Selasa, 02 September 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2232

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (8 Messages)

Messages

1a.

Re: [rampai] Menebar Cahaya

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Sep 2, 2008 1:07 am (PDT)

karena senja akan takluk pada malam
yang akan segera menghantarnya menemui fajar

fajar yang hanya didengar senja lewat gosip dan bisikan malam
celetukan serta curhat siang

senja tak sabar lagi tuk melihat
bagaimana wujud fajar yang sesungguhnya

2008/9/2 teha <teha.sugiyo@toserbayogya.com>

> menerawang malam
>
> segelita macam apa pun
> bukankah malam
> akan senantiasa berakhir
> pagi?
>
>
> Yon's Revolta wrote:
>
> *Menebar Senja*
>
> negeri senja tersenyum
> duduk dan tutup pintunya
> peluk erat-erat
> jangan kau biarkan malam merenggut
>
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> "Lia Octavia"
> <liaoctavia@ ...> wrote:
> >
> > *Menebar Cahaya*
> >
> >
> > negeri cahaya tersenyum
> > bukakan pintunya yang berkilau cinta
> > ulurkan tangan di tepitepi malam
> > ajak aku berkelana menebar cahaya
> >
> > negeri cahaya merekah
> > tebarkan aroma mawar merah berkilap
> > cium keningku di ujung sujudku
> > ajak aku bernyanyi menebar cinta
> >
> > negeri cahaya memukau jiwa
> > bertasbih dengan segenap penghuninya
> > bermesraan dengan penciptanya
> > aku mati dalam hidup
> >
> >
> > Jakarta, 2 September 2008 at 11.30 a.m.
> > Di hari kedua aku memeluk Ramadhan
> > http://mutiaracinta .multiply. com <http://mutiaracinta.multiply.com>
> >
>
>
>
>
2a.

(Inspirasi) Cara Mencinta

Posted by: "Jenny Jusuf" j3nnyjusuf@yahoo.com   j3nnyjusuf

Tue Sep 2, 2008 1:14 am (PDT)

Menyayangi dan mendidik seorang bocah ternyata 2 hal yang berbeda. Baru kemarin saya menyadari itu.

Alex, putra sahabat saya,
bukan anak yang sulit diajar. Justru kebalikannya. Di usia 1,5 tahun,
dia sudah lancar berhitung 1 sampai 20 dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris (FYI, belajarnya bukan dari playgroup, melainkan dari kami – para Auntie dan Uncle yang
tiap hari wara-wiri ke rumahnya untuk mengajak bermain dan menjadi
'guru' dadakan). Di usia segitu pula, ia sudah bisa menyebutkan
nama-nama binatang dalam bahasa Inggris dalam setiap buku yang
dijumpainya (termasuk karakter-karakter Sesame Street favoritnya: Elmo,
Ernie, Bert, Oscar The Grouch, dll). Dia menggilai segala jenis bacaan,
mulai dari buku cerita anak-anak, katalog supermarket, brosur, label,
sampai komposisi yang terdapat pada kemasan sambal sachet.

Mengajari
Alex tidaklah sulit, karena dia bocah yang cerdas. Mendidiknya, itu
soal lain. Bukan karena dia nakal atau susah diatur, tapi karena saya
sama sekali tidak punya pengalaman dalam mendidik anak-anak. Awalnya
saya pikir, menyayangi thok sudah cukup. Karena saya menyayanginya, otomatis saya juga sanggup mendidiknya. Ternyata oh ternyata, saya salah besar.

Kalau
Alex menginginkan sesuatu yang tidak bisa ia dapatkan, biasanya yang
saya lakukan adalah mendekatinya dan berkata dengan jelas dan tenang,
"Alex, jangan yang ini, ya…" dan saya akan mencoba mengalihkan
perhatiannya dengan benda lain (yang seringnya gagal, karena bocah ini
adalah anak berusia 1,5 tahun dengan strong will terkuat yang pernah saya temui. Sekali perhatiannya terfokus pada sesuatu, dia akan mengejarnya sampai dapat.)

Kalau Alex melakukan sesuatu yang tidak boleh ia lakukan, saya akan menggoyang-goyangkan telunjuk sambil berkata, "Alex, no…" atau berjongkok di sisinya, merengkuh punggungnya dan berbisik, "Sini Auntie
bilangin… Alex jangan bla, bla, bla…". Dan Alex selalu menjawab "Ya"
dengan patuhnya, karena sejak ia mulai belajar bicara, orangtuanya
mengajarkan untuk selalu menjawab "Ya" bila namanya dipanggil ataupun
diberitahu sesuatu.

Kalau Alex mencoba melarikan diri dari
kursinya saat 'sesi' makan yang membosankan, saya akan memutarkan DVD
Sesame Street kesukaannya dan menemaninya bermain, sementara sang Ncus
menyuapinya.

Kalau Alex merengek karena emoh didekati
orang yang asing baginya, saya akan memeluknya dan berbisik di
telinganya, "Eh nggak apa-apa, itu kan Oma, Oma baik, sayang sama Alex…"

Seperti itu. Dan saya mengira telah berhasil mendidiknya (dalam beberapa hal).

Sampai kemarin, ketika saya bertindak ceroboh (I'm queen of silly things, remember?) dengan meletakkan gunting besar di atas meja setelah memperbaiki buku-buku Alex yang sobek, dan lupa menyimpannya kembali.

Saya
sama sekali lupa benda tajam sepanjang 30 senti itu tergeletak di sana,
sampai saya melihatnya berada dalam genggaman si kecil. Spontan saya
panik.

Saya mengambil gunting itu dari tangannya dan menyembunyikannya di tempat yang cukup tinggi sambil berdoa supaya Mommy dan Daddy (yang sedang ngendon di kamar) segera keluar, karena pasti sebentar lagi si bocah merengek.

Harapan saya tidak terkabul. Mommy dan Daddy
tidak keluar ketika Alex mulai merajuk. Tapi setidaknya, gunting itu
kini berada di tempat yang aman (baca: tidak terjangkau dan tidak
terlihat). Ncus memutarkan Sesame Street, dan saya bernafas lega saat
Elmo mulai beraksi dan perhatian Alex teralihkan.

Tapi kelegaan
itu tidak bertahan lama. Ketika saya lengah dan berpikir bahwa Alex
sudah tidak menginginkan si gunting, kok ya bisa-bisanya dia
berjingkat-jingkat menuju tempat persembunyian itu dan (dengan cara
yang hanya dia dan Tuhan yang tahu) berhasil mengambilnya! Ealaaah.

Dan kali ini, dia cukup cerdas untuk tidak membiarkan saya mengambilnya lagi.

Alex tertawa-tawa, memainkan gunting besar yang hampir sepanjang lengannya dengan riang.

Di matanya, benda itu tidak lebih dari mainan baru yang mengasyikkan.

Di
mata saya, benda itu adalah alat berbahaya yang dalam sekejap bisa
membuat lengan kecilnya berdarah-darah, jemarinya terpotong, tergores,
tertusuk.

Saya tidak punya waktu untuk menghampirinya, berbisik lembut di telinganya, menggoyang-goyangkan telunjuk sambil bilang "No" atau membujuknya.

Saya meminta gunting itu dengan tegas.

Alex menolaknya.

Matanya tertuju pada Elmo, tapi tangannya terus menggerakkan gunting tanpa arah. Dan Mommy maupun Daddy tak kunjung keluar kamar.

Tidak ada pilihan. Saya mendekatinya, berjongkok di sisinya dan merebut gunting itu secepat kilat.

Tangis
Alex pecah ketika saya melarikan gunting itu ke dapur. Saat saya
kembali, ia sedang menjerit dan menangis dalam gendongan Ncus. Airmata
dan ingus berlelehan di wajahnya yang memerah.

Jujur, saya tidak
tega. Seandainya yang ia inginkan bukan gunting. Seandainya ia
menginginkan buku, mainan, kertas atau benda-benda lain, tentu saya
akan memberikannya dengan senang hati.

Tapi di sisi lain, saya
mulai berpikir. Lepas dari gunting itu benda berbahaya atau tidak,
seorang anak tetap harus dididik, bahwa tidak semua hal yang ia
inginkan dapat diperoleh begitu saja. Tidak semua yang ia kehendaki
dapat terwujud -- entah sekarang, entah nanti, atau tidak sama sekali.

Setelah
tenang, saya mencoba mengajak Alex bermain. Ia tidak mau. Ia menolak
saya dekati. Ia meraih pensil saya yang tergeletak di atas meja dan
melemparnya jauh-jauh; aksi protes atas perbuatan nista saya merebut
mainan barunya.

Sebersit rasa ngilu singgah di hati saya. Tapi
saya tidak akan menyesali tindakan saya, bahkan jika ia tidak pernah
mau lagi bermain dengan saya.

Saya lebih memilih menerima
kemarahannya, daripada melihatnya berdarah-darah tertusuk gunting. Saya
lebih memilih dimusuhi olehnya, daripada melihatnya terluka. Saya lebih
memilih ditolak olehnya, daripada melihatnya menangis kesakitan.

Sekarang
Alex sudah melupakan kejadian itu. Ia sudah bermanja-manja lagi,
mengajak saya bermain dan meminta saya membacakan buku 'What Zebra Likes' favoritnya. Tapi kejadian siang hari itu tidak akan saya lupakan, dan ingin saya simpan selamanya.

Itulah saat di mana saya menyadari, betapa tidak mudah mendidik seorang anak.

Itulah
saat di mana saya menyadari, saya rela mengorbankan apa saja –termasuk
perasaan dan kepentingan saya sendiri- demi bocah yang saya sayangi.

Itulah
saat di mana saya merasakan –walau hanya sekilas- perjuangan orangtua
dalam merawat dan membesarkan anak, yang sering kali dibalas dengan
gerutuan dan ketidakpuasan si anak.

Itulah saat di mana saya
betul-betul mensyukuri (dan mengagumi) segala jerih-lelah yang dialami
orangtua saya bertahun-tahun silam; saat mereka mendidik saya dengan
penuh cinta dan saya membalas dengan bertingkah seenaknya dan tidak
mempedulikan perasaan mereka.

Saya tidak akan melupakan peristiwa sederhana di siang hari itu.
Itulah
saat di mana –untuk pertama kalinya- saya sungguh-sungguh menghargai
mereka yang berkata, "Saya hanya menginginkan yang terbaik untuk dia."

ROCK Your Life! - Jenny Jusuf - http://jennyjusuf.blogspot.com

2b.

Re: (Inspirasi) Cara Mencinta

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Tue Sep 2, 2008 1:41 am (PDT)

sering menghadapi seperti itu (semua ortu juga ya..)
ketika anak sudah mulai pinter meminta sesuatu segala cara akan dia pake sampe keinginannya dituruti.
mulai dari merajuk manja, nangis bahkan sampai mengamuk atau tantrum.
kadangkala perasaan tidak tega mendominasi, apalagi bagi ibu (yg perasaannya lebih peka)
tapi tak selamanya keinginan anak harus dituruti .. bahkan jika anak sudah tantrum sekalipun, krn bisa jadi sekali dituruti
untuk selanjutnya dia akan menjadikan tantrum sebagai senjata..

----- Original Message -----
From: Jenny Jusuf
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 02, 2008 3:14 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Cara Mencinta

Menyayangi dan mendidik seorang bocah ternyata 2 hal yang berbeda. Baru kemarin saya menyadari itu.

Alex, putra sahabat saya, bukan anak yang sulit diajar. Justru kebalikannya. Di usia 1,5 tahun, dia sudah lancar berhitung 1 sampai 20 dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (FYI, belajarnya bukan dari playgroup, melainkan dari kami – para Auntie dan Uncle yang tiap hari wara-wiri ke rumahnya untuk mengajak bermain dan menjadi 'guru' dadakan). Di usia segitu pula, ia sudah bisa menyebutkan nama-nama binatang dalam bahasa Inggris dalam setiap buku yang dijumpainya (termasuk karakter-karakter Sesame Street favoritnya: Elmo, Ernie, Bert, Oscar The Grouch, dll). Dia menggilai segala jenis bacaan, mulai dari buku cerita anak-anak, katalog supermarket, brosur, label, sampai komposisi yang terdapat pada kemasan sambal sachet.

Mengajari Alex tidaklah sulit, karena dia bocah yang cerdas. Mendidiknya, itu soal lain. Bukan karena dia nakal atau susah diatur, tapi karena saya sama sekali tidak punya pengalaman dalam mendidik anak-anak. Awalnya saya pikir, menyayangi thok sudah cukup. Karena saya menyayanginya, otomatis saya juga sanggup mendidiknya. Ternyata oh ternyata, saya salah besar.

Kalau Alex menginginkan sesuatu yang tidak bisa ia dapatkan, biasanya yang saya lakukan adalah mendekatinya dan berkata dengan jelas dan tenang, "Alex, jangan yang ini, ya…" dan saya akan mencoba mengalihkan perhatiannya dengan benda lain (yang seringnya gagal, karena bocah ini adalah anak berusia 1,5 tahun dengan strong will terkuat yang pernah saya temui. Sekali perhatiannya terfokus pada sesuatu, dia akan mengejarnya sampai dapat.)

Kalau Alex melakukan sesuatu yang tidak boleh ia lakukan, saya akan menggoyang-goyangkan telunjuk sambil berkata, "Alex, no…" atau berjongkok di sisinya, merengkuh punggungnya dan berbisik, "Sini Auntie bilangin… Alex jangan bla, bla, bla…". Dan Alex selalu menjawab "Ya" dengan patuhnya, karena sejak ia mulai belajar bicara, orangtuanya mengajarkan untuk selalu menjawab "Ya" bila namanya dipanggil ataupun diberitahu sesuatu.

Kalau Alex mencoba melarikan diri dari kursinya saat 'sesi' makan yang membosankan, saya akan memutarkan DVD Sesame Street kesukaannya dan menemaninya bermain, sementara sang Ncus menyuapinya.

Kalau Alex merengek karena emoh didekati orang yang asing baginya, saya akan memeluknya dan berbisik di telinganya, "Eh nggak apa-apa, itu kan Oma, Oma baik, sayang sama Alex…"

Seperti itu. Dan saya mengira telah berhasil mendidiknya (dalam beberapa hal).

Sampai kemarin, ketika saya bertindak ceroboh (I'm queen of silly things, remember?) dengan meletakkan gunting besar di atas meja setelah memperbaiki buku-buku Alex yang sobek, dan lupa menyimpannya kembali.

Saya sama sekali lupa benda tajam sepanjang 30 senti itu tergeletak di sana, sampai saya melihatnya berada dalam genggaman si kecil. Spontan saya panik.

Saya mengambil gunting itu dari tangannya dan menyembunyikannya di tempat yang cukup tinggi sambil berdoa supaya Mommy dan Daddy (yang sedang ngendon di kamar) segera keluar, karena pasti sebentar lagi si bocah merengek.

Harapan saya tidak terkabul. Mommy dan Daddy tidak keluar ketika Alex mulai merajuk. Tapi setidaknya, gunting itu kini berada di tempat yang aman (baca: tidak terjangkau dan tidak terlihat). Ncus memutarkan Sesame Street, dan saya bernafas lega saat Elmo mulai beraksi dan perhatian Alex teralihkan.

Tapi kelegaan itu tidak bertahan lama. Ketika saya lengah dan berpikir bahwa Alex sudah tidak menginginkan si gunting, kok ya bisa-bisanya dia berjingkat-jingkat menuju tempat persembunyian itu dan (dengan cara yang hanya dia dan Tuhan yang tahu) berhasil mengambilnya! Ealaaah.

Dan kali ini, dia cukup cerdas untuk tidak membiarkan saya mengambilnya lagi.

Alex tertawa-tawa, memainkan gunting besar yang hampir sepanjang lengannya dengan riang.

Di matanya, benda itu tidak lebih dari mainan baru yang mengasyikkan.

Di mata saya, benda itu adalah alat berbahaya yang dalam sekejap bisa membuat lengan kecilnya berdarah-darah, jemarinya terpotong, tergores, tertusuk.

Saya tidak punya waktu untuk menghampirinya, berbisik lembut di telinganya, menggoyang-goyangkan telunjuk sambil bilang "No" atau membujuknya.

Saya meminta gunting itu dengan tegas.

Alex menolaknya.

Matanya tertuju pada Elmo, tapi tangannya terus menggerakkan gunting tanpa arah. Dan Mommy maupun Daddy tak kunjung keluar kamar.

Tidak ada pilihan. Saya mendekatinya, berjongkok di sisinya dan merebut gunting itu secepat kilat.

Tangis Alex pecah ketika saya melarikan gunting itu ke dapur. Saat saya kembali, ia sedang menjerit dan menangis dalam gendongan Ncus. Airmata dan ingus berlelehan di wajahnya yang memerah.

Jujur, saya tidak tega. Seandainya yang ia inginkan bukan gunting. Seandainya ia menginginkan buku, mainan, kertas atau benda-benda lain, tentu saya akan memberikannya dengan senang hati.

Tapi di sisi lain, saya mulai berpikir. Lepas dari gunting itu benda berbahaya atau tidak, seorang anak tetap harus dididik, bahwa tidak semua hal yang ia inginkan dapat diperoleh begitu saja. Tidak semua yang ia kehendaki dapat terwujud -- entah sekarang, entah nanti, atau tidak sama sekali.

Setelah tenang, saya mencoba mengajak Alex bermain. Ia tidak mau. Ia menolak saya dekati. Ia meraih pensil saya yang tergeletak di atas meja dan melemparnya jauh-jauh; aksi protes atas perbuatan nista saya merebut mainan barunya.

Sebersit rasa ngilu singgah di hati saya. Tapi saya tidak akan menyesali tindakan saya, bahkan jika ia tidak pernah mau lagi bermain dengan saya.

Saya lebih memilih menerima kemarahannya, daripada melihatnya berdarah-darah tertusuk gunting. Saya lebih memilih dimusuhi olehnya, daripada melihatnya terluka. Saya lebih memilih ditolak olehnya, daripada melihatnya menangis kesakitan.

Sekarang Alex sudah melupakan kejadian itu. Ia sudah bermanja-manja lagi, mengajak saya bermain dan meminta saya membacakan buku 'What Zebra Likes' favoritnya. Tapi kejadian siang hari itu tidak akan saya lupakan, dan ingin saya simpan selamanya.

Itulah saat di mana saya menyadari, betapa tidak mudah mendidik seorang anak.

Itulah saat di mana saya menyadari, saya rela mengorbankan apa saja –termasuk perasaan dan kepentingan saya sendiri- demi bocah yang saya sayangi.

Itulah saat di mana saya merasakan –walau hanya sekilas- perjuangan orangtua dalam merawat dan membesarkan anak, yang sering kali dibalas dengan gerutuan dan ketidakpuasan si anak.

Itulah saat di mana saya betul-betul mensyukuri (dan mengagumi) segala jerih-lelah yang dialami orangtua saya bertahun-tahun silam; saat mereka mendidik saya dengan penuh cinta dan saya membalas dengan bertingkah seenaknya dan tidak mempedulikan perasaan mereka.

Saya tidak akan melupakan peristiwa sederhana di siang hari itu.
Itulah saat di mana –untuk pertama kalinya- saya sungguh-sungguh menghargai mereka yang berkata, "Saya hanya menginginkan yang terbaik untuk dia."

ROCK Your Life!
- Jenny Jusuf -
http://jennyjusuf.blogspot.com

3a.

Re: (Woro-woro) Undangan rapat 1000 Cinta tuk seluruh Eska Jakarta T

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Tue Sep 2, 2008 1:50 am (PDT)

besok saya ada jadwal di jakarta... jauh dari kuningan ya? gimana kalo
iftharnya dmajukan ashar aja? biar waktunya bisa lebih efektif.

hehehe becanda

>
>
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537
4.

(rampai) Seringai Senja....

Posted by: "'' Dyan ''" dyan177@yahoo.co.uk   dyan177

Tue Sep 2, 2008 1:57 am (PDT)



 
Surya kembali merunduk malu
memamerkan senyum sumringah
menyambut gelap....
bersama sekawanan camar
 
Walau sekejap....
terawang awan putih mampu biaskan
kemilau sinar kemerahan
yang terpantul di pucuk-pucuk pohon
 
Pun....
ketika pekat datang membentang
atau hitam mulai menggulung mimpi
setitik nyata masih tersisa
di antara gunung dan laut
yang tampak menenggelamkan dirinya
menerbitkan siluet Sang Pelukis Agung
 
Aku ingin seperti surya di ufuk barat
tersenyum manis bersama perih
biar terasa pahit menikam
tapi, pesona itu.........
mampu bersemayam dalam setiap jiwa
insan pemikat keindahan .

 

 

<)^^(>
(( 'o' ))
=(,,)=(,,)=

(´´•.¸(´´•.¸ ¸.•´´) ¸.•´´)
> '''-_-'''It' s Me'''-_-''' »
(¸.•´´(¸.•´´ ´´•.¸)´´ •.¸)
http://sweety177. multiply. com/
http://www.friendst er.com/dyan177
YM = sweety9621

5.

[Catatan Kaki] Sertakan Karya Anda di 2 Buku Lontar Foundation

Posted by: "hasanaspahani" hasanaspahani@yahoo.com   hasanaspahani

Tue Sep 2, 2008 1:58 am (PDT)

Announcement: Submissions Sought for: Young, Indonesian, and Female

The Lontar Foundation has scheduled for release, in 2009, two volumes
of literary translations with the theme "Young, Indonesian and Female.
" The first volume will be published, in association with Words
Without Borders, as an issue of the on-line literary that goes by the
same name. Volume editors are Dedi Feldman of WWB and John McGlynn of
Lontar. The second volume will be released in print, both in Indonesia
and abroad, as the eighth installment of Lontar's Menagerie series.
Volume editors are John McGlynn and Dorothea Herliany.

Both volumes will contain a mixture of literary genres: short stories,
poetry, essays, and (possibly) drama. As is indicated by the theme,
however, editors are primarily seeking works produced by younger
Indonesian women writers. Their work may relate to the theme of the
volumes, tackling issues of interest to younger women, but they may
also be unrelated to the theme as well and be simply of pure literary
merit. Male writers are also invited to contribute but their work must
relate to the theme of the volumes in order to (possibly) counterpoint
issues that the women writers raise.

.:. Other guidelines governing submissions include the following:
• The work must have been written in Indonesian;
• The work may have been previously published in Indonesian but must
never before have been published in English;
• The work should not have been published before 1998;
• Copyright for translation of the work is held by the author;
• Prose works—short stories and essays—should be no longer than 3,500
words;
• Unless a poem is very long, submissions of single poems are not
encouraged; poets are requested to submit between 5 and 10 works.
All written contributions should be submitted to Lontar in digital
form, either via email or on CD via post. Please send them by post to
Dewi Andahlia, Editorial Assistant, Jl. Danau Laut Tawar No. 53,
Pejompongan, Jakarta 10210 or by email to dewi_andahlia@ lontar.org.
Potential contributors are requested to submit their work before 30
September 2008.

As with previous volumes in the Menagerie series, Menagerie 8: Young,
Female, and Indonesian, will also contain at least one photographic
essay. Both male and female photographers are invited to submit
photographic essays dealing with the theme of the volume—but only one
essay per photographer. A photographic essay should contain
approximately 15 to 20 black and white photographs along with a story
or captions describing the action that is taking place in the
photographs. Photographers should submit their work in the form of a
CD containing medium-resolution jpeg files. If the essay is chosen for
inclusion, editors will then request high resolution scans.

For the publication of prose works contributors will be paid Rp. 1,
000,000 per thousand words, capped at Rp. 1,500,000; for poetry, the
same, with a minimum of Rp. 150,000 per poem. Translators will be paid
the same. Photographers will receive Rp. 150,000 per photograph with a
cap of Rp. 2,500,000.

.:. About the Project Partners

Literature is one of the primary avenues for encounter with other
cultures and both Words Without Borders and The Lontar Foundation were
established to promote the translation of literary works into English.

Words Without Borders (WWB), a not-for-profit organization based in
Chicago, does this primarily through the on-line publication of its
literary journal by the same name. This online magazine registers 200,
000 page views a month and has an emailing list of nearly 6,000
subscribers. More information about WWB can be found at www.
wordswithoutbor ders.org.

The Lontar Foundation, established in 1987, has, since its founding
published more than one hundred books pertaining to Indonesian
literature and culture. In the coming year, the Foundation plans to
establish an on-line magazine to further promote its goal of enhancing
international knowledge of Indonesian literature and culture.

6a.

Re: (Update 02/9/08 pkl 13) 1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla Bersama A

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Sep 2, 2008 2:20 am (PDT)

ok mbak... aku up date lagi ya..
makasih banyak ^_^

2008/9/2 Syafaatus Syarifah <syarifah@gratika.co.id>

>
> lapor
> jumlah donasi yg terkumpul di aku ada 24 mukena
> uang 350 ribu ( yg bersangkutan minta untuk dibelikan mukena)
>
>
>
>
> ----- Original Message -----
> *From:* Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
> *To:* sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com> ; Kabinet Eska<kabinet-eska@yahoogroups.com>
> *Sent:* Tuesday, September 02, 2008 1:20 PM
> *Subject:* [sekolah-kehidupan] (Update 02/9/08 pkl 13) 1000 Cinta Untuk
> 1000 Mushalla Bersama Asma Nadia dan Ust Yusuf Mansur
>
>
>
>
>
>
>
>
> Indahnya
> jika tidak hanya kita
> yang bisa menghadapNya lima kali sehari
> dengan kelengkapan sempurna
> dengan kebersihan sempurna
> dengan persembahan cinta sempurna.
>
> Rekan tercinta,
> mumpung pahala dilipatgandakan
> mumpung ini bulan ramadhan
> mari kita bantu saudara-saudara seiman
> agar pertemuan mereka dengan Rob-nya
> lebih khusyu dan indah...
>
> -Asma Nadia
>
>
>
>
>
> *BAKTI SOSIAL RAMADHAN
>
> 1000 CINTA UNTUK 1000 MUSHALLA BERSAMA ASMA NADIA DAN UST YUSUF MANSUR
> *
>
> **
>
> Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah, anggota komunitas
> Sekolah Kehidupan.com, Asma Nadia, dan Ust Yusuf Mansur menyatakan
> kepedulian sosial dengan berbagi cinta untuk sesama.
>
> *
> *
>
> *BENTUK KEGIATAN*
>
> **
>
> * Menampung sumbangan atau donasi dari seluruh anggota komunitas
> Sekolah Kehidupan.com, komunitas-komunitas lain, dan masyarakat luas
>
> * Menyalurkan sumbangan atau donasi pada mushalla-mushalla di tempat
> umum/publik. Tempat umum/publik yang dimaksud adalah mushalla di terminal,
> stasiun, pom bensin, dan tempat umum lain yang dinilai tak lagi memiliki
> perlengkapan shalat atau Al Qur'an yang layak pakai.
>
> * Ifthor jama'i
>
>
> *SUMBANGAN ATAU DONASI YANG DITERIMA UNTUK DISALURKAN*:
>
>
>
> 1) Perlengkapan shalat baru (mukenah, sajadah, sarung, peci)
>
> 2) Perlengkapan shalat bekas layak pakai dalam keadaan bersih
>
> 3) Wakaf Al Qur'an
>
> 4) Uang
>
>
>
>
>
> *WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN*
>
> * Hari/tanggal : Sabtu, 6 September 2008 s/d Ahad, 14
> September 2008
>
> *WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN*
>
> * Hari/tanggal : Sabtu, 6 September 2008 s/d Ahad, 14
> September 2008
>
> * Tempat : Serentak di wilayah Jabodetabek,
> Bandung, Yogya, Surabaya, Kaltim
>
>
> *Para PJ Wilayah untuk menampung sumbangan dan mendata kebutuhan
> mushalla-mushalla di wilayahnya masing-masing:*
>
>
>
> *1) Margo Widilaksono (PJ Jakarta Pusat)*
>
> Jl Raden Saleh Gg. 8 No 150
>
> RT 021, RW 03 Jakarta Pusat
>
> Tlp: 39899131/ 0813 11361916
>
>
>
> *2) Dyah Zakiati (PJ Jakarta Timur) *
>
> Jl Kayu Manis I Lama No 15
>
> RT 10 RW 8
>
> Palmeriam, Matraman
>
> Jakarta Timur
>
> HP: 0818 08358139
>
>
>
> *3) Indarwati Harsono (PJ Depok)*
>
> Jl Tanah Baru, Perum Depok Mulya III
>
> Blok AF No 1
>
> RT 02 RW 01
>
> HP: 0852 25162626
>
>
>
> *4) Dani Ardiansyah (PJ Jakarta Selatan)*
>
> Jl. Radio Dalam Raya No. H5, Lt. 4
>
> Kebayoran Baru Jakarta Selatan
>
> HP: 0856 94771764/ 0852 21615514
>
>
>
> *5) Ayong (PJ Jakarta Utara)*
>
> Jl Pluit Dalam 3 No 2
>
> RT 06 RW 08
>
> Penjaringan, Jakarta Utara
>
> HP: 0819 08606946
>
> **
>
> *6) Fiyan Arjun (PJ Kebayoran Lama, Ulujami, Ciledug dan sekitarnya)*
>
> Jl. Ulujami Raya No.14
>
> Gg. Langgar Rt.012/04
>
> Ulujami-Pesanggrahan
>
> Jakarta Selatan 12250
>
> Telp: (021) 7379858
>
> Hp: 0858.8585.8160
>
>
>
> *7) Kartina Haswanto (PJ Bekasi)*
>
> Taman Bumyagara Blok Bumi Semeru D3 No. 31
>
> Jl. Mustika Jaya
>
> Bekasi Timur
>
> HP: 0811836247
>
>
>
> *8) Divin Nahb (PJ Tangerang)*
>
> Jl Nenas Raya 40
>
> RT 002 RW 05
>
> Kel. Cibodasari
>
> Kec. Cibodas
>
> Kota Tangerang, Banten 15138
>
> HP: 0856 93765775
>
>
>
> *9) Andri Pranolo (PJ Yogyakarta)*
>
> Gendeng GK IV/ 953
>
> Yogyakarta 55225
>
> HP: 0813 92554050
>
>
>
> *10) Suhadi (PJ Surabaya)*
>
> Taman Suko Asri II Blok L 14
>
> RT 33 RW 8, Desa Suko
>
> Kec. Sukodono, Sidoarjo
>
> HP: 08121089865
>
>
>
> *11) Sismanto (PJ Kalimantan Timur)*
>
> Hotel Lumboe Room No. 210
>
> Jl. Apt. Pranoto 75 Sangatta
>
> Kutai Timur Kalimantan Timur 75611
>
> Tel: 0549-21221
>
>
>
> *12) Taufik Mutsu (PJ Bogor)*
>
> HP: 081388234002
>
> d/a. Beni Jusuf
>
> Ciomas Hills Kav A5 No. 47
>
> Bogor 16610
>
>
>
> *13) Bunda Ami (PJ Cimahi dan sekitarnya)*
>
> Komp. Cipageran Asri H1 No. 6
>
> Cimahi
>
> HP: 08886090503
>
>
>
> *14) Hadian (PJ Bandung)*
>
> Jl. Mandala I No.42 RT.02/01
>
> Desa Mandalamekar
>
> Kec. Cimenyan
>
> Kab. Bandung 40193
>
> Tel: 022-7236126 / 081322360136
>
>
>
> *15) Yulie (PJ Cilegon dan sekitarnya)*
>
> Kp. Pengarengan Rt 01/04 no.18
>
> Kramat watu serang banten
>
> Tel: 021-91392052
>
>
>
> *Donasi berupa uang dapat ditransfer ke rekening:*
>
> **
>
> *BCA*
>
> Nama : *Lia Octavia Dwipajana*
>
> Bank : BCA Cabang Gajah Mada, Jakarta
>
> No rek : 0120075101
>
> **
>
> *BNI*
>
> Nama : *Retnadi Nur'aini *
>
> Bank : BNI Cabang Senayan, Jakarta
>
> No rek : 0108061745
>
>
>
> *BSM (Bank Syariah Mandiri)*
>
> Nama : *Dani Ardiansyah*
>
> Bank : BSM Sultan Hasanuddin, Jakarta
>
> No rek : 6007006333
>
> *Donasi diterima panitia paling lambat 5 September 2008*.
>
> Untuk donasi berupa uang, mohon mengirimkan sms konfirmasi setelah
> melakukan transfer ke no. 081210698852 / 081325494096 pada Retnadi Nur'aini
> dengan menyebutkan nama, besar jumlah uang yang ditransfer dan transfer ke
> bank mana.
>
> Pamflet kegiatan terlampir.
>
>
> Salam penuh cinta
> Panitia 1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla
> Komunitas Sekolah Kehidupan.com, Asma Nadia, dan Ust Yusuf Mansur
>
>
>
> CP. Galih Ari Permana 087877328607
> Retnadi Nur'aini 081210698852
> Lia Octavia 08128146426
>
> www.sekolah-kehidupan.com
> http://sekolahkehidupan.multiply.com
>
>
> ***********************************************************
>
> *Donasi yang diterima panitia per tgl 2 September 2008 (pukul 13.00 WIB):*
>
> *1) 100 buah sajadah dari Bapak M. Saefudin
>
>
> 2) Donasi uang dengan perincian sbb:
>
> a) Donasi uang kolektif yang terkumpul dari rekening Kartina Haswanto per 2
> September 2008 = Rp. 2.000.000,-
>
> b) Donasi uang dari Ade Armando per 28 Agustus 2008 = Rp. 1.000.000,-
>
> c) Donasi uang dari Siwi LH per 28 Agustus 2008 = Rp. 78.000,-
>
> d) Donasi uang dari Noki (Kebon Jeruk) per 27 Agustus 2008 = Rp. 25.000,-
>
> e) Donasi uang dari Nurwidya Fitriana per 22 Agustus 2008 = Rp. 75.000,-
>
> f) Donasi uang dari Neni Widyaningsih per 22 Agustus 2008 = Rp. 300.000,-
>
> g) Donasi uang dari hamba Allah per 19 Agustus 2008 = Rp. 50.000,-
>
> h) Donasi uang dari hamba Allah per 29 Agustus 2008 = Rp. 50.000,-
>
> i) Donasi uang kolektif yang terkumpul pada Inna Putri per 29 Agustus 2008
> = Rp 250.000,-
>
> j) Donasi uang dari hamba Allah per 29 Agustus 2008 = Rp. 150.000,-
>
> k) Donasi uang dari hamba Allah per 1 September 2008 = Rp. 55.000,-
>
> l) Donasi uang dari Yulizawati (ada di Inna Putri) per 2 September 2008 =
> Rp 100.000,-
>
> m) Donasi uang dari Yayat Hidayat per 2 September 2008 = Rp 200.000,-
>
> n) Donasi uang dari Harummi per 2 September 2008 = Rp 250.000,-
>
>
> 3) 10 buah Al Qur'an
>
>
> 4) 28 buah mukenah
>
>
> 5) Donasi dari Hj. Ayuningsih berupa: 6 mukena, 5 Al Qur'an, 2 buah Yasin,
> 2 sajadah kecil untuk kepala, 2 sajadah besar, 1 sarung, 1 peci
>
> Jumlah total sumbangan per 2 September 2008 yaitu: 104 sajadah, 15 buah Al
> Qur'an, 34 buah mukenah, 1 sarung, 1 peci, 2 buah Yasin, dan uang total Rp
> 4.583.000 ,- (Empat juta lima ratus delapan puluh tiga ribu rupiah)*
>
>
>
> *******************************************
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
7.

(Update 02/9/08 pkl 16) 1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla Bersama Asma

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Sep 2, 2008 2:39 am (PDT)

Indahnya
jika tidak hanya kita
yang bisa menghadapNya lima kali sehari
dengan kelengkapan sempurna
dengan kebersihan sempurna
dengan persembahan cinta sempurna.

Rekan tercinta,
mumpung pahala dilipatgandakan
mumpung ini bulan ramadhan
mari kita bantu saudara-saudara seiman
agar pertemuan mereka dengan Rob-nya
lebih khusyu dan indah...

-Asma Nadia

*BAKTI SOSIAL RAMADHAN

1000 CINTA UNTUK 1000 MUSHALLA BERSAMA ASMA NADIA DAN UST YUSUF MANSUR
*

* *

Dalam rangka menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah, anggota komunitas
Sekolah Kehidupan.com, Asma Nadia, dan Ust Yusuf Mansur menyatakan
kepedulian sosial dengan berbagi cinta untuk sesama.

*
*

*BENTUK KEGIATAN*

* *

* Menampung sumbangan atau donasi dari seluruh anggota komunitas Sekolah
Kehidupan.com, komunitas-komunitas lain, dan masyarakat luas

* Menyalurkan sumbangan atau donasi pada mushalla-mushalla di tempat
umum/publik. Tempat umum/publik yang dimaksud adalah mushalla di terminal,
stasiun, pom bensin, dan tempat umum lain yang dinilai tak lagi memiliki
perlengkapan shalat atau Al Qur'an yang layak pakai.

* Ifthor jama'i

*SUMBANGAN ATAU DONASI YANG DITERIMA UNTUK DISALURKAN*:

1) Perlengkapan shalat baru (mukenah, sajadah, sarung, peci)

2) Perlengkapan shalat bekas layak pakai dalam keadaan bersih

3) Wakaf Al Qur'an

4) Uang

*WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN*

* Hari/tanggal : Sabtu, 6 September 2008 s/d Ahad, 14
September 2008

*WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN*

* Hari/tanggal : Sabtu, 6 September 2008 s/d Ahad, 14
September 2008

* Tempat : Serentak di wilayah Jabodetabek,
Bandung, Yogya, Surabaya, Kaltim

*Para PJ Wilayah untuk menampung sumbangan dan mendata kebutuhan
mushalla-mushalla di wilayahnya masing-masing:*

*1) Margo Widilaksono (PJ Jakarta Pusat)*

Jl Raden Saleh Gg. 8 No 150

RT 021, RW 03 Jakarta Pusat

Tlp: 39899131/ 0813 11361916

*2) Dyah Zakiati (PJ Jakarta Timur) *

Jl Kayu Manis I Lama No 15

RT 10 RW 8

Palmeriam, Matraman

Jakarta Timur

HP: 0818 08358139

*3) Indarwati Harsono (PJ Depok)*

Jl Tanah Baru, Perum Depok Mulya III

Blok AF No 1

RT 02 RW 01

HP: 0852 25162626

*4) Dani Ardiansyah (PJ Jakarta Selatan)*

Jl. Radio Dalam Raya No. H5, Lt. 4

Kebayoran Baru Jakarta Selatan

HP: 0856 94771764/ 0852 21615514

*5) Ayong (PJ Jakarta Utara)*

Jl Pluit Dalam 3 No 2

RT 06 RW 08

Penjaringan, Jakarta Utara

HP: 0819 08606946

* *

*6) Fiyan Arjun (PJ Kebayoran Lama, Ulujami, Ciledug dan sekitarnya)*

Jl. Ulujami Raya No.14

Gg. Langgar Rt.012/04

Ulujami-Pesanggrahan

Jakarta Selatan 12250

Telp: (021) 7379858

Hp: 0858.8585.8160

*7) Kartina Haswanto (PJ Bekasi)*

Taman Bumyagara Blok Bumi Semeru D3 No. 31

Jl. Mustika Jaya

Bekasi Timur

HP: 0811836247

*8) Divin Nahb (PJ Tangerang)*

Jl Nenas Raya 40

RT 002 RW 05

Kel. Cibodasari

Kec. Cibodas

Kota Tangerang, Banten 15138

HP: 0856 93765775

*9) Andri Pranolo (PJ Yogyakarta)*

Gendeng GK IV/ 953

Yogyakarta 55225

HP: 0813 92554050

*10) Suhadi (PJ Surabaya)*

Taman Suko Asri II Blok L 14

RT 33 RW 8, Desa Suko

Kec. Sukodono, Sidoarjo

HP: 08121089865

*11) Sismanto (PJ Kalimantan Timur)*

Hotel Lumboe Room No. 210

Jl. Apt. Pranoto 75 Sangatta

Kutai Timur Kalimantan Timur 75611

Tel: 0549-21221

*12) Taufik Mutsu (PJ Bogor)*

HP: 081388234002

d/a. Beni Jusuf

Ciomas Hills Kav A5 No. 47

Bogor 16610

*13) Bunda Ami (PJ Cimahi dan sekitarnya)*

Komp. Cipageran Asri H1 No. 6

Cimahi

HP: 08886090503

*14) Hadian (PJ Bandung)*

Jl. Mandala I No.42 RT.02/01

Desa Mandalamekar

Kec. Cimenyan

Kab. Bandung 40193

Tel: 022-7236126 / 081322360136

*15) Yulie (PJ Cilegon dan sekitarnya)*

Kp. Pengarengan Rt 01/04 no.18

Kramat watu serang banten

Tel: 021-91392052

*Donasi berupa uang dapat ditransfer ke rekening:*

* *

*BCA*

Nama : *Lia Octavia Dwipajana*

Bank : BCA Cabang Gajah Mada, Jakarta

No rek : 0120075101

* *

*BNI*

Nama : *Retnadi Nur'aini *

Bank : BNI Cabang Senayan, Jakarta

No rek : 0108061745

*BSM (Bank Syariah Mandiri)*

Nama : *Dani Ardiansyah*

Bank : BSM Sultan Hasanuddin, Jakarta

No rek : 6007006333

*Donasi diterima panitia paling lambat 5 September 2008*.

Untuk donasi berupa uang, mohon mengirimkan sms konfirmasi setelah melakukan
transfer ke no. 081210698852 / 081325494096 pada Retnadi Nur'aini dengan
menyebutkan nama, besar jumlah uang yang ditransfer dan transfer ke bank
mana.

Pamflet kegiatan terlampir.

Salam penuh cinta
Panitia 1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla
Komunitas Sekolah Kehidupan.com, Asma Nadia, dan Ust Yusuf Mansur

CP. Galih Ari Permana 087877328607
Retnadi Nur'aini 081210698852
Lia Octavia 08128146426

www.sekolah-kehidupan.com
http://sekolahkehidupan.multiply.com

***********************************************************

*Donasi yang diterima panitia per tgl 2 September 2008 (pukul 16.00 WIB):*

*1) 100 buah sajadah dari Bapak M. Saefudin

2) Donasi uang dengan perincian sbb:

a) Donasi uang kolektif yang terkumpul dari rekening Kartina Haswanto per 2
September 2008 = Rp. 2.000.000,-

b) Donasi uang dari Ade Armando per 28 Agustus 2008 = Rp. 1.000.000,-

c) Donasi uang dari Siwi LH per 28 Agustus 2008 = Rp. 78.000,-

d) Donasi uang dari Noki (Kebon Jeruk) per 27 Agustus 2008 = Rp. 25.000,-

e) Donasi uang dari Nurwidya Fitriana per 22 Agustus 2008 = Rp. 75.000,-

f) Donasi uang dari Neni Widyaningsih per 22 Agustus 2008 = Rp. 300.000,-

g) Donasi uang dari hamba Allah per 19 Agustus 2008 = Rp. 50.000,-

h) Donasi uang dari hamba Allah per 29 Agustus 2008 = Rp. 50.000,-

i) Donasi uang kolektif yang terkumpul pada Inna Putri per 29 Agustus 2008 =
Rp 250.000,-

j) Donasi uang dari hamba Allah per 29 Agustus 2008 = Rp. 150.000,-

k) Donasi uang dari hamba Allah per 1 September 2008 = Rp. 55.000,-

l) Donasi uang dari Yulizawati (ada di Inna Putri) per 2 September 2008 = Rp
100.000,-

m) Donasi uang dari Yayat Hidayat per 2 September 2008 = Rp 200.000,-

n) Donasi uang dari Harummi per 2 September 2008 = Rp 250.000,-

3) 10 buah Al Qur'an

4) 28 buah mukenah

5) Donasi dari Hj. Ayuningsih berupa: 6 mukena, 5 Al Qur'an, 2 buah Yasin, 2
sajadah kecil untuk kepala, 2 sajadah besar, 1 sarung, 1 peci

6) 24 Mukenah (Di Mbak Sya)

Jumlah total sumbangan per 2 September 2008 yaitu: 104 sajadah, 15 buah Al
Qur'an, 58 buah mukenah, 1 sarung, 1 peci, 2 buah Yasin, dan uang total Rp
4.583.000 ,- (Empat juta lima ratus delapan puluh tiga ribu rupiah)*

*******************************************
Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Yahoo! Groups

Women of Curves

Discuss food, fitness

and weight loss.

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: