Kamis, 23 Oktober 2008

[FISIKA] Digest Number 2564

Messages In This Digest (13 Messages)

Messages

1.

[artikel chem-is-try.org] Mengenal Cisplatin, Obat Kanker yang Berba

Posted by: "mr.soetrisno" chemcafe@yahoo.com   mr.soetrisno

Tue Oct 21, 2008 6:44 pm (PDT)

Kategori Biokimia
Mengenal Cisplatin, Obat Kanker yang Berbasis Logam Platinum
Oleh Sinly Evan Putra

Penyakit kanker telah dikenal luas sebagai salah satu penyakit yang
berbahaya di dunia ini. Istilah kanker biasanya juga merujuk pada
istilah tumor ganas. Secara sederhana kanker atau tumor ganas
diartikan sebagai sel-sel tubuh yang berkembang biak tidak terkendali
dimana sel-sel tersebut terus tumbuh walaupun tubuh kita tidak
membutuhkannya lagi. Sel-sel kanker ini selanjutnya dapat menyebar ke
daerah tubuh yang lain yang berbeda dari asalnya. Bila kanker sudah
menyebar luas, maka kanker tersebut akan sulit sekali untuk
disembuhkan. Untuk itu pengobatan secara khusus harus diperlukan.

Secara umum faktor-faktor penyebab terjadinya kanker menurut World
Health Organization (WHO) ada dua faktor yaitu pertama faktor
lingkungan yang berperan atas 80-90% terjadinya kanker, dimana yang
termasuk faktor lingkungan meliputi asap rokok (40%), konsumsi
makanan (25-30%), dan udara di sekitar tempat tinggal (10%) dan
faktor kedua adalah faktor genetik dan mungkin virus sebesar 10-20%.
Untuk mengobati penyakit kanker, salah satu caranya adalah dengan
kemoterapi yaitu terapi dengan menggunakan obat untuk menghancurkan
sel kanker. Beberapa obat yang sering digunakan untuk kemoterapi
adalah taxol, cisplatin, dan bleomycin. Khusus untuk cisplatin dalam
pengobatan modern sekarang ini telah terbukti sangat efektif untuk
mengobati bermacam-macam jenis kanker dan paling sering digunakan
dalam kemoterapi-kemoterapi kanker.

selengkapnya : http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=206

Jalinlah kemitraan dengan situs chem-is-try.org dengan menggunakan
banner atau gadget "Peristiwa Kimia" dibawah ini.
[banner] http://www.chem-is-try.org/?sect=mitrakami
[gadget] http://www.gmodules.com/ig/creator?
synd=open&nocache=1&url=http://www.chem-is-
try.org/peristiwa/chem_gadget.xml

2a.

Re: Bls: [FISIKA] sutet

Posted by: "arifianto keren" arifianto_ipb@yahoo.com   arifianto_ipb

Tue Oct 21, 2008 6:44 pm (PDT)

Setahu saya sutet itu menghasilkan medan listrik dan medan magnet di sekitarnya, karena mengalirkan arus listrik yang sangat besar. beberapa tahun yang lalu saya pernah menonton laporan berita tentang pengaruh sutet, ternyata rumah yang berada di sekitar sutet yang memiliki atap berupa seng, setelah di uji dengan tespen bisa menyalakan tespen. ini berarti seng tersebut bermuatan atau memiliki arus listrik karena terpengaruh oleh medan listrik & magnet dari sutet untuk waktu yang cukup lama.
 
Arifianto 
"cool like an ice"

----- Original Message ----
From: Eka Subyantara <eka.subyantara@widyatama.ac.id>
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Thursday, October 16, 2008 11:24:48 PM
Subject: Re: Bls: [FISIKA] sutet

Barangkali (bukan ttg pasir, batu, atau lumpur ...) yang dimaksud Sdr AbdiTehJihad adalah SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi), yaitu sistem penyaluran listrik AC tegangan tinggi (klo gak salah 500KV atau lebih) antar daerah yang menggunakan media kabel di udara terbuka.

Biar aman dari sengatan tegangan listrik dan medan radiasi elektromagnet (EM), maka kabel-kabel tersebut  haruslah digantung pada tempat yang cukup tinggi, untuk itu dibutuhkan tower/tiang yang cukup tinggi pula.

Jadi ... kembali ke pertanyaan awalnya ...
"mohon jawabannya mengenai kuat pengaruh sutet terhadap kuat medan magnet"

dengan asumsi bahwa yang dimaksudkan adalah medan magnet bumi, maka jawaban saya secara sederhana adalah sebagai berikut:

TIDAK ADA

karena:
Medan magnet bumi di suatu tempat besarnya tertentu dan relatif konstan
Medan magnet bumi di suatu tempat tidak pernah tahu ada medan EM oleh SUTET atau tidak
Medan EM dari SUTET dan medan magnet bumi berdisi sendiri-sendiri tanpa saling mempengaruhi

Tambahan:
Medan EM oleh SUTET bersifat bergetar dengan cepat (50Hz di Indonesia), perubahan medan listrik menimbulkan perubahan medan magnet, dan sebaliknya secara bergantian.

Demikian pendapat saya, dan akan diperbaiki bila di kemudian hari terbukti salah.

YangBelumTahuAdanya InteraksiAntaraM edanSutetDenganM edanMagnet
-eka-

2008/10/16 Nur Taqwa <nurtaqwa21@yahoo. co.id>

maaf apa anada bisa menjelaskan mengenai sutet itu?????
soalnya saya baru dengar bahasa yang seperti itu. maaf

--- Pada Rab, 15/10/08, abditehjihad <abditehjihad@ yahoo.com> menulis:

Dari: abditehjihad <abditehjihad@ yahoo.com>
Topik: [FISIKA] sutet
Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Tanggal: Rabu, 15 Oktober, 2008, 1:18 AM

mohon jawabannya mengenai kuat pengaruh sutet terhadap kuat medan magnet

2b.

Re: Bls: [FISIKA] sutet

Posted by: "mwahyu_pratama" mwahyu_pratama@yahoo.com.sg   mwahyu_pratama

Wed Oct 22, 2008 10:38 am (PDT)

saya search google ketemu link di bawah ini, semoga membantu.

http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener32a.html

Masalah pengaruh gelombang EM, banyak publikasi2, khususnya tentang
pengaruh handphone terhadap gangguan kesehatan, juga sempat ramai di
lakukan penelitian waktu sy masih kuliah. Saya pikir ada banyak
publikasinya. Dont for get the power of google.

Sori hanya bisa kasih link. Mungkin anda juga sudah baca, tp alangkah
baiknya lebih spesifik. Agar para master-master di sini bisa membantu
anda.

Hormat saya,
Wahyu Pratama

3a.

Re: pelajaran

Posted by: "arifianto keren" arifianto_ipb@yahoo.com   arifianto_ipb

Tue Oct 21, 2008 6:44 pm (PDT)

Belajar yang tekun! cuma itu satu-satunya cara.
 
Arifianto 
"cool like an ice"

----- Original Message ----
From: rasyid trisandi <rasyid_trisandi@yahoo.com>
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, October 21, 2008 5:01:18 PM
Subject: [FISIKA] pelajaran

pak gimana caranya saya bisa pinter dg fisika?
saya udah mau masuk PTN bantu saya pak?

____________ _________ _________ _________ _________ __
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail. yahoo.com

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com
4a.

PARADIGMA SAINS-MISTIS FRITJOF CAPRA (SUATU TINJAUAN KRITIS DARI SUD

Posted by: "Raja Elang" raja.elang@yahoo.fr   raja.elang

Tue Oct 21, 2008 8:25 pm (PDT)

http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf

Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 1
 
PARADIGMA SAINS-MISTIS FRITJOF CAPRA
(SUATU TINJAUAN KRITIS DARI SUDUT PANDANG IMAN KRISTEN)
Oleh:
Sutjipto Subeno
 
Sejak berkembangnya hipotesa Relativitas Einstein,1 dunia fisika mengalami
pergolakan paradigma. Struktur paradigma lama yang didasarkan pada paradigma Cartesian
dan Newton mengalami pergeseran. Semua batasan-batasan absout yang ditegakkan oleh
Cartesius dan Newton di dalam rumus-rumus "ilmu pasti"-nya mulai dipertanyakan, bahkan
diruntuhkan oleh pemikiran-pemikiran dan rumus-rumus relativisme yang merupakan "ilmu
relatif".
Bahkan setelah perkembangan fisika nuklir, yang merupakan aplikasi dari hipotesa
Einstein, telah berhasil menelurkan beberapa hasil tertentu, maka hipotesa Einstein semakin
menekan teori-teori fisika Newton.2 Beberapa ahli fisika modern, dengan segera dan senang
hati menerima paradigma baru ini untuk diperkembangkan lebih lanjut. Beberapa di antara para
tokoh tersebut adalah fisikawan modern seperti Stephen Hawkings dan Fritjof Capra.3 Di dalam
makalah ini secara khusus akan disoroti paradigma yang dipaparkan oleh Capra, dimana ia
mengkaitkan sains dengan pemikiran Tao dari Lao Tze.4
PARADIGMA ATAU ASUMSI DASAR CAPRA
Fritjof Capra memulai teorinya dengan sejumlah asumsi dasar, yang menjadi suatu
paradigma bagi seluruh pemakaian sainsnya. Sekalipun ia berusaha untuk mencari dukungan
---
1 Di dalam makalah ini, teori atau rumusan Einstein secara konssten dianggap hanya sebagai hipotesa, karena
paradigma ini belum sepenuhnya dapat dibuktikan keabsahannya. Bahkan, beberapa hipotesa dasar relatif dari
Einstein, yaitu e = mc2 (energi dapat dihasilkan melalui pengurangan massa atau sebaliknya = hukum kekekalan
energi) belum dapat dibuktikan di semua bidang secara tuntas.
2 Teori tentang fusi dan juga pembuktian berpengaruhnya kecepatan gerak diperbandingkan dengan kecepatan
sinar matahari / gerak elektromagnetik, telah membuat teori mekanika Newton mendapatkan goncangan yang
cukup keras.
3 Dengan bukunya: Tao of Physics dan The Turning Point
4 Pembahasan dipusatkan kepada buku pertamanya, Tao of Physics, dimana ia lebih banyak mempermasalahkan
paradigma yang dipakainya untuk melihat dan mengerti sains. Kelak di dalam buku keduanya, The Turning Point,
ia mencoba untuk mengaplikasikan paradigma tersebut di berbagai bidang disiplin ilmu, seperti sosiologi, sains,
kebudayaan, dll.
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 2
 
untuk asumsi-asumsi yang ditegakkannya, terlihat sekali di beberapa bagian, justru asumsiasumsi
itulah yang mewarnai interpretasinya terhadap realita sejarah sains.
1. Fisika Cartesian dan Newtonian kadaluarsa
Bagi Capra, fisika Cartesian dan Newtonian telah salah memandang alam semesta. Seluruh
materi hanya dianggap sebagai benda mati.
"The `Cartesian´ division allowed scientists to treat matter as dead and completely separate
from themselves, and to see the material world as a multitude of different objects assembled
into a huge machine. Such a mechanistic world view was held by Isaac Newton who
constructed his mechanics on its basis and made it the foundation of classical physics. From
the second half of the seventeenth to the end of the nineteenth century, the mechanistic
Newtonian model of the universe dominated all scientific thought. It was paralleled by the
image of a monarchial God who ruled the world from above by imposing his divine law on
it. The fundamental laws of nature searched for by the scientist were thus seen as the laws of
God, invariable and eternal, to which the world was subjected."5
Dengan argumentasinya ini, Capra menyerang pendekatan Cartesian, Newtonian dan
sekaligus menyerang Kekristenan, dengan asumsi bahwa pandangan dunia materi itu mati
adalah salah, dan bahwa Tuhan memerintah dunia inipun juga salah. Capra beranggapan
bahwa dunia ini terdiri dari materi yang hidup, sehingga seluruh paradigma Cartesian dan
Newtonian sama sekali tidak dapat dipakai lagi. Akibatnya paradigma sains perlu diganti
dengan paradigma dari sains modern, yang mengacu kepada teori Relativitas.
2. Relasi erat fisika modern dan mistisisme timur
Fisika Modern dimulai oleh Galileo, yang bercirikan kombinasi antara pengetahuan empiris
dengan matematika. Oleh karena itu, Capra melihat Galileo sebagai bapak dari Sains
Modern.6 Tetapi ia juga melihat bahwa akar dari perkembangan sains bermula dari filsafat
Gerika, khususnya dari arus pikir Milesian, yang dapat dikatakan sangat mirip dengan
konsep pikir monistis dan organis dari filsafat India dan Cina kuno.7 Mereka sama-sama
percaya adanya Prinsip Ilahi yang mengatasi semua allah dan manusia.
Oleh karena itu, Capra melihat Sains Modern kembali kepada perpaduan dengan Mistisisme
Timur. Untuk itu paradigma Sains Modern berbeda (berubah) dari paradigma Sains Barat
kuno. Ciri dari paradigma Sains Modern adalah:
---
5 Capra, Tao, hal.27.
6 Capra, Tao, hal.27.
7 Capra, Tao, hal.24-25.
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 3
 
"In contras to the mechanistic Western view, the Eastern view of the world is `organic´. For
the Eastern mystic, all things and events perceived by the senses are interrelated, connected
and are but different aspects or manifestations of the same ultimate reality."8
Dan untuk mendukungnya, ia melihat berbagai corak filsafat Timur, dimana berbagai-bagai
arus Mistisisme Timur, sekalipun berbeda-beda di dalam berbagai detail ajaran mereka,
namun:
"they all emphasized the basic unity of the universe which is the central feature of their
teaching. The highest aim of their followers - whether they are Hindus, Buddhists, or Taoists
- is become aware of the unity and mutual interrelation of all things, to transcend the notion
of an isolated individual self and to identify themselves with the ultimate reality."9
Paradigma inilai yang diimpor dan mewarnai pikiran Capra di dalam meninjau seluruh
perkembangan Sains Modern. Hal ini jelas, seperti yang diakuinya, bahwa pikiran itu mulai
berkembang di tengah-tengah masyarakat Barat sekitar 20 tahun terakhir, akibat masuknya
Mistisisme Timur ke Barat.10
Itu alasan mengapa kemudian Capra menyoroti sains, khususnya Sains Modern bukan lagi
sebagai suatu permasalahan rasional, seperti paradigma yang dipegang selama ini
dikalangan ilmuwan, tetapi lebih melihatnya sebagai suatu "jalur hati".
They are intended to suggest that Eastern thought and,, more generally, mystical thought
provide a consistent and relevant philosophical background to the theories of contemporary
science; a conception of the world in which scientific discoveries can be in perfect harmony
with spiritual aims and religious belief. ... It (the book or Capra) attempts to suggest that
modern physics goes far beyond technology, that the way - of Tao - of physics can be a path
with a heart, a way to spiritual knowledge and self-realization.11
3. Kesamaan pendekatannya: Relativisme.
Problema penggabungan kedua bidang besar, menurut Capra haruslah dipandang dengan
terlebih dahulu menyelesaikan pengertian "mengetahui" dan bagaimana pengetahuan itu
diekspresikan. Untuk itu Capra mendefinisikan beberapa hal:
Rational knowledge is thus a system of abstract concepts and symbols, characterized by the
linier, sequential structure which is typical of our thinking and speaking. In most language,
this linier structure is made explicit by the use of alphabets which serve to communicate
experience and thought in long lines of letters.
---
8 Capra, Tao, hal.29.
9 Capra, Tao, hal.29.
10 Capra, Tao, hal.15.
11 Capra, Tao, hal.30-31.
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 4
 
The Natural World is one of infinite varieties and complexities, a multidimensional world
which contains no straight lines or completely regular shapes, where thins do not happen in
sequences, but all together; a world where - as modern physics tells us - even empty space
is curved. It is clear that our abstract system of conceptual thinking can never describe or
understand this reality completely.12
Akibatnya kita sulit menyadari akan keterbatasan dan relativitas pengetahuan konseptual
kita. Kita akan sulit membedakan antara realitas yang sesungguhnya dari konsep atau
simbol realita itu, yang diutarakan oleh pengetahuan konseptual kita. Menurut Capra,
disinilah Mistisisme Timur memberikan jalan keluar untuk kita tidak perlu bingung lagi.
Untuk ini, paradigma pengetahuan kita jarus diubah, dari pengetahuan konseptual menuju
kepada pengetahuan eksperimental, agar kita dapat langsung bertemu dengan realita itu
sendiri. Pengetahuan eksperimental ini melampaui pengetahuan intelektual dan juga
persepsi inderawi kita:
What the Eastern mystics are concerned with is a direct experience of reality which
transcends not only intellectual thinking but also sensory perception.13
Oleh karena itu, Capra mengusulkan untuk menggabungkan kedua sistem pengetahuan.
Dan Capra melihat bahwa sebenarnya, kedua sistem ini saling tumpang tindih di dua dunia
(realm) tersebut.
Although physicist are mainly concerned with rational knowledge and mystics with intuitive
knowledge, both type of knowledge occur in both fields. This becomes apparent when we
examine how knowledge is obtained and how it is expressed, both in physics and Eastern
mysticism.14
Bahkan lebih jauh, Capra mengargumentasikan bahwa,
The rational part of research would, in fact, be useless if it were not complemented by the
intuition that gives scientist new insights and makes them creative.15
Disini Capra melangkah lebih jauh dengan meletakkan pengetahuan intuitif (intuitive
knowledge) di atas pengetahuan rasional, bahkan riset rasional. Memang kemudian, ia
mengatakan bahwa wawasan intuitif tidak terpakai di dunia fisika, kecuali ia bisa
diformulasikan di dalam kerangka kerja matematis, yang didukung dengan suatu penafsiran
dalam bahasa yang gamblang.
---
12 Capra, Tao, hal.35.
13 Capra, Tao, hal.36.
14 Capra, Tao, hal.37.
15 Capra, Tao, hal.39.
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 5
 
Sebaliknya, ia juga mengargumentasikan adanya elemen rasional di dalam Mistisisme
Timur. Memang tingkatan pemakaian rasio dan logika berbeda-beda di setiap arus pikir ini.
Ia melihat bahwa Taoist sangat mencurigai rasio dan logika.16 Dan di dalam dunianya,
Mistisisme Timur didasarkan pada wawasan langsung ke dalam nature realitanya,
sedangkan fisika didasarkan pada penelitian terhadap fenomena natural di dalam pengujian
ilmiah. Dan dalam hal ini keduanya masuk ke dalam dunia relatif.17
4. Natur yang holistik dan organik.
Fisika baru18 ini dimulai dengan keharusan kita mengadopsi pandangan yang lebih penuh,
menyeluruh dan `organik´ terhadap natur. Untuk itu kembali Capra menekankan perlunya
kita meninggalkan paradigma lama dari fisika klasik.
Pada tingkat lanjut, Capra memasukkan konsep Panteisme dari Mistisisme Timur sebagai
paradigma sains, yaitu memandang seluruh keberadaan sebagai keberadaan tunggal, yang
menyatu dan tidak perlu dan tidak bisa diperbedakan lagi.
All things are seen as interdependent and inseparable parts of this cosmic whole; as different
manifestations of the same ultimate reality.19
Capra mengacu bahwa manusia sering tidak menyadari realita seperti ini, karena manusia
selalu membagi-bagi dunia ini di dalam berbagai obyek dan peristiwa. Capra mengakui
perlunya pembagian ini untuk menjalankan kehidupan sehari-hari, tetapi itu semua
bukanlah unsur fundamental dari realita. Ia menegaskan:
The basic oneness of the universe is not only the central characteristic of the mystical
experience, but is also one of the most important revelations of modern physics. ... The
unity of all things and events will be a recurring theme throughout our comparison of
modern physics and Eastern philosophy.20
Paradigma ini didukung oleh perkembangan fisika atom, dimana konstituen setiap materi
dan fenomena dasar atomik ini sangat berkaitan erat satu sama lain dan saling bergantung
satu dengan yang lain; sehingga mereka tidak lagi dapat dimengerti sebagai suatu unsur
---
16 Capra, Tao, hal.41.
17 Untuk ini Capra mengacu kepada paradigma Einstein, yang melihat seluruh sains dalam kerangka relativitas.
Seluruh teori Sains Modern tidak dapat dikatakan pasti, karena masih harus mengacu kepada perkembangan teori
itu sendiri. (Bandingkan dengan pemikiran Thomas Kuhn di dalam teori paradigmanya, di dalam buku Peran
Paradigma dalam Revolusi Sains.)
18 Atau "New Physics" merupakan istilah yang dipakai oleh Capra untuk melukiskan pendekatan fisika yang
memakai paradigma barunya. Dan ini secara khusus dibahas di dalam bab IV bukunya.
19 Capra, Tao, hal. 141.
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 6
 
yang berdiri sendiri, melainkan hanya bisa dimengerti sebagai satu bagian integral dari
suatu keseluruhan. Menggunakan teori kuantum, ia mengatakan:
Quantum theory forces us to see the universe not as collection of physical object, but rather
as a complicated web of relations between the various parts of a unified whole.21
Dan ia melanjutkan:
This, however, is the way in which Eastern mystics have experienced the world, and some of
them have expressed their experience in words which is almost identical with those used by
atomic physicist.22
Di dalam komentar edisi keduanya ini, Capra melanjutkan bahwa sifat interkoneksi (saling
berelasi dan bergantung) di dalam sains berkembang ke berbagai bidang, sampai ke
parapsikologi.
The new kind of interconnectedness that has recent emerged not only enforces the similarity
between the views of physics and mystics; it also raises the intriguing possibility of relating
subatomic physics to Jungian psychology and, perhaps, even to parapsychology.23
Maka, dengan ini Capra melihat seluruh fenomena dunia ini bersifat semu, dan realita dasar
pada hakekatnya tunggal. Realita sains bisa bersatu dengan dunia paranormal..
Dengan penerimaan Panteisme dan Mistisisme merasuki dunia sains, maka seluruh realita
materi kini dilihat sebagai realita yang hidup. Pergerakan elektron dalam molekul-molekul
kayu diinterpretasikan sebagai kehidupan materi. Dengan lebih tajam lagi, dapat dikatakan
bahwa benda-benda yang selama ini dianggap mati, kini dianggap hidup, bahkan setara
dengan manusia.
Gagasan ini memiliki implikasi yang luas. Urbanus Weruin, dalam makalah ilmiahnya,24
melihat bahwa memandang alam sebagai benda mati telah berakibat fatal bagi ekologi.
Manusia seolah-olah boleh mengeksploitasi alam semaunya. Sebagai alternatifnya, ia
menyodorkan paradigma dari Mistisisme Timur untuk melestarikan lingkungan hidup.
Memandang alam sebagai "makhluk hidup" bahkan setara dengan manusia, akan
menjadikan manusia menyayangi alam dan bisa menyatu dengan alam.
---
20 Capra, Tao, hal. 142.
21 Capra, Tao, hal. 150.
22 Capra, Tao, hal. 150.
23 Capra, Tao, hal. 341 .
24 Weruin, Urbanus. "Nilai-nilai Teknologi dan Etika Lingkungan Hidup" Bulletin Ilmiah Tarumanegara, th 6,
no.21, hal.81.
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 7
 
5. Seluruh realita sains tidak bertentangan
Karena semua realita pada dasarnya tunggal, maka tidak mungkin ada satupun fenomena
yang bisa dipertentangkan. Capra berasumsi:
Opposites are abstract concepts belonging to the realm of thought, and as such they are
relative. By the very act of focusing our attention on any one concept we create its opposite.
Untuk itu ia mengutip pikiran Lao Tse:
"When all in the world understand beauty to be beautiful, then ugliness exists; when all
understand goodness to be good, then evil exists."25
Semua dualism, seperti pagi dan petang, hidup dan mati, dsb. Haruslah dilihat hanya
sebagai dua sisi dari satu realita tunggal. Disini seluruh konsep pembagian, keteraturan,
keterbatasan, kekhususan, tidak boleh lagi membatasi perkembangan pemikiran sains dan
cara mengerti realita dunia ini. Capra berargumen, justru karena pemikiran akan struktur
keteraturan, maka manusia tidak pernah bisa mengerti pergerakan elektron, sampai manusia
menerima bahwa pergerakan elektron memang pergerakan yang tidak bisa diduga dan tidak
pasti adanya.26
Capra juga menekankan bahwa di dalam paradigma Sains Modern ini, kekosongan dan
kepenuhan (emptiness and form) bukan dua hal yang bertentangan lagi, tetapi lebih
merupakan satu realita tunggal. Untuk itu, ia mengutip dukungan dari perkataan seorang
kosmologis dan astrofisis, Fred Hoyle, yang mengatakan:
"Present-day development in cosmology are coming to suggest rather insistently that
everyday conditions could not persist but for the distant parts of the universe, that all our
ideas of space and geometry would become entirely invalid if the distant parts of the
universe were taken away. Our everyday experience even down to the smallest details seems
to be so closely integrated to the grand-scale features of the Universe that it is well-nigh
impossible to contemplate the two being separated."27
Akibatnya, jelaslah bahwa paradigma Newton tidak dapat lagi diterapkan di dalam
paradigma yang baru ini. Penggabungan antara kekosongan dan bentuk, menjadikan seluruh
realita tidak dapat lagi dimengerti secara biasa, tetapi menuntut adanya pola pandang yang
baru.
---
25 Lao, Tze. Tao Te Ching, pasal 1, seperti yang dikutip dalam Capra, Tao, hal. 157.
26 Capra, Tao, hal. 344.
27 Hoyle, F. Frontiers of Astronomy, London: Heinemann, 1970, hal. 304, yang dikutip oleh Capra, Tao, hal. 232.
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 8
 
PENERIMAAN PARADIGMA CAPRA
Paradigma Capra mendapat sambutan dari banyak orang, karena paling tidak ia
memberikan beberapa hal yang dapat dianggap positif bagi dunia sains khususnya dan dunia
luas pada umumnya. Beberapa diantaranya, adalah:
1. Dukungan Hipotesa Relativitas Einstein
Paradigma Newton dan Cartesian memang mendapatkan pukulan berat dan jatuh
dengan terbuktinya beberapa bagian dari hipotesa Einstein. Hipotesa Einstein telah memaksa
hukum mekanika Newton mengalami perbaikan jika ingin diterapkan kepada materi-materi
yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi (seperti gerak elektron atau gelombang
elektromagnetik). Akibatnya, dimensi ruang dan waktu yang menjadi batasan di dalam
paradigma Newton, kini direlasikan menjadi suatu relasi relatif melalui hipotesa Einstein.
Suksesnya perkembangan hipotesa Einstein di dalam memperkembangkan ilmiah nuklir
(yang memang memiliki unsur pergerakan elektromagnetik dan gerak elektron yang
berkecepatan sangat tinggi), menjadikan hipotesa ini seolah-olah boleh disahkan menjadi suatu
teori mekanika baru yang dapat diterapkan di semua bidang dan semua benda. Akibatnya,
paradigma Newton dan Cartesian tidak mendapatkan tempat sama sekali di percaturan Sains
Modern.
2. Manusia sebagai Pusat
Dasar utama pemikiran paradigma baru ini adalah penolakan terhadap pandangan
penciptaan dunia ini oleh Allah yang berdaulat. Einstein, Capra, menolak pandangan ini.
Mereka berargumentasi bahwa dengan melihat alam ini sebagai ciptaan, maka alam menjadi
materi yang mati yang terbatas dan terikat oleh hukum kausalitas. Sebagai alternatif, mereka
memilih melihat manusialah dengan intuisinya menjadi pusat dari segala pemikian sains dan
interpretasi alam. Disini semangat humanisme diangkat ke puncaknya.
Pikiran ini sangat disenangi oleh masyarakat modern, yang memang pada hakekatnya
memang sudah menolak Allah dan ingin mengembangkan pemikiran humanisme setinggitingginya.
Paradigma Capra memungkinkan manusia memperkembangkan sains sambil
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 9
 
mencapai tujuan humanisme-nya, dimana manusia tidak perlu mengakui Allah sebagai
Pencipta Alam semesta atapun Pengatur pergerakan sejarah manusia.
Paradigma Capra sekaligus menjunjung tinggi manusia ke posisi Allah. Manusialah
yang menjadi penentu segala sesuatu. Intuisi (yang didukung dengan Mistisisme Timur)
diagungkan sebagai dasar penentu pergerakan dan perkembangan sains (bahkan ke semua
bidang ilmu).
3. Relativitas Paradigma Sains
Dengan dobrakan Thomas Kuhn, dunia sains dituntut untuk meginterpretasi ulang
perkembangan sejarahnya. Kuhn melihat bahwa sains bukanlah merupakan suatu pergerakan
sinambung dari sains-normal (normal-science), tetapi lebih merupakan loncatan paradigma,
sebagai akibat terjadinya revolusi-sains (science-revolution).28 Maka dunia sains merupakan
dunia pergolakan teori-teori sains yang bergerak dari satu paradigma ke paradigma lain.
Teori Kuhn membuka wawasan untuk melihat sains sebagai teori yang senantiasa
berkembang dan berubah, seturut paradigma yang mendasarinya. Dunia modern yang bersifat
relatif sangat menyukai gagasan Kuhn ini. Dunia modern sudah mengalami traumatik akibat
konsep kemutlakkan, yang dipegangnya sejak Pencerahan di abad ke XVII, gugur di dalam
Perang Dunia I dan II.29 Semangat kemutlakkan berbalik menjadi semangat pragmatis dann
relatif. Masyarakat modern menuduh keyakinan akan kemutlakkan yang telah menyebabkan
timbulnya pertikaian dan peperangan. Sebaliknya, semangat relativitas dan pragmatis akan
menolong manusia lebih luwes dan bersahabat. Semangat ini saling mempengaruhi timbalbalik
dengan timbulnya paradigma sains Capra.
4. Kehidupan Materi
Sejak manusia meninggalkan Allah dan menuju ke Ateisme, maka tanpa sadar manusia
mengalami kekeringan rohani. Selama sekitar satu abad30 manusia mencoba bertahan, tetapi
pada akhirnya manusia mau tidak mau menyadari tidak terhindarnya manusia bertemu dengan
realita metafisika.
---
28 Untuk mempelajari secara lebih teliti, harap melihat dari buku Thomas Kuhn, yang berjudul Peran Paradigma
dalam Revolusi Sains, khususnya di pasal IX - XIII
29 untuk melihat penjelasan lebih lanjut dapat melihat tesis penulis dengan judul "Iman Kristen dan Gerakan
Zaman Baru: Suatu Tinjauan Kritis", Jakarta: STTRII, 1995, hal 1-8. (tidak diterbitkan).
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 10
 
Namun, manusia tidak rela kembali kepada Allah, sehingga akhirnya mereka lebih
cenderung untuk mengadopsi Mistisisme Timur, yang memberikan kepuasan metafisika, tanpa
perlu mengakui Allah yang berdaulat dan manusia yang berdosa. Dengan menerima Mistisisme
Timur, yang berkembang pesat di tengah pikiran Barat dari sejak sekitar tahun 1960-an,
paradigma sains Capra segera mendapatkan tempat pula. Bahkan dapat dikatakan Capra sendiri
telah terlebih dahulu berpindah ke paradigma Mistisisme Timur, dan dengan paradigma itu ia
merekonstruksi ualng seluruh teori sainsnya. Itu alasan paradigma sains Capra tidak mengalami
kesulitan penerimaan di tengah masyarakat yang memang telah mempunyai paradigma yang
sama.
Di samping itu, rusaknya ekosistem, meluasnya polusi dan munculnya berbagai dampak
negatif perkembangan teknologi modern, menjadikan manusia dengan senang hati berpindah ke
paradigma Capra, yang dilandasi pikiran Mistisisme Timur. Pikiran Mistisisme Timur dianggap
dapat membuat manusia lebih mencintai alam dan memperhatikan lingkungan. Berbagai
slogan, seperti "back to nature" mengajak masyarakat modern memandang alam sebagai
kesatuan dengan dirinya sendiri, sehingga manusia bisa lebih memelihara kelestarian
lingkungannya.
TINJAUAN KRITIS
Namun, untuk begitu saja menerima paradigma Capra, sebagai orang Kristen, kita perlu
mempertimbangkan beberapa hal secara serius.
1. Paradigma Capra sebagai Paradigma Gerakan Zaman Baru.
Pendekatan Capra yang mengawinkan filsafat Barat dengan Mistisisme Timur dikenal
saat ini sebagai perkembangan filsafat Barat yang terbaru, yang berkembang sejak tahun 1960-
an hingga saat ini, yang diberi julukan Gerakan Zaman Baru (New Age Movement).
Arus ini merupakan kelanjutan dari perkembangan filsafat Modernisme dan Pasca-
Modernisme, yang kecewa pada pendekatan-pendekatan Barat selama ini. Mereka berasumsi
bahwa pendekatan Barat telah gagal membawa manusia menuju kepada kebahagiaan dan
---
30 Perkembangan serius manusia menuju kepada Ateisme mulai terlihat jelas sejak berkembangnya Agnostiksisme
yang diperkembangkan oleh Thomas Henry Huxley sekitar abad ke XIX (tahun 1869).
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 11
 
kesejahteraan hidup yang seutuhnya. Oleh sebab itu, mereka mulai beralih dan mencoba
mengawinkan pikiran mereka dengan pikiran Timur, yang bersifat Mistis (Monistis dan
Panteis).
Dengan pengambilan langkah ini, jelas paradigma baru ini segera akan melawan seluruh
konsep dan kebenaran Kristen, yang melihat Allah sebagai Pencipta Alam semesta, beserta
segala isinya. Jika ditelusur secara mendalam, justru di dalam pembicaraan paradigma Capra
ini, persoalan bergeser justru menjadi masalah verifikasi religius.
Capra membawa dunia dan alam fisika ke dalam format mistik dan panteistik, dimana
manusia akan dibawa melihat alam sebagai bagian atau diri Allah. Alam dan dunia fisika tidak
lagi dilihat sebagai ciptaan Allah, yang dicipta menurut rancangan dan kehendak Allah, dan
harus dipertanggung jawabkan kembali kepada Allah, melainkan sebagai alam yang bergerak
bebas liar semaunya sendiri tanpa perlu keterikatan pada Penciptanya (karena tidak ada konsep
pencipta dalam pikiran Capra). Alam juga tidak dilihat sebagai alam yang bersifat materi dan
mati, tetapi dilihat sebagai "yang hidup," sehingga alam tidak lagi di posisi bawah dari tatanan
semesta dan hubungan antara Allah, manusia dan alam, tetapi menjadi sejajar, atau bahkan
menggantikan posisi Allah (karena posisi Allah ditiadakan). Jelas bahwa hal ini mendobrak
total seluruh paradigma dasar sains yang seharusnya.
2. Rusaknya Definisi dan Metodologi Sains
Sains atau ilmu pengetahuan alam, sesuai dengan namanya, merupakan penelitian atau
penyelidikan manusia untuk mengerti alam dan semua gejala yang ada di dalamnya, sehingga
dunia fisika ini bisa berguna bagi manusia. Untuk itu, beberapa dasar asumsi ditegakkan untuk
membangun paradigma sains yang kukuh.
Del Ratzsch, dalam bukunya Philosophy of Science, memberikan aspek-aspek dasar
ilmu pengetahuan, yaitu: (1) merupakan disiplin ilmu yang berunsur teoritis, (2) bersifat
rasional, memiliki penjelasan natural, dan (3) bersifat obyektif dan terbukti secara empiris.31
Dengan ini, pendekatan ilmu pengetahuan alam (natural) haruslah dibatasi di wilayah yang
empiris dan natural.
---
31 Ratzsch, Del. Philosophy of Science, Downers Grove: IVP, hal 15-16
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 12
 
Namun, jika diperhatikan secara seksama, paradigma Capra yang sudah diwarnai
Mistisisme Timur, telah mencampurkan beberapa aspek yang sulit dikatakan ilmiah lagi. Capra
telah mencampur dunia fisika dengan dunia metafisika dan ia juga mencampur antara hasil
pengujian empiris dengan dugaan-dugaan metafisika (antara ilmiah sejati dengan ilmiah semu).
Paham ini sebenarnya bukanlah hal yang baru, tetapi telah mengikuti perkembangan
pemikiran Mistis, baik di Timur maupun di Barat, yang telah ditolak oleh Kekristenan. Benar
sekali komentar ahli fisika, pemenang hadiah Nobel untuk bidang fisika, Steven Weinberg:
"Meskipun sudah mengenal pengetahuan modern, tetapi setiap kali ada temuan atau ada
sesuatu yang berhubungan dengan parapsikologi, masyarakat awam maupun ilmuwan
beramai-ramai membicarakannya dan berusaha turut menyelidikinya. Ini namanya langkah
mundur ke permulaan lagi. Pertanyaan yang kemudian muncul, dunia macam apakah yang
kita diami sekarang ini?"32
 Gejala ini dengan sendirinya menimbulkan kerisauan ilmiah. Del Ratzsch menyoroti
percampuran dua dunia ini (sains dan mistis) mengakibatkan pencampuran dari dua pendekatan
dan dua kenyataan yang berbeda. Pendekatan terhadap dunia metafisika seharusnya berbeda
dengan pendekatan terhadap dunia fisika. Dunia metafisika berada di luar wilayah ilmu
pengetahuan fisika, sehingga harus diakui adanya keterbatasan di dalam wilayah ilmu
pengetahuan fisika ini.33
Oleh karena itu, Ratzsch menekankan keterbatasan ilmu pengetahuan
agar kebenaran ilmiah dapat tetap terjamin. Banyaknya distorsi yang telah dikemukakan Ratsch
di dalam bukunya, mengharuskan ia menguraikan batasan ilmiah secara lebih teliti. Oleh sebab
itu, di dalam bukunya ia mengemukakan apa yang ada di dalam dan di luar batasan ilmu
pengetahuan.34
Ketika Capra menginterpretasi alam, paradigmanya telah menyesatkan kesimpulan yang
didapatnya. Ketika ia menganggap reaksi alam sebagai "makhluk hidup" (living creature),
Capra telah meloncat secara iman menurut konsep Mistisisme Timurnya.35 Kekacauan seperti
ini akan menjadi bumerang yang menghancurkan dunia sains sendiri.
---
32 Perkataan ini dikutip dari artikel "Mereka Disebut Ilmuwan Mbalelo", Intisari, no 374, hal.169.
33 Untuk melihat perbedaan antara pendekatan fisika dan metafisika, dapat dilihat dari pendahuluan buku: William
Hasker, Metaphysics: Contructing a World-View, [Downers Grove: IVP, 1983, hal. 13-28.
34 Ratzsch, Philosophy, hal. 97 dst.
35 Melihat dunia elektron yang berdinamika tinggi atau melihat bagaimana sebuah tanaman bereaksi terhadap
musik, adalah suatu pengamatan ilmiah. Tetapi menganggap behawa gerakan elektron ataupun reaksi tanaman itu
sebagai tanda bahwa benda-benda itu berjiwa seperti manusia, adalah suatu lompatan iman, yang belum pernah
terbukti. Apalagi bila melihat bahwa jiwa yang ada di dalam materi itu setara dan satu dengan jiwa yang ada di
dalam diri manusia, maka itu adalah lompatan iman yang kedua dan sangat jauh adanya. Disini Capra sudah tidak
lagi mempergunakan metodologi sains yang sewajarnya.
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 13
 
1. Rusaknya Batasan Sains
Di dalam paradigma Sains-Mistis Capra, batasan menjadi kabur. Seolah-olah seluruh
alam semesta menjadi tidak terbatas, penggunaan teori-teori atau hipotesa-hipotesa sains bisa
diterapkan di segala bidang secara tanpa batas.
Pengetahuan Sains-Mistis berasumsi bahwa hipotesa Einstein berlaku dan bisa
diterapkan di semua materi, tanpa memperhitungkan keterbatasan sifat materi itu sendiri.36
Ketika mengacu kepada paradigma baru, Capra seolah berusaha menghapus sama sekali semua
paradigma lama, padahal keadaan semacam itu tidak mungkin dilakukan (dan iapun di
beberapa aspek mengakuinya).
Dengan menyadari keterbatasan sains, maka sains akan mawas diri. Alkitab dengan
tegas menyatakan bahwa dunia ciptaan memang adalah dunia yang terbatas. Sekalipun dengan
teori Einstein tentang ruang dan waktu, Capra berusaha membelokkan masalah keterbatasan
ini, tetapi ia sendiri tetap tidak bisa keluar dari waktu dan tidak bisa tidak terikat oleh waktu.37
Disini Capra sendiri mengalami dualisme yang ia tentang dan tidak mau akui.
Pola sains yang dualistik dan kontadiktif seperti ini akan merusak pola sains sendiri, dan
pada akhirnya akan merusak seluruh perkembangan ilmiah di masa yang akan datang. Ia akan
merupakan faktor perusak-diri-sendiri (self-defeating factor) yang akan meruntuhkan
paradigma itu sendiri.
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Perkembangan paradigma sains-mistis Capra, telah menjadi ancaman bagi umat
Kristen, pelecehan bagi pribadi, kuasa dan kedaulatan Allah, serta perusakan bagi dunia sains
itu sendiri. J. Gordon Melton, di dalam buku New Age Encyclopedia, memberikan analisanya:
---
36 Misalnya, sebuah benda memiliki keterbatasan kemampuan di dalam pergerakannya. Benda-benda yang
digerakkan dengan kecepatan tinggi akan mengalami peningkatan suhu, sampai suatu saat ia mengalami
deformasi, bahkan kehancuran. Sebenarnya, fakta deformasi ini diakui oleh paradigma baru, tetapi mereka
menganggap benda tersebut masih bisa bergerak sampai kecepatan yang sangat tinggi, padahal seringkali batasan
itu sangat rendah. Misalnya, manusia sendiri tidak mampu bergerak di atas 20 Mach.
37 Bahkan di dalam edisi kedua bukunya, ia melakukan pasca-wacana untuk mengevaluasi perkembangan teorinya
setelah berjalan selama sekitar 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa iapun terikat oleh waktu dan berubah oleh
waktu dan ditentukan oleh waktu.
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 14
 
"Sebagai suatu gerakan, Gerakan Zaman Baru menghadapi kendala yang besar. Pertama,
Gerakan Zaman Baru terlalu mengandalkan diri pada ilmu pengetahuan masa kini dalam
mengupayakan sintesa baru dengan ajaran akultik atau metafisika tadisional. Padahal dunia
sains sendiri terus-menerus merevisi dirinya dengan langkah-langkah yang bear. Akibatnya,
gagasan-gagasan Gerakan Zaman Baru hanya bisa laku dalam waktu yang singkat, lalu
segera kadaluarsa. Sementara itu, di pihak lain, sains cenderung membuang setiap muatan
metafisika yang hendak memboncenginya. Sains terus-menerus berubah, sehingga sintesis
Gerakan Zaman Baru tercecer ketinggalan kalau tidak terus-menerus juga diperbaharui...."38
Akibat percaturan seperti ini, sains modern juga akan mengalami problema serius di
dalam menghadapi paradigma Mistisisme Timur. Dengan membuang Alkitab, sunia sains justru
akan kehilangan pegangan untuk mengerti realita sains yang sesungguhnya. Paradigma Capra
ingin membuang Allah yang mencipta alam yang ingin diselidikinya. Akibatnya, Capra justru
salah mengerti dan tidak mampu menginterpretasi alam secara tepat. Hanya kembali kepada
paradigma Kristen, orang akan mampu melihat dunia secara tepat dan berkontribusi di
dalamnya secara tepat pula. 
REFERENSI
1. ______. "Mereka Disebut Ilmuwan Mbalelo", Intisari, no. 374, hal. 169.
2. Capra, Fritjof. Tao of Physics, London: Flamingo, 1991.
3. Capra, Fritjof. Turning point, London: Flamingo, 1982.
4. Hasker, William. Metaphysics: Contructing a Wolrd-View, [Downers Grove: IVP, 1983.
5. Hoyle, F. Frontiers of Astronomy, London: Heinemann, 1970.
6. Jan Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1995.
7. Lao, Tze. Tao Te Ching, tr. Ch´u Ta-Kao, London: Allen und Unwin, 1970.
8. Lochhaas, How to Respond to the New Age Movement, St. Louis: Concordia, 1988.
9. Kuhn, Thomas. Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains, (judul asli: The Structure of
Scientific Revolutions), Bandung: Remaja Rosdakarya, 1970.
38 Melton, J. Gordon (ed.). New Age Encyclopedia, Detroit: Gale research Inc., 1990, hal. xxx, yang dikutip oleh
 
http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra - Sutjipto Subeno - 15
 
10. Melton, J. Gordon (ed.), New Age Encyclopedia, Detroit: Gale Research Inc., 1990.
11. Subeno, Sutjipto. "Iman Kristen dan Gerakan Zaman Baru: Suatu Tinjauan Kritis", Jakarta:
STTRII, 1995 (tidak diterbitkan).
12. Weruin, Urbanus. "Nilai-nilai Teknologi dan Etika Lingkungan Hidup", Bulletin Ilmiah
Tarumanegara, th. 6, no. 21, hal. 81.
13. Ratzsch, Del. Philosophy of Science (Contours of Christian Philosophy), Downers Grove:
IVP, 1986.
Jan Aritonang, Berbagai, hal. 453.

raja.elang
 

4b.

Re: PARADIGMA SAINS-MISTIS FRITJOF CAPRA (SUATU TINJAUAN KRITIS DARI

Posted by: "Franklin" frank_nasch@yahoo.com   frank_thebard

Wed Oct 22, 2008 10:38 am (PDT)

Bung SUHARYO!!!!

Ini termasuk sampah fisika dan quack kan? Artikel yang tercantum ini?

Tinjauan kritisnya seperti ditulis oleh orang yang delusional....

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Raja Elang <raja.elang@...>
wrote:
>
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
>
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 1
> Â
> PARADIGMA SAINS-MISTIS FRITJOF CAPRA
> (SUATU TINJAUAN KRITIS DARI SUDUT PANDANG IMAN KRISTEN)
> Oleh:
> Sutjipto Subeno
> Â
> Sejak berkembangnya hipotesa Relativitas Einstein,1 dunia fisika
mengalami
> pergolakan paradigma. Struktur paradigma lama yang didasarkan pada
paradigma Cartesian
> dan Newton mengalami pergeseran. Semua batasan-batasan absout yang
ditegakkan oleh
> Cartesius dan Newton di dalam rumus-rumus “ilmu pasti”-nya mulai
dipertanyakan, bahkan
> diruntuhkan oleh pemikiran-pemikiran dan rumus-rumus relativisme
yang merupakan “ilmu
> relatif”.
> Bahkan setelah perkembangan fisika nuklir, yang merupakan aplikasi
dari hipotesa
> Einstein, telah berhasil menelurkan beberapa hasil tertentu, maka
hipotesa Einstein semakin
> menekan teori-teori fisika Newton.2 Beberapa ahli fisika modern,
dengan segera dan senang
> hati menerima paradigma baru ini untuk diperkembangkan lebih lanjut.
Beberapa di antara para
> tokoh tersebut adalah fisikawan modern seperti Stephen Hawkings dan
Fritjof Capra.3 Di dalam
> makalah ini secara khusus akan disoroti paradigma yang dipaparkan
oleh Capra, dimana ia
> mengkaitkan sains dengan pemikiran Tao dari Lao Tze.4
> PARADIGMA ATAU ASUMSI DASAR CAPRA
> Fritjof Capra memulai teorinya dengan sejumlah asumsi dasar, yang
menjadi suatu
> paradigma bagi seluruh pemakaian sainsnya. Sekalipun ia berusaha
untuk mencari dukungan
> ---
> 1 Di dalam makalah ini, teori atau rumusan Einstein secara konssten
dianggap hanya sebagai hipotesa, karena
> paradigma ini belum sepenuhnya dapat dibuktikan keabsahannya.
Bahkan, beberapa hipotesa dasar relatif dari
> Einstein, yaitu e = mc2 (energi dapat dihasilkan melalui pengurangan
massa atau sebaliknya = hukum kekekalan
> energi) belum dapat dibuktikan di semua bidang secara tuntas.
> 2 Teori tentang fusi dan juga pembuktian berpengaruhnya kecepatan
gerak diperbandingkan dengan kecepatan
> sinar matahari / gerak elektromagnetik, telah membuat teori mekanika
Newton mendapatkan goncangan yang
> cukup keras.
> 3 Dengan bukunya: Tao of Physics dan The Turning Point
> 4 Pembahasan dipusatkan kepada buku pertamanya, Tao of Physics,
dimana ia lebih banyak mempermasalahkan
> paradigma yang dipakainya untuk melihat dan mengerti sains. Kelak di
dalam buku keduanya, The Turning Point,
> ia mencoba untuk mengaplikasikan paradigma tersebut di berbagai
bidang disiplin ilmu, seperti sosiologi, sains,
> kebudayaan, dll.
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 2
> Â
> untuk asumsi-asumsi yang ditegakkannya, terlihat sekali di beberapa
bagian, justru asumsiasumsi
> itulah yang mewarnai interpretasinya terhadap realita sejarah sains.
> 1. Fisika Cartesian dan Newtonian kadaluarsa
> Bagi Capra, fisika Cartesian dan Newtonian telah salah memandang
alam semesta. Seluruh
> materi hanya dianggap sebagai benda mati.
> “The ‘Cartesian’ division allowed scientists to treat matter
as dead and completely separate
> from themselves, and to see the material world as a multitude of
different objects assembled
> into a huge machine. Such a mechanistic world view was held by Isaac
Newton who
> constructed his mechanics on its basis and made it the foundation of
classical physics. From
> the second half of the seventeenth to the end of the nineteenth
century, the mechanistic
> Newtonian model of the universe dominated all scientific thought. It
was paralleled by the
> image of a monarchial God who ruled the world from above by imposing
his divine law on
> it. The fundamental laws of nature searched for by the scientist
were thus seen as the laws of
> God, invariable and eternal, to which the world was subjected.”5
> Dengan argumentasinya ini, Capra menyerang pendekatan Cartesian,
Newtonian dan
> sekaligus menyerang Kekristenan, dengan asumsi bahwa pandangan dunia
materi itu mati
> adalah salah, dan bahwa Tuhan memerintah dunia inipun juga salah.
Capra beranggapan
> bahwa dunia ini terdiri dari materi yang hidup, sehingga seluruh
paradigma Cartesian dan
> Newtonian sama sekali tidak dapat dipakai lagi. Akibatnya paradigma
sains perlu diganti
> dengan paradigma dari sains modern, yang mengacu kepada teori
Relativitas.
> 2. Relasi erat fisika modern dan mistisisme timur
> Fisika Modern dimulai oleh Galileo, yang bercirikan kombinasi antara
pengetahuan empiris
> dengan matematika. Oleh karena itu, Capra melihat Galileo sebagai
bapak dari Sains
> Modern.6 Tetapi ia juga melihat bahwa akar dari perkembangan sains
bermula dari filsafat
> Gerika, khususnya dari arus pikir Milesian, yang dapat dikatakan
sangat mirip dengan
> konsep pikir monistis dan organis dari filsafat India dan Cina
kuno.7 Mereka sama-sama
> percaya adanya Prinsip Ilahi yang mengatasi semua allah dan manusia.
> Oleh karena itu, Capra melihat Sains Modern kembali kepada perpaduan
dengan Mistisisme
> Timur. Untuk itu paradigma Sains Modern berbeda (berubah) dari
paradigma Sains Barat
> kuno. Ciri dari paradigma Sains Modern adalah:
> ---
> 5 Capra, Tao, hal.27.
> 6 Capra, Tao, hal.27.
> 7 Capra, Tao, hal.24-25.
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 3
> Â
> “In contras to the mechanistic Western view, the Eastern view of
the world is ‘organic’. For
> the Eastern mystic, all things and events perceived by the senses
are interrelated, connected
> and are but different aspects or manifestations of the same
ultimate reality.”8
> Dan untuk mendukungnya, ia melihat berbagai corak filsafat Timur,
dimana berbagai-bagai
> arus Mistisisme Timur, sekalipun berbeda-beda di dalam berbagai
detail ajaran mereka,
> namun:
> “they all emphasized the basic unity of the universe which is the
central feature of their
> teaching. The highest aim of their followers â€" whether they are
Hindus, Buddhists, or Taoists
> â€" is become aware of the unity and mutual interrelation of all
things, to transcend the notion
> of an isolated individual self and to identify themselves with the
ultimate reality.”9
> Paradigma inilai yang diimpor dan mewarnai pikiran Capra di dalam
meninjau seluruh
> perkembangan Sains Modern. Hal ini jelas, seperti yang diakuinya,
bahwa pikiran itu mulai
> berkembang di tengah-tengah masyarakat Barat sekitar 20 tahun
terakhir, akibat masuknya
> Mistisisme Timur ke Barat.10
> Itu alasan mengapa kemudian Capra menyoroti sains, khususnya Sains
Modern bukan lagi
> sebagai suatu permasalahan rasional, seperti paradigma yang dipegang
selama ini
> dikalangan ilmuwan, tetapi lebih melihatnya sebagai suatu “jalur
hati”.
> They are intended to suggest that Eastern thought and,, more
generally, mystical thought
> provide a consistent and relevant philosophical background to the
theories of contemporary
> science; a conception of the world in which scientific discoveries
can be in perfect harmony
> with spiritual aims and religious belief. … It (the book or Capra)
attempts to suggest that
> modern physics goes far beyond technology, that the way â€" of Tao
â€" of physics can be a path
> with a heart, a way to spiritual knowledge and self-realization.11
> 3. Kesamaan pendekatannya: Relativisme.
> Problema penggabungan kedua bidang besar, menurut Capra haruslah
dipandang dengan
> terlebih dahulu menyelesaikan pengertian “mengetahui” dan
bagaimana pengetahuan itu
> diekspresikan. Untuk itu Capra mendefinisikan beberapa hal:
> Rational knowledge is thus a system of abstract concepts and
symbols, characterized by the
> linier, sequential structure which is typical of our thinking and
speaking. In most language,
> this linier structure is made explicit by the use of alphabets which
serve to communicate
> experience and thought in long lines of letters.
> ---
> 8 Capra, Tao, hal.29.
> 9 Capra, Tao, hal.29.
> 10 Capra, Tao, hal.15.
> 11 Capra, Tao, hal.30-31.
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 4
> Â
> The Natural World is one of infinite varieties and complexities, a
multidimensional world
> which contains no straight lines or completely regular shapes, where
thins do not happen in
> sequences, but all together; a world where â€" as modern physics
tells us â€" even empty space
> is curved. It is clear that our abstract system of conceptual
thinking can never describe or
> understand this reality completely.12
> Akibatnya kita sulit menyadari akan keterbatasan dan relativitas
pengetahuan konseptual
> kita. Kita akan sulit membedakan antara realitas yang sesungguhnya
dari konsep atau
> simbol realita itu, yang diutarakan oleh pengetahuan konseptual
kita. Menurut Capra,
> disinilah Mistisisme Timur memberikan jalan keluar untuk kita tidak
perlu bingung lagi.
> Untuk ini, paradigma pengetahuan kita jarus diubah, dari pengetahuan
konseptual menuju
> kepada pengetahuan eksperimental, agar kita dapat langsung bertemu
dengan realita itu
> sendiri. Pengetahuan eksperimental ini melampaui pengetahuan
intelektual dan juga
> persepsi inderawi kita:
> What the Eastern mystics are concerned with is a direct experience
of reality which
> transcends not only intellectual thinking but also sensory perception.13
> Oleh karena itu, Capra mengusulkan untuk menggabungkan kedua sistem
pengetahuan.
> Dan Capra melihat bahwa sebenarnya, kedua sistem ini saling tumpang
tindih di dua dunia
> (realm) tersebut.
> Although physicist are mainly concerned with rational knowledge and
mystics with intuitive
> knowledge, both type of knowledge occur in both fields. This becomes
apparent when we
> examine how knowledge is obtained and how it is expressed, both in
physics and Eastern
> mysticism.14
> Bahkan lebih jauh, Capra mengargumentasikan bahwa,
> The rational part of research would, in fact, be useless if it were
not complemented by the
> intuition that gives scientist new insights and makes them creative.15
> Disini Capra melangkah lebih jauh dengan meletakkan pengetahuan
intuitif (intuitive
> knowledge) di atas pengetahuan rasional, bahkan riset rasional.
Memang kemudian, ia
> mengatakan bahwa wawasan intuitif tidak terpakai di dunia fisika,
kecuali ia bisa
> diformulasikan di dalam kerangka kerja matematis, yang didukung
dengan suatu penafsiran
> dalam bahasa yang gamblang.
> ---
> 12 Capra, Tao, hal.35.
> 13 Capra, Tao, hal.36.
> 14 Capra, Tao, hal.37.
> 15 Capra, Tao, hal.39.
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 5
> Â
> Sebaliknya, ia juga mengargumentasikan adanya elemen rasional di
dalam Mistisisme
> Timur. Memang tingkatan pemakaian rasio dan logika berbeda-beda di
setiap arus pikir ini.
> Ia melihat bahwa Taoist sangat mencurigai rasio dan logika.16 Dan di
dalam dunianya,
> Mistisisme Timur didasarkan pada wawasan langsung ke dalam nature
realitanya,
> sedangkan fisika didasarkan pada penelitian terhadap fenomena
natural di dalam pengujian
> ilmiah. Dan dalam hal ini keduanya masuk ke dalam dunia relatif.17
> 4. Natur yang holistik dan organik.
> Fisika baru18 ini dimulai dengan keharusan kita mengadopsi pandangan
yang lebih penuh,
> menyeluruh dan ‘organik’ terhadap natur. Untuk itu kembali Capra
menekankan perlunya
> kita meninggalkan paradigma lama dari fisika klasik.
> Pada tingkat lanjut, Capra memasukkan konsep Panteisme dari
Mistisisme Timur sebagai
> paradigma sains, yaitu memandang seluruh keberadaan sebagai
keberadaan tunggal, yang
> menyatu dan tidak perlu dan tidak bisa diperbedakan lagi.
> All things are seen as interdependent and inseparable parts of this
cosmic whole; as different
> manifestations of the same ultimate reality.19
> Capra mengacu bahwa manusia sering tidak menyadari realita seperti
ini, karena manusia
> selalu membagi-bagi dunia ini di dalam berbagai obyek dan peristiwa.
Capra mengakui
> perlunya pembagian ini untuk menjalankan kehidupan sehari-hari,
tetapi itu semua
> bukanlah unsur fundamental dari realita. Ia menegaskan:
> The basic oneness of the universe is not only the central
characteristic of the mystical
> experience, but is also one of the most important revelations of
modern physics. … The
> unity of all things and events will be a recurring theme throughout
our comparison of
> modern physics and Eastern philosophy.20
> Paradigma ini didukung oleh perkembangan fisika atom, dimana
konstituen setiap materi
> dan fenomena dasar atomik ini sangat berkaitan erat satu sama lain
dan saling bergantung
> satu dengan yang lain; sehingga mereka tidak lagi dapat dimengerti
sebagai suatu unsur
> ---
> 16 Capra, Tao, hal.41.
> 17 Untuk ini Capra mengacu kepada paradigma Einstein, yang melihat
seluruh sains dalam kerangka relativitas.
> Seluruh teori Sains Modern tidak dapat dikatakan pasti, karena masih
harus mengacu kepada perkembangan teori
> itu sendiri. (Bandingkan dengan pemikiran Thomas Kuhn di dalam teori
paradigmanya, di dalam buku Peran
> Paradigma dalam Revolusi Sains.)
> 18 Atau “New Physics” merupakan istilah yang dipakai oleh Capra
untuk melukiskan pendekatan fisika yang
> memakai paradigma barunya. Dan ini secara khusus dibahas di dalam
bab IV bukunya.
> 19 Capra, Tao, hal. 141.
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 6
> Â
> yang berdiri sendiri, melainkan hanya bisa dimengerti sebagai satu
bagian integral dari
> suatu keseluruhan. Menggunakan teori kuantum, ia mengatakan:
> Quantum theory forces us to see the universe not as collection of
physical object, but rather
> as a complicated web of relations between the various parts of a
unified whole.21
> Dan ia melanjutkan:
> This, however, is the way in which Eastern mystics have experienced
the world, and some of
> them have expressed their experience in words which is almost
identical with those used by
> atomic physicist.22
> Di dalam komentar edisi keduanya ini, Capra melanjutkan bahwa sifat
interkoneksi (saling
> berelasi dan bergantung) di dalam sains berkembang ke berbagai
bidang, sampai ke
> parapsikologi.
> The new kind of interconnectedness that has recent emerged not only
enforces the similarity
> between the views of physics and mystics; it also raises the
intriguing possibility of relating
> subatomic physics to Jungian psychology and, perhaps, even to
parapsychology.23
> Maka, dengan ini Capra melihat seluruh fenomena dunia ini bersifat
semu, dan realita dasar
> pada hakekatnya tunggal. Realita sains bisa bersatu dengan dunia
paranormal..
> Dengan penerimaan Panteisme dan Mistisisme merasuki dunia sains,
maka seluruh realita
> materi kini dilihat sebagai realita yang hidup. Pergerakan elektron
dalam molekul-molekul
> kayu diinterpretasikan sebagai kehidupan materi. Dengan lebih tajam
lagi, dapat dikatakan
> bahwa benda-benda yang selama ini dianggap mati, kini dianggap
hidup, bahkan setara
> dengan manusia.
> Gagasan ini memiliki implikasi yang luas. Urbanus Weruin, dalam
makalah ilmiahnya,24
> melihat bahwa memandang alam sebagai benda mati telah berakibat
fatal bagi ekologi.
> Manusia seolah-olah boleh mengeksploitasi alam semaunya. Sebagai
alternatifnya, ia
> menyodorkan paradigma dari Mistisisme Timur untuk melestarikan
lingkungan hidup.
> Memandang alam sebagai “makhluk hidup” bahkan setara dengan
manusia, akan
> menjadikan manusia menyayangi alam dan bisa menyatu dengan alam.
> ---
> 20 Capra, Tao, hal. 142.
> 21 Capra, Tao, hal. 150.
> 22 Capra, Tao, hal. 150.
> 23 Capra, Tao, hal. 341 .
> 24 Weruin, Urbanus. “Nilai-nilai Teknologi dan Etika Lingkungan
Hidup” Bulletin Ilmiah Tarumanegara, th 6,
> no.21, hal.81.
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 7
> Â
> 5. Seluruh realita sains tidak bertentangan
> Karena semua realita pada dasarnya tunggal, maka tidak mungkin ada
satupun fenomena
> yang bisa dipertentangkan. Capra berasumsi:
> Opposites are abstract concepts belonging to the realm of thought,
and as such they are
> relative. By the very act of focusing our attention on any one
concept we create its opposite.
> Untuk itu ia mengutip pikiran Lao Tse:
> “When all in the world understand beauty to be beautiful, then
ugliness exists; when all
> understand goodness to be good, then evil exists.”25
> Semua dualism, seperti pagi dan petang, hidup dan mati, dsb.
Haruslah dilihat hanya
> sebagai dua sisi dari satu realita tunggal. Disini seluruh konsep
pembagian, keteraturan,
> keterbatasan, kekhususan, tidak boleh lagi membatasi perkembangan
pemikiran sains dan
> cara mengerti realita dunia ini. Capra berargumen, justru karena
pemikiran akan struktur
> keteraturan, maka manusia tidak pernah bisa mengerti pergerakan
elektron, sampai manusia
> menerima bahwa pergerakan elektron memang pergerakan yang tidak bisa
diduga dan tidak
> pasti adanya.26
> Capra juga menekankan bahwa di dalam paradigma Sains Modern ini,
kekosongan dan
> kepenuhan (emptiness and form) bukan dua hal yang bertentangan lagi,
tetapi lebih
> merupakan satu realita tunggal. Untuk itu, ia mengutip dukungan dari
perkataan seorang
> kosmologis dan astrofisis, Fred Hoyle, yang mengatakan:
> “Present-day development in cosmology are coming to suggest rather
insistently that
> everyday conditions could not persist but for the distant parts of
the universe, that all our
> ideas of space and geometry would become entirely invalid if the
distant parts of the
> universe were taken away. Our everyday experience even down to the
smallest details seems
> to be so closely integrated to the grand-scale features of the
Universe that it is well-nigh
> impossible to contemplate the two being separated.”27
> Akibatnya, jelaslah bahwa paradigma Newton tidak dapat lagi
diterapkan di dalam
> paradigma yang baru ini. Penggabungan antara kekosongan dan bentuk,
menjadikan seluruh
> realita tidak dapat lagi dimengerti secara biasa, tetapi menuntut
adanya pola pandang yang
> baru.
> ---
> 25 Lao, Tze. Tao Te Ching, pasal 1, seperti yang dikutip dalam
Capra, Tao, hal. 157.
> 26 Capra, Tao, hal. 344.
> 27 Hoyle, F. Frontiers of Astronomy, London: Heinemann, 1970, hal.
304, yang dikutip oleh Capra, Tao, hal. 232.
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 8
> Â
> PENERIMAAN PARADIGMA CAPRA
> Paradigma Capra mendapat sambutan dari banyak orang, karena paling
tidak ia
> memberikan beberapa hal yang dapat dianggap positif bagi dunia sains
khususnya dan dunia
> luas pada umumnya. Beberapa diantaranya, adalah:
> 1. Dukungan Hipotesa Relativitas Einstein
> Paradigma Newton dan Cartesian memang mendapatkan pukulan berat dan
jatuh
> dengan terbuktinya beberapa bagian dari hipotesa Einstein. Hipotesa
Einstein telah memaksa
> hukum mekanika Newton mengalami perbaikan jika ingin diterapkan
kepada materi-materi
> yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi (seperti gerak elektron
atau gelombang
> elektromagnetik). Akibatnya, dimensi ruang dan waktu yang menjadi
batasan di dalam
> paradigma Newton, kini direlasikan menjadi suatu relasi relatif
melalui hipotesa Einstein.
> Suksesnya perkembangan hipotesa Einstein di dalam memperkembangkan
ilmiah nuklir
> (yang memang memiliki unsur pergerakan elektromagnetik dan gerak
elektron yang
> berkecepatan sangat tinggi), menjadikan hipotesa ini seolah-olah
boleh disahkan menjadi suatu
> teori mekanika baru yang dapat diterapkan di semua bidang dan semua
benda. Akibatnya,
> paradigma Newton dan Cartesian tidak mendapatkan tempat sama sekali
di percaturan Sains
> Modern.
> 2. Manusia sebagai Pusat
> Dasar utama pemikiran paradigma baru ini adalah penolakan terhadap
pandangan
> penciptaan dunia ini oleh Allah yang berdaulat. Einstein, Capra,
menolak pandangan ini.
> Mereka berargumentasi bahwa dengan melihat alam ini sebagai ciptaan,
maka alam menjadi
> materi yang mati yang terbatas dan terikat oleh hukum kausalitas.
Sebagai alternatif, mereka
> memilih melihat manusialah dengan intuisinya menjadi pusat dari
segala pemikian sains dan
> interpretasi alam. Disini semangat humanisme diangkat ke puncaknya.
> Pikiran ini sangat disenangi oleh masyarakat modern, yang memang
pada hakekatnya
> memang sudah menolak Allah dan ingin mengembangkan pemikiran
humanisme setinggitingginya.
> Paradigma Capra memungkinkan manusia memperkembangkan sains sambil
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 9
> Â
> mencapai tujuan humanisme-nya, dimana manusia tidak perlu mengakui
Allah sebagai
> Pencipta Alam semesta atapun Pengatur pergerakan sejarah manusia.
> Paradigma Capra sekaligus menjunjung tinggi manusia ke posisi Allah.
Manusialah
> yang menjadi penentu segala sesuatu. Intuisi (yang didukung dengan
Mistisisme Timur)
> diagungkan sebagai dasar penentu pergerakan dan perkembangan sains
(bahkan ke semua
> bidang ilmu).
> 3. Relativitas Paradigma Sains
> Dengan dobrakan Thomas Kuhn, dunia sains dituntut untuk
meginterpretasi ulang
> perkembangan sejarahnya. Kuhn melihat bahwa sains bukanlah merupakan
suatu pergerakan
> sinambung dari sains-normal (normal-science), tetapi lebih merupakan
loncatan paradigma,
> sebagai akibat terjadinya revolusi-sains (science-revolution).28
Maka dunia sains merupakan
> dunia pergolakan teori-teori sains yang bergerak dari satu paradigma
ke paradigma lain.
> Teori Kuhn membuka wawasan untuk melihat sains sebagai teori yang
senantiasa
> berkembang dan berubah, seturut paradigma yang mendasarinya. Dunia
modern yang bersifat
> relatif sangat menyukai gagasan Kuhn ini. Dunia modern sudah
mengalami traumatik akibat
> konsep kemutlakkan, yang dipegangnya sejak Pencerahan di abad ke
XVII, gugur di dalam
> Perang Dunia I dan II.29 Semangat kemutlakkan berbalik menjadi
semangat pragmatis dann
> relatif. Masyarakat modern menuduh keyakinan akan kemutlakkan yang
telah menyebabkan
> timbulnya pertikaian dan peperangan. Sebaliknya, semangat
relativitas dan pragmatis akan
> menolong manusia lebih luwes dan bersahabat. Semangat ini saling
mempengaruhi timbalbalik
> dengan timbulnya paradigma sains Capra.
> 4. Kehidupan Materi
> Sejak manusia meninggalkan Allah dan menuju ke Ateisme, maka tanpa
sadar manusia
> mengalami kekeringan rohani. Selama sekitar satu abad30 manusia
mencoba bertahan, tetapi
> pada akhirnya manusia mau tidak mau menyadari tidak terhindarnya
manusia bertemu dengan
> realita metafisika.
> ---
> 28 Untuk mempelajari secara lebih teliti, harap melihat dari buku
Thomas Kuhn, yang berjudul Peran Paradigma
> dalam Revolusi Sains, khususnya di pasal IX - XIII
> 29 untuk melihat penjelasan lebih lanjut dapat melihat tesis penulis
dengan judul “Iman Kristen dan Gerakan
> Zaman Baru: Suatu Tinjauan Kritis”, Jakarta: STTRII, 1995, hal
1-8. (tidak diterbitkan).
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 10
> Â
> Namun, manusia tidak rela kembali kepada Allah, sehingga akhirnya
mereka lebih
> cenderung untuk mengadopsi Mistisisme Timur, yang memberikan
kepuasan metafisika, tanpa
> perlu mengakui Allah yang berdaulat dan manusia yang berdosa. Dengan
menerima Mistisisme
> Timur, yang berkembang pesat di tengah pikiran Barat dari sejak
sekitar tahun 1960-an,
> paradigma sains Capra segera mendapatkan tempat pula. Bahkan dapat
dikatakan Capra sendiri
> telah terlebih dahulu berpindah ke paradigma Mistisisme Timur, dan
dengan paradigma itu ia
> merekonstruksi ualng seluruh teori sainsnya. Itu alasan paradigma
sains Capra tidak mengalami
> kesulitan penerimaan di tengah masyarakat yang memang telah
mempunyai paradigma yang
> sama.
> Di samping itu, rusaknya ekosistem, meluasnya polusi dan munculnya
berbagai dampak
> negatif perkembangan teknologi modern, menjadikan manusia dengan
senang hati berpindah ke
> paradigma Capra, yang dilandasi pikiran Mistisisme Timur. Pikiran
Mistisisme Timur dianggap
> dapat membuat manusia lebih mencintai alam dan memperhatikan
lingkungan. Berbagai
> slogan, seperti “back to nature” mengajak masyarakat modern
memandang alam sebagai
> kesatuan dengan dirinya sendiri, sehingga manusia bisa lebih
memelihara kelestarian
> lingkungannya.
> TINJAUAN KRITIS
> Namun, untuk begitu saja menerima paradigma Capra, sebagai orang
Kristen, kita perlu
> mempertimbangkan beberapa hal secara serius.
> 1. Paradigma Capra sebagai Paradigma Gerakan Zaman Baru.
> Pendekatan Capra yang mengawinkan filsafat Barat dengan Mistisisme
Timur dikenal
> saat ini sebagai perkembangan filsafat Barat yang terbaru, yang
berkembang sejak tahun 1960-
> an hingga saat ini, yang diberi julukan Gerakan Zaman Baru (New Age
Movement).
> Arus ini merupakan kelanjutan dari perkembangan filsafat Modernisme
dan Pasca-
> Modernisme, yang kecewa pada pendekatan-pendekatan Barat selama ini.
Mereka berasumsi
> bahwa pendekatan Barat telah gagal membawa manusia menuju kepada
kebahagiaan dan
> ---
> 30 Perkembangan serius manusia menuju kepada Ateisme mulai terlihat
jelas sejak berkembangnya Agnostiksisme
> yang diperkembangkan oleh Thomas Henry Huxley sekitar abad ke XIX
(tahun 1869).
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 11
> Â
> kesejahteraan hidup yang seutuhnya. Oleh sebab itu, mereka mulai
beralih dan mencoba
> mengawinkan pikiran mereka dengan pikiran Timur, yang bersifat
Mistis (Monistis dan
> Panteis).
> Dengan pengambilan langkah ini, jelas paradigma baru ini segera akan
melawan seluruh
> konsep dan kebenaran Kristen, yang melihat Allah sebagai Pencipta
Alam semesta, beserta
> segala isinya. Jika ditelusur secara mendalam, justru di dalam
pembicaraan paradigma Capra
> ini, persoalan bergeser justru menjadi masalah verifikasi religius.
> Capra membawa dunia dan alam fisika ke dalam format mistik dan
panteistik, dimana
> manusia akan dibawa melihat alam sebagai bagian atau diri Allah.
Alam dan dunia fisika tidak
> lagi dilihat sebagai ciptaan Allah, yang dicipta menurut rancangan
dan kehendak Allah, dan
> harus dipertanggung jawabkan kembali kepada Allah, melainkan sebagai
alam yang bergerak
> bebas liar semaunya sendiri tanpa perlu keterikatan pada Penciptanya
(karena tidak ada konsep
> pencipta dalam pikiran Capra). Alam juga tidak dilihat sebagai alam
yang bersifat materi dan
> mati, tetapi dilihat sebagai “yang hidup,” sehingga alam tidak
lagi di posisi bawah dari tatanan
> semesta dan hubungan antara Allah, manusia dan alam, tetapi menjadi
sejajar, atau bahkan
> menggantikan posisi Allah (karena posisi Allah ditiadakan). Jelas
bahwa hal ini mendobrak
> total seluruh paradigma dasar sains yang seharusnya.
> 2. Rusaknya Definisi dan Metodologi Sains
> Sains atau ilmu pengetahuan alam, sesuai dengan namanya, merupakan
penelitian atau
> penyelidikan manusia untuk mengerti alam dan semua gejala yang ada
di dalamnya, sehingga
> dunia fisika ini bisa berguna bagi manusia. Untuk itu, beberapa
dasar asumsi ditegakkan untuk
> membangun paradigma sains yang kukuh.
> Del Ratzsch, dalam bukunya Philosophy of Science, memberikan
aspek-aspek dasar
> ilmu pengetahuan, yaitu: (1) merupakan disiplin ilmu yang berunsur
teoritis, (2) bersifat
> rasional, memiliki penjelasan natural, dan (3) bersifat obyektif dan
terbukti secara empiris.31
> Dengan ini, pendekatan ilmu pengetahuan alam (natural) haruslah
dibatasi di wilayah yang
> empiris dan natural.
> ---
> 31 Ratzsch, Del. Philosophy of Science, Downers Grove: IVP, hal 15-16
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 12
> Â
> Namun, jika diperhatikan secara seksama, paradigma Capra yang sudah
diwarnai
> Mistisisme Timur, telah mencampurkan beberapa aspek yang sulit
dikatakan ilmiah lagi. Capra
> telah mencampur dunia fisika dengan dunia metafisika dan ia juga
mencampur antara hasil
> pengujian empiris dengan dugaan-dugaan metafisika (antara ilmiah
sejati dengan ilmiah semu).
> Paham ini sebenarnya bukanlah hal yang baru, tetapi telah mengikuti
perkembangan
> pemikiran Mistis, baik di Timur maupun di Barat, yang telah ditolak
oleh Kekristenan. Benar
> sekali komentar ahli fisika, pemenang hadiah Nobel untuk bidang
fisika, Steven Weinberg:
> “Meskipun sudah mengenal pengetahuan modern, tetapi setiap kali
ada temuan atau ada
> sesuatu yang berhubungan dengan parapsikologi, masyarakat awam
maupun ilmuwan
> beramai-ramai membicarakannya dan berusaha turut menyelidikinya. Ini
namanya langkah
> mundur ke permulaan lagi. Pertanyaan yang kemudian muncul, dunia
macam apakah yang
> kita diami sekarang ini?”32
> Â Gejala ini dengan sendirinya menimbulkan kerisauan ilmiah. Del
Ratzsch menyoroti
> percampuran dua dunia ini (sains dan mistis) mengakibatkan
pencampuran dari dua pendekatan
> dan dua kenyataan yang berbeda. Pendekatan terhadap dunia metafisika
seharusnya berbeda
> dengan pendekatan terhadap dunia fisika. Dunia metafisika berada di
luar wilayah ilmu
> pengetahuan fisika, sehingga harus diakui adanya keterbatasan di
dalam wilayah ilmu
> pengetahuan fisika ini.33
> Oleh karena itu, Ratzsch menekankan keterbatasan ilmu pengetahuan
> agar kebenaran ilmiah dapat tetap terjamin. Banyaknya distorsi yang
telah dikemukakan Ratsch
> di dalam bukunya, mengharuskan ia menguraikan batasan ilmiah secara
lebih teliti. Oleh sebab
> itu, di dalam bukunya ia mengemukakan apa yang ada di dalam dan di
luar batasan ilmu
> pengetahuan.34
> Ketika Capra menginterpretasi alam, paradigmanya telah menyesatkan
kesimpulan yang
> didapatnya. Ketika ia menganggap reaksi alam sebagai “makhluk
hidup” (living creature),
> Capra telah meloncat secara iman menurut konsep Mistisisme
Timurnya.35 Kekacauan seperti
> ini akan menjadi bumerang yang menghancurkan dunia sains sendiri.
> ---
> 32 Perkataan ini dikutip dari artikel “Mereka Disebut Ilmuwan
Mbalelo”, Intisari, no 374, hal.169.
> 33 Untuk melihat perbedaan antara pendekatan fisika dan metafisika,
dapat dilihat dari pendahuluan buku: William
> Hasker, Metaphysics: Contructing a World-View, [Downers Grove: IVP,
1983, hal. 13-28.
> 34 Ratzsch, Philosophy, hal. 97 dst.
> 35 Melihat dunia elektron yang berdinamika tinggi atau melihat
bagaimana sebuah tanaman bereaksi terhadap
> musik, adalah suatu pengamatan ilmiah. Tetapi menganggap behawa
gerakan elektron ataupun reaksi tanaman itu
> sebagai tanda bahwa benda-benda itu berjiwa seperti manusia, adalah
suatu lompatan iman, yang belum pernah
> terbukti. Apalagi bila melihat bahwa jiwa yang ada di dalam materi
itu setara dan satu dengan jiwa yang ada di
> dalam diri manusia, maka itu adalah lompatan iman yang kedua dan
sangat jauh adanya. Disini Capra sudah tidak
> lagi mempergunakan metodologi sains yang sewajarnya.
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 13
> Â
> 1. Rusaknya Batasan Sains
> Di dalam paradigma Sains-Mistis Capra, batasan menjadi kabur.
Seolah-olah seluruh
> alam semesta menjadi tidak terbatas, penggunaan teori-teori atau
hipotesa-hipotesa sains bisa
> diterapkan di segala bidang secara tanpa batas.
> Pengetahuan Sains-Mistis berasumsi bahwa hipotesa Einstein berlaku
dan bisa
> diterapkan di semua materi, tanpa memperhitungkan keterbatasan sifat
materi itu sendiri.36
> Ketika mengacu kepada paradigma baru, Capra seolah berusaha
menghapus sama sekali semua
> paradigma lama, padahal keadaan semacam itu tidak mungkin dilakukan
(dan iapun di
> beberapa aspek mengakuinya).
> Dengan menyadari keterbatasan sains, maka sains akan mawas diri.
Alkitab dengan
> tegas menyatakan bahwa dunia ciptaan memang adalah dunia yang
terbatas. Sekalipun dengan
> teori Einstein tentang ruang dan waktu, Capra berusaha membelokkan
masalah keterbatasan
> ini, tetapi ia sendiri tetap tidak bisa keluar dari waktu dan tidak
bisa tidak terikat oleh waktu.37
> Disini Capra sendiri mengalami dualisme yang ia tentang dan tidak
mau akui.
> Pola sains yang dualistik dan kontadiktif seperti ini akan merusak
pola sains sendiri, dan
> pada akhirnya akan merusak seluruh perkembangan ilmiah di masa yang
akan datang. Ia akan
> merupakan faktor perusak-diri-sendiri (self-defeating factor) yang
akan meruntuhkan
> paradigma itu sendiri.
> KESIMPULAN DAN PENUTUP
> Perkembangan paradigma sains-mistis Capra, telah menjadi ancaman
bagi umat
> Kristen, pelecehan bagi pribadi, kuasa dan kedaulatan Allah, serta
perusakan bagi dunia sains
> itu sendiri. J. Gordon Melton, di dalam buku New Age Encyclopedia,
memberikan analisanya:
> ---
> 36 Misalnya, sebuah benda memiliki keterbatasan kemampuan di dalam
pergerakannya. Benda-benda yang
> digerakkan dengan kecepatan tinggi akan mengalami peningkatan suhu,
sampai suatu saat ia mengalami
> deformasi, bahkan kehancuran. Sebenarnya, fakta deformasi ini diakui
oleh paradigma baru, tetapi mereka
> menganggap benda tersebut masih bisa bergerak sampai kecepatan yang
sangat tinggi, padahal seringkali batasan
> itu sangat rendah. Misalnya, manusia sendiri tidak mampu bergerak di
atas 20 Mach.
> 37 Bahkan di dalam edisi kedua bukunya, ia melakukan pasca-wacana
untuk mengevaluasi perkembangan teorinya
> setelah berjalan selama sekitar 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
iapun terikat oleh waktu dan berubah oleh
> waktu dan ditentukan oleh waktu.
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 14
> Â
> “Sebagai suatu gerakan, Gerakan Zaman Baru menghadapi kendala yang
besar. Pertama,
> Gerakan Zaman Baru terlalu mengandalkan diri pada ilmu pengetahuan
masa kini dalam
> mengupayakan sintesa baru dengan ajaran akultik atau metafisika
tadisional. Padahal dunia
> sains sendiri terus-menerus merevisi dirinya dengan langkah-langkah
yang bear. Akibatnya,
> gagasan-gagasan Gerakan Zaman Baru hanya bisa laku dalam waktu yang
singkat, lalu
> segera kadaluarsa. Sementara itu, di pihak lain, sains cenderung
membuang setiap muatan
> metafisika yang hendak memboncenginya. Sains terus-menerus berubah,
sehingga sintesis
> Gerakan Zaman Baru tercecer ketinggalan kalau tidak terus-menerus
juga diperbaharui….”38
> Akibat percaturan seperti ini, sains modern juga akan mengalami
problema serius di
> dalam menghadapi paradigma Mistisisme Timur. Dengan membuang
Alkitab, sunia sains justru
> akan kehilangan pegangan untuk mengerti realita sains yang
sesungguhnya. Paradigma Capra
> ingin membuang Allah yang mencipta alam yang ingin diselidikinya.
Akibatnya, Capra justru
> salah mengerti dan tidak mampu menginterpretasi alam secara tepat.
Hanya kembali kepada
> paradigma Kristen, orang akan mampu melihat dunia secara tepat dan
berkontribusi di
> dalamnya secara tepat pula. 
> REFERENSI
> 1. ______. “Mereka Disebut Ilmuwan Mbalelo”, Intisari, no. 374,
hal. 169.
> 2. Capra, Fritjof. Tao of Physics, London: Flamingo, 1991.
> 3. Capra, Fritjof. Turning point, London: Flamingo, 1982.
> 4. Hasker, William. Metaphysics: Contructing a Wolrd-View, [Downers
Grove: IVP, 1983.
> 5. Hoyle, F. Frontiers of Astronomy, London: Heinemann, 1970.
> 6. Jan Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja,
Jakarta: BPK Gunung
> Mulia, 1995.
> 7. Lao, Tze. Tao Te Ching, tr. Ch̢۪u Ta-Kao, London: Allen und
Unwin, 1970.
> 8. Lochhaas, How to Respond to the New Age Movement, St. Louis:
Concordia, 1988.
> 9. Kuhn, Thomas. Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains, (judul asli:
The Structure of
> Scientific Revolutions), Bandung: Remaja Rosdakarya, 1970.
> 38 Melton, J. Gordon (ed.). New Age Encyclopedia, Detroit: Gale
research Inc., 1990, hal. xxx, yang dikutip oleh
> Â
> http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf
> Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â€" Sutjipto Subeno - 15
> Â
> 10. Melton, J. Gordon (ed.), New Age Encyclopedia, Detroit: Gale
Research Inc., 1990.
> 11. Subeno, Sutjipto. “Iman Kristen dan Gerakan Zaman Baru: Suatu
Tinjauan Kritis”, Jakarta:
> STTRII, 1995 (tidak diterbitkan).
> 12. Weruin, Urbanus. “Nilai-nilai Teknologi dan Etika Lingkungan
Hidup”, Bulletin Ilmiah
> Tarumanegara, th. 6, no. 21, hal. 81.
> 13. Ratzsch, Del. Philosophy of Science (Contours of Christian
Philosophy), Downers Grove:
> IVP, 1986.
> Jan Aritonang, Berbagai, hal. 453.
>
> raja.elang
> Â
>

4c.

Re: PARADIGMA SAINS-MISTIS FRITJOF CAPRA (SUATU TINJAUAN KRITIS DARI

Posted by: "Suharyo Sumowidagdo" sss5946@garnet.acns.fsu.edu   haryo_hep

Wed Oct 22, 2008 10:41 am (PDT)

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, "Franklin" <frank_nasch@...>
wrote:
>
> Bung SUHARYO!!!!
>
> Ini termasuk sampah fisika dan quack kan? Artikel yang tercantum ini?
>
> Tinjauan kritisnya seperti ditulis oleh orang yang delusional....

Franklin, selama poll tentang kebijakan moderasi masih berjalan, saya
memutuskan tidak mereject posting-posting semacam ini.

Haryo

4d.

Re: PARADIGMA SAINS-MISTIS FRITJOF CAPRA (SUATU TINJAUAN KRITIS DARI

Posted by: "Franklin" frank_nasch@yahoo.com   frank_thebard

Wed Oct 22, 2008 7:25 pm (PDT)

Sebaiknya memang tidak direject, tetapi Bung Suharyo sebagai fisikawan
profesional tentunya dapat memberikan POV-nya mengapa artikel ini atau
itu termasuk sampah fisika dan ditulis oleh quack.

Tentunya Bung Suharyo tidak lupa kan, kalau TIDAK semua anggota milis
MFI ini sudah sekaliber fisikawan profesional seperti Bung Suharyo?

salam,
Franklin

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, "Suharyo Sumowidagdo"
<sss5946@...> wrote:
> Franklin, selama poll tentang kebijakan moderasi masih berjalan, saya
> memutuskan tidak mereject posting-posting semacam ini.
>
> Haryo
>

4e.

Re: PARADIGMA SAINS-MISTIS FRITJOF CAPRA (SUATU TINJAUAN KRITIS DARI

Posted by: "Muhammad Hikam" m.hikam@gmail.com   hikam2003

Wed Oct 22, 2008 7:55 pm (PDT)

Batasan quackery dan "lintas disiplin" memang sangat tipis. Kita juga perlu
pandangan-pandangan dari pihak-pihak yang sangat berbeda.

2008/10/23 Franklin <frank_nasch@yahoo.com>

> Sebaiknya memang tidak direject, tetapi Bung Suharyo sebagai fisikawan
> profesional tentunya dapat memberikan POV-nya mengapa artikel ini atau
> itu termasuk sampah fisika dan ditulis oleh quack.
>
> Tentunya Bung Suharyo tidak lupa kan, kalau TIDAK semua anggota milis
> MFI ini sudah sekaliber fisikawan profesional seperti Bung Suharyo?
>
> salam,
> Franklin
>
> --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com<fisika_indonesia%40yahoogroups.com>,
> "Suharyo Sumowidagdo"
>
> <sss5946@...> wrote:
> > Franklin, selama poll tentang kebijakan moderasi masih berjalan, saya
> > memutuskan tidak mereject posting-posting semacam ini.
> >
> > Haryo
> >
>
>
>

--
Wassalam,
Muhammad Hikam
- Sebuah atom yang kehilangan elektron justru akan bermuatan positif -
5a.

Re: freeze

Posted by: "clief_boys05" clief_boys05@yahoo.com   clief_boys05

Tue Oct 21, 2008 11:59 pm (PDT)

Sory... saya aga beda pendapat.... bukannya kalau benda ketika
didinginkan di musim dingin akan beku sekaligus diam(tidak
bergerak).... menurut saya, lebih baik kita berpikir bagimana
membekukan benda, tapi bendanya tetap bergerak,.. itu pasti
menarik,... ini hasil analisa saya, kalu keliru tolong, dikritisi
yac,.....

Untuk membeku suatu benda harus mencapai titik beku. untuk mencapai
titik ini(suhu ini) biasanya dibuat suhu lingkungan lebih kecil dari
titik beku benda, agar suu benda dan lingkungan setelah proses
penyarapan dan pemancaran panas(kesetimabnagan termal) tetap di
bawah titik beku.
namun untuk benda yang bergerak, memiliki energi tersendiri yang
dapat ditransformasikan menjadi energi panas. energi ini biasanya
berasal dari gesekan ataupun proses metabolisme(untuk makluk hidup
tentunya). panas ini cenderung membuat benda susuah mencapai titik
beku, dengan demikian kita harus membuat suhu lingkiungan jauh lebih
rendh dari titik beku benda, sehingga walaupun ada panas yang
dihasilkan oleh benda, suhu akhir setelah kesetimbangan termal tetap
berada dibawah titik beku,..
sayangnya ini sulit diwujudkan dalam dunia kita,karena energi panas
yang dihasilkan lumayan besar, akibat adanya percepatan yang
berujung ke energi.
contohnya jika kita berada di kutub utara, kita musti mengerakan
tenaga yang besar melawan gaya berat (lewat proses pembakaran dalam
tubuh) agar tetap bergerak dan tetap hidup.sebaliknya jika kita
bergerak lambat (percepatan gerak dan pembakaran kecil Tpi
percepatan grafitasi tetap), lama kelamaan kita terdiam dan membeku
(bukan membeku dan tetap bergerak).
TApi membeku dan tetap bergerak masi bisa diwujudkan ko,... misalkan
diluar angkasa.untuk planet2 yang jauh dari matahari(contohnya
neptunus) misalnya, planet2 ini bergerak dengan kecepatan yang
hampir konstanpercepatan kecil), dan tanpa gesekan(kalau ada pasti
kecil).planet2 ini bergerak dengan wujud es....
mungkin ada yang berpikir kalau sudah dari awal kalau planet2 ini
dalam wujud es(beku). tapikan ada kemungkinan juga kalau awalnya
planet2 ini bukan dalam wujud es, tapi benda biasa yang kemudian
membeku dan tetap bergerak... untuk membuktikannya kita harus
mencari teori penciptaan tata surya yang paling benar,....
semoga kita kelak kita bisa buat model seperti diluara angkasa
tadi... tapi kira2 apa gunanya ya???
salam kenal (sandro-clief)

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, "ukhti_tista"
<ukhti_tista@...> wrote:
>
> wah, tepat banget jawaban anda!! seratussss.... Houreee... akhirnya
> para fisikawan tak perlu lagi berfikir karena tak butuh kalkulasi
> apapun untuk mendinginkan benda bergerak...
>
> hahahaaa... pinter tenan sampeyan!!! :D
>
>
>
> --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, "Ahmad-Ridwan Tresna
NUGRAHA"
> <art.nugraha@> wrote:
> >
> > dinginkan di musim dingin aja, mau gerak gimanapun juga tetep
beku
> >
>

6a.

oot Hydrogen Booster hanya air AQUA saja tanpa katalis, aman bagi me

Posted by: "adnet nearyou" adnetcs@yahoo.com   adnetcs

Wed Oct 22, 2008 10:38 am (PDT)

14 Oktober 2008

Info Produk hydrogen booster aDHydro di majalah MOTOR

Hydrogen Booster terbukti meningkatkan performa mesin, dengan cara menambah pasokan zat hydrogen ke dalam ruang bakar. Maka salah satu diantaranya yang diklaim berhasil adalah produk lansiran ADHYDRO ini. Ini adalah produk kedua yang telah mengalami penyempurnaan dan mengusung kelebihan non boiling point, dan mampu menghasilkan lebih banyak hidrogen buat mesin.
Alat ini hanya menggunakan media air murni (air "AQUA"), yang dimasukkan ke dalam tabung yang tersedia. Lalu air tersebut akan mengalami pengaliran aliran listrik pada elemen yang tersedia di dalamnya, yang otomatis akan menghasilkan gas hidrogen. Pemasangannya pun cukup mudah, karena seudah berbentuk paket. Hanya tinggal sambungkan ke intake manifold.
Oh ya, selain keuntungan peningkatan performa yang signifikan, ternyata pemakaian hidrogen booster ADHYDRO ini, diklaim mampu mengefisienkan pemakaian bahan bakar yang berimbas pada lungsuran gas buang yang lebih bersahabat. Bahkan asap knalpot pun tercium seperti uap rebusan air. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan kontak penjualnya!
PRIMA MOTOR
Jl. Citra Raya Boulevard Blok C1/8R, Cikupa, Tangerang - 15710, Telp 02159402349 atau kunjungi www dot pengiritbbm dot blogspot dot c o m
Dimuat di majalah MOTOR edisi 341/XIII/11-24 Oktober 2008 bagian info produk P3R-N1K (PERNIK).
Segera terbit O2 sensor piggy back, berguna untuk mesin 2007 keatas dengan teknologi O2 sensor di header knalpotnya dan sudah menggunakan katalitik konverter
Bagi rekan yang sudah menggunakan hidrogen booster type apapun, perlu adanya alat ini, karena penggunaan hidrogen booster akan meningkatkan kadar O2 di gas buang knalpot, yang diartikan ECU sebagai mesin yang kurang besnsin/ miss measure. Jadi dengan piggy back untuk O2 sensor, maka ECU dibuat membaca ukuran yang benar, pengaruh signifikan adalah pada penghematan BBM. ada setingan yang disa pengguna putar dari dashboard mobil anda yang akan merubah lambda/ AFR setting yang ada.
Dengan penambahan hidrogen booster, maka mesin mampu berjalan pada kondisi sedikit lean dengan lambda maksimal 1,2
Jika mobil belum menggunakan O2 sensor, maka bisa menggunakan MAP/ MAF sensor piggyback seperti dimuat di tabloid otomotif beberapa edisi lalu sebelum lebaran, kami ada fotocopynya jika ada yang berminat/ bisa langsung hubungi bagian sirkulasi tabloid otomotif.

7.

OSN PTI

Posted by: "Mohamad Yunanda" yunanda_ajah@yahoo.com   yunanda_ajah

Wed Oct 22, 2008 10:39 am (PDT)

BEGIN MOD EDIT:
Pemberitahuan ini sudah masuk milis lebih dari 3x.

END MOD EDIT:

Sekapur Sirih

PT. PERTAMINA BEKERJASAMA DENGAN UNIVERSITAS INDONESIA
AKAN MENYELENGGARAKAN OLIMPIADE SAINS PERGURUAN TINGGI
seluruh INDONESIA (OSN-PTI 2008)

Dengan Tema "Mempersiapkan Generasi Indonesia
Berprestasi"

OSNPTI-2008 adalah sebuah ajang kompetisi sains
tingkat nasional yang dikhususkan bagi perguruan
tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh wilayah
Indonesia. Kompetisi ini diharapkan dapat menghasilkan
kandidat yang potensial untuk selanjutnya dibina dan
diajukan dalam ajang olimpiade tingkat internasional.
Kompetisi ini memperebutkan total hadiah beasiswa
sebesar 135 juta rupiah. Putaran kompetisi
dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tingkat daerah dan
tingkat pusat.

Bidang Yang Dilombakan
Matematika
Fisika
Kimia

Hadiah dan Penghargaan
1. Piagam Penghargaan
2. Beasiswa (total sebesar 135 juta rupiah)

Pendaftaran dan seleksi

1. Pendaftaran : 1 September - 31 Oktober 2008

2. Seleksi Peserta Tingkat Daerah : 3 November 2008

3. Seleksi Peserta Tingkat Pusat & Final : 5-9
Desember 2008

Tempat seleksi

Seleksi Daerah

Seleksi akan dilaksanakan serentak di tiap provinsi
seluruh Indonesia. Lokasi seleksi akan dipusatkan pada
universitas mitra OSN-PTI 2008 atau lebih dikenal
dengan universitas Local Partner yang bekerjasama
dalam pelaksaan seleksi tingkat provinsi. Universitas
mitra ini berada pada ibukota setiap provinsi.

download daftar universitas mitra

Seleksi Tingkat Pusat dan Final

Setelah peserta lolos ke putaran selanjutnya, maka
seleksi tingkat pusat dan final akan dilaksanakan di
Jakarta, tepatnya di kampus Universitas Indonesia.

Persyaratan Peserta
1. Peserta adalah mahasiswa S1 PTN dan PTS seluruh
Indonesia yang masih aktif kuliah dibuktikan dengan
kartu mahasiswa dan surat pengantar dari Ketua
Jurusan/Dekan/Rektor.
2. Jumlah peserta OSN-PTI 2008 per universitas tidak
dibatasi.
3. Kompetisi ini tidak berlaku bagi mahasiswa yang
pernah mengikuti lomba olimpiade tingkat mahasiswa
internasional.
4. Formulir dapat dikirim melalui Fax di 021-7866837
dan email di osn_pti@sci.ui.edu
5. Harap untuk melampirkan kartu mahasiswa dan surat
pengantar pada saat mengirimkan formulir pendaftaran
via email ataupun fax.
6. Formulir dapat di download melalui website
www.sci.ui.edu/osnpti, dan bagi calon peserta yang
telah mendownload formulir peserta dari website,
diperbolehkan tidak menyertakan surat pemberitahuan
dikarenakan telah adanya tanda tangan persetujuan dari
Ketua Jurusan/Dekan/Rektor, dan harus tetap
melampirkan kartu mahasiswa.

Fasilitas
1. Seleksi Peserta untuk tingkat daerah akan
dilaksanakan di setiap Propinsi.
2. Bagi peserta yang memenangkan seleksi tingkat
daerah akan mendapat fasilitas akomodasi dan
transportasi untuk mengikuti seleksi tingkat pusat di
Jakarta.

Workshop dan Seminar

Panitia menyelenggarakan seminar dan workshop bagi
peserta dan pendamping.

Informasi dan Pendaftaran

Gedung A lt.2, Kampus FMIPA UI Depok 16421

Telp. 7866837, 7863436, 7863437 Fax. 7866837, 7270012

Email: osn_pti@sci.ui.edu

Website: http://sci.ui.edu

Contact Person : Bpk. Erning (021) 95642468, 081317288313

8.

Nano Energizer: Repair, Restore, Protect Engine

Posted by: "rifaiazis" rifaiazis@yahoo.com   rifaiazis

Wed Oct 22, 2008 10:39 am (PDT)

Nano Energizer adalah partikel ceramic nano yang sangat kecil, yang
dikembangkan oleh Korea Nano Tech Institute. Sudah dipasarkan di 30
negara, al.: USA, Inggris, China, Australia, India, Thailand, dll.

Nano Energizer mampu merestorasi (memulihkan) bagian mesin yang aus
karena gesekan (seperti seher/piston), sehingga kompressi menjadi
normal kembali. Pulihnya sistem kompressi ini mempunyai efek yang
sangat luas, seperti (untuk mobil): BBM jadi hemat, asap mobil
berkurang bahkan hilang, tenaga mesin bertambah, tarikan jadi ringan,
dan lain-lain.

www.nanozr.com / www.nanozr.co.id

Azis Rifai
Sales Supervisor
PT. Unimax Power
Komplek GAding Batavia LC 8/39
Kelapa Gading Permai Jakarta
Ph : (021) 45854340,(021) 33442008
Fax. (021) 45854341
Mobile: 085624191808 / (021) 92815322
Email: azis.rifai@nanozr.co.id
Website: www.nanozr.co.id / www.nanozr.com

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Finance

It's Now Personal

Guides, news,

advice & more.

Cat Groups

on Yahoo! Groups

Share pictures &

stories about cats.

Everyday Wellness

on Yahoo! Groups

Find groups that will

help you stay fit.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================

Tidak ada komentar: