Rabu, 08 Juli 2009

[FISIKA] Digest Number 2789[2 Attachments]

Messages In This Digest (5 Messages)

Messages

1.

Bukti Baru Controlled Demolition di Runtuhnya 9 11

Posted by: "Agung" trisetyarso@gmail.com   trisetyarso

Mon Jul 6, 2009 7:10 pm (PDT)




Rekan2x yth.,

Berikut wawancara dengan Prof. Niels H. Harrit dari Universitas Copenhagen (http://cmm.nbi.ku.dk/people/):

http://www.youtube.com/watch?v=8_tf25lx_3o

Dibawah ini adalah abstrak papernya.

Ditunggu kontribusi kawan2x se Tanah Air dalam membantu mengungkap kasus 9 11 ini.

Salam,

Agung



Active Thermitic Material Discovered in Dust from the 9/11 World Trade Center Catastrophe
pp.7-31 (25) Authors: Niels H. Harrit, Jeffrey Farrer, Steven E. Jones, Kevin R. Ryan, Frank M. Legge, Daniel Farnsworth, Gregg Roberts, James R. Gourley, Bradley R. Larsen
doi: 10.2174/1874412500902010007

Abstract

We have discovered distinctive red/gray chips in all the samples we have studied of the dust produced by the destruction of the World Trade Center. Examination of four of these samples, collected from separate sites, is reported in this paper. These red/gray chips show marked similarities in all four samples. One sample was collected by a Manhattan resident about ten minutes after the collapse of the second WTC Tower, two the next day, and a fourth about a week later. The properties of these chips were analyzed using optical microscopy, scanning electron microscopy (SEM), X-ray energy dispersive spectroscopy (XEDS), and differential scanning calorimetry (DSC). The red material contains grains approximately 100 nm across which are largely iron oxide, while aluminum is contained in tiny plate-like structures. Separation of components using methyl ethyl ketone demonstrated that elemental aluminum is present. The iron oxide and aluminum are intimately mixed in the red material. When ignited in a DSC device the chips exhibit large but narrow exotherms occurring at approximately 430 °C, far below the normal ignition temperature for conventional thermite. Numerous iron-rich spheres are clearly observed in the residue following the ignition of these peculiar red/gray chips. The red portion of these chips is found to be an unreacted thermitic material and highly energetic.

Keywords: JScanning electron microscopy, X-ray energy dispersive spectroscopy, Differential scanning calorimetry, DSC analysis, World Trade Center, WTC dust, 9/11, Iron-rich microspheres, Thermite, Super-thermite, Energetic nanocomposites, Nano-thermite
Affiliation: Department of Chemistry, University of Copenhagen, Copenhagen, DK-2100, Denmark.

2.

[INFO] Gerhana Bulan Penumbral 7 Juli 2009, sang pembuka Parade Gerh

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Mon Jul 6, 2009 7:14 pm (PDT)

[Attachment(s) from Ma'rufin Sudibyo included below]

Pada Selasa 7 Juli 2009 akan terjadi peristiwa Gerhana Bulan Penumbral, yakni satu kondisi dimana bundaran Bulan yang sedang menuju ke fase purnamanya tertutupi oleh bayangan tambahan (penumbra) Bumi. Gerhana ini merupakan gerhana pembuka dari sebuah "parade gerhana" selama 30 hari ke depan dimana secara berturut-turut akan terjadi 3 gerhana sekaligus yakni Gerhana Bulan Penumbral 7 Juli 2009, Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009 dan Gerhana Bulan Penumbral 6 Agustus 2009. Parade gerhana semacam ini terakhir kali terjadi 9 tahun silam tepatnya pada bulan Juli 2000.

Secara kasat mata gerhana penumbral sangat sulit untuk diamati, karena hanya terjadi penurunan kecemerlangan pada Bulan tanpa adanya penutupan sebagian atau keseluruhan bundaran Bulan oleh bayangan Bumi. Gerhana penumbral hanya bisa dideteksi oleh mereka-mereka yang memiliki penglihatan tajam ataupun menggunakan alat optik seperti binokuler/teleskop, sehingga terjadinya penurunan kecemerlangan Bulan bisa diidentifikasi.

Gerhana akan berlangsung sejak pukul 15:40 WIB ketika terjadi kontak awal penumbra (P1). Dan gerhana akan berakhir pada pukul 17:38 WIB ketika terjadi kontak akhir penumbra (P4). Sehingga secara keseluruhan durasi gerhana penumbral ini adalah 1 jam 58 menit. Puncak gerhana akan terjadi pada pukul 16:39 WIB dimana pada kondisi ini penumbra Bumi menutupi 14,9 % luas permukaan bundaran Bulan.

Sayangnya gerhana tidak bisa disaksikan secara utuh dari seluruh wilayah Indonesia. Peta keterlihatan gerhana menunjukkan penduduk di propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya Barat dan Papua dapat menyaksikan gerhana ini namun dalam kondisi ketika Bulan sedang terbit. Sehingga durasi gerhana untuk tiap titik pada propinsi-propinsi tersebut cukup singkat. Di kota Samarinda, misalnya. Bulan terbit pada pukul 18:25 WITA sementara gerhana berakhir pada pukul 18:38 WITA, sehingga durasi gerhana hanya 13 menit. Durasi gerhana yang terpanjang ada di kota Jayapura, dimana Bulan terbit pada pukul 17:47 WIT dan gerhana berakhir pada 19:38 WIT sehingga durasinya sebesar 1 jam 51 menit.

Berikut dilampirkan peta keterlihatan gerhana dalam format PDF.

Salam,

Ma'rufin

Attachment(s) from Ma'rufin Sudibyo

1 of 1 File(s)

3.

[INFO] Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009, sang pemuncak parade ger

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Mon Jul 6, 2009 7:14 pm (PDT)




Pada
Selasa 22 Juli 2009 akan terjadi peristiwa Gerhana Matahari Total
(GMT) yakni satu kondisi dimana bundaran Matahari tertutupi oleh bundaran Bulan yang sedang menuju ke fase Bulan baru atau konjungsi atau ijtima'. Gerhana ini merupakan gerhana pemuncak dari sebuah "parade gerhana"
selama 30 hari ke depan dimana secara berturut-turut akan terjadi 3
gerhana sekaligus yakni Gerhana Bulan Penumbral 7 Juli 2009, Gerhana
Matahari Total 22 Juli 2009 dan Gerhana Bulan Penumbral 6 Agustus 2009.
Parade gerhana semacam ini terakhir kali terjadi 9 tahun silam tepatnya
pada bulan Juli 2000.

Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009 merupakan bagian dari gerhana seri Saros 136 dan bisa dilihat dari kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Timur dan Samudera Pasifik. Sebagai bagian dari seri Saros 136, maka gerhana ini merupakan perulangan dari GMT 55 tahun sebelumnya, yakni GMT 20 Juni 1955. Yang membedakan hanyalah lokasi keterlihatan gerhana kali ini sedikit bergeser ke utara. Dan kelak 55 tahun ke depan, yakni 24 Agustus 2063, GMT yang sama juga akan berulang dengan catatan bahwa lokasi keterlihatan gerhana kian bergeser ke utara menjauhi kawasan khatulistiwa.

Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009 memiliki bayangan inti (umbra) yang memanjang sejauh ribuan kilometer dari lepas pantai Laut Arab di sebelah barat India dan menerus ke timur laut melintasi kota Shanghai dan Kep. Jepang untuk akhirnya berbelok ke tenggara hingga berakhir di pertengahan Samudera Pasifik. Umbra ini memiliki lebar 258 km. Gerhana dimulai pada pukul 06:58 WIB ketika terjadi kontak awal penumbra (P1). Disusul kemudian kontak awal umbra (U1) pada pukul 07:51 WIB. Seiring dengan gerakan Bulan mengelilingi Bumi, maka gerhana akan berjalan terus ke timur hingga mencapai puncaknya 09:35 WIB. Gerhana mulai berakhir pada pukul 11:19 WIB ketika terjadi kontak akhir umbra (U4) dan sepenuhnya berakhir pada pukul 12:12 WIB ketika kontak akhir penumbra (P4) terlampaui.

Seluruh wilayah Indonesia terletak jauh di selatan lintasan umbra dan berada di perbatasan daerah penumbra, sehingga hanya bisa menyaksikan gerhana ini dalam bentuk gerhana sebagian. Batas area penumbra membentang dari pantai barat Pulau Sumatra yang menerus ke timur laut melintasi kota Jambi, Samarinda dan sebelah utara kota Palu untuk kemudian berbelok ke tenggara melewati kota Luwuk, Bula (Pulau Seram bagian timur) dan laut Arafuru. Hanya daerah di sebelah utara garis ini yang bisa menyaksikan gerhana.

Gerhana bisa disaksikan pada pagi hari untuk Pulau Sumatra dan
Kalimantan. Di Sulawesi dan Papua, gerhana bisa disaksikan pada siang
hari. Durasi gerhana yang terpanjang terjadi di kota Jayapura dan
sekitarnya, yakni selama 1 jam 52 menit yang dimulai pada pukul 11:11
WIT. Namun penutupan cakram Matahari oleh Bulan yang terbesar pada saat puncak gerhana justru terjadi di kota Banda Aceh dan sekitarnya, yakni
mencapai 29,7 % (magnitude 0,297). Di Banda Aceh gerhana mulai terjadi
pada pukul 07:14 WIB dan berakhir pada 08:48 WIB. Sementara durasi
terpendek gerhana terjadi di sepanjang perbatasan penumbra. Di kota
Samarinda dan sekitarnya misalnya, gerhana hanya berlangsung 17 menit
sejak pukul 09:36 WITA, dengan tutupan cakram Matahari hanya 0,4 %.

Shalat
gerhana Matahari disunnahkan dilaksanakan Umat Islam pada daerah-daerah
yang bisa melihat gerhana, yakni yang bertempat di
propinsi :

* Nangroe Aceh Darussalam
* Sumatera Utara
* Sumatera Barat
* Riau
* Riau Kepulauan
* Jambi (sebagian)
* Kalimantan Barat
* Kalimantan Timur (sebagian)
* Sulawesi Utara
* Gorontalo
* Sulawesi Tengah (sebagian)
* Sulawesi Tenggara (sebagian)
* Maluku (sebagian)
* Maluku Utara
* Irian Jaya Barat
* Papua
Berikut dilampirkan peta keterlihatan gerhana dalam format PDF.

Salam,

Ma'rufin

4.

Peta Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009 untuk Indonesia

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Tue Jul 7, 2009 12:07 pm (PDT)

[Attachment(s) from Ma'rufin Sudibyo included below]

Berikut dilampirkan peta keterlihatan Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009 dari wilayah Indonesia dalam format PDF.

Salam,

Ma'rufin

Attachment(s) from Ma'rufin Sudibyo

1 of 1 File(s)

5a.

Re: mohon penjelasan konsep

Posted by: "Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com   haryo_hep

Tue Jul 7, 2009 12:21 pm (PDT)




Saya tidak ingat apakah ada konsep / ide fisika yang real (terukur) yang terkait langsung dengan kalkulus diferensial/integral dengan orde bukan bilangan bulat.

http://en.wikipedia.org/wiki/Fractional_calculus

BTW, fisika *banyak* menggunakan konsep-konsep matematika yang secara langsung tidak ada realisasi nyata. Namun dalam semua kasus konsep-konsep itu muncul dalam formulasi teoretik dan perhitungan, dan pada formula akhir HARUS muncul bilangan/angka/kuantitas yang dapat terukur. Prinsip saya: Tidak terlalu berguna menanyakan apa arti fisis konsep matematika abstract tersebut SEBELUM melihat hasil perhitungan akhir. Karena tokh pada akhirnya ketika kita menghitung besaran fisika, maka perhitungan itu selalu menghasilkan hasil yang nyata/real. Menanyakan dan memikirkan arti fisis (yang lebih dekat ke filosofi dan argumentasi) justru mengalihkan perhatian kita dari tugas utama yakni menguasai matematikanya dan bisa melakukan perhitungan detail untuk mendapatkan hasil.

Haryo

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, gerry fisika <gerry_fizika@...> wrote:
>
> Forum, aku mau tanya, dalam uraian fungsi gamma, kita dapat suatu konsep yang namanya turunan/diferensial tengahan (lebih jelas lihat attachment filenya), yang ingin saya tanya, dalam sistem koordinat ruang pada fisika, diferensial tipe ini berperan dalam sistem fisika seperti apa? karena misalnya untuk konsep kinematika, kecepatan adalah turunan pertama dari perpindahan. jika diambil turunan tengahannya dari perpindahan, maka parameter apa yang menjadi transisi sebelum menjadi kecepatan dari benda itu?
>

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Finance

It's Now Personal

Guides, news,

advice & more.

Y! Groups blog

The place to go

to stay informed

on Groups news!

Cat Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about cats.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================

Tidak ada komentar: