Minggu, 14 Februari 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2976

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1a.

Re: [catcil] Adalah Hijrah

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Sat Feb 13, 2010 5:52 am (PST)



"Ninja Hattori", julukan ini juga disematkan buatku semasa SMU. Sebabnya, selain karena mengenakan jilbab, juga karena aku kalo lari kenceng banget :P

Berhijab, memang salah satu hijrah ya Pril, sekaligus juga sebuah "hadiah-hidayah" yang indah dariNya, hidayah atas kesadaran atas hijab seorang perempuan untuk melindungi jiwa-raga dengan sebaik-baiknya *tuing!* :P

TFS Pril ^^
:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com
http://berceritapadadunia.blogspot.com

YM : SINTHIONK

--- On Sat, 2/13/10, Aprillia Ekasari <april_reto@yahoo.com> wrote:

From: Aprillia Ekasari <april_reto@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [catcil] Adalah Hijrah
To: "SK" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Date: Saturday, February 13, 2010, 4:25 AM

 

Aku berjilbab bukan lantaran rambutku takut kotor, tapi semata perintah Allah.
 

1b.

Re: [catcil] Adalah Hijrah

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sat Feb 13, 2010 10:59 pm (PST)



Lho kok sama hohohoho

Yup-yup! Iya, semoga selalu terjaga amiin. Semangat!

Tengkyu!

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, ukhti hazimah <ukhtihazimah@...> wrote:
>
> "Ninja Hattori", julukan ini juga disematkan buatku semasa SMU. Sebabnya, selain karena mengenakan jilbab, juga karena aku kalo lari kenceng banget :P
>
> Berhijab, memang salah satu hijrah ya Pril, sekaligus juga sebuah "hadiah-hidayah" yang indah dariNya, hidayah atas kesadaran atas hijab seorang perempuan untuk melindungi jiwa-raga dengan sebaik-baiknya *tuing!* :P
>
> TFS Pril ^^
> :sinta:
>

2a.

Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Sat Feb 13, 2010 11:48 am (PST)



Subhanallah Mbak, ceritanya baguuuuus banget. Gak nyangka ada pria yang bisa bertahan gak menikah lagi selama 10 tahun ditinggal istrinya, coz selama ini cerita semacam itu cuma aku liat di televisi. Tapi balik lagi, bahwa pengambilan sikap suami emang tergantung dari bagaimana istrinya dulu memperlakukan suami [dan keluarga]. Sweet sweet banget deh :)

TFS Mbak Siwi,
:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com
http://berceritapadadunia.blogspot.com

YM : SINTHIONK

--- On Fri, 2/12/10, Siwi LH <siuhik@yahoo.com> wrote:

From: Siwi LH <siuhik@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Friday, February 12, 2010, 9:27 AM

 

Engkau Yang Bertahta Di Hatinya

2b.

Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sat Feb 13, 2010 11:10 pm (PST)



Amazing...

Dosenku (yang laki-laki) dulu pernah bilang, "Laki-laki itu kalau selingkuh atau melirik cewek lain itu hanya pindah rasa, sebaliknya kalau perempuan selingkuh or ganti pasangan itu adalah benar-benar pindah hati." Itu cuman keingat kata dosenku sih, terlepas dari komen about your daddy mbak.

Papanya temanku juga ada yang begitu, ditinggal meninggal mamanya temanku lama but gak married lagi. Padahal anak-anaknya juga dah mandiri.

Wew, may I have one like him or your daddy, kelak :). Nukan masalah nikah or gak nikah laginya sih, tapi masalah "dikenang"nya :)

TFS

salam,
April

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Siwi LH <siuhik@...> wrote:
>
> Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
>
> Bila sekedar ingin menjadi objek
> cintanya maka kecantikan, ketampanan, keseksian, bibir bergincu, atau perut
> sixpact cukuplah menjadi bekalmu, namun bila kau ingin bertahta dihatinya maka
> ketulusan cinta yang utuh dan penuh, layak engkau jadikan bekal memperjuangkannya.
>
> Sudah hampir 10 tahun Abah saya
> hidup sendiri tanpa didampingi istri tercintanya. Tepatnya 10 Nopember tahun
> 2000 Ibunda saya tercinta meninggal dunia. Hari itu seakan masih kemaren.
> Senyum ayunya seakan masih tertinggal di pelupuk mata ini setiap harinya. Bau
> tubuhnya seakan tak pernah hilang dari ingatan hidung kami. Rasanya baru
> kemaren saya merajuk di pangkuannya, menggeledot manja di lengannya. Rasanya
> baru kemaren coklat yang kau bawakan itu habis kukunyah perlahan-lahan di kamar
> kosku. Saat dulu aku sekolah jauh dari dirimu. Rasanya baru kemaren rindu itu
> begitu menggelegak, dan tahu harus kemana menggenapinya?
>
> Betapa sepuluh tahun tak pernah
> mengusik kedudukanmu dihatinya, tahta itu tetap utuh dan penuh disana. Aku
> yakin itu. Karena setiap kami berempat mengajaknya ke makammu dia selalu
> menggeleng, “Rasanya Abah belum sanggup!” sambil mamalingkan muka, yang
> sepertinya ada kristal bening di sudut matanya. Apalagi pertanyaan dan tawaran
> untuk menikah lagi, selalu dijawabnya dengan senyum kecil entah ataukah senyum
> kecut dan berkata “tidak!” dengan tegas. Dan yang sebenarnya yang kulihat dari
> senyum itu adalah kegetiran, kerinduan yang dalam akan hadirmu. Cintamu terlalu
> agung untuk sekedar dilupakan.
>
> Saya tak tahu cinta seperti apa
> yang bersemayam dihatimu yang mampu membuat hatinya membatu untuk hanya
> mencintaimu semata, selamanya (mungkin)? Cinta berbentuk apa yang kau persembahkan
> bagi jiwanya sehingga lekukannya membuatnya tak mampu melepaskan pesonanya?
>
> Yang kutahu cintamu sederhana
> saja, menyisihkan lauk pauk menu hari itu, dalam sebuah mangkuk selesai engkau
> memasak dan selalu kau bilang “Ini untuk Abah yang sudah bersusah payah mencari
> rejeki buat keluarga!” aih Indahnya! Dan ketika ia tiba dari kerja, segera kau
> songsong dengan binar cintamu, menungguinya melahap masakanmu hingga kunyahan terakhirnya.
> Mengaminkan setiap ucapannya. Khusyu’ menjadi jamaahnya, mendukung apapun dia.
> Sangat menghormatinya hatta dia hanyalah seorang guru Tsanawiyyah. Tak pernah
> terdengar tuntutanmu tentang materi karena yang ada hanyalah kesyukuran yang
> penuh atas gaji yang tak seberapa untuk menghidupi keempat anak-anakmu. Dalam
> kekuranganmu bukan tuntutan yang kau ajukan, justru mencari solusi
> pemecahannya. Membuka warung sembako salah satu usahamu mendukungnya. Bahkan
> ketika usahamu membuka Warung Makan Sate An Ni’mah penghasilannya melebihi
> gajinya, penuh kesyukuran itu yang selalu kau tunjukkan, tanpa pernah sekalipun
> menyinggung harga dirinya sebagai laki-laki.
>
> Mungkin justru kesederhanaan itu
> yang telah memenjara hatinya, hanya untukmu. Tak ada yang sanggup mengusiknya. Dan
> tahukah engkau setelah sepuluh tahun cinta itu teruji dengan hasil luar biasa?.
> Dia masih sering menangis hanya karena melihat anak-anakmu yang tumbuh
> berkembang, mempersembahkan cucu-cucu untuknya. Dia sering bergumam,
> “Seandainya engkau masih ada!” Dia mengingatmu, hanya mengingatmu, yang kuyakin
> bukan tubuh yang melekat di jasadmu, bukan rambutmu yang tergerai, bukan… aku
> yakin yang dirindukannya adalah hangat kasihmu, sepenuh cintamu, dan ketulusan
> jiwamu. Seperti pula yang hingga kini tak sanggup kami lupakan.
>
> Yang justru sekarang mengusikku
> adalah, bisakah aku kelak bila sampai waktuku bisa dikenang seperti dirimu
> dikenang suamimu? Anak-anakmu? Indah Mom, semua kenangan yang kau goreskan
> dalam hidup kami, semuanya indah… dan tak tergantikan… How can am I?
> Mom I Miss
> U … So Much…
>
> 12 Februari 2010
> Dedicated to Ibunda Kusniyah Rahayu dan Abah Imam
> Rohani…
> Terimakasih atas sesi pelajaran tentang cinta yang tak
> tergantikan Salam Hebat Penuh Berkah
> Siwi LH
> cahayabintang. wordpress.com
> siu-elha. blogspot.com
> YM : siuhik
>

3a.

Re: [catcil] Ibu Rumah Tangga=Pembokat? --> all

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Sat Feb 13, 2010 2:14 pm (PST)



Mba Ugik
I just wanna say, aku amat menghargai pilihan perempuan2 yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga.

Masalah cita-cita saya, let we see then Mba dan makasih buat tipnya.

Wassalam
asma

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Sugeanti Madyoningrum <ugikmadyo@...> wrote:
>
> sayang sekali jika temannya Fety beranggapan seperti itu. mungkin
> karena dia belum ada persiapan ketika memutuskan untuk berkarir
> dirumah atau mungkin dia sedang berada dititik jenuh. semoga saja
> teman Fety segera menemukan nikmatnya bekerja dirumah.
>
> maap,
> saya tergelitik dengan koment mbak Asm kalau memang cita-citanya
> bekerja di rumah diwujudkan saja. kenapa gak?
> yang penting direncanakan dengan matang. dipersiapkan jauh hari segala
> sesuatunya. insyaAllah nikmatnya tiada tara bekerja di rumah.
>
> saya jadi ingat ketika memutuskan resign. kalau dibikin survey 80%
> menganggap saya super goblok kuadrat berlipat-lipat, 15% menganggap
> saya bunuh diri dan hanya 5% saja yang mendukung penuh keputusan saya.
> tidak akan saya menyalahkan mereka yg menentang keputusan saya. dengan
> posisi terakhir meng-handle 4 team leader dan 27 agent call center di
> sebuah perusahaan multinasional, secara logika saya memang bodoh
> meninggalkan itu semua. tapi bagi saya ini adalah sebuah pilihan.
> cita-cita saya dari jaman kuliah dulu memang ingin bekerja dirumah dan
> mengasuh anak-anak dengan tangan saya sendiri.
>
> mbak Asma kalau memang cita-citamu ingin bekerja di rumah. wujudkan
> saja gak ada yg gak mungkin. good luck.
>
> ugik
> yg sedang merasakan nikmatnya bekerja di rumah
>
> On 2/11/10, asma_h_1999 <asma_h_1999@...> wrote:
> >
> > wew....mba-mba/mas-mas
> > Kita kudu lebih hati-hati dengan pilihan kata yang digunakan
> >
> > Ibu rumah tangga = pembokat ? gak setuju bangettt. I am proud of my mother,
> > yang 100% ibu rumah tangga asli. Bahkan dari dulu tuh cita-citaku (kalo
> > masih boleh milih-tapi kayaknya enggak), begitu punya anak, kerja di luar
> > rumah brenti dan ngurusin anak ajaah. kalopun kerja, ya kerjaannya yang bisa
> > dihandle dari rumah kayak kerjaannya mbak Novi kita yang periang dan gembira
> > selalu.
> >
> > Apalagi kalo yang ngasih komen itu subjeknya langsung. Secara enggak
> > langsung (menurut aku nih), dia memandang dirinya sekelas pembokat (sayang
> > bangett). Jangan sampai gak pe-de dong berperan sebagai ibu rumah tangga.
> > Menurutku jadi ibu rumah tangga (yang baik dan benar)justru pekerjaan yang
> > maha...mahaa deh dan gak ada pekerjaan lain yang bisa nandingin.
> >
> > Wassalam
> > asma
> >
> >
> > --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "febty f" <inga_fety@> wrote:
> >>
> >> @ mbak siwi, fety pikir dia juga bercanda mbak, tapi gak ada icon klo dia
> >> lagi bercanda. atau mungkin fety yang terlalu sensitif kali yah.
> >>
> >> @novi, ah benar nov, daku 'melupakan' dirimu. Udah jarang ngobrol yah nov
> >> kita..
> >>
> >> @mas hadian, senang membaca komentar mas hadian. bapak-bapak juga mesti
> >> introspeksi kali yah he..he..
> >>
> >> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, febty febriani <inga_fety@>
> >> wrote:
> >> >
> >> > Sebuah gumaman lagi ...
> >> >
> >> > #####
> >> >
> >> >
> >> >
> >> > Ibu Rumah Tangga=Pembokat?
> >> >
> >> >
> >> >
> >> > Hari itu malam. Aku sedang menyiapkan makan malam. Sebelum menyiapkan
> >> > makan malam tadi, aku sempat mencek emailku. Karena aku menggunakan
> >> > fasilitas yahoo beta, maka saat membuka email sekaligus yahoo
> >> > messengerku ikut aktif.
> >> >
> >> > Karena aku mesti ke dapur, aku meninggalkan yahooku tanpa menekantombol
> >> > keluar. Suami menyelinginya beraktivitas di depan komputer. Juga
> >> > menunggu makan malam siap disajikan.
> >> >
> >> > “Fey, ada teman yang nyapa†terdengar suami berkata dari depan
> >> > komputer.
> >> >
> >> > “Siapa mas?â€
> >> >
> >> > “Si A†jawab beliau.
> >> >
> >> > “Jawab aja mas†pintaku. Lagi tanggung untuk meninggalkan urusan
> >> > dapur.
> >> >
> >> > Beberapa saat mas yang menjawab pertanyaannya, tentu menyesuaikan dengan
> >> > bahasa yang biasa kugunakan Jawaban yang mas ketikkan di ruang
> >> > chattingpun
> >> > juga berdasarkan jawabanku. Mas mengulang pertanyaan temanku, aku
> >> > menjawabnya, dan akhirnya mas lagi yang mengetikkannya. Begitulah.
> >> >
> >> > Selesai aku menyiapkan makan malam,
> >> > kamipun bersantap. Sempat terhenti obrolan dengan si teman. Setelah
> >> > selesai urusan dapur, kucoba meneruskan percakapan kami.
> >> >
> >> > “Lagi di mana †tanyaku. Perkiraanku dia masih dikantor. Mungkin
> >> > menunggu jam macet Jakarta usai.
> >> >
> >> > “Di rumah. Sekarang kan udah jadi pembokat. Tidak kerja lagiâ€
> >> > begitulah kira-kira jawabannya.
> >> >
> >> > Aku diam. Kucerna baik-baik jawabannya.
> >> > Aku tahu dia sudah menikah. Aku tahu dia sedang hamil. Tapi, aku baru
> >> > tahu dia sudah keluar dari pekerjaannya.
> >> >
> >> > “Jadi ibu rumah tangga kan juga enakâ€
> >> > kucoba untuk bercanda. Setelah mengobrol sebentar, akhirnya aku memilih
> >> > menyudahi percakapan kami.
> >> >
> >> > Sejujurnya aku sedih dengan pilihan kata yang digunakannya. Pembokat.
> >> > Masih ada kata yang lebih menyejukkan hati. Full time mother. Ibu rumah
> >> > tangga.
> >> >
> >> > Bukankah bukan sebuah kehinaan dengan
> >> > pilihan menjadi ibu rumah tangga? Bukankah masih banyak aktivitas yang
> >> > bermanfaat yang bisa dilakukan saat berada di rumah atas nama “ikut
> >> > suami†?
> >> >
> >> > Aku tercenung. Membandingkan dengan
> >> > beberapa teman-teman yang juga memilih keluar dari pekerjaannya, tentu
> >> > dengan beragam alasan dibalik pilihan itu. Melahirkan. Pekerjaan tidak
> >> > sesuai lagi dengan hati nurani. Bedanya, teman-temanku ini berusaha
> >> > tetap menjadi kreatif dengan berada di rumah.
> >> >
> >> > Bagiku, satu hal yang membedakan. Ada
> >> > teman yang memilih keluar dari pekerjaannya karena “terpaksa†. Ada
> >> > teman yang memang sukarela mengeluarkan dirinya dari pekerjaan
> >> > terdahulunya. Mungkin, pemilihan alasan inilah yang membedakan
> >> > penyikapan atas pilihan yang telah diambil. Mungkin.
> >> >
> >> >
> >> > @campus, Feb 2010
> >> >
> >> > Ps: tulisan ini didedikasikan untuk teman-teman yang memilih berada
> >> > dirumah, Retno mamanya Hana-chan, mbak ugik, sinta dan yang lain. Aku
> >> > juga menyukai profesi itu:)
> >> > ~ http://ingafety.wordpress.com ~
> >> >
> >>
> >
> >
> >
>

3b.

Re: [catcil] Ibu Rumah Tangga=Pembokat? --> all

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Sat Feb 13, 2010 2:16 pm (PST)



wew...
setuju dengan mba febti.

as

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Den Bagusnya" <milis75@...> wrote:
>
> koq pd jijik ama lebel pembokat sih?
> meurutku koq sejajar semua orang & profesi
> asalkan tidak kriminal :D
> hanya orang payah yg bikin kasta2 :-j
> meurutku smua orang sederajat
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "asma_h_1999" <asma_h_1999@> wrote:
> >
> >
> > wew....mba-mba/mas-mas
> > Kita kudu lebih hati-hati dengan pilihan kata yang digunakan
> >
> > Ibu rumah tangga = pembokat ? gak setuju bangettt.
>

4.

Artikel:  Apa Definisi Anda Tentang Pekerjaan Idaman?

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sat Feb 13, 2010 5:47 pm (PST)



Artikel:  Apa Definisi Anda Tentang Pekerjaan Idaman?
 
Setiap orang pasti memiliki impian untuk mendapatkan pekerjaan idamannya. Akan tetapi, belum tentu pekerjaan idaman anda sama dengan pekerjaan idaman orang lain. Jangankan jenis pekerjaannya. ´Definisi tentang pekerjaan idaman´  saja bisa jadi berbeda. Jadi, apa sebenarnya definisi anda tentang pekerjaan idaman?
 
Kebanyakan orang menganggap bahwa yang disebut bekerja adalah berstatus karyawan untuk sebuah perusahaan. Jika itu adalah pengertian bagi kata ´bekerja´, maka setelah selesai kuliah saya tidak langsung bekerja. Sebab, begitu saya mendapatkan ijazah dari kampus; saya melakukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan sebutan ´karyawan´.
 
Pada umumnya, orang tidak memiliki ´pekerjaan´ karena memang mereka tidak mempunyai kesempatan untuk ´bekerja´. Atau lamaran yang mereka ajukan tidak mendapat sambutan dari perusahaan yang dilamarnya. Atau mereka kalah dalan bersaing dengan pelamar lainnya. Saya tidak demikian. Sebab, ada banyak kesempatan bagi saya untuk mendapatkan ´status sebagai karyawan´. Sekalipun ada perusahaan yang memanggil  untuk bekerja bersama mereka, namun saya tidak terlampau menggubrisnya. Mengapa saya tidak terlalu tertarik penawarannya? Karena, saya menganggap bahwa semua kesempatan dan penawaran yang mereka berikan bukanlah pekerjaan yang saya idamkan.
 
Jika anda mengira bahwa saat berprinsip demikian jiwa saya sudah matang, anda keliru. Semoga bukan sebuah aib jika saya mengatakan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah; saya justru belum benar-benar memahami apa sesungguhnya pekerjaan idaman bagi saya itu.  Saya memang memiliki beberapa kriteria terhadap pekerjaan yang saya inginkan. Tetapi, jujur saja; saya tidak benar-benar mampu membedakan apakah itu kriteria pekerjaan idaman, atau  sebuah daftar panjang tuntutan-tuntutan yang saya ingin agar perusahaan yang mempekerjakan saya memenuhinya. Faktanya, saya sendiri tidak begitu faham; bagaimana dan dimana saya bisa mendapatkan pekerjaan ideal macam itu. Sekarang anda boleh mengingat kembali; apakah diusia yang sama anda juga mengalami kegalauan yang sama?
 
Saya membutuhkan waktu satu tahun untuk menyadari bahwa cara berpikir saya keliru. Sebab, seperti hal-hal ´ideal´ lainnya, keinginan untuk mendapatkan ´pekerjaan ideal´ harus sejalan dengan ´situasi real´ yang kita hadapi. Jika situasinya memungkinkan untuk mendapatkan ´pekerjaan ideal´ itu, maka kita memang layak memperjuangkannya. Namun, jika situasinya seperti langit dan bumi, maka mungkin kita membutuhkan sebuah tangga untuk menghubungkan kenyataan ditanah tempat kita berpijak, dengan angan-angan yang bergelantungan diatas awan.
 
Saya sangat beruntung telah melewati masa satu tahun yang ´aneh´ itu. Sebab, dari hasil pengembaraan itu akhirnya bisa menemukan definisi ´bekerja´ itu apa. Sehingga, saya memiliki kemantapan hati ketika akhirnya saya benar-benar mendapatkan ´pekerjaan´. Maka, jadilah saya seorang karyawan. Dan tahukah anda, pekerjaan apa yang saya dapatkan? Saya menjadi seorang salesman. Sekarang boleh jadi hati kecil anda berbisik; ´jeh, untuk jadi salesman saja kok ribet amat.....´
 
Mungkin anda benar. Sesungguhnya itu adalah hal yang sederhana saja. Namun, tidak demikian bagi saya pada saat itu. Karena, ketika itu saya tengah memasuki tahap pendewasaan kejiwaan yang penuh dengan gejolak. Sekalipun demikian, proses panjang itu dikemudian hari akan saya sadari sebagai tahapan yang saya perlukan. Sehingga meskipun pekerjaan itu  benar-benar jauh dari apa yang saya idamkan; tapi bisa menjadi tangga yang bisa membawa saya kepada sesuatu yang dicita-citakan. Oleh karena itu, ketika saya telah bulat tekad untuk menjadi karyawan, saya melakukannya dengan sepenuh hati. Dan saya tidak mau tergoda oleh kemalasan atau tindakan yang melenakan.
 
Banyak nasihat yang kita dengar tentang ´melakukan sesuatu dengan sepenuh hati´. Kita memahami nasihat itu secara konsepsi. Namun, seringkali kita secara sengaja mengingkari. Sehingga saat bekerja kita sering lupa membawa hati. Makanya, tidak heran jika saat bekerja kita sering ingin segera berhenti. Lalu melakukan hal-hal lain yang sama sekali tidak memberikan nilai tambah apapun terhadap kualitas pekerjaan kita. Tidak pula meningkatkan kualitas diri kita sebagai seorang pekerja.
 
Perjalanan dialog diri selama setahun itu membawa berkah bagi saya. Karena, ketika menemukan bahwa hati yang penuh diperlukan saat bekerja; saya selalu berupaya untuk membawa hati itu serta. Hasilnya? Sebelum genap enam bulan memulai pekerjaan itu, saya mendapatkan kesempatan untuk ´naik satu level´ dalam pekerjaan saya. Setelah itu, saya bertanya-tanya; apakah perusahaan ini bisa membawa saya kepada apa yang saya idamkan?
 
Jawabannya; bisa. Tapi, belum seperti yang saya inginkan. Maka pada bulan ke-12, saya bermigrasi kepada organisasi yang ´saya kira´ akan membantu saya mendapatkan pekerjaan idaman. Saya memang menginginkan sesuatu diperusahaan yang baru itu. Namun, mereka tidak mau memberikannya. Bahkan, diperusahaan itu saya hanya dihargai sebagai salesman. Dan itu berarti saya harus kembali turun tingkatan. Saya terima? Ya. Saya menerimanya. Kemudian saya menuliskan surat pengunduran diri kepada perusahaan pertama.
 
Untuk mengejar sebuah impian, mungkin diperlukan pengorbanan. Jika memang demikian, saya tidak keberatan. Namun, ketika memulainya kembali saya harus mempunyai rencana yang lebih rapi. Maka, ketika menjalani pelatihan sebelum bekerja itu saya membuat ´rencana kerja 5 tahun´ pertama saya. Dan 5 tahun kemudian, saya menemukan bahwa semua hal yang saya rencanakan itu benar-benar dikabulkan Tuhan. Jika ada hal yang tidak bisa saya raih, maka itu berarti saya mendapatkan yang lebih baik dari yang saya rencanakan. Buah manis atas kesediaan membawa hati kedalam pekerjaan. Dan ditahun ke-10 sejak memulai perjalanan itu, saya menemukan bahwa pencapaian yang saya raih jauh melampaui apa yang bisa diwujudkan oleh kebanyakan orang seprofesi saya.
 
Jika anda mengira bahwa perjalanan karir saya ´mulus-mulus´ saja, anda keliru. Karena, saya belum menceritakan pahit getirnya. Semoga bukan merupakan sebuah aib, jika saya mengatakan bahwa selama bekerja beberapa belas tahun itu sudah dua kali saya berhadapan dengan situasi dimana saya ´nyaris dikeluarkan´. Bukan ´nyaris di-PHK´, tapi ´nyaris dikeluarkan´. Tahukah anda, mengapa saya ´nyaris dikeluarkan´? Itu adalah dampak dari eksperimen-eksperimen yang saya lakukan. Ya, saya menyebutnya eksperimen. Sebab, semua itu saya lakukan dengan kesadaran sepenuh hati untuk menemukan nilai tambah yang bisa saya berikan kepada perusahaan, dan kepada diri sendiri.
 
Saya tidak menganggapnya sebuah aib karena eksperimen-eksperimen itu tidak melanggar norma. Tidak pula mengabaikan etika. Apalagi mengkhianati integritas diri. Kedua peristiwa itu terjadi karena hati saya sepenuhnya menyadari bahwa saya harus melakukan tindakan yang terbaik bagi perusahaan. Mungkin, landasan itulah pula yang akhirnya ´menyelamatkan´ saya dari pemecatan. Sebab, saya percaya bahwa perusahaan, tidak ingin kehilangan karyawan yang bersedia mendedikasikan diri dengan sepenuh hati.
 
Lagipula, jika anda yakin bahwa anda memiliki kualitas diri yang tinggi. Dan anda dengan sepenuh hati melakukan yang terbaik bagi perusahaan; mengapa anda takut dikeluarkan? Bahkan, sekalipun anda benar-benar kehilangan pekerjaan itu; apa yang mesti anda khawatirkan? Sebab, kekhawatiran hanya bisa menghinggapi orang-orang yang tidak yakin akan 2 hal. Yaitu; kualitas dirinya, dan kebenaran tindakannya. Jika anda yakin dengan kedua hal itu, kekhawatiran tidak mungkin mengambil alih diri anda, bukan?
 
Saat memilih untuk berhenti, beberapa teman mengira saya bodoh. Memang, dari dulu saya telah mengambil banyak keputusan yang bodoh. Namun, tak satupun yang saya sesali. Sebab, eksperimen untuk menemukan definisi tentang apa sebenarnya ´pekerjaan idaman´ ini memang menuntut saya memasuki lorong-lorong yang kelihatannya bodoh. Namun, jika kita melintasi lorong gelap itu sepenuh hati; mudah-mudahan bisikan nurani bisa membawa kita kepada cahaya. Sehingga kita bisa menemukan jalan keluar diujung sana.
 
Apa definisi anda tentang pekerjaan idaman? Barangkali anda sudah berhasil menemukan sebuah jawaban. Namun, bagi saya pribadi; ´pekerjaan idaman´ itu bukanlah sebuah titik akhir. Sebab, ternyata setelah anda berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang anda idamkan, hati nurani anda membisikan definisi lain yang menuntut anda untuk mengejarnya kembali. Saat anda menjadi salesman, misalnya; anda mendefinisikan pekerjaan idaman sebagai supervisor. Saat anda jadi suprvisor, definisi anda berubah menjadi Sales Manager. Begitu seterusnya, sehingga anda tidak betul-betul tahu; dimana letak titik akhir dari definisi ´pekerjaan idaman´ itu. Tetapi, setiap kali kita menjalaninya dengan kesungguhan hati dan dedikasi yang tinggi; saya yakin, anda tidak akan pernah tersesat. Sebab, setiap eksperimen yang kita lakukan selalu sarat dengan pelajaran. Dan semakin banyak pelajaran yang kita dapatkan, semakin berkembang pula; definisi kita. Tentang. Pekerjaan
idaman.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
"SS-ProTM Personality Leadership Strategy" Learning Facilitator  
http://www.dadangkadarusman.com/  
 
Catatan Kaki:
Bekerja bukanlah semata-mata untuk mendapatkan sejumlah imbalan. Melainkan salah satu cara bagi kita untuk mensyukuri anugerah dari Tuhan.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com

5.

[Catcil] Duh, Ternyata Aku Pun Pernah Melukai Hati Orang

Posted by: "Aprillia Ekasari" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sat Feb 13, 2010 10:54 pm (PST)





Eits, harap
jangan terlalu lama mengernyitkan dahi membaca judul di atas. Ntar kerutannya
nambah lho! ^_^V

 

Well, ini
cuma sebuah babak dari skenario hidupku yang Allah buat scene plot-nya. Babak itu
sudah berlalu sekarang, karena hidup berjalan terus, terus, dan terus.

 

Akan kumulai dari apa yang kulakukan beberapa hari lalu.
Ketika itu, tiba-tiba aku merasakan kebosanan yang luar biasa dengan Facebook
(FB). Banyak alasan, antaranya ada beberapa orang yang ingin aku hindari tapi
tidak tega ku-remove dari FB dengan alasan tidak ingin memutus silaturahmi
(Ah!), karena FB membuatku mengkhianati blogku di Multiply, karena FB
membosankan, dan lain-lainnya lah.

 

Akhirnya
account FB ku-nonaktifkan. Report di email pun sudah terkirim yang menyatakan
bahwa account FB atas nama Aprillia Ekasari nonaktif. Pukul sebelasan pada malam
harinya, sepupuku yang tinggal di Jakarta
bahkan mengirim SMS, "Bu, FB kenapa ya? Kok tiba-tiba ilang Bu?" Ya, iyalah,
lha wong tuh FB dah ku-nonaktifkan.

 

Tapi, apa yang terjadi dua hari kemudian? Ternyata FB-ku
kembali aktif. Entah aku yang katrok karena tidak bisa me-nonaktifkan FB dengan
benar, ataukah ada yang membajak FB-ku itu. Duh! Kuputuskan mengotak-atik FB
itu lagi, namun belum sempat mengklik tombol setting tak sengaja aku membaca
report bahwa seseorang menerima pertemananku di FB.

 

Seseorang
itu, sebut saja namanya SH. Dia teman masa kecilku di TK-SD, juga
di tempat ngaji Iqro dan latihan Karate dulu. Kalau tak salah aku sudah mengadd-nya berbulan-bulan
lalu, sudah lama sampai aku lupa kapan tepatnya. Aku maklum kalau dia tak mau
meng-approve. Ya, mungkin karena aku pernah melukai hatinya di masa lalu.
Benarkah aku sebegitu jahat padanya? Sepertinya begitu deh. Hehehe.

 

Waktu itu kami sama-sama kelas tiga SMP, tapi beda
sekolah. Untuk pertama kalinya seorang laki-laki bertanya kepadaku, "Mau nggak
jadi pacarku?" Siapa laki-laki itu? Ya, si SH yang kuceritakan tadi. Sayangnya,
SH "menembakku" di waktu yang salah. Kenapa salah? Meski sudah duduk di kelas
tiga SMP, aku masih menganggap bahwa "Pacaran" adalah hal paling menjijikkan in
the world. Mungkin masa puber-ku belum datang waktu itu. Aku pun sebenarnya mengidolakan
orang lain, tapi hanya mengidolakan, seperti ngefansnya seseorang ke aktor
ganteng nan keren, bukan jatuh cinta rasanya, entahlah. Aku memperlakukan SH
dengan sangat buruk. Beberapa kali dia datang ke rumah, tapi dengan cueknya aku
malah meninggalkannya main bulu tangkis dengan teman-temanku, dia mengajak
jalan-jalan dan berusaha tampil dengan baju bagus dan sandal baru, aku dengan
santainya tidak menghargainya dengan memakai celana pendek plus kaos jelek khas
anak ingusan waktu itu, masih banyak lagi mungkin. Kalau diingat-ingat, memang
perlakuanku kepadanya menyebalkan sih.

 

Singkat cerita, aku menolaknya. Seluruh dunia menghujatku
waktu itu (lebai mode on). Teman-temanku bertanya, "Apa kurangnya si SH? Fisik?
OK! Ganteng, putih, tinggi. Pinter? Jangan ditanya, se-SD dulu dia juaranya
sampai pas SMP berhasil masuk SMP paling favorit di Surabaya! Anak orang yang cukup terpandang lagi!"
Hallah! Entahlah, pas SMP aku nggak pernah mikir segitu jauhnya tuh. Pokoknya
aku nggak bisa jatuh cinta sama SH, titik, nggak ada alasan lain.

 

Sampai
akhirnya kelas tiga SMA aku dan SH bertemu lagi di salah satu lembaga bimbingan
belajar. Kebetulan sekolah kami satu komplek. Saat itu, kami
memang sudah saling menyapa tapi sama-sama canggung. Sebenarnya ingin sekali meminta maaf
atas kelakuanku yang dulu. Tapi, aku tidak punya keberanian, meski beberapa
kali berpapasan. Lucunya lagi, tiba-tiba saja saat itu aku merasa SH mendadak
berubah dari menyebalkan karena mengejar-ngejarku (hallah!) menjadi laki-laki
paling menarik in the world. Sepertinya masa puberku datang. Hahaha. Tapi sayang,
I was too late. SH sudah punya pacar waktu itu. Tahu dari mana? Suatu hari
sepulang dari sekolah aku satu angkot dengan pacarnya (sebenarnya waktu itu
baru PDKT nampaknya). Waktu itu pacar SH dan seorang temannya bercakap-cakap
membicarakan si SH. Aku pun hanya tersenyum kecut dalam hati, diiringi canda
temanku yang juga teman SH, sebut saja EP yang terkekeh-kekeh karena dua orang
di dekat kami (pacar SH dan temannya) tak tahu bahwa kami berdua juga kenal SH.
EP juga tahu sejarah masa lalu-ku dengan SH.

 

Tiba-tiba
aku menuduh diriku tolol karena pernah menolak si SH. Penyesalan
selalu datang terlambat. Kalau hidupku dikartunkan, babak itu akan persis
percakapan (di serial) Lizzie McGuire dengan sahabatnya Gordo:

 

"Lizzie setengah tersenyum, walaupun dia masih
menangis.´Aku merasa sedih sekali,´ akunya.

´Yeah, aku
tahu,´ hibur Gordo. `Tapi kau bakal bisa mengatasinya. Sedangkan cowok
itu? Dia bakal menyadari betapa tolol dirinya dan menyesali diri sepanjang sisa
hidupnya.´"

 

Yup, waktu itu posisiku sama dengan si cowok yang sedang
dibicarakan Gordo dengan Lizzie. Menyesal.

 

Agak maju
ke masa depan, kira-kira dua tahun lalu, aku mendengar bahwa SH menikah dengan
si pacar yang kujumpai di angkot dulu. Lumayan lama juga ternyata mereka
pacarannya, dari SMA hingga lulus kuliah. Bahkan dari FB-nya kemarin aku jadi
tahu kalau mereka sudah punya seorang baby yang lucu.

 

Aku masih bertanya-tanya, kenapa FB-ku aktif dengan
sendirinya. Tapi, aku ambil saja hikmahnya, mungkin Tuhan ingin aku ketemu SH
ini. Yah, karena tak jumpa dengan orangnya langsung, sementara kutulis saja
permintaan maaf-ku atas perlakuan burukku yang tega membuatnya patah hati di
masa lampau di wall-nya. Ternyata, itu membuatku lega. Sangat lega.

 

Berkaitan dengan patah hati, ternyata aku yang masa
pubernya terlambat ini akhirnya mengalaminya juga beberapa waktu lalu. Dunia tiba-tiba menjadi seperti
lirik lagunya Mocca yang berbunyi, "Loosing you is not the end of the world. But, it´s true that it
definitely hurts. That it definitely hurts!"

 

Hurt se-hurt-hurt-nya saat itu. But, ada saatnya kalimat bijak "Time
will heal every broken heart" akhirnya singgah dalam skenario hidupku. Sekarang
sih, sudah bisa nyanyi-nanyi riang, "We´ve come to the final story. All of it
has passed behind me. With my smile and now I´m ready, for my next step
again...du du du...na na na..." Plus "bertemu" SH menyadarkanku bahwa memaafkan orang
yang melukai hatiku adalah keharusan. Sebab, aku juga ingin SH memaafkanku.

 

Sekarang, mengetahui keadaan SH beristri dan beranak satu
apa aku masih menyesal? Hahaha. Stupid question. Entahlah. Tapi, aku bersyukur
juga sih, nggak pernah jadian sama SH, karena kalau jadian sama dia pasti
pacaran lama tuh. Hahaha. Tuhan memang sayang kepadaku. Selama ini, kalau
jalanku melenceng sedikit ke arah hal haram (menurut keyakinanku) itu pasti aku
akan langsung dipapah-Nya ke jalan yang benar.

 

Tapi, bukan itu poin ceritaku ini. Intinya adalah ternyata aku as a
human, ketika terluka hati sibuk menyalahkan orang lain. Sementara, aku lupa,
bahwa ternyata aku juga pernah menyakiti hati orang lain. Dengan melihat
kesalahan sendiri, ternyata lebih mudah bagiku memaafkan orang yang telah
melukai hatiku. Juga karena aku sadar, aku tidak bisa memaksa orang lain
bertanggungjawab atas perasaanku. Aku sendiri lah yang harus bertanggungjawab
terhadap perasaanku. Yah, begitulah seharusnya.

 

Happy
weekend all! ^_^

 

 

Surabaya, 14 Februari 2010

Aprillia Ekasari
081 793 222 06

6a.

Re: [Woro-woro] UPDATE-DIBUKA PENDAFTARAN PESERTA MILAD ==> Agus Sal

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sat Feb 13, 2010 11:09 pm (PST)



Hehehe, andai a a a aku orang kaya (hehe lagu Oppie Andaresta mode on) pasti takjemput pak/mas, bila perlu sekeluarga ayok ikut! hehehe

Tapi, jangan khawatir pak/ mas Agus insyaAllah biaya yang dikeluarkan akan amat sangat sebanding dengan apa yang didapat. Jalin silaturahmi, dapat teman or saudara baru pula. Lagipula pak/mas, yang gratis-gratis tuh biasanya gak berkesan, gak kerasa gitu perjuangannya. Hehehe.

Gimana? Mau daftarkah? Ditunggu... ^_^V

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "agus_salims" <agus_salims@...> wrote:
>
>
> Ada gratisan ato ampiran atau jemputan ? (*hehehe maunya....*)
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Aprillia Ekasari
> <april_reto@> wrote:
> >
> >
> >
> >
> >
> > Dear all,
> >
> > Salam Murid Kehidupan!
> >
> > Mei dah dekat, Mei dah dekat! Hore! Hore! Horeeee... (nyanyikan dengan
> gayanya si Tasya :D)
> >
> > Sebagaimana yang telah diumumkan beberapa waktu lalu bahwa Mei 2010
> milad Sekolah Kehidupan (SK) IV akan diselenggarakan di Jatim. So, kami
> panitia mengundang teman-teman untuk mendaftarkan diri?
> >
> > Mungkin, aada pertanyaan, "Ngapain sih harus jauh-jauh ke Jatim?"
> >
> > Well, karena ternyata murid-murid SK tidak hanya belajar di
> Jabodetabek dan wilayah-wilayah sekitarnya, di Jatim pun banyak. ini
> sekaligus untuk mempererat silaturahmi kita, murid-murid SK. Harapan
> lokasi baru untuk perayaan milad semoga membawa angin segar untuk
> memikirkan SK neh kira-kira kelak akan menjadi seperti apa yak?
> >
> > Milad SK IV akan diselenggarakan pada:
> > Hari: Jumat-Minggu/ 28-30 Mei 2010
> > Tempat: Newstart, Trawas, Mojokerto
> >
> >
>

Recent Activity
Visit Your Group
Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: