Rabu, 02 Juli 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2081

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (25 Messages)

Messages

1.

PELAJARAN DARI ANDALUSIA

Posted by: "arya noor amarsyah arya" arnabgaizir@yahoo.co.id   arnabgaizir

Tue Jul 1, 2008 5:04 am (PDT)



PELAJARAN DARI
ANDALUSIA

 

            Siapa yang tidak kenal
dengan Andalus? Andalus berhasil ditaklukkan oleh kaum muslimin lewat tangan
Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair beserta pasukannya pada tahun 93 H. Dalam
kurun waktu 3 tahun saja, Islam berkembang dengan pesat di sana, sehingga
menjadi pemerintahan terbesar selama delapan abad. Di sanalah berkumpul para
negarawan, ulama, ilmuwan, teknokrat, sejarawan, sastrawan, ekonom dan
dokter-dokter muslim yang turut menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam
mengembangkan dan membangun Andalusia.

            Kekuasaan di Andalusia
runtuh dan terhapus dari peta tahun 897 H, setelah mengikat perjanjian dengan
orang-orang Kristen. Apa yang terjadi sesudah itu? Sejarah lama terulang,
mereka kembali mengkhianati perjanjian, padahal tinta yang tercantum dalam
perjanjian belumlah kering.

            Badan-badan intel
berdiri di mana-mana, memantau setiap gerak langkah kaum muslimin. Aneka ragam
bentuk penyiksaan dan penganiayaan yang membuat bulu roma berdiri terus menerus
mereka lakukan, sehingga kaum muslimin benar-benar musnah dari Andalusia.
Apabila ada orang mandi pada hari Jum'at, kemudian diketahui bahwa dia seorang
muslim, orang tersebut akan mereka bantai. Apabila ada orang yang mengenakan
wewangian dan perhiasan di hari raya, kemudian diketahui bahwa dia seorang
muslim, maka nyawalah taruhannya.

            Tiga ratus tahun lamanya
orang Kristen menggunakan cara yang paling kejam dan keji untuk membantai kaum
muslimin. Mereka datangi setiap keluarga muslim, satu demi satu anggota
keluarga tersebut. Mereka cincang-cincang, mereka lumatkan tulang dan
dagingnya. Sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara tulang dan daging.

Kegiatan spionase terhadap kaum muslimin tidak pernah
terhenti. Setiap orang yang mereka curigai sebagai muslim, mereka tangkap lalu
diperiksa kemaluannya. Apabila didapati seseorang dalam keadan dikhitan atau
salah seorang anggota keluarga ada yang dikhitan, maka seluruh penghuni
keluarga tersebut mereka siksa dengan cara yang sangat brutal. Setelah puas
melakukan penganiayaan, satu persatu anggota keluarga itu dibunuh.

Salah satu sebab keruntuhan Andalusia adalah
"Pengangkatan orang-orang Nasrani sebagai pemimpin dan menjalin perjanjian
kerjasama dengan mereka" Abu Zaid adalah contohnya. Abu Zaid adalah
seorang penguasa Bainasiah (Valencia) pada masa Al-Muwahhidin. Ketika rakyatnya
mengadakan pemberontakan untuk menggulingkan kekuasaannya dengan dipimpin oleh
Abu Jamal Zayyan bin Al-Murdinisy. Abu Zaid dengan membawa harta dan
keluarganya meninggalkan Valencia meminta suaka dan bantuan kerajaan Araghon
(Arghanah) yang waktu itu sudah menjadi kerajaan Kristen, untuk memadamkan
pemberontakan dan memulihkan kekuasaannya.

Raja Araghon menyanggupi permintaan Abu Zaid dengan
beberapa persyaratan antara lain;

a.                            
Abu Zaid harus
menyerahkan sebagian wilayahnya (wilayah Islam) kepada kerajaan Araghon.

b.                            
Abu Zaid harus
membayar jizyah (upeti) kepada raja Araghon setiap tahun. Cobalah bayangkan!
Seharusnya orang-orang Kristen yang membayar jizyah. Namun kenyataan ini
sebaliknya.

c.                            
Abu Zaid harus
menjalin kerjasama dengan kerajaan-kerajaan Kristen dan membantu mereka dalam
memerangi kerajaan-kerajaan Islam yang menjadi musuh mereka. Semua persyaratan
ini diterima oleh Abu Zaid dengan tangan terbuka dan hati yang lapang, demi
menyelamatkan kekuasaannya. (dikutip dari buku Pembantaian Abad 9, renungan
bagi umat Islam, karya Dr. Nasir bin Sulaiman Al-Umar)

Coba perhatikan persyaratan terakhir! Abu Zaid
diminta untuk menjalin kerjasama dengan kerajaan Kristen dalam memerangi
kerajaan Islam. Bukankah hal ini cocok sekali seperti yang digambarkan ayat
berikut ini, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian
mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu
mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim." (QS Al-Maidah (5):51)

Wajar saja kalau Allah mengatakan bahwa perbuatan
seperti di atas merupakan perbuatan zalim, menzalimi diri sendiri dan menzalimi
saudara sendiri.

Wajar saja kalau Andalusia runtuh, bagaimana tidak?
Andalusia digerogoti dari dalam, Andalusia digerogoti oleh kaum muslimin
sendiri.

arnabgaizir.blogspot.com
arnab20.multiply.com

__________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
2.1.

File - Moderator Sekolah Kehidupan

Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com

Tue Jul 1, 2008 5:48 am (PDT)


Assalammualaikum Wr. Wb.
Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam,
Salam Sejahtera untuk kita semua.

Bapak/Ibu/Sdr./Sdri./Kakak/Adik/Teman/Saudara/Saudari Yang Terhormat dan Tercinta, terutama untuk anggota-anggota baru.
Pertama-tama kami ucapkan: "Selamat Datang di milis Sekolah Kehidupan".

Milis ini berbicara banyak terutama menyangkut topik kehidupan dengan lingkungan manusia dan alam sekitar. Karena milis-milis yang tersedia sangat sedikit yang memberikan ruang untuk bertukar pengalaman dalam multi aspek kehidupan, sekaligus memberikan kesempatan untuk belajar menulis dan media penampung hasil tulisan itu sendiri. Dari situ timbul keinginan dari milis ini untuk saling berbagi pengalaman hidup sesama anggota dan terutama bagi yang mencari ruang penyaluran hobi dalam dunia tulis menulis. Apalagi sekarang ini sangat sulit bagi penulis pemula atau yang kurang terkenal untuk mendapatkan ruang untuk mengaktualisasikan diri mereka. Dan yang tidak kalah penting, bagaimana dapat memenuhi keinginan mereka hanya sekedar "untuk diterima". Alangkah senangnya bagi mereka bila tulisannya dapat kita terima dengan apa adanya, bahkan kalau memang bagus dan menarik. "mengapa tidak kita sama-sama nikmati?".

"Kalau kehidupan itu sendiri adalah sekolah, "mengapa tidak kita dirikan saja sekolah kehidupan?".
"Kalau semua orang memiliki cerita tentang kehidupan, "mengapa tidak kita bagi bersama?".
"Kalau sedikit Media yang mau menampung karya penulis, "mengapa tidak kita tampung semua saja?".
"Kalau tidak ada guru yang mengajari menulis, "mengapa tidak sesama kita sendiri saja yang menjadi guru?".
"Kalau tidak ada orang yang membaca karya penulis, "mengapa tidak sesama kita saja sebagai pembacanya?".

Banyak pertanyaan dari beberapa anggota baru milis ini tentang cara penulisan, hak cipta, cara pengiriman, dan sebagainya.
Untuk itu dapat kami jelaskan sebagai berikut:

1. Memang keinginan kami hasil tulisan langsung di body email dengan maksud agar siapapun juga yang menulis itu diberi kemudahan menulis sekaligus mengirimkan naskahnya, dan jangan lupa kalau tulisan itu berasal dari karya asli buah tangannya. Selain itu kami mudah melacak alamat email dan tanggal pengiriman, sehingga dapat dijadikan bukti kalau si pengirim benar-benar tidak mengelabui atau menjiplak karya orang lain.

2. Disarankan agar menulis, mengedit atau merubah isi karangan, si penulis menggunakan "draft-box". Sehingga memudahkan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan sesuai keinginannya. Apakah saat itu juga atau disambung pada hari-hari berikutnya. Karena kami sadar menulis itu gampang-gampang susah dan kadang-kadang ide, mood, dan inspirasi itu berubah-ubah bahkan sering macet ditengah jalan.

3. Bagi pemula, sebelum mengarang tentukan outline dahulu. Buat tiga tahapan karangan. Pertama, pendahuluan. Kedua, isi cerita. Ketiga, penutup. Dan sebaiknya melihat contoh-contoh tulisan-tulisan teman-teman pada posting-posting sebelumnya sebagai contoh inspirasi untuk membuat apakah itu artikel atau cerpen non-fiksi, ataupun tulisan bernuansa penyejuk iman.

4. Buatlah tulisan sepanjang 2-5 lembar kertas A4, 1-1,5 spasi, dan ukuran huruf 10-12. Materi tulisan sesuai dengan tujuan milis, yaitu tentang aspek kehidupan dan alam sekitar.

5. Artikel atau cerpen non-fiksi, menekankan aspek objektifitas dan subjektifitas yang seimbang dalam tulisan. Kadang kita menceritakan suatu adegan dengan apa adanya yang terlihat oleh mata, diselingi dengan apa yang menurut persepsi kita yang perlu dimasukkan dalam cerita. Untuk mengurangi kebosanan membaca suatu cerita searah yang monoton, tidak menutup kemungkinan perlu adanya dialog dalam tulisan baik sipelaku dalam cerita terhadap orang sekitar, atau dialog dua arah di dalam dirinya sendiri. Ekspresi penting juga dimuculkan dalam tulisan, apakah suara derit mobil, jeritan atau teriakan dalam panggilan. Perlu diingat tulisan itu untuk enak dibaca dan bermakna, jadi bagaimana kita bisa memindahkan suatu bunyi dalam tulisan, dan itu bersuara yang kuat bagi si pembaca. Yang terakhir, masukkan pesan-pesan khusus yang berkaitan dengan kehidupan. Sesuaikan dengan topik tulisan.

6. Buatlah judul dan nama pengarang di awal tulisan. Untuk lebih bernuansa menarik, gunakan tipe huruf dan warna pilihan. Kirimkan tulisan/artikel tersebut ke alamat sekolah-kehidupan@yahoogroups.com


Ketentuan tambahan:
1. Gunakan kata tambahan "Artikel" untuk mengirim tulisan, diikuti judul tulisan. Sebagai contoh, (Artikel): Dilarang Merokok
2. Hindari dan batasi chatting dan ngerumpi dalam milis, kecuali untuk hal-hal yang perlu; seperti kritik, nasehat, tips, tambahan wawasan dan ilmu dalam dunia tulis-menulis, info, atau pengumuman.
3. Bila terpaksa mengirim untuk butir no. 2 di atas, gunakan kata tambahan "OOT" atau Out Of Topic. Sebagai contoh. (OOT): Dilarang Merokok

Please, ajak teman dan siapa saja ikutan dalam milis ini.

Besar keinginan kami agar milis ini tetap akan eksis selamanya, tetapi Allah SWT menentukan segala-galanya. Dengan demikian bila ada perubahan-perubahan situasi yang tidak dapat dielakkan maka apa yang tersurat pada baris-baris di atas setiap saat dapat ditinjau kembali. Koreksi dan saran dari anggota lainnya kami tunggu.

Terima kasih.

Salam hormat,

Moderator Bersama:

Nursalam AR
Afriandi
Febty Febriani
Yon's Revolta
Ugik Madyo
Suhadi
Nia Robiatun
Epri
Fiyan Arjun
Retno
Dani
Novingsih
Sismanto

3a.

Re: KELAYAKAN JALAN JUGA MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB PENGUASA

Posted by: "iwuy" iwuy.ugm@gmail.com

Tue Jul 1, 2008 6:05 am (PDT)

ingat jaman ABS (Asal Bapak Senang), setiap jalan yang dia mau lalui pasti di aspal terlebih dahulu,
nggak peduli kalo aspal itu asli tapi palsu yang hanya bertahan beberapa hari,

Bapak yang sekarang sangat jarang jalan-jalan
maklum takut didemo,
tunggu berita aman dari massa baru dateng,

kalo nggak ajudan aja deh yang dateng,
sehingga jalan nggak perlu bagus-bagus amat wong ajudan kok yang jalan.

----- Original Message -----
From: arya noor amarsyah arya
To: pembacaanadia@yahoogroups.com ; pramudaflpdki@yahoogroups.com ; penulis lepas ; sekolah-kehidupan@yahoogroups.com ; Forum_LingkarPena@yahoogroups.com
Sent: Saturday, June 14, 2008 3:06 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] KELAYAKAN JALAN JUGA MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB PENGUASA

KELAYAKAN JALAN MERUPAKAN

TANGGUNG JAWAB PENGUASA

Hari Jum'at kemarin, saya mendapat tugas lapangan. Tugas yang di luar kebiasaan hari-hariku. Tugas yang biasa kujalani di kantor adalah menerjemahkan buku berbahasa asing.

Kenapa saya yang pergi? Karena teman yang harusnya menjalani tugas itu tidak tahu daerah yang dituju dan juga memiliki tugas di kantor. Sedangkan saya tahu gambaran umum daerah itu, namun memang saya mempunyai tugas terjemahan.

Pendek cerita setelah izin dengan bos, saya pun berangkat ke daerah yang bernama Kranji. Daerah Kranji masuk kawasan Bekasi.

Saya menyusuri Kali Malang dengan mengendarai sepeda motor. Posisi Kali Malang berada di kanan jalan. Menjelang tikungan ke arah Kranji, jalanan amat buruk sekali. Banyak jalan yang berlubang-lubang. Besarnya lubang tidak tanggung-tanggung, lubangnya amat dalam. Walhasil motor yang dikendarai persis seperti perahu yang dilamun ombak. Terkadang berada di atas, terkadang berada di bawah. Atau persis seperti sedang mengendarai kuda rodeo.

Lalu saya memasuki jalan yang menghubungkan antara jalan Kali Malang dan daerah Kranji. Tahukah Anda bagaimana keadaan jalan di sana? Tidak jauh berbeda dengan jalan yang baru saja dilewati. Kembali terombang ambing jalan yang berlubang, seperti di tengah lautan. Saya kembali seperti sedang menaiki kuda rodeo.

Pada saat itu saya terpikir, bagaimana kalau Amirul Mukminin Umar bin Khaththab masih hidup? Bagaimana kalau pada saat itu yang melewati jalan tersebut adalah Amirul Mukminin Umar bin Khaththab? Atau memang beliau ra. sengaja berkeliling Jakarta, seperti yang dilakukannya sewaktu beliau berkeliling di Madinah?

Saya yakin, Umar bin Khaththab akan memerintahkan aparatnya untuk memperbaiki jalan itu. Karena beliau tahu jalan yang rusak dapat menyebabkan hilangnya nyawa manusia. Bukankah peristiwa kecelakaan aktor Sophan Sophian disebabkan oleh jalan yang rusak? Saya yakin Umar bin Khaththab akan memperhatikan hal-hal yang dapat mengancam nyawa manusia. Bukankah nyawa binatang saja, beliau amat memperhatikannya? Kita mungkin masih ingat dengan peristiwa ketika di siang hari Umar mencari unta milik Baitul Mal yang hilang. Pada saat itu, panas sedang terik-teriknya. Ketika ditegur mengapa dia tidak menyuruh pembantunya untuk mencari unta Baitul Mal yang hilang? Beliau menjawab, "Apakah ada orang yang mau menanggung dosaku?"

Memang benar sabda Rasulullah, "Setiap orang adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas orang-orang yang dipimpinnya."

Sekali lagi, saya yakin Amirul Mukminin Umar bin Khaththab akan memerintahkan anak buahnya untuk memperbaiki jalan yang rusak. Kenapa saya begitu yakin? Karena rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai pemimpin seperti yang digambarkan di atas, jalan yang rusak dapat menyebabkan keterlambatan sampai di tujuan. Jika terlambat sampai di tujuan berarti bisa tidak tepat waktu. Tidak tepat waktu dapat diartikan tidak menepati janji. Bukankah tidak menepati janji merupakan sesuatu yang tercela dalam Islam?

arnabgaizir.blogspot.com
arnab20.multiply.com


----------------------------------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

4a.

Re: FWD: Kesaksian Tragedi Monas

Posted by: "iwuy" iwuy.ugm@gmail.com

Tue Jul 1, 2008 6:05 am (PDT)

maaf,

kawan liana Lie...
saya harap kata-kata anda harus dipikir terlebih dahulu sebelum keluar...
perkataan emosi tidak baik

bisakah anda lebih manusiawi?
dengan logika dan analisis dengan keilmuan.

saya yakin dengan anda ikut sekolah kehidupan maka anda adalah teman yang berilmu...

terima kasih...

22 Juni 2008
salam hangat dari Peukan Bada, Aceh Besar
-iwuy-

----- Original Message -----
From: Liana Lie
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Cc: dhoed_122@yahoo.com
Sent: Sunday, June 15, 2008 7:07 AM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] FWD: Kesaksian Tragedi Monas

Tolong jangan memforward, hal-hal yang diragukan kebenarannya. FPI ini memang brengsek, dari track record nya sudah kelihatan, sering sekali melakukan anarkisme.

.
4b.

Re: FWD: Kesaksian Tragedi Monas

Posted by: "iwuy" iwuy.ugm@gmail.com

Tue Jul 1, 2008 6:05 am (PDT)

sebelum tidur anak saya meminta saya untuk membacakan sebuah buku dengan judul "terjebak dalam Gua"
terbitan chilpress
ada satu cerita dengan judul "tiga macam tuduhan".
cerita tersebut mengusahkan seorang gubernur jaman kekhalifahan umar dimana gubernur tersebut dilaporkan memiliki 3 hal yang terlihat merugikan rakyat,
tapi dengan terpaksa sang gubernur menceritakan alasannya dan khalifah umar tidak memberikan hukuman atas 3 hal tersebut.

begitulah...
jadi tolong hukumi mereka dengan benar..

buka mata, buka telingan, buka mulut....

salam hangat,

22 Juni 2008, Peukan Bada Aceh Besar
iwuy
----- Original Message -----
From: HENDRA WIJANA
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Cc: dhoed_122@yahoo.com
Sent: Sunday, June 15, 2008 7:18 AM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] FWD: Kesaksian Tragedi Monas

Memang FPI harus dibubarkan, karena sering berbuat onar.

Alang Nemo <dhoed_122@yahoo.com> wrote:

Berikut merupakan tulisan dari seseorang yang mengetahui tragedi Monas, 1 Juni 2008. Saya forward, semoga dapat diambil pelajarannya.

Kesaksian Tragedi Monas
Untuk menyakinkan tulisan ini, saya perlu memperkenalkan diri dulu,
nama Saya adalah Nong Darol Mahmada, saya salah seorang aktivis
Jaringan Islam Liberal dan saya aktif di JIL sejak berdirinya JIL.
Dalam kesempatan sekarang izinkan saya memberikan kesaksian kepada
kawan-kawan sebangsa dan setanah air melalui milis ini kejadian
sebenarnya dibalik kejadian yang terjadi di Monas pada tanggal 1 Juni
yang lalu.

Perlu kawan-kawan ketahui bersama bahwa aksi ini merupakan aksi yang
telah di skenariokan oleh pihak pemerintah untuk mengalihkan isu BBM
yang sedang marak ditengah masyarakat. Aliansi Kebangsaan untuk
Kebebasan Beragama dan Beryakinan (AKK BB) hanya dijadikan kedok saja
untuk mencegah agar ajaran Ahmadiyah tidak dibubarkan.

Setelah presiden SBY menaikan harga BBM, kalangan kontributor JIL
Goenawan Mohammad, Hamid Basyaib, Rizal Mallarangeng, Denny JA,
Nasaruddin Umar melakukan pertemuan secara diam-diam di kediaman SBY
di Cikeas, Bogor. Hal ini mereka bisa akses langsung kedalam berkat
orang dalam yaitu Andi Malarangeng yang notabene kakak kandung dari
Rizal Mallarangeng.

Dalam pertemuan ini membahas isu yang berkembang di tengah masyarakat
mengenai aksi demo-demo yang dilakukan adek-adek mahasiswa. Lalu SBY
selaku presiden dan kepala pemerintah meminta kalangan JIL
mengalihkan isu yang sedang berkembang di masyarakat dengan isu lain.
Rizal M, yang merupakan pemuda JIL yang cerdas memberikan usul
bagaimana isu kenaikan BBM yang sekarang ini diupayakan diganti
dengan isu membubarkan Front Pembela Islam (FPI) dengan mengangkat
isu pembubaran ajaran Ahmadiyah. Karena selama ini JIL selalu
mendapatkan perlakuan keras dari FPI.

Lalu setelah mendapatkan 'restu' dari presiden Goenawan Mohammad,
Hamid Basyaib dan Rizal Mallarangeng datang ke markas JIL di Jl. Utan
Kayu No. 68 H Utan Kayu. Di Kedai Tempo mereka membahas bagaimana
membuat skenario agar anggota FPI bisa melakukan tindakan anarkis dan
perusakan yang membuat masyarakat tidak simpati lagi dengan FPI. Lalu
setelah melakukan diskusi selama 3 jam, ketiga kontributor JIL itu
akhirnya berhasil membuat skenario yang bagus, dengan memanfaatkan
momentum kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni, mereka akan membuat
semacam aksi simpatik (damai) dalam kebebasan beragama dan
berkeyakinan. Aksi ini dilakukan di Monas, yang mana para peserta
yang hadir sudah disetting sedemikian rupa agar anggota FPI turut
datang dan membubarkan asyik tersebut. Mereka sangat paham betul,
bahwa massa FPI sangat mudah sekali untuk dipancing agar melakukan
kekerasan dan pengerusakan.

Setelah membuat skenario tersebut lalu Goenawan Mohammad, menghubungi
SBY melalui ponselnya, setelah mendengar penjelasan dari Goenawan
Mohammad secara terperinci, akhirnya presiden menyetujui aksi
tersebut dan akan mentrasferkan dananya sebesar 10 miliard rupiah
untuk melancarkan aksi tersebut.
Malam sebelum kejadian, beberapa pentolan JIL berkumpul di markas
JIL, termasuk saya sendiri. Waktu itu yang hadir sangat ramai sekali
dan sedang membahas persiapan untuk aksi besok pagi. Dari beberapa
kawan-kawan yang diberikan tugas juga sudah selesai menjalankan
tugasnya seperti mengundang kalangan pers media cetak dan media
elektronik untuk hadir di acara tersebut. Orang-orang Ahmadiyah pun
bersedia mengerahkan beberapa massanya untuk menghadiri aksi damai
besok. Begitu juga dengan FPI, sudah dikontak melalui SMS membuat isu
kalau besok jamaah Ahmadiyah, akan menggelar aksi damai di silang
damai.

Saya tidak tahu bagaimana persiapan dari FPI untuk merespon isue
tersebut, tetapi nyatanya besok pagi ketika aksi damai itu sedang
berlangsung dengan membawa nama AKKBB FPI datang dengan belasan truk
dan ratusan anggotanya melakukan pemukulan kepada anggota aksi
tersebut. Yang akhirnya terjadi aksi kekerasan tersebut. Hal ini yang
diketahui dikalangan anggota FPI adalah aksi tersebut adalah aksi
yang dilakukan umat Ahmadiyah sehingga secara kasar dan memaksa
membubarkan aksi tersebut.

Dari pemaparan dalam tulisan saya disini harus kawan-kawan milis
ketahui bahwa,
1. Bahwa aksi kekerasan yang terjadi di Monas itu merupakan suatu
skenario yang dilakukan pemerintah dan pihak JIL untuk mengalihkan
isu BBM.
2. Aksi yang terjadi di Monas itu, JIL ingin FPI dibubarkan karena
selama ini FPI merupakan yang menjadi sandungan kalau JIL melakukan
aksi.
3. Dari jamaah Ahmadiyah dengan aksi ini, diharapkan mendapatkan
simpati dari masyarakat Indonesia agar organisasi ini tidak jadi
dibubarkan.
4. Kalangan petinggi JIL telah sekian kalinya, mendapatkan keuntungan
untuk memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada.

Demikian tulisan ini saya buat dengan sebenarnya, karena hal ini yang
membuat saya selalu merasa bersalah dan berdosa telah bersama-sama
dengan kawan-kawan JIL melakukan pemutaran balikan fakta. Saya harap
kawan-kawan setanah air dan sebangsa mau menyebarkan email kekawan-
kawan sekalian. Terima kasih.

Salam

Nong Darol Mahmada

5.

Ilmu Allah

Posted by: "iwuy" iwuy.ugm@gmail.com

Tue Jul 1, 2008 6:05 am (PDT)

terinspiransi dari tulisan Nia Robiatun Jumiah [Kepada siapa perasaan dan
kecemasan dilabuhkan]

ILMU ALLAH

sudah lama hati ini mencari sebuah sosok yang didambakan
sosok yang menjadi panutan dan tambatan hati
pertentangan batin dan lingkungan sekitar berlangsung mungkin sejak saya
memahami dunia ini,
entahlah, saat saya tk, sd, smp, sma dan puncaknya saat kuliah dan berkelana
ke ngayogyakarta

seorang guru pun iwuy cari
akhirnya iwuy dipertemukan dengan seorang perempuan sederhana dari kalangan
terpandang di daerahnya
walau saat itu belum pernah bertemu tatap mata, namun ikatan guru dan murid
sudah disepakati

ikatan guru dan murid ini terbilang istimewa
karena kami tidak pernah mendewakan beliau seperti layaknya seorang profesor
padahal ilmunya diberi Allah melebihi gelar profesor

percakapan ketika kami berjumpa pun mengalir apa adanya
layaknya teman akrab,

pembicaraan tentang pendidikan anak,
hubungan suami istri,
tentang kebendaan,
tentang aliran chi di rumah
tentang kesehatan
tentang alam semesta
para binatang
dan banyak lagi

terkadang disela-sela pembicaraan beliau berkata
"saya sebelumnya nggak tahu loh tentang hal tersebut,
tapi karena kita berbicara tentang hal ini
maka Allah memberi ilham untukmu melalui saya tentang hal ini"

saya agak terperanjat, lalu mengucap "Alhamdulillah, Allahu Akbar"

,,,

dan setiap hari seusai saya berkomunikasi dengan suami
saya berucap syukur karena saya diberi Allah suami yang lebih dari suami
ketiga kakak saya

melalui beliau saya mengenal banyak hal
melalui beliau saya belajar emosi
melalui beliau saya belajar bijak
melalui beliau pula otak kiri saya diasah Allah
melalui beliau saya belajar ilmu 'bertengkar'

hingga saat ini saya menjadi begini...

begitulah cara Allah memberi kami ilmu.....

6a.

Re: [CATHAR] Suara Aneh di Atap Rumah

Posted by: "iwuy" iwuy.ugm@gmail.com

Tue Jul 1, 2008 6:06 am (PDT)

semoga Allah melindungi hambaNya dari kejahatan malam

eh om, iwuy juga mengalami hal yang serupa
ditempat baru, Peukan Bada, Aceh Besar tempat bekas Tsunami dan di rumah bantuan yang kami kontrak
hampir setiap malam terdengar suara gongongan anjing, sangat ramai
padahal mana da orang aceh piara anjing!
dan menjelang subuh para anjing pergi menjauh kearah pantai Uleleu (kayaknya nulisnya salah maaf)
bukan kearah bukit
dan suara anjing akan berhenti ketika kami membaca ayat Kursi

ya Wallhu alam bisawab

Semoga Allah Maha Pelindung, melindungi kita semua dari kejahatan di waktu malam

22 juni 2008
Peukan Bada, Aceh Besar

iwuy

----- Original Message -----
From: Dani Ardiansyah
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com ; FLP PUSAT ; Penulis Lepas ; Reza Ervani ; Pembaca Asma Nadia
Sent: Monday, June 16, 2008 2:02 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] [CATHAR] Suara Aneh di Atap Rumah

Senin 09 Juni 2008
pkl: 00.45

Saya dan Endah terbangun dari tidur, ketika tiba-tiba terdengar suara aneh yang menderu seperti badai di atas atap rumah. Reflek saya memberi isyarat padanya untuk segera 'mengamankan' Alief. Gemuruh yang lebih menyerupai suara yang ditimbulkan gempa. Kami memastikannya dengan memasang indera lebih tajam. Tanda-tanda gempa atau getaran yang biasanya menggoyangkan benda-benda tidak terdeteksi. Gemuruh aneh itu terdengar menjauh, lalu hilang. Meski adrenalin masih berpacu dengan asma-Nya. Asumsi berubah: Entah. Kami berusaha lelap. Pagi-pagi sekali saya harus berkejaran dengan hari senin: Jakarta, kota yang menahan kami untuk berjauhan sementara.

Rabu, 11 Juni 2008
pkl: 20.00 wib.

Saya menerima sms dari Endah, dia mengabarkan kalau Alief rewel terus sejak tadi sore katanya. Saya hanya bisa menenangkannya, saya bilang mungkin Alief kangen sama abinya.

pkl: 01.15 wib

Saya terbangun oleh suara sms di HP. Saya buka, "Bi, ada yang ganggu lagi, suara gemuruh di atap, dan suara...... Bun juga mencium bau....". Astaghfirullahaladzim. Hilang sudah kantuk saya. Bangun dan menelpon Endah. Mengalirlah cerita, mulanya sama seperti yang pernah saya dengar pada hari Senin yang lalu, kemudian muncul suara "kukukukukukuk.." Seperti tawa, (atau lebih seperti burung?). Apapun, timbul was-was dalam hati saya. Tak ada yang bisa saya lakukan selalin menenangkannya. Untungnya, saat itu Endah ditemani Ibu dan Kakak perempuan saya. Beberapa saat berselang, saya ikut berdoa, semoga tidak terjadi apa-apa dengan mereka. Sms kedua datang, masih dari Endah. Isinya masih hal serupa, dia mengabarkan bahwa suara-suara aneh itu kembali datang. Bahkan kali ini dengan menggedor-gedor pintu kamar mandi dari luar (pintu kamar mandi terletak tepat di sebelah kamar kami, dan memiliki pintu alumunium yang memiliki akses ke halaman belakang rumah).

Kesimpulan yang saya dapatkan adalah, bahwa suasana saat itu sudah mencekam. Dan lagi-lagi hanya doa yang bisa saya panjatkan. Ya Robb, lindungi keluarga saya dari kejahatan malam.

Kamis, 12 Juni 2008

Siang itu saya merasa sangat tidak tenang di kantor. Pikiran saya terus tertuju ke rumah. Endah kembali sms tentang kondisi yang 'mencekam' di sana. Ibu saya selalu mengulang-ulang kejadian tadi malam. Dan itu berdampak pada psikologis dan terpengaruhnya Endah dengan kondisi yang ada. Sulit untuk meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Terdengar isaknya di seberang.

Saya memutuskan untuk segera pulang ke Bogor sore itu. Dan besoknya berarti saya harus bolos kerja. Mudah-mudahan mendapat pemakluman dari kantor. Alhamdulillah, saya sampai di Bogor sekitar pkl 09.00 wib. Ada lega dalam benak Endah, Ibu, dan Kakak saya. Mungkin juga Alief merasakan hal yang sama.

Meluncurlah cerita dari mereka, banyak versi. Endah lebih banyak diam. Sebenarnya sulit untuk percaya, namun aura mistis malam itu membuat saya waspada.

pkl: 23.30 wib

Semuanya sudah lelap. Mereka merasa aman setelah malam sebelumnya nyaris tidak tidur. Saya masih terjaga, setiap suara yang terdengar janggal, saya curigai. War is begin. Suara itu muncul lagi, saya mendengarnya, jauh.. mendekat. Jantung saya sudah berdetak cepat. Kuping saya waspada, seumpama kelinci saat predator mendekat. Mata saya tajam, seumpama elang yang siap mencengkram mangsa. Rambut halus di tubuh saya berdiri, (seumpama pengecut) serempak. Respon alami pada sebuah kondisi mencekam.

Gempraaang!! Sebuah hentakan seakan menimpa atap seng dapur. Persiapan saya tidak percuma, rasa penasaran dan kesal pada sumber suara itu mengalahkan takut dalam diri saya. Saya berdiri dan mendatangi sumber suara. Membuka dan memukul kaca pintu dengan telapak tangan, menyaingi suara aneh tadi. Saya ambil parang yang ada di samping pintu, amarah saya pada mahluk tak jelas tadi memuncak, makian saya lontarkan --sambil terus berdoa meminta perlindunganNya-- di malam gelap. Hanya pekat yang menanggapi. Beberapa pemuda yang mendengar teriakan saya sempat datang, dan terjadi sedikit press converence.

Malam yang terasa panjang itupun berakhir pagi. Subuh menjadi penawar gelisah. Malam yang tidak biasa itu menjadi pembicaraan kami. Saya, Endah, Ibu, Kakak, dan orang-orang sekitar. Asumsipun beraneka ragam. Malam berikutnya kami bisa terlelap. Alhamdulillah.

Sabtu, 14 Juni 2008
pkl: 23.45 wib

Saya dan Endah masih terjaga dan berbincang tentang banyak hal. Alief bab, dan baru selesai dibersihkan. Malam hening, angin pedesaan bertiup pelan di luar sana, saya mendengar suara itu lagi. Masih jauh, sengaja tidak saya sampaikan pada Endah. Suara itu makin dekat, Endahpun mendengarnya, saya katakan padanya untuk tenang, doa sudah berbaur dengan adrenalin. kukukukukukuuk..! nya semakin jelas dan serasa melintas di atas atap kamar kami. Saya waspada, Endah memeluk Alief. Dan tiba-tiba saja, pintu kamar mandi kembali digedor dari luar, berbarengan dengan suar tersebut. Saya melompat menghampiri, apapun itu, akan saya hadapi. Lahaulawalaquwwata illa billah...

Brag!! Saya pukul pintu dan membukanya, hanya gelap malam di hadapan saya, tidak ada tanda-tanda bahwa sesaat tadi ada sesuatu di sana.

Katakanlah:
Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (1).
Dari kejahatan makhluk-Nya (2).
Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita (3).
Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul (4). Dan dari kejahatan pendengki apabila ia mendengki (5).
(QS Al-Falaq: 1-5)

Dani Ardiansyah

HP : 085694771764
http://edumuslim.org
http://catatankecil.multiply.com
http://hamasahputri.multiply.com


7a.

Re: Bagaimana cara menambah berat badan?

Posted by: "iwuy" iwuy.ugm@gmail.com

Tue Jul 1, 2008 6:06 am (PDT)

biasanya kan untuk menambah berat badan ya banyak-banyak makan...

saya juga memiliki berat badan menurut timbangan sekitar 38-40 kg, dengan tinggi 155 cm,

awalnya saya pikir musti banyak makan, terutama yang berlemak..

tapi, dari film anakku bahwa lambung ini hanya bisa memproses makanan dengan baik jika diisi secukupnya,
maka iwuy tidak makan banyak-banyak
kemudian karena sering makan pisang goreng terutama pas hamil ali (anak pertamaku)
hasilnya malah banyak selulit diperut, -lemak nya ngendon di bawah kulit perut yg jadi selulit-

kemudian saya baca buku SEFT dan the Secret, maka saya:

1. setiap ngaca ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa telah diberikan tubuh dengan berat badan yang ideal
2. yakinkan diri bahwa tubuh ini tlah masuk dalam kategori berat badan ideal.
3. setiap kali pake baju yakinkan bahwa badan ini terlihat ideal, bahkan agak gemuk.

dan sukses.... hantu bernama berat badan kurang tidak lagi mengganggu iwuy.

salam hangat,
22 juni 2008, Peukan Bada, Aceh Besar
-iwuy-

----- Original Message -----
From: nada solekha
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Thursday, June 19, 2008 6:31 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Bagaimana cara menambah berat badan?

Assalamualikum wr wb,,

kepada semua sahabat2 SK

Bagaimana cara menambah berat badan?
Saya adalah wanita usia 27 tahun dan berat badan saya 43 kg dengan tinggi 155cm. saya sangat susah untuk menaikan berat badan saya... adakah saran? tolongin saya,,,,,,,?

terima kasih,,Wassalam,


.
7b.

Re: Bagaimana cara menambah berat badan?

Posted by: "iwuy" iwuy.ugm@gmail.com

Tue Jul 1, 2008 6:06 am (PDT)

Caranya: ketik REG spasi TAMBAH kirim ke 9388

-iwuy-

----- Original Message -----
From: dyah zakiati
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Thursday, June 19, 2008 5:33 PM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Bagaimana cara menambah berat badan?

Wa'alaikum salam wr.wb.
Caranya? Hehe, kita sharing aja yuks di milad Eska (teteup^_^) tanggal 27 Juli 2008. Di sana banyak yang bisa berbagi lho. Okeee, mbak Nada daftar yaaa.

Nb. Temanku ada yang sebelum nikah kurus lhoo. Abis punya anak berkembang pesat deh. bisa jadi kasusnya sama:D (Trus jangan sampe nanti bilang "Pleaseee, gimana caranya nurunin berat badaaan!!!!" peace ya mbak. Ampuni aku:D)

Salam maniez
Dyah

----- Original Message ----
From: nada solekha <nada_solekha@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Thursday, June 19, 2008 6:31:45 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Bagaimana cara menambah berat badan?

Assalamualikum wr wb,,

kepada semua sahabat2 SK

Bagaimana cara menambah berat badan?
Saya adalah wanita usia 27 tahun dan berat badan saya 43 kg dengan tinggi 155cm. saya sangat susah untuk menaikan berat badan saya... adakah saran? tolongin saya,,,,,,,?

terima kasih,,Wassalam,


8.

sementara off dulu

Posted by: "iwuy" iwuy.ugm@gmail.com

Tue Jul 1, 2008 6:11 am (PDT)

Buat teman2 maaf sementara off dulu dari milis Sekolah Kehidupan
Kalo ada sesuatu kontak saja saya di 0818 255 917

Iwuy

9a.

Re: (Resensi Buku) Menjadi Secantik Aisyah

Posted by: "Yon's Revolta" freelance_corp@yahoo.com   freelance_corp

Tue Jul 1, 2008 6:26 am (PDT)

secantik aisyah segagah khadijah ada gak yah ^_^

salam
yr
http://penakayu.blogspot.com

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Rini Nurul" <rinurbad@...>
wrote:
>
> Sub judul: Membenahi Diri Sepanjang Waktu Agar Kamu Menjelma Menjadi
> Secantik Kekasih Rasulullah
> Penulis: Nunik Utami
> Penerbit: Gen! Mirqat
> Tebal: 118 halaman
> Cetakan: I, April 2008
> Beli di: Gunung Agung, BIP
> Harga: Rp 17.500,00
> Skor: 8

10.

Menuju Masyarakat Madani

Posted by: "andrisuryaningsih" andrisuryaningsih@yahoo.com   andrisuryaningsih

Tue Jul 1, 2008 6:52 am (PDT)


Menuju Masyarakat Madani

Oleh: Buya H Mas'oed Abidin

Salah sekali anggapan bahwa agama Islam hanya sebatas ritual pada
hari-hari tertentu. Sesat sekali pendapat beragama hanya di batasi
ruang-ruang masjid, langgar, pesantren, majlis ta'lim semata.
Terlalu sesat memahami agama yang tidak kena mengena (relevan) dengan
gerak kehidupan riil, tatanan politik pemerintahan, sosial ekonomi,
budaya, hubungan hak asasi manusia, atau ilmu pengetahuan dan teknologi.

Agama Islam berdasar al Quran berperan multifungsi, "mengeluarkan
manusia dari sisi gelap kealam terang cahaya (nur)"[1]
<http://masoedabidin.wordpress.com/wp-admin/#_ftn1> .

Bila Islam tidak diamalkan dari inti nilai-nilai dasar (basic of value)
Dinul Islam, atau hanya sebatas kulit luar berupa ritual ceremonial,
maka ummat ini tidak akan berkemampuan bertarung di tengah perkembangan
dunia global pada abad keduapuluh satu mendatang.

Masyarakat yang lalai senang menerima, suka menampung dan menagih
apa-apa yang tidak diberikan orang, cenderung menjadi bangsa pengemis
yang kesudahannya membawa bangsa ini bertungkus lumus (terjerumus)
kepada penggadaian menjual diri, dan tampillah pelecehan nilai-nilai
bangsa.

Dinul Islam menyimpan rahasia besar "gerakkan tanganmu, Allah akan
menurunkan untukmu rezeki" [2]
<http://masoedabidin.wordpress.com/wp-admin/#_ftn2> .

Nilai ajaran dinul Islam melahirkan masyarakat proaktif menghadapi
berbagai keadaan sebagai suatu realitas perbaikan kearah peningkatan
mutu masyarakat.

Abad kedepan akan banyak berperan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan
(knowledge base society), berbasis budaya (culture base sociaty) dan
berbasis agama (religious base society). Peran terbesar para intelektual
aktif menata ulang masyarakat dengan nilai-nilai kehidupan berketuhanan
dan bertamaddun sebagai mata rantai tadhamun al Islami (modernisasi,
pengenalan Islam ketengah peradaban manusia). Peran ini penting untuk
menggiring masyarakat Indonesia ini menuju masyarakat madaniyah (maju,
beradab). [3] <http://masoedabidin.wordpress.com/wp-admin/#_ftn3>

<http://masoedabidin.wordpress.com/wp-admin/#_ftn3>

Menghidupi Masyarakat Desa (Kaum Dhu'afak)
Mengangkat taraf hidup kelompok lemah, akar serabut (grass root) dari
masyarakat alas terbawah piramida, bukan usaha mustahil dikerjakan. Asal
saja dapat merasakan nilai kepentingan, mempunyai daya inisiatif dan
imagination (daya cipta) mengangkatnya, tentu akan dapat memulainya. [4]
<http://masoedabidin.wordpress.com/wp-admin/#_ftn4>

Kepandaian-kepandaian betapapun sederhananya, seperti membuat tempe,
tahu dan kecap, membibitkan buah-buahan, menanam sayur mayur, merangkai
dan mengatur bunga, menganyam tikar, beternak itik ataupun ayam buras,
dengan jumlah kecil, dizaman jet supersonic dan satelit-satelit
mengitari bumi seperti sekarang ini, tidak dapat dikatakan apalah
artinya. Tidak dapat dianggap rendah usaha-usaha kecil yang mungkin oleh
banyak kalangan dianggap kurang bermakna.

Proses mempertinggi kesejahteraan hidup dhu'afak, adalah rangkaian
gerbong yang erat terkait dengan proses pembangunan ekonomi bangsa.

Proces geraknya bisa dipercepat. Ada undang-undang bajanya sendiri, yang
tak dapat tidak, harus dijalani, yang umumnya bersifat natuurlijk (alami
dan sunnatullah), yaitu faktor manusia yang terikat erat dengan adat
kebiasaan. Karena sering dilupakan, akhir kesudahannya menanggung
akibat-akibat yang mengecewakan.

Andai kata faktor kebiasaan masyarakat sengaja dilupakan maka nasibnya
tak ubah dari nasib induk ayam menetaskan telor itik. Akibat langsung
adakalanya program tidak jalan, pemborosan disegala sektor, malah
didapati tindakan yang wasted (mubazir).

Dalam setiap proses pembangunan keummatan (ummatisasi) tidak selalu
harus ditilik dari sudut efisiensi dan rendemen ekonomis semata, tetapi
perlu ada pemahaman mendalam kedalam lubuk hati serta kemauan pada diri
ummat secara individu ataupun kelompok yang akan dibawa serta dalam
proses pembangunan itu..

Daerah kita terkenal sebagai daerah yang kaya dengan sumber alam. Sumber
Daya Alam (natural resources) belum seluruhnya di olah. Dapat dikatakan
bisa mendukung suatu pertumbuhan ekonomi yang sehat. Tetapi
kecenderungan penduduknya dibidang ekonomi baru kepada mencari nafkah
dengan memindah-mindahkan barang-barang dari satu tempat ke tempat yang
lain saja.

Adapun menghasilkan barang belum cukup mendapat perhatian. Padahal
sumber kemakmuran yang asasi adalah produksi, yakni menghasilkan barang.
Peran ini seringkali "dilupakan". Latar belakang usaha
sebenarnya adalah merombak tradisi dengan membuka pikiran masyarakat dan
merintis jalan baru, memulai dari urat masyarakat dengan cara-cara yang
praktis.

Melalui amaliyah yang sepadan dengan kekuatan yang tersedia dalam tubuh
masyarakat mestinya disertai serentak membangun jiwa dan pribadi untuk
menjadi ummat yang sadar. Ummat perlu dihidupkan jiwanya menjadi satu
ummat yang mempunyai falsafah dan tujuan hidup (wijhah) yang nyata,
memiliki identitas (shibgah), bercorak kepribadian terang (transparan)
untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Suatu bentuk
dan susunan hidup berjama'ah yang diredhai Allah yang dituntut oleh
"syari'at" Islam. sesuai dengan Adat basandi Syara' dan
Syara' nan basandi Kitabullah. Upaya ini secara luas merupakan
"satu aspek dari Social Reform", yang tidak dapat diabaikan.
Memang begitulah hakekatnya. Karena pekerjaan ini akan menafaskan jiwa
lain, yaitu berusaha di urat masyarakat.

Menumbuhkan kekuatan yang terpendam dikalangan yang lemah (kaum
dhu'afak), di awali oleh memerankan hubungan kepedulian terhadap
kebiasaan hidup melalui program silaturrahmi yang saling memahami dan
bukan dalam bentuk sekedar "meminta atau membagi nasi bungkus".

Pembinaan dhu'afak di dukung oleh cita-cita hendak menjelmakan
tata-cara hidup kemasyarakatan berdasarkan

(a).hidup dan memberi hidup, (ta'awun) bukan falsafah berebut hidup,

(b). menanam tanggung jawab atas kesejahteraan lahir batin dari
tiap anggota masyarakat sebagai suatu kesatuan menyeluruh secara timbal
balik (takaful dan tadhamun);

(c). mengajarkan keragaman serta ketertiban dan disiplin jiwa dari
dalam, bukan penggembalaan dari luar;

(d). menumbuhkan ukhuwwah yang ikhlas, bersendikan Iman dan
Taqwa;

(e).mengajarkan hidup seimbang (tawazun) antara kecerdasan otak dan
ketangkasan otot tangan, antara ketajaman akal dan ketinggian akhlak,
antara amal dan ibadah, antara ikhtiar dan do'a.

Demikian pandangan hidup dan identitas ummat yang hendak di pancangkan.

Tentu tidak seorangpun yang berpikiran sehat di negeri ini yang akan
keberatan terhadap penjelmaan masyarakat semacam itu dengan cara dan
alat-alat sederhana tetapi dengan api cita-cita yang berkobar-kobar
dalam dada masing-masing, dengan nawaitu tertanam sejak semula. Yang
perlu dijaga adalah agar api nawaitu jangan padam atau berubah di tengah
jalan.

Besar kecilnya nilai amal terletak dalam niat yang menjadi motif untuk
melakukannya. Tinggi atau rendahnya nilai hasil yang dicapai sesuai
dengan tinggi rendahnya mutu niat dari yang mengejar hasil itu.

Amal akan kering dan hampa, tatkala kulit luarnya di lakukan, tetapi
tujuan nawaitu-nya hilang di tengah jalan. Bila kondisi ini kelihatan
tanda-tanda akan kehilangan nawaitu-nya, maka kewajiban social control
(nahyun `anil munkar) harus lekas-lekas dilaksanakan, agar
masyarakat jangan berserak dan terseret hanyut oleh arus pengejaran
benda-benda yang bertebaran semata, perlu pula lekas-lekas dipintasi
dengan mengemukakan social support (amar makruf) secara jelas. Insya
Allah masyarakat lemah (dhu'afak) akan kuat dan masuk shaf kembali.
Itulah inti kesatuan dan persaudaraan (ukhuwah dan badunsanak ) itu.

Sebenarnya seorang pemimpin pelopor penggerak pembangunan memikul beban
menghidupkan dapur masyarakatnya dengan sungguh-sungguh.

Kebahagiaan tertinggi seorang pemimpin tatkala dapat menghidupkan salah
satu dari ribuan dapur yang senantiasa berasap karena usahanya. Tak ada
bahagia dalam kekenyangan sepanjang malam, bila si-jiran setiap akan
tidur diiringi lapar (al Hadist).

Semestinya di pahami apa yang terkandung dalam kalimat-kalimat
sederhana, menyesuaikan ikrar dengan ucapan, menyelaraskan perencanaan
dengan pelaksanaan, menyamakan harapan dengan kenyataan, memerlukan
kesungguhan gerak disamping gagasan. Apa yang diucapkan oleh lidah dan
tergores dalam hati dapat dijadikan bimbingan untuk menerjemahkan
kesetiaan kepada kalangan bawah (dhu'afak) kaum lemah melalaui
perlakuan nyata dalam amal perbuatan.

Tujuan akhir yang lebih mulia adalah mencari keridhaan Allah jua,
Moga-moga, Amin. ***

[1] <http://masoedabidin.wordpress.com/wp-admin/#_ftnref1> Diantaranya
terdapat dalam A.1:14,QS.Ibrahim.

[2] <http://masoedabidin.wordpress.com/wp-admin/#_ftnref2> Ungkapan
Umar bin Khattab RA, kepada seorang pemuda yang hanya mendoa dibawah
naungan Ka'bah adalah; "Harrik yadaka unzil `alaika
ar-rizqa". (al atsar).

[3] <http://masoedabidin.wordpress.com/wp-admin/#_ftnref3> Sebagai
catatan, kata-kata madani belum ada dalam kamus bahasa Indonesia. Bukan
berarti bahwa masyarakat madani adalah "masyarakat yang belum ada
dalam kamus". Atau masyarakat guyon, mada– ni – yee. Mada,
berarti bengal, tak mau di ajar, bhs.Minang, atau "pahit" bhs
Kawi. Tetapi, masyarakat Madani adalah masyarakat maju dengan basic ilmu
pengetahuan, kultur dan agama (Akidah tauhid) yang benar.

[4] <http://masoedabidin.wordpress.com/wp-admin/#_ftnref4> Firman Allah
Subhanahu wa ta'ala yang artinya; "Dan orang-orang yang bekerja
sungguh-sungguh pada (jalan) kami, sesungguhnya kami akan pimpin mereka
di jalan-jalan kami: dan sesunggunya Allah beserta orang-orang yang
berbuat kebaikan" (QS. Al-Ankabut, ayat 69.).

11.

Bukan karena tidak tahu, tapi ………………

Posted by: "M.Arif As Salman" marif_assalman@yahoo.com   marif_assalman

Tue Jul 1, 2008 7:12 am (PDT)

Dahulu, ketika masih di pesantren, kita atau beberapa orang teman kita  begitu mendapat tempat dihati para ustadz dan ustadzah. Walau ia tidak begitu pintar, gagah, cantik, berprestasi dan luas pengetahuan tapi hal itu tidak mengurangi perhatian yang diberikan para ustadz dan ustadzah.
Ada juga diantara teman teman yang sering dimarahi dan terkesan agak dipersulit urusannya kalau ia minta izin. Dan tidak mendapatkan peran penting dalam acara atau kepengurusan.  Mungkin sebagian kita mengalami perlakuan itu atau juga yang lain.
Apa penyebabnya……………..?.
Kita perhatikan mereka yang disayangi adalah mereka yang selalu menjalankan disiplin yang ada. Mereka menghargai dan menghormati peraturan tersebut. Mereka sangat jarang melanggar. Sehingga nama mereka jarang terpanggil masuk mahkamah dan dihadapkan pada ustadz. Walau mereka tidak begitu berprestasi dan tidak begitu pintar, namun mereka tetap mendapatkan tempat terhormat.
Adapun yang sering melanggar, sering terlambat kemesjid, cabut, merokok, berhubungan dengan dengan lawan jenis. Mereka  dicap sebagai santri yang tidak patuh. Dan bahkan karena seringnya pelanggaran itu dilakukan , mereka dianggap pembangkang. Walau dari mereka ada yang pintar, ganteng, cantik, berprestasi dan luas pengetahuan.
Semua santri/wati tahu akan peraturan. Tahu bahwa terlambat kemesjid akan dihukum. Tahu kalau sering berbahasa minang akan masuk mahkamah, tahu kalau merokok itu dilarang dan tahu kalau berhubungan dengan lawan jenis tidak dibolehkan.
Namun tetap masih ada yang melanggar. Satu kali, barangkali bisa dimaklumi karena belum terbiasa dengan peraturan , atau tidak tahu, atau khilaf dan lain sebagainya. Tapi kalau pelanggaran sering dilakukan seakan ada unsur kesengajaan.
Tidak ada gunanya pengetahuan yang dimiliki, kalau pengetahuan itu tidak diamalkan. Bahkan akan bisa lebih membuat celaka. Pengetahuan hanya akan berguna bagi mereka yang mengamalkannya.
Banyak dari kita (muslim) yang mengetahui bahwa shalat berjamaah di mesjid lebih afdhal dari shalat dirumah, membaca alqur'an berbuah pahala, berziarah melapangkan rezki, berpuasa , bermujahadah dalam menuntut ilmu , berdakwah dan shalat pada waktu malam mendapat pahala, namun berapa orangkah yang rajin mengamalkannya. Dan banyak juga dari kita yang mengetahui bahwa melihat yang haram itu dilarang, mendengar yang haram itu dilarang , berbohong , berburuk sangka, mengghibah , mencuri dan menghina sesama muslim , berpacaran, tidak dibolehkan dalam agama dan lain sebagainya. Namun kenapa masih banyak yang melakukannnya?
Sangat disayangkan  yang melakukan itu mereka yang punya pengetahuan dan  menyandang gelar pelajar  islam.  
Kenapa ada yang patuh pada perintah Allah dan kenapa ada yang melanggar sedang mereka mengetahui…. ?
Iblis telah diusir dari rahmat Allah. Ia menjadi makhluk terkutuk dan kelak akan menjadi penghuni tetap di neraka. Iblis mengetahui akan kekuasaan Allah, bahwa Allah adalah pencipta dan maha kuasa atas segala sesuatu dan kalau membangkang perintah Allah ia akan dihukum,  Tapi rasa sombong yang menguasasi hatinya membuatnya enggan melaksanakan perintah Allah untuk sujud pada nabi Adam. Tidak ada gunanya bagi iblis ilmunya tentang Allah dan karena ketidak patuhan pada Allah membuatnya  terlaknat.
Sesungguhnya Allah telah murka pada kaum yahudi karena mereka tidak mengamalkan ilmu yang telah Allah ajarkan pada mereka.
Karena nya dikatakan , celaka dan merugilah  orang yang berilmu sampai ia mengamalkan ilmunya.
Orang yang tidak patuh pada kebenaran secara tidak langsung telah menjadi pengikut iblis. Ia telah dikuasai oleh nafsunya. Sehingga ia menolak untuk tunduk pada kebenaran. Kebenaran bagi mereka adalah ma qalahusy syaitan ma qalathun nafsu. Ketika hal itu tidak sesuai dengan kehendak nasfsunya  ia akan enggan dan berat untuk mengikuti.
Mereka yang sering melanggar perintah Allah, di dunia mereka akan hidup dalam kesempitan, tidak pernah merasa tenang, selalu dalam kesulitan dan kelak di akhirat mereka akan dijauhkan dari rahmat Allah  dan akan dipersulit hisabnya dan tidak ada tempat bagi manusia pelanggar kecuali neraka.
Sedangkan mereka yang selalu patuh, walau itu terasa berat bagi mereka, tapi mereka tetap sabar. Kelak mereka akan mendapat tempat dan  dimuliakan disisi Allah , dipermudah hisab mereka dan didekatkan pada Allah .
Bukan kerana luasnya ilmu mereka  , tapi karena kepatuhan dan ketaatan pada Allah.
Ilmu yang sesungguhnya adalah yang membuat seseorang semakin mengenal Allah, dekat padaNya, patuh pada perintahNya dan takut untuk bermaksiat padaNya.
Ketika ia tahu bahwa shalat berjamaah di mesjid lebih utama , iapun dengan penuh semangat mengerjakannya. Dan ketika ia tahu bahwa berhubungan dengan lawan jenis dilarang, iapun dengan penuh semangat meninggalkannya.
Adapun bila ilmu yang dimiliki, walau ianya seluas samudera , tapi kalau tidak diamalkan dan orang tersebut  tidak takut pada Allah, tidak patuh pada perintahNya, maka orang tersebut belumlah bisa dikatakan berilmu dan bahkan ilmunya yang banyak tersebut akan bisa membuatnya celaka di akhirat.
Kecerdasan intelektual dan luasnya ilmu yang dimiliki belumlah cukup membuat seseorang menjadi mulia disisi Allah, tapi kecerdasan spiritual dan emosinal (al malakah alan nafs) yang lebih banyak menentukan kesuksesan seseorang dalam hidup. Anda mengetahui kebaikan (intelektual ), anda punya dorongan untuk melakukan (emosional ), anda kerjakan dengan sungguh sungguh  dan anda tujukan semuanya untuk meraih ridha Allah (spiritual ),itulah yang semestinya. 
 
Mari kita bertanya dengan penuh jujur pada diri kita masing masing, apakah selama ini kita merasa  begitu berat untuk patuh pada kebenaran, bila ternyata benar, maka ………., saya yakin , insya Allah semua kita mengetahui apa langkah apa yang harus ditempuh.
 
Semoga bisa menjadi renungan.
           
Kairo,1 juli 2008

12.

Memulai dari Hati

Posted by: "M.Arif As Salman" marif_assalman@yahoo.com   marif_assalman

Tue Jul 1, 2008 7:13 am (PDT)

Dalam kehidupan yang kita jalani, kita temukan beberapa orang begitu dekat dengan jiwa kita dan beberapa orang yang lain agak terasa jauh. Dengan yang dekat terasa sekali adanya keterbukaan , saling memahami, saling memberi, memaklumi dan saling menghargai. Adapun yang terasa jauh, terasa sulit pula hubungan itu dibina.  Seakan ada hijab yang membatasi hubungan itu.
Yang dekat bermula dari saling kenal, menemukan adanya kesesuaian hati dan pikiran  dan seterusnya  tumbuh rasa cinta hingga terbina sebuah hubungan yang erat. Bukan karena jarak yang dekat, bukan adanya kesamaan fisik  yang menjadi dasar terbina kedekatan itu tapi hati telah menyatu dan saling bertemu.
Seseorang yang bisa mengambil hati orang lain, orang tersebut akan  dicintai dan disayangi. Seorang laki laki yang punya perhatian pada seorang wanita, wanita itu akan luluh hatinya hingga timbullah rasa cinta dan ingin untuk selalu dekat. Seorang suami yang pandai mengambil hati istri ia akan disayangi oleh istri. Seorang ayah yang mengerti dengan keadaan anaknya , bisa mengambil hatinya , anak tersebut akan cinta pada ayahnya.
Semuanya bermula dari  hati.
Hati bagai seorang raja yang mengepalai angkatan perangnya. Ia berhak memerintah, berkehendak dan memaksa maupun melarang sekehendaknya.
Ketika seorang bapak melihat dari tingkah laku anaknya yang kurang baik, bapak yang mengerti akan mulai masuk kedalam hati anak, ia mencoba menyelami keinginan dan jiwanya  , ketika bapak bisa memahami sang anak dan hati anak telah dapat dikuasainya, bapak tadi akan mudah mengarahkan anak tadi pada keinginannya.
Seorang pimpinan perusahaan yang pandai mengambil hati karyawannya, ia akan dihormati dan disegani . Seorang guru yang menguasai ilmu hati akan dicintai dan dekat dengan para muridnya.
Bila dalam sebuah kerajaan  ada seorang Raja  yang zalim pada rakyatnya karena beberapa ketentuan yang ia terapkan, maka langkah pertama yang tepat untuk dilakukan adalah  dengan mendatangi raja  tersebut  oleh seorang 'alim,, bijak dan disegani. Ia secara perlahan mulai menjelaskan dampak negatif dari ketentuan tersebut . Kalau pada pertemuan pertama ia belum bisa menerima, teruskan pada pertemuan pertemuan berikutnya. Dan coba masuk pada jalan lain kedalam hatinya.
Adapun bila mengerahkan rakyat  untuk berdemo secara langsung pada Raja,   itu bukanlah cara yang tepat. Bahkan bisa berdampak lebih buruk
Raja dengan segala keangkuhan nya akan mengerahkan semua prajuritnya untuk menangkap rakyat yang membangkang , mereka akan dihukum, disiksa dan dibunuh.
Sesungguhnya hati kecil manusia cenderung pada kebenaran, hanya saja diri mereka terkadang dikuasai oleh kebodohan, setan , nafsu , syahwat dan manusia jahat yang ada disekitar dirinya. Ketika ada seorang 'alim yang  datang dengan cara lembut,  lunak, penuh cinta dan kasih sayang ,  hati yang keras itupun dengan perlahan akan menjadi lunak juga insya Allah.
 
Allah mengingatkan Rasulullah untuk tidak  bersikap keras dan kasar dalam dakwah beliau,  karena hal demikian akan membuat  orang orang  menjauh dan berpaling dari beliau.  Sehingga sejarah telah mencatat betapa para sahabat begitu mencintai Rasulullah melebihi kecintaan mereka atas diri mereka sendiri, atas orang tua, anak dan istri mereka , sehingga mereka rela berkorban segala hal untuk beliau, berkorban harta, waktu , tenaga, meninggalkan kesenangan dunia untuk ikut berjihad bersama beliau dan bahkan rela berkorban nyawa melindungi Rasulullah dari serangan musuh dengan diri mereka  dan bahkan juga memerangi orang tua yang menentang dakwah beliau. Semua itu karena Rasulullah telah dapat menguasai hati para sahabat beliau.
Kembali pada hati, kita tidak akan bisa merubah sikap buruk orang pada kita , tapi rubalah hatinya pada kita dengan sikap yang lembut padanya, kita juga tak akan bisa merubah sebuah sistem sebelum kita bisa menguasai hati pembuat sistem, sehingga pada nantinya  mereka sendiri yang akan memperbaiki kesalahan mereka karena adanya keterpanggilan dari hati mereka.
 Manusia juga bukanlah seperti kerbau yang ketika salah, lambat, tidak menurut, lalu di hardik, dipukuli , dibentak dan seterusnya. Tapi manusia punya hati yang didalamnya berkumpul berbagai rasa , keinginan dan kecendrungan dan  hati sangat sensitif  ia tidak bisa di sikapi  dengan cara keras dan kasar. Ia perlu akan adanya kasih sayang, perhatian yang terus menerus,  adanya cinta dan penghargaan yang tulus.
Mari kita coba pada diri kita, ketika seseorang yang kita kenal begitu baik, perhatian , sering menolong, selalu  datang pertama disaat  kita butuh, saya yakin kita pasti akan sayang dan cinta pada orang itu dan  kita sangat ingin bisa membalas kebaikan itu dengan yang lebih baik
Menguasai hati memang sulit dan perlu kesabaran , karena tidak dinamakan hati melainkan seringnya ia berbolak balik, namun ketika ia telah dikuasai semuanya akan menjadi mudah, insya Allah.
Semoga bermanfaat
 
Kairo, 1 Juli  2008
 
 

13.

Tiara Lestari dan Andi Sjarief - Kick Andy Metro TV

Posted by: "andrisuryaningsih" andrisuryaningsih@yahoo.com   andrisuryaningsih

Tue Jul 1, 2008 7:33 am (PDT)


Tiara Lestari dan Andi Sjarief - Kick Andy Metro TV

Oleh : Rezaervani

Sepasang suami istri yang ditampilkan di talk show Kick Andy, 19 April
2007 pukul 22.30 malam di Metro TV.

Seorang Tiara Lestari yang pernah menjadi model majalah playboy (bukan
edisi Indonesia, tapi edisi luar negeri). Diakui sebagai model Indonesia
yang paling berani dalam berpose. Dan suaminya, Andi Sjarief, adalah
anak seorang Doktor pakar ASI Dua dunia profesi yang cukup jauh berbeda
antara profesi suami dan istri.

Banyak potongan-potongan diskusi yang menjadi sangat berkesan bagi saya.
Ketika dengan nada tersendiri, Tiara bercerita bahwa bayi yang kini
dikandungnya ada dalam posisi bersujud, sehingga USG belum bisa menebak
jenis kelamin sang bayi.

Potongan lain, adalah ketika Andi Sjarief, sang suami, memaparkan
alasanya mengapa ia bisa menerima Tiara menjadi istrinya. Adalah
kesediaan Tiara meninggalkan segala yang sebelumnya menjadi pilihan
hidup seorang model : kecemerlangan karir, kematangan finansial, hingga
popularitas. Pilihan dan keputusan yang sungguh tidak mudah.

Ada kesan religius ketika ibunda sang Suami, mertua Tiara, diundang pula
untuk berdialog, ketika sang bunda (sebagai seorang pakar ASI), ingin
melihat kejadian pertama seorang bayi diadzankan oleh ayahnya –
dalam selang waktu 30 menit setelah dilahirkan – diatas dada ibunya,
setelah bayi tersebut secara natural melakukan proses inisiasi ASI.
Dengan mengucap subhanallah, sang bunda dengan bangga mengatakan bahwa
bayi itu insya Allah adalah cucunya yang pertama, anak yang kini sedang
dikandung oleh Tiara.

Kepiawaian Andi F. Noya dalam membaca dan membuat alur seperti ini
begitu mengesankan. Seakan hendak mengatakan bahwa seorang model playboy
sekalipun, bisa mengalami titik balik dalam hidupnya, menyesal
sepenuhnya, dan meninggalkan total masa lalunya.

Pernahkah kita membuat alur seperti itu? Kadang dalam memandang realita
kehidupan kita hanya menggunakan kaca mata hitam putih. Jika tidak
lurus, maka bengkok ? Jika tidak benar, maka salah ? Jika tak
diketemukan nashnya, maka bid'ah ? Terlebih lagi bagi mereka yang
merasa sebagai da'i.

Menciptakan ruang untuk tiap orang berkontemplasi tentang perjalanan
hidupnya, Bukan sekedar judge atau membangun tembok tebal dan tinggi,
tanpa jendela, sehingga orang yang dicap sebagai pendosa tak bisa
memandang keluar. Karena ternyata ada para da'i yang membangunn
benteng tak kalah tinggi, sehingga tak terdengar lagi getaran-getaran
kerinduan di berbagai penjuru.

14.

(Tentang Humor)

Posted by: "dyah zakiati" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Tue Jul 1, 2008 7:37 am (PDT)

Orang yang bisa menulis humor bagiku adalah orang yang luar biasa. Sumpah deh. Eh, ndak boleh sumpah-sumpahan ya. Iya deeh. Beneran. Kadang hal yang lucu bagi kita jadi satire bagi orang lain. Coba aja liat di milis kita. Beberapa waktu yang lalu ada yang membahas status pernikahan di katepe. Asli, aku langsung berhahahahihihi waktu membacanya. Ketawa abis sambil nyari-nyari, hmmm, statusku apa yaa? Tapi setelah itu ada comment yang masuk nanya maksudnya apa (yah, kurang lebih aku nangkepnya gitu deh. Baru aku mikir. Benar juga ya, bagaimana dengan mereka yang membacanya dalam kondisi berumur "sudah saatnya" atau lebih (emang kamu belum, Dy?). Miris mungkin. Yah, aku yakin kok, yang membuat tidak ada maksud apa-apa dan tidak sengaja berbuat apa-apa. (Please jangan perdebatkan hal ini yaa:) peace)

Adalagi hal yang membuatku tambah berpikir waduh, susahnya membuat humor. Pernah aku buka-buka situs humor Indonesia dan kudapatkan guyonan yang menurut aku lucuuu. Aku print dan dengan semangat aku kasih lihat teman-temanku. Itu lhoo, guyonan tentang ayam:

Mengapa Ayam Menyeberang Jalan Menurut Para Ahli
*Guru TK : supaya sampai ke ujung jalan

*PLATO : untuk mencari kebaikan yang lebih baik

*POPE : hanya Tuhan yang tahu

*POLISI : beri saya lima menit dengan ayam itu, saya akan tahu kenapa

*ARISTOTELES : karena merupakan sifat alami dari ayam

*KAPTEN JAMES T.KIRK : karena dia ingin pergi ke tempat yang belum pernah ia datangi

*MARTIN LUTHER KING, JR : saya memimpikan suatu dunia yang membebaskan semua ayam menyebrang jalan tanpa mempertanyakan kenapa

*MACHIAVELLI
: poin pentingnya adalah ayam menyebrang jalan!siapa yang peduli
kenapa!akhir dari penyebrangan akan menentukan motivasi ayam itu

*FREUD : fakta bahwa kalian semua begitu peduli pada alasan ayam itu menunjukkan ketidaknyaman seksual kalian yang tersembunyi

*GEORGE
W.BUSH : kami tidak peduli kenapa ayam itu menyeberang! kami cuma ingin
tau apakah ayam itu ada di pihak kami atau tidak, apa dia bersama kami
atau melawan kami. Tidak ada pihak tengah di sini!

*DARWIN :
ayam telah melalui periode waktu yang luar biasa, telah melalui seleksi
alam dengan cara tertentu dan secara alami tereliminasi dengan
menyeberang jalan.

*EINSTEIN : Apakah ayam itu meyebrang jalan
atau jalan yang bergerak dibawah ayam itu, itu semua tergantung pada
sudut pandang kita sendiri

*NELSON MANDELA : Tidak akan pernah
lagi ayam ditanyai kenapa menyebrang jalan! dia adalah panutan yang
akan saya bela sampai mati

* THABO MBEKI : kita harus mencari tau apakah memang benar ada kolerasi antara ayam dan jalan

*MUGABE
: Setelah sekian lama jalan dikuasai petani kulit putih, ayam miskin
yang tertindas telah menanti terlalu lama agar jalan itu diberikan
kepadanya dan sekarang dia menyebranginya dengan dorongan ayam-ayam
veteran perang. Kami bertekad mengambil alih jalan tersebut dan memberikannya pada ayam,
sehingga dia bisa menyebranginya tanpa ketakutan yang diberikan oleh
pemerintahan

inggris yang berjanji akan mereformasi jalan itu.
Kami tidak akan berhenti sampai ayam yang tidak punya jalan itu punya
jalan untuk diseberangi dan punya kemerdekaan untuk menyeberanginya!

*ISAAC
NEWTON : Semua ayam di bumi ini kan menyebrang jalan secara tegak lurus
dalam garis lurus yang tidak terbatas dalam kecepatan yang seragam,
terkecuali jika ayam berhenti karena ada reaksi yang tidak seimbang
dari arah berlawanan.

Dan dari setiap jawaban aku tertawa-tawa dan membayangkan sudut pandang si tokoh. Tapi apa jawaban teman-temanku setiap kali kutanya lucu ndaaak?

Ndak lucu
Maksudnya apa
apa yang lucu
sense humor kamu gimana sih, kok gini dibilang lucu

hiks, padahal aku dah semangat banget lhooooo. Apa aku yang ndak punya selera humor yaaa. Dan saking sedihnya aku, gedubrak. Aduuuuh. Kakiku terkait bangku dan jatuh. Hiks. Sakiiiit.

Alhamdulillah, akhirnya mereka tertawa terpingkal-pingkal. Akhirnya mereka menyadari bahwa cerita tentang ayam itu lucuuuu sekali. Tak papalah tertawa belakangan.

Benarkan cerita ayam itu lucu?
Lho, enggak kok.
Trus tu buktinya kalian ketawa
hahhaahhaha, kami tuh ngetawain kamu jatuh.
Hiiiiiks sebeeeeeel. Nggak lucuuuuu!!!
Aku bingung dengan selera humorku!!!

15.

Duduk Dimeja Makan Atau Menjadi Menunya?

Posted by: "dkadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Tue Jul 1, 2008 6:16 pm (PDT)

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Mungkin anda pernah mendengar ungkapan berikut ini: "If you are not
in the table, you will be in the menu." Jika anda tidak duduk dimeja
makan, maka anda akan menjadi menunya. Tentu kita sepakat bahwa
lebih baik duduk dimeja makan daripada menjadi menunya, bukan?
Namun, namanya juga ungkapan; tentu bukan pesan harfiahnya yang
perlu kita perhatikan. Melainkan `makna sesungguhnya' dari pesan
itu. Jadi, apa sih sesungguhnya pesan yang ingin disampaikan
ungkapan itu? Kira-kira demikian; didalam dunia yang penuh
persaingan ini, kita tidak bisa tinggal diam - menunggu seseorang
melakukan sesuatu untuk kita. Kita sendirilah yang harus mengambil
tanggungjawab itu. Karena, jika kita diam saja; maka kita ini tidak
ubahnya seperti menu makanan yang terbaring pasrah dimeja makan.
Ingat nasib menu dimeja makan? Tentu. Sebentar lagi dia akan
dikunyah. Ditelan. Dan dua belas jam kemudian akan dibuang dalam
bentuk yang anda tidak ingin melihatnya. Dengan kata lain, jika kita
berdiam diri saja; pihak lain akan mengambil manfaat yang bertebaran
disekitar kita. Sementara mereka menjadi sejahtera; kita hanya bisa
menjadi objeknya saja. Kita tidak ingin mengalami hal sedemikian,
bukan?

Pagi itu saya bermaksud untuk menikmati sarapan. Saya memilih untuk
menyantap soup berisi sayuran. Asyiknya, saya boleh memilih jenis
sayuran apa yang hendak diramu dalam soup itu. Meletakkannya dalam
mangkuk. Lalu menyerahkannya kepada sang koki yang dengan sigap akan
memasakkan soup itu hanya dalam 3 menit saja. Pagi itu, gerakan saya
agak terhenti, karena sayur favorit saya tidak ada. Lalu, saya
bertanya; "Wah, tauge-nya tidak ada ya Pak?" Si koki tersenyum lalu
menjawab:"Maaf Pak, taugenya sedang kosong…." katanya. Tanpa sayuran
yang banyak mengandung vitamin E itu, saya merasa soup itu kurang
lengkap. Tapi, mau bagaimana lagi? Akhirnya saya menerima saja
keadaan itu.

Sesaat setelah saya menyerahkan mangkuk berisi sayuran pilihan itu,
sang koki berkata. "Sebenarnya ada sih taugenya Pak…," katanya. Dahi
saya mengerut. Sambil berbisik didalam hati; `maksud elo….?' "Tapi,"
koki tersebut meneruskan "hanya tauge lokal, Pak.." katanya.

"Tauge lokal bagaimana?" saya bertanya.
"Iya, Pak, lokal. Bukan tauge import."

Bisakah anda membayangkan itu? Seorang koki berkebangsaan Indonesia.
Bekerja di hotel berbintang lima yang berlokasi di Indonesia.
Melayani klien yang berbahasa Indonesia. Merasa menyesal untuk
memberikan tauge hasil kerja keras petani Indonesia.

Bagi saya, kenyataan ini cukup memilukan. Karena, ini menunjukkan
bahwa sikap inferioritas kita sudah sedemikian kronisnya sehingga
untuk urusan barang senilai tauge pun kita tidak memiliki
kepercayaan diri yang cukup. Dengan ungkapan diatas itu,
sesungguhnya saya ingin menekankan kepada diri saya sendiri tentang
betapa pentingnya untuk bersikap proaktif, dan berani mengambil
resiko untuk melakukan sesuatu bagi diri sendiri. Bukan berdiam diri
saja sambil menyerah pasrah atas tindakan apa saja yang akan orang
lain timpakan pada diri saya. Jadi, lebih baik duduk dimeja makan
daripada menjadi menu yang tersaji diatas meja makan itu. Tetapi,
kejadian dipagi itu, menjadikan mata saya terbuka lebar, bahwa;
bangsa ini sedang mengalami krisis yang begitu kritis dimana
jangankan untuk duduk dimeja makan, bahkan untuk 'menjadi menu
diatas meja makan itu pun' ternyata tidak memiliki cukup nyali.

Jujur saja. Saya sedih. Sedih sebagai anak bangsa. Sedih sebagai
anak petani. Dan sedih sebagai anak manusia yang sangat menyukai
tauge. Tetapi, kesedihan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut,
katanya bukan? Baiklah. Jika demikian, hikmah apa yang bisa kita
bawa pulang? Mari kita camkan hal berikut ini: 'Jangankan untuk
duduk dimeja makan, untuk menjadi menu yang tersaji dimeja makan pun
dibutuhkan perjuangan yang tidak ringan'. Sehingga, kita tidak
mempunyai pilihan lain, selain menjadi yang terbaik dikelasnya. Jika
kita ini adalah seorang tauge, maka menjadi tauge yang terbaik
dibandingkan dengan para tauge lainnya adalah satu-satunya kondisi
yang bisa menjadikan kita terpilih sebagai tauge pertama yang diberi
kesempatan untuk menghiasi meja makan. Sebab, jika kualitas kita
tidak cukup bagus – apakah itu karena persepsi orang lain, atau
memang kenyataannya kita ini tauge jelek; maka tidaklah ada gunanya
kita berharap bahwa seseorang akan memilih tauge dari jenis diri
kita untuk menjadi bagian dari masakan prestisius yang disajikan
seorang koki restoran.

Jadi? Jadi, ini bukan saatnya bagi kita untuk bermanja-manja, ya?
Bahkan, bekerja dan berusaha saja tidaklah cukup rupanya. Jaman
dahulu kala; mungkin kita bisa bilang 'sudah saya kerjakan'. Tapi
sekarang, itu tidak lagi cukup. Anda bekerja. Saya bekerja. Mereka
bekerja. Siapa yang pekerjaannya lebih baik? Dialah yang mendapatkan
kesempatan. Sedangkan yang lain? Maaf, anda harus mengantri dalam
waiting list. Jika orang lain masih ada; maka anda tidak akan kami
pakai. Jika orang lain selamanya ada, maka anda selamanya akan
terbengkalai. Jika orang lain terus menerus lebih baik dari anda,
maka anda akan terus menerus pula terlunta-lunta.

Oleh karena itu, sekarang kita mesti lebih sadar bahwa merasa
berpuas diri itu bisa membahayakan. Ini sama sekali tidak
berhubungan dengan keserakahan. Karena, konteks yang tengah kita
bahas adalah tentang mengimbangi dunia yang penuh persaingan. Jika
kompetitor kita lebih baik; mengapa kita masih merasa yakin bahwa
seseorang masih akan mempertahankan kita? Jika ada pekerja yang
lebih baik dari kita, mengapa kita masih mengira bahwa perusahaan
akan terus mempekerjakan kita? Padahal, kita semua sudah tahu bahwa
perusahaan manapun tidak ada yang mau berkompromi dengan pegawai
yang tidak memiliki daya saing. Bahkan, kenyataannya sekalipun orang-
orang itu berkualitas tinggi; tidak jarang kena pengurangan juga.

Coba saja perhatikan; banyak perusahaan besar yang akhir-akhir ini
mengurangi jumlah karyawannya. Dan banyak petunjuk yang membuktikan
bahwa itu tidak semata-mata dilakukan karena karyawannya kurang
berkualitas. Memang, ada diantara mereka yang kurang bagus; tetapi,
pengurangan karyawan secara masal lebih banyak disebabkan karena
perusahaan itu sudah tidak lagi sanggup untuk mempertahankan
semuanya. Jadi, suka atau tidak, mereka melakukannya. Jika sudah
demikian; apa yang bisa kita lakukan? Demo? Boleh saja. Tetapi, jika
perusahaan sudah menunjukan itikad baik dengan melakukan semua
kewajibannya sesuai dengan undang-undang; apakah kita masih memiliki
alasan untuk melawan?

Hey, ternyata masalahnya menjadi semakin kompleks. Bahkan, menjadi
orang yang bagus pun tidak dijamin terus dipekerjakan. Jadi, apa
gunanya punya kualifikasi bagus jika demikian? Bukankah lebih baik
santai-santai saja? Toh, sudah kerja keraspun akhirnya terhempas
juga. Sungguh sebuah pemikiran yang menggoda. Tapi hey, lihat.
Berusaha untuk menjadikan diri kita memiliki daya saing itu masih
jauh lebih menguntungkan. Jika perusahaan kita baik-baik saja;
mungkin kita bisa mendapatkan bonus yang menggiurkan. Mungkin kita
akan dipromosikan. Atau, setidaknya; kita bisa diandalkan. Jika
perusahaan kita terpaksa harus melakukan penghematan; mungkin kita
bisa dipilih untuk tetap dipertahankan. Jika itu pun tidak bisa,
mungkin perusahaan lain akan menyukai kualifikasi yang kita miliki.
Tidak rugi bukan? Kalau tidak ada yang mau juga? Mungkin apa yang
kita bangun dan kembangkan selama ini bisa menjadi bekal bagi kita
untuk hidup mandiri. Apa bedanya?

Jadi, bagaimana pun juga. Membangun kompetensi dan kualitas tinggi
itu tetap lebih menguntungkan. Bukan hanya untuk meningkatkan daya
saing kita. Atau berjaga-jaga jika situasi sulit menerpa kita.
Tetapi yang lebih penting lagi adalah, kita bisa menunjukkan kepada
sang pemilik jiwa bahwa; kita sudah mengoptimalkan semua yang
diamanahkan-Nya kepada kita.

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://dkadarusman.blogspot.com/
http://www.dadangkadarusman.com/

Catatan Kaki:
Tidak soal apakah kita duduk dimeja makan, atau menjadi menu
makanan. Sebab, keduanya membuktikan bahwa kita memiliki arti. Dan
itu lebih baik daripada keadaan dimana kita kehilangan peran bagi
dunia yang kita huni.

16.

Sapa hangat Dari ku UntuK rekan Semua

Posted by: "Adiguna Sinaga" adiguna.sinaga@gmail.com   adiguna.sinaga

Tue Jul 1, 2008 6:17 pm (PDT)

Selamat Pagi Bro And Sis .. Gimana Kabar Hari ini...

Somoga pada Sehat dan Ceria.. Ijinkan Saya Untuk menyapa Teman-teman Semua..
selamat Memulai aktivitas dengan ceria Dan Menyenangkan..

Salam
ADiguna
17a.

Re: Proyek Pencarian Jodoh

Posted by: "beni jusuf" kangbeni@gmail.com

Tue Jul 1, 2008 6:42 pm (PDT)

Tulisan yang sangat inspiratif, ada beberapa poin yang mirip dengan
pengalaman hidup saya. Meski saya tidak bisa menuliskan kisah pribadi
sebagus ini. Tapi satu moral cerita yang saya sepenuhnya setuju dengan
postingan mbak anissa ini adalah: jangan terlalu besar harapan, namun
perkuat ikhtiar.

salam
beni jusuf
www.lorongcahaya.multiply.com

On 6/30/08, sasa909691 <sasa909691@yahoo.com> wrote:
>
> [problem solving] Proyek Pencarian Jodoh
>
> Beberapa hari yang lalu, kuterima sebuah sms dari salah seorang teman
> lama. Isi smsnya lumayan menggelitik dan membuatku merenung.
>
> Ass. Mbak gimana kabarnya? Mbak, cariin aq suami dong. Aq skr br
> ngerasa kesepian nih n br sdr aq butuh seorang pendamping, please..
>
> Bagaimana aku tidak tersenyum membaca sms itu? Karena aku teringat
> pada perjalanan pencarian jodohku sendiri yang melalui jalan yang
> berliku. Mungkin aku bukan satu-satunya orang yang butuh waktu
> bertahun-tahun untuk menemukan jodoh yang telah di sediakan Allah untukku.
>
> Sms dari teman dengan nada yang sama bukan kali ini saja kuterima.
> Beberapa kali dan dari orang yang berlainan. Sms dan email dengan
> maksud minta di carikan jodoh semakin sering kuterima sesudah aku
> menikah.
>
> Dimanakah engkau jodohku?
>
> Recent Activity
>
> - 15
> New Members<http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan/members;_ylc=X3oDMTJnN2VmMGJnBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4MjUzNTg0BGdycHNwSWQDMTcwNzUzMTUwNQRzZWMDdnRsBHNsawN2bWJycwRzdGltZQMxMjE0ODA4MTM5>
>
> Visit Your Group
> <http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan;_ylc=X3oDMTJmaWNna3FuBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4MjUzNTg0BGdycHNwSWQDMTcwNzUzMTUwNQRzZWMDdnRsBHNsawN2Z2hwBHN0aW1lAzEyMTQ4MDgxMzk->
> Curves on Yahoo!
>
> A group for women<http://us.ard.yahoo.com/SIG=13p55khv5/M=493064.12016299.12445691.11322765/D=groups/S=1707531505:NC/Y=YAHOO/EXP=1214815339/L=/B=yVJ2AELaX.U-/J=1214808139733741/A=4990221/R=0/SIG=11odsb6gn/*http://new.groups.yahoo.com/Women_Of_Curves_Everywhere>
>
> to share & discuss
>
> food & weight loss.
> Special K Group
>
> on Yahoo! Groups<http://us.ard.yahoo.com/SIG=13pq9h1ro/M=493064.12016300.12445692.11323196/D=groups/S=1707531505:NC/Y=YAHOO/EXP=1214815339/L=/B=ylJ2AELaX.U-/J=1214808139733741/A=5170416/R=0/SIG=11b5gu1oe/*http://new.groups.yahoo.com/specialKgroup>
>
> Learn how others
>
> are losing pounds.
> Real Food Group
>
> Share recipes<http://us.ard.yahoo.com/SIG=13otogn3f/M=493064.12016243.13036160.8674578/D=groups/S=1707531505:NC/Y=YAHOO/EXP=1214815339/L=/B=y1J2AELaX.U-/J=1214808139733741/A=5379224/R=0/SIG=11gatb1qb/*http://advision.webevents.yahoo.com/hellmanns/>
>
> and favorite meals
>
> w/ Real Food lovers.
> .
>
>
>
18.

Caesar, Excited tapi Syakeeet…

Posted by: "INDARWATI HARSONO" patisayang@yahoo.com   patisayang

Tue Jul 1, 2008 7:00 pm (PDT)



Caesar, Excited
tapi Syakeeet…

 

Kamis
sore, 22 Mei 2008, aku terbangun dari tidur siang dengan perasaan sama. Suntuk
penuh ketidaksabaran karena sudah mendekati tanggal perkiraan kelahiran tapi si
kecil belum ada tanda-tanda mau keluar. Perasaan itu baru berbalik 180 derajat
ketika kutemui bercak darah di pakaian dalam. Perkiraanku, berdasarkan
pengalaman melahirkan sebelumnya, paling lambat besok si kecil akan nongol ke
dunia. Kebetulan, hari Jumat itu adalah waktuku kontrol dokter.

 

Esoknya,
sengaja membawa tas berisi perlengkapan sekalian, aku diantar suami ke rumah
sakit. Dalam perjalanan, kontraksi mulai kurasakan meski belum terlalu menekan.
Intervalnya pun masih belum konstan. Saat dilakukan pemeriksaan dalam, ternyata
sudah bukaan dua. Dokter menyarankan aku segera ngamar agar bisa dilakukan
observasi. Menurut rencana, jika dalam empat jam tak ada perkembangan berarti
dokter akan memberi induksi. Ini lantaran ketuban sudah banyak berkurang dari
terakhir kali kontrol. Jika dibiarkan tanpa induksi khawatir membahayakan
kondisi janin. Waktu itu menjelang jam 11 siang.

 

Harap-harap
cemas, membayangkan sakitnya diinduksi kalah oleh kebahagiaan karena si kecil
yang sudah bertahun-tahun kami nanti—bahkan dengan dua kali kiret
sebelumnya—akan segera menambah ceria hari-hari kami. Di ruang observasi,
suster segera memasang alat CTG untuk mengukur hiss (kontraksi) dan denyut
jantung bayi. Si kecil juga direkam gerakannya lewat tombol yang kutekan setiap
merasa dia bergerak. Suster beberapa kali mengernyit dengan hasilnya. Selain
kontraksinya tercatat tak signifikan, justru denyut bayi drop dan gerakannya
termasuk jarang. Bahkan dibel—dibunyikan semacam klakson di perut—pun dia tak
banyak bereaksi.

 

Setelah
hasil diberikan pada dokter, observasi dilakukan dua jam lagi. Rentang waktu
itu kumanfaatkan untuk jalan-jalan atau mencoba tidur. Dipasangi alat CTG yang
kedua, kondisi si kecil justru memburuk. Denyut jantungnya bahkan sampai drop
ke 70. Padahal normalnya 120-160. Belum ada seperempat jam hasil diberikan
dokter di bawah, suster sudah kembali dengan berita yang sangat mengejutkan.

"Makan
dan minumnya sudahan dulu ya Bu (untung waktu itu aku sudah menghabiskan jatah
snack siang). Ibu harus puasa untuk persiapan operasi," katanya.

 

Aku
seketika terlolong, "Operasi?"

"Denyut
jantung janin lemah sekali. Dokter khawatir terjadi gawat janin. Sekitar satu
jam lagi operasi. Ada
keluarga yang bisa dihubungi?"

Segera
kutelepon suami yang baru saja sampai di rumah sepulang sholat Jumat. Baru
beberapa menit lalu aku membalas SMSnya yang mengabarkan bahwa semua baik-baik
saja.

 

Selanjutnya,
semua berjalan dengan cepatnya. Suster silih berganti datang memberiku baju
operasi, memintaku melepas semua perhiasan, memasang oksigen, infus, juga klisma.
Suamiku muncul dengan raut tak terjemahkan. Dia sendiri paling enggan kalau
harus berurusan dengan dokter, rumah sakit, dan jarum suntik. Ini malah
istrinya harus operasi--meski bukan untuk yang pertama. Sayang, Ais tak
diijinkan masuk untuk memberiku tambahan kekuatan.

 

Soal
biaya, sempat menjadi pikiranku juga. Dengan induksi, jelas tambahan biaya 10%
dari perkiraan biaya normal yang sudah kubaca di formulirnya saat pesan ruang.
Operasi caesar, jelas akan melebihi plafon dari asuransi perusahaan. Apalagi
kami ambil kamar utama yang hanya diisi satu orang. Pertimbangan kami, jam bezuknya
tak dibatasi dan keluarga boleh ikut menginap. Di kelas 1 dan bawahnya, itu tak
memungkinkan. Padahal aku perlu memberi perhatian pada Ais yang sedang sibuk
ujian. Hari Minggu dia ujian kenaikan sabuk taekwondo, Senin dan hari
selanjutnya ulangan harian akhir semester di sekolahnya sedangkan sorenya
ulangan di TPA. Namun mengingat bahwa ini semua demi sebuah jiwa yang telah
begitu lama kami nanti bahkan harus melalui dua kali gagal, semua perhitungan
ekonomis tak lagi berarti. Itung-itung, suami mungkin juga mau membayar
kekurangnyamanan yang kurasakan saat melahirkan Ais dulu.

 

Saat
melahirkan Ais aku memilih pertolongan bidan. Malu, tak ada dokter obgyn
perempuan. Mau pesan kamar yang lebih layak pun tak ada. Mau yang kelas VIP pas
bokek, khawatir tak terkaver karena belum gajian, tak cukup uang cashnya.
Diganti kantor sih sebenarnya, tapi nanti. Akhirnya aku di kelas 3 yang
berderet 5 (seingatku) tempat tidurnya. Maka, yang perlu kupersiapkan saat ini
hanyalah mental. Menghilangkan kekagetan karena melahirkan normal sudah jadi
'cita-citaku' sejak semula.

 

Jam
tiga, baru dokter cantik yang baik hati dan ramah serta komunikatif itu datang
dan menjelaskan semuanya. Ada
indikasi si kecil kekurangan oksigen juga. Itulah mengapa jalan persalinan
normal—yang dia tahu ingin sekali kutempuh—tak bisa dilakukan.

"Setengah
empat kita operasi ya," katanya sebelum meninggalkanku. Sempat ditawarkannya
pula obat pereda nyeri kontraksi. Toh merasakan atau tak merasakan kontraksi
tak lagi berarti. Tapi kutolak karena kupikir biarlah kunikmati sensasi alamiah
yang indah sekaligus menyiksa ini.

 

Didorong
di atas brankar masuk ke ruang operasi, jujur, bukan rasa takut yang kurasakan.
Pengalaman kiret dua kali bagiku lebih menyakitkan—secara psikologis. Selain
karena harus kehilangan calon bayi, bius total yang kualami terus terang
menimbulkan trauma. Proses dari kondisi terbius menuju sadar itu sempat
membuatku 'lost', berada di dunia antah
berantah yang sempat kukira alam kubur.

 

Di
operasi caesar, aku dibius spinal. Jadi hanya tubuh dari perut ke bawah yang
mati rasa. Kesadaran masih sepenuhnya kumiliki. Apalagi bagi pengalaman Syasya
sebelumnya terus terang sempat membuatku ingin tahu lebih tentang caesar. Tak
dinyana, harus kualami sendiri akhirnya.

 

Begitulah,
setelah perutku kebas, dibuatlah sayatan sepanjang kira-kira sepuluh centi.
Dapat kuikuti prosesnya dari lampu operasi yang menjadi 'cermin' kejadian di
bawah sana.
Baju operasi yang hanya berupa dua lembar kain dengan tali di kanan kiri,
bagian depannya dicantolkan di sebentuk besi, menjadi tirai di hadapanku. Dokter
sempat bercanda mestinya memasang spion besar yang biasa dipasang di tikungan
jalan agar aku bisa jelas melihat. Ini lantaran aku  crewet minta lampu operasi diarahkan agak ke
arahku. Pasien langka katanya. Biasanya ibu-ibu takut dioperasi, ini malah
ingin melihatnya dengan jelas.

 

Dalam
kesadaran penuh kunikmati detik-detik hingga sebentuk kepala dengan rambut
tebal hitam di atasnya dikeluarkan dari dalam rongga rahimku yang nyaman.
Beberapa detik kemudian, menyusul bagian tubuh lain keluar, terdengarlah
jeritan. Alhamdulillah, tepat pukul 16.05, gadis cantik yang kemudian kuberi nama
Yasmina Jaladri Hilmy itu lahir ke dunia. Yasmina berarti melati—nama yang baru
kutemukan di detik-detik terakhir demi tahu dia perempuan. Jaladri Hilmy yang
sudah lama kusiapkan terlalu macho buatnya yang imut dan cantik. Jaladri
berasal dari bahasa Jawa yang berarti samudra, sedangkan Hilmy dari bahasa Arab
yang kalau tak salah berarti ilmu.

 

Sayang,
inisiasi menyususi dini yang kupahami dan kuharapkan tak bisa terlaksana. Baru
setelah si kecil dibawa keluar, dan sayatanku dijahit, aku merasa pusing dan
ngantuk. Sekitar pukul lima
sore aku sudah berada di ruang pemulihan.

 

Di
ruang pemulihan, barulah ketidakenakan caesar kurasakan. Efek dari biusnya,
juga sakit di bawah perut lantaran sayatan itu. Yang jelas juga terasa, dingin
yang tak tertahankan. Aku sampai pakai selimut dobel. Ingin meringkuk jelas tak
bisa. Minum pun dibatasi. Tapi masih mending boleh langsung minum, tak perlu
menunggu kentut dulu. Aku tak dipindah sebelum bisa mengangkat pantat.
Jangankan mengangkat pantat pindah tempat tidur. Mengangkat kaki pun sulitnya
bukan main. Bahkan seolah tak nyambung antara keinginan dan gerakan. Kakiku
kurasakan sempat bergerak sendiri. Semacam tremor gitu.

 

Tepat
lima jam
kemudian baru aku dibawa ke kamar. Tepat jam sepuluh malam. Itupun aku harus
cerewet mengingatkan suster. Tak sabar lantaran calon pasien operasi--getah bening
entah apa--di sebelahku membawa masuk 'pasukannya', suami dan dua anaknya yang
masih kecil. Berisiknya itu lho. Dalam kondisi normal, mungkin aku fine-fine aja bahkan suka. Tapi ini, aku
ingin segera istirahat. Aku juga jujur sebenarnya iri karena sebelumnya Ais mau
masuk harus ijin dulu itupun hanya boleh sebentar. Mungkin perawat jaganya sudah
ganti atau orang ini kenal sama perawatnya. Entahlah.

 

Sampai
di kamar, kudapati Ais, suami, dan kedua mertua ada di sana. Mencoba memberi ASI ekslusif, sekaligus
tak sabar ingin menimang si kecil aku minta agar rawat gabung. Wah, amazing sekali melihat si kecil yang
tampak imut itu. Dia berkulit bersih (tak segelap kakaknya dulu), berambut
lebat lurus sepertiku. Bibir, matanya dengan bulu mata panjang, dagu lancip,
hidung cenderung pesek, tak jauh beda dengan kakaknya. Jemarinya amat imut
lentik. Alhamdulillah, anakku sempurna, cantik.

 

Sayang,
malam itu ASIku belum keluar. Si kecil rewel. Meski sebenarnya dalam tiga hari
bayi tak diberi cairan tak apa-apa (dia punya persediaan di tubuhnya) tapi
lantaran desakan mertua yang kasihan lihat Yasmin rewel seperti itu, suami
terpaksa mencarikan susu formula. Sebelumnya dia harus menandatangani formulir
tak jadi ASI ekslusif. Si kecil juga minum susu khusus non alergi karena aku
punya riwayat alergi. Untungnya masih tersedia di apotik di bawah.

 

Agar
aku dan kakaknya yang tampak kepayahan bisa istirahat, si kecil kukembalikan di
ruang bayi saja. Baru esoknya percobaan mengeluarkan ASI itu kami lakukan lagi
dan alhamdulillah berhasil. Selama 24 jam aku hanya boleh tiduran, belajar
baring kiri kanan. Belum kuat meski hanya untuk duduk saja.

 

Jam
lima esoknya, hari
Sabtu, baru aku diperbolehkan belajar duduk, lalu turun dari ranjang. Dalam
persalinan normal, seingatku empat jam si ibu sudah bisa jalan. Sebelumnya
infusku dilepas, juga kateter. Aku harus 'melatih' kembali alat vital yang satu
itu untuk berfungsi secara normal. Rasanya aneh sekali. Bahkan ada sedikit
kekhawatiran ngompol jika ternyata belum bisa menahan pipis. Syukurlah itu tak
terjadi. Dokter sempat visit meski jam menunjukkan pukul 11 malam. Senin, baru
perbanku rencananya diganti dengan yang tahan air agar bisa mandi.

 

Hari
Minggu, bete mulai kurasa. Selain karena perasaan berat di kepala, leher dan
punggung itu, aku juga mulai 'menghitung hari'. Kata dokter, biasanya sekitar 4
atau 5 hari pasien baru boleh pulang. Lha ini hari ketiga aja aku teringat Ais
terus? Meski ada mertua, mamanyalah yang paling tahu bagaimana menangani dia.
Siapa yang akan menemaninya belajar? Tapi semua kucoba tahan. Terakhir telpon,
dia baru pulang dari ujian taekwondo di Pasar Minggu dan berencana ikut
kakeknya menjenguk si adik. Sekitar jam 4 sore waktu itu.

 

Tak
sengaja, aku tengah di kamar mandi, sendiri—tanpa bantuan suami maksudnya—ketika
dokter datang. Sebenarnya rencana visitnya besok. Tapi karena khawatir tak
bisa, beliau menyempatkan diri sekarang. Mendapati aku sudah bisa jalan-jalan
sendiri, desakanku untuk pulang saat itu juga dikabulkan. Perban diganti,
dibekali obat, maka segeralah kami mengurus semua birokrasinya. Teler juga
sebenarnya karena aku belum pulih sepenuhnya. Tapi secara psikologis akan lebih
menguntungkan jika aku berada di rumah, bisa mendampingi Ais selalu terutama.

 

Biaya,
jangan ditanya. Terhitung mahal, tapi alhamdulillah excess masih terkaver oleh kami.

"Emang
udah rejekinya si Yasmin. Papanya sering lembur sebelumnya," kata suami.

Untungnya
lagi, pas mau pulang, sahabat sekaligus tetangga kami (Mashudi-Ike-Ibu) datang.
Sekalian deh, ada mobil gratis, tak perlu repot-repot panggil taksi. Maka
sekitar pukul 8 kami sudah sampai di rumah. Welcome
home Hilmy (nama yang sering kupakai saat masih dalam kandungan karena
yakin, atau kepingin dia laki-laki).

 

Lalu,
apakah syakeetnya sudah selesai? Ternyata belum Saudara Saudara. Tapi lantaran
sudah melewati jam malam, kuputuskan sampai di sini dulu saja. Biasanyanya jam
satu atau dua Yasmin ngajak bangun sampai subuh. Suami dan Ais sudah sedari
tadi menemaninya di kamar bersama. Udah ngantuk juga nih…oahmmm…  (Ind)

 

Tanah Baru, 02/07/08 00.30

http://lembarkertas.multiply.com

19.

Suka Duka Pasca Melahirkan Anak Pertama dan Kedua

Posted by: "INDARWATI HARSONO" patisayang@yahoo.com   patisayang

Tue Jul 1, 2008 7:01 pm (PDT)



Suka Duka Pasca Melahirkan Anak Pertama dan Kedua



Mau menikmati punya bayi dengan nilai �lebihnya�? Cobalah
melahirkan tidak dekat keluarga besar. Hal ini kualami dengan kelahiran anak
kedua kami, Yasmina Jaladri Hilmy.



Dulu, ketika hendak melahirkan anak pertama, aku memutuskan
di Pati saja. Di rumah ibu tempat aku dilahirkan dan dibesarkan dulu selain ada
ibu dan bapak, juga ada kakak yang serumah. Selain itu, semua saudaraku juga
tinggal di kota
yang sama. Maka ketika melahirkan Ais, kami tinggal jadi decision maker. Nyaris semua urusan sudah ada yang mengatur yang
jelas sudah berpengalaman. Soal beli anting-anting bayi, misal. Meski
kelihatannya remeh, hal ini sempat bikin aku sedikit kesulitan dengan Yasmin.



Waktu Ais, mbakku yang membelikan, sudah disiapkan sebelum
si kecil dibawa pulang dari rumah bersalin. Jadi saat pulang, dia sudah
ditindik dan beranting-anting. Jelas orang tak perlu bertanya lagi dia laki
atau perempuan. Pada Yasmin, karena masih kesakitan pasca caesar, hal-hal remeh
tersebut terkesampingkan. Baru seminggu kelahirannya aku berpikir untuk mencari
orang yang bisa menindik telinganya. Untungnya, di Hermina bisa. Sekalian pergi
untuk imunisasi jadinya.



Maka aku pun harus menyiapkan antingnya dulu. Masih
kesakitan berjalan, aku ke pasar untuk mencarikan sendiri si kecil anting. Agak
takut juga kalau perutku ketubruk atau tertekan badan orang. Maklum, hari Sabtu
pasar lumayan padat pembelinya. Selesai ditindik, aku justru menyesal
melihatnya menangis dengan darah masih keluar dari bekas tindikan telinga
kanannya. Di Ais aku tak lihat prosesnya, tinggal bersih dan cantiknya.



Itu baru soal anting. Soal aqiqah lain lagi. Ingin
menyegerakan sunah Rasul, aku pun segera hunting
orang yang bisa dipesani paket aqiqah lengkap. Belum bisa merepotkan diri
sendiri plus tak ada keluarga yang bisa membantu, kami memilih pesan box nasi
lengkap saja lalu dibagikan ke tetangga. Rencana mengundang teman-teman pun
buyar karena kondisiku belum memungkinkan. Aqiqah Ais dulu, semua sudah ada
yang merencanakan dan bisa direpoti. Kambing menyembelih sendiri. Masak
sendiri, memanggil tasyakuran ke rumah.



Soal perawatan bayi, jelas beda juga. Saat Ais, kami
memanggil bidan/dukun bayi yang bisa memandikan (khusus saat belum puput
pusarnya) dan memijatnya. Atau kalau tak begitu, kakakku yang serumah dengan
ibu yang berani menggantikannya memandikan. Baru setelah aku benar-benar tak
merasa sakit lagi, Ais kumandikan sendiri. Itupun setelah puput pusar. Pada
Yasmin, begitu sampai rumah, dia berusia tiga hari langsung kumandikan sendiri.
Tak peduli dia belum puput puser, tak peduli aku harus sembari menahan sakit di
perut pasca operasi.



Usai melahirkan di Pati, aku dipijat dan seperti adat orang
Jawa kebanyakan �disiksa� dengan tapel di perut dan dahi. Tapel itu seingatku
dibuat sendiri oleh ibu. Dari tepung beras ditambah entah apa, dibikin
bola-bola, dijemur kering, lalu dicampur air saat hendak digunakan. Jamu,
jangan ditanya. Meski pahit harus dihabiskan. Setelah melahirkan Yasmin, tak
ada sentuhan Jawa yang �menyiksaku�--tapi harus kuakui kurindu. Apalagi ini
bedah caesar. Dokter saja hendak memberi obat agar bekas lukaku cepat kering
tak sembarangan. Apalagi minum jamu.



Untuk membantu mengembalikan bentuk perut, pasca melahirkan
Ais aku diharuskan mengenakan kendit.
Jelas dibantu saudaraku yang lain yang pastinya kuenceng banget sehingga
dudukku jadi tegak seolah disangga. Usai melahirkan Yasmin, aku mengenakan
gurita ibu yang jelas kalah kakunya dibanding lilitan kain panjang tak lebar
itu. Sebagai pasangan kendit, aku diharuskan mengenakan kain panjang. Biar
jalan terjaga dan tak banyak tingkah. Malam pertama usai melahirkan kaki bahkan
harus selalu diselonjorkan. Tidur tak boleh miring. Buatku yang banyak tingkah,
hal itu jelas amat menyiksa.



Ini berbeda saat usai caesar. Aku justru dalam 24 jam harus
belajar tidur miring untuk kemudian belajar duduk dan berjalan. Maklum, efek
anestesinya bikin kepala dan leher, juga pundak jadi berat tak karuan. Nggliyeng tak tertahankan. Jadi ingat
habis kecelakaan tahun 1998 yang membuahkan beberapa jahitan di kepala. Buat
duduk agak lama tak kuat.



Yang teranyar, soal cukur rambut bayi. Menurut sunahnya,
setahuku, dilakukan pas aqiqah dan sebaiknya gundul, tak hanya sedikit sebagai
syarat saja. Pada Ais, seingatku bidan atau keluargaku yang menggundulinya.
Pada Yasmin otomatis kami harus melakukannya sendiri�meski ada seorang sahabat
yang menawarkan diri membantu. Aku semula berniat mencukurnya pas aqiqah tapi
tak tega. Lama-lama, bukannya semakin berani malah semakin tak pasti. Meminta
tolong suami yang turun tangan, dia beralasan menunggu pas 40 hari saja.



Dasar orang tak tegaan, tak berani soal mengurusi
bayi�bahkan termasuk menggendong kalau tak terpaksa sekali�dia tak jua bergerak
meski sudah mendekati selapan. Akhirnya, dua malam lalu, tak banyak berpikir
panjang, kuminta dia mengambil pisau cukur yang kuminta beli siangnya.
Bismillah, kumulailah membersihkan rambut si kecil yang tertidur pulas di
dekapanku. Melihatku asyik-asyik aja, suami pun akhirnya memutuskan turut
�menguji nyali�, turun tangan membantu mencukur saat dari posisiku tak
menguntungkan. Alhamdulillah, pe er uba
rampe (pernak-pernik, Jw)
perawatan bayi baru selesai sudah.



Meski harus sedikit repot mengurus apa-apa sendiri, asyiknya
usai melahirkan jauh dari keluarga besar yang masih memegang adat Jawa adalah
aku terbebas dari pernak-pernik weton dan sebagainya. Beberapa minggu
sebelumnya keluarga sering menanyakan apakah sudah puput puser. Di hari
kesepuluh, barulah puput.



�Suruh kakaknya saja yang mangku,� kata mbakku.

�Lho, emangnya kenapa kalau bayi sudah puput puser?�

�Biasanya sih disuruh mangku atau menggedong
tetangga-tetangga,� jawab kakakku.

Alah, ada-ada saja pikirku. Tapi kuyakin, pasti ada hikmah
yang tersembunyi di sana.
Mungkin buat mengajarkan si kecil sosialisasi sejak dini. Hihihi�



Tanah Baru, 01/07/08
23.03

Membandingkan
saat-saat penuh kenikmatan yang takkan terlupakan. http://lembarkertas.multiply.com







20.

Jaminan Keselamatan

Posted by: "INDARWATI HARSONO" patisayang@yahoo.com   patisayang

Tue Jul 1, 2008 7:04 pm (PDT)



Jaminan Keselamatan



Aku pulang membawa kelegaan. Dengan obat di tangan, kuharap
gangguan gatal yang selama tiga hari tiga malam ini mendera tak lagi berkutik
karenanya. Juga, ternyata kartu asuransi dari kantor suami yang tinggal gesek
di kasir masih �sakti�. Maka biaya untuk konsultasi ke dokter spesalis kulit
serta obatnya tak perlu merogoh kantung sendiri.



Kembali ke tempat parkir aku seketika teringat si Mbak.
Pembantuku yang hanya bertugas nyuci setrika dan bersih-bersih rumah itu
beberapa hari lalu mendapat cobaan. Anak (baru) satu-satunya yang berusia 3
tahun jatuh tersungkur, entah bagaimana kepalanya kena batu hingga robek.



Sehari sebelumnya dia sudah nggak masuk kerja. Dan seperti
biasanya, tak pamit apa-apa. Baru besoknya ketika masuk memberi alasan
ketidakhadirannya. Di hari kedua ketidakdatangannya, dia lewat sambil
menggendong anaknya. Dari rumahnya di kampung sebelah perumahan, dia hendak
membawa si anak yang kepalanya bocor itu ke Puskesmas atau dokter umum
tetanggaku di perumahan. Namun keduanya tak bisa memberi pertolongan.



Mampir ke rumah, memberi alasan libur kerja kemarin (ternyata
si anak sakit, makanya sempat kehilangan keseimbangan saat didudukkan) dan hari
ini, dia memperlihatkan juga anak di gendongannya dengan luka di kepala pada
suami. Sayang, dia menolak saat suami menawarkan bantuan untuk mengantarnya ke
dokter. Dengan diantar kakak perempuannya, mereka menuju ke seorang mantri
praktek. Sayangnya, si mantri ini tak melakukan penjahitan di luka yang robek.
Entah kenapa. Bahkan terkesan pertolongan yang diberikan ala kadarnya. Apesnya,
dengan pertolongan yang minimal, si mbak harus merogoh kocek lumayan besar
baginya. Apesnya lagi, dia kehabisan ongkos pulang. Jarak dari praktek mantri
ke rumah yang sekitar 2 kilometer yang jika naik angkot musti bayar 2500
ditempuhnya dengan jalan.



�Nggak pernah jalan kaki segitu, sambil nggendong si Dika,
lumayan capek juga Bu. Mana panas lagi,� katanya.



Aku sedikit menyalahkannya kenapa menolak bantuan suamiku
waktu itu. Kutanyakan juga perkembangan si kecil.

�Itulah Bu. Kok perbannya basah seperti ada darah merembes
gitu ya? Kemarin nggak dijahit. Cuma dikasih obat betadine atau apa trus
diperban. Katanya suruh buka kalau udah 3 hari.�

�Lha Dikanya sendiri gimana?�

�Nggak mau makan. Dieem aja.�

�Kok kemarin nggak langsung dibawa ke B (dokter anak
langganannya)?� tanyaku lagi.

�Lha, saya cuma pegang duit 50 ribu. Bla bla bla��



Aku manggut-manggut mendengar penjelasannya. Dengan gaji
pembantunya dan gaji suaminya yang jika digabung hanya beberapa ratus ribu, aku
bisa membayangkan keadaan ekonominya. Maka pulangnya kuberi dia sejumlah
rupiah.



�Buat Dika,� kataku. �Bawa ke B saja.�

�Enaknya besok nunggu tiga hari lagi atau sekarang ya Bu?�
tanyanya setelah mengucap terimakasih dan berjanji akan menggantinya dengan
potong gaji--yang kujawab tak usah saja.



�Terserah kamu. Tapi menurutku sih sebaiknya sekarang. Udah
ada dana, nunggu apalagi? Daripada tambah buruk,� jawabku. Maka berlalulah dia.



Esoknya, dia melaporkan bahwa si anak sudah dibawa ke B.
Sempat dipaido (diomeli, Jw) sama dokternya kenapa nggak langsung
dibawa ke dia. Dengan lirih dia menjawab bahwa tak ada uang. Lukanya dibuka,
dibersihkan lagi, lalu diobati.



Dapat kubayangkan, bagaimana kondisinya di tempat dokter
waktu itu. Dapat pula kubayangkan bagaimana dia dengan segala kepanikan
membawa-bawa anaknya yang luka di kepala ke tempat yang diharapkan bisa
membantunya dengan uang ala kadar. Lalu berjalan pulang dari mantri di bawah
terik siang si sepanjang jalan berdebu dan full asap kotor kendaraan dengan
menggendong si buah hati. Sungguh, aku mencoba berempati, membayangkan
bagaimana jika yang di posisinya adalah aku.



Sebelum berada dalam taraf ekonomi yang membaik seperti
sekarang ini, aku pun pernah was-was membawa Ais yang sakit ke klinik karena
uang yang kupunya pas-pasan saja sementara tak ada saudara yang bisa dimintai
pertolongan. Yuni dan keluarganya, bukanlah satu-satunya warga masyarakat yang
harus berjuang mati-matian untuk memenuhi kehidupan yang bisa dianggap layak.
Bahkan pasti lebih banyak lagi yang lebih tidak seberuntung dirinya. Kisah
semacam itu menjadi santapan kita sehari-hari di koran, majalah, tabloid, juga
berita di televisi. Pasti ada keinginan untuk sedikit mengulurkan tangan, dan
akan lebih mudah jika mereka adalah orang-orang di sekitar kita yang kita
kenal.



Mencoba mengambil hikmah lebih jauh, aku berpikir tentang
kampung akhirat. Harta yang dimiliki seseorang mungkin bisa diibaratkan sebagai
pahala di akhirat nanti. Orang yang banyak �harta�� tentu tak akan bingung di kampung sana. Bahkan, dia mungkin
bisa memasuki surga melewati pintu yang manapun yang dia suka. Ini berbeda
dengan orang yang sedikit pahalanya. Hendak kemana lagi dia mencari pertolongan
di hari semua sudah membawa bekalnya sendiri-sendiri? Pintu yang manakah yang
akan terbuka untuk dirinya? Ruang yang manakah yang kan tersedia sesuai
�kelasnya�?



Mencoba berkaca, aku tak yakin bahwa kondisiku di akhirat
nanti (jika sewaktu-waktu dipanggil-Nya pulang) sama seperti sekarang, ada
jaminan �kesehatan dan keselamatan�. Bagaimana jika di akhirat nanti aku papa
tanpa pahala yang bisa kubawa? Entahlah.(Ind)



Tanah Baru, 01/07/08
22.03

Di hari-hari penuh
perenungan http://lembarkertas.multiply.com





21a.

Re: Mohon Informasi Biaya Persalinan di Depok

Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com   patisayang

Tue Jul 1, 2008 7:19 pm (PDT)

Depoknya sebelah mana dulu mbak? kalau di Depok 1, klinik Depok Jaya
sepertinya ok punya. dokter langgananku yang baik hati juga praktek di
sana. selama ini kontrol kemana?

salam,
Indar
yang baru aja melahirkan

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Dahlia Kartika Wirastuti"
<dahliakartikaw@...> wrote:
>
> Selamat Sore..
>
> Kepada rekan-rekan milist semua.. Saya dan suami baru pindah ke kota
depok,
> saat ini saya sedang hamil 3 bulan.. mohon bantuan informasi dari Semua
> rekan-rekan yang mengetahui biaya kelahiran di kota depok... Mohon
infonya..
> (kalau boleh biaya saya meminta info biaya persalinan yang agak murah,
> karena biaya yang ditanggung dari kantor suami sangat terbatas)
>

>

22a.

Re: (numpang promosiiiii)  Ke Jakarta Book Fair yuuuk?

Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com   patisayang

Tue Jul 1, 2008 7:23 pm (PDT)

Waaah!!! Ichen hebat oiy! rencana aku emang mau ke sana minggu ini. if
jadi, pasti ketemu dirimu!

big hug
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, dewi cendika
<candy_hepi@...> wrote:
>
>
> Ƃ Haiii......ke Jakarta Book Fair yauukkk......
>
>
>
> Nah, kalo ternyata mau ke sana , kenapa nggak hari Minggu tanggal 6
Juli aja? Biar sekalian ketemu sama kita. Hehehe Ć¢€¦ dalam rangka
peluncuran novel duet kita berdua yang berjudul Ć¢€˜Misteri Hilangnya
Novelis TerkenalĆ¢€™Ć‚ karya Iwok Abqary dan Dewi Cendika(Plus buku
Serial Polly-nya Dewi Cendika )Penerbit Raja Grafindo akan mengadakan
acara :
> Ƃ
> Lomba Puzzle untuk anak-anak
> Minggu, 6 Juli 2008
> Pukul 10.00 Wib Ć¢€" selesai
> Tempat : Stand Rajagrafindo Persada
> Ruang Cempaka no. 109, 111 dan 113 - Istora Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta .
> Ƃ
> Meet & Greet Penulis novel detektif anak Ć¢€™Misteri Hilangnya
Novelis TerkenalĆ¢€™ (Iwok Abqary & Dewi Cendika)
> Minggu, 6 Juli 2008
> Pukul 13.00 Ć¢€" 15.00 Wib.
> Tempat : Stand Rajagrafindo Persada
> Ruang Cempaka no. 109, 111 dan 113 - Istora Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta .
> Ƃ
> Ayo, ajak semua anak, adik atau ponakan ke sana . Ada doorprize-nya
juga lho.
> Ditunggu ya.
> Ƃ
> Salam,
> Iwok Abqary & Dewi Ć¢€˜IchenĆ¢€™ Cendika
>
> Ichen
> www.ichenzr.multiply.com
> Ƃ
>
>
> Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com
>
> Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com
>

22b.

Re: (numpang promosiiiii)  Ke Jakarta Book Fair yuuuk?(tuk Indar)

Posted by: "candy_hepi" candy_hepi@yahoo.com   candy_hepi

Tue Jul 1, 2008 7:48 pm (PDT)

Hiii say......

Ayoo datang, aq tunggu yaa
klo ada di JBF, sms aq yaa...ketemuan kita :)
bawa Ais kan ya?

salam,
Ichen --

- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "patisayang"
<patisayang@...> wrote:
>
> Waaah!!! Ichen hebat oiy! rencana aku emang mau ke sana minggu
ini. if
> jadi, pasti ketemu dirimu!
>
> big hug
> Indar
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, dewi cendika

Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Quick file sharing

Send up to 1GB of

files in an IM.

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Real Food Group

Share recipes

and favorite meals

w/ Real Food lovers.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Special offer for Yahoo! Groups from Blockbuster! Get a free 1-month trial with no late fees or due dates.

Tidak ada komentar: