Kamis, 30 Oktober 2008

[daarut-tauhiid] CAHAYA LANGIT: TERNYATA UMAT ISLAM ITU KAYA!

TERNYATA
UMAT ISLAM ITU KAYA!

 

Seorang sahabat bernama Andi, -bukan nama
asli-, berkisah bahwa ia pernah bekerja di sebuah perusahaan Yahudi. Ia sudah
menjadi manusia yang kaya raya di usianya yang lagi belum mencapai 40 tahun.
Lebih dari 200 negara sudah ia sambangi. Semua itu dilakukan demi mencari
kekayaan dunia untuknya, dan untuk perusahaannya yang dimiliki orang Yahudi.

Dia bertutur betapa satu sen pun harus
dikejar dalam bisnisnya. Kerugian meski hanya satu dollar akan membuat pemilik
usaha menjadi panik. Apalagi model krisis global seperti saat ini.

Selalu mencari harta. Mengejar kekayaan
dunia. Takut miskin. Itulah yang selalu tertanam dalam benaknya!

Namun dalam sebuah tugasnya di Maroko,
Afrika Utara. Andi ini singgah di sebuah perkampungan muslim yang sederhana
lagi bersahaja. Sebagai seorang muslim, kehadirannya di kampung itu disambut
dengan baik oleh muslim di sana.

Andi dijamu makan dan makanan untuk
disantap pun sudah tersaji dihadapan. Namun tidak seorang pun mulai menyantap
makanan dan Andi pun belum lagi dipersilakan. Hingga seseorang datang ke dalam
ruang makan lalu menyampaikan berita kepada tuan rumah dalam bahasa Arab. Usai
itu, Andi pun dipersilakan untuk makan.

Saat menyantap hidangan itu, Andi
diberitahu oleh tuan rumah bahwa warga kampung muslim tersebut tidak akan
pernah menyantap makanan, selagi mereka belum merasa yakin bahwa di luar sana
tidak ada seorang pun yang kelaparan. Warga di dusun tersebut saling berbagi
makanan antara satu rumah dengan yang lain. Dan orang yang datang sebelum
santap makanan tadi, adalah pembawa kabar bagi tuan rumah yang menyampaikan
bahwa ia sudah membagi makanan bagi penduduk kampung yang belum mendapat
makanan.

Andi malam itu mendapat pelajaran berharga
bahwa berbagi kepada sesama akan membawa ketentraman dan kebahagiaan. Penduduk
desa ini mayoritas adalah penduduk miskin, namun mereka bahagia dengan cara
berbagi kepada sesama. Inilah pelajaran yang jauh berbeda dari apa yang Andi
dapatkan di perusahaan tempat ia bekerja.

Usai dari Maroko, ia ditugaskan untuk
terbang ke Cairo, Mesir. Perjalanan bisnis malam itu membawa dirinya untuk
menyewa sebuah taksi di sana. Taksi di kota Seribu Menara itu dimiliki oleh
perorangan, dan kebanyakan armadanya sudah jelek dan bobrok.

Malam itu Andi membuka pembicaraan dengan
sopir taksi Mesir demi memecah kebekuan. "Berapa uang yang kau hasilkan
dalam sehari dengan membawa taksi seperti ini?" Andi melempar tanya kepada
sopir taksi. Dibenaknya Andi akan membayangkan betapa jauh penghasilan yang
akan disebutkan oleh sopir taksi ini dibandingkan penghasilan yang ia dapatkan
di perusahaan Yahudi terkenal. "Aku tak membawa taksi ini seharian!"
jawab sopir itu dengan bahasa Inggris sekenanya.

"Apakah kamu punya pekerjaan lain di
luar sana?" kejar Andi. "Alhamdulillah, aku punya dua pekerjaan yang
diberi Allah untukku. Dari pagi hari sampai sore aku bekerja di restoran, malam
harinya aku menjadi supir taksi!" sahut sang sopir.

 "Apakah hidup di Mesir sudah sedemikian
sulit sehingga engkau harus bekerja double dan mencari nafkah sampai
malam?" tanya Andi lagi. "Tidak...., hidup di negeri ini amat nikmat
sekali! Dari pagi hingga sore aku mencari nafkah untuk diriku dan keluarga dan
itu cukup untuk kami..." jelas sang sopir. "Lalu mengapa engkau
menjadi sopir taksi?" kejar Andi.

"Saudaraku...., hidup ini hanya
sekali. Dan aku ingin hidup yang cuma sekali ini berarti untuk bekalku setelah
mati. Maka sudah beberapa lama ini aku membawa taksi agar aku bisa mencari
tambahan penghasilan dan kemudian aku sedekahkan kepada mereka yang membutuhkan."
jelas sang sopir.

Degg...! kalimat itu terasa bagai kilat
menyambar di hati Andi. Betapa hebat niat sopir taksi itu gumamnya. Tak pernah
dengan kekayaan yang dimiliki, Andi bercita-cita mulia seperti itu. Tak berani
ia meneruskan pembicaraan dengan sopir taksi. Dalam hati Andi bergumam bahwa
seluruh harta yang ia cari rupanya belum apa-apa, dibandingkan kekayaan hati
yang dimiliki penduduk muslim miskin di Maroko dan supir taksi shalih yang ia
temui di Cairo, Mesir ini.

"Rupanya umat Islam lah yang memiliki
kekayaan yang hakiki!" gumam Andi.

 

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa di antara kalian di waktu pagi ia merasa
aman rumah tangganya, sehat badannya, dan mempunyai persediaan makanan untuk
hari itu, maka seolah-olah ia telah mendapatkan kebahagiaan dunia dengan semua
kesempurnaannya." HR. Tirmidzi

 

 


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: