Minggu, 06 Juli 2008

[daarut-tauhiid] Kemanakah Kita Akan Pergi?

http://www.dtjakarta.or.id/content/view/259/66/


Kemanakah Kita Akan Pergi?
Ust. Abdul Hakim

Manusia berjalan menuju Allah swt dengan dua jenis perjalanan.
Perjalanan qohri (ditetapkan oleh Allah) dan perjalanan ikhtiari
(dalam wilayah ikhtiar manusia). Perjalanan qohri adalah perpindahan
manusia dari satu alam ke alam lain dimulai dari alam dzur, kemudian
alam rahim ibu, alam dunia, alam barzakh dan yang terakhir adalah alam
akhirat. Tidak ada yang bisa menolak perjalanan jenis ini. Sedangkan
perjalanan ikhtiari (dalam wilayah ikhtiar) adalah perjalanan ruh,
akal, hati dan jiwa mendekat kepada Allah Ta'ala dengan menempuh
berbagai jenjang maqomat (stasiun spiritual) dan ahwal (keadaan
spiritual) dengan iman, ilmu dan amal. Perjalanan ini adalah pilihan
kita untuk menempuhnya atau tidak menempuhnya.

Perlu kita perhatikan bahwa perjalanan jenis yang terakhir ini,
ikhtiari, dapat menjadi penakar kadar kepintaran, kekayaan, kedewasaan
bahkan harga diri seseorang. Meskipun tahu segala ilmu, kita tetap
saja bodoh selama belum mengenal Yang Maha Mengetahui. Meskipun
memiliki harta sepenuh bumi, kita tetap saja miskin selama belum
merasa kaya dengan Yang Maha Memiliki. Meski rambut sudah memutih,
kita tetap anak-anak sebelum berani terjun dalam perang menentang hawa
nafsu dan setan. Meski sudah berhasil mendatangi berbagai tempat di
penjuru bumi, kita sebenarnya belum pergi kemana-mana kalau belum bisa
mendatangi hadirat suci Allah Ta'ala.

Seekor sapi ditakar harganya dengan berat dagingnya. Seekor
perkutut dapat mengalahkan harga sapi bukan karena beratnya daging
tetapi karena keindahan suara. Sebutir merah delima yang hanya
beberapa gram saja dapat melampau harga sapi dan perkutut karena
keindahan warnanya. Berapa harga kita di hadapan Allah? Daging dan
tulang tubuh kita akan habis dimakan tanah. Harta akan kita tinggalkan
atau meninggalkan kita. Semua yang sirna tidak dapat dijadikan takaran
bagi yang suatu abadi. Kita tidak ditakar dari kegantengan, kecantikan
dan kekayaan, kita ditakar dari keadaan hati dan amal-amal kita. Sabda
Nabi saw:
" Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Ia
melihat hati dan amal kalian." (HR.Muslim dari Abu Hurairah ra)

Tidak ada seorang pun yang berselera membeli bangkai meskipun
dengan harga rendah. Demikian juga dengan hati yang mati, tidak ada
nilainya sama sekali dihadapan Allah Ta'ala. Meskipun jasad hidup,
kita tetap saja disebut mayat selama hati tidak dawam mengingat Allah.
Bersabda saw:
"Perumpamaan orang yang ingat pada Tuhannya dan yang tidak ingat pada
Tuhannya seperti perumpamaan orang hidup dan orang mati." (HR. Bukhari
dari Abu Musa ra)

Kedewasaan jasmani ditandai perubahan pada organ tertentu,
kedewasaan ruhani ditandai perubahan pada hati. Ketika jasmani dewasa
ia akan mencari pasangannya, ketika hati dewasa ia akan mencari
Tuhannya. Jasmani tumbuh bersama perubahan waktu, hati tumbuh karena
mengutamakan Allah di atas segala sesuatu.
"Maka berlarilah kalian menuju Allah…" (QS.al-Dzâriyât: 50)

------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website:

http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: