.com , bimosadewo@gmail.com , masholeh_76@yahoo.com , deka@hidayatullah.com , denny_aryanto@yahoo.com , pal_dul@yahoo.com , ags_setiawan97@yahoo.com , aa_juls@yahoo.com , saipul.rohman@plazaindonesia. , erfiani_agafi@com yahoo.com , dear_07@yahoo.co.id , hhiswanto@yahoo.com , alijsd@yahoo.com , pramudya_ab@yahoo.com , jumeisetyo@yahoo.com , jumeisetyo@gmail.com , budi_prasetyo@bsi.ac.id , budi_prasetyo@indo.net. , dudi_santosa@id yahoo.com , ariananda@yahoo.com , emansulaiman@yahoo.com , astiuw97@yahoo.com , ary_hary@yahoo.com , ahmad80pii@yahoo.com , abu_hanaan@yahoo.com , afwanti@yahoo.com , tamami_28@yahoo.com ,
arkani01@yahoo.co.id , ismuhasyim@indosat.com , anda.lasmono@bankmandiri. , kp2k_pii@yahoo.co.id com , darwati21@yahoo.com , nokwaliyah@binus.ac.id
Date: Thursday, July 3, 2008, 12:50 PM
Anak Autisme Juga (Bisa) Pintar!
Jangan dikira penyandang autisme identik dengan bodoh. Memang, diakui DR. Rudy Sutadi, DSA, sekitar 70 persen penderitanya dinyatakan mengalami retardasi mental. "Penyebabnya bisa berbagai hal. Yang jelas, bila anak autisme tak ditangani, ya, bisa dikatakan termasuk retardasi mental. Karena kriteria IQ-nya di bawah 75."
Tapi jika penyandang autisme ditatalaksana dengan intensif dan baik, maka banyak juga yang ber-IQ tinggi. "Ada yang IQ-nya 120-130. Bahkan 150." Jadi, si anak sebenarnya berpotensi IQ tinggi. Hanya saja sebelum ditatalaksana IQ-nya itu tak terukur. Setelah ditatalaksana barulah diketahui kalau IQ-nya ternyata tinggi. Kelak di kemudian hari mereka bisa menjadi seorang yang ahli di bidangnya. Contoh, pelukis Van Gogh dan Leonardo Da Vinci. Riwayat
hidup mereka diperkirakan autistik.
Lain halnya bila si penyandang autisme tak ditangani, mungkin ada beberapa gejala yang berkurang. Namun ada pula yang gejalanya menetap, menghebat, atau malah yang tadinya tak ada jadi muncul. Pada prinsipnya, tandas Rudy, penyandang autisme yang tak ditatalaksana dengan baik tetaplah autisme. "Salah jika orang tua mengharapkan anaknya bisa 'sembuh' dengan bertambah umurnya. Justru akan lebih bertambah besar gap-nya kalau dilihat dari grafik perkembangannya. Mungkin beberapa bulan tak terlihat tapi lama-lama makin terlihat."
Betapa pentingnya tatalaksana yang baik dan komprehensif. Padahal bagi keluarga berpenghasilan terbatas yang anggota keluarganya menyandang autisme sangat berat untuk bisa terus ditangani. Miris sekali mendengarnya.
wedeberjibaku 010708
Yayasan Cahaya Keluarga Kita
Jl. Al-Husna No. 39 A-B Rt
02/01
Jati Kramat, Jati Asih. Kota Bekasi Jawa Barat Kode Pos 17421.
Telp. 021-70982239; 021-84995025
www.rumahautis. com
http://rumahautis. multiply. com/
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar