Kamis, 30 Oktober 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2336

Messages In This Digest (24 Messages)

1.
(Inspirasi) Tri Mumpuni Wiyatno: Dian yang Tak Kunjung Padam From: setyawan_abe
2a.
Re: (Sharing) Cerita Berkesan Dalam Pernikahan Anda...yuuuuuukk From: Nia Robiatun Jumiah
2b.
Re: (Sharing) Cerita Berkesan Dalam Pernikahan Anda...yuuuuuukk From: Saloute !!
3a.
Re: (Prestasi) Selamat untuk Dewi 'Dedew' Rieka From: Nia Robiatun Jumiah
3b.
Re: (Prestasi) Selamat untuk Dewi 'Dedew' Rieka From: Jonru
4.
[galeri] Foto-foto "Ruang Lengang" di Malang dan Surabaya From: Epri Saqib
5a.
(OOT-Berbagi Cerita) Laskar Pelangi, (Bukan) Film untuk Anak-Anak? From: Rubina zalfa
5b.
Re: (OOT-Berbagi Cerita) Laskar Pelangi, (Bukan) Film untuk Anak-Ana From: fil_ardy
5c.
Re: (OOT-Berbagi Cerita) Laskar Pelangi, (Bukan) Film untuk Anak-Ana From: Yulia Savitri
6.
JOURNALIST COMPETITION (KARYA TULIS JURNALISTIK) HUT BPK-RI KE 62 From: Bu CaturCatriks
7a.
Re: [bahasa] Di Tahoen ke Delapan Poeloeh Soempah Pemoeda Teroetjap From: Lia Octavia
8.
[RUANG MUSIK] Musikalisasi Puisi saat Acara Launching Buku MC di Ban From: Nia Robiatun Jumiah
9a.
Re: [maklumat] Jadwal Kegiatan Offline SK & Liputan Media selama Sep From: Lia Octavia
10.
[SM-SMART] PARADIGMA MENULIS From: WORD SMART CENTER
11a.
[Ruang Baca] Bukavu: Diam Yang Begitu Gerak From: Kang Dani
11b.
Re: [Ruang Baca] Bukavu: Diam Yang Begitu Gerak From: Lia Octavia
11c.
Re: [Ruang Baca] Bukavu: Diam....- Lirih Pembebas From: setyawan_abe
12a.
Re: (Ruang Keluarga) Handycraft Flanel From: ukhti hazimah
13.
[rampai] Sakura Beraroma Senja From: Lia Octavia
14a.
Apa Khabar? From: sismanto
15a.
Reportase singkat kunjungan Camilla Gibb - novelis Canada - Republik From: Lia Octavia
15b.
Re: Reportase singkat kunjungan Camilla Gibb - novelis Canada - Repu From: fil_ardy
15c.
Re: Reportase singkat kunjungan Camilla Gibb - novelis Canada - Repu From: setyawan_abe
16.
[Catcil] Suara Hati Dari Pasien Rumah Bersalin Gratiis From: hariyanty thahir

Messages

1.

(Inspirasi) Tri Mumpuni Wiyatno: Dian yang Tak Kunjung Padam

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Wed Oct 29, 2008 7:59 pm (PDT)

Tri Mumpuni Wiyatno: Dian yang Tak Kunjung Padam
Oleh : Retnadi Nur'aini

Sumber : http://edumuslim.org/index.php?option=article&article_rf=125

Judul buku sastra lama karangan Sutan Takdir Alisjahbana itu bisa jadi
tepat untuk menggambarkan sosok Tri Mumpuni Wiyatno. Bersama suaminya,
Iskandar Budisaroso Kuntoadji, wanita yang kerap dipanggil Puni ini
membangun pembangkit listrik mini bertenaga air (mikrohidro). Tak
kurang, 60 lokasi sudah mereka terangi dengan listrik.
Mikrohidro ditekuni Puni sejak tahun 1996. Sesuai namanya, Pembangkit
Tenaga Listrik Mikrohidro (PLTMH) ini menggunakan tenaga air berskala
kecil dan menghasilkan energi di bawah 500 KW. Prinsip kerjanya, air
sungai sebagian dialirkan ke sebuah saluran irigasi permanen. Air itu
lantas ditampung dalam kolam penampung dan kolam penenang.
Sebanyak 1.100 liter air per detik kemudian dijatuhkan dalam dua pipa
pesat dari ketinggian 18,6 meter. Kekuatan air tersebut diubah oleh dua
turbin kembar menjadi energi listrik, yang menghasilkan daya maksimal
mencapai 120 kilowatt (KW). Dengan daya sebesar itu, niscaya sebuah desa
pun seketika menjadi terang benderang. "Secara kongkrit, mikrohidro
bisa memberi penerangan masyarakat di perdesaan yang belum mendapat
fasilitas listrik dari pemerintah melalui PLN," jelas Puni.
Umumnya, mikrohidro digunakan di daerah-daerah terpencil. Dusun
Palanggaran dan Cicemet misalnya. Dusun yang terletak di Gunung Halimun,
Sukabumi, Jawa Barat, ini. Untuk mencapainya saja harus berjalan kaki
sembilan jam atau naik motor yang rodanya diberi rantai sebab jalan
setapaknya licin. Namun sejak diterangi listrik tahun 1997, para
warganya kini bisa menikmati jalan berbatu yang bisa bisa dilalui
kendaraan four wheel drive. "Uang membangunnya ya dari listrik tadi.
Otomatis, ini membuka peluang membantu 10 dusun lain," kata Puni.

Berprinsip Gotong-royong
Kecintaan Puni pada PLTMH berawal pada tahun 1992. Saat itu, ia dan
suaminya, Ir Iskandar Kuntoadji, mendirikan sebuah lembaga swadaya
bernama Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka). Iskandar sendiri
adalah sarjana geologi dari Institut Teknologi Bandung, dan belajar
pembangkit mikrohidro di Swiss.
Sebenarnya, ide mikrohidro sendiri telah digagas Iskandar sejak tahun
1987 melalui lembaga yang didirikannya bersama Yayasan Mandiri. Sayang,
progress-nya lambat. "Suatu ketika Mas Iskandar minta tolong saya
mempresentasikan proposal dana listrik mikrohidro. Saya langsung
tertarik dan meninggalkan pekerjaan sebelumnya dalam program rumah untuk
orang miskin di perkotaan, perempuan, lingkungan, kesehatan, dan
pendidikan," kenang Puni yang menjabat sebagai Direktur Ibeka ini.
Berangkat dari sana, mereka pun bekerjasama menjadi tim yang kompak.
Sebelum membangun pembangkit listrik, Ibeka akan mengumpulkan data untuk
melihat kemungkinannya secara teknis. Iskandar lalu membuat rencana
teknik dan menghitung rencana anggaran biaya. Setelahnya, tugas Puni lah
untuk "berjualan". Hingga saat ini, PLTMH telah "laku"
pada sejumlah donatur seperti kedutaan dan perusahaan yang menggunakan
skema tanggung jawab sosial perusahaan. Tak sekalipun Puni menggunakan
dana Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN). "Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003 mengharuskan adanya tender. Tidak
mungkin rakyat kecil mengakses," tandasnya.
Nah, setelah dana ada, Ibeka lalu mengirim tim sosial yang biasanya
tinggal mulai dua minggu sampai satu bulan di desa. Di sana, tim sosial
akan membangun komunitas masyarakat melalui forum dialog. "Kami akan
mencari orang-orang berpengaruh di desa itu lalu membuat pertemuan
dengan masyarakat di masjid kalau komunitasnya Muslim, atau di rumah
adat seperti di Kalimantan," kata Puni.
Kemudian, masyarakat diminta membuat organisasi yang akan mengurus
turbin, menunjuk ketua, bendahara, sekretaris, sampai operator mesin.
Tak hanya itu, mereka juga diajak menghitung biaya yang harus dibayar
pelanggan sebagai dana abadi dan dana pemeliharaan pembangkit listrik.
Nantinya saat tim teknis tiba, operator turbin dan Ibeka akan bergotong
royong memasang turbin.
Kekecualian terjadi di Desa Krueng Kala, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.
Menurut Puni, masyarakat di sana sama sekali tidak membantu karena
mereka lelah setelah konflik berkepanjangan dan kemudian disapu tsunami
pada 24 Desember 2004. "Di sana tersisa hanya satu desa dengan 215
keluarga," kata Puni. Lembaga swadaya internasional juga bertanggung
jawab dengan membuat proyek Cash for Work. "Orang dibayar Rp 50
ribu-100 ribu sehari untuk mengangkut batu dan membersihkan sampah di
rumah mereka sendiri."

End Use Productivity
Dengan sistem yang dibangun Ibeka, menurut Puni, bukan hanya masyarakat
desa yang untung. PLN dan pemerintah juga untung. Rakyat tidak perlu
terpinggirkan dalam pembangunan, bahkan punya dana abadi karena listrik
yang menjadi aset desa dijual kepada PLN. "Ini bukan hanya capacity
building, tetapi equity building karena kepemilikan rakyat sangat
dihormati," kata Puni.
Di sisi lain, PLN tak perlu investasi. "Karena yang investasi rakyat
dengan bantuan donor," tambah Puni. Tak hanya itu, PLN menerima
listrik bersih karena sumber energinya air, bukan bahan bakar fosil.
Dari sisi teknis, di ujung-ujung jalur distribusi kualitas listrik PLN
tetap terpelihara bila di ujung-ujung itu listrik PLN disuntik listrik
rakyat. Keuntungan untuk pemerintah, harga listrik mikrohidro lebih
murah, Rp 425 dan Rp 432 per kWh. "Setahu saya listrik dari swasta
dijual 6-7 sen dollar AS sebelum negosiasi," kata Puni.
Sebagai investor, warga juga memperoleh hasil yang berbuah manis. Desa
yang belum ada aliran listrik PLN (off grid) mendapat pemasukan dari
uang langganan yang dibayar penduduk. Seperti Desa Cicadas, Subang,
misalnya. Di sana,warga menguasai 50 persen kepemilikan dari kerja
samanya dengan perusahaan swasta lokal. Hasilnya, kini mereka bisa
menikmati siaran radio komunitas mereka sendiri.
Contoh lain, desa di Sumatera Selatan. Di sana, suatu koperasi pesantren
mendapat penghasilan Rp 60 juta per bulan dari listrik yang dijual ke
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Bahkan di Desa Krueng Kala terjadi
perkembangan ekonomi yang sangat pesat. "Enam bulan saya tidak ke
sana, kas desa terisi Rp 23 juta. Lalu ada aturan baru desa yang
melarang menebang pohon apa pun dalam jarak 50 meter di kiri dan kanan
sungai. Mereka menanam pohon buah-buahan supaya bisa dapat hasil dari
buah itu. Padahal, sebelumnya sulit sekali menentukan uang langganan
karena mereka merasa tidak punya uang," urainya.
Memang, pada akhirnya, listrik tak lebih dari sekedar alat untuk
membangun potensi desa supaya mereka berdaya secara ekonomi. Karena itu,
meskipun telah melistriki banyak tempat, Puni dan Iskandar terus
mengembangkan end use productivity, agar setelah memiliki listrik, warga
desa dapat menggunakan listrik itu untuk kegiatan produktif sesuai
potensi desa. "Agar pembangkit listrik tenaga air itu mampu
berfungsi terus-menerus sepanjang tahun, setidaknya daerah tangkapan air
di hulu harus dipertahankan seluas 30 kilometer persegi. Artinya, tidak
ada penebangan hutan atau penggundulan vegetasi," kata Puni. Dengan
demikian, PLTMH pun bisa berumur panjang. Di Swiss, PLTMH ada yang
berusia 57 tahun, dan di Jepang bahkan bisa mencapai usia 110 tahun.
Manfaat lain PLTMH juga terkait dengan konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, yaitu Protokol
Kyoto. "Karena sumber energinya bersih, maka Clean Development
Mechanism pembangkit mikrohidro dapat menjual Certified Emission
Reduction kepada negara maju. Nilai untuk 5.000 pembangkit listrik tadi
adalah 6 juta dollar AS per tahun. Dana ini dapat dipakai untuk
membangun lebih banyak desa," urai wanita yang mendapat penghargaan
Climate Hero dari WWF pada tahun 2005 ini.
Dengan setumpuk manfaatnya, tak heran jika PLTMH kini tersebar dan
menjadi model United Nations Economic Commission for Asia and the
Pacific (UNESCAP), untuk pengembangan kemitraan privat-publik di Kawasan
Asia Pasifik.

Tak Melulu Mudah
Pun manfaat PLTMH berlipat-lipat, tak berarti jalan yang dilewati Puni
mudah. "Dari 60 lokasi, terdapat empat atau lima tempat yang tidak
jalan lagi dengan beragam alasan. Di Padasuka, Cianjur, pohon di daerah
tangkapan air tadinya akan ditebangi untuk lapangan golf. Ternyata tidak
jadi dan sekarang ditumbuhi ilalang. Ada yang turbinnya dijual kepala
desanya sebagai besi tua, ada yang lalu listrik PLN masuk ke tempat
itu."
Toh, Puni tetap menyikapinya dengan bijak. "Untuk ke depannya, kita
perlu merancang sosialisasi dan edukasi masyarakat untuk memahami
mikrohidro agar fasilitasnya bisa berkesinambungan dengan cara membentuk
institusi di level desa," ujarnya. Misalnya, dengan bertempat
tinggal dengan penduduk serta sering mengadakan penyuluhan dan
pelatihan. Dengan demikian, akan muncul kesadaran bersama akan
pentingnya manfaat listrik buat kehidupan mereka, tidak saja anak bisa
belajar di malam hari, tetapi kerja rumah seperti home industry membuat
tas dan kerajinan tangan dapat dilakukan di malam hari sebagai tambahan
income keluarga karena kalau siang hari masyarakat berkebun atau ke
sawah. Yang tak kalah penting, adalah pengetahuan tentang pelestarian
lingkungan. "Mikrohidro hanya bisa jalan kalau airnya selalu ada dan
air ada kalau hutan dijaga atau di daerah hulu tanaman tidak
ditebangi," urainya.
Potensi kelistrikan tenaga air di Indonesia sendiri masih terbuka lebar.
Dari 75 ribu MW potensi kelistrikan tanah air, yang dimanfaatkan baru
60MW saja. "Sebanyak 10 persennya, atau 7.500 MW potensi itu dapat
digunakan sebagai sumber PLTMH," ujarnya.
Indonesia sendiri masih punya 30 ribu lebih desa belum terlistriki,
sementara Ibeka hanya mampu mengerjakan 5-10 desa saja per tahunnya.
Puni mengharapkan PLTMH berbasis masyarakat yang digagasnya dapat
diduplikasi sebanyak-banyaknya. "Saya berharap pemerintah tidak
mengembangkan mikrohidro dengan berpikir `project basis' yang
secara kuantitatif tercapai dan uang APBN/APBD bisa terdisburse tetapi
hanya bertahan sebentar fasilitas itu lalu jadi besi tua. Sebab
mikrohidro yang benar harusnya well design, well made dan well
maintained. Artinya, harus di desain dengan benar, oleh orang yang
mengerti, dan dibuat dengan kualitas yang baik, jangan bikin turbin dari
besi bekas karena mengejar keuntungan, juga rakyat atau masyarakat harus
disiapkan untuk mengoperasikan dan merawat dengan benar, artinya ada
proses magang dan pelatihan, transfer teknologi dengan benar. Yang punya
kemampuan seperti ini bisa dihitung dengan jari di Indonesia, tetapi
program pemerintah, siapapun asal bisa punya syarat administratif boleh
ikut membangun mikrohidro. Ini yang merusak nama mikrohidro karena
banyak yang rusak dimana-mana dan itu biasanya program pemerintah,
sayang sekali, kita memang harus bernahi mungkar untuk hal ini,"
urainya panjang lebar.

Berbagi dan Memberi
Bagi anak ketiga dari delapan bersaudara ini, keluargalah sekolah
terbaiknya. "Saya belajar dari Bapak dan Ibu saya," tutur anak
pasangan Wiyatno (almarhum) yang bekerja di BUMN dan Gemiarsih ini.
Dari almarhum ayahnya, Puni belajar tentang arti berbagi. Berbagi, kata
Puni, artinya membagi berapa pun yang dipunyai untuk orang lain yang
membutuhkan, pada saat yang tepat. Tak heran, rumah keluarga mereka di
Semarang selalu ramai oleh saudara atau orang-orang dari desa yang
tinggal bersama mereka dan disekolahkan orangtua Puni dan mereka yang
tinggal bersama dianggap sebagai saudara. "Ayah saya selalu
mengingatkan dalam hidup kita harus bermanfaat buat orang banyak, serta
harus menolong kaum dhuafa karena jumlah mereka banyak dan doa mereka
dijabah Allah," urainya.
Sementara dari sang ibu, Puni belajar tentang arti memberi. Meski hanya
lulusan Sekolah Kepandaian Putri dan menjadi ibu rumah tangga biasa,
namun Gemiarsih aktif berorganisasi dalam kegiatan sosial. Karenanya,
sejak kecil, Puni terbiasa membantu ibunya yang aktif dalam kegiatan
sosial. "Rumah kami jadi tempat posyandu, Ibu mengajar Kejar Paket A
dan B. Jadi, saya biasa ikut menimbang anak-anak balita," tutur
Puni. Sedini usia kelas IV SD Puni juga sudah rajin ikut ibunya keliling
ke kampung-kampung mengobati orang yang kena penyakit koreng.
"Senangnya waktu itu, karena jadi banyak teman, baik anak-anak kecil
maupun orang tua, apalagi yang kemudian mereka suka manggil dan ingat
kita kalau kita lewat daerah mereka, rasanya jadi banyak kenalan, banyak
saudara," kenangnya.
Namun, tak hanya itu yang diperoleh Puni kecil. Ia juga belajar
berempati. "Saya tahu arti menolong setelah melihat orang yang
tadinya buta huruf bisa baca koran dan ekspresi wajah mereka senaaang
betul, anak-anak kampung yang dulu banyak kutunya, lalu diberi peditoks
oleh ibu saya, jadi sembuh, mereka suka mengucapkan terima kasih bahwa
kepalanya sudah tidak pernah gatal lagi, mungkin karena kutunya sudah
tidak ada. Semua sangat membekas dihati saya, termasuk timbangan Balita
di Posyandu, betapa orang-orang kampung sangat senang dibagi sayur
bayam, buah pepaya yang hanya satu iris, telur rebus satu dan nasi serta
susu. Ini kan perbaikan gizi, sayang hanya satu bulan sekali.
Pengalaman-pengalaman itu memperlihatkan kepada saya, dari proses
hubungan manusia itu uang bukan segala-galanya," tambah Puni.
Pada tahun 1982, karya tulis Puni tentang pergaulan bebas di kalangan
remaja memenangi Lomba Karya Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Dari sanalah ia berkenalan dengan Rektor IPB Prof Dr Andi Hakim
Nasoetion, yang menjadi salah satu juri. Di kemudian hari kala Puni
gagal masuk Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Andi Hakim-lah
yang menelegram orangtua Puni agar anaknya segera ikut kuliah bersama
mahasiswa tingkat satu di Institut Pertanian Bogor. "Telegram dari
Pak Andi sampai dialbumkan Ayah," kenang Puni.
Sekitar tahun 1990-an ketika duduk di tingkat akhir IPB, Puni mendapat
kesempatan dari lembaga masyarakat dan energi New York untuk
meningkatkan taraf hidup dan pendapatan para peternak ikan mas di daerah
pinggiran Danau Toba, Sumatera Utara. Dalam program pengembangan fish
cage culture (beternak ikan dalam jaring terapung) di pinggiran danau
Toba itu, petani ikan dibentuk dalam satu kelompok untuk difasilitasi
tentang teknik penangkaran bibit. "Hambatan utama adalah kalau pakan
ikan datang terlambat, waktu itu teknologi pakan ikan belum berkembang,
jadi masih sangat tergantung sama kiriman dari Jakarta," ujarnya.
Solusinya, masyarakat pun membentuk koperasi penyalur pakan. Koperasi
ini memesan pakan dalam jumlah yang lebih untuk persediaan. Tak hanya
itu, tim juga aktif mengadakan rapat rutin dengan petani agar mereka
bisa mengeluarkan uneg-uneg atau problem di lapangan dan bersama-sama
mencari solusinya. "Dan ada staf lapangan yang stand by di Ambarita
dan Parapat (base camp), sehingga mudah bagi petani untuk
berkonsultasi," jelasnya. Empat tahun ia berperan di sana dan
kehidupan masyarakat desa itu membaik.
Sampai lima tahun setelah lulus IPB, ia sempat bekerja untuk pembangunan
rumah murah bagi kaum miskin kota. "Ini program PBB untuk memberi
tempat tinggal yang layak bagi masyarakat yang tinggal di daerah kumuh
perkotaan, pembangunannya melibatkan calon penghuni dan dibangun dengan
gotong royong sesama calon penghuni, rumah ini biasanya memanfaatkan
daerah-daerah yang memang tidak menarik para investor/ pemodal besar,
daerah yang sudah agak di pinggiran dan akses ke daerah 'emas' perkotaan
agak memakan waktu karena sarana transportasi yang masih minim,"
jelasnya. Karena kemampuannya berbahasa Inggris, Puni pernah dilamar
oleh perusahaan asing dengan gaji besar. Namun ia tak bergeming.

Tetap Hidup Sederhana
Sekolah kehidupan seorang Tri Mumpuni tak berhenti saat ia menikah. Dari
Iskandar, Puni banyak belajar mengenai kesederhanaan dan kejujuran.
"Sebagai perempuan, wajar kalau saya tertarik pada mode, sepatu dan
tas. Biar sudah punya, kadang-kadang ingin beli lagi. Apalagi kalau
modelnya bagus sekali, atau ketika sedang di luar negeri. Mas Iskandar
hanya bilang, apa saya benar-benar membutuhkan itu.
"Kompromi saya, saya kadang menuruti dia, kadang saya beli juga
tetapi saya berikan kepada orang. Jadi, ego saya terpenuhi, tetapi bukan
untuk saya. Saya merasa situasi itu win-win."
Iskandar juga mengajari bahwa rezeki itu cukup satu gelas. Kalau sudah
lebih, berikan pada orang lain. "Itu mengajarkan untuk menahan diri
dari keserakahan. Lingkungan kita rusak karena ego untuk terus
mengonsumi, terus menumpuk. Dan barang yang ditumpuk akan busuk."
Inilah yang diajarkan Puni dan Iskandar pada kedua putri mereka, Ayu
Larasati, dan Asri Saraswati. "Saya melihat anak saya berproses dari
penolakan menjadi kesadaran, misalnya kita beri tahu arti konsumtif,
membeli barang yang memang belum tentu diperlukan atau karena gengsi,
awal-awalnya mereka marah, dikira kita tidak sayang dan pelit, tetapi
saya dan suami selalu mengatakan yang paling penting adalah fungsi,
setelah mereka besar mereka punya kesadaran luar biasa untuk menghargai
uang dan memanfaatkannya di jalan yang benar, insya allah, saya berharap
seperti itu seterusnya."
Kesederhanaan itu juga tercermin dalam keseharian mereka. Mulai dari
rumah mereka misalnya. Berbahan dasar kayu, dengan prinsip serba terbuka
dengan banyaknya ventilasi dan ruang untuk cahaya. Dengan begini, siang
hari pun tak perlu pakai lampu.
Untuk menghemat listrik, mereka juga terbiasa untuk menyetrika dan
menggunakan mesin cuci bukan pada saat beban puncak, itu bisa menghemat
bayar listrik dan membantu PLN mengendalikan daya yang tersedia. Dan
sebagai pengganti AC, Puni dan Iskandar menanam banyak pohon peneduh
yang sekaligus menghasilkan buah. "Pohon ini bisa sekaligus menjadi
rumah para hewan, dengan buah sebagai makanan mereka," ujarnya. Ah,
sungguh pertimbangan kecil yang sangat bijaksana.
Bagi seorang Tri Mumpuni, hidup memang hendaknya selalu dijalani dengan
penuh kesederhanaan, kejujuran, dan keikhlasan.
Tetaplah bersinar, Puni. ** Artikel ini juga dimuat untuk buletin Dian
Al Mahri
2a.

Re: (Sharing) Cerita Berkesan Dalam Pernikahan Anda...yuuuuuukk

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Wed Oct 29, 2008 8:37 pm (PDT)

hayyah ini boleh gak cerita orang lain di sekitar? secara aku blum nikah?
tapi punya beberap cerita ttg ini?

maaf..
salam kenal.
nia

2008/10/30 Wida Yunita <wida.yunita@yahoo.com>

> Dear All,
>
>
> "Perselingkuhan"
> kata yang satu ini semakin terdengar akrab dalam kehidupan kita sekarang
> ini.
> Banyak orang memandang Perselingkuhan sebagai "bumbu",
> meskipun disadari atau tidak bumbu itu adalah bumbu "beracun"
> bagi keluarga Anda. Banyak hati terluka karenanya...
> dan api dalam sekam ini jika dibiarkan akan menjadi kebakaran hutan
> yang tidak terkendali.
>
> Nah "Kiztyah Wedding Organizer" mencoba mengumpulkan cerita-cerita
> berkesan ...ingat...YANG BERKESAN....disekitar pernikahan Anda..
> dengan harapan cinta atau paling tidak
> rasa sayang yang dulu pernah ada..bersemi kembali.
>
> Silakan kirimkan kepada kami kiztyah_wedding@yahoo.com<http://us.mc598.mail.yahoo.com/mc/compose?to=kiztyah_wedding@yahoo.com>
> cerita terbaik akan mendapat bingkisan unik dari kami.
> Jika menulis cerita terlalu sulit bagi anda...
> laimat yang mengungkapan rasa cinta Anda kepada pasangan Anda
> dapat juga Anda kirimkan pada kami
>
> Semua ini didedikasikan untuk keluarga Indonesia.
>
> Kiztyah Wedding Organizer
> atas nama cinta,
> Wida
> 081574090080
>
> # Wedding Special Photography #
> Pernikahan Agung Puteri Sri SUltan Hamengku Buwono X
> GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
> http://nurkamnaridewi.multiply.com
>
> # Wedding Photography #
> http://prewedding3.multiply.com
> http://prewedding2.multiply.com
> http://prewedding.multiply.com
> http://outdoorprewedding.multiply.com
> http://candidwedding.multiply.com
> http://weddingcandid.multiply.com
> http://weddingceremony.multiply.com
>
>
>
>
2b.

Re: (Sharing) Cerita Berkesan Dalam Pernikahan Anda...yuuuuuukk

Posted by: "Saloute !!" saloute007@yahoo.com   saloute007

Wed Oct 29, 2008 8:53 pm (PDT)

Salam'

yang jadi temanya perselingkuhan atau kesan pernikahannya nih.

jadi teringat kembali ke masa 2 tahun silam euy.

--- On Thu, 10/30/08, Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail.com> wrote:
From: Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail.com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Sharing) Cerita Berkesan Dalam Pernikahan Anda...yuuuuuukk
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, kiztyah_wedding@yahoo.com
Date: Thursday, October 30, 2008, 10:37 AM

hayyah ini boleh gak cerita orang lain di sekitar? secara aku blum nikah? tapi punya beberap cerita ttg ini?

maaf..
salam kenal.
nia

2008/10/30 Wida Yunita <wida.yunita@ yahoo.com>

Dear All,
 
 
"Perselingkuhan"
kata yang satu ini semakin terdengar akrab dalam kehidupan kita sekarang ini.
Banyak orang memandang Perselingkuhan sebagai "bumbu",
meskipun disadari atau tidak bumbu itu adalah bumbu "beracun"
bagi keluarga Anda. Banyak hati terluka karenanya...
dan api dalam sekam ini jika dibiarkan akan menjadi kebakaran hutan
yang tidak terkendali.
 
Nah "Kiztyah Wedding Organizer" mencoba mengumpulkan cerita-cerita
berkesan ...ingat...YANG BERKESAN.... disekitar pernikahan Anda..
dengan harapan cinta atau paling tidak
rasa sayang yang dulu pernah ada..bersemi kembali.
 
Silakan kirimkan kepada kami kiztyah_wedding@ yahoo.com

cerita terbaik akan mendapat bingkisan unik dari kami.
Jika menulis cerita terlalu sulit bagi anda...
laimat yang mengungkapan rasa cinta Anda kepada pasangan Anda
dapat juga Anda kirimkan pada kami
 
Semua ini didedikasikan untuk keluarga Indonesia.
 
Kiztyah Wedding Organizer
atas nama cinta,
Wida

081574090080
 
# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri SUltan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaride wi.multiply. com

 
# Wedding Photography #
http://prewedding3. multiply. com
http://prewedding2. multiply. com

http://prewedding. multiply. com
http://outdoorprewe dding.multiply. com
http://candidweddin g.multiply. com

http://weddingcandi d.multiply. com
http://weddingcerem ony.multiply. com

 
























3a.

Re: (Prestasi) Selamat untuk Dewi 'Dedew' Rieka

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Wed Oct 29, 2008 8:52 pm (PDT)

wiw tante seribu pulau!! keren banget sih dirimu jeng!!!
heheu emang keren lah...
boleh minta tanda tangan? hayyah...

salam
nia robie'
(maaf jarang mengsms)

2008/10/30 Rini Nurul Badariah <rinurbad@gmail.com>

> Turut bangga dan berbahagia untuk prestasi Jeng Dedew
> karena Anak Kos Dodol karyanya termasuk lima besar terlaris tingkat
> nasional, setelah trilogi Laskar Pelangi dan Ketika Cinta Bertasbih.
>
> Meskipun kategorinya keliru, yaitu fiksi, hehehe..
> Mungkin Dedew perlu lebih banyak menulis Personal Literature atau
> blook (blog book) lagi sehingga genre ini makin dikenal masyarakat:)
>
> Sukses ya, Dew.
> --
> Salam,
> Rini Nurul Badariah
> http://rinurbad.multiply.com
> http://sinarbulan.multiply.com
>
>
>
3b.

Re: (Prestasi) Selamat untuk Dewi 'Dedew' Rieka

Posted by: "Jonru" jonrusaja@gmail.com   j0nru

Wed Oct 29, 2008 9:06 pm (PDT)

Wah selamat!
Ini prestasi yang luar biasa
Moga makin sukses!

--
Thanks dan wassalam

Jonru
Founder PenulisLepas.com & BelajarMenulis.com
http://www.penulislepas.com/v2
http://www.belajarmenulis.com/
Telp: 0852-1701-4194 / 021-9829-3326
YM: jonrusaja

Belajar Menulis Jarak Jauh, Kapan Saja di Mana Saja, Berlaku Internasional
=====>>> http://www.SekolahMenulisOnline.com

Mau menerbitkan buku tapi belum tahu caranya?
http://www.naskahoke.com/e-mbig :)

Peluang Bisnis untuk Penulis?
===>>> http://bisnis.penulislepas.com/

Personal blog:
http://www.jonru.net
http://jonru.multiply.com

2008/10/30 Rini Nurul Badariah <rinurbad@gmail.com>:
> Turut bangga dan berbahagia untuk prestasi Jeng Dedew
> karena Anak Kos Dodol karyanya termasuk lima besar terlaris tingkat
> nasional, setelah trilogi Laskar Pelangi dan Ketika Cinta Bertasbih.
>
> Meskipun kategorinya keliru, yaitu fiksi, hehehe..
> Mungkin Dedew perlu lebih banyak menulis Personal Literature atau
> blook (blog book) lagi sehingga genre ini makin dikenal masyarakat:)
>
> Sukses ya, Dew.
> --
> Salam,
> Rini Nurul Badariah
> http://rinurbad.multiply.com
> http://sinarbulan.multiply.com

4.

[galeri] Foto-foto "Ruang Lengang" di Malang dan Surabaya

Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Wed Oct 29, 2008 9:08 pm (PDT)

Berikut ini Foto-foto kegiatan bedah buku puisi "Ruang Lengang" di Jawa
Timur. Sementara ini yang diupload yang di Malang dan Surabaya dulu.

Untuk Madura menyusul ya.

Laporan pandangan mata ditulis oleh salah seorang pengunjung dan pembaca buku Ruang Lengang dari Surabaya yakni mbak Siwi. Terimaksih tak lupa kami ucapkan kepada Magnet Zone yang sudah menjadi sponsor doorprice untuk acara di 2 tempat itu.

Selamat menikmati dan jangan lupa beli bukunya! Teutep...:D

-->  http://epriabdurrahman.multiply.com/photos/album/75   (Ini link Foto-fotonya)

Epri Tsaqib

-------------------------

Kecerdasan Seorang Epri.

(Oleh-oleh mengikuti Launching Buku Ruang Lengang di Surabaya)

Perkenalan pertama saya dengan Epri di dunia maya ketika sebuah puisinya cukup membuat saya tersenyum,

Akan kumenangkan semua lomba makan kerupuk

agar aku lupa harga beras dan minyak goreng

Merdeka!

(Puisi diatas dipermanis dengan sebuah foto orang berlomba makan krupuk pada peringatan HUT RI)

"Cerdas
juga orang ini" pikirku. Kemudian saya tahu ternyata dia adalah founder
milis komunitas puisi FLP, sehingga sayapun memutuskan untuk bergabung
di milis itu, kurang lebih setahun yang lalu, selain ternyata dia juga
anggota milis Sekolah Kehidupan.

Hari Sabtu tanggal 18
Oktober 2008, saya berkesempatan bertemu langsung dengan Epri dalam
sebuah acara bertajuk Launching Buku "Ruang Lengang" karyanya, yang
dipandhegani oleh Komunitas Esok. Acara yang dikemas sangat sederhana
untuk seorang Epri. Saya salut dengan orang sekapasitas Epri menghadiri
launchingnya dengan sedemikian sederhana. Menggelar tikar, lesehan di
Gedung Ex Museum Mpu Tantular, dibumbui udara sangat panas Surabaya,
tanpa AC, tanpa kipas angin, rasanya terlalu sederhana untuk
karya-karya Epri. Tapi itulah yang membuat saya salut, Epri yang
sederhana, saya tidak melihat dia mengeluh, saya melihat dia enjoy aja
lagi! Bahkan saya melihat dia serasa di rumah sendiri. Mungkin yang
sedikit saya sesalkan adalah kenapa Eska Surabaya tidak ambil bagian
dalam acara ini, sekaligus melaunching buku Menggenggam Cahaya, karena
sebenarnya saya melihat momen itu begitu pas, dalam buku Menggenggam
Cahaya pun saya melihat puisi Mas Epri nangkring disana. Tapi sudahlah
barangkali belum saatnya.

Sejak awal saya menikmati
puisi-puisi Epri komen yang pertama kali muncul adalah "Cerdas!" ya
saya yang sangatttt awam dengan dunia puisi melihat karya-karya Epri
adalah cerdas, segar, tak bermaksud menggurui, jelas maksudnya,
sederhana, dan lebih mudah dimusikalisasi. Yang terakhir ini kemaren
sempat di kritik pula oleh sang peresensi Buku Ruang Lengang, katanya,
"Jangan-jangan nanti Epri terjebak untuk membuat puisi yang bisa
dimusikalisasi, sehingga karyanya tak murni lagi". Yang langsung
dijawab `tidak´ dengan tegas oleh Epri.

Jujur saya yang
baru awal-awal menulis puisi dengan sedikit serius, sedikit terwarnai
dengan karya Epri, karena memang beliau ini juga salah satu guru saya,
secara tak langsung.Saya selalu dibuat berkomentar "Kok bisa ya?"
Apalagi kemaren ia membaca karyanya yang berjudul `Panggilan Super
Penting´

: corong informasi stasiun

neng-nong

ning-gung

perhatian-perhatian

panggilan kepada bapak dan ibu

para budak yang mestinya tahu diri

waktu menghadap sudah tiba

ditunggu kehadirannya di atas sajadah

atau apapun yang bersih di atas bumi fana ini

ambil wudhu, sujud dan rukuklah berserah diri

neng-nong

ning-gung

perhatian

panggilan ini akan diputar 5 kali setiap hari

dan akan ada sedikit tambahan kalimat

pada waktu subuh

: sholat lebih baik daripada tidur

terimakasih

mari menuju kebahagiaan!

neng-nong

ning-gung

............ .

sayup-sayup kumandang indah nan syahdu

di kejauhan merembesi bilahbilah hati

yang kasat

Epri Tsaqib, 2007

Ada
jenis-jenis puisi kamar kata Epri dan ada puisi yang memang asyik untuk
dipanggungkan. Dan memang terbukti! Ada puisi yang memang indah ketika
ditulis, tapi ada puisi yang bobot keindahannya (menarik) lebih terasa
ketika dipanggungkan, dan puisi diatas salah satunya, yang dibawakan
dengan apik oleh Epri.

Kawan-kawan dari Komunitas Esok
juga membuat Epri tersenyum-senyum, sambil geleng-geleng kepala ketika
beberapa puisinya bisa dimusikalisasi dengan sangat apik oleh mereka.
Tak kurang dari dua puisi dari Buku Ruang Lengang yang dinyanyikan
dengan sangat indah oleh temen-temen Komunitas Esok. Sebenarnya sangat
banyak yang sudah dimusikalisasi, tapi entah sang komposer yang cukup
tambun malu menampilkan. Padahal asyik-asyik lho lagunya!

Tak
terasa waktu merambat malam, artinya waktu untuk pulang. Saya sangat
senang dengan pertemuan tersebut , karena jujur baru kali itu saya
hadir dalam sebuah komunitas sastra di Surabaya. Ternyata banyak sodara
disana. Setelah saling menyapa dengan Epri, dan bertukar no Hp, kami
berpamitan, Eska Surabaya yang hadir April , Gita dan saya. Kami
berpamitan dengan satu pesan " Mas Epri disini juga ada saudara yang
lain juga lo, Eska Surabaya, so kalau ke Surabaya beritahu kami, agar
kami bisa membantu yang kami bisa!" Sukses dan berkah selalu buat Epri
sekeluarga, teruslah berkarya dengan hatimu!

Pacar Kembang, 19 Oktober 2008

Salam Hebat Penuh Berkah

Siwi LH

__________________________________________________________
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
5a.

(OOT-Berbagi Cerita) Laskar Pelangi, (Bukan) Film untuk Anak-Anak?

Posted by: "Rubina zalfa" rubina_zalfa@yahoo.com   rubina_zalfa

Wed Oct 29, 2008 9:32 pm (PDT)

Laskar Pelangi, (Bukan) Film Untuk Anak-Anak?

http://lenakei.multiply.com

Minggu
pagi, Faish, ponakan saya yang akhir November besok akan berusia lima
tahun, merengek pada uminya minta nonton film Laskar Pelangi yang
sedang heboh itu. Karena terus merengek, akhirnya umi dan abinya
mengalah dan mengabulkan permintaan Faish. Saya yang kebetulan memang
belum sempet nonton film itu juga ikutan ke 21 Detos, buat memuaskan
rasa ingin tahu saya tentang film yang diangkat dari buku berjudul sama
karya Andrea Hirata ini.

Tapi
yang jadi bahan pembicaraan saya dengan uminya Faish, adalah keinginan
Faish nonton film Laskar Pelangi. Entah, kenapa tiba-tiba Faish
merengek minta nonton film itu. Tapi kesimpulan kami siang itu, mungkin
Faish mendengar cerita dari teman atau sepupu-sepupu saya yang SD, yang
sudah duluan nonton film itu. Jadilah dia ikut-ikutan pengen nonton
juga, padahal saya yakin Faish sebenarnya juga enggak tahu tahu apa
tentang Laskar Pelangi. Kesimpulan kami lainnya, Faish cuma cari-cari
alasan supaya bisa jalan-jalan keluar, secara ponakan saya yang satu
ini memang enggak betahan berlama-lama di dalam rumah apalagi hari
libur Sabtu-Minggu, senengnya jalan-jalan kemana gituh ....

Pukul
12.15 film dimulai. Detik-detik pertama, Faish masih tenang, mungkin
lagi adaptasi, karena ini adalah pengalaman pertamanya nonton di
bioskop. Lima belas menit kemudian, ponakan saya yang memang aktif ini,
mulai tidak konsentrasi. Ia mulai celingak-celinguk ke kanan-ke kiri
atau ke belakang, karena mendengar banyak suara anak-anak bahkan ada
anak-anak yang seusianya malah asik kejar-kejaran di bagian bawah
layar. Selanjutnya, Faish betul-betul enggak bisa diam. Cuma sesekali
saja ia memperhatikan layar, bahkan ketika kami tertawa saat adegan
lucu. Faish malah nanya, "ada apaan sih mi?". Atau ketika melihat
uminya meneteskan air mata, Faish juga cuma bertanya, "kenapa mi,
nangis?". Sepanjang film, ntah sudah berapa kali uminya menyuruh Faish
duduk tenang dan menyimak filmnya.

Tapi
Faish cuma bisa bertahan paling beberapa detik saja. Setelah itu ia
mulai enggak bisa diem lagi. Bahkan sempet nanya soal sorotan cahaya
yang keluar dari tempat pemutaran film. Jadilah saya menjelaskan, itu
cahaya apa dan berasal darimana.

Di
akhir film, Faish ikut-ikutan nyanyi lagu soundtrack Laskar Pelangi
yang dinyanyi'in Nidji. Keluar bioskop saya iseng nanya, "Faish ngerti
gak cerita filmnya apa?". Seperti biasanya, Faish cuma ketawa-ketiwi
dan tanpa rasa berdosa jawab,"Bude ... Faish tuh cuma pengen denger
lagunya aja, bukan nonton filmnya ..."

Saya
dan uminya cuma mesem. Faish,Faish,  ... kalo cuma mau denger lagunya,
kenapa tadi ngotot minta nonton ... kan bisa beli kaset lagunya ajah
...

Laskar Pelangi memang bukan film untuk anak-anak, maksud saya anak-anak usia dini seperti Faish yang belum genap lima tahun.
Karena di dalam bioskop pun saya perhatiin, banyak anak-anak yang
seusia Faish enggak nonton, tapi malah main-main atau ngobrol.

Anyway,
buat saya, film Laskar Pelangi lumayanlah .... setidaknya saya bisa
menyaksikan keindahan pantai Belitong yang biru jernih meski cuma
sedikit. Plus, menikmati dialek melayunya Cut Mini, yang memerankan Ibu Muslimah.

5b.

Re: (OOT-Berbagi Cerita) Laskar Pelangi, (Bukan) Film untuk Anak-Ana

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Wed Oct 29, 2008 10:53 pm (PDT)

Heuheuheu
Faish belom biasa nonton bioskop ya?
tapi lagunya udah hapal. Hebat.

TFS

DANI

In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Rubina zalfa <rubina_zalfa@...>
wrote:
>
> Laskar Pelangi, (Bukan) Film Untuk Anak-Anak?
>
> http://lenakei.multiply.com
>
> Minggu
> pagi, Faish, ponakan saya yang akhir November besok akan berusia lima
> tahun, merengek pada uminya minta nonton film Laskar Pelangi yang
> sedang heboh itu. Karena terus merengek, akhirnya umi dan abinya
> mengalah dan mengabulkan permintaan Faish. Saya yang kebetulan

5c.

Re: (OOT-Berbagi Cerita) Laskar Pelangi, (Bukan) Film untuk Anak-Ana

Posted by: "Yulia Savitri" metamorfosure@yahoo.com   metamorfosure

Thu Oct 30, 2008 12:31 am (PDT)

Tiga keponakan saya (usianya 10 tahun, 5 tahun, dan 3,5 tahun) juga sudah nonton film Laskar Pelangi. Bisa diperkirakan, yang mengerti jalan ceritanya cuma keponakan yang paling gede, itu pun dengan banyak pertanyaan selama film berlangsung. 
 
Tapi, dari pengalaman keponakan ini, saya melihat anak-anak usia 10 tahunan bisa kok mengadaptasi film ini dengan baik, keponakan saya itu malah berusaha membandingkan kehidupannya dengan kehidupan para tokoh ciliknya.

Nah, khusus yang masih balita, memang belum bisa fokus. Mereka masih melihat-lihat suasana yang ada, ga bisa diem, ah sama persis deh dengan cerita mbak. Selesai film baru mau diam karena mau dengar lagunya.
 
salam kenal ya
 
lia (tanpa oktavia) hehe
 

--- On Thu, 10/30/08, fil_ardy <fil_ardy@yahoo.com> wrote:

From: fil_ardy <fil_ardy@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (OOT-Berbagi Cerita) Laskar Pelangi, (Bukan) Film untuk Anak-Anak?
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Thursday, October 30, 2008, 5:53 AM

Heuheuheu
Faish belom biasa nonton bioskop ya?
tapi lagunya udah hapal. Hebat.

TFS

DANI

In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, Rubina zalfa <rubina_zalfa@ ...>
wrote:
>
> Laskar Pelangi, (Bukan) Film Untuk Anak-Anak?
>
> http://lenakei. multiply. com
>
> Minggu
> pagi, Faish, ponakan saya yang akhir November besok akan berusia lima
> tahun, merengek pada uminya minta nonton film Laskar Pelangi yang
> sedang heboh itu. Karena terus merengek, akhirnya umi dan abinya
> mengalah dan mengabulkan permintaan Faish. Saya yang kebetulan

6.

JOURNALIST COMPETITION (KARYA TULIS JURNALISTIK) HUT BPK-RI KE 62

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Wed Oct 29, 2008 10:25 pm (PDT)



Pengumuman Lomba Jurnalis Competition
"Penghargaan bagi karya tulis jurnalistik tentang BPK 2008"

Dalam rangka memperingati ulang tahun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
ke - 62 dan Dukungan publik atas pembangunan pemerintahan yang bersih
turut bergantung pada persepsi publik yang terbentuk tentang kinerja
lembaga negara yang diharapkan berperan sentral dalam upaya
pembangunan `clean governance' BPK akan memberikan penghargaan
terhadap karya jurnalistik dan jurnalis yang dinilai memberikan
peliputan yang profesional mengenai BPK di media massa dalam kurun
waktu tertentu.
Penghargaan 2008 hanya akan diberikan pada Jurnalisme Media Cetak
Penghargaan akan diberikan untuk dua kategori :
o Pemberitaan selama 2008
o Editorial/Tajuk 2008

KRITERIA PENILAIAN
Karya jurnalistik akan dinilai berdasarkan kriteria:
1. Objektivitas dan keberimbangan
2. Kedalaman dan kelengkapan
3. Akurat
4. Cara penyampaian
Syarat dan Ketentuan sebagai berikut :
o Peserta harus melampirkan foto kopi ktp dan tanda pers
o Karya jurnalistik dikirimkan kepada Biro Humas dan Luar
Negeri BPK Jl. Jendral Gatot Subroto kav. 31 Jakarta 10210 paling
lambat cap pos 15 Desember 2008
o Pada bagian amplop kiri dituliskan JURNALIS COMPETITION dan
kategori yang dipilih.
o Keputusan juri tidak dapat di ganggu gugat
o Pengumuman pemenang akan disampaikan pada perayaan ulang
tahun BPK ke - 62 pada bulan Januari
HADIAH
o Kategori Pemberitaan
Juara I : Rp. 5.000.000 dan 1 buah laptop
Juara II : Rp. 3.500.000 dan 1 buah kamera
Juara III : Rp, 2.500.000 dan 1 buah tape recorder
Harapan I & 2 : Rp. 1.500.000

o Kategori Editorial
Juara I : Rp. 10.000.000
Juara II : Rp. 7.500.000
Juara III : Rp. 5.000.000

Jakarta,
Biro Humas dan Luar Negeri BPK
CP: Rina Sri Rienjani (rinasririenjani@yahoo.com)


New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
7a.

Re: [bahasa] Di Tahoen ke Delapan Poeloeh Soempah Pemoeda Teroetjap

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Wed Oct 29, 2008 10:30 pm (PDT)

hhehehehe... temen-temen sekantorku emang seru-seru... banyak cerita setiap
harinya..
kalau ngantor di tempatku, nanti mbak Ela kesepian di Bandung, mbak hehehehe

benar, mbak. saat ini kita semua sedang mengukir sejarah untuk kemudian
hari. tergantung dari kita mau mewarnainya dengan tinta warna apa ^_^

btw, yang keren itu.......(isi sendiri deeeh) hehehehe... ^_^

makasih mbak shinta

On Wed, Oct 29, 2008 at 12:22 PM, ukhti hazimah <ukhtihazimah@yahoo.com>wrote:

> hehehe...seru kantornya!! ada lowongan?? [lho?!]
>
> Apakah pemuda sekarang akan dikenang kemudian hari?? Tinggal diliat, apa
> yang sudah dilakukan para pemuda saat ini untuk Bangsa [cieee....ini sinta
> ya yang ngomong??]
>
> eniwei, Jack Sparrow keren yak?? Jack Sparrow ato Johny Deep yang keren? ;P
>
> :sinta:
>
> Keindahan selalu muncul saat kepala manusia berpikir positif
> ^_^
>
> www.sinthionk.rezaervani.com <http://sinthionk.rezaervani.com/>
> www.sinthionk.multiply.com
> YM: sinthionk
>
>
> --- On *Tue, 10/28/08, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>* wrote:
>
> From: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
> Subject: [sekolah-kehidupan] [bahasa] Di Tahoen ke Delapan Poeloeh Soempah
> Pemoeda Teroetjap
> To: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> >
> Date: Tuesday, October 28, 2008, 1:55 PM
>
> *Di Tahoen Ke Delapan Poeloeh Soempah Pemoeda Teroetjap*
>
>
>
> Oleh Lia Octavia
>
>
>
>
>
> **
>
>
>
>
8.

[RUANG MUSIK] Musikalisasi Puisi saat Acara Launching Buku MC di Ban

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Wed Oct 29, 2008 10:30 pm (PDT)

[Ruang Musik] Musikalisasi Puisi saat Acara Launching Buku MC di Bandung
(Kapak Ibrahim = Kang adew + Agun)

Mungkin ini untuk pertama kalinya aku menikmati musikalisasi puisi secara
Live (kasiaan be-eng). Bertepatan dengan acara lauching buku Menggenggam
Cahaya di Bandung bulan Agustus 2008, kang Adew dan Agun (Aa Gunawan) yang
tergabung dalam kelompok Kapak Ibrahim (pas pertama kali denger ini ya
ampyuun serem abis namanya..) menyumbangkan penampilan mereka membawakan
musikalisasi puisi, mas epri dan satu lagi poho euy...

Dan duet maut kang Adew dan Agun, banyak membuat orang-orang terpana.. coz
kalo ketemu langsung sama kang Adew,,, dijamin ngakak mulu.. secara ngabodor
wae kayak Babeh Hadian hihi piss.. tapi mudah2an karena udah bikin bnayk
orang tersenyum pahalanya nambah banyak nya kang? Nya Beh? Amin

Silahkan lihat di
http://musimbunga.multiply.com/video/item/1/musikalisasi_puisi_kapak_ibrahim_bandung_kang_Adew_sareung_Agun_Aa_Gunawan
ps: sori euy kalamaan..
9a.

Re: [maklumat] Jadwal Kegiatan Offline SK & Liputan Media selama Sep

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Wed Oct 29, 2008 10:32 pm (PDT)

Sama-sama, Pak Sinang...
Jadwal kegiatan offline SK sejak bulan Juli 2008 sudah diposting di blog SK,
Pak.. ^_^
Silakan teman-teman meluncur ke http://sekolahkehidupan.multiply.com

Salam
Lia

2008/10/30 Pandika Sampurna <pandika_sampurna@yahoo.com>

> Terima kasih Mbak Lia.
>
> Saya kira baiknya kegiatan offline ini bisa dimasukkan ke dalam
> website. Apalagi bila Pengurus bisa membuat jadwal kegiatan offline
> ke depan lainnya.
>
> Salam,
> PS
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> "Lia Octavia"
> <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum wrwb
> >
> > Sahabat-sahabat SK yang dirahmati Allah, berikut jadwal kegiatan
> offline
> > Komunitas Sekolah Kehidupan selama bulan September - Oktober 2008
> dan
> > liputan media sehubungan dengan kegiatan offline Komunitas Sekolah
> > Kehidupan:
> >
> > *Sabtu, 6 September 2008*:
> > * Buka puasa bersama dan rapat panitia "1000 Cinta Untuk 1000
> Mushalla" di
> > kediaman Indarwati Harsono, Tanah Baru, Depok.
> >
> > *Senin, 8 September 2008 s/d Ahad 28 September 2008*:
> > * Rangkaian kegiatan bakti sosial Ramadhan 2008 "1000 Cinta Untuk
> 1000
> > Mushalla" di wilayah Jabodetabek, Bandung, Yogya, Surabaya,
> Kalimantan
> > Timur berikut penyerahan donasi pada mushalla-mushalla di wilayah
> tersebut
> >
> > *Sabtu, 13 September 2008*:
> > * Pembukaan dan peresmian "1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla" di
> Mushalla Idul
> > Ilmi, Yogyakarta yang dibuka oleh Ketua DPRD Yogyakarta dan Kepala
> Diknas
> > Kota Yogya
> > * Peluncuran buku "Menggenggam Cahaya" dan "Kolak Ramadhan" di
> Yogyakarta
> > * Long march pemberian donasi pada mushalla-mushalla di pasar
> >
> > *Sabtu, 13 September 2008*:
> > * Pemberian donasi "1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla" oleh di
> wilayah Surabaya
> > ke korban lumpur Lapindo melalui YDSF.
> >
> > *Ahad, 14 September 2008*:
> > * Pembukaan dan simbolisasi "1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla" untuk
> wilayah
> > Jabodetabek di Mushalla Pemusik Jalanan, Wapress, Bulungan,
> Jakarta Selatan
> > * Long march pemberian donasi pada 3 mushalla, yaitu Mushalla Blok
> M Plaza,
> > Mushalla Terminal Blok M, dan Mushalla Bulungan.
> >
> > *Ahad, 21 September 2008*:
> > * Buka puasa bersama dengan anak yatim dan anak jalanan di Panti
> Asuhan Nur
> > Muhiyam, Tebet, Jakarta Selatan
> >
> > *Senin, 22 September 2008*:
> > * Tayangan simbolisasi "1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla" oleh Daai
> TV pukul
> > 20.30 WIB.
> > Tayangan ini merupakan liputan kegiatan yang dilakukan tgl 14
> September 2008
> > di Mushalla Pemusik Jalanan, Blok M, Jakarta Selatan.
> > CD berupa rekaman tayangan dari Daai TV dapat diperoleh/dipinjam
> pada Galih
> > Ari Permana (Ketua Pelaksana "1000 cinta Untuk 1000 Mushalla")
> >
> >
> > *Rabu, 24 September 2008*:
> > * Food For Work dan long march yang diadakan bekerjasama dengan
> Badan Amil
> > Zakat Nasional (Baznas) dan PT Kereta Api Indonesia berupa
> pemberian donasi
> > "1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla" ke mushalla-mushalla di stasiun-
> stasiun
> > kereta
> >
> > *Ahad, 28 September 2008*:
> > * Santunan anak yatim di Panti Asuhan Rabbani, Parung, Bogor
> >
> > *Senin, 29 September 2008 s/d Ahad 5 Oktober 2008*:
> > * Libur Idul Fitri 1 Syawal 1429H
> >
> > *Jumat, 17 Oktober 2008*:
> > * Profil dan kegiatan SK beserta foto-fotonya dimuat di Harian Umum
> > Republika dalam edisi Dialog Jumat
> >
> >
> > Semoga semua kegiatan yang kita niatkan semata-mata hanya karena
> Allah
> > mendapat curahan rahmat dan berkah dari-Nya serta membawa manfaat
> dunia dan
> > akherat. Amin.
> >
> >
> > Wassalamu'alaikum wrwb
> > Lia Octavia
> > -Sekum SK 2008-2010-
> >
>
>
>
10.

[SM-SMART] PARADIGMA MENULIS

Posted by: "WORD SMART CENTER" wordsmartcenter@yahoo.com   wordsmartcenter

Wed Oct 29, 2008 11:06 pm (PDT)



PARADIGMA
MENULIS

Oleh: Udo
Yamin Majdi

 

Dari puluhan kali saya
mengisi acara pelatihan menulis dan pelatihan jurnalistik, saya sering
mendapatkan pertanyaan, curhat, atau informasi dari peserta bahwa tidak sedikit
mereka yang tidak mau dan tidak mampu menulis berawal dari kesahalan paradigma.

"...Nulis itu sulit banget!...""...Ah, saya enggak bakat nulis!...""...Wah, gue sih, bukan keturunan penulis!...""...Pengen sih nulis, namun enggak punya mood!..." "...Enggak mau ah jadi penulis, masa depan suram tuh!...""...Kalo tulisan seperti ini, saya sih bisa.
Tapi..., saya enggak punya waktu!..."

Dari ungkapan-ungkapan tersebut, kita dapat melihat mereka tidak
termotivasi untuk menulis karena kesalahan pemikiran, sudut pandang, persepsi,
pola pikir, atau lebih kita kenal dengan paradigma. Apa itu paradigma?

"Paradigma
berasal dari bahasa Yunani", kata Covey dalam bukunya The 7 Habits of
Highly Effective People, "ini merupakan istilah ilmiah, dan lazim
digunakan sekarang dengan arti model, teori, persepsi, asumsi, atau kerangka
acuan. Dalam pengertian yang lebih popular, paradigma adalah cara kita
"melihat" dunia —bukan berkaitan dengan pengertian visual dari
tindakan melihat, melainkan berkaitan dengan persepsi, pengertian, dan
penafsiran".

Lebih lanjut,
ia umpamakan paradigma itu dengan peta. "Peta bukanlah wilayah", ujar
Covey. Betul, antara peta dan wilayah, dua hal yang berbeda. Tapi keduanya
berkaitan erat. Salah membuat atau membaca peta, maka kita akan tersesat di
wilayah yang kita tuju. Misalnya, kita mau ke kampus Universitas Al-Azhar
daerah Husein, tapi dalam peta, ia tertulis di tempat kampus Universitas
Al-Azhar Nasr City. Nah, sampaikah kita di kampus daerah Husein itu?

Begitu juga dalam
menulis. Jangankan termotivasi dan semangat, malahan sebaliknya, kita akan
mengalami bad mood atau writing block, jika paradigma kita salah
dalam memandang aktivitas tulis menulis. Kesalahan paradigma, akan melahirkan
"penyakit dalih" (excusitis) atau rasionalisasi, yaitu selalu
mencari-cari alasan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu dan menganggap
alasan-alasan itu adalah benar.

Alasan itu
bermacam-macam —sebagaimana tercermin dalam enam ungkapan di atas, dari mulai
alasan sibuk, alasan umur terlalu muda atau terlalu tua, alasan tidak memiliki
alat pendukung, alasan kesehatan, dan seterusnya. Sebagai contoh, beberapa
teman saya, tidak menulis karena alasan tidak memiliki komputer pribadi. Namun
setelah mereka memiliki komputer, muncul alasan bahwa mereka sibuk. Ketika ada
waktu luang, alasan mereka lain lagi, mereka tidak punya mood. Intinya,
mereka punya seribu satu alasan, bahwa ia tidak bisa menulis.

Nah, kalau kita mampu
membuat seribu satu alasan "tidak bisa menulis", lalu mengapa kita tidak mampu
membuat seribu satu alasan bahwa kita "bisa menulis"? Bukankah dalam hidup ini
kita bisa memilih, lalu mengapa kita tidak bisa memilih untuk menciptakan
sebanyak-banyaknya alasan bahwa kita mampu menulis?

Mari kita coba
sekarang, silahkan Anda tulis alasan bahwa Anda "tidak bisa menulis" di bawah
ini:

 

SAYA TIDAK BISA!

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

Sekarang tulisan alasan
Anda bahwa Anda "bisa menulis" di bawah ini.

SAYA BISA!

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

¨     ___________________________________________________

Dari simulasi singkat
tadi, Anda bisa mengukur diri Anda sendiri, paradigma manakah yang mendominasi
diri Anda, apakah paradigma yang salah atau paradigma yang benar? Ini akan
terlihat dari "kecepatan" Anda dalam menuliskan alasan —baik atau buruk— dan
alasan mana yang "terbanyak" dari dua kolom tersebut.

 

*  * 
*

Ini tulisan ke-3 Serial Sekolah Menulis SMART Online. Bagi siapa saja yang
tertarik lebih lanjut berdiskusi atau membedah tulisannya, maka silahkan add ID
ini: wordsmartcenter atau ikut milis wordsmartcenter@yahoogroups.com

11a.

[Ruang Baca] Bukavu: Diam Yang Begitu Gerak

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Wed Oct 29, 2008 11:15 pm (PDT)



Bukavu: Diam Yang
Begitu Gerak

Oleh Dani Ardiansyah

 

Penulis           : Helvy Tiana Rosa

Penerbit         : Lingkar Pena Publishing House

Tebal              : 228 halaman

Cetakan          : ke- I, April 2008

Beli di             : Dapet Hadiah Lomba

Harga             : di atas 34.500,00 ribu

 

 

Banyak
tragedi kemanusiaan yang terjadi tanpa dapat terekam dengan baik oleh manusia,
yang dapat menuturkannya kembali. Mungkin para saksi sejarah itu tidak lagi
hidup ketika kondisi memungkinkan untuk menceritakaknya kembali. Atau, mungkin
mereka juga terlalu enggan, membuka kembali album hitam yang

 Telah dikubur dalam-dalam.

Tapi alam tak pernah berdusta, mereka menyimpan seribu peristiwa, merekamnya,
lalu menuturkan kembali dalam gejala-gejala kemanusiaan setelahnya. Dalam Kivu
Bukavu, Helvy mencoba menggali informasi dari sebuah danau yang menjadi
saksi sejarah sebuah peristiwa. Dalam Kivu Buakvu, bahkan Helvy
berimprofisasi dengan alam, diajaknya danau bertutur:

Kivu, kau yang terindah

Bisik hemingway.

Aku ingin menangis,

Namun danau tak dapat menangis

Tentu saja bukan karena Helvy kehilangan ide untuk menghidupkan karakter yang
lebih realistis dari hanya sebuah danau, tapi itulah keindahan puitik yang
terkadang menjadi representasi sebuah peta sejarah. Baris-baris puisi yang
terdapat dalam cerpen berjudul Kivu Bukavu, (hal. 193) dikutip pada
sampul depan kumpulan cerpen ini.

Cerpen Pertemuan di Taman Hening, membuka sua pembaca dengan  Bukavu
(Lingkar Pena Publishing House, Depok, 2008) dan Jaring-jaring Merah,
cerpen yang sudah pernah dipentaskan dalam bentuk teater, mengakhiri kumpulan
cerpen ini. Dalam hampir setiap halaman Bukavu, terjadi pergantian nilai
rasa dalam percakapan dari kurang sopan menjadi lebih sopan.

Perbendaharaan kosa kata yang dimiliki oleh Helvy, rupanya tak disia-siakan
dalam Bukavu. Banyak sekali gejolak ego dan emosi dituturkan dengan
indah dan rupawan. Meskipun Helvy tidak bermaksud menulis puisi dalam Bukavu,
tapi citarasa bahasanya sebagai penyair, cukup berpengaruh dalam menuliskan
cerpen-cerpennya, sehingga hasilnya adalah narasi-narasi puitis, yang kadang
simbolik, konotatif, dan bermajas, layaknya baris-baris puisi.

Tokoh-tokoh unik baik dari karakter maupun identitas tokoh, mulai bermunculan
dari cerpen pertama dalam Bukavu. Pertemuan di Taman Hening. Kas
& Sih dengan semua masalah hubungan suami istri yang sangat manusiawi. Dua
tokoh yang jika namanya disatukan, maka saya yakin akan menyaingi kepopuleran Rome dan Juliet. Hingga
Sih, ditakdirkan Helvy Menjadi perempuan yang hanya bisa meratapi nasibnya
dengan imaji. Mencari solusi di taman yang bahkan tak pernah ada.

"Sejuta lelaki yang semuanya entah mengapa adalah Kas tapi tak
sepenuhnya Kas. Lelaki-lelaki itu mengatakan mencintainya seperti surga. Kas
tak pernah berkata seperti itu. Sih ber-istighfar. Perlahan dihapusnya
sisa-sisa airmata yang ada. Dengan gemetar jari-jari kurusnya mulai bergerak di
atas mesin tik. Kas tak akan pulang lagi malam ini. Dan Sih, akan pergi ke
tempat itu lagi. Ke taman hening".

Tanpa bermaksud mengungkit luka lama dalam tragedi bom bali, Lelaki kabut
dan Boneka yang  mendapat Anugerah Pena (2002) ini bertutur dengan
deskripsi yang surealis. Meski begitu, pembaca akan dengan mudah mengetahui
latar histori realita yang menjadi sumbu dari cerpen ini. Angkara yang
digambarakan lewat tokoh aku, seakan mempu membuat hidung kita mencium bau
hangus jelaga, ketika peristiwa pemboman itu terjadi.

Cerpen yang berjudul Idis (hal. 21) akan membawa kita seakan menelusuri
kembali legenda kepahlawanan masyarakat Kalimantan
selatan. Menelusuri belantara hutannya. Merasakan keberanian Gahara, seorang
perempuan muda dengan dendam kepada para penjajah.

Lalu Ze, seorang pemuda di Lorosae yang menjadi menjadi korban pembagian
wilayah negara. Ketika keberpihakan tak lagi menjadi berharga

"Apa bedanya aku pro atau tidak pada kelompok-kelompokm itu?"
tanya Ze, pelan (hal. 41).

Sikap lain dari keinginan yang tidak pernah mendapatkan tempat bagi otoritas.
Ze tak peduli, merah putihkah, atau bintang terangkah yang berkibar. Ze hanya
ingin hidup, dia tak pernah ingin ditembak. Dalam Ze Akan Mati Ditembak
(hal. 41)

Membaca Darah Hitam (hal. 69), seperti mendengarkan kembali seorang
teman saya yang berasal dari kalimantan dan sebagai seorang anak dari Suku Dayak.
Saya mendapatkan visi yang jelas ketika membaca cerpen ini dengan referensi
tambahan cerita teman saya tersebut. Deskripsi yang sama, pengalaman yang sama,
dalam tragedi yang sama.

Nerang berhasil membuat saya benar-benar merasa muak pada sifat jahat yang
bersembunyi dan membela diri dengan alasan mempertahankan tanah leluhur.
Karakternya benar-benar mampu memanfaatkan situasi yang buruk demi egonya.
Helvy menceritakannya seolah ia adalah perempuan yang bahkan tak mampu
mengingat namanya sendiri dalam cerpen tersebut. Sedangkan teman saya
menceritakan hal itu dengan sorot matanya yang aneh ketika seorang pedagang
sate madura melintas.

Kita akan merasakan puitisasi prosa dalam cerpen-cerpennya yang lain. Ketika
Cinta Menemukanmu (hal. 119), Sebab Aku Cinta, Sebab Aku Angin (hal.
129), Lelaki Semesta (hal. 151), Pulang (hal. 183), dan Kivu
Bukavu (hal. 193).

Bagi para penikmat karyanya, Helvy cukup familiar menyuguhkan ragam realita
dalam setiap cerpen yang ia tulis. Kita seperti menyaksikan sebuah fragmentasi
peristiwa dalam visualisasi cerpen-cerpen didalam buku ini. Bahwa kata adalah
senjata, difahami betul oleh Helvy. Tak usah heran ketika Anda tengah membaca Bukavu,
ada lintasan memori yang menguatkan deskripsinya, mungkin suatu ketika, kita
pernah menyaksikan ulasan berita kejadian tersebut di televisi.

Pangkalan Jati, Depok

29 Oktober 2008

 PS: Thx to Mbak Rinurbad yang udah ngomporin bikin resensi ini :D

11b.

Re: [Ruang Baca] Bukavu: Diam Yang Begitu Gerak

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Wed Oct 29, 2008 11:58 pm (PDT)

Resensi yang bagus, Kang Dani... ^_^
Semoga bermanfaat ya terutama yang belum membaca bukunya... ^_^
Thanks for writing...

Salam
Lia

2008/10/30 Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com>

> *Bukavu: Diam Yang Begitu Gerak*
>
> *Oleh Dani Ardiansyah*
>
> *
> *
>
> Penulis : Helvy Tiana Rosa
>
> Penerbit : Lingkar Pena Publishing House
>
> Tebal : 228 halaman
> Cetakan : ke- I, April 2008
> Beli di : Dapet Hadiah Lomba
> Harga : di atas 34.500,00 ribu**
>
> * *
>
>
>
> Banyak tragedi kemanusiaan yang terjadi tanpa dapat terekam dengan baik
> oleh manusia, yang dapat menuturkannya kembali. Mungkin para saksi sejarah
> itu tidak lagi hidup ketika kondisi memungkinkan untuk menceritakaknya
> kembali. Atau, mungkin mereka juga terlalu enggan, membuka kembali album
> hitam yang
>
> Telah dikubur dalam-dalam.
>
> Tapi alam tak pernah berdusta, mereka menyimpan seribu peristiwa,
> merekamnya, lalu menuturkan kembali dalam gejala-gejala kemanusiaan
> setelahnya. Dalam *Kivu Bukavu*, Helvy mencoba menggali informasi dari
> sebuah danau yang menjadi saksi sejarah sebuah peristiwa. Dalam *Kivu
> Buakvu*, bahkan Helvy berimprofisasi dengan alam, diajaknya danau
> bertutur:
>
> *Kivu, kau yang terindah
> Bisik hemingway.
> Aku ingin menangis,
> Namun danau tak dapat menangis*
>
> Tentu saja bukan karena Helvy kehilangan ide untuk menghidupkan karakter
> yang lebih realistis dari hanya sebuah danau, tapi itulah keindahan puitik
> yang terkadang menjadi representasi sebuah peta sejarah. Baris-baris puisi
> yang terdapat dalam cerpen berjudul *Kivu Bukavu*, (hal. 193) dikutip pada
> sampul depan kumpulan cerpen ini.
>
> Cerpen *Pertemuan di Taman Hening,* membuka sua pembaca dengan *Bukavu*(Lingkar Pena Publishing House, Depok, 2008) dan
> *Jaring-jaring Merah,* cerpen yang sudah pernah dipentaskan dalam bentuk
> teater, mengakhiri kumpulan cerpen ini. Dalam hampir setiap halaman *
> Bukavu,* terjadi pergantian nilai rasa dalam percakapan dari kurang sopan
> menjadi lebih sopan.
>
> Perbendaharaan kosa kata yang dimiliki oleh Helvy, rupanya tak disia-siakan
> dalam *Bukavu.* Banyak sekali gejolak ego dan emosi dituturkan dengan
> indah dan rupawan. Meskipun Helvy tidak bermaksud menulis puisi dalam
> Bukavu, tapi citarasa bahasanya sebagai penyair, cukup berpengaruh dalam
> menuliskan cerpen-cerpennya, sehingga hasilnya adalah narasi-narasi puitis,
> yang kadang simbolik, konotatif, dan bermajas, layaknya baris-baris puisi.
>
> Tokoh-tokoh unik baik dari karakter maupun identitas tokoh, mulai
> bermunculan dari cerpen pertama dalam *Bukavu*. *Pertemuan di Taman Hening
> *. Kas & Sih dengan semua masalah hubungan suami istri yang sangat
> manusiawi. Dua tokoh yang jika namanya disatukan, maka saya yakin akan
> menyaingi kepopuleran Rome dan Juliet. Hingga Sih, ditakdirkan Helvy Menjadi
> perempuan yang hanya bisa meratapi nasibnya dengan imaji. Mencari solusi di
> taman yang bahkan tak pernah ada.
>
> *"Sejuta lelaki yang semuanya entah mengapa adalah Kas tapi tak sepenuhnya
> Kas. Lelaki-lelaki itu mengatakan mencintainya seperti surga. Kas tak pernah
> berkata seperti itu. Sih ber-istighfar. Perlahan dihapusnya sisa-sisa
> airmata yang ada. Dengan gemetar jari-jari kurusnya mulai bergerak di atas
> mesin tik. Kas tak akan pulang lagi malam ini. Dan Sih, akan pergi ke tempat
> itu lagi. Ke taman hening".*
>
> Tanpa bermaksud mengungkit luka lama dalam tragedi bom bali, L*elaki kabut
> dan Boneka* yang mendapat Anugerah Pena (2002) ini bertutur dengan
> deskripsi yang surealis. Meski begitu, pembaca akan dengan mudah mengetahui
> latar histori realita yang menjadi sumbu dari cerpen ini. Angkara yang
> digambarakan lewat tokoh aku, seakan mempu membuat hidung kita mencium bau
> hangus jelaga, ketika peristiwa pemboman itu terjadi.
>
> Cerpen yang berjudul *Idis* (hal. 21) akan membawa kita seakan menelusuri
> kembali legenda kepahlawanan masyarakat Kalimantan selatan. Menelusuri
> belantara hutannya. Merasakan keberanian Gahara, seorang perempuan muda
> dengan dendam kepada para penjajah.
>
> Lalu Ze, seorang pemuda di Lorosae yang menjadi menjadi korban pembagian
> wilayah negara. Ketika keberpihakan tak lagi menjadi berharga
>
> *"Apa bedanya aku pro atau tidak pada kelompok-kelompokm itu?" tanya Ze,
> pelan *(hal. 41).
>
> Sikap lain dari keinginan yang tidak pernah mendapatkan tempat bagi
> otoritas. Ze tak peduli, merah putihkah, atau bintang terangkah yang
> berkibar. Ze hanya ingin hidup, dia tak pernah ingin ditembak. Dalam *Ze
> Akan Mati Ditembak* (hal. 41)
>
> Membaca *Darah Hitam *(hal. 69), seperti mendengarkan kembali seorang
> teman saya yang berasal dari kalimantan dan sebagai seorang anak dari Suku
> Dayak. Saya mendapatkan visi yang jelas ketika membaca cerpen ini dengan
> referensi tambahan cerita teman saya tersebut. Deskripsi yang sama,
> pengalaman yang sama, dalam tragedi yang sama.
>
> Nerang berhasil membuat saya benar-benar merasa muak pada sifat jahat yang
> bersembunyi dan membela diri dengan alasan mempertahankan tanah leluhur.
> Karakternya benar-benar mampu memanfaatkan situasi yang buruk demi egonya.
> Helvy menceritakannya seolah ia adalah perempuan yang bahkan tak mampu
> mengingat namanya sendiri dalam cerpen tersebut. Sedangkan teman saya
> menceritakan hal itu dengan sorot matanya yang aneh ketika seorang pedagang
> sate madura melintas.
>
> Kita akan merasakan puitisasi prosa dalam cerpen-cerpennya yang lain. *Ketika
> Cinta Menemukanmu* (hal. 119), *Sebab Aku Cinta, Sebab Aku Angin* (hal.
> 129), *Lelaki Semesta *(hal. 151), *Pulang* (hal. 183), dan *Kivu Bukavu*(hal. 193).
>
> Bagi para penikmat karyanya, Helvy cukup familiar menyuguhkan ragam realita
> dalam setiap cerpen yang ia tulis. Kita seperti menyaksikan sebuah
> fragmentasi peristiwa dalam visualisasi cerpen-cerpen didalam buku ini.
> Bahwa kata adalah senjata, difahami betul oleh Helvy. Tak usah heran ketika
> Anda tengah membaca *Bukavu*, ada lintasan memori yang menguatkan
> deskripsinya, mungkin suatu ketika, kita pernah menyaksikan ulasan berita
> kejadian tersebut di televisi.
>
>
> *Pangkalan Jati, Depok
> 29 Oktober 2008*
>
> * *
>
> *PS: Thx to Mbak Rinurbad yang udah ngomporin bikin resensi ini :D
> *
>
>
>
11c.

Re: [Ruang Baca] Bukavu: Diam....- Lirih Pembebas

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Thu Oct 30, 2008 1:59 am (PDT)

Lirih Pembebas
By. Shoutul Harokah

(Intro. Drum)
Haha hahaha haha hahaha
Hahaha hahaha hahaha hahahahaha
Hu ah hu

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian

Bribu nyawa tlah terbang
Menuju tempat yang dijanjikan
Tapi ghiroh tak kan sirna
Bebaskan bumi anbiya

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian

Bribu nyawa tlah terbang
Menuju tempat yang dijanjikan
Tapi ghiroh tak kan sirna
Bebaskan bumi anbiya

Puing bebatuan tlah menjadi saksi
Kekejaman yahudi bangsa syaithoni
Meninggalkan luka, jiwa terzholimi
Berazam bebaskan Palestina kembali

U ha u

Derap-derap pejuang
Generasi nafas perubahan
Rengkuhlah kejayaan
Goyah jalan disingkirkan

A aa ? aaa
A aa ? hahahahahaha
A aa ? aaa
A aa ? hahahahahaha

U ha hu

(Instumrentalia Drum)

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian

Bribu nyawa tlah terbang
Menuju tempat yang dijanjikan
Tapi ghiroh tak kan sirna
Bebaskan bumi anbiya

Puing bebatuan tlah menjadi saksi
Kekejaman yahudi bangsa syaithoni
Meninggalkan luka, jiwa terzholimi
Berazam bebaskan Palestina (Indonesia - red) kembali

U ha hu
Derap-derap pejuang
Generasi nafas perubahan
Rengkuhlah kejayaan
Goyah jalan disingkirkan

A aa ? aaa
A aa ? hahahahahaha
A aa ? aaa
A aa ? hahahahahaha

A aa ? aaa
A aa ? hahahahahaha
A aa ? aaa
A aa ? hahahahahaha

Hu ha hu

Debu-debu beterbangan
Kabut di tanah kemuliaan
Kringat darah bercucuran
Iringi kepergian

Bribu nyawa tlah terbang
Menuju tempat yang dijanjikan
Tapi ghiroh tak kan sirna
Bebaskan bumi anbiya

Puing bebatuan tlah menjadi saksi
Kekejaman yahudi bangsa syaithoni
Meninggalkan luka, jiwa terzholimi
Berazam bebaskan Palestina (Indonesia - red) kembali

U ha hu

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Lia Octavia" <liaoctavia@...>
wrote:
>
> Resensi yang bagus, Kang Dani... ^_^
> Semoga bermanfaat ya terutama yang belum membaca bukunya... ^_^
> Thanks for writing...
>
> Salam
> Lia
>
> 2008/10/30 Kang Dani fil_ardy@...
>
> > *Bukavu: Diam Yang Begitu Gerak*
> >
> > *Oleh Dani Ardiansyah*
> >
> > *
> > *
> >
> > Penulis : Helvy Tiana Rosa
> >
> > Penerbit : Lingkar Pena Publishing House
> >
> > Tebal : 228 halaman
> > Cetakan : ke- I, April 2008
> > Beli di : Dapet Hadiah Lomba
> > Harga : di atas 34.500,00 ribu**
> >
> > * *
> >
> >
> >
> > Banyak tragedi kemanusiaan yang terjadi tanpa dapat terekam dengan
baik
> > oleh manusia, yang dapat menuturkannya kembali. Mungkin para saksi
sejarah
> > itu tidak lagi hidup ketika kondisi memungkinkan untuk
menceritakaknya
> > kembali. Atau, mungkin mereka juga terlalu enggan, membuka kembali
album
> > hitam yang
> >
> > Telah dikubur dalam-dalam.
> >
> > Tapi alam tak pernah berdusta, mereka menyimpan seribu peristiwa,
> > merekamnya, lalu menuturkan kembali dalam gejala-gejala kemanusiaan
> > setelahnya. Dalam *Kivu Bukavu*, Helvy mencoba menggali informasi
dari
> > sebuah danau yang menjadi saksi sejarah sebuah peristiwa. Dalam
*Kivu
> > Buakvu*, bahkan Helvy berimprofisasi dengan alam, diajaknya danau
> > bertutur:
> >
> > *Kivu, kau yang terindah
> > Bisik hemingway.
> > Aku ingin menangis,
> > Namun danau tak dapat menangis*
> >
> > Tentu saja bukan karena Helvy kehilangan ide untuk menghidupkan
karakter
> > yang lebih realistis dari hanya sebuah danau, tapi itulah keindahan
puitik
> > yang terkadang menjadi representasi sebuah peta sejarah. Baris-baris
puisi
> > yang terdapat dalam cerpen berjudul *Kivu Bukavu*, (hal. 193)
dikutip pada
> > sampul depan kumpulan cerpen ini.
> >
> > Cerpen *Pertemuan di Taman Hening,* membuka sua pembaca dengan
*Bukavu*(Lingkar Pena Publishing House, Depok, 2008) dan
> > *Jaring-jaring Merah,* cerpen yang sudah pernah dipentaskan dalam
bentuk
> > teater, mengakhiri kumpulan cerpen ini. Dalam hampir setiap halaman
*
> > Bukavu,* terjadi pergantian nilai rasa dalam percakapan dari kurang
sopan
> > menjadi lebih sopan.
> >
> > Perbendaharaan kosa kata yang dimiliki oleh Helvy, rupanya tak
disia-siakan
> > dalam *Bukavu.* Banyak sekali gejolak ego dan emosi dituturkan
dengan
> > indah dan rupawan. Meskipun Helvy tidak bermaksud menulis puisi
dalam
> > Bukavu, tapi citarasa bahasanya sebagai penyair, cukup berpengaruh
dalam
> > menuliskan cerpen-cerpennya, sehingga hasilnya adalah narasi-narasi
puitis,
> > yang kadang simbolik, konotatif, dan bermajas, layaknya baris-baris
puisi.
> >
> > Tokoh-tokoh unik baik dari karakter maupun identitas tokoh, mulai
> > bermunculan dari cerpen pertama dalam *Bukavu*. *Pertemuan di Taman
Hening
> > *. Kas & Sih dengan semua masalah hubungan suami istri yang sangat
> > manusiawi. Dua tokoh yang jika namanya disatukan, maka saya yakin
akan
> > menyaingi kepopuleran Rome dan Juliet. Hingga Sih, ditakdirkan Helvy
Menjadi
> > perempuan yang hanya bisa meratapi nasibnya dengan imaji. Mencari
solusi di
> > taman yang bahkan tak pernah ada.
> >
> > *"Sejuta lelaki yang semuanya entah mengapa adalah Kas tapi tak
sepenuhnya
> > Kas. Lelaki-lelaki itu mengatakan mencintainya seperti surga. Kas
tak pernah
> > berkata seperti itu. Sih ber-istighfar. Perlahan dihapusnya
sisa-sisa
> > airmata yang ada. Dengan gemetar jari-jari kurusnya mulai bergerak
di atas
> > mesin tik. Kas tak akan pulang lagi malam ini. Dan Sih, akan pergi
ke tempat
> > itu lagi. Ke taman hening".*
> >
> > Tanpa bermaksud mengungkit luka lama dalam tragedi bom bali, L*elaki
kabut
> > dan Boneka* yang mendapat Anugerah Pena (2002) ini bertutur dengan
> > deskripsi yang surealis. Meski begitu, pembaca akan dengan mudah
mengetahui
> > latar histori realita yang menjadi sumbu dari cerpen ini. Angkara
yang
> > digambarakan lewat tokoh aku, seakan mempu membuat hidung kita
mencium bau
> > hangus jelaga, ketika peristiwa pemboman itu terjadi.
> >
> > Cerpen yang berjudul *Idis* (hal. 21) akan membawa kita seakan
menelusuri
> > kembali legenda kepahlawanan masyarakat Kalimantan selatan.
Menelusuri
> > belantara hutannya. Merasakan keberanian Gahara, seorang perempuan
muda
> > dengan dendam kepada para penjajah.
> >
> > Lalu Ze, seorang pemuda di Lorosae yang menjadi menjadi korban
pembagian
> > wilayah negara. Ketika keberpihakan tak lagi menjadi berharga
> >
> > *"Apa bedanya aku pro atau tidak pada kelompok-kelompokm itu?" tanya
Ze,
> > pelan *(hal. 41).
> >
> > Sikap lain dari keinginan yang tidak pernah mendapatkan tempat bagi
> > otoritas. Ze tak peduli, merah putihkah, atau bintang terangkah yang
> > berkibar. Ze hanya ingin hidup, dia tak pernah ingin ditembak. Dalam
*Ze
> > Akan Mati Ditembak* (hal. 41)
> >
> > Membaca *Darah Hitam *(hal. 69), seperti mendengarkan kembali
seorang
> > teman saya yang berasal dari kalimantan dan sebagai seorang anak
dari Suku
> > Dayak. Saya mendapatkan visi yang jelas ketika membaca cerpen ini
dengan
> > referensi tambahan cerita teman saya tersebut. Deskripsi yang sama,
> > pengalaman yang sama, dalam tragedi yang sama.
> >
> > Nerang berhasil membuat saya benar-benar merasa muak pada sifat
jahat yang
> > bersembunyi dan membela diri dengan alasan mempertahankan tanah
leluhur.
> > Karakternya benar-benar mampu memanfaatkan situasi yang buruk demi
egonya.
> > Helvy menceritakannya seolah ia adalah perempuan yang bahkan tak
mampu
> > mengingat namanya sendiri dalam cerpen tersebut. Sedangkan teman
saya
> > menceritakan hal itu dengan sorot matanya yang aneh ketika seorang
pedagang
> > sate madura melintas.
> >
> > Kita akan merasakan puitisasi prosa dalam cerpen-cerpennya yang
lain. *Ketika
> > Cinta Menemukanmu* (hal. 119), *Sebab Aku Cinta, Sebab Aku Angin*
(hal.
> > 129), *Lelaki Semesta *(hal. 151), *Pulang* (hal. 183), dan *Kivu
Bukavu*(hal. 193).
> >
> > Bagi para penikmat karyanya, Helvy cukup familiar menyuguhkan ragam
realita
> > dalam setiap cerpen yang ia tulis. Kita seperti menyaksikan sebuah
> > fragmentasi peristiwa dalam visualisasi cerpen-cerpen didalam buku
ini.
> > Bahwa kata adalah senjata, difahami betul oleh Helvy. Tak usah heran
ketika
> > Anda tengah membaca *Bukavu*, ada lintasan memori yang menguatkan
> > deskripsinya, mungkin suatu ketika, kita pernah menyaksikan ulasan
berita
> > kejadian tersebut di televisi.
> >
> >
> > *Pangkalan Jati, Depok
> > 29 Oktober 2008*
> >
> > * *
> >
> > *PS: Thx to Mbak Rinurbad yang udah ngomporin bikin resensi ini :D
> > *
> >
> >
> >
>

12a.

Re: (Ruang Keluarga) Handycraft Flanel

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Wed Oct 29, 2008 11:46 pm (PDT)

wah mbak Indar, dikau mengingatkanku dengan usahaku yang terlantar di rumah. Kain flanel sekotak kardus, lem kayu plus lem ungu yang masih utuh, benang se-pak, bahan2 dasar penjepit, pin, rantai gantungan kunci....HUAAAAA...masih banyak di rumah.eniwei, dulu aku gak pernah beli buku-buku flanel mbak, tapi, fotoin model-model flanel di toko buku [gondok kali penjaganya liat kite2] ntar kita bikin sendiri polanya. Lumayan ngirit, tapi kudu telaten.
TIPS: pas jahit, jarum sebisa mungkin tegak lurus ma flanel, coz biasanya klo miring bagian depan jahitannya rapi, tapi belakang awut2an hehehesukses yo mbak, sing telaten:sinta:
Keindahan selalu muncul saat kepala manusia berpikir positif
^_^

www.sinthionk.rezaervani.com
www.sinthionk.multiply.com YM: sinthionk

--- On Thu, 10/30/08, INDARWATI HARSONO <patisayang@yahoo.com> wrote:
From: INDARWATI HARSONO <patisayang@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] (Ruang Keluarga) Handycraft Flanel
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Thursday, October 30, 2008, 12:19 AM

Handycraft Flanel



















13.

[rampai] Sakura Beraroma Senja

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Wed Oct 29, 2008 11:49 pm (PDT)

*Sakura Beraroma Senja**
*

Kau kalungkan sakura beraroma senja
di sepanjang jejakjejak langkah
yang kau rangkai
dari detakdetak waktu yang pasi
merentang antara laut dan darat. gunung dan pulau yang menjadi jembatan
yang wanginya merebak menusuk malam tak berbintang
dan meremang di antara keraguraguan

Kau kalungkan sakura beraroma senja
di sepanjang trotoar Yokohama
yang kau rangkai
dari derikderik sepeda citacita
melintas degup harap yang tercecer di antara rangkaian elektromagnetik
sebentuk robot
mematung. kaku dan diam yang menjadi jiwanya
di harihari tak bernama. berangin. berapi

Kau kalungkan sakura beraroma senja
di tepi menara Tokyo
yang kau taburkan
dengan gelombang manusia warnawarni
sambil menggenggam luka beraroma laut
bertabur garam di setiap potong sushi
dan memakai topeng di setiap sudut Sakuragicho

Kau kalungkan sakura beraroma senja
di tepi cinta yang mengeriput
renyah diremas samurai bermata dua
yang aromanya bertebaran hingga ke jantung lautan
terhisap angin musim gugur dan salju musim bunga

Kau kalungkan sakura beraroma senja
yang menjadi gerhana
lambaikan serpihannya
:padaku
berharap pada suatu hari yang biasa nanti
aku datang memunguti helaihelainya
yang bergambar hari, bulan, dan tahun
dan kini tintanya berlunturan di sela jemariku

Jakarta, 30 Oktober 2008 at 5.00 a.m.
For the memories of those 6 years between Jakarta-Tokyo
http://mutiaracinta.multiply.com
14a.

Apa Khabar?

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Thu Oct 30, 2008 12:27 am (PDT)

Mo pindah kemana nih pak??
ditunggu ceritanya ya, nanti maju di depan kelas ganti aku yang jadi
pendengar setia ...He....he...

-sis

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Taufiq_dy <tendo_dy@...> wrote:
>
> Assalam,,wrwb..
> Alhamdulillah baik pak..
> Semangat..!!!!
> Cuma lagi seneng liat teman-teman cerita didepan kelas..he..he..he..

15a.

Reportase singkat kunjungan Camilla Gibb - novelis Canada - Republik

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Thu Oct 30, 2008 1:39 am (PDT)

*Republika, Ahad, 26 Oktober 2008 *

*Kekuatan Islam Dalam Kehidupan Multikultural *
* Novel Lilly membuktikan bahwa Camilla Gibb tak menulis Islam di permukaan.
*

Dalam kehidupan multikultural, seseorang bisa tersesat dalam pencarian jati
diri. Namun, bagi Lilly, identitas Muslimah adalah satu-satunya hal
yang membuatnya bertahan dalam menghadapi perbedaan dan perubahan.

Lilly, tokoh utama dalam novel berjudul sama yang diterjemahkan dari
Sweetness In The Belly, merupakan sosok Muslimah keturunan Eropa yang harus
menghadapi tantangan perbedaan budaya saat harus tinggal di Maroko,
Ethiopia, dan Inggris. Sang penulis, Camilla Gibb, menuturkan kisah Lilly
dari
semenjak gadis berkulit putih itu masih berumur enam tahun hingga
menjadi wanita dewasa yang kuat.

Saat berumur enam tahun, Lilly harus menghadapi kematian misterius
orangtuanya. Dia kemudian diasuh oleh seorang sufi bernama Abdal Akbar di
Maroko. Saat itulah dia mulai mengenal Islam dan mulai mendalaminya. Abdal
berperan sebagai guru sekaligus orang tua Lilly. Saat beranjak dewasa,
masalah politik di Maroko memaksanya meninggalkan negeri tempatnya tumbuh
itu.

Perjalanan Lilly pun sampai pada sebuah kota kecil bernama Harra. Kota
tersebut, merupakan kota suci tempat mayoritas Muslim di Ethiopia berada.
Namun, penduduk kota tersebut harus terus berjuang dengan kemiskinan mereka.
Bahkan karena tidak adanya penghasilan yang mencukupi, anak-anak di
kota itu tidak dapat bersekolah. Akhirnya, Lilly memutuskan untuk
mengajari anak-anak tersebut membaca Alquran. Ini membuatnya dihormati
meski sebagian masih menganggapnya orang asing karena berkulit putih.

Keberadaanya di Ethiopia itu jugalah yang membuatnya pertama kali merasakan
jatuh cinta. Cinta itu dia tujukan kepada seroang dokter muda bernama Aziz
Abdulnasser. Namun pada tahun 1974, saat terjadi revolusi di negara
yang terletak di benua Afrika itu, Lilly harus mengungsi ke London,
Inggris. Dia terpaksa harus berpisah dengan orang-orang yang mulai
mengisi hatinya.

Saat tiba di London, sekali lagi dia harus menghadapi perbedaan. Meskipun
warna kulit sudah tidak menjadi masalah, namun, dia tidak melihat satu pun
masjid di kota tersebut.

Kekuatan Lilly
Kekuatan novel ini terletak pada gambaran kehidupan Muslimah berkulit putih,
Lilly, dalam mempertahankan akidahnya di tengah lingkungan yang sama
sekali berbeda dengan dirinya di London. Sementara, dia harus hidup
sebagai pengungsi sembari terus mencari orang-orang yang dicintainya.

Novel yang mengangkat kehidupan multikultural seorang anak manusia itu
menjadi sangat menarik karena kedekatan tokoh utamanya yang terasa
sangat nyata. Sehingga seolah-olah Lilly benar-benar ada di antara
pembaca. Hal inilah yang membuat novel ini diterjemahkan dalam 14
bahasa dan beredar di 18 negara.

Meski ditulis oleh penulis yang bukan muslim, novel Lilly diakui
menghadirkan nuansa Islam dengan sangat baik dan seolah-olah
nyata. "Tidak hanya menulis permukaan Islam saja, Camilla mampu
mengungkapkan apa yang menjadi intisarinya," ujar Lia Octavia, anggota
Forum Lingkar Pena pada saat diskusi peluncuran novel Lilly di MP Book
Point, Rabu (22/10).

Menurut Lia, hal itu tergambar saat Lilly yang mengajarkan Alquran, tidak
hanya
mengajarkan cara membacanya, tetapi juga makna di dalamnya. Rina
Anggraeni, guru Kimia, SMA Lazuardi, pun tertarik untuk segera membaca
novel ini. ''Bagus aja, jarang ada orang luar, non-Muslim, yang mampu
menulis tentang Islam dengan baik,'' ujar Rina.

Keluwesan
Camilla Gibb memberikan nuansa Islam dalam novelnya ditunjang oleh
latar belakang pendidikannya di bidang antropologi. Novelis asal Kanada
ini sebelumnya pernah meneliti tentang kehidupan Muslim Ethiopia. "Saya
pernah tinggal bersama keluarga Muslim di Ethiopia," ujarnya.

Saat bersama keluarga tersebut, Camilla harus hidup di bawah aturan adat dan
Islam. "Meski saya bukan Muslim, tapi saya bisa memahami semuanya,"
katanya.

Dia telah melihat bahwa Ethiopia merupakan negara dengan aturan Islam yang
kental. Hal ini tampak dari jumlah wali yang mencapai 300 orang sedangkan di
Indonesia hanya sembilan orang. Terdapat sekitar 99 masjid dan banyak
tempat-tempat berziarah yang lain.

Ketertarikan Camilla kepada sesuatu yang berbau Timur Tengah dan Islam
diawali dari pengalamannya saat masih kecil. Kala itu, dia mempunyai seorang
tetangga yang ibunya selalu membuat kue di hari Kamis. Karena kue itu sangat
enak, Camilla senang sekali bermain ke rumah temannya. Suatu ketika, saat
berkunjung dia menanyakan asal keluarga temannya itu. Temannya menjawab
bahwa mereka semua dari Palestina. "Saat aku bertanya Palestina itu apa,
temanku menjawab, Palestina itu semacam negara. Hal itulah yang membuatku
penasaran dan tertarik pada Timur Tengah dan Islam," ungkapnya.

Camilla Gibb, lahir di London, Inggris, dan tumbuh di Toronto, Kanada.
Ketertarikannya dengan dunia Timur Tengah dibuktikannya saat
menyelesaikan kuliah di Jurusan Antropologi dan Studi Timur Tengah di
University of Toronto. Untuk mendapatkan gelar PhD yang dimilikinya
sekarang, dia harus terbang ke Inggris untuk melanjutkan pendidikan di
Oxford University hingga tahun 1997.

Berkat kepiawaiannya dalam memberikan nuansa yang kuat pada novel-novelnya,
Camilla sempat mendapatkan dua penghargaan besar. Yaitu, Trillium Book Award
dan Giller Prize. Novel-novel yang sudah pernah ditulis oleh wanita ini di
antaranya Mouthing The Word, The Petty Details So and So's Life.

reported by : Pangestuningsih

15b.

Re: Reportase singkat kunjungan Camilla Gibb - novelis Canada - Repu

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Oct 30, 2008 2:05 am (PDT)

Waaah, mantabs MBak Lia
meski ketinggalan ke MP book Point
untuk jadi moderator di sana, saya yakin
performamu dalam menjalankan tugas
selalu prima. Heheheh. Mantabs

Lain kali akan tertulis di surat-surat kabar
bahwa Lia Octavia adalah anggota milis Sekolah
Kehidupan. Hihihihi. Amiin

DANI

In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Lia Octavia" <liaoctavia@...>
wrote:
>
> *Republika, Ahad, 26 Oktober 2008 *
>
> *Kekuatan Islam Dalam Kehidupan Multikultural *
> * Novel Lilly membuktikan bahwa Camilla Gibb tak menulis Islam di
permukaan.
> *
>
> Dalam kehidupan multikultural, seseorang bisa tersesat dalam
pencarian jati
> diri. Namun, bagi Lilly, identitas Muslimah adalah satu-satunya hal
> yang membuatnya bertahan dalam menghadapi perbedaan dan perubahan.

15c.

Re: Reportase singkat kunjungan Camilla Gibb - novelis Canada - Repu

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Thu Oct 30, 2008 2:20 am (PDT)

Hehehehe, nggak jadi Akh Kang Dani ^_^
Makasih ya... ^_*

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "fil_ardy" <fil_ardy@...>
wrote:
>
> Waaah, mantabs MBak Lia
> meski ketinggalan ke MP book Point
> untuk jadi moderator di sana, saya yakin
> performamu dalam menjalankan tugas
> selalu prima. Heheheh. Mantabs
>
> Lain kali akan tertulis di surat-surat kabar
> bahwa Lia Octavia adalah anggota milis Sekolah
> Kehidupan. Hihihihi. Amiin
>
> DANI
>
> In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Lia Octavia" liaoctavia@
> wrote:
> >
> > *Republika, Ahad, 26 Oktober 2008 *
> >
> > *Kekuatan Islam Dalam Kehidupan Multikultural *
> > * Novel Lilly membuktikan bahwa Camilla Gibb tak menulis Islam di
> permukaan.
> > *
> >
> > Dalam kehidupan multikultural, seseorang bisa tersesat dalam
> pencarian jati
> > diri. Namun, bagi Lilly, identitas Muslimah adalah satu-satunya hal
> > yang membuatnya bertahan dalam menghadapi perbedaan dan perubahan.
>

16.

[Catcil] Suara Hati Dari Pasien Rumah Bersalin Gratiis

Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com   anty_th

Thu Oct 30, 2008 1:59 am (PDT)

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas sambutan yang d berikan.
berikut ini saya sampaikan suara hati yang luar biasa dari seorang
member RBG Medan.
Semoga goresan ini bermanfaat tuk kita smua ^_^
......................................................................

"Kak, ni ada surat dari suami member kita", ujar Lia, admin ku sambil
mengangsurkan kertas yang berisi curahan hati. "Ngga puas dia di
kertas yang kita berikan",tambahnya sambil tersenyum.
Setiap pasien yang pulang ke rumah usai bersalin memang kami minta
untuk menuliskan pesan dan kesan di Lembar SUARA HATI BUNDA.
Berikut hasil goresan dari Bapak Syahroni, suami dari Ibu Liasta

KESEIMBANGAN

Gema ruang suara tangis bayi yang baru lahir membuat senyum manis
mengartikan rasa SYUKUR
Dengan beriringan jatuhnya air mata kebahagiaan sambil mengangkat
kedua tangan dan berucap : "ALHAMDULILLAH"
Mudah – mudahan saya menjadi penyanjung hidup dengan ajaran MU ya
Allah yang memberi AMANAH dan keselamatan semua ini

Dimulai dengan "BISMILLAH"
Membesarkan amanah agar tak salah memilih karena hidup itu memang pilihan
Pilih baik tinggalkan yang buruk
Memilih buruk negatifkan yang baik
Hidup bukan untuk di jalani namun juga DIKERJAKAN
Sebab tanggapan ilmu adalah penentuan
Bertujuan IHSAN adalah senandung harapan
Bukan sebaliknya KUFUR suatu kebangaan

Sebenarnya hidup ini sudah SEIMBANG
Alam semesta dan jagad raya sudah patuh
Namun bencana dan malapetaka juga musibah bukan KUTUKAN atau TAKDIR
Keserakahan dan salah penggunaan yang merusak system Allah yang
merancang Alam Semesta dan isinya membuat kehidupan ini tak lagi SEIMABNG

Kini tinggal lah sisa yang ahrus kita jaga
Amanah sama dengan tanggung jawab
Bertanggung jawab siap segala kemungkinan
Bertawakkal kepada ALLAH dan juga pasrah
Sejukkan hati dinginkan fikiran
Bukan diam apalagi pura pura tidak tahu
Semoga hidup penuh dengan perubahan
Perubahan pun butuh pengetahuan luas
Dengan bertindak laku baik
Berfikiran baik
Dan berkata dengan baik
Karena ukuran kebaikan adalah KEBENARAN

Wassalam
10 – 11 September 2008

Dari : Syahroni suami Liasta

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Yahoo! Groups

Stay healthy

and discover other

people who can help.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: