Minggu, 19 Juli 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2726

Messages In This Digest (8 Messages)

Messages

1.

Foto2 Milad 3-1

Posted by: "Sisca Lahur" sapijinak2000@yahoo.com   sapijinak2000

Sat Jul 18, 2009 9:57 am (PDT)



Untuk para sahabat SK yang tidak dapat hadir,
inilah sebagian kegiatan di hari 1.
 
By : sapijinak
 

 Milad 3 SK
Jul 18, '09 7:51 AM
for Maria 's contacts

Makan siang
  

Snack sore
  

Perkenalan sore
  

Tawa ceria
  

Dari Medan lho.
  

Anak siapa nih?
  

Ngapain nih
  

Dagang buku
  

Menang !!
  

Aku juga menang
  

Emak...
  

Main biola di kegelapan
  

 

2.

Berlaku Adil pada Anak

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Sat Jul 18, 2009 3:54 pm (PDT)





Anak-anak perlu
diajarkan dan diperlakukan adil. Jika terjadi perbedaan, yakinkan mereka hal
itu hanya berdasarkan kebutuhan yang berbeda, bukan berarti orangtua berlaku
tak adil.

Sikap adil
merupakan salah satu sikap mulia yang perlu diterapkan oleh umat muslim.
Sebagai orangtua, penting untuk berprilaku adil terhadap seluruh anak-anaknya
agar tidak timbul kecemburuan yang menggangu keharmonisan keluarga.

Ketika Allah
mengartikan keadilan, maka Dia akan meniadakan penindasan. Allah telah melarang
penindasan dan ketidakadilan terhadap-Nya. Seperti tertulis dalam firman Allah
mengenai hari kiamat yang berbunyi, "Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi
balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini.
Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya. (QS. al-Mu'min (40) : 17)

Nabi Muhammad
juga berkata, "Wahai hamba-hamba-Ku, Aku haramkan kezaliman terhadap diri-Ku,
dan Aku jadikan kezaliman itu juga haram di antara kamu,maka janganlah 
kamu saling mendzalimi satu sama lain." (Hadis Qudsi, Sahih Muslim 4674).

Keadilan adalah
prasyarat dari ketakwaan. Tak ada seorang pun yang benar-benar takut kepada
Allah tanpa berlaku adil. Seseorang baru bisa dikatakan memiliki keyakinan kuat
jika memiliki tujuan berlaku adil dalam hidupnya terhadap Allah dan sesama
manusia termasuk saat bertransaksi dan jual beli.

Seseorang yang
tidak berlaku adil maka tidak akan dikategorikan sebagai orang beriman. Firman
Allah berbunyi, "Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Mai'dah (5) : 8)

Semua orang tak
terkecuali dengan latar belakang budaya dan keyakinan yang berbeda, percaya
terhadap keadilan. Bahkan orang yang tidak adil dalam kehidupan mereka tertarik
dengan konsep dan merespon positif di hati mereka ketika disebutkan keadilan.
Hal itu karena sebagai manusia memiliki insting kecintaan terhadap rasa adil
yang tetap ada di hati dalam kondisi apa pun.

Tidak ada yang
lebih tak adil ketika orangtua berlaku tidak adil kepada anak-anaknya dalam
memberikan hadiah, kebaikan perilaku dan dukungan yang diberikan.

Seperti
diceritakan dalam sebuah hadis Al-Bukhari dan hadis Muslim, salah seorang
sahabat Nabi Muhammad, Bashir bin Sad pada suatu meminta beliau untuk bertindak
sebagai saksi ketika memberikan hadiah pada salah seorang anak laki-lakinya,
Al-Nu'man. Nabi kemudian bertanya "Apakah kau berikan hadiah yang sama
pada semua anak-anakmu?"

Bashir mengatakan
tidak. Kemudian Muhammad berkata "Aku tidak bisa bertindak sebagai saksi
dari ketidakadilan".

Dalam hadis
tersebut tampak, Nabi Muhammad mengatakan hal itu sebagai ketidakadilan
terhadap anak-anak, yang sebagian diberikan hadiah lebih banyak dibandingkan
anak yang lain.

Para pemuka agama
menanggapi keadilan terhadap anak-anak dengan hati-hati. Mereka memastikan
untuk mencium semua anak-anak ketika datang, tanpa ada satu anak pun
terlewatkan. Sehingga tidak timbul kecemburuan atau iri antara satu anak dan
lainnya.

Pada akhirnya,
diharapakan dapat terjalin harmoni dalam rumah. Lebih jauh lagi, rasa kasih
sayang itu dapat dirasakan oleh lingkungan sekitarnya.

Orangtua perlu
mendukung satu sama lain dalam menunjukkan rasa adil diantara anak-anak.
Terutama pada anak yang lebih tua kepada anak yang lebih muda. Apalagi kakak
bisa menjadi pengasuh atau pengganti orangtua jika berhalangan atau meninggal
dunia.

Namun yang tak
kalah penting, keadilan bukan berarti pembagian uang yang sama. Kebutuhan
setiap anak harus diukur dengan cermat berdasarkan kebutuhannya.

Contonya, seorang mahasiswa di universitas tentu membutuhkan dukungan keuangan
lebih banyak dibandingkan adiknya yang masih di sekolah menengah atas. Demikian
juga jika siswa sekolah menengah dibandingkan dengan kebutuhan anak di sekolah
dasar atau taman kanak-kanak.

Ketika orangtua
membelikan anak-anak perempuannya perhiasan emas, maka anak laki-laki diberikan
hadiah lain.  Sebaiknya, orangtua menyediakan hal-hal yang dibutuhkan
anak-anaknya sesuai kebutuhan pada saat itu tanpa memperlihatkan ketidakadilan.
Jika kebutuhan anak sama, maka mereka tahu akan diperlakukan dengan sama pula. (islamonline/rin)

 

 

 

http://www.republika.co.id/berita/58223/Penting_Berlaku_Adil_pada_Anak

3.

cerita ku gabung di Sekolah kehidupan ,  bangga...walau sering absen

Posted by: "humairayusuf" humaira_ys@yahoo.com   humaira_ys

Sat Jul 18, 2009 3:54 pm (PDT)



Pertama kali aku kenal sekolah kehidupan adalah ketika bertemu fiyan arjun yang bagiku orang yang terunik yang pernah kujumpai, saat itu aku kenal dengannya dalam komunitas lain,...Fiyan yang selalu membuka pembicaraannya di forum dengan bahasa pantun yang menarik dan segar., walau tidak secara langsung dia mengajak aku untuk gabung, karena aku juga sungguh belum tahu banget ternyata dia aktif banget di sekolah kehidupan.

Saat itu  , aku belum juga join,...sampai suatu saat , ketika ku buka inbox blog MPku ,..ada tulisan dari fiyan, bahwa sekolah kehidupan ngadain lomba menulis essay tentang dunia wanita,..kalau ngga salah tentang "IBU profesional" ( bener ngga ya, lupa lagi nih...?). Tapi ,..lomba itu bisa di ikuti jika terdaftar sebagai anggota milist SK. Saat itu aku ingin banget mengikuti lomba sambil mengasah kemampuan nulisku. Lalu , langsung ku buku website sekolah kehidupan,...kupelajari wah kayaknya ...aku tertarik juga nih , gabung di komunitas ini, akhirnya tahun 2008 lalu aku join di milist SK.,....walau akhirnya aku telat tuk kirim naskah karena kesibukanku mengajar.

Selama aku gabung,...aku memang jarang banget kirim milist,...selalu ada gangguan,..laptop yg heng atau kena virus dan akses internet yang terhambat.....sampe akhirnya jadi jarang nulis,..paling minim ngomentarin tulisan anggota milist lain, tapi aku tetap bangga jadi anggota SK ini.

Waktu berlalu,... tahun 2009 ,bulannya aku lupa,...di Face book aku lihat ada info launcing buku Lets talk about nya retnadi. saat itu aku dapatin dari FB dab blog MP nya mbak lia octavia,...( asli kenal mbak lia Octavia dah lama di dunia maya,..persisnya di Multiply...,bener ngga mbak lia ?). 
Aku tertarik pengen datang ke acara itu padahal cukup jauh lokasinya. Sebetulnya ada rasa ngga PD utk datang,... abis ngaku SK tapi jarang aktif...... niatnya sih ingin silaturahim,..dan ketemu langsung ama mbak lia dan anggota SK lain

Lalu untuk ngilangin ngga PD itu aku coba ajak teman ku,...alhamdulillah dia mau nemenin aku ke MP book Point. Akhirnya,...terjadilah pertemuan itu,....pertama aku ketemu dengan retnadi,..yang saat itu lagi ada didepan penjualan buku,..ngobrol-ngobrol,..kenalan...dan aku kaget ternyata yang ku ajak ngobrol itu adalah penulisnya yang tentunya usianya pasti lebih muda dari aku,..wah jauh banget  ya...tapi aku salut dengan karyanya jadi iri nih...ret..he he.   singkat cerita aku   dikenalin pada anggota lain dan suaminya,....dan akhirnya aku tatap muka juga ama mbak lia Octavia yang selama ini ku kenal di dunia maya...alhamdulillah...., thanks...respon yang ramahnya mba lia...

Dan,...yang aku senang lagi,....dari bedah buku itu aku dapet gratis juga nih ...buku rentnadi....thanks ya...ret.

Dan sekarang setelah setahun...., aku belum juga bisa terlibat aktif seperti temen di SK...( ngomong-ngomong ada yang lain yang kenal aku ngga ya,...wah narsis ya,..).

sampe suatu ketika aku baca tulisan dari Diah utami,....wah ternyata dia temanku ketika sama sama kost di Bangung dulu,...dia jadi anggota SK juga ternyata.

Akhirnya,...di MIlad ke tiga ini,...aku ucapkan selamat ultah semoga semakin baik sinergi dan menebar energi positif untuk anggotanya dan simpatisan SK yang lain,....dapat lebih bermanfaat untuk warga dunia...dengan inovasi-inovasinya....Amin.

Semoga,...rasa ingin silaturahim dan lebih dekat mengenal SK dan anggotanya,..tidak terhalang walau aku ngga bisa datang milad ya....
O ya tuk mba sinta,....kemarin sempet ya...aku jadi panitia,..tapi sorry ya....aku jarang menghubungi...

Itulah cerita singkatku bersama SK,..semoga kehadiranku diterima di sini ya......
Untuk Fiyan, lia , retnadi, novi ningsih,..shinta....thanks ya responnya selama ini.mudah2an ada kesempatanku untuk bisa bersama SK lebih dekat.

SELAMAT MILAD.....untuk SK ku!!

Mira humaira (humaira_ys@yahoo.com )
Ym : syifa_hanifa
http://syifahumaira.multiply.com

4.

(catcil) Sepotong Roti

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Sat Jul 18, 2009 3:54 pm (PDT)



(catcil) Sepotong Roti

By: agussyafii

Pernah pada suatu malam saya bercerita kepada anak-anak Amalia bahwa ada seorang ahli ibadah masuk surga karena sepotong roti. Ahli ibadah ini telah menghabiskan hidupnya untuk ibadah selama 60 tahun, kemudian pada suatu hari ia keluar dari tempat ibadahnya dan ia bertemu dengan seorang wanita. Ia pun jatuh cinta kepada wanita tersebut dan, akhirnya, ia berbuat dosa.

Setelah melakukan perbuatan tersebut, ia menyesal hingga ia pingsan. Tiba-tiba datang seorang pengemis, maka ia pun memberikan kepada pengemis sepotong roti miliknya. Kemudian ia meninggal dunia, maka ditimbanglah ibadah yang telah dilakukannya selama 60 tahun dengan perbuatan dosa itu, ternyata perbuatan dosa itu lebih berat daripada Ibadahnya selama 60 tahun. Dan pahala sepotong roti itu menjadi lebih berat daripada perbuatan dosanya, maka dosa-dosanya pun diampuni dan ahli ibadah itu masuk surga karena sepotong roti.

Beberapa malam kemudian ada salah satu anak Amalia yang memberikan sepotong roti yang harga 500 rupiah. 'Untuk siapa roti ini Reka?' tanya saya. 'Untuk Kak Agus, biar saya kalo mati masuk surga..'kata Reka. Saya tersenyum mendengar penuturannya. 'Wah, kebetulan nih saya lagi lapar, yuk kita makan berdua.' jawab saya.

Kami berdua makan roti sambil minum air putih yang segar. Sesegar wajahnya Reka yang penuh kegembiraan. Sepotong roti telah menguatkan keyakinannya bahwa perbuatan baik sekecil apapun yang berguna bagi orang lain mendatang kebahagiaan didalam hidupnya dan bisa membuatnya masuk surga.

---
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. [QS. Huud: 114]

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Senin, tanggal 20 Juli 2009, di Rumah Amalia. Silahkan bagi teman2 yang berkenan mewaqafkan buku2, Majalah, Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI),IPTEK,buku Pelajaran, peralatan sekolah, baju layak pakai untuk Program kegiatan Peduli Kasih Amalia (PKA). kirimkan ke Rumah Amalia,Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. . Mari dukung pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 8777 12431

5.

Geologi dalam Peradaban Islam

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Sat Jul 18, 2009 3:55 pm (PDT)





Geologi merupakan
cabang ilmu alam yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat
fisik, sejarah, dan proses asal mula terbentuknya bumi serta sejarah
perkembangannya. Studi ini mendapat perhatian penting dari para ilmuwan Muslim
di zaman kekhalifahan.

Ilmu ini
dipandang memiliki kegunaan dan manfaat yang begitu besar. Betapa tidak.
Geologi mampu membantu peradaban Manusia dalam menemukan dan mengatur sumber
daya alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal
seperti besi, tembaga, emas dan uranium.

Selain itu, studi
yang dikembangkan para saintis Islam itu juga sangat membantu dalam menemukan
zat mineral lainnya yang memiliki nilai ekonomi, seperti: asbestos, perlit,
mika, fosfat, zeolit, tanah liat, pumis, kuarsa, dan silika, dan juga elemen
lainnya seperti belerang, klorin, dan helium. Sejak era kekhalifahan, umat
Islam telah mampu menemukan ladang minyak serta besi, emas dan lainnya.

Adalah ilmuwan Barat bernama Fielding H Garisson yang menyatakan bahwa studi
geologi modern dimulai pada era kekhalifahan. Dalam bukunya berjudul History of Medicine, Garisson mengatakan,
"Umat Islam di abad pertengahan tak hanya mengawali berkembangnya aljabar,
kimia dan geologi. Namun, juga telah meningkatkan dan memuliakan peradaban."

Abdus Salam
(1984) dalam Islam and Science
menyatakan bahwa Abu al-Raihan al-Biruni (973-1048 M) merupakan geolog Muslim
perintis yang berjasa mendirikan studi geologi modern. Secara mendalam, ilmuwan
Muslim abad ke-11 M itu menulis tentang geologi India. Al-Biruni melontarkan sebuah
hipotesis bahwa anak benua India
awalnya adalah sebuah lautan.

"Jika Anda
melihat tanah India dengan
mata sendiri dan mengamati alamnya, sebenarnya daratan India awalnya
adalah laut," papar al-Biruni dalam Book of
Coordinates. Ia juga menuturkan bahwa keberadaan kerang dan fosil
di wilayah negeri Hindustan menunjukkan bahwa
kawasan itu adalah lautan yang kemudian meningkat menjadi daratan kering.

Berdasarkan
penemuannya itu, al-Biruni menyatakan bahwa bumi secara konstan mengembang.
Temuannya itu memperkuat pandangan Islam yang menyatakan bahwa bumi tak kekal.
Teori bumi tak kekal yang dilontarkan al-Biruni itu berlawanan dengan keyakinan
ilmuwan Yunani Kuno yang berpendapat bahwa bumi itu kekal.

Al-Biruni pun lalu menyatakan bahwa bumi juga memiliki usia. Pendapat sang
ilmuwan Muslim di era kekhalifahan itu terbukti. Para Geolog modern akhirnya membuktikan
pendapat itu dengan menyatakan usia Bumi diperkirakan sekitar 4,5 miliar
(4,5x109) tahun.

Ilmuwan Muslim
legendaris, Ibnu Sina (981-1037) juga turut memberi kontribusi yang amat
penting bagi studi geologi. Avicenna - begitu masyarakat Barat biasa
menyebutnya -- menamakan geologi sebagai Attabieyat.
Dalam bab lima
ensiklopedia berjudul Kitab al-Shifa,
Ibnu Sina menjelaskan tentang mineralogi, meteorologi.

Selain itu, bab keenam Kitab Al-Shifa,
juga mengupas berbagai hal tentang bumi dan proses pembentukannya. Secara rinci
dan lugas, Ibnu Sina membahas tentang; pembentukan gunung; manfaat gunung dalam
pembentukan awan: sumber-sumber air, asal muasal gempa bumi; pembentukan
mineral-mineral; serta keanekaragamaan lahan tanah di bumi.

Pemikiran Ibnu Sina
tentang geologi ternyata sangat berpengaruh terhadap peradaban Barat. Berkat
jasa Avicenna-lah, masyarakat Barat kemudian mengenal hukum superposisi, konsep
katastropisme (bencana besar) serta doktrin uniformitarianism. Buah pikir Ibnu
Sina juga banyak mempengaruhi ilmuwan Barat bernama James Hutton dalam
mencetuskan Teori Bumi pada abad ke-18 M.

Secara terang-terangan, dua akademisi Barat bernama Toulmin dan Goodfield
(1965), menjelaskan sumbangsih yang diberika Ibnu Sina bagi studi geologi
modern. "Sekitar abad ke-10 M, Avicenna telah melontarkan hipotesis tentang
asal-muasal bentangan gunung. Padahal, 800 tahun kemudian, pemikiran seperti
itu masih dianggap radikal di dunia Kristen," papar Toulim dan Goodfield.

Tak cuma itu,
metodelogi ilmiah serta observasi lapangan yang dikembangkan Ibnu Sina hingga
kini masih tetap menjadi bagian yang penting dalam investigasi geologi modern.
Studi geologi juga sebenarnya secara lusa tercantum dalam Alquran. Dalam Surat
Al-Hijr ayat 19 Allah SWT berfirman: "Dan Kami telah menghamparkan bumi dan
menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
menurut ukuran.

Dalam Surat
An-Nahl ayat 15, Sang Khalik juga berfirman: "Dan Dia menancapkan gunung-gunung
di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan)
sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk." Ayat-ayat inilah
yang kemungkinan memberi inspirasi bagi para ilmuwan Muslim untuk mengkaji
studi geologi.

Sumbangan lainnya
yang didedikasikan ilmuwan Muslim untuk studi geologi adalah penemuan
kristalisasi dalam proses pemurnian. Terobosan penting yang dilakukan Jabir
Ibnu Hayyan - saintis pada abad ke-8 M - itu sangat penting dalam kristallogi.
Bapak Sejarah Sains, George Sarton menegaskan bahwa Jabir Ibnu Hayyan juga
turut berkontribusi dalam geologi.

"Kami menemukan
dalam tulisannya (Jabir) pandangan tentang metode penelitian kimia, sebuah
teori pembentukan logam pada lapisan tanah, " papar Sarton. Dalam risalah yang
ditulisnya, papar Sarton, Jabir Ibnu Hayyan menyatakan bahwa pada dasarnya
terdapat enam logam yang berbeda, akibat adanya perbedaan perbandingan sulfur
dan merkuri pada keenam jenis logam itu.

Bila kita simak
secara teliti, studi geologi mendapat perhatian dalam Alquran. Selain banyak
memaparkan tentang gunung, ayat suci Alquran juga membahas tentang tanah. Dalam
surat Al-A'raaf
ayat 58, Allah SWT berfirman, "Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh
subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya
tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi
orang-orang yang bersyukur."

Dalam ayat
lainnya, Alquran juga menjelaskan adanya kandungan penting dalam tanah.
"Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di
antara keduanya dan semua yang di bawah tanah." (QS:Thaahaa:ayat 6). Allah SWT
juga berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 41, "Atau airnya menjadi surut ke
dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi".

Sumbangsih 
Saintis Muslim bagi Geologi

Sejarah mencatat
begitu banyak ilmuwan Muslim yang mengkaji geologi di era keemasan Islam.
Menurut Guru Besar Universitas Yordania, Prof Abdulkader M Abed, para saintis
Islam itu mengkaji tema-tema khusus seperti mineral, batu-batuan serta permata.
Sayangnya, kebanyakan risalah itu banyak yang hilang dan tak eksis lagi.

Berikut ini
beberapa ilmuwan Muslim yang mengkaji geologi:

* Yahya bin
Masawaih (wafat 857 M): Dia menulis tentang permata dan kekayaannya.

* Al-Kindi (wafat 873 M): Menulis tiga risalah. Salah satu karyanya yang
terbaik berjudul "Gems and the
Likes".

*  Al-Hasan
Bin Ahmad al-Hamdani(334 H): Menulis tiga buku mengenai metode eksplorasi emas,
perak, permata dan bahan mineral lainnya.

* Ikhwaan As-Safa
(pertengahan abad ke-4 H): Menulis ensiklopedia yang berisi bagian-bagian
minelar serta klasifikasinya.

* Abu Ar-Rayhan
Mohammad Bin Ahmad al-Biruni: (wafat 1048 M): Adalah ahli minerallogi terhebat
sepanjang seharah peradaban Islam. Selain menulis Book of Coordinates, dia juga menyusun buku berjudul Al-Jamhir fi Ma'rifatil Al-Jawahir. Yang
mengupas tentang cara mengenali permata. Buku itu dinilai sebagai kontribusi
terbaik yang disumbangkan perdaban Islam bagi studi minerallogi.

* Ahmad Bin
Yousef Al-Tifashi: Ia menulis kitab Azhar
Al-Afkar fi Jawahir Al-Ahjar yang berisi tentang cara mengenali
batu-batu mulia.

* Mohammad Bin
Ibrahim Ibnu Al-Akfani (wafat 1348A): menulis buku berjudul Nukhab Al-Thakhair fi Ahwaal Al-Jawahir.
Mengupas karakteristik batu-batu mulia.

Mineralogi
di Era Kekhalifahan

Para ilmuwan Muslim
di abad ke-10 hingga 11 M banyak menaruh perhatian untuk meneliti dan menulis
risalah tentang mineralogi. Studi mineralogi merupakan bagian yang tak dapat
dipisahkan dari geologi. Sebab, mineralogi merupakan cabang geologi yang
berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika dari mineral.

Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral. Sekitar 10 abad
yang lalu, para saintis Muslim sudah mampu mengidentifikasi beragam jenis
mineral. Mereka mendedikasikan dirinya untuk mempelajari mineral. Al-Biruni
dikenal sebagai pakar mineralogi Muslim yang paling hebat dalam sejarah
peradaban Islam.

Di zaman itu,
para ilmuwan Islam sudah mampu menjelaskan komposisi kimia dan struktur
kristal. Batu permata dan batu mulia dinilai para ilmuwan Muslim sebagai jenis
mineral yang khusus. Intan, batu nilam, jamrud serta yang lainnya digolongkan
ke dalam mineral. Sejak zaman dahulu batu-batu mulia itu menjadi lambang
kemewahan raja-raja dan para wanita.

Sumbangan
peradaban Islam dalam bidang mineralogi tak lepas dari keberhasilan umat Islam
menguasai wilayah-wilayah penting seperti Mesir, Mesopotamia, India
dan Romawi. Peradaban wilayah itu sebelumnya juga telah mengenal beragam jenis
mineral, batu mulia, dan permata. Karya-karya terdahulu itu lalu dikembangkan
dan diteliti lebih lanjut oleh para ilmuwan Muslim. Hri

 

http://www.republika.co.id/berita/61926/Geologi_dalam_Peradaban_Islam

6a.

[Maklumat] keberangkatan ke Bandung (Milad SK ke 3)

Posted by: "Diaz Rossano" dizzman@yahoo.com   Dizzman

Sat Jul 18, 2009 3:55 pm (PDT)



Assalamu 'alaikum wr wb
dengan isi saya umumkan bahwa yang ikut dgn saya adalah: Bang Fiyan, mbak Mimin, dan mbak Lia. Demikian sekilas info. Bisa satu lagi, tapi kalo bisa wanita, dan agak kecil, takut gak muat.
 
wassalam,
 
Diaz

7.

Abu Hanifah Yang Taat [Kisah Teladan]

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Sat Jul 18, 2009 3:55 pm (PDT)





Akibat
menolak diangkat menjadi hakim, Abu Hanifah ditangkap. Ulama ahli hukum Islam
itu pun di penjara. Sang penguasa rupanya marah besar hingga menjatuhkan
hukuman yang berat.

Dalam
penjara, ulama besar itu setiap hari mendapat siksaan dan pukulan. Abu Hanifah
sedih sekali. Yang membuatnya sedih bukan karena siksaan yang diterimanya,
melainkan karena cemas memikirkan ibunya. Beliau sedih kerena kehilangan waktu
untuk berbuat baik kepada ibunya.

Setelah
masa hukumannya berakhir, Abu Hanifah dibebaskan. Ia bersyukur dapat bersama
ibunya kembali.

"Ibu,
bagaimana keadaanmu selama aku tidak ada?" tanya Abu Hanifah.

"Alhamdulillah......ibu
baik-baik saja," jawab ibu Abu Hanifah sambil tersenyum.

Abu
Hanifah kembali menekuni ilmu agama Islam. Banyak orang yang belajar kepadanya.
Akan tetapi, bagi ibu Abu Hanifah ia tetap hanya seorang anak. Ibunya
menganggap Abu Hanifah bukan seorang ulama besar. Abu Hanifah sering mendapat
teguran. Anak yang taat itu pun tak pernah membantahnya.

Suatu
hari, ibunya bertanya tentang wajib dan sahnya shalat. Abu Hanifah lalu memberi
jawaban. Ibunya tidak percaya meskipun Abu Hanifah berkata benar.

"Aku
tak mau mendengar kata-katamu," ucap ibu Hanifah. "Aku hanya percaya
pada fatwa Zar'ah Al-Qas," katanya lagi.

Zar'ah
Al-Qas adalah ulama yang pernah belajar ilmu hukum Islam kepada Abu
Hanifah." Sekarang juga antarkan aku ke rumahnya,"pinta ibunya.

Mendengar
ucapan ibunya, Abu Hanifah tidak kesal sedikit pun. Abu Hanifah mengantar
ibunya ke rumah Zar'ah Al-Qas.

"Saudaraku
Zar'ah Al-Qas, ibuku meminta fatwa tentang wajib dan sahnya shalat," kata
Abu Hanifah begitu tiba di rumah Zar'ah Al-Qas.

Zar'ah
Al-Qas terheran-heran kenapa ibu Abu Hanifah harus jauh-jauh datang ke rumahnya
hanya untuk pertanyaan itu? Bukankah Abu Hanifah sendiri seorang ulama? Sudah
pasti putranya itu dapat menjawab dengan mudah.

"Tuan,
Anda kan
seorang ulama besar? kenapa Anda harus datang padaku?" tanya Zar'ah
Al-Qas.

"Ibuku
hanya mau mendengar fatwa dari anda," sahut Abu Hanifah.

Zar'ah
tersenyum," baiklah, kalau begitu jawabanku sama dengan fatwa putra
anda," kata Zar'ah Al-Qas akhirnya.

"Ucapkanlah
fatwamu," kata Abu Hanifah tegas.

Lalu
Zar'ah Al-Qas pun memberikan fatwa. Bunyinya sama persis dengan apa yang telah
diucapkan oleh Abu Hanifah. Ibu Abu Hanifah bernafas lega.

"Aku
percaya kalau kau yang mengatakannya," kata ibu Abu Hanifah puas. Padahal,
sebetulnya fatwa dari Zar'ah Al-Qas itu hasil ijtihad (mencari dengan
sungguh-sungguh) putranya sendiri, Abu Hanifah.

Dua
hari kemudian, ibu Abu Hanifah menyuruh putranya pergi ke majelis Umar bin Zar.
Lagi-lagi untuk menanyakan masalah agama. Dengan taat, Abu Hanifah mengikuti
perintah ibunya. Padahal, ia sendiri dapat menjawab pertanyaan ibunya dengan
mudah.

Umar
bin Zar merasa aneh. Hanya untuk mengajukan pertanyaan ibunya, Abu Hanifah
datang ke majelisnya.

"Tuan,
Andalah ahlinya. Kenapa harus bertanya kepada saya?" kata Umar bin Zar.

Abu
Hanifah tetap meminta fatwa Umar bin Zar sesuai permintaan ibunya.

"Yang
pasti, hukum membantah orang tua adalah dosa besar," kata Abu Hanifah.

Umar
bin Zar termangu. Ia begitu kagum akan ketaatan Abu Hanifah kepada ibunya.

"Baiklah,
kalau begitu apa jawaban atas pertanyaan ibu Anda?"

Abu
Hanifah memberikan keterangan yang diperlukan.

"Sekarang,
sampaikanlah jawaban itu pada ibu anda. Jangan katakan kalau itu fatwa
anda,"ucap Umar bin Zar sambil tersenyum.

Abu
Hanifah pulang membawa fatwa Umar bin Zar yang sebetulnya jawabannya sendiri.
Ibunya mempercayai apa yang diucapkan Umar bin Zar.

Hal
seperti itu terjadi berulang-ulang. Ibunya sering menyuruh Abu Hanifah
mendatangi majelis-majelis untuk menanyakan masalah agama. Abu Hanifah selalu
menaati perintah ibunya. Ibunya tidak pernah mau mendengar fatwa dari Abu
Hanifah meskipun beliau seorang ulama yang sangat pintar.

Sumber
Kisah kisah teladan

8a.

Re: mohon doanya untuk teh teja, istri kang hadian

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Sat Jul 18, 2009 3:55 pm (PDT)




semoga diberi kelancaran prosesnya. dan semoga si dedek menjadi anak sholeh/sholeha

salam,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "novi_ningsih" <novi_ningsih@...> wrote:
>
> aamiiin,
> semoga diberi kelancaran...
> semoga bunda dan dedenya sehat...
> aamiin....
>
>
>
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ukhtihazimah" <ukhtihazimah@> wrote:
> >
> > salam...
> > mohon doanya, hari ini teh teja, istri kang hadian, dalam proses melahirkan putri keduanya di RB Al Islam. Semoga diberi kelancaran. AMIN.
> >
>

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Auto Enthusiast Zone

Discover auto groups

Yahoo! Groups

Mom Power

Just for moms

Join the discussion

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: