Kerja Keras Muslim Eropa untuk Mengakhiri Blokade
Israel di Gaza
Minggu, 14/03/2010 06:33 WIB
Muslim Eropa yang tergabung dalam organisasi European
Campaign to End the Siege on Gaza (ECESG) melakukan berbagai cara untuk
mengakhiri blokade Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang
sudah berlangsung selama hampir tiga tahun.
Ketua ECESG Dr. Arafat Madi mengatakan, peranan Muslim Eropa dalam
upaya mengakhiri blokade dilatarbelakangi oleh prinsip-prinsip hukum dan
kemanusiaan yang sejalan dengan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh
masyarakat dan pemerintahan negara-negara Eropa. Untuk itu, Madi bersama
tokoh-tokoh Muslim di Eropa melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat
penting di Eropa untuk membicarakan masalah blokade Israel di Jalur
Gaza.
Pekan ini, Dr. Madi bertemu dengan Presiden Parlemen Eropa Jerzy
Buzek. "Pertemuan itu menyinggung tentang pentingnya mengaktifkan
peranan Eropa dalam upaya mengakhiri blokade di Gaza," ujarnya.
"ECESG melakukan semua upaya politik untuk mengakhiri blokade di
Gaza. Kami juga sudah mengontak para pejabat dan pemerintahan di seluruh
Eropa untuk melakukan tekanan agar blokade di Gaza diakhiri dan
mendesak agar Eropa berperan lebih efektif di kawasan untuk memulihkan
hak-hak Israel yang sah," papar Dr. Madi.
Lebih lanjut ketua ECESG itu mengatakan bahwa organisasinya
bekerjasama dengan anggota Parlemen Eropa sudah mengambil
langkah-langkah untuk mengajukan gugatan hukum ke Pengadilan Eropa,
untuk memutus kesepakatan kerjasama antara Uni Eropa dengan Israel
karena Israel telah melanggar kesepakatan yang mensyaratkan agar Israel
menghormati hak asasi manusia.
Dr Madi menyatakan, ECESG yang berbasis di Brussels juga terus
menerus menyebarkan informasi tentang dampak dari blokade Israel
terhadap 1,6 juta penduduk Gaza. Organisasi itu menggalang dukungan
untuk warga Gaza publik melalui media, aksi-aksi unjuk rasa serta aksi
duduk diam di depan gedung-gedung pemerintahan Eropa.
"ECESG juga melakukan kampanye media dan penyadaran masyarakat di
universitas-
keputusan dan media massa tentang penderitaan warga Gaza akibat blokade
Israel. Selain itu, kami juga mengorganisir konvoi bantuan ke Jalur
Gaza. Kami mengurus kunjungan delegasi-delegasi Eropa ke Gaza agar bisa
menyaksikan tragedi yang disebabkan oleh blokade itu," kata Dr. Madi.
Bulan Februari, Menteri Luar Negeri Irlandia, Michael Martin memimpin
satu delegasi untuk melihat langsung situasi di Gaza. "Apa yang saya
saksikan di Gaza, di tengah semua puing-puing dan kehancuran, adalah
sebuah populasi yang mengalami trauma dan kemiskinan akibat blokade yang
sangat sangat kontra produktif dan tidak adil," ungkap Martin.
Ia menambahkan, tragedi di Gaza dalam bahaya menjadi sebuah krisis
kemanusiaan yang ditoleransi. "Situasinya sangat sulit untuk diperbaiki
atau untuk memperbaikinya akibat blokade dan perbedaan pandangan yang
makin luas dalam upaya mencapai kemajuan politik di Timur Tengah," tukas
Martin.
Namun, Dr Madi berharap upaya yang dilakukan kaum Muslimin di Eropa
bisa membuahkan hasil untuk segera mengakhiri blokade di Gaza karena
blokade Israel terhadap warga Gaza merupakan pelanggaran hukum dan norma
internasional. Menurut Dr. Madi, Israel tidak berani terus melanjutkan
blokadenya jika tidak mendapat dukungan dari Barat.
"Harus ada tekanan terhadap para pembuat keputusan di Barat,
khususnya di Eropa, karena mereka memainkan peranan penting untuk
mengakhiri blokade keji itu," tandasnya. (ln/iol)
Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar