Messages In This Digest (4 Messages)
- 1.
- Siapa saja finalis SK IDOL 2008? From: Kabinet Eska
- 2.
- DAFTAR KANDIDAT KETUA SK PUSAT 2008-2010 From: Kabinet Eska
- 3.
- Mengisi Waktu Libur From: M.Arif As Salman
- 4.
- [Inspirasi] Dalam Banjir Kutemukan Tuhan From: Nursalam AR
Messages
- 1.
-
Siapa saja finalis SK IDOL 2008?
Posted by: "Kabinet Eska" kabinet.eska@gmail.com
Tue Jul 8, 2008 4:10 am (PDT)
Ass.wr.wb.
Salam sejahtera!
Sahabat Eska,
Brdasarkan naskah yang diterima panitia hingga 7 Juli 2008, terkumpul 8
tulisan dari 7 nominator. Jumlah tersebut adalah yang sah diterima sebelum
tanggal 8 Juli. Ada 2 tulisan yang dianggap tidak sah karena dikirim
melewati batas waktu yang ditetapkan. Sayangnya, dari 2 tema wajib yang
harus ditulis para nominator, hanya 1 nominator yang memenuhi syarat
pengiriman atau mngirimkan tulisan berdasarkan kedua tema tersebut. Namun
tidak berarti perjuangan selesai. Karena dewan juri (nama-nama terlampir)
yang berwenang menilai dan menetapkan akumulasi skor rata-rata dari tiap
nominator.
Untuk para nominator SK IDOL tahap 2 yang telah mngirimkan karyanya, selamat
atas kerja keras dan perjuangan Anda untuk berani mengirimkan karya terbaik
Anda sesuai tugas panitia. Dewan Juri akan menilainya dan 4 kandidat terbaik
(dengan akumulasi skor rata-rata) berhak maju ke tahap 3 atau babak final
untuk di-voting oleh seluruh Sahabat SK melalui fasilitas yahoogroups pada
14 Juli 2008 21 Juli 2008.
Tunggu pengumuman siapa saja finalis SK IDOL pada 13 Juli 2008!
*DAFTAR NOMINATOR SK IDOL TAHAP II YANG MENGIRIMKAN KARYA*
1. Lia Octavia
2. Retnadi Nur'aini (Retno)
3. Novi Ningsih (Novi Khansa)
4. Fiyan Arjun
5. Jenny Jusuf
6. Sismanto
7. Asma Sembiring
*DEWAN JURI SK IDOL*
1. Teha Sugiyo (editor dan penulis kawakan serta trainer motivasi
alumnus Dale Carnegie Center)
2. Dewi Cendika (penulis buku terbaik versi IKAPI Award 2007)
3. Indarpati (editor dan penulis lepas)
4. Sinta Nisfuana (editor lepas dan moderator milis SK)
*Tabik,*
*Nursalam** AR***
*Ketua Umum Eska Pusat 2007-2008** *
--
"Comfort home for all"
- 2.
-
DAFTAR KANDIDAT KETUA SK PUSAT 2008-2010
Posted by: "Kabinet Eska" kabinet.eska@gmail.com
Tue Jul 8, 2008 4:36 am (PDT)
*Ass.wr.wb.*
* *
*Salam sejahtera!*
* *
*Sahabat** SK**, semoga hari ini dan seterusnya kita masih punya kecintaan
terhadap komunitas ini dalam bentuk apapun kecintaan kita padanya.*
* *
*Berdasarkan verifikasi yang dilakukan TIM 7 (nama-nama terlampir),
ditetapkan 6 kandidat ketua SK dari 16 bakal calon. Dari 16 bakal calon,
sebagian mengundurkan diri karena rangkap jabatan dan sebagian karena
"alasan pribadi" yang kami sangat menghormati apapun alasan mereka tersebut.
*
* *
*Insya Allah, PEMIRA (Pemilihan Raya) atau pemungutan suara untuk memilih
ketua SK terpilih periode 2008-2010 akan dilangsungkan pada tanggal 9-23
Juli 2008 melalui fasilitas yahoogroups. Detilnya selanjutnya akan
diumumkan.*
*
*
* *
*KRITERIA KANDIDAT KETUA SK:*
*1. Anggota Kabinet SK/pengurus SK cabang/daerah/negara
2. Aktif berkontribusi di SK baik online maupun offline.
3. Tidak sedang menjabat sebagai ketua atau BPH (Badan Pengurus Harian yakni
ketua,wakil ketua, sekretaris atau bendahara) komunitas online atau
offlinedi luar SK.
4. Memiliki visi "mengutamakan kebersamaan di atas semua perbedaan" seperti
salah satu visi dan misi SK dan memiliki semangat "asah-asih-asuh" yang
menjadi ciri khas SK.
*
*DAFTAR KANDIDAT KETUA SK 2008-2010*
* *
*1. **Adjie*
*Profil: Ketua Dept. Pelatihan & Penerbitan Kabinet SK Pusat 2007-2008.*
* *
*2. **Andi Pranolo*
*Profil: Ketua SK Yogyakarta*
* *
*3. **Aprilia Eka Sari*
*Profil: Ketua SK Surabaya*
* *
* *
*4. **Fiyan Arjun*
*Profil: Anggota Dept. EO*
* *
* ***
*5. ** M. Taufiq*
*Profil: Ketua Dept. EO*
* *
*6. ** Nia Robiatun Jumiah*
*Profil: Anggota Dept. EO*
* *
* ***
* *
*TIM SUKSES PEMILIHAN RAYA ESKA 2008 (TIM 7)*
* *
1. *Febty Febriani*
2. *Indarwati Harsono*
3. *Nursalam** AR***
4. *Sinta Nisfuana*
5. *Syafa'atus Syarifah*
6. *Teha Sugiyo*
7. *Ugik Madyo*
* *
* *
*SAHABAT, MEMILIH BERARTI PEDULI*
* *
*JIKA BUKAN KITA, SIAPA LAGI?*
* *
*Tabik,*
* *
*Nursalam** AR***
*Ketua Umum SK Pusat 2007-2008*
*(atas nama Kabinet SK & TIM 7)*
* *
--
"Comfort home for all"
- 3.
-
Mengisi Waktu Libur
Posted by: "M.Arif As Salman" marif_assalman@yahoo.com marif_assalman
Tue Jul 8, 2008 4:40 am (PDT)
Alhamdulillah, mahasiwa/i di Al Azhar sudah selesai melaksanakan ujian. Dan kita berdo'a, semoga kita semua dapat meraih najah tahun ini dengan prediket yang memuaskan, amin.
Kini liburan telah datang. Liburan shoifiyah di Mesir lumayan panjang, sekitar hampir tiga bulan. Bagaimana kita mengisi kegiatan liburan . ? Setiap kita barangkali telah mulai menyusun agenda selama liburan.
Sebagai seorang muslim kita selalu berupaya menjadikan setiap saat waktu yang kita jalani bernilai pahala dan kebaikan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda : Diantara tanda baiknya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan hal hal yang tidak bermanfaat.
Yaitunya segala perbuatan yang tidak bernilai pahala di sisi Allah , tidak bernilai kebaikan bagi dirinya dan mafaat bagi manusia.
Juga dalam hadits lain beliau bersabda : Sebaik baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya.
Di hadapan kita telah terbentang 2 jalan. Terserah kepada kita hendak memilih jalan yang mana. Jalan itu ialah jalan keimanan dan jalan syetan dan nafsu.
Untuk jalan keimanan kita perlu untuk bersabar sedikit dan bersusah, tapi kesudahannya adalah kebaikan di dunia dan akhirat. Tapi kalau jalan nafsu dan setan , jalannya agak mudah, ada kesenangan , tapi hanya sesaat, namun kesudahannya adalah keburukan di dunia dan di akhirat.
Orang orang beriman yang berorientasi hidup untuk akhirat lebih memilih jalan keimanan, kebaikan dan ketaatan, karena disanalah ia menemukan ketenangan, kebahagiaan dan keselamatan.
Adapun mereka yang tertipu oleh nafsu dan syetan cenderung memilih jalan dosa dan maksiat, nas alullahal 'afiyah.
Dalam Al qur'an Allah telah berfirman : Demi masa , sesungguhnya manusia berada dalam kerugian , kecuali :
1. Orang yang beriman
2. Orang yang mengerjakan amal soleh
3. Mereka yang saling berwasiat pada kebenaran
4. Dan mereka yang saling berwasiat pada kesabaran.
Dalam sebuah hadits yang lain Rasulullah bersabda ; Tidaklah pada hari kiamat kelak bergeser kaki seorang hamba kecuali akan ditanya 4 hal, satu diantaranya : masa hidupnya untuk apa ia habiskan ?
Ikhwah semua..,
Sebaik waktu adalah ketika kita dapat mempersembahkan yang terbaik untuk Allah, sebaik amalan adalah yang diiringi dengan keikhlasan dan sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya dan sebaik baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain.
Bagi yang telah merancang program , moga bisa menjalankan dengan sungguh sungguh dan istiqamah, bagi yang belum , mulailah dari saat ini menyusun rencana kegiatan, atur waktu dan pelaksanaannya , kemudian berdo'alah pada Allah semoga di beri taufiq untuk bisa melaksanakannya dan semoga Ia menerimanya.
Ikhwah , masa hidup kita didunia hanya sebentar , kematian bisa datang kapan saja. Maka apakah kita akan menghabiskan masa yang sebentar itu untuk menjadi budak nafsu dan syetan, dan apakah kita akan mengakhiri masa hidup kita di dunia dalam keadaan sedang bermaksiat pada Allah, na'uzubillahi min zalik.
Allahummar zuqna husnal khotimah, amin
Syekh Muhammad Al Gazhali mengingatkan kita :
" Hari dekat yang ada di depan mata Anda saat ini , jiwa dan semangat yang melekat pada diri Anda saat ini serta kondisi menguntungkan atau situasi tidak bersahabat yang mengelilingi hidup Anda saat ini adalah pilar pilar yang tegak di atasnya rumah masa depan Anda ".
Dan juga kita bisa mencermati pesan seorang Mujahid Dakwah , Imam Syahid Hasan Al Banna :
" Wahai Akhi , dihadapanmu ada satu saat berharga di waktu pagi dan satu saat di sore hari dan satu saat di penghujung malam, yang di dalamnya Anda bisa melangit, membumbung tinggi dengan jiwamu yang suci menuju ketinggian ruhani , sehingga Anda dapat meraih kebaikan di dunia dan akhirat. Dihadapanmu ada hari jum'at dan malam harinya yang dapat Anda gunakan untuk memenuhi kedua tanganmu , hatimu dan ruhmu dengan limpahan yang deras dari rahmat Allah kepada hamba hambaNya . Dan di hadapanmu ada musim musim ketaatan , hari hari ibadah dan malam malam untuk pendekatan diri kepada Allah melalui bimbingan yang diberikan kepadamu oleh Kitabmu yang mulia dan Rasulmu yang agung. Untuk itu hendaklah Anda antusias mengisi detik detik berharga itu dengan menjadi orang orang yang berzikir bukan menjadi orang orang yang lalai, dan menjadi orang orang yang beramal bukan menjadi orang orang yang malas. Gunakan waktu itu sebaik baiknya, karena waktu itu bagaikan
pedang. Dan janganlah kamu menangguh nangguhkan kesempatan ini, karena sesungguhnya tiada yang lebih berbahaya dari sikap menangguh nangguhkan kebaikan. "
Sebuah syair berbunyi :
Barang siapa yang mencari ketinggian martabat , maka hendaklah ia bangun malam.
Sejarah telah mencatat bagaimana para Ulama pendahulu kita menghabiskan waktu mereka dalam menuntut ilmu.
Ibnu Furat Al Baghdadi ra adalah seorang muhadits . Ketika meninggal beliau memiliki 18 kotak kitab yang kebanyakan berisi kitab kitab yang di tulisnya sendiri.
Ibnu Jauzi ra adalah seorang muhadits yang terkenal. Suatu ketika ia berkata di atas mimbar : Saya telah menulis 2.000 jilid kitab dengan jari jariku ini. Ia memiliki kurang lebih 250 kitab tulisannya sendiri. Beliau berkata " Tidak ada satu waktupun yang tersia sia ". Kebiasaannya ialah menulis empat juz setiap hari.
Yahya bin Mu'in ra adalah seorang guru hadits yang terkenal . Ia berkata, " Saya telah menulis 1.000.000 hadits dengan tanganku sendiri.
Ibnu Jarir Thabari ra adalah seorang ahli sejarah yang terkenal . Kebiasaannya selama 40 tahun adalah menulis 40 lembar setiap hari.
Abdullah bin Mubarak ra adalah seorang muhadits yang terkenal . Kesungguhannya di dalam mendapatkan hadits sangat terkenal. Beliau sendiri berkata," saya telah mendapatkan hadits dari 4.000 ustadz.
Imam Thabrani ra adalah seorang muhadits terkenal yang banyak menulis kitab kitab besar . Abul Abbas Syirazi ra berkata :" Aku menulis 300.000 hadits dari Thabrani ".
Serta para Imam lainnya yang telah menghabiskan masa hidup mereka dalam menuntut ilmu.
Maka, adakah diantara kita yang akan bersegara mengikuti jejak langkah mereka ?
- 4.
-
[Inspirasi] Dalam Banjir Kutemukan Tuhan
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Tue Jul 8, 2008 4:43 am (PDT)
*Dalam Banjir Kutemukan Tuhan*
*Oleh Nursalam AR*
"Ya Allah, Mpok Minah belum mau turun juga. Padahal kan air udah sampai
lantai dua rumahnya!"
"Sialan. Gue lupa bawa buntelan baju tadi. Lupa tadi pas ngangkatin tipi!"
Seorang ibu bertampang keturunan Cina menangis tersengguk di ujung pagar.
Kacamatanya berembun. Ia sibuk memijit tombol ponselnya dengan tangan
gemetar.
Malam Minggu. 2 Februari 2007. Hujan deras. Dingin menusuk. Warga berkumpul
cemas di halaman kantor kecamatan Pancoran dan STBA LIA, Pengadegan, Jakarta
Selatan. Pakaian mereka seadanya. Sebagian ibu bahkan hanya mengenakan
daster tipis yang menonjolkan auratnya. Tapi rasanya saat itu tidak ada yang
peduli ada apa di baliknya. Semua pandangan tertuju ke arah tanjakan. Di
ujung bawah tanjakan, air banjir kecoklatan menderu. Tingginya setinggi atap
masjid Darul Mukhtar. Kurang lebih empat meteran. Mesjid tersebut merupakan
akses utama menuju ke tempat yang lebih tinggi yang biasaya menjadi titik
pengungsian sementara.
Namun mesjid yang terletak di pertigaan jalan Pengadegan Timur itu juga
merupakan tempat terendah jika terjadi banjir. Maka warga menjadikan patokan
tingginya air di sekitar Masjid sebagai indikator keganasan banjir. Terutama
sebagai ukuran kapan harus mulai mengangkuti barang keluar rumah atau
kembali ke rumah pasca banjir.
Pertigaan mesjid juga sekaligus tempat bertemunya dua arus air, dari Kali
Ciliwung dan anak sungai Ciliwung yang berpintu air di sebelah Barat. Jadi,
tak heran di sepanjang jalur mulai dari gerbang Masjid menuju ke arah
tanjakan sejauh 200 meter dipasangi tambang agar orang-orang yang lewat
terutama yang membawa barang dapat berpegangan dan tak terhempas dihajar
gelombang. Airnya sangat dingin dan arusnya kencang. Kakiku sendiri sempat
kram ketika bolak-balik melintasi jalur itu untuk menengok rumah selama
beberapa hari terendam. Perahu karet yang melintasi jalur itu ketika puncak
banjirketika Masjid hanya tinggal atap dan kubahjuga harus bermanuver
berkali-kali menghindari hempasan arus.
Pada 1996, aku menyaksikan sendiri seekor kerbau besar terbanting dan
terseret arus di pertigaan itu. Si kerbau malang menguik-nguik pilu
menjelang ajal. Hingga kini aku masih ingat suara kuikan pilu kerbau
tersebut. Dramatis dan horror. Karena saat itu ditingkahi gerimis air dan
suara deru air banjir yang dari kejauhan seperti deru badai tornado.
Sementara halaman kantor kecamatan Pancoran dan kampus STBA LIA sejak
1996ketika banjir pertamakali menerjang pemukiman kami--merupakan titik
pengungsian darurat yang strategis. Selain karena letaknya yang lebih tinggi
karena berada di ujung atas tanjakan juga merupakan tempat yang
representatif untuk pengungsian karena daya tampung yang luas dan titik
terdekat dengan lokasi banjir. Sehingga memudahkan pengungsi mengevakuasi
barang-barang atau mengamati kondisi untuk kembali turun sewaktu-waktu.
Terlebih jika banjir kali ini lebih dahsyat dan di luar dugaan seperti
sebelumnya. Banjir terdahsyat yang pernah aku alami adalah pada tahun 1996
ketika mencapai setinggi bahuku. Tinggiku sendiri 175 cm. Tapi banjir 2007
ini tiga kalinya!
Ketika aku meninggalkan rumah dengan santai *ba'da Maghrib* untuk mengungsi,
air banjir masih selutut. Orang-orang di sekitarku juga masih
bercanda-canda. Namun semua berubah ketika menjelang Isya gelombang air
berubah seperti tsunami. Kencang dan keras menderu! Orang-orang pun
blingsatan berlarian. Suara takbir berkumandang. Terlebih ketika aku kembali
turun ke bawah pada pukul sebelas malam dan menerobos lewat tegalan berbatas
tembok STBA LIA di dekat rumahku. Dari balik tembok, aku beserta beberapa
orang tetangga menyaksikan air berkecamuk melimpas. Beberapa orang sempat
melihat sepotong tangan menggapai-gapai minta tolong dalam derasnya arus.
Tapi siapa yang berani? Sementara karena arus pula dua perahu karet dari
posko banjir terbalik dan penumpangnya yang kebanyakan anak-anak dan ibu-ibu
terbalik bak beras berjatuhan ketika ditampi.
*Ya Allah, aku rasakan kehadiran-Mu kini!*
"Lam, komputer lu kebawa?" tanya seorang tetanggaku. Ia tahu aku pekerja
rumahan.**
Aku menggeleng lemah. Aku hanya sempat membawa dua tas penuh berisi arsip
tulisanku, dokumen berharga serta beberapa buku dan kamus.
"Yah, beli baru deh, Lam. Tadi Jaki udah ke bawah. Rume lo udah tinggal
atap." Ujarnya enteng. Tapi aku menginderai ada empati di dalamnya. Rumahnya
hanya di seberang jalan. Meski lebih tinggi beberapa undakan anak tangga
tapi jika rumahku terendam seatap pastilah nasib rumahnya tak kalah
mengenaskan.
Lemas sudah lututku. Bukan soal harus beli komputer baru. Tapi dokumen
tulisan dan orderan terjemahan dalam komputer itu, itulah soalnya. *Duh, Ya
Allah. Kok begini! *
Di malam naas itu tak banyak yang aku lakukan. Hanya menunggui air sepanjang
malam. Entah kapan ia surut sehingga aku dapat membangun kembali harapanku.
Hanya termenung dan sesekali ngobrol kosong. Ketika aku coba turuni air
kecoklatan menuju ke rumah, baru beberapa meter aku menyerobok air
kecoklatan yang dingin menyengat tulang, beberapa hansip meneriakiku agar
menepi. Kata mereka masih ada banjir susulan lagi. Berita dari posko banjir
pusat, katanya.
*Ah, padahal aku masih berharap bisa masuk ke rumahku*. Mungkin ada
benda-benda yang bisa diselamatkan. Setidaknya *hard disk* komputerku tak
lama-lama terendam. Ada proyek buku pesanan dari sebuah penerbit yang harus
diserahkan pertengahan Februari. Akhirnya, atas izin Allah, proyek itu
selesai juga setelah mendapat perpanjangan waktu. Ya, karena aku harus
menulis ulang buku itu dari awal.
Jam dua malam dalam kelelahan, aku beristirahat di Masjid Baitul Khair di
dekat tempat pengungsian. Malam itu tak berselera rasanya untuk ngobrol
membunuh duka. Kendati sebagian pengungsi sibuk berebut jatah ransom dan
minuman gratis dari banyak pihak yang membuka posko bantuan darurat di
sekitar tempat pengungsian. Rasanya semua pihak turut tangan entah dengan
apapun motivasi mereka. Mulai dari tim kampanye para kandidat gubernur DKI,
partai politik, LSM, instansi pemerintah hingga yayasan asing dari luar
negeri. Riuh sekali.
Tapi aku ingin menyendiri. Dalam keheningan malam, setelah berwudhu aku
tunaikan sholat Isya yang tertunda. Dingin air menyejukkan. Terutama ketika
sujud dan mengadukan derita di karpet mesjid. Rasanya inilah sholatku yang
paling khusyuk seumur hidup. Terbayang sholat-sholatku sebelum banjir yang
sering bagai sekedar menuntaskan kewajiban. Terburu-buru dan tanpa hati.
Semata-mata karena tenggat pekerjaan yang tak kenal waktu. *Ya Allah,
Tuhanku, maafkan aku yang lalai mengingatmu dan datang hanya di saat perlu!*
*Tuhan ada di mana-mana*, demikian judul lagu gubahan James F. Sundah,
seorang Kristiani yang taat. Tuhan itu lebih dekat dari urat leher
kita,demikian termaktub dalam salah satu hadis Nabi Muhammad SAW. Tuhan itu
bersinggasana di '*arsy*, demikian dalam salah satu ayat Qur'an. Di mana pun
Ia, Ia selalu tahu kenapa dan untuk apa bencana itu ditimpakan. Ia juga tak
pernah tidur. Tak juga pernah lelah apalagi rehat.
Sementara aku hanya manusia biasa yang punya tenaga terbatas. Juga kesabaran
yang minim. Selepas banjir bandangtetanggaku menyebutnya 'tsunami
kecil'yang menenggelamkan 70 persen wilayah Jakarta pada awal Februari
2007, aku jatuh sakit selama dua hari. Demam. Menggigil. Kelelahan berjibaku
membersihkan lumpur bekas banjir yang sematakaki tebalnya. Banjir itu telah
merendam rumahku setinggi wuwungan rumah. Sekitar tiga meteran. Jauh lebih
dahsyat daripada banjir 2002 yang hanya sebatas paha orang dewasa.
Saking frustrasinya karena dampak kerusakan yang luar biasa, di hari-hari
awal banjir, aku sempat bergumam protes kepada Allah*,"Ya Allah, apa
salahku?!"*. Rasanya aku sudah banyak berbuat baik. Berusaha berbuat baik
kepada setiap orang. Jadi orang tua asuh buat tiga orang anak usia SD dan
SMP dalam program yang diselenggarakan sebuah LSM zakat nasional; relawan
untuk tunanetra atau kegiatan sosial lainnya. *Tapi kok begini yang aku
dapat?*
*Ah, sebuah pertanyaan yang bodoh*. Sebagai manusia jelas teramat banyak
salahku. Tuhan pun punya hak prerogatif dan rahasia tersendiri dalam
menimpakan bencana-Nya. Namun manusia gemar berspekulasi.
Di lingkunganku beredar spekulasi penyebab banjir adalah karena ada satu
keluarga yang bersumpah dengan menginjak Alquran. Konon, sewaktu banjir
gelombang pertama pada akhir Januari, Mpok Enap kehilangan satu tas penuh
berisi uang tabungan sebesar tiga juta rupiah dan surat pensiun suaminya
sebagai mantan sipir penjara Cipinang. Ia mencurigai anak-anaknya yang
sebagian besar sudah berkeluarga dan tinggal berdekatan. Karena tidak ada
yang mengaku, ia pun menantang mereka untuk bersumpah dengan menginjak
Alquran. Dan anak-anaknya bersedia. Konon inilah sebab kenapa banjir tahun
ini tiga kali lebih dahsyat daripada tahun-tahun sebelumnya.
Entahlah mengenai kebenaran berita tersebut karena tidak ada saksi. Berita
itu pun lagi-lagi katanya ucapan salah seorang anak Mpok Enap. Aku juga
tidak yakin karena sudah mafhum dengan keluarga yang sering bertengkar
sesamanya itu. Tapi dari sisi logika, ketika rumah mereka yang hanya
berjarak sepuluh meter dari Kali Ciliwung terendam pertamakali pada Kamis,
31 Januari sampai Jumat, 1 Februari, sangat banyak orang yang bisa jadi
tersangka. Karena barang-barang mereka termasuk tas berharga ituini kata
orang lho!diungsikan ke pinggir jalan raya. Rumah mereka sendiri terletak
lebih rendah dari jalan raya.
Namun ada juga yang memilih menyalahkan Gubernur Sutiyoso yang lambat
membuka pintu air Manggaraikarena harus meminta izin dulu kepada Presiden
SBYkarena lebih memprioritaskan wilayah sekitar Istana Merdeka dan Jl.
Thamrin yang notabene kawasan elit dan ring satu dalam skema pengamanan
negara. Alhasil, air kiriman dari Bogor yang melahap daerah tempat tinggalku
di Pengadegan atau di sekitar Kalibata, Jakarta Selatan, terus meninggi
bahkan menggenang hingga dua hari dua malam sejak puncaknya pada Sabtu
malam, 2 Februari 2007.
Aku sendiri sudah kehabisan kata-kata menyumpah-nyumpahi para pejabat itu
dalam hati sejak tahu gelombang air yang datang menerabas sukses membalikkan
semua lemari di rumahku. Sementara komputer, buku-buku, surat-surat
berharga, TV, VCD dan pakaian ditaruh di atas lemari-lemari itu. Belajar
dari pengalaman sebelumnya, kami hanya menaruh barang-barang tersebut di
atas lemari-lemari yang cukup tinggi hingga menyentuh wuwungan rumah. *Lha*,
jika air sudah setinggi itu tak perlulah ditanya bagaimana nasib modal
kerjaku itu.Seperti ungkapan dalam salah satu puisi Taufik Ismail, *kita
harus mulai dari nol kilometer*
"Mas, butuh apa? Bilang aja. Jangan malu-malu." Demikian bunyi sms dari
seorang sahabat di belahan tengah pulau Jawa. Aku terharu. Ternyata manis
wajahnya manis juga budi dan empatinya. *Semoga Allah memberkahi hidupmu,
Sahabat Terima kasih banyak, Mbak *
Namun demi *'izzah *atau harga diri, aku ketikkan balasan,"Tidak usah.Bantu
doa saja ya."
Namun ia memang sahabat sejati. Ia terus mendesak beberapa banyak uang yang
aku butuh untuk *survive *dan syukur-syukur merehab rumah yang centang
perenang. Karena terus terang saat itu kartu ATM dari dua yang kupunya
tersisa satu. Yang satu lalai terangkut.
Demikianlah berbagai simpati berdatangan mulai dari sms keprihatinan hingga
bantuan keuangan. Seorang bapak budimansemoga Allah memberkahinya!--yang
aku kenal dari sebuah milis di internet menyedekahkan Rp 2,5 juta untukku.
Tak ketinggalan beberapa orang sahabat yang awalnya hanya kukenal di dunia
maya.
Benar kata pepatah bahasa Inggris,"*A friend indeed is a friend in need*."
Karena ada beberapa orang yang tadinya aku anggap sahabat di sebuah
organisasi sama sekali tak punya perhatian hatta sekedar sms pun. Padahal
teramat sering mereka meminta bantuanku untuk hal apa saja. Meski mungkin
itu pertanda aku harus lebih banyak belajar ikhlas. Di saat bencana, orang
memang cenderung lebih peka. Peka akan luka dan juga peka akan sang
pencipta-Nya.
Selama kurang lebih lima hari pasca banjir tanpa listrik, membaca Qur'an di
bawah lilin jauh sangat nikmat dibandingkan benderang lampu neon yang
biasanya. Mandi seadanya dengan hanya dua ember air yang didapat dengan
berebut antri dengan puluhan orang lain rasanya sangat mewah karena dua hari
sebelum tak tersentuh air bersih. Memang benar bahwa nikmat adalah nikmat
tatkala tiada. Saat di genggaman ia hanyalah kewajaran yang lazim ada.
Saking lazimnya kita menganggapnya sudah semestinya. Bahkan kita sia-siakan.
Dalam banjir kutemukan Tuhan dengan segenap kekuasaan-Nya. Yang mampu
membuat seorang anak rela meninggalkan orang tuanya yang teronggok di tempat
tidur. Untunglah sang ayah renta diselamatkan orang lain. Yang mampu membuat
seorang ibu karena takutnya digulung air terlupa akan bayinya yang tercebur
ketika hendak melompat ke perahu karet. Untung saja sang bayi mungil
terselamatkan oleh kesigapan tim SAR.
*Kun fayakun*. Jika Allah berkehendak jadi maka terjadilah. Manusia hanya
dapat memperkirakan penyebabnya ketika terjadi. Allah selalu punya alasan
untuk segala kejadian. Terlepas dari apapun logika manusia yang coba
menalarnya.*****
**) kenangan berhikmah saat banjir besar 2007. *
--
-"When there's a will there's a way"
Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-91477730
http://nursalam.multiply. com
YM ID: nursalam_ar
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar