Rabu, 03 September 2008

[daarut-tauhiid] Orang Puasa Selalu Membuat Sejarah


----- Pesan Diteruskan ----
Dari: Arnoldison <arnold@spij.co.id>

Taujihat : " Orang Puasa Selalu Membuat Sejarah "
Oleh: Dr Hidayat Nur Wahid

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa "
(QS.Al-Baqarah: 183).

Puasa mengajarkan kepada kita bahwa kita adalah mahluk sejarah yang berperan
aktif dalam pembentukan sejarah kehidupan manusia. Manusia bukanlah sosok
yang tiba-tiba datang dari langit yang kemudian datang ke bumi atau sosok
yang datang dari suatu tempat yang tidak diketahui latar belakangnya
sehingga kita tak perlu peduli tentang apa yang akan diperbuatnya dimasa
mendatang, dan bukan pula sosok yang kemudian tanpa jati diri dan dicitrakan
dengan mengidentikkan umat Islam adalah teroris sebagaimana yang dituduhkan
saat ini.

Semua tuduhan negatif itu mungkin bisa terjadi kalau umat Islam itu tidak
memiliki latar belakang sejarah yang jelas. Umat Islam adalah ummat yang
memiliki jati diri dan sejarah yang jelas. Makanya seseorang itu tidak bisa
dikaitkan secara langsung dengan Islam seandainya prilakunya sangat jauh
atau tidak sesuai dengan prilaku standar sejarah umat Islam dimasa lalu.

Dalam QS Al Baqarah ayat 183-184 Allah SWT berfirman bahwa pewajiban adanya
puasa di bulan Ramadhan ini adalah kewajiban yang telah terjadi sebelum
anda. Anda bisa bermakna dua, pertama anda bermakna masyarakat Rasulullah
SAW yang dahulu mendapatkan wahyu Allah SWT saat itu, dan karenanya bermakna
umat-umat beragama sebelum datangnya Islam, ada agama Yahudi, ada agama
Nasrani, yakni agama Yahudi dan Nasrani yang benar yang mengenal
pensyariatan puasa, meskipun bentuknya berbeda dengan pelaksanaan ibadah
puasa Ramadhan. Tapi secara prinsip syariat puasa telah diperintahkan oleh
Allah SWT.

Ini juga yang mengkaitkan bahwa sesungguhnya agama Islam bukanlah agama yang
ingin tampil asal beda, tapi agama Islam adalah agama yang siap melanjutkan
hal-hal yang positif yang ada pada ajaran-ajaran agama Samawi yang
sebelumnya ada. Karenanya Islam juga melanjutkan agenda Allah yang besar
seperti prinsip tauhid (keesaan Allah). Karenanya Islam juga mengakui ajaran
kenabian seperti dalam ajaran agama samawi lainnya. Islam juga mengakui
adanya ajaran kitab suci, Islam juga mengajarkan tentang pentingnya ahlaq,
dll. Yang jelas Islam ini bukanlah agama jadi-jadian yang tidak jelas jati
diri dan latar belakang sejarahnya. Atau agama yang asal beda. Tapi Islam
adalah agam yang melanjutkan ajaran-ajaran yang positif yang telah dibawa
oleh agama samawi sebelum Islam, yang termasuk didalamnya adalah ibadah saum
di bulan Ramadhan.

Jadi jika minqoblikum disini diartikan sebagai umat nabi Muhammad, maka
ummat nabi Muhammad (umat Islam) ini adalah yang melanjutkan peran sejarah
yang dahulu pernah dilakukan oleh umat sebelum Islam dengan adanya
perbaikan-perbaikan karena sudah adanya perubahan-perubahan dari agam tauhid
yang dahulu dibawa oleh nabi Ibrahim AS, Musa AS dan Isa AS. Al Qur'an
menyebutkan bahwa nabi Ibrahim itu bukanlah seorang yang beragama Yahudi,
beragama Nasrani bukan pula orang yang musyrik tapi dia adalah seorang muslim
yang muslim, yang hanif, yang lurus. Begitu juga dengan nabi Musa AS dan
nabi Isa AS.

Minkoblikum juga bisa berarti kita sekarang ini, saya dan anda semuanya.
Kita telah diwajibkan Allah berpuasa sebagaimana generasi-generasi sebelum
kita. Ayah kita, kakek kita, buyut kita dan seterusnya. Maknanya adalah
bahwa dinamika tradisi berpuasa melanjutkan peran sejarah itu telah
dilakukan oleh merek-mereka yang hidup sebelum kita sampai kepada nabi
Muhammad SAW. Apakah yang mereka lakukan? Dalam konteks perjalanan sejarah
mereka tidak pernah menjadikan puasa ini sebagai bulan untuk
bermalas-malasan. Sebab sejarah tidak bisa dibuat dengan bermalas-malasan.
Kalaupun ada adalah sejarah kaum pemalas.

Tidak ada penemuan-penemuan, tidak akan ada produk-produk, tidak ada bisnis
yang unggul yang muncul dari para pemalas. Kita semua akan sukses bisnis,
sukses kerja karena oleh mereka yang menghargai waktu, menghargai
profesionalitas, menghargai jati diri, mereka yang bekerja secara efektif
dan efesien dan dia memahami bahwa dia bisa menymbangkan dan menghasilkan
sesuatu. Itulah karakter yang dilakukan oleh orang-orang yang berpuasa dan
bisa membentuk sejarah.

Kemalasan bukanlah karakter yang dimiliki oleh generasi Rasulullah dan para
sahabat yang telah berhasil menorah sejarah yang gilang-gemilang. Puasa
Rasulullah dan para sahabat adalah puasa yang senantiasa diisi oleh
pelaksanaan amal soleh yang berlipat ganda. Rasulullah dikenal sebagai tokoh
yang serba positif, serba simpatik, serba proaktif kepada hal-hal yang
membawa kepada kebaikan dan berusaha kuat menghalau segala kenegatifan.

Hal ini bisa terlihat dari kesigapan Rasulullah dalam menghadapi rongrongan
kafir Quraisy yang terkenal dengan perang Badar. Dalam perang Badr ini
terdapat dua peristiwa penting, pertama terjadinya Alfurkon yakni membedakan
mana orang yang komitmen dengan kebenaran dan mana orang masih komitmen
dengan kedzaliman. Dalam jihad di Badr terlihat jelas mana orang yang
komitmen kepada Islam dan mana orang yang memusuhi Islam termasuk kaum
munafik yang menjadi musuh dalam selimut.

Yang terpenting dari Peristiwa Badr ini memunculkan sebuah ungkapan yang
dalam ilmu hadist masih dipertanyakan keabsahannya, sekalipun dalam tingkat
makna tidak salah. "Kita baru saja pulang dari jihad kecil (perang Badr)
menuju jihad yang paling besar yakni jihad melawan hawa nafsu". Tidak
mungkin ungkapan ini muncul dari para pemalas, karena pemalas mendewakan
hawa nafsunya.

Puasa bukanlah hanya sekedar memindahkan waktu makan saja, atau bukan juga
kegitan rutinitas tahunan, tapi puasa ini diharapkan bisa memunculkan
kesadaran zati diri bahwa masing-masing diri kita bisa membuat sejarah baru..
Makanya ketika seseorang telah benar-benar mampu melawan hawa nafsunya maka
ia akan mampu meninggalkan kemalasan, dan menghilangkan sifat rakus dalam
dirinya dan mampu meninggalkan sifat korupsi, kolusi dan nepotisme yang
membuat negeri ini semakin carut-marut. Maka ketika semua sifat negatif bisa
dihilangkan dengan mengendalikan hawa nafsunya maka pada hakekatnya dia
sedang membangun fondasi yang kokoh untuk membuat babak sejarah baru
peradaban manusia.

Makanya ketika seseorang sedang melakukan puasa di bulan Ramadhan ini
berarti dia sedang melakukan jihad besar yakni sedang melawan hawa nafsunya..
Jangan sampai kata jihad ini diidentikkan dengan sesuatu yang menyeramkan
saja. Yang berkembang sekarang seolah-olah jihad itu identik dengan pedang
yang terhunus yang menyeramkan.

Kita sebagai mahluk sejarah dimulai oleh ucapan Rasulullah dengan ungkapan
kita sesungguhnya sedang melakukan jihad yang akbar yakni memerangi hawa
nafsu. Makanya orang yang sedang berpuasa pada hakekatnya sedang
menyambungkan hubungan dengan dzat Yang Maha Agung, Maha Kaya, Maha
Sempurna, dan begitu juga ketika seseorang sedang mengumbar hawa nafsunya
pada hakekatnya dia sedang menyambungkan hubungan dengan Syaithan yang serba
rendah, serba lemah dan serba hina dina. Inilah dua kondisi hubungan yang
kontradiktif dan membawa kepada dua konsekuwensi yang berbeda. Orang yang
berhubungan dengan yang baik dia akan kecipratan kebaikan dan orang yang
berhubungan dengan orang yang jelek dia juga akan kecipratan kejelekannya.

Bila jihad besar melawan hawa nafsu ini bisa dilakukan maka insya Allah akan
terbentuklah sejarah peradaban baru membentuk masyarakat madani yang
diidam-idamkan. .

Kedua, kesadaran untuk membuat sejarah peradaban baru ini juga akan muncul
selain dengan jihadun nafs adalah melalui seperti dalam teologi tugas
kemanusiaan. menyimpulkan bahwa sesungguhnya tugas utama manusia itu ada
tiga, pertama merealisasikan ubudiyah kepada Allah SWT sehingga hubungan
kita sangat dekat dan menjauhi dari godaan syaithan, kedua memakmurkan
kehidupan (imaroh), ketiga memunculkan regenerasi bagi umat yang baru
(khilafah fil ardi).

Pemahaman sejarah seperti ini akan membawa kita pada kesadaran bahwa apa
yang kita lakukan saat ini adalah akan sangat bermanfaat bagi generasi yang
akan datang. Apa yang kita produk pada hari ini seharusnya sesuatu yang akan
berdampak positif bagi generasi mendatang,

Kalau dahulu Rasulullah SAW dengan aktifitas berislamnya telah mampu
memunculkan sebuah karsa dan karya yang luar biasa hebat, ketika beliau
telah mampu membebaskan Ka'bah dari belenggu dan lingkaran-lingkaran berhala
yang sangat banyak dan terjadi pada bulan Ramadhan pula, sehingga saat kita
semua shalat menghadap kiblat/ka'bah yang telah terbebas dari patung itu,
sesungguhnya Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita bahwa prilaku pada
suatu bangsa atau suatu masa itu akan berdampak kepada generasi berikutnya.
Kita bisa membayangkan kalau Rasul gagal membebaskan Ka'bah dari
berhala-berhala itu, bagaimana kita bisa menimbulkan ketauhidan yang benar
kalau shalat saja kita menghadap kepada kiblat yang dipenuhi kemusrikan.

Setelah berhasil membersihkan ka'bah dari berhala, Rasul kemudian tidak
merubahnya dari bentuk yang berkaitan dengan kehidupan sosial pada masa itu,
kemudian ia berkata kepada Aisyah : Kalaulah bangsamu bukan bangsa yang
terlepas dari hubungan kejahiliyahan maka Ka'bah ini pasti akan aku rubah
secara total dan akan aku kembalikan kepada aslinya seperti saat pertama
dibangun oleh nabi Ibrahim AS. Hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah SAW
karena mempertimbangkan sosiologi masyarakat Mekkah saat itu.

Karenanya dalam upaya memunculkan sejarah baru memahami sosiologi masyarakat
kita adalah merupakan sebuah hal yang niscaya. Kita tidak bisa membayangkan
apabila kita berusaha memunculkan sejarah baru dalam kehidupan ini, ingin
memakmurkan dunia ini, kemudian kita melepaskan diri dari faktor sosial
kita, itu merupakan hal yang tidak mungkin. Upaya kita untuk menyadari bahwa
kita punya tugas sejarah bisa dilakukan melalui peran individual kita dengan
memunculkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan, dan bermanfaat bagi
generasi mendatang. Dan itu semua adalah faktor sosial.

Makanya kita khawatir diera reformasi ini, yang sebagian pejabatnya
mengatakan tak usah pusing-pusing lah tambah utang saja dan ngutang terus,
kan yang bayar nanti bukan kita tapi adalah generasi mendatang. Itulah
pikiran destruktif yang bisa membebani dan menghancurkan generasi mendatang..

Seharusnya negara ini yang kaya raya ini harus makmur bukan malahan seperti
tikus yang mati di lumbung padi. Seharusnya kita berpikir seperti negara
Sudan, meskipun negaranya diembargo, tapi dia mampu bangkit dan hidup
mandiri dan rakyatnya lebih sejahtera.

Puasa adalah traning langsung dari Allah SWT untuk mempersiapkan orang-orang
yang akan membuat sejarah baru kehidupan. Berulang kali kita melakukan saum
Ramadhan, maka mudah-mudahan pada tahun ini kita bisa memaksimalkan peran
sejarah kita. [Dar]

http://pk-sejahtera .org/modules/ news/article. php?mn=8& storyid=1446
Selasa, 12 November 2002 17:41 WIB (Terbaca: 1590)

http://www.oaseisla m.com/modules. php?name= News&file= print&sid= 422

__________________________________________________________
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant hello

Chat over IM with

group members.

Weight Loss Group

on Yahoo! Groups

Get support and

make friends online.

Change your life

with Yahoo! Groups

balance nutrition,

activity & well-being.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: