Muslim Inggris Lebih Setia Pada Negara Ketimbang yang Lainnya
Selasa, 17 Apr 07 11:56 WIB
Kirim teman
<http://www.eramusli
tia-pada-negara-
Lembaga survei ternama Gallup menemukan fakta bahwa warganegara Inggris
yang memeluk agama Islam lebih setia dan nasionalis ketimbang
warganegara Inggris lainnya.
Temuan ini secara langsung telah membantah pernyataan sejumlah pejabat
pemerintah Inggris yang menuding Muslim Inggris sebagai warganegara yang
tidak nasionalis dan tidak memiliki toleransi yang besar.
Gallup Polling juga menyatakan bahwa mayoritas dari Muslim Inggris tidak
merasakan bahwa jilbab atau kerudung membatasi aktivitas mereka dengan
warganegara lainnya.
Dalam surveinya, Gallup Polling melakukan wawancara secara random
terhadap 500 warganegara Inggris yang memeluk agama Islam dan menanyakan
hal yang sama kepada 1. 200 warganegara Inggris non-Muslim. Angket ini
dinyatakan sebagai survei yang paling komprehensif terbaru di Inggris.
Hasilnya sungguh menarik. 57% Muslim Inggris menyatakan setia dengan
negara, sedangkan warganegara Inggris yang non-Muslim hanya menyatakan
setia kepada negara dan kerajaan sebesar 48%.
Kepercayaan kepada institusi kepolisian Inggris juga demikian besar
dimiliki Muslim Inggris (78%) ketimbang yang non-Muslim (69%). Terhadap
pemerintah nasional, umat Islam percaya sebanyak 64% dan yang bukan
Islam hanya sebanyak 55%. Dalam hal pemilu, Muslim Inggris yang
menyatakan berpartisipasi sebanyak 73%, sedang yang non-Muslim hanya
sebanyak 60%.
Hasil ini telah membantah banyak tudingan miring terhadap komunitas
Islam di negara-negara Eropa. Sejauh ini belum ada komentar miring dari
kalangan yang biasa melontarkan tuduhan tidak benar terhadap Islam di
Eropa.(iol/Rizki)
Mendagri Inggris Akui Peran Besar Komunitas Muslim Bagi Masyarakat
Inggris
Selasa, 8 Apr 08 17:50 WIB
Kirim teman
<http://www.eramusli
eran-besar-komunita
Menteri Dalam Negeri Inggris, Jacqui Smith mengatakan, dalam kurun
waktu kurang kurang dari tujuh tahun, jumlah warga Muslim di Inggris
bertambah sekitar 400 ribu orang, sehingga jumlah total warga Muslim di
Inggris saat ini mencapai dua juta orang.
Smith mengungkapkan hal tersebut dalam kunjungan resminya ke negara
Pakistan. Menurutnya, peningkatan jumlah warga Muslim itu menunjukkan
bahwa komunitas Muslim merupakan komunitas yang mengalami pertumbuhan
paling cepat di Inggris.
Menurut sensus tahun 2001, di mana jumlah warga Muslim diperkirakan
sekitar 1, 6 juta orang, sepertiganya adalah remaja berusia di bawah 16
tahun. Komposisi Muslim di luar kota London, lebih dari 43 persen adalah
Muslim Pakistan, 17 persen Muslim Banglades dan 9 persen Muslim India.
Sedangkan di kota London, komunitas Muslim didominasi oleh Muslim
Pakistan dan Muslim Bangladesh.
Smith mengatakan kontribusi warga Muslim pada masyarakat Inggris tidak
bisa dikatakan kecil. Di Inggris, kata Smith, sedikitnya ada 10 ribu
Muslim yang masuk dalam katagori orang terkaya. Secara keseluruhan,
komunitas Muslim memberikan kontribusi sekitar 31 milyar poundsterling
tiap tahunnya bagi perekonomian Inggris.
Selain itu, dalam pidatonya di Islamabad, Smith mengatakan bahwa ada
empat anggota parlemen Inggris keturunan Muslim Pakistan, dua menteri
Muslim dan lebih dari 200 Muslim yang menjadi anggota dewan penasehat
lokal. Ia juga mendorong komunitas Muslim di Inggris dan Pakistan untuk
bersama-sama menghadapi tantangan berupa ancaman kekerasan dari kelompok
ekstrimis.
"Kami juga ingin memastikan bahwa universitas-
pembelajaran berkualitas tentang keimanan dan Islam dan kami juga ingin
menjadikan Inggris Raya sebagai pusat studi Islam yang paling bagus,
diluar dunia Islam, " tukas Smith. (ln/guardian)
Survei: Umat Islam Tak Anti-Barat
Selasa, 8 Apr 08 13:03 WIB
Kirim teman
<http://www.eramusli
nti-barat.htm>
Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa umat Islam tidak anti-Barat,
bahkan mengagumi nilai-nilai budaya Barat yang positif. Cuma, umat Islam
menilai Barat munafik dalam melaksanakan nilai-nilai positif itu dan
mereka sering melakukan tindakan yang tidak menghormati umat Islam.
Hasil survei tersebut dirilis dalam bentuk buku berjudu "Who Speak for
Islam? What a Billion Muslim Really Think." Buku ini mengurai fakta
bagaimana sebenarnya Muslim memandang Barat dan bagaimana kesalahpahaman
kerap terjadi antara Barat dan Muslim, yang terkadang dipicu oleh para
politisi dan media massa sehingga menimbulkan kecurigaan dan konflik.
Menurut salah seorang penyusun buku, Dalia Mogahed, persoalannya lebih
pada masalah kebijakan dan bukan masalah prinsip. "Meski sentimen
anti-Amerika dan anti-Bush meluas, Muslim di seluruh dunia mengatakan
bahwa sebenarnya mereka mengagumi nilai-nilai Barat, seperti kebebasan
berpendapat, konsep demokrasi, kemajuan teknologi dan akses terhadap
ilmu pengetahuan, " kata Mogahed.
Tapi, lanjutnya, konflik antara Muslim dan masyarakat Barat tidak bisa
dihindari. "Ketika kami menanyakan pada umat Islam apa yang bisa
dilakukan Barat untuk meningkatkan mempererat hubungan dengan dunia
Islam, jawaban yang sering diberikan adalah, Barat harus lebih
menunjukkan rasa hormatnya pada Islam dan menghargai umat Islam sebagai
umat manusia yang setara dan bukan umat yang lebih rendah, " papar
Mogahed.
Survei dilakukan oleh lembaga survei internasional Gallup, yang
mengklaim survei itu sebagai survei pertama yang paling konprehensif
tentang pandangan dunia Islam terhadap Barat. Survei melibatkan 50 ribu
responden dari 35 negara Muslim.
Di sisi lain, banyak juga umat Islam dalam survei tersebut yang merasa
bahwa Barat tidak menghormati mereka dan Barat bersikap munafik atas
nilai-nilai mereka sendiri. Misalnya, konsep demokrasi yang menurut
sebagian besar responden cuma lips service negara-negara Barat, yang
dicoba diterapkan di dunia Islam.
Contohnya, dalam kasus pemilu di Palestina tahun 2006 ketika Hamas
secara demokratis dan fair keluar sebagai pemenangnya, AS dan Israel
tidak mau mengakui kemenangan Hamas dan melakukan berbagai upaya untuk
menumbangkan pemerintahan Hamas.
Mogahed mengungkapkan, lebih dari 65 persen responden dari Mesir,
Yordania dan Iran meyakini bahwa AS tidak akan membiarkan masyarakat di
negara mereka untuk menentukan masa depan politik mereka sendiri tanpa
pengaruh langsung dari AS.
Mogahed menambahkan, salah satu faktor yang ikut mempengaruhi pandangan
Muslim terhadap Barat atau sebaliknya, adalah pemberitaan di media
massa. Dari analisis pemberitaan di media massa, kata Mogahed,
menunjukkan bahwa televisi-televisi AS kebanyakan menampilkan informasi
yang "sangat negatif" tentang Islam.
Pandangan negatif Muslim terhadap Barat yang paling rendah, menurut
hasil survei, terlihat dalam isu Israel, perang di Irak dan konflik di
Palestina. Pandangan Muslim terhadap Barat yang cukup positif terjadi di
negara-negara sub-Afrika, khususnya di Sierra Leon, karena AS dan
Inggris memberikan banyak memberikan bantuan di wilayah itu.
(ln/al-araby)
Channel Musik Islam Segera Hadir Saingi MTV
Selasa, 8 Apr 08 07:16 WIB
Kirim teman
<http://www.eramusli
era-hadir-saingi-
Di tengah persaingan ragam channel televisi yang menyajikan ragam
intertainment, khususnya musik, tidak lama lagi akan hadir channel
televisi musik Islam. Channel ini akan menyajikan ragam clip nyanyian
Islam yang menjadi alternatif bagi masyarakat Arab menyaingi MTV yang
memberikan lagu-lagu barat.
Seorang penulis drama dan produser acara televisi Ahmad Abu Haiba, kini
sedang melakukan finalisasi proyeknya untuk menghadirkan channel musik
Islam untuk masyarakat Muslim Arab. Menurut harian Los Angles Times
terbitan AS, Abu Haiba belum mau menyampaikan detail rencana on air
channel televisi musik Islamnya. Namun Abu Haiba merasa yakin bahwa
channelnya akan mampu menyaingi rating pemirsa Arab yang selama ini
kerap mengunjungi MTV sebagai channel musik-musik Barat.
Dalam harian yang terbit hari Ahad (6/4) itu, Abu Haiba mengatakan,
"Pemuda Mesir yang berusia antara 15 - 24 tahun adalah kelompok usia
yang mewakili sekitar 50% hingga 64% pemirsa televisi. Dan dari total
jumlah itu, umumnya mereka intensif mengikuti 70-an channel musik Barat
di televisi."
Abu Haiba melanjutkan bahwa apa yang dilakukannya sebenarnya bukan
menghina Barat, tapi merupakan bagian dari tanggung jawabnya
menghadirkan hiburan yang sesuai secara peradaban dan agama pemirsa TV
di kalangan masyarakat Arab. "Budaya Barat lebih membuat saya khawatir
ketimbang politik mereka. Karena budaya bias mempengaruhi langsung
pemikiran kaum Muslimin, " ujarnya. Ia juga mengatakan kondisi tersebut
sebenarnya merupakan ancaman serius yang bisa merusak keyakinan dan
tradisi Arab dan Islam.
Karenanya, Abu Haiba yakin bahwa pers Islam mau tidak mau harus
menghadapi pers Barat secara metode modern dan
[Non-text portions of this message have been removed]
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar