Sabtu, 17 September 2011

[daarut-tauhiid] Menengok Ambon Berdarah 1999: Umat Islam Dibantai Orang Kristen & Aparat Lokal

Menengok Ambon Berdarah 1999: Umat Islam Dibantai Orang Kristen & Aparat
Lokal

*By: Hartono Ahmad Jaiz*

*Pemimpin Redaksi Nahimunkar.com*

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) mengirimkan utusannya, M Hafidz
MSc, ke Ambon untuk mengirimkan bantuan dan meliput tragedi pembantaian
Muslimin yang dilancarkan oleh orang-orang Kristen. Penyerangan dan
pembantaian itu berlangsung sampai 3 bulan, sejak Januari hingga April 1999.
Berikut ini kesaksian M Hafidz, Wakil Ketua Komite Penanggulangan Krisis
DDII. Sejumlah gambar foto hasil rekamannya pun dimuat lengkap di buku "*Ambon
Bersimbah Darah"* terbitan Dea Press, Jakarta, 1999. Berikut cuplikannya:

Penyerangan yang dilakukan orang-orang Kristen terhadap Muslimin di Ambon
khususnya, dan di Maluku pada umumnya, jelas-jelas menunjukkan tingginya
kebencian mereka terhadap umat Islam.

Bayangkan. Mereka sudah menyerang umat Islam di Hari Raya Idul Fitri 1419H
tanggal 19 dan 20 Januari 1999M. Mereka membantai umat Islam, maka banyak
jatuh korban tewas, dan banyak pula yang luka-luka. Orang-orang Kristen itu
menyerang dalam keadaan mabuk habis minum-minum. Setiap kali mereka
menyerang selalu dalam keadaan mabuk seperti itu. Senjata mereka adalah
panah beracun, panah berapi, parang, tombak, bom molotov, senjata api,
bahkan basoka RPG7, senjata Amerika atau NATO. Semuanya itu sudah
dipersiapkan sejak Oktober 1998, 4 bulan sebelum mereka menyerang Muslimin.
Sedang Umat Islam tidak siap apa-apa. Maka kala itu (awal-awal diserangnya
itu) umat Islam banyak jatuh korban.

Setelah Umat Islam diserang orang-orang Kristen, korban-korban yang luka
dibawa oleh Muslimin ke rumah sakit umum di Kampung Kuda Mati, Kota Ambon.
Kampung Kuda Mati itu kampung Kristen. Lalu orang-orang Kristen menyerbu
masuk ke rumah sakit umum itu, memeriksa para medis RSU dengan memeriksa KTP
(kartu tanda penduduk), kalau ternyata Islam maka diserang. Sedang
pasien-pasien yang luka yakni korban-korban akibat serangan orang Kristen
yang kemudian dikirim ke RSU ini, lalu dibunuhi oleh orang-orang Kristen
yang datang dan menyerang secara membabi buta itu. Ini jelas-jelas biadab,
dan perang agama. Sampai-sampai, orang-orang Kristen itu menyerbu ke
kantor-kantor Pemda (Pemerintah daerah), Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kantor Pos dsb di Ambon, dengan memeriksa KTP para pegawai.
Kalau ternyata pegawai itu KTPnya bertanda agama Islam maka dibunuh. Ada
yang dibunuh di halaman kantor. Itu semua tidak ada lain, hanya karena
mereka itu benci kepada Islam.

*APARAT LOKAL MEMBANTAI MUSLIMIN*

Kebrutalan mereka yang sudah sebegitu itu masih pula ditambahi dengan
pembunuhan atau penyelenggaraan pembunuhan yang dilakukan oleh aparat
keamanan yakni polisi dan tentara lokal yang beragama Kristen terhadap umat
Islam.

Bukti-bukti ikut sertanya aparat lokal membunuhi ummt Islam itu, *pertama*,
di Masjid Al-Huda Kampung Rinjani Ambon, yakni peristiwa shubuh berdarah, 1
Maret 1999M. Yang ditembak mati di dalam masjid 1 orang, dan yang ditembak
mati di luar masjid 2 orang, sedang yang luka tembak beberapa orang.

*PENEMBAKAN DARI LUAR MASJID*

Jama'ah shubuh itu imamnya yang imam rawatib (rutin tiap waktu) tak hadir.
Maka digantikan yang lain. Di sinilah kemudian kalau ada perbedaan
keterangan, itu karena yang dimintai keterangan itu imam rawataib yang
ketika itu tak hadir. Nah, yang mati karena ditembak di dalam masjid
(menembaknya dari luar masjid) itu seorang makmum masbuq(ketinggalan). Yang
lain sudah selesai shalat, sedang dia belum, maka meneruskan shalatnya. Dia
inilah yang ditembak mati sedang shalat. Yang menembak adalah polisi dari
Polda Maluku (setempat). Saya ada rekaman video orang-orang yang ditembak
itu. Yang masih hidup, di antaranya yang kakinya hancur kena tembak, masih
bisa ngomong(bicara), menjelaskan. Jadi jelas yang menembak itu memang
aparat keamanan lokal.

Bukti *kedua*, penembakan di Masjid Tantui Kampung Tomia di Kota Ambon. Tiga
orang Muslim ditembak mati oleh polisi dan tentara lokal. Yang meninggal itu
(1) Faisal Marasabessi, (2) Abu Bakar Nankatu dipukuli dan ditembak, dan (3)
Baharuddin Bugis ditembak dengan senjata laras panjang ditempelkan di bawah
tenggorokan lalu didor, maka pelurunya muncrat menembus ubun-ubun. Saya
melihat dan memvideo (merekam dengan kamera video) korban beberapa saat
setelah ditembak itu. Yang menembak itu aparat beragama Kristen dan masih
tetangganya. Jadi masyarakat kenal semua: nama, pangkat, dan kesatuannya.
Dan memang penembak itu orang Kristen (Protestan). Di Ambon, yang Kristen
kebanyakan Protestan, sedang di Maluku Tenggara itu Katolik.

*CARA-CARA MENYERANG*

Cara-cara orang Kristen menyerang Muslimin yaitu mereka datang bergelombang,
dalam keadaan mabok, matanya merah-merah karena habis minum-minuman keras.
Mereka membawa panah beracun, panah berapi, parang, dan bom-bom molotov
untuk membakar. Orang-orang Kristen itu sudah mempersiapkan diri untuk
menyerang Muslimin. Parang (golok) yang dijadikan senjata tu sudah
dipersiapkan sejak Oktober 1998. Mereka memesan ratusan parang dari Kampung
Iha di Saparua. Hanya saja orang Islam tidak faham, untuk apa ratusan parang
didatangkan ke Ambon oleh orang-orang Kristen itu. Ada juga yang merakit
senjata.

Menurut sumber dari Korem --yang tentu saja tidak bisa dise­butkan namanya--
senjata-senjata itu diantaranya didatangkan dari Belanda dibarengkan dengan
pengiriman mayat. Ada pengiriman mayat dari Belanda sebanyak 6 atau 7 kali,
tidak sekaligus. Peti-peti mati yang dikirim dari Belanda itu diisi pula
dengan senjata RPG7 Basoka (senjata Amerika ataupun NATO). Itulah yang
kemudian untuk menyerang umat Islam, di antaranya di Saparua.

Tragedi berdarah itu, awal-awalnya yang banyak jadi korban adalah orang
Islam, yakni *penyerangan oleh orang Kristen terhadap umat Islam di Hari
Raya Idul Fitri 1419H/ 19-20 Januari 1999M. *

Karena orang Islam tidak siap, dan tidak tahu kalau akan diser­ang. Lantas,
mulai Februari 1999M aparat dikirim ke Ambon, yakni Kostrad dari Ujung
Pandang. Tugasnya mengamankan. Dalam logika aparat, pihak yang menyerang
--yakni orang-orang Kristen-- itu perusuh, maka diberi tembakan peringatan
ke atas. Tetapi orang-orang Kristen itu tetap saja menyerang umat Islam.
Kemudian ada yang ditembak. Itulah kemudian yang mereka klaim sebagai banyak
korban dari pihak mereka. Tapi sebenarnya tidak banyak.

Rumah-rumah orang Kristen dan gereja-gereja banyak yang utuh, karena memang
orang Islam tidak membakar. Orang Islam hanya mem­pertahankan diri.
Terakhir, untuk memancing umat Islam, malah mereka (orang-orang Kristen)
sendiri yang membakari rumah-rumah mereka. Itu jelas-jelas diketahui oleh
para saksi mata. Orang menyaksikan kejadian itu, dan memang mereka (orang
Kristen) sendiri yang membakari rumah mereka yang telah dikosongkan. Licik,
memang.

Dari segi korban orang-orang Kristen, karena umat Islam sifatnya hanya
bertahan atau mempertahankan diri, maka pihak Kristen yang mati hanyalah
yang menyerang. Jadi tidaklah wanita-wanita atau anak-anak atau orang-orang
tua, yang terbunuh di pihak Kristen itu. Orang Islam tidak menyerang.

Sebenarnya, belum ada jumlah korban yang akurat secara pasti. Karena tidak
terdata semuanya.

Para korban yang Muslim kita yakini sebagai syuhada', mati syahid karena
mempertahankan Islam, agama Allah. Dibunuh oleh orang-orang Kristen yang
menyerang. Maka para syuhada' itu tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tak
dishalati, cukup dikubur bersama pakaiannya yang berlumuran darah, sebagai
saksi di hadapan Allah SWT.

Mengenai orang Muslimah hamil tua lalu dibelah perutnya oleh orang Kristen,
bayinya dikeluarkan lalu dicincang-cincang, saya datang ke sana sudah
berlalu, saya tidak melihatnya. Namun berita itu diketahui oleh seluruh
masyarakat.

Penyerangan di luar Ambon, selain di Ahuru, terakhir di Maluku Tenggara,
tepatnya di Tual, di Kampung Larat, Jum'at berdarah (2 April 1999M). *Dalam
penyerangan brutal itu imam Masjid Larat, H Abdul Aziz Rahayantel dibunuh di
dalam masjid, Jum'at itu, 3 orang Muslim dibunuh di dalam masjid.* Tidak
sampai seminggu, korban meninggal sudah mencapai lebih dari seratus orang.
Di kampung Kei Besar yang meninggal paling banyak Muslim, sedang di Kampung
Kei Kecil kebanyakan yang meninggal Katolik. Ini baru saja saya berhubungan
dengan pihak sana.

Orang-orang Kristen menyerang umat Islam itu tidak tentu waktunya.
Kadang-kadang malam, kadang-kadang subuh, kadang siang atau sore. Seperti di
Hari Raya Idul Fitri itu penyerangan terhadap umat Islam dilakukan siang
hari menjelang sore, tetapi saat lain, peristiwa subuh berdarah itu waktu
subuh. Sedang di Larat, penyerangan terhadap umat Islam dilakukan ba'da
Jum'at, siang hari. Itulah kebencian orang Kristen terhadap umat Islam yang
diwujudkan dengan penyerangan, pembunuhan, pembakaran, dan pengerusakan,
yang justru didukung oleh aparat keamanan setempat. [voa-islam.com]

http://www.voa-islam.com/counter/intelligent/2011/09/16/16130/menengok-ambon-berdarah-1999-umat-islam-dibantai-orang-kristen-aparat-lokal/


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: