Jumat, 04 Juli 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2086

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (25 Messages)

Messages

1.

(SK IDOL) HANYA JANJI YANG TERSISA ( REVISI)

Posted by: "fiyan arjun" paman_sam2@yahoo.com   paman_sam2

Thu Jul 3, 2008 8:42 pm (PDT)



                                    
                                             HANYA JANJI YANG TERSISA
 
                                                      Fiyan Arjun
                                   http://sebuahrisalah.multiply.com
                                                 ID YM:pamn_sam2
 
 
 
Kamu  sudah kerja Nyak juga sudah bersyukur kok. Kamu nggak beliin apa-apa buat Nyak juga nggak marah. Yang penting kamu dapat kerjaan  Nyak sudah senang.
 
 
 
Menjadi orangtua adalah anugerah dan sudah menjadi kodratNya. Menjadi seorang anak adalah keberkahan. Terlebih jika seorang anak itu adalah orang yang sangat dibanggakan dan dijadikan panutan bagi keluarga. Tapi sayang bagiku hal kedua-keduanya itu belum (bisa) aku raih sampai saat ini. Apalagi saat aku melihat wajah yang amat aku sangat sayangi dan aku kasihi itu telah tirus dimakan usia. Menua. Mengeriput. Hanya itu yang menghias di wajahnya saat ekor mataku melihat ke arahnya.
 
 
 
Miris. Nelangsa. Tak ada keceriaan yang tampak di wajah tirusnya. Itulah yang aku lihat sampai saat ini. Aku sebagai anak laki-laki kebanggaannya merasa malu di hadapannya. Ya, aku malu sebagai anak laki-lakinya hingga sampai  saat ini belum bisa membahagiakan dirinya.  Melainkan hanya keluhan dan curhatan termehek-mehek tentang kegelisahan sebagai seorang laki-laki yang sampai ini ingin menggenapkan separuh dien-Nya belum terwujud hanya itu yang aku berikan kepadanya. Bukan kebahagian. Ya, aku ingin  seperti mereka lakukan bagi seorang anak yang—sudah sukses bisa membahagiakan ibunya dengan segala limpahan materi. Entah itu perhiasan yang mengkilap, rumah untuk masa depan—hari tuanya kelak serta menantu yang dapat membantunya dihari-hari sisa hidupnya. Ini aku malah tidak! Aku tak dapat seperti itu.
 
 
 
Kamu  sudah kerja Nyak juga sudah bersyukur kok. Kamu nggak beliin apa-apa buat Nyak juga nggak marah. Yang penting kamu dapat kerjaan  Nyak sudah senang.
 
 
 
Entah sampai kapan aku bisa mendengar kalimat itu aku tak bisa memperkirakannya. Mungkin hanya sampai ajal menjemput dirinya? Hanya yang Maha Menghidupkan dan Mematikan ciptaanNya yang lebih berhak. Tapi sebagai anak aku tak ingin orang yang sangat aku jadikan sebagai perisai hidup itu lebih dahulu meninggalkanku. Meninggalkanku saat ia belum bisa merasakan kebahagian dari tangan anak laki-lakinya ini.
 
 
 
Apakah aku harus menunggu mukjizat dari yang Maha Kuasa untuk menghampiriku? Ternyata itu sama saja membuat aku sebagai laki-laki dimatanya seperti laki-laki cengeng. Tak bisa setegar hidupnya yang  pernah ia alami. Untuk bisa membahagiakannya! Hanya untuk membahagiakan dirinya saat-saat di masa-masa hari tuanya itu aku tak bisa setegar dirinya, ibuku. Hanya angan yang dapat menghimpit dibenakku saja. Membawaku sebagai orang yang tak bisa percaya akan kekuasaanNya. Berhati kerdil!
 
 
 
Ya, kadang aku sebagai anak laki-laki darinya merasa malu. Seakan sedikit kebahagian sampai saat ini aku tak bisa memberikannya. Padahal dari sorot matanya yang cekung itu ia ingin mengatakan bahwa ia ingin sekali merasakan kebahagian dari anaknya ini.  Aku sudah tahu walau ia tak berkata demikian. Ingin merasakan kebahagian dari tangan anak laki-lakinya ini. Anak laki-laki yang dibanggakan dan dijadikan panutan untuk keluarga. Tapi ini tidak sama sekali. Walau pun aku tahu bahwa ia tak butuh kebahagian yang serba gemerlap duniawi. Toh aku sudah bekerja itu baginya suatu kebahagian untuknya. Tapi…aku tak ingin seperti itu? Aku ingin sekali membahagiakan dirinya ya walaupun hanya kalung emas se-gram. Aku ingin berikan untuknya agar aku bisa membuat bibirnya yang pucat tanpa polesan itu bisa melikung bak pelangi terbalik. Aku ingin membuatnya senang dan bahagia. Namun sampai saat ini aku belum juga memberikan itu.
 
 
 
Kamu  sudah kerja Nyak juga sudah bersyukur kok. Kamu nggak beliin apa-apa buat Nyak juga nggak marah. Yang penting kamu dapat kerjaan  Nyak sudah senang.
 
 
 
 
Nyak. Ya, itu panggilan ibuku. Nyak seorang single parent. Yang kegiatannya hanya merawat pohon pandan, kembang-kembang liar dan mengikuti pengajian ibu-ibu yang usianya sudah manula. Halnya ibuku yang saat ini usianya 65 tahun lebih. Ya, memang usianya sudah tua. Tapi semangat untuk melihat anak-anaknya bahagia tampak usianya yang sudah tua itu tak tampak. Namun sebagai kodrat manusia tak dapat dibohongi. Rambut yang memulai pudar warnanya. Putih. Mengisyaratkan bahwa itulah kodrat manusia semakin usianya telah menua tanda-tanda kepikunan serta "ketidaksempurnaan" telah menyelubungi dirinya.
 
 
 
Nyak, Fiyan janji akan membahagiakn Nyak. Berkali-kali kalimat itu bergumam dibilik paru-paruku. Kalimat itu aku utarakan saat aku mencium tangannya yang sudah terlihat urat-urat perjuangan hidupnya bersama suaminya yang kini telah lebih dahulu meninggalkannya lebih awal. Ya, kalimat itu aku dendangkan dalam hati saja saat aku ingin pamit untuk mengemban sebuah amanah. Bekerja. Itulah kalimat yang tiap kali aku pendam di dalam palung kalbuku paling dalamwalau seorang Nyak tak mengetahuinya. Bahwa anaknya ingin membahagiakan orangtuanya.
 
 
 
Entah sampai kapan kalimat itu aku pendam? Aku tak tahu. Apalagi saat segala kebutuhan primer dan sekuder melonjak tinggi aku semakin jauh dari ingin membahagiakannya. Ya, tidak lama lagi aku ingin keluar dari tempat aku bekerja—sekarang ini aku tempati. Dikarenakan aku tak sanggup lagi untuk menanggung segala kebutuhanku dan juga untuk membahagiakan orang yang sangat aku sayangi dan aku cintai itu. Gajiku tak sesuai dengan apa yang aku kerjakan. Yang ada aku hanya bisa buat makan dan juga hanya untuk transport sehari-hariku bekerja. Itu pun aku kadang mengutang dulu kepada kakakku untuk memenuhi biaya transport kerjaku. Ironis sekali.
 
 
 
Memang itulah yang saat ini aku alami. Aku tak tahu apakah aku harus bertahan di tempatku yang sekarang ini atau tidak? Satu hal kalau aku meneruskan di tempat pekerjaanku ini sampai kapan aku bisa membahagiakan ibuku? Toh gaji yang aku terima saja tak mencukupi apalagi untuk membahagiakan dirinya. Memang aku akui bila melihat hal ini aku seperti orang tak bersyukur. Tapi kapan aku bisa menyukuri kebahagiaan itu jika sampai saat ini  bukan kebahagian ibuku yang aku terima ini hanya keluhan-keluhan tentang gajiku yang standar. Aku hanya digaji Rp. 480.000/ bulan sebagai seorang administrasi sekaligus menjadi kataloger. Apakah itu cukup?
 
 
 
 
 Kamu  sudah kerja Nyak juga sudah bersyukur kok. Kamu nggak beliin apa-apa buat Nyak juga nggak marah. Yang penting kamu dapat kerjaan  Nyak sudah senang.
 
 
 
 
Kalau aku keluar dari pekerjaanku yang—sekarang ini tapi kalimat-kalimat itu masih saja terngiang di ekor telingaku. Aku tak sanggup untuk melakukan itu. Tapi aku ingin sekali membahagiakan ibuku dari tanganku sendiri. Kalau hanya keluhan-keluhan yang ia terima dariku sampai saat ini kapan aku bisa membahagiakannya. Hingga anganku bermain bersama janji yang sampai saat ini aku ingin katakan yang belum aku utarakan kepada orang yang telah mendidik dan membesarkanku.
 
 
 
 
Nyak sebenarnya anakmu ingin sekali membahagiakan Nyak. InsyaAllah jika nanti ada rezeki anakmu ini akan membelikan kalung untuk Nyak.
 
 
 
 
Janji. Ya, janji seorang anak laki-laki kepada orang yang ia cintai dan ia sayangi yang belum terucap dari bibir anaknya ini. Hanya janji tinggalah janji yang masih tersimpan dan masih terbenam direlung sanubariku. Aku sebagai anak laki-lakinya yang menjadi kebahagian dan menjadi panutan dari keluarganya. Anak yang selalu ia semangati dengan kecerian kepada anaknya ini untuk menghadapi kehidupan ini. Aku semakin tak kuasa untuk lebih lanjut mendengarkan kalimat itu. Kehidupan yang entah sampai kapan aku hadapi dan aku lalui nanti. Tapi janjiku sebagai laki-lakinya masih ada bersama  cintaku kepada orang yang sangat aku cintai dan aku sayangi. Hanya janji yang masih tersisa sampai saat ini…***(fy)
 
 
 
Ulujami, 04 Juli 2008
 
Tulisan ini aku persembahkan untuk anak-anak yang berhati mulia yang telah membahagiakan orangtuanya. Namun kebahagian orangtua tak ada batasnya….Sayangilah orangtuamu itu. Kelak kau akan menyesal saat mereka tak ada disisimu. Chaiyooo….

2a.

Mujahid Kecilku Menangis

Posted by: "rafif_amir" rafif_amir@yahoo.co.id   rafif_amir

Thu Jul 3, 2008 8:54 pm (PDT)

hari ini, tepat di hari lahirnya, ia kembali harus mengunyah luka. ia
menelponku, menumpahkan segala gundah dan gelisahnya. kudengar ia
mendesah panjang. terasa berat. kemudian kudengar isak diantara
kata-kata yang dengan terbata yang ia ucapkan.

"Aku hanya ingin curhat sama, Mas"
"Tak ada lagi tempat berbagi, Mas"
"Mas, mengapa orang-orang selalu menjadikanku tempat curhat. sedangkan
ketika ketika aku membutuhkan mereka, mereka tidak ada"
"Tanggal 5 saya ujian. saya g bisa belajar menghadapi masalah ini"
"Saya tahu Mas juga berat. tapi saya ingin curhat. biar lega.boleh
kan, Mas?"
Perlahan airmataku menitik. aku hanya mendengarkan mujahid kecilku itu
bercerita. ia bercerita seperti orang dewasa. luka itu telah merenggut
kebahagiaan masa kecilnya. dan kini, hingga ia beranjak remaja ia
masih mengunyah luka yang sama.

Dalam pesan singkat aku berseru
"Wahai mujahidku, kau harus yakin bahwa Allah MahaAdil.bukankah ujian
demi ujian ini telah membuatmu dewasa? Allah ingin menjadikan kita
manusia yang tegar, adikku....."

2b.

Bls: [sekolah-kehidupan] Mujahid Kecilku Menangis

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Thu Jul 3, 2008 11:43 pm (PDT)


lam buat adik Mas Rafil ya
semangat terus....
insyaAllah luka itu akan mengering..amin!
lam kenal

--- Pada Jum, 4/7/08, rafif_amir <rafif_amir@yahoo.co.id> menulis:

Dari: rafif_amir <rafif_amir@yahoo.co.id>
Topik: [sekolah-kehidupan] Mujahid Kecilku Menangis
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 4 Juli, 2008, 8:52 AM

hari ini, tepat di hari lahirnya, ia kembali harus mengunyah luka. ia
menelponku, menumpahkan segala gundah dan gelisahnya. kudengar ia
mendesah panjang. terasa berat. kemudian kudengar isak diantara
kata-kata yang dengan terbata yang ia ucapkan.

"Aku hanya ingin curhat sama, Mas"
"Tak ada lagi tempat berbagi, Mas"
"Mas, mengapa orang-orang selalu menjadikanku tempat curhat. sedangkan
ketika ketika aku membutuhkan mereka, mereka tidak ada"
"Tanggal 5 saya ujian. saya g bisa belajar menghadapi masalah ini"
"Saya tahu Mas juga berat. tapi saya ingin curhat. biar lega.boleh
kan, Mas?"
Perlahan airmataku menitik. aku hanya mendengarkan mujahid kecilku itu
bercerita. ia bercerita seperti orang dewasa. luka itu telah merenggut
kebahagiaan masa kecilnya. dan kini, hingga ia beranjak remaja ia
masih mengunyah luka yang sama.

Dalam pesan singkat aku berseru
"Wahai mujahidku, kau harus yakin bahwa Allah MahaAdil.bukankah ujian
demi ujian ini telah membuatmu dewasa? Allah ingin menjadikan kita
manusia yang tegar, adikku....."

__________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
2c.

Re: Mujahid Kecilku Menangis

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Fri Jul 4, 2008 2:51 am (PDT)

Wih...kasian banget mujahid kecilnya. Kudunya mah dia cari sahabat
juga yang bisa dicurhatin, biar bisa berbagi dan hatinya lega.

Btw...mas rafifkan jadi tempat curhatannya kan...jadi ada tempat berbagi.

Salam buat mujahid kecil, semoga tetap kukuh.

Wassalam
asma

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "rafif_amir"
<rafif_amir@...> wrote:
>
> hari ini, tepat di hari lahirnya, ia kembali harus mengunyah luka. ia
> menelponku, menumpahkan segala gundah dan gelisahnya. kudengar ia
> mendesah panjang. terasa berat. kemudian kudengar isak diantara
> kata-kata yang dengan terbata yang ia ucapkan.
>
> "Aku hanya ingin curhat sama, Mas"
> "Tak ada lagi tempat berbagi, Mas"
> "Mas, mengapa orang-orang selalu menjadikanku tempat curhat. sedangkan
> ketika ketika aku membutuhkan mereka, mereka tidak ada"
> "Tanggal 5 saya ujian. saya g bisa belajar menghadapi masalah ini"
> "Saya tahu Mas juga berat. tapi saya ingin curhat. biar lega.boleh
> kan, Mas?"
> Perlahan airmataku menitik. aku hanya mendengarkan mujahid kecilku itu
> bercerita. ia bercerita seperti orang dewasa. luka itu telah merenggut
> kebahagiaan masa kecilnya. dan kini, hingga ia beranjak remaja ia
> masih mengunyah luka yang sama.
>
> Dalam pesan singkat aku berseru
> "Wahai mujahidku, kau harus yakin bahwa Allah MahaAdil.bukankah ujian
> demi ujian ini telah membuatmu dewasa? Allah ingin menjadikan kita
> manusia yang tegar, adikku....."
>

3.

Sekarang Waktunya...

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Thu Jul 3, 2008 8:54 pm (PDT)

Masih Ingat dengan 11 hari lagi?

Ada apakah pesan yang sebenarnya?

Saya hanya ingin menyampaikan MOHON MAAF untuk segala kesalahan saya dan
saya ingin berdoa:

*Allahumma baariklanaa fii rajaba wa sya'ban wa baalighnaa ramadhaan...
**Ya Allah Berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan Sampaikanlah kami
ke bulan Ramadhan...*

Amin...

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537
4.

Diskon Khusus Pre-Order Buku Puisi

Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Thu Jul 3, 2008 9:11 pm (PDT)



Bagi
anda yang berminat dengan buku puisi "Ruang Lengang" karya Epri Tsaqib, pemesanan sebelum
tanggal 25 Juli pukul 22.00 wib, maka harga buku adalah Rp 25.000,-.
Bagi anda yang tinggal di luar kota, maka pada tanggal tersebut sudah
harus mentransfer uang buku dan ongkos kirimnya ke Rekening Bank
Muamalat No. 301.044.6022 a/n Epri Abdurrahman Rafi'.

Bagi
anda yang pesan dan transfer di atas tanggal itu maka harga akan
dikenakan sama dengan yang akan dijual di pasaran atau di toko-toko
buku yakni Rp 30.000,- . Pemesanan dilakukan via email ke geraibuku@gmail.com atau telepon ke [021] 3099-8655.

Bagi
anda yang di dalam kota Jakarta, buku bisa anda dapatkan saat launching
yang insyaAlloh direncanakan pada tanggal 25 juli 2008 [tempat dan
waktu menyusul segera ya]. Dan bagi anda yang ada di luar kota buku
akan dikirimkan ke alamat anda setelah konfirmasi transfer diterima.

Demikian pengumuman dari GERAI BUKU ON-LINE dan Pustaka Jamil. Info lebih lanjut bisa dilihat di www.geraibuku.multiply.com

Salam sastra!

GERAI BUKU ON-LINE

Penyedia buku-buku bermutu

http://geraibuku.multiply.com/journal/item/6

Buku puisi ini dilengkapi foto-foto indah dari para fotografer. Penasaran? Silahkan pesan dari sekarang! :)

5a.

Re: (esai) goodbye, hello!

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Thu Jul 3, 2008 9:22 pm (PDT)

hmm.. tingkat keminderan terendah. Aku jadi dapet istilah baru dari Mbak
Novi nih ^_^
thanks ya, Mbak Novi ^_^

Salam
Lia

On Thu, Jul 3, 2008 at 4:10 PM, novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com> wrote:

> Esai panjang
>
> dan tentunya khasnya retno :D
>
> Tfs, Retnadi Nur'Aini yang cantik, pintar, baik, ++++++++++++++++
>
> Baca ini jadi banyak mikir, hmm, perempuan mirip-mirip ya :D
> hehehe, secara jujur, gara-gara beberapa persoalan dan lain-lain...,
> kadang tanpa sadar mencapai tingkat keminderan terendah... dan aku
> pernah mengalaminya... dan akhirnya nulis dan nulis terus... sampai
> sadar,huaaaaaaaaa, gw kok ga bersyukur ya... padahal begitu banyak
> cinta di sekeliling dan gitu, deh :D (kenapa jadi curhat gini)
>
> Ok, deh
>
> SEMANGAT
> SEMANGAT
>
> bye bye juga deh...
>
> kamu pikir
> aku lupa
> kamu pikir
> aku tak tahu
>
> aaah, tapi sudahlah...
> semua sudah lewat
> tak ada gunanya
> terus melihat ke belakang
> merutuki masa-masa itu
>
> lelah...
> tak berkesudahan
>
> di depan terbentang masa depan
> yang harus kuhadapi
> dan kuyakin itu
> yang terbaik dari-Nya...
>
> :D
>
> hihihi, reply gw panjang :P
>
> salam
>
> Novi
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> "punya_retno"
>
> <punya_retno@...> wrote:
> >
> > dear all,
> >
> > teringat dgn esainya mbak sasa, saya juga punya esai serupa. yg berisi
> > tentang pelajaran2 yg saya dapatkan dlm sebuah hubungan yg gagal.
> > semoga bermanfaat.
> >
> > ps: special to catur sukono: thanks for everything. love you,
> precious :).
> >
> > -retno-
> >
> > GOODBYE, HELLO!
> > Oleh: Retnadi Nur'aini
> >
> > Dulu saya selalu berpikir, bahwa saat akhirnya saya bertemu dengan
> > pria yang cocok, maka kejadiannya akan persis seperti dalam adegan
> > film. Dimana waktu terasa berhenti berdetak, dunia seolah berhenti
> > berotasi, sejumlah gadis dan pemuda seketika keluar—entah dari
> > mana—dan mulai menari India, bintang-bintang berada sejajar pada garis
> > yang sama, ledakan nuklir, bangkitnya para zombie dan arwah
> > binatang—oh wait itu adegan dalam film horror Stephen King, Pet
> > Cemetery. Yah, intinya hal-hal spektakuler semacam itulah ya.
> >
> > Yang mana tidak.
> >
> > Pertemuan pertama kami justru terjadi saat wawancara kerja. Pria itu
> > adalah seorang editor suatu majalah, dimana saya mengajukan lamaran
> > sebagai reporter. Wawancara itu juga terjadi dengan begitu kasualnya,
> > tanpa terjadi satupun juga hal yang spektakuler—selain karena saya
> > kira, ruangan wawancara saat itu juga tak punya cukup pilar dan celah
> > untuk tempat bersembunyi bagi para penari India dadakan.
> >
> > Anyway, konteks hubungan kasual atasan-bawahan ini pula yang kemudian
> > terjadi selama hampir setengah tahun saya bekerja disana. Untuk
> > kemudian memutuskan keluar demi menyelesaikan tugas akhir saya di
> > kampus. Selepas wisuda sarjana, sayapun lalu bekerja di kantor lain.
> >
> > Dan selama itu, kontak kami hanya sekedar berkirim sms "Selamat
> > menunaikan ibadah puasa" dan "Selamat Idul Fitri"—yang dikirim setahun
> > sekali secara massal tanpa setitikpun sentuhan personal.
> >
> > Sampai saya menemukan profile-nya di Friendster. Yang berlanjut dengan
> > saling add, saling kirim message, juga saling add di YM. Chatting
> > pertama kami juga tidak istimewa. Saat itu, saya bercanda mengajaknya
> > berenang dengan memasang YMvironment fishtank. Saya bahkan memaksanya
> > menggunakan kata "blub, blub" sebelum kami mulai mengetik kalimat.
> >
> > Menanggapi lelucon konyol saya yang notabene adalah remaja ceria
> > berumur 22 tahun, dia—sebagai pria dewasa berumur 35 tahun yang juga
> > sekaligus mantan bos—pun berujar "You know what? Aku kok nggak pernah
> > nemu sisi kamu yang ini waktu kita chatting pas kerja bareng
> > dulu"—kali ini tanpa menggunakan kata "blub, blub".
> >
> > Yang dibalas dengan tidak sensitifnya oleh saya dengan "Ya iyalah Mas.
> > Kalo dulu saya ajak Mas—yang mana bos saya—untuk berenang di fishtank
> > YM, kayanya sih agak beresiko saya bakal dipecat dan segera dikirim ke
> > tempat terapi terdekat."
> > "Dipecat?"
> > "Ya. Plus, saat itu belum akhir bulan. Saya kuatir dipecat tanpa gaji,
> > dan nggak sanggup bayar terapi."
> >
> > Dan dia tertawa.
> > *****
> > Percakapan konyol semacam itulah yang kemudian berlangsung diantara
> > kami selama berbulan-bulan lamanya. Atau lebih tepatnya, percakapan
> > dimana saya akan menceritakan salah satu lelucon bodoh, dan dia akan
> > tertawa. Atau saat saya menceritakan pengalaman tolol saya hari ini,
> > dan dia lagi-lagi akan tertawa.
> >
> > Anyway—selain kegemarannya tertawa—ternyata kemudian saya juga
> > menemukan bahwa mengobrol bersama orang ini tak akan pernah
> > membosankan. Tak hanya mengobrol topik umum seputar pekerjaan, buku,
> > film, musik, acara TV, kami juga mengobrol tentang banyak hal lainnya.
> >
> > Tentang warna langit hari ini. Tentang psikologi. Tentang ketakutan
> > dan mimpi. Tentang setumpuk pertanyaan seputar kehidupan yang tak
> > pernah saya mengerti.
> >
> > Seorang teman saya, Citra, pernah berujar "Ada kalanya relationship
> > tak lagi dimulai dengan pernyataan `aku-suka-kamu-mau-jadi-pacarku'.
> > Karena ada kalanya, kedua belah pihak sudah cukup peka dan paham akan
> > konteks hubungan satu sama lain."
> >
> > Dan ya, itu terjadi.
> >
> > Bahkan sampai saat inipun, saya tetap gagal mengingat kapan tepatnya
> > terjadi perubahan konteks hubungan pertemanan kami. Semua terjadi
> > dengan begitu halusnya, kelewat halus untuk bisa disadari.
> > ****
> > Tentu saja—seperti banyak pasangan lainnya di dunia—kami juga
> > bertengkar. Sebagai sesama penulis, kamipun punya bentuk pertengkaran
> > paling sempurna—arena argumentasi kata-kata. Dan karena kami saling
> > berbagi mimpi dan ketakutan bersama, niscaya kami berdua pun tahu
> > persis hal-hal yang paling menyakiti satu sama lain.
> >
> > Ironisnya, justru itulah yang kemudian kami jadikan senjata.
> >
> > Betapa dalam setiap pertengkaran kami berdua akan mengasah belati
> > kata-kata paling tajam, dengan intonasi suara paling dingin, dan alur
> > logika paling sempurna, dengan ditujukan sepenuhnya untuk saling
> > menumbangkan satu sama lain. Pada satu titik ekstrem, malaikat cinta
> > yang membuat kami mabuk kepayangpun seketika menjelma menjadi setan
> > kebencian yang membuat kami bernafsu untuk saling bunuh satu sama lain.
> >
> > Ya, itu memang bukan hubungan yang sehat. Karena—mengutip penulis
> > Molara Ogundipelislie—"Loving should be fun and self-improving, not
> > self-reducing and servile."
> >
> > Pun begitu, tetap bukanlah hal mudah untuk pergi begitu saja. Selama
> > berbulan-bulan lamanya—dan dalam situasi status hubungan tak
> > jelas—sayapun membuat banyak perhitungan matematis yang melelahkan.
> >
> > Pergi, nggak, pergi, nggak. Menimbang setiap ons rasa sakit yang akan
> > timbul jika hubungan ini diteruskan dalam jangka panjang.
> > Membandingkannya dengan setiap ons rasa sakit bila orang ini nihil
> > kehadirannya dalam hidup saya.
> >
> > Dan di malam-malam dimana timbangan itu sama beratnya, sayapun berdoa
> > pada Tuhan. Saya bilang "Tuhan, saya mencintai pria ini. Tapi ada yang
> > salah disini, dan saya tidak tahu itu apa. Mata saya terlalu buta
> > untuk melihatnya, dan telinga saya terlalu tuli untuk mendengarnya.
> > Jadi mohon berikan petunjuk yah, apapun bentuknya."
> > ***
> > Petunjuk itu datang beberapa bulan kemudian.
> >
> > Setelah lama vakum, akhirnya saya memutuskan untuk membuka diri pada
> > pria lain. Untuk mengakhiri hubungan tidak sehat sebelumnya, sayapun
> > meng-sms dia. Saya bilang "Hey, mulai saat ini lebih baik kita putus
> > kontak sama sekali ya. Saya mau move on dari hubungan yang tidak sehat
> > ini, dan saat ini saya sedang dekat pria lain. Akan tidak adil
> > baginya, juga bagi saya, jika kita masih tetap mencoba berhubungan
> > platonis begini."
> >
> > Yang dibalasnya dengan "Halah, bisa aja kamu ngarang cerita. Kamu
> > nggak mungkin bisa dekat dengan pria lain, Retnadi. Kamu pasti akan
> > kembali pada saya. Karena selalu begitu keadaannya."
> >
> > Saya tersentak membacanya.
> >
> > Beberapa bulan yang lalu, saya memang pernah mengatakan hal itu
> > padanya. Saat itu, saya baru saja gagal dalam seleksi tes tulis editor
> > fiksi di Gramedia. Merasa buruk, sayapun memutuskan untuk curhat pada
> > beberapa sahabat.
> >
> > Tapi itu tidaklah cukup.
> >
> > Saya perlu bicara padanya. Saya perlu mendengar penghiburannya "Nggak
> > papa, Retnadi, saya akan tetap bangga sama kamu, pun kamu bukan editor
> > fiksi Gramedia." Diantara seluruh orang di dunia, saya perlu dia yang
> > mengatakan bahwa segalanya akan baik-baik saja.
> >
> > Ya, saat itu saya sedang insecure luar biasa dan benar-benar butuh dia.
> >
> > Jadi saya pun lagi-lagi berlari melompat padanya. Dengan lagi-lagi
> > mengabaikan setumpuk pertengkaran kami sebelumnya, lagi-lagi kamipun
> > memutuskan untuk kembali bersama. "Saya akan susah cari pacar nih
> > setelah sama kamu. Karena hanya kamu yang terpikir saat saya butuh
> > untuk cerita atau berkeluh kesah tentang betapa brengseknya hari saya.
> > Bersama kamu, saya tahu, saya akan selalu diterima." ujar saya saat itu.
> >
> > Satu pengakuan bodoh yang saat itu terasa begitu pas dan terdengar
> > romantis.
> > ***
> > Sama sekali tak pernah terlintas di kepala saya, bahwa berbulan-bulan
> > kemudian pengakuan bodoh impulsif itu akan digunakan sebagai senjata
> > andalan untuk menyakiti saya. Oleh seseorang yang—diantara seluruh
> > orang di dunia—paling tahu seberapa buruk efek psikologis yang bisa
> > ditimbulkannya pada diri saya.
> >
> > Anehnya, ketimbang merasa terluka—seperti yang kami berdua duga
> > sebelumnya—ternyata saya malahan menemukan kepala saya seolah dipalu
> > keras-keras. Yang membuat banyak pikiran jadi tampak begitu terang di
> > kepala saya.
> >
> > Bahwa saya tak mau menghabiskan umur saya bersama seorang pria, yang
> > gigih putar otak cari cara untuk menyakiti saya—termasuk menggunakan
> > pengakuan bodoh saya—hanya demi kepuasan memenangi suatu adu
> > argumentasi. Bahwa saya lelah terus-menerus membuat perhitungan
> > matematis melelahkan dan mencari premis pembenaran untuk
> > menjustifikasi kesalahannya, untuk memaafkannya.
> >
> > Bahwa hubungan cinta-benci ini kelewat melelahkan untuk dijalani dan
> > tak akan pernah cukup berharga untuk diteruskan. Bahwa saya—juga
> > dia—berhak mendapatkan pasangan yang lebih baik, yang membuat kami
> > merasa sempurna, dan bukannya secara konstan terus-terusan merasa tak
> > berharga.
> >
> > Bahwa. Saya. Bisa. Pergi.
> >
> > Dan untuk pertama kalinya, saya sungguh-sungguh pergi meninggalkannya.
> > ***
> > Well, psikologis perempuan itu melelahkan, memang.
> >
> > Pun saya tahu persis bahwa saya sudah membuat keputusan yang tepat,
> > tetap saja tak ada satu menitpun terlewat di kepala saya tanpa
> > mempertanyakannya. "Kenapa dia tidak mencoba mengejar saya? Kenapa dia
> > sama sekali tak berusaha memperjuangkan saya? Kenapa dia tidak mencoba
> > meyakinkan diri kami berdua untuk mencoba sekali lagi?"
> >
> > Pertanyaan-pertanyaan bodoh yang melahirkan banyak pernyataan lebih
> > bodoh lainnya. Seperti: "Kalau dia tidak memperjuangkan kamu, berarti
> > kamu mungkin tidak seberharga itu untuk diperjuangkan, Retnadi,"
> > "Bahwa kamu selamanya tidak akan cukup baik, tidak cukup cantik, tidak
> > cukup pintar, tidak cukup menarik, bagi seorang pria yang kamu
> > cintai," dan masih ada bertumpuk-tumpuk lagi pikiran masokis lainnya
> > yang membanjiri kepala saya tanpa henti.
> >
> > Di pertemuan pertama kami memang tak terjadi satupun juga hal
> > spektakuler. Tak ada sejumlah penari India dadakan, tak ada
> > bintang-bintang yang berderet sejajar, tidak ada ledakan nuklir. Tapi
> > dimulai dari satu jam pertama sejak saya memutuskan untuk
> > meninggalkannya, untuk pertama kalinya saya sadar, betapa lengang
> > dunia saya tanpa dirinya.
> >
> > Lengang yang sunyinya memekakkan hati dan telinga.
> > ***
> > Untuk membantu melewati sejumlah hari buruk, saya selalu punya banyak
> > mantra untuk dirapal. Dan saat detil kecil mengingatkan saya pada
> > dirinya, saat saya terjaga di tengah malam buta karena mimpi buruk dan
> > merasa takut luar biasa karena tak lagi bisa bercerita padanya, saat
> > dunia ini terasa begitu menyesakkan tanpa dirinya, maka saya akan
> > memejamkan mata dan menghela napas. Untuk kemudian, merapal mantra
> > andalan saya. "Ayo Retnadi Nur'aini yang cantik, pintar, dan hebat,
> > bersemangat!! Kamu akan baik-baik saja, kamu pasti akan baik-baik
> > saja.."
> >
> > Toh ada kalanya, mantra sederhana itu tak lagi manjur. Saat saya
> > menemukan fotonya tengah bersama wanita lain di Friendster, misalnya.
> > Alih-alih merapal mantra seperti biasa, yang saya lakukan malahan
> > menelpon teman saya sambil terisak-isak dan mencecar sejumlah
> > pertanyaan bodoh seperti "Saya cantik kan yah, In? Saya pinter kan
> > yah? Saya cukup berharga kan yah?"
> >
> > Beruntungnya saya dikaruniai teman-teman yang luar biasa. Dengan
> > sejuknya, mereka menenangkan saya dengan "Iya, Retnadi Nur'aini, kamu
> > cantik sekali. Kamu salah satu perempuan tercantik yang pernah saya
> > kenal.."
> >
> > Pun setelahnya, saya masih akan menanyakan pertanyaan sulit lain
> > seperti "Kalau memang saya secantik, sepintar, seberharga itu, semua
> > yang dia puja, lalu kenapa dia ada disana sama perempuan itu, dan
> > bukannya disini sama saya??" ujar saya frustasi.
> >
> > Tentu saja itu adalah pertanyaan retoris.
> >
> > Yang dijawab teman-teman saya dengan begitu bijaksananya. "Retnadi
> > sayang, kamu tahu persis alasannya kenapa kalian tidak bisa bersama.
> > Saya paham sekali, betapa sulit dan menyakitkannya ini semua bagi
> > kamu. Dan jujur, saya sama sekali nggak tahu saat ini bisa menyamankan
> > kamu dengan kalimat penghiburan apa. Tapi saya selalu percaya, bahwa
> > `time will heals.' So take your time, dear..take your time..love you.."
> > ***
> > Kini lewat satu tahun sudah, sejak saya memutuskan untuk
> > meninggalkannya. Dalam setengah tahun ini, saya juga mencoba melakukan
> > hal-hal kecil yang tak pernah saya lakukan sebelumnya. Saya
> > membersihkan loteng dan gudang, lalu mengecat kamar tidur saya. Saya
> > membuat berbagai lukisan sebagai bentuk artherapy, dan mulai jogging
> > lagi setiap pagi. Saya mulai rutin minum teh hijau dan vitamin, dan
> > mencoba untuk menghindari junkfood. Saya ikut arung jeram, dan
> > traveling sendirian mengunjungi sejumlah saudara di Malang dan
> > Surabaya. Saya mulai rutin perawatan tubuh dengan scrubbing dan
> > luluran seminggu dua kali. Saat makan sushi, saya memberanikan diri
> > menjajal sashimi—yang ternyata rasanya memang tak seburuk yang saya
> > kira. Justru sangat segar dan enak lho!.
> >
> > Saya mencoba melakukan apapun yang saya pikir bisa menambah kuota tawa
> > dan kebahagiaan saya sampai berlipat-lipat banyaknya.
> >
> > Dan pelan-pelan, saya mulai belajar menulis esai tentangnya.
> >
> > Bukan hal mudah memang. Pada awalnya, saya buta sama sekali mau mulai
> > dari mana. Dan dari dulu saya selalu dihantui banyak kekhawatiran
> > bahwa menulis tentangnya, bukannya melepaskan rasa sakit yang ada,
> > tapi malahan meneguhkannya—itu juga alasan betapa sangat minim tulisan
> > saya tentangnya, ataupun tulisan yang saya hadiahkan untuknya.
> >
> > Tapi dengan berjalannya waktu, saya mulai belajar melihat diri saya
> > sebagai sosok luar. Sebagai pengamat terhadap sosok saya dulu saat
> > bersamanya, juga sosok saya kini saat tak lagi bersamanya. Mencoba
> > memilah-milah emosi di masa lalu dan kini.
> >
> > Segalanya tidak akan pernah sama lagi, memang.
> >
> > Tapi saya percaya, diri saya belajar banyak hal dari sana. Bahwa punya
> > banyak kesamaan dan bisa bercerita tentang apa saja, tidak lah cukup
> > menjadi parameter jaminan keberlangsungan sebuah hubungan jangka
> > panjang yang sehat. Bahwa masih diperlukan toleransi, pengertian, juga
> > kesabaran tanpa batas untuk saling memahami satu sama lain. Bahwa ada
> > kalanya, cinta saja tak cukup—sebesar apapun itu.
> >
> > Dan saya bersyukur.
> >
> > Saya bersyukur karena dengan melihat ini semua, saya tak lagi
> > menghabiskan waktu saya bersama pria yang salah. Saya bersyukur karena
> > dengan menyadari ini, saya bisa kembali belajar mencintai dan
> > menghargai diri saya sendiri. Saya bersyukur karena dengan menyadari
> > ini, saya punya parameter baru tentang bagaimana seorang pria
> > seharusnya menghargai saya, juga bagaimana semestinya hubungan yang
> > sehat bisa berjalan. Saya bersyukur karena bahkan dalam badai hebat
> > sekalipun, yang meluluh lantakkan segalanya, Tuhan masih akan
> > menyisakan pelangi berupa keluarga dan teman-teman yang luar biasa.
> > Saya bersyukur karena dengan menyadari ini, saya tahu bahwa dia
> > bukanlah pasangan terbaik yang dikirim Tuhan untuk saya.
> > ***
> >
> > Sebuah kepergian akan digantikan dengan sebuah kedatangan.
> >
> > Begitu juga dengan saya. Kini, bersama seorang Catur Sukono, saya
> > belajar tentang banyak hal. Saya belajar untuk berpikir positif. Saya
> > belajar untuk bertengkar secara sehat tanpa menyerang karakter. Saya
> > belajar untuk menjadi seorang yang lebih baik dari hari ke hari. Yes,
> > I'm happily married:).
> >
> > Hadirnya sungguh membuat saya mensyukuri banyak hal. Untuk cinta,
> > pengertian, dan kesabarannya menunggu saya belajar menjadi dewasa.
> > Untuk kesediaannya menjadi sahabat, teman diskusi, dan editor pribadi.
> > Juga sekaligus menjadi pusat informasi, alarm peringatan, jaring
> > pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak pernah lelah
> > mendengarkan, sebuah rumah, tempat saya bisa masuk dan beristirahat
> > sejenak.
> >
> > Akhirnya, saya pulang.
> > ***
> >
>
>
>
6a.

Re: Bls: [sekolah-kehidupan] (esai) goodbye, hello!

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Jul 3, 2008 9:33 pm (PDT)

hehehe, benar sekali ayang,
you completed me, dear precious :)

ps: thanks utk novi, mbak lia, dan mbak dyah yg mau baca "curhatan"
panjang ini. hanya sekedar berbagi saat2 tingkat keminderan mencapai
titik terendahnya, juga cara mengatasinya. :)

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, CaturCatriks
<akil_catur@...> wrote:
>
> yah, retnadi tak akan pernah nyaman berhubungan dengan siapapun
> tak akanƂ pernah cocok dgn siapa pun
> kecuali sudah ketemu dgn catur (hehehe)
>
> luv u!
>
>
>
> CaturCatriks
>
> Editor - Penulis
> http://caturcatriks.blogspot.com
>
>
> Ƃ
>
>
> Bukan hal mudah memang. Pada awalnya, saya buta sama sekali mau mulai
>
> dari mana. Dan dari dulu saya selalu dihantui banyak kekhawatiran
>
> bahwa menulis tentangnya, bukannya melepaskan rasa sakit yang ada,
>
> tapi malahan meneguhkannyaĆ¢€" itu juga alasan betapa sangat minim
tulisan
>
> saya tentangnya, ataupun tulisan yang saya hadiahkan untuknya.
>
>
>
> Tapi dengan berjalannya waktu, saya mulai belajar melihat diri saya
>
> sebagai sosok luar. Sebagai pengamat terhadap sosok saya dulu saat
>
> bersamanya, juga sosok saya kini saat tak lagi bersamanya. Mencoba
>
> memilah-milah emosi di masa lalu dan kini.
>
>
>
> Segalanya tidak akan pernah sama lagi, memang.
>
>
>
> Tapi saya percaya, diri saya belajar banyak hal dari sana. Bahwa punya
>
> banyak kesamaan dan bisa bercerita tentang apa saja, tidak lah cukup
>
> menjadi parameter jaminan keberlangsungan sebuah hubungan jangka
>
> panjang yang sehat. Bahwa masih diperlukan toleransi, pengertian, juga
>
> kesabaran tanpa batas untuk saling memahami satu sama lain. Bahwa ada
>
> kalanya, cinta saja tak cukupĆ¢€"sebesar apapun itu.
>
>
>
> Dan saya bersyukur.
>
>
>
> Saya bersyukur karena dengan melihat ini semua, saya tak lagi
>
> menghabiskan waktu saya bersama pria yang salah. Saya bersyukur karena
>
> dengan menyadari ini, saya bisa kembali belajar mencintai dan
>
> menghargai diri saya sendiri. Saya bersyukur karena dengan menyadari
>
> ini, saya punya parameter baru tentang bagaimana seorang pria
>
> seharusnya menghargai saya, juga bagaimana semestinya hubungan yang
>
> sehat bisa berjalan. Saya bersyukur karena bahkan dalam badai hebat
>
> sekalipun, yang meluluh lantakkan segalanya, Tuhan masih akan
>
> menyisakan pelangi berupa keluarga dan teman-teman yang luar biasa.
>
> Saya bersyukur karena dengan menyadari ini, saya tahu bahwa dia
>
> bukanlah pasangan terbaik yang dikirim Tuhan untuk saya.
>
> ***
>
>
>
> Sebuah kepergian akan digantikan dengan sebuah kedatangan.
>
>
>
> Begitu juga dengan saya. Kini, bersama seorang Catur Sukono, saya
>
> belajar tentang banyak hal. Saya belajar untuk berpikir positif. Saya
>
> belajar untuk bertengkar secara sehat tanpa menyerang karakter. Saya
>
> belajar untuk menjadi seorang yang lebih baik dari hari ke hari. Yes,
>
> I'm happily married:).
>
>
>
> Hadirnya sungguh membuat saya mensyukuri banyak hal. Untuk cinta,
>
> pengertian, dan kesabarannya menunggu saya belajar menjadi dewasa.
>
> Untuk kesediaannya menjadi sahabat, teman diskusi, dan editor pribadi.
>
> Juga sekaligus menjadi pusat informasi, alarm peringatan, jaring
>
> pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak pernah lelah
>
> mendengarkan, sebuah rumah, tempat saya bisa masuk dan beristirahat
>
> sejenak.
>
>
>
> Akhirnya, saya pulang.
>
> Ƃ
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
__________________________________________________________
> Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download
sekarang juga.
> http://id.toolbar.yahoo.com/
>

7a.

(OOT) Pengikat Hati

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Thu Jul 3, 2008 11:11 pm (PDT)


Ya Allah, Engkau tahu bahwa hati ini telah berhimpun dalam kecintaan
kepada-Mu,

telah berjumpa dalam mentaati-Mu,

telah bersatu dijalan-Mu.

Maka teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya;

Kekalkanlah kasih sayangnya;tunjukilah jalan-jalannya;

Penuhilah hati itu dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar;
Lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepada-Mu dan
indahnya kepasrahan kepada- Mu;

Dan matikanlah ia diatas di jalan-Mu.

Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung

dan sebaik-baik penolong.

Ya Allah, kabulkanlah.

Salam,

Hamba Allah

Yang tidak punya kamus dunia maya

7b.

Bls: [sekolah-kehidupan] (OOT) Pengikat Hati

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Thu Jul 3, 2008 11:18 pm (PDT)

amin....
ya Allah satukan hati hamba-hambaMu ini
tfs

--- Pada Jum, 4/7/08, setyawan_abe <setyawan_abe@yahoo.com> menulis:

Dari: setyawan_abe <setyawan_abe@yahoo.com>
Topik: [sekolah-kehidupan] (OOT) Pengikat Hati
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 4 Juli, 2008, 1:11 PM

Ya Allah, Engkau tahu bahwa hati ini telah berhimpun dalam kecintaan kepada-Mu,

telah berjumpa dalam mentaati-Mu,
telah bersatu dijalan-Mu.

Maka teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya;

Kekalkanlah kasih sayangnya;tunjukila h jalan-jalannya;
Penuhilah hati itu dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar;
Lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepada-Mu dan
indahnya kepasrahan kepada- Mu;
Dan matikanlah ia diatas di jalan-Mu.

Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung

dan sebaik-baik penolong.

Ya Allah, kabulkanlah.

Salam,

Hamba Allah
Yang tidak punya kamus dunia maya


__________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
7c.

Re: (OOT) Pengikat Hati

Posted by: "Euis" euis@pci.co.id

Thu Jul 3, 2008 11:35 pm (PDT)

Amiin..Ya Robbal 'alamiin...

Ya Allah..perkenankanlah do'a hambaMu ini..
do'a yang penuh harap dan keikhlasan..

Salam,
Euis

----- Original Message -----
From: setyawan_abe
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 04, 2008 1:11 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] (OOT) Pengikat Hati

Ya Allah, Engkau tahu bahwa hati ini telah berhimpun dalam kecintaan kepada-Mu,

telah berjumpa dalam mentaati-Mu,

telah bersatu dijalan-Mu.

Maka teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya;

Kekalkanlah kasih sayangnya;tunjukilah jalan-jalannya;

Penuhilah hati itu dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar;
Lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepada-Mu dan
indahnya kepasrahan kepada- Mu;

Dan matikanlah ia diatas di jalan-Mu.

Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung

dan sebaik-baik penolong.

Ya Allah, kabulkanlah.

Salam,

Hamba Allah

Yang tidak punya kamus dunia maya

7d.

Re: (OOT) Pengikat Hati

Posted by: "EngBekasi" eng100@hitachi-cmi.co.id

Fri Jul 4, 2008 12:26 am (PDT)

Amiin...Ya Alloh Ya Robbal Alamiin......

Salam,
Samsul

----- Original Message -----
From: Euis
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 04, 2008 1:32 PM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (OOT) Pengikat Hati

Amiin..Ya Robbal 'alamiin...

Ya Allah..perkenankanlah do'a hambaMu ini..
do'a yang penuh harap dan keikhlasan..

Salam,
Euis

----- Original Message -----
From: setyawan_abe
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 04, 2008 1:11 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] (OOT) Pengikat Hati

Ya Allah, Engkau tahu bahwa hati ini telah berhimpun dalam kecintaan kepada-Mu,

telah berjumpa dalam mentaati-Mu,

telah bersatu dijalan-Mu.

Maka teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya;

Kekalkanlah kasih sayangnya;tunjukilah jalan-jalannya;

Penuhilah hati itu dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar;
Lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepada-Mu dan
indahnya kepasrahan kepada- Mu;

Dan matikanlah ia diatas di jalan-Mu.

Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung

dan sebaik-baik penolong.

Ya Allah, kabulkanlah.

Salam,

Hamba Allah

Yang tidak punya kamus dunia maya

7e.

Re: (OOT) Pengikat Hati

Posted by: "Lola Za" lola_za@yahoo.com

Fri Jul 4, 2008 2:22 am (PDT)

Amin y Allah....

salam,

Lola Za

--- On Fri, 7/4/08, EngBekasi <eng100@hitachi-cmi.co.id> wrote:
From: EngBekasi <eng100@hitachi-cmi.co.id>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (OOT) Pengikat Hati
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Friday, July 4, 2008, 2:22 AM

Amiin...Ya Alloh Ya Robbal Alamiin..... .
 
Salam,
Samsul
 

----- Original Message -----
From:
Euis
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com

Sent: Friday, July 04, 2008 1:32 PM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (OOT)
Pengikat Hati


Amiin..Ya Robbal
'alamiin...
 
Ya
Allah..perkenankanl ah do'a hambaMu ini..
do'a yang penuh harap dan
keikhlasan..
 
 
Salam,
Euis
 

----- Original Message -----
From: setyawan_abe
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com

Sent: Friday, July 04, 2008 1:11 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] (OOT) Pengikat Hati


Ya Allah,
Engkau tahu bahwa hati ini telah berhimpun dalam kecintaan kepada-Mu,


telah
berjumpa dalam mentaati-Mu,
telah
bersatu dijalan-Mu.

Maka
teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya;

Kekalkanlah kasih sayangnya;tunjukila h jalan-jalannya;

Penuhilah
hati itu dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar;
Lapangkanlah dadanya
dengan limpahan iman kepada-Mu dan
indahnya kepasrahan kepada- Mu;

Dan
matikanlah ia diatas di jalan-Mu.

Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung

dan
sebaik-baik penolong.

Ya Allah,
kabulkanlah.

Salam,

Hamba Allah
Yang tidak punya kamus dunia maya











7f.

Re: (OOT) Pengikat Hati

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Fri Jul 4, 2008 2:23 am (PDT)

teh euis...
ikut milad yuks...
bisa nginep di rumah aku koq...
parungkan deket2 tangerang..
yuks..
ada kamr yang kosong insya Alloh..

Pada 4 Juli 2008 13:32, Euis <euis@pci.co.id> menulis:

> Amiin..Ya Robbal 'alamiin...
>
> Ya Allah..perkenankanlah do'a hambaMu ini..
> do'a yang penuh harap dan keikhlasan..
>
>
> Salam,
> Euis
>
>
> ----- Original Message -----
> *From:* setyawan_abe <setyawan_abe@yahoo.com>
> *To:* sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> *Sent:* Friday, July 04, 2008 1:11 PM
> *Subject:* [sekolah-kehidupan] (OOT) Pengikat Hati
>
> Ya Allah, Engkau tahu bahwa hati ini telah berhimpun dalam kecintaan
> kepada-Mu,
>
> telah berjumpa dalam mentaati-Mu,
>
> telah bersatu dijalan-Mu.
>
> Maka teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya;
>
>
> Kekalkanlah kasih sayangnya;tunjukilah jalan-jalannya;
>
> Penuhilah hati itu dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar;
> Lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepada-Mu dan
> indahnya kepasrahan kepada- Mu;
>
> Dan matikanlah ia diatas di jalan-Mu.
>
>
> Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung
>
> dan sebaik-baik penolong.
>
> Ya Allah, kabulkanlah.
>
>
> Salam,
>
> *Hamba Allah*
>
> *Yang tidak punya kamus dunia maya*
>
>
>
8a.

Kabar Gembira - Kaos SK Menanti Anda!

Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Thu Jul 3, 2008 11:11 pm (PDT)

Dear All

sahabat-sahabat SK sekalian,

Anda semua bisa mendapatkan kaos SK yang gambarnya akan kami attachment
di bawah email ini, dengan harga tiket masuk pendaftaran mengikuti
milad SK pada tanggal 27 Juli 2008 yakni Rp 65.000,-.

Pemesanan bisa dilakukan via email ke geraibuku@gmail.com dan bendahara SK

transfer uang ke bendahara SK.

Nanti ibu bendahara bisa menginformasikan ke saya update siapa saja yang daftar.

Ukuran All Size, Lengan Pendek, dengan logo SK.

Deadline pemesanan kaos adalah tanggal 13 Juli 2008. So buruan yah...!

Melalui email ini saya, seksi pembuatan kaos meminta tolong kepada administrator blog sk untuk memuat kaos SK di blognya yah.

Untuk semuanya. Selamat berkarya. Sampai ketemu di kopdar ya.

Salam

Epri Tsaqib

www.geraibuku.multiply.com

8b.

Bls: [sekolah-kehidupan] Kabar Gembira - Kaos SK Menanti Anda!

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Thu Jul 3, 2008 11:17 pm (PDT)

keren BT tuh kaos
makasih Mas Effri udah dibuatin
kapan akan selesainya
boleh nih satu buat ketau Milad ESKA
gratis satuuuuuuuuuuuuuuu....hahahahaha
gratis???
beli kaleeeee!!!
iye...iye dibeli....
makasih!

--- Pada Jum, 4/7/08, Epri Saqib <epri_tsi@yahoo.com> menulis:

Dari: Epri Saqib <epri_tsi@yahoo.com>
Topik: [sekolah-kehidupan] Kabar Gembira - Kaos SK Menanti Anda!
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 4 Juli, 2008, 1:11 PM

Dear All

sahabat-sahabat SK sekalian,
Anda semua bisa mendapatkan kaos SK yang gambarnya akan kami attachment di bawah email ini, dengan harga tiket masuk pendaftaran mengikuti milad SK pada tanggal 27 Juli 2008 yakni Rp 65.000,-.

Pemesanan bisa dilakukan via email ke geraibuku@gmail. com dan bendahara SK
transfer uang ke bendahara SK.
Nanti ibu bendahara bisa menginformasikan ke saya update siapa saja yang daftar.

Ukuran All Size, Lengan Pendek, dengan logo SK.
Deadline pemesanan kaos adalah tanggal 13 Juli 2008. So buruan yah...!

Melalui email ini saya, seksi pembuatan kaos meminta tolong kepada administrator blog sk untuk memuat kaos SK di blognya yah.

Untuk semuanya. Selamat berkarya. Sampai ketemu di kopdar ya.

Salam

Epri Tsaqib
www.geraibuku. multiply. com

__________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
8c.

Re: Kabar Gembira - Kaos SK Menanti Anda!

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Fri Jul 4, 2008 12:23 am (PDT)

Huaaaaaaaa
Dapat kaoooos???
Mauuuu doong

Mangkanya, buruan daptar milad SK
otomatis kamu dapat kaos!!

Ga usah ribed2, kalo kamu daptar milad SK
maka kamu berhak mendapatkan satu buah kaos anti
masuk angin, Buruan daptar dan isi formulirnyaaa

DANI

In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Epri Saqib <epri_tsi@...> wrote:
>
> Dear All
>
>
>
> sahabat-sahabat SK sekalian,
>
> Anda semua bisa mendapatkan kaos SK yang gambarnya akan kami attachment
> di bawah email ini, dengan harga tiket masuk pendaftaran mengikuti
> milad SK pada tanggal 27 Juli 2008 yakni Rp 65.000,-.
>
>
>
> Pemesanan bisa dilakukan via email ke geraibuku@... dan bendahara SK
>
> transfer uang ke bendahara SK.
>
> Nanti ibu bendahara bisa menginformasikan ke saya update siapa saja
yang daftar.
>
>
>
> Ukuran All Size, Lengan Pendek, dengan logo SK.
>
> Deadline pemesanan kaos adalah tanggal 13 Juli 2008. So buruan yah...!
>
>
>
> Melalui email ini saya, seksi pembuatan kaos meminta tolong kepada
administrator blog sk untuk memuat kaos SK di blognya yah.
>
>
>
> Untuk semuanya. Selamat berkarya. Sampai ketemu di kopdar ya.
>
>
>
> Salam
>
>
>
> Epri Tsaqib
>
> www.geraibuku.multiply.com
>

8d.

Re: Kabar Gembira - Kaos SK Menanti Anda!

Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Fri Jul 4, 2008 12:35 am (PDT)

Iya,

bagi yg sudah daftar tak usah konfirmasi lagi ya.

nanti bendahara akan update ke saya siapa saja yg sudah pesan.

Ingat deadline ya.

jangan sampai kehabisan!

Salam

--- On Fri, 7/4/08, fil_ardy <fil_ardy@yahoo.com> wrote:
From: fil_ardy <fil_ardy@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: Kabar Gembira - Kaos SK Menanti Anda!
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Friday, July 4, 2008, 3:23 AM

Huaaaaaaaa

Dapat kaoooos???

Mauuuu doong

Mangkanya, buruan daptar milad SK

otomatis kamu dapat kaos!!

Ga usah ribed2, kalo kamu daptar milad SK

maka kamu berhak mendapatkan satu buah kaos anti

masuk angin, Buruan daptar dan isi formulirnyaaa

DANI

In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, Epri Saqib <epri_tsi@.. .> wrote:

>

> Dear All

>

>

>

> sahabat-sahabat SK sekalian,

>

> Anda semua bisa mendapatkan kaos SK yang gambarnya akan kami attachment

> di bawah email ini, dengan harga tiket masuk pendaftaran mengikuti

> milad SK pada tanggal 27 Juli 2008 yakni Rp 65.000,-.

>

>

>

> Pemesanan bisa dilakukan via email ke geraibuku@.. . dan bendahara SK

>

> transfer uang ke bendahara SK.

>

> Nanti ibu bendahara bisa menginformasikan ke saya update siapa saja

yang daftar.

>

>

>

> Ukuran All Size, Lengan Pendek, dengan logo SK.

>

> Deadline pemesanan kaos adalah tanggal 13 Juli 2008. So buruan yah...!

>

>

>

> Melalui email ini saya, seksi pembuatan kaos meminta tolong kepada

administrator blog sk untuk memuat kaos SK di blognya yah.

>

>

>

> Untuk semuanya. Selamat berkarya. Sampai ketemu di kopdar ya.

>

>

>

> Salam

>

>

>

> Epri Tsaqib

>

> www.geraibuku. multiply. com

>











8e.

Re: Kabar Gembira - Kaos SK Menanti Anda!

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Fri Jul 4, 2008 2:41 am (PDT)

mas epri oiiiiiiiii

buat kami-kami yang bejilbab ini...bikinlah lengak panjang, setuju
teman-teman ?

Trus contoh desainnya di copy-paste aja mas. Milis tuh gak bisa
nampilin attachment.

Makasih
asma

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Epri Saqib <epri_tsi@...> wrote:
>
> Dear All
>
>
>
> sahabat-sahabat SK sekalian,
>
> Anda semua bisa mendapatkan kaos SK yang gambarnya akan kami attachment
> di bawah email ini, dengan harga tiket masuk pendaftaran mengikuti
> milad SK pada tanggal 27 Juli 2008 yakni Rp 65.000,-.
>
>
>
> Pemesanan bisa dilakukan via email ke geraibuku@... dan bendahara SK
>
> transfer uang ke bendahara SK.
>
> Nanti ibu bendahara bisa menginformasikan ke saya update siapa saja
yang daftar.
>
>
>
> Ukuran All Size, Lengan Pendek, dengan logo SK.
>
> Deadline pemesanan kaos adalah tanggal 13 Juli 2008. So buruan yah...!
>
>
>
> Melalui email ini saya, seksi pembuatan kaos meminta tolong kepada
administrator blog sk untuk memuat kaos SK di blognya yah.
>
>
>
> Untuk semuanya. Selamat berkarya. Sampai ketemu di kopdar ya.
>
>
>
> Salam
>
>
>
> Epri Tsaqib
>
> www.geraibuku.multiply.com
>

9a.

(SK Idol) kisah tentang bidadari

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Fri Jul 4, 2008 2:25 am (PDT)

Kisah tentang Bidadari
Oleh Retnadi Nur'aini

Semalam, saya baru saja bertemu bidadari. Ya, ya, ya, saya tahu, pasti
kalian tidak percaya kan?. Tapi saya tidak bohong. Semalam betul-betul
ada bidadari turun ke bumi. Kejadiannya sekitar jam 22.00 WIB. Saat
itu, saya sedang membaca buku di kamar. Samar-samar, terdengar suara
bayi menangis dari arah luar rumah. Selama beberapa menit berikutnya
suara itu makin kencang saja terdengar, sampai akhirnya tiba-tiba
menghilang begitu saja.

Merasa penasaran, saya pun segera keluar rumah. Di teras, saya temukan
Ibu saya sedang menggendong seorang bayi laki-laki bermata sembab.
Baru saja saya mau bertanya pada Ibu dan minta penjelasan,
sekonyong-konyong bayi ini menjerit lagi. Dengan sigap, Ibu pun segera
menenangkannya. "Cep, cep, cep, sayang.." bujuk Ibu, lalu
menggendongnya kembali ke dalam rumah.

Dari segerombol anak yang hobi nongkrong depan rumah lah, baru
kemudian saya dapatkan sebuah penjelasan. Bahwa suara tangisan tadi
memang berasal dari bayi yang digendong Ibu. Bayi itu sendiri
merupakan anak bungsu dari penjual bakso di samping rumah kami.
Rupanya, ayah ibu si bayi sedang keluar mengambil gerobak bakso di
pasar, dan meninggalkan ke dua anak mereka, juga si bayi yang sedang
terlelap di warung bakso yang sudah tutup. Tak disangka, si bayi
tiba-tiba terbangun, dan menangis karena ayah ibunya hilang. "Terus,
ibu kamu keluar, dan langsung nggendong bayi itu deh, " ujar salah
seorang dari anak-anak yang nongkrong itu.

Setelah berterima kasih, saya pun masuk ke rumah. Di ruang tengah lah
saya melihatnya. Seorang bidadari yang sedang menyuapkan sendok demi
sendok air putih pada seorang bayi bermata sembab dalam gendongannya.
Saat matanya bertemu mata saya, bidadari ini tersenyum. "Kasian No,
dari tadi anak ini nangis terus. Ibu udah nggak bisa nyusuin lagi sih,
makanya ibu kasi air putih aja.." kata bidadari itu.

Dan saya tersenyum. Bidadari itu cantik sekali….
***

Bukan sekali itu saya curiga bahwa Ibu adalah jelmaan bidadari. Habis,
Ibu memang kelewat baik hati sih. Waktu kucing peliharaan kami
melahirkan di lemari baju, komentar pertama Ibu adalah "Kasi air minum
yah ke induknya, melahirkan itu kan sakit." Ibu tidak mengomel tentang
lemari baju yang jadi kotor oleh darah kucing dan bau selama
berhari-hari. Ibu tidak mengeluh tentang anak-anak kucing yang dengan
berisiknya mengeong-ngeong sepanjang malam dan keesokan harinya
membuat kami serumah sakit kepala. Selama sebulan berikutnya, Ibu juga
rajin mewanti-wanti kami untuk selalu memberikan air matang pada si
induk kucing. "Melahirkan itu berat lho..kasihan kalau dia minum air
mentah," begitu ujar Ibu.

Padahal Ibu tidak suka kucing.

Begitu juga saat salah satu pembantu kami bolos masuk kerja dengan
alasan sakit. Ibu tentu saja tahu bahwa Siti, mantan pembantu kami itu
hanya berbohong, mengingat betapa seringnya ia menggunakan trik
pura-pura sakit itu. Tapi ketimbang mengomel seperti saya, yang
dilakukan Ibu adalah mengemasi rantang berisi makanan hangat untuk
diantarkannya langsung ke rumah Siti. "Gak papa Retno, pasti ada
alasan lain sampai dia harus bohong. Toh Ibu juga masak agak banyak
hari ini," ujarnya sabar.

Kesabarannya yang nyaris tanpa batas ini juga berlaku bagi saya.
Beberapa waktu lalu misalnya, saya pernah pulang dengan sebuah tato di
punggung tangan kiri. Meski awalnya Ibu menatap tangan saya dengan
mata terbelalak, namun Ibu kemudian hanya menghela napas. Lalu
bertanya tenang "Bisa ilang kan No?". Setelah mendengar jawaban "ya"
dari saya, Ibu pun tak lagi protes. Dan ya, tato temporer yang saya
buat di terminal Blok M itu pun hilang seminggu kemudian.

Ibu tak protes saat saya membungkus satu tembok kamar saya plus satu
lemari baju, dengan tempelan kolase. Ibu tak protes saat saya
mengenakan baju dengan paduan yang aneh-aneh. Paling-paling ibu hanya
tersenyum. Sampai saya pulang dan mengeluh sendiri bahwa hari ini saya
tampak aneh, baru Ibu mengaku. "Iya sih No, tadi modelnya agak beda,"
ujarnya jujur.

Ibu tak protes saat saya pernah memutuskan untuk keluar dari kantor
saya, sebuah PR Company yang lumayan menjanjikan. Ibu tak protes saat
kala itu saya memutuskan untuk bekerja dari rumah dengan menulis
naskah buku pengetahuan umum untuk anak-anak. "Yang penting sekarang
kamu melakukan apa yang kamu senangi," ujar Ibu saya. Dan betapa saya
sangat berterima kasih untuk pengertiannya.

Begitu juga saat saya melakukan setumpuk kesalahan. Dengan kesabaran
yang luar biasa, Ibu akan memaafkan. Waktu saya menghilangkan buku doa
yang rencananya akan digunakan Ibu sepanjang bulan Ramadhan lalu, Ibu
memaafkan. Pernah juga saya menghabiskan satu malam akhir pekan dengan
asyik membaca buku, dan abai terhadap cerita Ibu, Ibu tetap memaafkan.
Atau waktu saya lagi-lagi melanggar janji untuk pulang sore dan
lagi-lagi pulang tengah malam, dengan lapang dadanya, Ibu selalu saja
berhasil memaafkan.
***
Toh satu kali sempat bidadari ini memprotes saya.

Itu adalah saat saya menggunduli kepala saya bertahun lalu (dengan
sengaja, tentu saja. Itu bukan "kecelakaan". Saya memang sungguhan
ingin botak sekali-sekali). Selama berminggu-minggu Bapak dan ketiga
abang saya pun menjadikan model rambut saya ini sebagai bahan
bulan-bulanan.

Tapi tidak buat Ibu.

Ibu tidak tertawa. Ibu tidak menganggap lelucon yang dilontarkan Bapak
dan abang-abang saya lucu. Dan selama berminggu-minggu yang sama, Ibu
menolak bicara dengan saya. Tak hanya itu, Ibu juga selalu menyebut
nama Tuhan setiap kali melihat saya (sekitar 57.895 kali sehari).
Sampai akhirnya Ibu mengajak saya duduk dan berkata dengan suaranya
yang lemah lembut. "Retno sayang, anak Ibu tuh perempuan cuma satu.
Besok-besok jangan botak lagi yah. Ibu mohooon sekali," ujarnya.

Saya menangis mendengarnya.

Tak pernah terpikir sama sekali oleh saya sebelumnya, bahwa isu rambut
saya ternyata sedemikian pentingnya bagi Ibu. Sama seperti tak pernah
terlintas oleh saya bahwa Ibu memendam satu permintaan sederhana
terhadap rambut saya. "Ibu pingin ngepangin rambut kamu nanti kalau
udah panjang ya," pintanya.

Dan ya, saya tak pernah memotong rambut saya lagi sejak malam itu.
***
Seperti banyak ibu lainnya, Ibu saya juga kerap bercerita tentang
ibunya. Wanita yang saya panggil dengan sebutan "Uti Ayu" ini sudah
meninggal sejak saya masih berumur 2 tahun. "Ibu saya itu baiiik
sekali No, nggak pernah marah sama sekali.." ujar Ibu.

Pernah saat masih kecil, Ibu saya keceplosan bicara dengan seorang
temannya, tentang kakak perempuan Ibu. "Mbakyu ku iku nek nyambel rak
enak lho (Kakakku itu itu kalau membuat sambal, rasanya tak enak)"
ujar Ibu. Ucapan Ibu ini tak sengaja terdengar oleh Uti Ayu. Dan yang
dilakukan Uti Ayu adalah memanggil Ibu saya ke kamar dan menasehatinya
dengan lembut. "Ojo ngono tho Yuk. Iku kan mbakyu mu (Jangan begitu
Yuk (panggilan Uti saya pada Ibu, karena nama ibu saya Yayuk). Itu kan
kakakmu sendiri)." Dari sana saya tahu dari mana Ibu saya belajar
untuk menegur seseorang dengan halus.

Uti Ayu juga seorang yang dermawan. Sewaktu tinggal di Malang, mereka
tinggal di sebuah rumah yang cukup besar. Begitu besarnya sampai Uti
Ayu menyewakan beberapa kamar pada sejumlah mahasiswa. "Yang saya
nggak pernah lihat seorang pun dari mereka membayar sama Ibu saya.
Paling-paling mereka cuma membawa oleh-oleh dari kampung," ujar Ibu
saya sambil tersenyum. Dari sana, saya juga tahu dari mana Ibu saya
belajar untuk menjadi begitu pemurah.

Masih banyak lagi cerita tentang almarhumah Uti Ayu yang luar biasa
ini. Dan dari sana lah saya tahu, wanita seperti apa yang telah
melahirkan seorang bidadari cantik bernama Sangi Siti Rahayu ini.
Yang menakjubkan, dengan semua puja puji yang saya lontarkan
terhadapnya, betapa Ibu tetap seorang yang begitu rendah hati. Meski
ia selalu rajin shalat Dhuha 12 rakaat setiap pagi, dan tak pernah
alpa shalat tahajud, plus rutin mengaji setiap petang, dengan rendah
hatinya Ibu selalu berujar "Ah, saya mah masih banyak dosa No. Masih
suka suudzon sama orang (yang mana saya bingung kapan), dan masih
belum tulus (yang mana saya juga bingung kapan), trus masih suka judes
(ya ollooo, kalo Ibu aja berasa judes, saya pakabar???)"

Bahkan saat saya menunjukkan tulisan-tulisan saya tentangnya,
pertanyaan pertamanya adalah "Ini bisa dilihat di internet ya?
Teman-teman kamu bisa baca?" Ketika saya menjawab "ya", maka muka Ibu
akan bersemu merah. "Duh, dihapus aja ya No. Ibu malu.." katanya.

Lalu sambil memeluknya saya berujar "Nggak papa Ibu sayaaang. Biar
semua orang tahu betapa indahnya Ibu, dan bahwa Retno punya ibu yang
hebaaaaaat sekaliiii!!!!"

Karena ya, Ibu memang seorang bidadari yang luar biasa cantiknya.

Dan betapa saya berterima kasih karena terlahir darinya.
***

Special dedicated to Sangi Siti Rahayu, the wonderful angel.

9b.

Re: (SK Idol) kisah tentang bidadari

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Fri Jul 4, 2008 3:07 am (PDT)

Nok saya membacanya menangis....suer....ibumu memang hebat Nok makanya Nok juga jadi orang hebat, so buat pula kelak anak-anakmu membuat tulisan seindah itu.....untuk bidadari mereka.... salam sayang buat Ibu Sangi Siti Rahayu, salam suayangggg karena telah membuat saya menangis....Retno yang jelas emang idolaku dari dulu.......semuanya pantas jadi panutan deh....

Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

----- Original Message ----
From: punya_retno <punya_retno@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Friday, July 4, 2008 4:25:40 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] (SK Idol) kisah tentang bidadari

Kisah tentang Bidadari
Oleh Retnadi Nur'aini

Semalam, saya baru saja bertemu bidadari. Ya, ya, ya, saya tahu, pasti
kalian tidak percaya kan?. Tapi saya tidak bohong. Semalam betul-betul
ada bidadari turun ke bumi. Kejadiannya sekitar jam 22.00 WIB. Saat
itu, saya sedang membaca buku di kamar. Samar-samar, terdengar suara
bayi menangis dari arah luar rumah. Selama beberapa menit berikutnya
suara itu makin kencang saja terdengar, sampai akhirnya tiba-tiba
menghilang begitu saja.

Merasa penasaran, saya pun segera keluar rumah. Di teras, saya temukan
Ibu saya sedang menggendong seorang bayi laki-laki bermata sembab.
Baru saja saya mau bertanya pada Ibu dan minta penjelasan,
sekonyong-konyong bayi ini menjerit lagi. Dengan sigap, Ibu pun segera
menenangkannya. "Cep, cep, cep, sayang.." bujuk Ibu, lalu
menggendongnya kembali ke dalam rumah.

Dari segerombol anak yang hobi nongkrong depan rumah lah, baru
kemudian saya dapatkan sebuah penjelasan. Bahwa suara tangisan tadi
memang berasal dari bayi yang digendong Ibu. Bayi itu sendiri
merupakan anak bungsu dari penjual bakso di samping rumah kami.
Rupanya, ayah ibu si bayi sedang keluar mengambil gerobak bakso di
pasar, dan meninggalkan ke dua anak mereka, juga si bayi yang sedang
terlelap di warung bakso yang sudah tutup. Tak disangka, si bayi
tiba-tiba terbangun, dan menangis karena ayah ibunya hilang. "Terus,
ibu kamu keluar, dan langsung nggendong bayi itu deh, " ujar salah
seorang dari anak-anak yang nongkrong itu.

Setelah berterima kasih, saya pun masuk ke rumah. Di ruang tengah lah
saya melihatnya. Seorang bidadari yang sedang menyuapkan sendok demi
sendok air putih pada seorang bayi bermata sembab dalam gendongannya.
Saat matanya bertemu mata saya, bidadari ini tersenyum. "Kasian No,
dari tadi anak ini nangis terus. Ibu udah nggak bisa nyusuin lagi sih,
makanya ibu kasi air putih aja.." kata bidadari itu.

Dan saya tersenyum. Bidadari itu cantik sekali….
***

Bukan sekali itu saya curiga bahwa Ibu adalah jelmaan bidadari. Habis,
Ibu memang kelewat baik hati sih. Waktu kucing peliharaan kami
melahirkan di lemari baju, komentar pertama Ibu adalah "Kasi air minum
yah ke induknya, melahirkan itu kan sakit." Ibu tidak mengomel tentang
lemari baju yang jadi kotor oleh darah kucing dan bau selama
berhari-hari. Ibu tidak mengeluh tentang anak-anak kucing yang dengan
berisiknya mengeong-ngeong sepanjang malam dan keesokan harinya
membuat kami serumah sakit kepala. Selama sebulan berikutnya, Ibu juga
rajin mewanti-wanti kami untuk selalu memberikan air matang pada si
induk kucing. "Melahirkan itu berat lho..kasihan kalau dia minum air
mentah," begitu ujar Ibu.

Padahal Ibu tidak suka kucing.

Begitu juga saat salah satu pembantu kami bolos masuk kerja dengan
alasan sakit. Ibu tentu saja tahu bahwa Siti, mantan pembantu kami itu
hanya berbohong, mengingat betapa seringnya ia menggunakan trik
pura-pura sakit itu. Tapi ketimbang mengomel seperti saya, yang
dilakukan Ibu adalah mengemasi rantang berisi makanan hangat untuk
diantarkannya langsung ke rumah Siti. "Gak papa Retno, pasti ada
alasan lain sampai dia harus bohong. Toh Ibu juga masak agak banyak
hari ini," ujarnya sabar.

Kesabarannya yang nyaris tanpa batas ini juga berlaku bagi saya.
Beberapa waktu lalu misalnya, saya pernah pulang dengan sebuah tato di
punggung tangan kiri. Meski awalnya Ibu menatap tangan saya dengan
mata terbelalak, namun Ibu kemudian hanya menghela napas. Lalu
bertanya tenang "Bisa ilang kan No?". Setelah mendengar jawaban "ya"
dari saya, Ibu pun tak lagi protes. Dan ya, tato temporer yang saya
buat di terminal Blok M itu pun hilang seminggu kemudian.

Ibu tak protes saat saya membungkus satu tembok kamar saya plus satu
lemari baju, dengan tempelan kolase. Ibu tak protes saat saya
mengenakan baju dengan paduan yang aneh-aneh. Paling-paling ibu hanya
tersenyum. Sampai saya pulang dan mengeluh sendiri bahwa hari ini saya
tampak aneh, baru Ibu mengaku. "Iya sih No, tadi modelnya agak beda,"
ujarnya jujur.

Ibu tak protes saat saya pernah memutuskan untuk keluar dari kantor
saya, sebuah PR Company yang lumayan menjanjikan. Ibu tak protes saat
kala itu saya memutuskan untuk bekerja dari rumah dengan menulis
naskah buku pengetahuan umum untuk anak-anak. "Yang penting sekarang
kamu melakukan apa yang kamu senangi," ujar Ibu saya. Dan betapa saya
sangat berterima kasih untuk pengertiannya.

Begitu juga saat saya melakukan setumpuk kesalahan. Dengan kesabaran
yang luar biasa, Ibu akan memaafkan. Waktu saya menghilangkan buku doa
yang rencananya akan digunakan Ibu sepanjang bulan Ramadhan lalu, Ibu
memaafkan. Pernah juga saya menghabiskan satu malam akhir pekan dengan
asyik membaca buku, dan abai terhadap cerita Ibu, Ibu tetap memaafkan.
Atau waktu saya lagi-lagi melanggar janji untuk pulang sore dan
lagi-lagi pulang tengah malam, dengan lapang dadanya, Ibu selalu saja
berhasil memaafkan.
***
Toh satu kali sempat bidadari ini memprotes saya.

Itu adalah saat saya menggunduli kepala saya bertahun lalu (dengan
sengaja, tentu saja. Itu bukan "kecelakaan" . Saya memang sungguhan
ingin botak sekali-sekali) . Selama berminggu-minggu Bapak dan ketiga
abang saya pun menjadikan model rambut saya ini sebagai bahan
bulan-bulanan.

Tapi tidak buat Ibu.

Ibu tidak tertawa. Ibu tidak menganggap lelucon yang dilontarkan Bapak
dan abang-abang saya lucu. Dan selama berminggu-minggu yang sama, Ibu
menolak bicara dengan saya. Tak hanya itu, Ibu juga selalu menyebut
nama Tuhan setiap kali melihat saya (sekitar 57.895 kali sehari).
Sampai akhirnya Ibu mengajak saya duduk dan berkata dengan suaranya
yang lemah lembut. "Retno sayang, anak Ibu tuh perempuan cuma satu.
Besok-besok jangan botak lagi yah. Ibu mohooon sekali," ujarnya.

Saya menangis mendengarnya.

Tak pernah terpikir sama sekali oleh saya sebelumnya, bahwa isu rambut
saya ternyata sedemikian pentingnya bagi Ibu. Sama seperti tak pernah
terlintas oleh saya bahwa Ibu memendam satu permintaan sederhana
terhadap rambut saya. "Ibu pingin ngepangin rambut kamu nanti kalau
udah panjang ya," pintanya.

Dan ya, saya tak pernah memotong rambut saya lagi sejak malam itu.
***
Seperti banyak ibu lainnya, Ibu saya juga kerap bercerita tentang
ibunya. Wanita yang saya panggil dengan sebutan "Uti Ayu" ini sudah
meninggal sejak saya masih berumur 2 tahun. "Ibu saya itu baiiik
sekali No, nggak pernah marah sama sekali.." ujar Ibu.

Pernah saat masih kecil, Ibu saya keceplosan bicara dengan seorang
temannya, tentang kakak perempuan Ibu. "Mbakyu ku iku nek nyambel rak
enak lho (Kakakku itu itu kalau membuat sambal, rasanya tak enak)"
ujar Ibu. Ucapan Ibu ini tak sengaja terdengar oleh Uti Ayu. Dan yang
dilakukan Uti Ayu adalah memanggil Ibu saya ke kamar dan menasehatinya
dengan lembut. "Ojo ngono tho Yuk. Iku kan mbakyu mu (Jangan begitu
Yuk (panggilan Uti saya pada Ibu, karena nama ibu saya Yayuk). Itu kan
kakakmu sendiri)." Dari sana saya tahu dari mana Ibu saya belajar
untuk menegur seseorang dengan halus.

Uti Ayu juga seorang yang dermawan. Sewaktu tinggal di Malang, mereka
tinggal di sebuah rumah yang cukup besar. Begitu besarnya sampai Uti
Ayu menyewakan beberapa kamar pada sejumlah mahasiswa. "Yang saya
nggak pernah lihat seorang pun dari mereka membayar sama Ibu saya.
Paling-paling mereka cuma membawa oleh-oleh dari kampung," ujar Ibu
saya sambil tersenyum. Dari sana, saya juga tahu dari mana Ibu saya
belajar untuk menjadi begitu pemurah.

Masih banyak lagi cerita tentang almarhumah Uti Ayu yang luar biasa
ini. Dan dari sana lah saya tahu, wanita seperti apa yang telah
melahirkan seorang bidadari cantik bernama Sangi Siti Rahayu ini.
Yang menakjubkan, dengan semua puja puji yang saya lontarkan
terhadapnya, betapa Ibu tetap seorang yang begitu rendah hati. Meski
ia selalu rajin shalat Dhuha 12 rakaat setiap pagi, dan tak pernah
alpa shalat tahajud, plus rutin mengaji setiap petang, dengan rendah
hatinya Ibu selalu berujar "Ah, saya mah masih banyak dosa No. Masih
suka suudzon sama orang (yang mana saya bingung kapan), dan masih
belum tulus (yang mana saya juga bingung kapan), trus masih suka judes
(ya ollooo, kalo Ibu aja berasa judes, saya pakabar???)"

Bahkan saat saya menunjukkan tulisan-tulisan saya tentangnya,
pertanyaan pertamanya adalah "Ini bisa dilihat di internet ya?
Teman-teman kamu bisa baca?" Ketika saya menjawab "ya", maka muka Ibu
akan bersemu merah. "Duh, dihapus aja ya No. Ibu malu.." katanya.

Lalu sambil memeluknya saya berujar "Nggak papa Ibu sayaaang. Biar
semua orang tahu betapa indahnya Ibu, dan bahwa Retno punya ibu yang
hebaaaaaat sekaliiii!!! !"

Karena ya, Ibu memang seorang bidadari yang luar biasa cantiknya.

Dan betapa saya berterima kasih karena terlahir darinya.
***

Special dedicated to Sangi Siti Rahayu, the wonderful angel.

10.

(penyejuk iman) Niat (mumpung hari Jum'at)

Posted by: "r widhiatma" r_widhiatma@yahoo.com   r_widhiatma

Fri Jul 4, 2008 2:30 am (PDT)



mumpung hari Jum'at,
semoga bermanfaat bagi yang membaca dan khususnya bagi diri saya sendiri

Dari 'Amirul Mu'minin Abu Hafsh 'Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu
telah berkata: "Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda (yang artinya): 

"Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu hanyalah tergantung pada
niat, dan sesungguhnya bagi setiap orang hanya memperoleh (sesuai) apa yang ia
niatkan. Maka siapa yang hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya
itu karena dunia yang ingin diraihnya atau karena seorang wanita yang akan
dikawininya, maka hijrahnya itu ke arah apa yang ia tuju". 

[hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim]

Imam Nawawi menempatkan hadits ini di urutan ke-1 dalam Hadits Arbain (kumpulan 40 hadits). Beliau juga menempatkan hadits ini di Bab ke-1 dalam buku Riyadhush-Shalihin

Sebagian ulama menyebutkan bahwa sebab dikeluarkannya hadits ini berkenaan
dengan seorang laki-laki yang ingin menikahi seorang wanita yang dikenal dengan
Ummu Qais. Dan perempuan ini tidak mau dinikahi kecuali kalau laki-laki
tersebut berhijrah. Maka berhijrahlah laki-laki tersebut karena keinginannya untuk
menikahi Ummu Qais, bukan karena mengharap pahala hijrah. Oleh sebab itu
laki-laki itu digelari dengan Muhajir Ummi Qais (orang yang berhijrah
karena Ummu Qais).

Dalam konteks sekarang tentu kata hijrah disini bisa dikaitkan dengan segala amal perbuatan baik lainnya.

Semoga niat lurus selalu terjaga
T_T   [o<
Wassalamu'alaikum wr wb,
Salamun 'ala manittaba huda

wiwid

11.

cerita di balik JBF, (Kuisioner nggak penting)

Posted by: "r widhiatma" r_widhiatma@yahoo.com   r_widhiatma

Fri Jul 4, 2008 2:35 am (PDT)



Buku apa yang
paling kamu cari di JBF?

Buku yang gratis
^_^

 

Stan Penerbit apa
yang paling kamu cari di JBF?

Stan penerbit
yang ada teman-teman satu almamater di sana

 

Kenapa?

Karena sering
nggak diperbolehkan membayar (alias dikasih gratis) :D

Bukan minta
loh... tapi dikasih. hihiihii...  ^o^V

 

Kemudian stan apa
lagi?

Stan kampus

 

Kenapa?

Nggak apa-apa.
Pengen tau aja.

 

Lebih suka pergi
sendiri atau rame-rame?

Sendiri

 

Kenapa?

Karena kalau
rame-rame nggak jadi dapet buku gratis. Soalnya yang lain pasti iri.

Kasian temen yg kerja
di penerbit kalau harus ngasih buku gratis ke semuanya.

:D

 

Hehehe... Nggak gitu-gitu banget kaliii..   ^_^ V

 

JBF kapan yang
paling kamu ingat?

Waktu masih
kuliah tingkat 3

 

Ada peristiwa apa?

Bertiga dengan
Hay dan Amin (adik kelasku), ngajak "ngobrol bareng" semua Pudir Gedung Q, dengan
pengerahan pasukan ^_^

Katanya kami yang
pertama kali membuat sejarah ^_^  hihihiii...

Kamu, teman, punya cerita juga?

salam
u-ul

12a.

Re: (reminder) KOMPETISI ESKA IDOL TAHAP II (27 Juni- 7 Juli)

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Fri Jul 4, 2008 2:37 am (PDT)

Mas Salam dan seluruh panitia, maturnuwun telah memasukkan dalam salah satu idol (halah)... tapi rasane ga pantes ae mas, isin wis tuwir...masih banyak nama-nama dibawah yang lebih wuokeee deh... kalo boleh mengalihkan suara, aku pilih Mbak Lia aja deh....suaraku satu biji buat Mbak Lia sebenarnya pengennya tak bagi-bagi...Mbak Retno , MAs Dani, Mas Fiyan, Mbak Jenny, Mbak Novi, Mas Galih, Mbak Asma, Udo, Mas Sis, Mas... Mbak...kuabeh wis...eh...tak pikir kok semuanya jadi idolaku ya? bukan aku kalah sebelum berlaga, tapi aku memang malu berlaga, ndak pantes....so saya mengikuti langkah Udo, suaraku buat Mbak Lia aja...matur nuwun...semangatttt untuk semua idolaku....

Ketika siapapun dan sekecil apapun dapat kuambil pelajaran kehidupan darinya , maka dia adalah idola saya.

Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

----- Original Message ----
From: asma_h_1999 <asma_h_1999@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Thursday, July 3, 2008 12:31:00 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (reminder) KOMPETISI ESKA IDOL TAHAP II (27 Juni- 7 Juli)

Mas Nur, itu teh pilih salah satu tema atau dua-duanya dituliskan.
Pemahaman saya dua-duanya ya. Ehmm bisa gak ya ?

wassalam
asma

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, "Kabinet Eska"
<kabinet.eska@ ...> wrote:
>
> Ass.wr.wb.
>
> Sebelum meneruskan membaca, moto hari ini: *JANGAN KALAH SEBELUM
BERLAGA!*
>
> Yuk, lanjut!
>
>
> Sahabat Eska dan para nominator Eska Idol Tahap I, berikut tugas menulis
> yang harus diselesaikan oleh para nominator yang nama-namanya
tercantum di
> bawah ini. Mohon tugas menulis ini diposting ke milis SK *DENGAN
KODE: [SK
> IDOL]* dan di-cc ke email kabinet.eska@ ... (kabinet dot eska et gmail
> dot com) maksimal s.d tgl 7 Juli 2008. Keterlambatan posting dan tidak
> komplitnya tugas yang dikerjakan akan mempengaruhi penilaian dewan juri.
>
> *TUGAS MENULIS:*
>
> Tuliskan tema-tema berikut dalam bentuk artikel chicken soup for the
soul
> (inspiratif atau berdasarkan pengalaman pribadi atau orang lain)
minimal 4
> halaman A4, spasi 1,5, font Times New Roman.
>
> *TEMA:*
>
> 1. *ESKA DI MATA SAYA*
>
> 2. *MY LIFE*
>
> Untuk para nominator, selamat berjuang! Sampai ketemu di babak final!
>
> Tabik,
>
> *Nursalam AR
>
> Ketua Umum Eska Pusat 2007-2008
> *
>
> *LAMPIRAN*
>
> *DAFTAR NOMINATOR ESKA IDOL TAHAP I
> *
>
> Lia Octavia = 10 suara
>
> Dhani Ardiansyah = 8 suara
>
> Retnadi Nur'aini (Retno) = 7 suara
>
> Novi Ningsih (Novi Khansa) = 6 suara
>
> Fiyan Arjun = 5 suara
>
> Jenny Jusuf = 3 suara
>
> Udo Yamin = 3 suara
>
> Rini Nurul Badariah = 2 suara
>
> Suhadi = 2 suara
>
> Aprilia Ekasari = 1 suara
>
> Sismanto = 1 suara
>
> Dyah Zakiati = 1 suara
>
> Hadian Febrianto = 1 suara
>
> Galih Ali Permana = 1 suara
>
> Muhammad Taufiq = 1 suara
>
> Catur Catriks = 1 suara
>
> Arrizki Abidin (Rizki) = 1 suara
>
> Pak Abir = 1 suara
>
> Divin Nahb = 1 suara
>
> Nia Robiatun jumiah = 1 suara
>
> Siwi (Siu Elha) = 1 suara
>
> Asma Sembiring = 1 suara
>
> Achi TM. = 1 suara
>
> ps: ada 6 suara yang mendukung Pak Teha yang terpaksa "tidak
> diperhitungkan" karena Pak Teha termasuk salah satu dewan juri Eska Idol
> 2008. Mohon maaf dan harap maklum.
>
>
>
>
>
> --
> "Comfort home for all"
>
>
>
>
>
> --
> "Comfort home for all"
>

13.

Press release Roadshow Seminar Penulisan FLP DKI

Posted by: "billy antoro" billy.antoro@gmail.com   billyantoro04

Fri Jul 4, 2008 3:06 am (PDT)

*

Press release Roadshow Seminar Penulisan FLP DKI
*

JEMBATAN BAGI PEGIAT SENI

AWAL tahun 2000 merupakan tahun di mana karya berbasis imajinasi (melibatkan
kreativitas nalar) anak negeri menunjukkan 'kebangkitannya'. Karya-karya
fiksi yang diangkat ke layar lebar dan buku mampu membangkitkan gairah
masyarakat untuk 'menengok' karya anak bangsa setelah lama terlena dengan
karya produksi mancanegara. Toko buku dan bioskop selalu dipenuhi oleh
orang-orang yang haus informasi dan hiburan. Jumlahnya selalu meningkat dari
tahun ke tahun.

Fenomena ini ditangkap baik oleh para pegiat seni (tulis, skenario, film).
Buku-buku dan film-film baru diluncurkan. Penulis buku, penulis skenario,
sutradara, dan orang-orang yang terlibat dalam sebuah produksi karya (cetak
dan elektronik) banjir pesanan. Sinema elektronik kejar tayang. Bioskop
disesaki penonton. Toko buku tak pernah sepi pengunjung.

Di dunia perbukuan, karya-karya fiksi islami yang diusung para penulis Forum
Lingkar Pena muncul ke permukaan. Menciptakan kreativitas dan pasar sendiri.
Penerbit-penerbit baru yang khusus menerbitkan fiksi islami kemudian
bermunculan. Tak mau kalah bersaing, penerbit lama membuka lini penerbitan
yang mengakomodasi karya fiksi islami.

Di dunia perfilman, tema klasik dimunculkan namun dengan penggarapan yang
lebih kreatif; cinta remaja dan orang dewasa. Menyusul tema klenik (yang
melibatkan makhluk gaib) dan seks. Daur ulang film cerita lama tak membuat
penonton sungkan untuk menyimaknya.

Namun sayang, inovasi imajinatif yang selalu berusaha menggapai
puncak-puncak kreativitas tak selamanya terpelihara baik. Selalu saja ada
orang yang berkarya tidak berdasar 'idealisme'. Makin banyak orang berkarya
demi mengumpulkan dana kapital tanpa memedulikan kualitasnya. Akhirnya yang
tersisa hanyalah kejenuhan dan kebosanan masyarakat dalam menikmati karya
seni.

Secara umum fenomena ini sangat disayangkan. Bagaimanapun seni adalah 'ruh'
dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan-kegiatan kesenian harus terus
dilestarikan sehingga memunculkan ruang-ruang baru bagi pendewasaan
kehidupan. Pemerintah pun tidak boleh diam saja. "Pemerintah seharusnya
menyediakan sarana dan mengalokasikan dana untuk pengembangan
program-program kesenian," kata Igo Ilham, Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta.
"Masyarakat juga mesti menghadiri acara-acara kesenian dan membuat
event-event kesenian."

Kendati demikian, empat tahun belakangan muncul karya-karya berkualitas baik
yang kembali mencuri perhatian massa. Di dunia perbukuan ada novel *Ayat-Ayat
Cinta* karya Habiburrahman El-Shirazy (penulis FLP) dan buku memoar *Laskar
Pelangi* karya Andrea Hirata. Di dunia film ada *Gie* karya sutradara Riri
Riza dan *Kiamat Sudah Dekat* serta *Naga Bonar Jadi 2 *karya sutradara Dedy
Mizwar. Dan, di awal tahun ini, film *Ayat-Ayat Cinta* karya sutradara
Hanung Bramantyo—film yang diangkat dari novel berjudul sama—mampu menyedot
sekitar 2 juta penonton dalam dua minggu. Sebuah pencapaian karya yang
menciptakan rekor baru. "Tapi jumlahnya harus ditambah lebih banyak lagi,"
ujar Igo Ilham, mengomentari film-film religi (Islam) yang mulai
bermunculan.

Namun, bila ditelisik lebih dalam, orang-orang yang bermain dalam 'lingkaran
kesuksesan' itu adalah orang-orang yang itu-itu saja; produser, sutradara,
aktor/aktris, penulis skenario, penulis buku. Sedikit sekali wajah baru yang
muncul ke permukaan. Kalaupun ada jumlahnya dapat dihitung dengan jari.

Padahal, terbukti, banyak sekali pendatang baru yang kreativitas dan
kualitas karyanya tidak kalah dengan pemain lama. Mereka berusaha
menciptakan ruang gerak sendiri di tengah sulitnya menunjukkan karya dan
eksistensi mereka. Aneka lomba dan festival diikuti. Penerbit, produser, dan
distributor yang bergerak di jalur indie dan tidak *mainstream* didekati.
Tak sedikit yang sukses dengan cara ini. Namun tak sedikit pula yang gigit
jari karena tak seorangpun mau melirik karyanya.

Melihat kondisi demikian, haruslah tercipta ruang keadilan di mana semua
pegiat seni memiliki peluang sama untuk bisa mempromosikan karyanya ke
publik. Sebab ada kalanya sebuah karya bagus tak bisa diluncurkan lantaran
tidak populer dan sesuai dengan trend yang ada. Apalagi kini bidang
penulisan kreatif merupakan ladang menjanjikan bagi para pekerja seni.

Melihat fenomena ini, Forum Lingkar Pena Cabang DKI Jakarta, sebuah
organisasi pengkaderan penulis di bawah bendera Forum Lingkar Pena,
mengadakan seminar penulisan. Seminar ini hendak mempertemukan antara pegiat
seni di bidang penulisan (penulis fiksi/non-fiksi, penulis skenario),
orang-orang yang bisa menyalurkan karya mereka (penerbit, distributor film),
dan praktisi. Seminar yang digelar untuk menyambut Milad FLP DKI ke-8 ini
akan diselenggarakan secara maraton di lima kota kawasan Jawa-Bali, yaitu
Jakarta (Juli), Malang (Agustus), Bandung (September), Solo (Oktober), dan
Bali (November). Acara ini bertema 'Nganggur? No. Kreatif? Yes. Jadikan
Menulis sebagai Profesi'.

Mengawali rangkaian acara, pada *Ahad 6 Juli 2008 FLP DKI menggelar Seminar
penulisan di gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jalan H.R Rasuna
said, Kuningan, Jakarta Selatan*, Acara dimulai pukul 9.
Fasilitator/pembicaranya yaitu *Dono Indarto *(Penulis Skenario Program TV),
*Asa Mulchias* (Penulis buku), *Jastis Arimba* (Pemenang *Eagle Award
Documentary Competition 2007*), *Arul Khan* (CEO *Menulisyuk!*, *Training
Center&Literary Agency*), dan *Ronny P. Tjandra* (Direktur *Jive Collection*,
Distributor film format DVD).

Acara akan *dibuka oleh Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Igo Ilham*. Beliau
juga akan membaca puisi. Igo berharap acara ini mampu membangkitkan semangat
menulis di kalangan penulis baru sehingga menjadi lebih banyak dan baik
kualitasnya. "Sebaiknya (diadakan) setahun dua kali. Acaranya dibuat lebih
beragam. Kalau mungkin mengundang penulis-penulis luar negeri dengan
bekerjasama dengan pemerintah daerah," imbuhnya.

Keterangan lebih lanjut hubungi:

Tarnie : 0856 97545 900

Iecha : 0813 1831 0869

Adi : 021-9968 2362

Email: flpdki@gmail.com

Blog: www.galeriflpdki.multiply.com
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Join people over 40

who are finding ways

to stay in shape.

Curves on Yahoo!

Share & discuss

Curves, fitness

and weight loss.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Attention, Yahoo! Groups users! Sign up now for a one-month free trial from Blockbuster. Limited time offer.

Tidak ada komentar: