Messages In This Digest (15 Messages)
- 1.
- [artikel] Andy F Noya: Belajar dari sejarah! From: ukhti hazimah
- 2.1.
- Re: salam kenal From: ukhti hazimah
- 3.
- coba saja mumpung gratis From: graham wiratama
- 4a.
- Re: [catcil] Ini Soal Selera From: Rini Agus Hadiyono
- 4b.
- Re: [catcil] Ini Soal Selera From: bApaKne vLeA
- 4c.
- Re: [catcil] Ini Soal Selera From: bApaKne vLeA
- 4d.
- Re: [catcil] Ini Soal Selera From: ela_itis
- 5a.
- Yayan_unj invited you to compare books From: Yayan_unj
- 5b.
- Yayan_unj invited you to compare books From: Yayan_unj
- 6.
- [cerpen] RSJ Sumber Waras: Eh, lo pada tempat favorit nongkrong dim From: caliyan
- 7.
- Ketegaran Sang Penangkal Petir From: dkadarusman
- 8.
- LOWONGAN: Guru Kreatif dan Progresif From: FITRI ARLinkaSARI
- 9.
- Fw: [thullaby_sulsel] Info KERENNN_IKUT YuuuKKK From: fazza purbaningrum
- 10.
- Fwd:Cuba Test ini kat isteri Anda From: Linda
- 11.
- KEBANGGAAN KITA : Pelajar Indonesia Juara Lomba Lukis Internasional From: FITRI ARLinkaSARI
Messages
- 1.
-       [artikel] Andy F Noya: Belajar dari sejarah!Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimahSat Nov 29, 2008 4:44 am (PST)Kisah yang sangat inspiratif, diambil dari milis historia
 
 :sinta:
 
 "Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
 BloG aKu & buKu
 http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com 
 BloG RaMe-RaMe
 http://sinthionk.multiply. ; http://sinthionk.com rezaervani. com 
 YM : SINTHIONK
 
 ----- Forwarded Message ----
 From: Asep Kambali <kang_asepk@yahoo.com >
 To: kpsbi <komunitashistoria@yahoogroups. >com 
 Sent: Friday, November 28, 2008 11:13:53 PM
 Subject: [HISTORIA-INDONESIA] Andy F Noya: Belajar dari sejarah! [Courtesy: Air Putih] 
 
 --- Pada Jum, 28/11/08, suwandi ahmad <wandi@airputih. or.id> menulis:
 
 Dari: suwandi ahmad <wandi@airputih. or.id>
 Topik: [airputih] Kaca Spion (Andy F Noya)
 Kepada: airputih@yahoogroup s.com
 Tanggal: Jumat, 28 November, 2008, 12:52 AM
 
 Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan
 Soemantri Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said, Jakarta.
 Tapi, suatu hari ada kerinduan dan dorongan yang luar biasa untuk ke
 sana . Bukan untuk baca buku, melainkan makan gado-gado di luar pagar
 perpustakaan. Gado-gado yang dulu selalu membuat saya ngiler. Namun
 baru dua tiga suap, saya merasa gado-gado yang masuk ke mulut jauh
 dari bayangan masa lalu. Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat
 sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul. Padahal ini
 gado-gado yang saya makan dulu. Kain penutup hitamnya sama. Penjualnya
 juga masih sama.
 Tapi mengapa rasanya jauh berbeda? malamnya, soal gado-gado itu saya
 ceritakan kepada istri. Bukan soal rasanya yang mengecewakan, tetapi
 ada hal lain yang membuat saya gundah.
 
 Sewaktu kuliah, hampir setiap siang, sebelum ke kampus saya selalu
 mampir ke perpustakaan Soemantri Brodjonegoro. Ini tempat favorit
 saya. Selain karena harus menyalin bahan-bahan pelajaran dari
 buku-buku wajib yang tidak mampu saya beli, berada di antara ratusan
 buku membuat saya merasa begitu bahagia.
 Biasanya satu sampai dua jam saya di sana. Jika masih ada waktu, saya
 melahap buku-buku yang saya minati. Bau harum buku, terutama buku
 baru, sungguh membuat pikiran terang dan hati riang. Sebelum
 meninggalkan perpustakaan, biasanya saya singgah di gerobak gado-gado
 di sudut jalan, di luar pagar. Kain penutupnya khas, warna hitam.
 Menurut saya, waktu itu, inilah gado-gado paling enak seantero
 Jakarta. Harganya Rp 500 sepiring sudah termasuk lontong.
 Makan sepiring tidak akan pernah puas. Kalau ada uang lebih, saya
 pasti nambah satu piring lagi. Tahun berganti tahun. Drop out dari
 kuliah, saya bekerja di Majalah TEMPO sebagai reporter buku Apa dan
 Siapa Orang Indonesia . Kemudian pindah menjadi reporter di Harian
 Bisnis Indonesia . Setelah itu menjadi redaktur di Majalah MATRA.
 Karir saya terus meningkat hingga menjadi pemimpin redaksi di Harian
 Media Indonesia dan Metro TV.
 Sampai suatu hari, kerinduan itu datang. Saya rindu makan gado-gado di
 sudut jalan itu. Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya
 menjadi gundah. Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan
 kegundahan tersebut. Saya risau saya sudah berubah dan tidak lagi
 menjadi diri saya sendiri. Padahal sejak kecil saya berjanji jika
 suatu hari kelak saya punya penghasilan yang cukup, punya mobil
 sendiri, dan punya rumah sendiri, saya tidak ingin berubah. Saya tidak
 ingin menjadi sombong karenanya.
 Hal itu berkaitan dengan pengalaman masa kecil saya di Surabaya .
 Sejak kecil saya benci orang kaya. Ada kejadian yang sangat membekas
 dan menjadi trauma masa kecil saya. Waktu itu umur saya sembilan
 tahun. Saya bersama seorang teman berboncengan sepeda hendak bermain
 bola. Sepeda milik teman yang saya kemudikan menyerempet sebuah mobil.
 Kaca spion mobil itu patah.
 Begitu takutnya, bak kesetanan saya berlari pulang. Jarak 10 kilometer
 saya tempuh tanpa berhenti. Hampir pingsan rasanya. Sesampai di rumah
 saya langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Upaya yang
 sebenarnya sia-sia. Sebab waktu itu kami hanya tinggal di sebuah
 garasi mobil, di Jalan Prapanca. Garasi mobil itu oleh pemiliknya
 disulap menjadi kamar untuk disewakan kepada kami. Dengan ukuran kamar
 yang cuma enam kali empat meter, tidak akan sulit menemukan saya.
 Apalagi tempat tidur di mana saya bersembunyi adalah satu-satunya
 tempat tidur di ruangan itu. Tak lama kemudian, saya mendengar
 keributan di luar. Rupanya sang pemilik mobil datang. dengan suara
 keras dia marah-marah dan mengancam ibu saya. Intinya dia meminta
 ganti rugi atas kerusakan mobilnya.
 Pria itu, yang cuma saya kenali dari suaranya yang keras dan tidak
 bersahabat, akhirnya pergi setelah ibu berjanji akan mengganti kaca
 spion mobilnya. Saya ingat harga kaca spion itu Rp 2.000. Tapi uang
 senilai itu, pada tahun 1970, sangat besar. Terutama bagi ibu yang
 mengandalkan penghasilan dari menjahit baju. Sebagai gambaran, ongkos
 menjahit baju waktu itu Rp 1.000 per potong. Satu baju memakan waktu
 dua minggu. Dalam sebulan, order jahitan tidak menentu. Kadang sebulan
 ada tiga, tapi lebih sering cuma satu. Dengan penghasilan dari
 menjahit itulah kami - ibu, dua kakak, dan saya - harus bisa bertahan
 hidup sebulan.
 
 Setiap bulan ibu harus mengangsur ganti rugi kaca spion tersebut.
 Setiap akhir bulan sang pemilik mobil, atau utusannya, datang untuk
 mengambil uang.
 Begitu berbulan-bulan. Saya lupa berapa lama ibu harus menyisihkan
 uang untuk itu. Tetapi rasanya tidak ada habis-habisnya. Setiap akhir
 bulan, saat orang itu datang untuk mengambil uang, saya selalu
 ketakutan. Di mata saya dia begitu jahat. Bukankah dia kaya? Apalah
 artinya kaca spion mobil baginya? Tidakah dia berbelas kasihan melihat
 kondisi ibu dan kami yang hanya menumpang di sebuah garasi?
 
 Saya tidak habis mengerti betapa teganya dia. Apalagi jika melihat
 wajah ibu juga gelisah menjelang saat-saat pembayaran tiba. Saya benci
 pemilik mobil itu. Saya benci orang-orang yang naik mobil mahal. Saya
 benci orang kaya.
 
 Untuk menyalurkan kebencian itu, sering saya mengempeskan ban
 mobil-mobil mewah. Bahkan anak-anak orang kaya menjadi sasaran saya.
 Jika musim layangan, saya main ke kompleks perumahan
 orang-orang kaya. Saya menawarkan jasa menjadi tukang gulung benang
 gelasan ketika mereka adu layangan. Pada saat mereka sedang asyik,
 diam-diam benangnya saya putus dan gulungan benang gelasannya saya
 bawa lari. Begitu berkali-kali. Setiap berhasil melakukannya, saya
 puas. Ada dendam yang terbalaskan.
 
 Sampai remaja perasaan itu masih ada. Saya muak melihat orang-orang
 kaya di dalam mobil mewah. Saya merasa semua orang yang naik mobil
 mahal jahat. Mereka orang-orang yang tidak punya belas kasihan. Mereka
 tidak punya hati nurani.
 
 Nah, ketika sudah bekerja dan rindu pada gado-gado yang dulu semasa
 kuliah begitu lezat, saya dihadapkan pada kenyataan rasa gado-gado itu
 tidak enak di lidah. Saya gundah. Jangan-jangan sayalah yang sudah
 berubah. Hal yang sangat saya takuti. Kegundahan itu saya utarakan
 kepada istri. Dia hanya tertawa. ''Andy Noya, kamu tidak usah merasa
 bersalah. Kalau gado-gado langgananmu dulu tidak lagi nikmat, itu
 karena sekarang kamu sudah pernah merasakan berbagai jenis makanan.
 Dulu mungkin kamu hanya bisa makan gado-gado di pinggir jalan.
 Sekarang, apalagi sebagai wartawan, kamu punya kesempatan mencoba
 makanan yang enak-enak. Citarasamu sudah meningkat,'' ujarnya. Ketika
 dia melihat saya tetap gundah, istri saya mencoba meyakinkan, "Kamu
 berhak untuk itu. Sebab kamu sudah bekerja keras." Tidak mudah untuk
 untuk menghilangkan perasaan bersalah itu. Sama sulitnya dengan
 meyakinkan diri saya waktu itu bahwa tidak semua orang kaya itu jahat.
 
 Dengan karir yang terus meningkat dan gaji yang saya terima, ada
 ketakutan saya akan berubah. Saya takut perasaan saya tidak lagi
 sensisitif. Itulah kegundahan hati saya setelah makan gado-gado yang
 berubah rasa. Saya takut bukan rasa gado-gado yang berubah, tetapi
 sayalah yang berubah. Berubah menjadi sombong.
 
 Ketakutan itu memang sangat kuat. Saya tidak ingin menjadi tidak
 sensitif. Saya tidak ingin menjadi seperti pemilik mobil yang kaca
 spionnya saya tabrak. Kesadaran semacam itu selalu saya tanamkan dalam
 hati. Walau dalam kehidupan sehari-hari sering menghadapi ujian. Salah
 satunya ketika mobil saya ditabrak sepeda motor dari belakang.
 Penumpang dan orang yang dibonceng terjerembab. Pada siang terik,
 ketika jalanan macet, ditabrak dari belakang, sungguh ujian yang berat
 untuk tidak marah. Rasanya ingin melompat dan mendamprat pemilik motor
 yang menabrak saya. Namun, saya terkejut ketika menyadari yang
 dibonceng adalah seorang ibu tua dengan kebaya lusuh.
 Pengemudi motor adalah anaknya. Mereka berdua pucat pasi. Selain
 karena terjatuh, tentu karena melihat mobil saya penyok. Hanya dalam
 sekian detik bayangan masa kecil saya melintas. Wajah pucat itu serupa
 dengan wajah saya ketika menabrak kaca spion.
 
 Wajah yang merefleksikan ketakutan akan akibat yang harus mereka tanggung.
 
 Sang ibu, yang ecet-lecet di lutut dan sikunya, berkali-kali meminta
 maaf atas keteledoran anaknya. Dengan mengabaikan lukanya, dia
 berusaha meluluhkan hati saya. Setidaknya agar saya tidak menuntut
 ganti rugi.
 Sementara sang anak terpaku membisu. Pucat pasi. Hati yang panas
 segera luluh. Saya tidak ingin mengulang apa yang pernah terjadi pada
 saya. Saya tidak boleh membiarkan benih kebencian lahir siang itu.
 Apalah artinya mobil yang penyok berbanding beban yang harus mereka pikul.
 Maka saya bersyukur. Bersyukur pernah berada di posisi mereka. Dengan
 begitu saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Setidaknya siang
 itu saya tidak ingin lahir sebuah benih kebencian. Kebencian seperti
 yang pernah saya rasakan dulu. Kebencian yang lahir dari pengalaman
 hidup yang pahit.
 
 "
 _____________________ _________ __ 
 Apakah saya bisa menurunkan berat badan?
 Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!
 "
 
 
- 2.1.
-       Re: salam kenalPosted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimahSat Nov 29, 2008 6:16 am (PST)wah...salam kenal bu Yulia, seneng banget neh SK bandung nambah. Jadi klo ngumpul gak mbulet orang-orang itu :P
 
 Selamat datang di kelas, en ditunggu cerita-ceritanya ^_^
 
 :sinta:
 
 "Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
 BloG aKu & buKu
 http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com 
 BloG RaMe-RaMe
 http://sinthionk.multiply. ; http://sinthionk.com rezaervani. com 
 YM : SINTHIONK
 
 _____________________ _________ __ 
 From: Yulia Hendayana <ummuhamasy@yahoo.co.id >
 To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com 
 Sent: Friday, November 28, 2008 7:26:27 PM
 Subject: [sekolah-kehidupan] salam kenal
 
 saya anggota baru eSKa dari Bandung. Sebenarnya sudah lama ingin gabung, tapi baru smpat... Kang Hadian kapan mau ke Majalaya lagi. Salam kenal dari saya (ummuhamasy) , saya istri Pak Zenal M (KCD 5). kenal kan?
 _____________________ _________ __ 
 Nama baru untuk Anda!
 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
 Cepat sebelum diambil orang lain!
 
 
- 3.
-       coba saja mumpung gratisPosted by: "graham wiratama" graham_act@yahoo.comSat Nov 29, 2008 7:37 am (PST)http://www.komisigratis.com/ ?id=graham 
 tinggal dobel klik pada link diatas.
 
 semoga bisa bermanfaat untuk semua
 
 Graham Wiratama
 
 graham_act@yahoo.com 
 
 fs : iblizberhatiemaz@yahoo.com 
 08562686600
 Semarang
 
 
- 4a.
-       Re: [catcil] Ini Soal SeleraPosted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com rinurbadSat Nov 29, 2008 2:30 pm (PST)Sependapat, Nop.
 Aku sendiri pernah terkecoh oleh sampul (walaupun ini agak jarang,
 karena bagiku kaver nomor dua) dan sinopsis, belum lagi review yang
 berdasarkan selera orang lain alias peer pressure. Nggak enak banget
 deh..
 Makanya sekarang aku berhati-hati dan lebih menyeleksi lagi..kalau
 perlu, beli buku kayak beli baju..ngider sampai gempor trus balik
 lagi kalo emang yakin hahaha..
 Maka dari itu juga aku belum baca Da Vinci Code [padahal tinggal
 minjem sama ponakan] dan tetralogi yang sedang menjulang hebohnya
 karena disebut inspiratif itu..hehehe.. 
 
 Merdeka!:-)
 
 Terus membaca dan menulis,
 Rinurbad
 
 
- 4b.
-       Re: [catcil] Ini Soal SeleraPosted by: "bApaKne vLeA" kampungcahaya@yahoo.com kampungcahayaSat Nov 29, 2008 4:47 pm (PST)selera membaca saya lebih mirip keranjang sampah. buku yang saya baca bisa filsafat hingga stensilan. semua berdasar rasa ingin tahu dan kebutuhan. membeli buku juga begitu. ada buku2 yg memang kubeli tidak utk dibaca dlm waktu dekat atau sudah pernah kubaca tapi belum punya.
 saya pernah mengalami kebencian pada selera publik. emoh baca buku yg dibaca oleh banyak orang. tapi menurutku itu tidak membawaku ke mana2. aku hanya sibuk mengurusi apa yg disukai n tdk disukai orang lain. membaca adalah aktivitas personal, kenapa mesti merasa terbebani oleh selera komunal?
 
 bloglomba, blogbacatulis, anakaletta
 
 --- On Sat, 11/29/08, Yon's Revolta <kolumnis@gmail.com > wrote:
 From: Yon's Revolta <kolumnis@gmail.com >
 Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [catcil] Ini Soal Selera
 To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com 
 Date: Saturday, November 29, 2008, 2:11 PM
 
 sayah paling suka baca novel
 yang inspiratif sambil tiduran.
 tapi lebih banyak tidurnya dari pada
 bacanya ^_^
 
 salam
 yon's
 abis baca novel taj mahal yang butuh waktu 2,5 bulan
 
 --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , novi khansa'com 
 <novi_ningsih@...> wrote: 
 >
 > Seperti halnya makanan...
 > bacaan juga ada seleranya.
 >
 > Aku
 > suka membaca. Sejak mata ini melek huruf, aku suka sekali membaca.
 > Semua yang ada di hadapanku aku baca. Iklan di jalanan sampai acara TV
 > yang ada bacaannya.
 >
 > Selera bacaanku macam-macam. Kadang
 > tergantung mood. Kadang tergantung suasana hati. Kadang tidak
 > tergantung apapun, hanya saja karena tertarik atau penasaran.
 >
 > Tak
 > jarang aku membeli buku karena resensi yang diulas di media massa.
 > Seperti halnya ketika aku membeli Harry Potter untuk yang pertama
 > kalinya. Eh, giliran booming, kok ya jadi biasa aja, hehe... Nih, udah
 > minjem harpot 6-7, ga kelar-kelar juga bacanya.
 >
 > Pernah juga
 > membeli buku karena diributkan sama orang banyak. Eh, pas beli, baru
 > beberapa halaman baca, kok aku udah malas, bosan... malah langsung
 > menuju halaman terakhir... cari endingnya.
 >
 > Lalu, pernah juga
 > tergoda membeli buku karena sinopsisnya bagus di cover belakang buku...
 > eh, kok mengecewakan secara sudut pandangnya itu... haduuuh, aku ga mau
 > teracuni, deh, hehehe...
 >
 > Lalu, aku pernah penasaran sama buku
 > yang katanya setelah di-film-kan bagus... dan aku teratarik dengan
 > temanya yang aku sukai, tapi.. cuma berapa halaman, aku belum juga
 > ketemu greget, jadinya belum aku terusin juga bacanya.
 >
 > Aku suka berlama-lama di toko buku hingga aku menemukan buku yang
 tepat.
 >
 > Suatu ketika aku tertarik dengan buku Jacquiline Wilson, The Lottie
 Project... dan semenjak itu aku makin cinta sama buku-buku
 karangannya... halah... 
 >
 > Aku
 > suka semuanya, isinya, ilustrasinya, temanya. Berlanjut aku membeli dua
 > bukunya yang lain. Dan ternyata, setelah perbincangan panjang soal buku
 > dan selera, seorang teman pun punya minat yang sama dengan karya
 > Jacquiline Wilson ;)
 >
 > Membaca Laskar Pelangi justru setelah meminjam Sang Pemimpi dan Edensor
 > dari seorang teman, hehehe Mr. Veby, thanks ya :D. Bukan ketika booming
 > nan heboh itu, halah... Sekarang menanti kiriman Maryamah Karpov yang
 > udah dipesan dari kemaren-kemaren, demi diskon :P
 >
 > Pernah juga
 > ketika aku menyukai sebuah buku. Aku pun mencoba membeli buku dari
 > penulis yang sama. Oh no... aku langsung bosan mendadak. Ada yang 2
 > buku telah aku lahap, aku tak lagi membeli bukunya yang ketiga. Ada
 > yang baru satu buku aku lahap, plus cerpennya, aku enggan membeli yang
 > lain lagi. Atau aku sama sekali cukup puas hanya memiliki satu buku
 > tanpa harus membeli sekuelnya...
 >
 > Yah, sekali lagi soal selera...
 >
 > Sebagai
 > manusia pembaca buku, aku pun bisa bosan... apalagi aku hidup dari
 > dunia buku. Setiap hari harus berhadapan dengan naskah dan naskah...
 >
 > Sebagai seorang layouter dan copy editor aku sering membaca naskah
 (belum jadi buku).
 >
 > Naskah
 > yang aku baca macam-macam. Ada yang memang harus aku baca (tentunya
 > ketika mengedit). Saat itu, tertarik ga tertarik, harus bisa membaca
 > naskah itu hingga tuntas, berusaha mengemasnya menjadi enak dibaca.
 > Yeah, kan katanya editor itu jembatannya penulis dan pembaca :D.
 >
 > Sedangkan,
 > ketika me-layout naskah beda lagi. Ga semua naskah bisa dibaca, atau
 > tertarik dibaca. Kecuali, ketika tak sengaja mata menangkap judul yang
 > menarik atau harus menarik beberapa kalimat untuk diletakkan dalam
 > kutipan dan dihias sedemikian rupa.
 >
 > Yah, tetep sih, walau
 > berurusan dengan naskah setiap harinya, lebih enak baca buku pas udah
 > jadi :D. ga bikin mata ngantuk dan bisa dibawa ke mana-mana.
 >
 >
 > Bagaimana dengan selera membacamu? ;)
 >
 >
 >
 >
 > novi_khansa'kreatif 
 > ~Graphic Design 4 Publishing~
 > YM : novi_ningsih
 > http://akunovi.multiply. com 
 > http://novikhansa.wordpress. com/ 
 >
 
 --------------------- --------- ------ 
 
 Yahoo! Groups Links
 
 
- 4c.
-       Re: [catcil] Ini Soal SeleraPosted by: "bApaKne vLeA" kampungcahaya@yahoo.com kampungcahayaSat Nov 29, 2008 5:04 pm (PST)selera membaca saya lebih mirip keranjang sampah. buku yang saya baca bisa filsafat hingga stensilan. semua berdasar rasa ingin tahu dan kebutuhan. membeli buku juga begitu. ada buku2 yg memang kubeli tidak utk dibaca dlm waktu dekat atau sudah pernah kubaca tapi belum punya.
 saya pernah mengalami kebencian pada selera publik. emoh baca buku yg dibaca oleh banyak orang. tapi menurutku itu tidak membawaku ke mana2. aku hanya sibuk mengurusi apa yg disukai n tdk disukai orang lain. membaca adalah aktivitas personal, kenapa mesti merasa terbebani oleh selera komunal?
 
 bloglomba, blogbacatulis, anakaletta
 
 --- On Sat, 11/29/08, Yon's Revolta <kolumnis@gmail.com > wrote:
 From: Yon's Revolta <kolumnis@gmail.com >
 Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [catcil] Ini Soal Selera
 To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com 
 Date: Saturday, November 29, 2008, 2:11 PM
 
 sayah paling suka baca novel
 yang inspiratif sambil tiduran.
 tapi lebih banyak tidurnya dari pada
 bacanya ^_^
 
 salam
 yon's
 abis baca novel taj mahal yang butuh waktu 2,5 bulan
 
 --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , novi khansa'com 
 <novi_ningsih@...> wrote: 
 >
 > Seperti halnya makanan...
 > bacaan juga ada seleranya.
 >
 > Aku
 > suka membaca. Sejak mata ini melek huruf, aku suka sekali membaca.
 > Semua yang ada di hadapanku aku baca. Iklan di jalanan sampai acara TV
 > yang ada bacaannya.
 >
 > Selera bacaanku macam-macam. Kadang
 > tergantung mood. Kadang tergantung suasana hati. Kadang tidak
 > tergantung apapun, hanya saja karena tertarik atau penasaran.
 >
 > Tak
 > jarang aku membeli buku karena resensi yang diulas di media massa.
 > Seperti halnya ketika aku membeli Harry Potter untuk yang pertama
 > kalinya. Eh, giliran booming, kok ya jadi biasa aja, hehe... Nih, udah
 > minjem harpot 6-7, ga kelar-kelar juga bacanya.
 >
 > Pernah juga
 > membeli buku karena diributkan sama orang banyak. Eh, pas beli, baru
 > beberapa halaman baca, kok aku udah malas, bosan... malah langsung
 > menuju halaman terakhir... cari endingnya.
 >
 > Lalu, pernah juga
 > tergoda membeli buku karena sinopsisnya bagus di cover belakang buku...
 > eh, kok mengecewakan secara sudut pandangnya itu... haduuuh, aku ga mau
 > teracuni, deh, hehehe...
 >
 > Lalu, aku pernah penasaran sama buku
 > yang katanya setelah di-film-kan bagus... dan aku teratarik dengan
 > temanya yang aku sukai, tapi.. cuma berapa halaman, aku belum juga
 > ketemu greget, jadinya belum aku terusin juga bacanya.
 >
 > Aku suka berlama-lama di toko buku hingga aku menemukan buku yang
 tepat.
 >
 > Suatu ketika aku tertarik dengan buku Jacquiline Wilson, The Lottie
 Project... dan semenjak itu aku makin cinta sama buku-buku
 karangannya... halah... 
 >
 > Aku
 > suka semuanya, isinya, ilustrasinya, temanya. Berlanjut aku membeli dua
 > bukunya yang lain. Dan ternyata, setelah perbincangan panjang soal buku
 > dan selera, seorang teman pun punya minat yang sama dengan karya
 > Jacquiline Wilson ;)
 >
 > Membaca Laskar Pelangi justru setelah meminjam Sang Pemimpi dan Edensor
 > dari seorang teman, hehehe Mr. Veby, thanks ya :D. Bukan ketika booming
 > nan heboh itu, halah... Sekarang menanti kiriman Maryamah Karpov yang
 > udah dipesan dari kemaren-kemaren, demi diskon :P
 >
 > Pernah juga
 > ketika aku menyukai sebuah buku. Aku pun mencoba membeli buku dari
 > penulis yang sama. Oh no... aku langsung bosan mendadak. Ada yang 2
 > buku telah aku lahap, aku tak lagi membeli bukunya yang ketiga. Ada
 > yang baru satu buku aku lahap, plus cerpennya, aku enggan membeli yang
 > lain lagi. Atau aku sama sekali cukup puas hanya memiliki satu buku
 > tanpa harus membeli sekuelnya...
 >
 > Yah, sekali lagi soal selera...
 >
 > Sebagai
 > manusia pembaca buku, aku pun bisa bosan... apalagi aku hidup dari
 > dunia buku. Setiap hari harus berhadapan dengan naskah dan naskah...
 >
 > Sebagai seorang layouter dan copy editor aku sering membaca naskah
 (belum jadi buku).
 >
 > Naskah
 > yang aku baca macam-macam. Ada yang memang harus aku baca (tentunya
 > ketika mengedit). Saat itu, tertarik ga tertarik, harus bisa membaca
 > naskah itu hingga tuntas, berusaha mengemasnya menjadi enak dibaca.
 > Yeah, kan katanya editor itu jembatannya penulis dan pembaca :D.
 >
 > Sedangkan,
 > ketika me-layout naskah beda lagi. Ga semua naskah bisa dibaca, atau
 > tertarik dibaca. Kecuali, ketika tak sengaja mata menangkap judul yang
 > menarik atau harus menarik beberapa kalimat untuk diletakkan dalam
 > kutipan dan dihias sedemikian rupa.
 >
 > Yah, tetep sih, walau
 > berurusan dengan naskah setiap harinya, lebih enak baca buku pas udah
 > jadi :D. ga bikin mata ngantuk dan bisa dibawa ke mana-mana.
 >
 >
 > Bagaimana dengan selera membacamu? ;)
 >
 >
 >
 >
 > novi_khansa'kreatif 
 > ~Graphic Design 4 Publishing~
 > YM : novi_ningsih
 > http://akunovi.multiply. com 
 > http://novikhansa.wordpress. com/ 
 >
 
 --------------------- --------- ------ 
 
 Yahoo! Groups Links
 
 
- 4d.
-       Re: [catcil] Ini Soal SeleraPosted by: "ela_itis" ela_itis@yahoo.com ela_itisSun Nov 30, 2008 12:25 am (PST)aQ suka baca resensinya dulu, baru baca endingnya, baru deh baca dari
 awal.
 gak tahu kenapa itu jadi kebiasaan.
 kalo resensinya jelek, aQ gak bakalan minjem apalagi beli tuh buku.
 kalo endingnya bagus, aQ jadi pengen baca saat itu juga.
 tapi emang semua sesuai selera.
 
 --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , novi khansa'com 
 <novi_ningsih@...> wrote: 
 >
 > Seperti halnya makanan...
 > bacaan juga ada seleranya.
 >
 > Aku
 > suka membaca. Sejak mata ini melek huruf, aku suka sekali membaca.
 > Semua yang ada di hadapanku aku baca. Iklan di jalanan sampai acara TV
 > yang ada bacaannya.
 >
 > Selera bacaanku macam-macam. Kadang
 > tergantung mood. Kadang tergantung suasana hati. Kadang tidak
 > tergantung apapun, hanya saja karena tertarik atau penasaran.
 >
 > Tak
 > jarang aku membeli buku karena resensi yang diulas di media massa.
 > Seperti halnya ketika aku membeli Harry Potter untuk yang pertama
 > kalinya. Eh, giliran booming, kok ya jadi biasa aja, hehe... Nih, udah
 > minjem harpot 6-7, ga kelar-kelar juga bacanya.
 >
 > Pernah juga
 > membeli buku karena diributkan sama orang banyak. Eh, pas beli, baru
 > beberapa halaman baca, kok aku udah malas, bosan... malah langsung
 > menuju halaman terakhir... cari endingnya.
 >
 > Lalu, pernah juga
 > tergoda membeli buku karena sinopsisnya bagus di cover belakang buku...
 > eh, kok mengecewakan secara sudut pandangnya itu... haduuuh, aku ga mau
 > teracuni, deh, hehehe...
 >
 > Lalu, aku pernah penasaran sama buku
 > yang katanya setelah di-film-kan bagus... dan aku teratarik dengan
 > temanya yang aku sukai, tapi.. cuma berapa halaman, aku belum juga
 > ketemu greget, jadinya belum aku terusin juga bacanya.
 >
 > Aku suka berlama-lama di toko buku hingga aku menemukan buku yang
 tepat.
 >
 > Suatu ketika aku tertarik dengan buku Jacquiline Wilson, The Lottie
 Project... dan semenjak itu aku makin cinta sama buku-buku
 karangannya... halah... 
 >
 > Aku
 > suka semuanya, isinya, ilustrasinya, temanya. Berlanjut aku membeli dua
 > bukunya yang lain. Dan ternyata, setelah perbincangan panjang soal buku
 > dan selera, seorang teman pun punya minat yang sama dengan karya
 > Jacquiline Wilson ;)
 >
 > Membaca Laskar Pelangi justru setelah meminjam Sang Pemimpi dan Edensor
 > dari seorang teman, hehehe Mr. Veby, thanks ya :D. Bukan ketika booming
 > nan heboh itu, halah... Sekarang menanti kiriman Maryamah Karpov yang
 > udah dipesan dari kemaren-kemaren, demi diskon :P
 >
 > Pernah juga
 > ketika aku menyukai sebuah buku. Aku pun mencoba membeli buku dari
 > penulis yang sama. Oh no... aku langsung bosan mendadak. Ada yang 2
 > buku telah aku lahap, aku tak lagi membeli bukunya yang ketiga. Ada
 > yang baru satu buku aku lahap, plus cerpennya, aku enggan membeli yang
 > lain lagi. Atau aku sama sekali cukup puas hanya memiliki satu buku
 > tanpa harus membeli sekuelnya...
 >
 > Yah, sekali lagi soal selera...
 >
 > Sebagai
 > manusia pembaca buku, aku pun bisa bosan... apalagi aku hidup dari
 > dunia buku. Setiap hari harus berhadapan dengan naskah dan naskah...
 >
 > Sebagai seorang layouter dan copy editor aku sering membaca naskah
 (belum jadi buku).
 >
 > Naskah
 > yang aku baca macam-macam. Ada yang memang harus aku baca (tentunya
 > ketika mengedit). Saat itu, tertarik ga tertarik, harus bisa membaca
 > naskah itu hingga tuntas, berusaha mengemasnya menjadi enak dibaca.
 > Yeah, kan katanya editor itu jembatannya penulis dan pembaca :D.
 >
 > Sedangkan,
 > ketika me-layout naskah beda lagi. Ga semua naskah bisa dibaca, atau
 > tertarik dibaca. Kecuali, ketika tak sengaja mata menangkap judul yang
 > menarik atau harus menarik beberapa kalimat untuk diletakkan dalam
 > kutipan dan dihias sedemikian rupa.
 >
 > Yah, tetep sih, walau
 > berurusan dengan naskah setiap harinya, lebih enak baca buku pas udah
 > jadi :D. ga bikin mata ngantuk dan bisa dibawa ke mana-mana.
 >
 >
 > Bagaimana dengan selera membacamu? ;)
 >
 >
 >
 >
 > novi_khansa'kreatif 
 > ~Graphic Design 4 Publishing~
 > YM : novi_ningsih
 > http://akunovi.multiply. com 
 > http://novikhansa.wordpress. com/ 
 >
 
 
- 5a.
-       Yayan_unj invited you to compare booksPosted by: "Yayan_unj" yayan_unj@yahoo.com c_al_iyanSat Nov 29, 2008 3:23 pm (PST)
 
 sekolah,
 
 Yayan_unj added you as a friend on Goodreads. We need you to confirm that you are, in fact, friends with Yayan_unj.
 
 To confirm this friend request, follow the below link:
 http://www.goodreads.com/friend/ i?n=sekolah& i=LTM2MDUzNDI5Nz g6Mzc3 
 &e=sekolah-kehidupan@yahoogroups. &utm_medium=com email&utm_ source=invite 
 
 - Yayan_unj
 (yayan_unj@yahoo.com )
 
 _____________________ ________ 
 To opt-out of future invites to Goodreads please follow this link: http://www.goodreads.com/user/ block_email? inviter_id= 1759784&utm_ medium=email& utm_source= invite 
 
 This email was sent by request to sekolah-kehidupan@yahoogroups. .com 
 
 
- 5b.
-       Yayan_unj invited you to compare booksPosted by: "Yayan_unj" yayan_unj@yahoo.com c_al_iyanSat Nov 29, 2008 3:26 pm (PST)
 
 sekolah,
 
 Yayan_unj added you as a friend on Goodreads. We need you to confirm that you are, in fact, friends with Yayan_unj.
 
 To confirm this friend request, follow the below link:
 http://www.goodreads.com/friend/ i?n=sekolah& i=LTM2MDUzNDI5Nz g6Mzc3 
 &e=sekolah-kehidupan@yahoogroups. &utm_medium=com email&utm_ source=invite 
 
 - Yayan_unj
 (yayan_unj@yahoo.com )
 
 _____________________ ________ 
 To opt-out of future invites to Goodreads please follow this link: http://www.goodreads.com/user/ block_email? inviter_id= 1759784&utm_ medium=email& utm_source= invite 
 
 This email was sent by request to sekolah-kehidupan@yahoogroups. .com 
 
 
- 6.
-       [cerpen] RSJ Sumber Waras: Eh, lo pada tempat favorit nongkrong dimPosted by: "caliyan" yayan_unj@yahoo.com c_al_iyanSat Nov 29, 2008 4:10 pm (PST)di tengah pembahasan rapat sidang penurunan harga garam se-indonesia
 di sebuah kontrakan di daerah menteng dalam cahaya terang dengan lima
 lampu teplok mengelilingi. Sebuah petromak menemani di tengah meja
 bundah peninggalan Sir Alex Jik Jak. Mereka menamakannya konferensi
 meja bundar. Pembahasan berlanjut untuk menyepakati untuk menurunkan
 harga garam yang mulai terimbas oleh krisis ekonomi dunia. Sebab
 sidang ini disebabkan akibat munculnya penyakit gondokan pada 50%
 rakyat ini. Maksudnya, gondokan adalah rakyat yang dengan mudahnya
 terhasut, menghasut agar negeri ini tak aman. Ya mereka kekurangan
 garam. tak pernah merasakan asinnya dunia dengan hadirnya mereka.
 
 Joni berdiri memegangi perutnya. Aku menyerah harga garam tak mungkin
 turun sampai kurun waktu 10 tahun mendatang. Rakyat masih
 menginginkannya naik. sudahlah, kita alihkan pembicaraan. kalian tahu
 gak tempat favorit nongkrong lo pada? Joni bergerak-gerak tak bisa diam.
 
 Abi menatap Joni. ia mengeluarkan pulpen ceteknya. gugup sambil
 mencetak-cetekkan pulpennya. semakin cepat saja. "kalau gw di
 pelataran gedung ismail marzuki" dijawabnya dengan gugup. Abi si ahli
 nujum dari karang belong cuma bisa terdiam setelahnya. setiap ada
 pagelaran di gedung itu dia selalu tampil disana menjajakan bunga disana.
 
 "Ah elo gak intelek banget sih! kalau gw di pelataran perpustakaan
 pusat" Rahmat membalas jawaban Abi. RAhmat si maniak baca selalu
 terlihat disana bukan untuk membaca tetapi menenteng tas besar dan
 menggelarnya di pelataran perpusnas. kembali lagi ia menjajakan buku
 disana.
 
 Malam yang dingin ditambah hujan tak henti membuat semua peserta meja
 bundar menguap. Kopi sudah tak mampu lagi mengganjal mata mereka.
 
 "Huaaaah, aku di masjid depan, biar lebih religius" sambung Mirsod
 memecah kantuk. Pemuda gaek keturunan Arab Depok ini PD menyampaikan
 tempat nongkrongnya. Mirsod setiap jumat memeng kerap terlihat disana
 ningkrong bareng yang lainnya untuk menjajakan minyak wangi berbau Pak
 Haji yang amat diminati pemuda, dewasa dan profesional karena baunya
 yang amat menusuk dan relatif murah.
 
 "Eh, lo tahu gak dimana toilet" Joni acuh pada jawaban teman-temannya.
 "di belakang belok kanan serong kiri dikit ya biar gak menghadap
 kiblat" Jawab Mirsod.
 
 Ya udah terima kasih. Lo pada unik. tempat nongkrong favoritnya keren
 keren. Kalau gw sih tak ada lagi selain toilet untuk tempat nongrong
 favorit. Habis sudah gak ada kali, atau empang untuk tempat nongrong
 lagi. Joni segera berlari memegangi perutnya yang buncit menuju toilet.
 
 Mirsod, Abi, dan yang Lainnya. Melotot. &^*(?:>"><>??::P?>>:" """(*&)%^ &&& 
 
 sambil tersenyum, "benar juga ya, panggilan perut pasti yang
 tervavorit untuk jadi tempat nongkrong ya di sana". Ha ha ha. Ruangan
 tiba-tiba gemuruh semuanya tertawa.
 
 Di dalam gedung yang tak pernah sepi dengan tawa, tangis dan renungan.
 Manusia yang ditakdirkan dipermainkan oleh pikirannya. Hujan masih
 deras. Aku masih berteduh di warung tenda. meneguk kopi mocca rasa
 menthol sekedar menyegarkan tubuh agar hangat dan tentunya biar si
 pemilik tidak keki karena telah menumpang berteduh. aku penasaran
 gedung apa ini. Kubaca plank nama gedung itu. tertulis, RSJ Sumber
 Waras?. "Pantes" kataku.
 
 rawadas
 30 november 2008
 http://ya2nya2n.multiply. com 
 
 
- 7.
-       Ketegaran Sang Penangkal PetirPosted by: "dkadarusman" dkadarusman@yahoo.com dkadarusmanSat Nov 29, 2008 4:41 pm (PST)Ketegaran Sang Penangkal Petir
 
 Hore,
 Hari Baru!
 Teman-teman.
 
 Saya sedang mencari rumput untuk domba-domba saya ketika petir
 menyambar-nyambar dilahan pertanian itu. Rumpun padi yang tengah
 menguning memantulkan cahaya yang berkilat-kilat dari langit. Gelegar
 sang halilintar membuat hati bergetar. Sosoknya laksana taring bara
 api yang hendak melumat siapa saja yang bisa dia sambar. Saya, dalam
 segenap debaran jantung, hanya bisa tiarap, sambil bersembunyi disela-
 sela rumpun padi. Berharap agar sang kilat tidak berhasil menemukan
 tempat persembunyian itu.
 
 Dikampung saya, petir sering menyambar pucuk-pucuk pohon kelapa yang
 menjulang tinggi. Oleh karenanya, tidak heran jika disana-sini banyak
 pohon kelapa yang ujungnya terpancung dengan warna kehitaman berbau
 hangus. Seketika itu sang pohon kelapa menjadi mati. Dikota tempat
 kita tinggal, sudah tidak banyak lagi pohon-pohon yang tinggi,
 sehingga kita tidak memiliki perisai alami untuk menghindari sambaran
 petir. Karena itu, kita membuat alat buatan untuk menangkalnya. Kita
 menyebutnya penangkal petir. Ketika petir menyambar, kekuatan
 dahsyatnya tersalurkan melalui kabel, lalu dinetralisir oleh bumi.
 Dengan begitu, sang halilintar seakan kehilangan keganasannya. Tak
 peduli betapa kuatnya dia menggelegar, bumi menetralisir
 keperkasaannya.
 
 Petir itu seperti pahit dan getir dalam hidup. Bagaikan cuaca yang
 tidak selamanya indah, kadang kehidupan kita juga diselimuti mendung
 sembari diselingi bunyi petir. Kadang-kadang, kita dihadapkan pada
 situasi yang tidak kita inginkan. Namun, begitulah adanya hidup.
 Kadang cerah, kadang mendung. Kadang indah, kadang membuat kita
 gelisah.
 
 Jika kita menggunakan penangkal petir untuk melindungi diri dari
 sambaran kilat sang halilintar, apakah gerangan yang bisa kita
 gunakan untuk melindungi diri dari rasa perih tantangan hidup?
 Diladang pertanian, kami memiki cara unik untuk melakukannya. Dan
 kami menyebutnya sebagai 'hariring', yaitu lagu yang dinyanyikan
 tanpa iringan musik. Karena kata `kuring' dalam bahasa kami
 berarti `saya', maka 'hariring kuring' mengandung makna, 'nyanyian
 untuk diri sendiri'.
 
 Kami menyanyikan hariring kuring ketika sedang merawat tanaman atau
 membajak sawah dengan menggunakan kerbau penarik bajak untuk
 menggemburkan tanah. Kami menyebutnya nyingkal atau ngagaru. Artinya,
 membolak-balik dan meratakan tanah sehingga tanaman menjadi mudah
 untuk tumbuh dengan subur.
 
 Pak Tani tidak pernah menyanyikan lagu tentang kesedihan atau
 keluhan. Lagu yang di-hariring-kannya adalah lagu tentang rasa syukur 
 dan semangat kerja yang membara. Atau tentang do'a dan pengharapan.
 Tentang mimpi yang indah. Tentang panen yang melimpah. Tetang tanaman
 yang tumbuh subur. Tentang buah-buahan yang ranum. Tentang sesuatu
 yang menyenangkan selama mengolah tanah di ladang. Pendek kata,
 tentang kebahagiaan hidup yang dicita-citakan.
 
 Cobalah Anda simak salah satu bait syair Hariring kuring berikut
 ini: Ari hirup geuning/Endahna ning tanpa tanding/Omat ulah dimurah
 mareh/Mun seug datang wanci magrib/Waktuna urang areureun/Mangsana
 srangenge hudang/Waktuna urang nguniang
 
 Melalui bait itu, Pak Tani sedang berujar:Kehidupan ini
 sesungguhnya/Teramat indah untuk dicarikan padanannya/Ingatlah , 
 jangan sampai disia-siakan/Bila senja telah tiba/Saatnya kita untuk 
 menikmati malam/Dan ketika matahari pagi mulai bersinar lagi/Itulah
 saatnya bagi kita untuk bangkit kembali
 
 Hariring kuring itu seperti PENANGKAL PETIR. Dia mampu menghidarkan
 sebuah bangunan tinggi dari sambaran petir di tengah hujan badai.
 Hariring kuring juga bagaikan antibodi, yang siap melawan berbagai
 penyakit yang berusaha menerobos ke dalam sistem pertahanan tubuh
 kita. Hariring kuring, adalah pranata yang berguna untuk melindungi
 jiwa dan batin kita dalam menghadapi situasi sulit.
 
 Anda juga bisa membuat hariring semacam itu. Caranya, jika Anda
 merasakan kebahagiaan yang sangat menyenangkan, buatkanlah sebuah
 hariring kuring untuk diri Anda sendiri. Dan bila suatu ketika Anda
 sedang bersedih hati, netralkanlah kesedihan itu dengan hariring itu.
 Maka Anda akan kembali kepada suasana yang indah itu. Pilihlah
 sebuah lagu yang memiliki kenangan manis bagi Anda. Misalnya, lagu
 yang mengingatkan bunyi deru ombak di pantai ketika sedang berlibur
 dimasa-masa yang indah disana. Sekali waktu, biarlah lagu itu
 mengumandang di ruang kerja Anda. Bukankah serta merta Anda bisa
 mengingat kembali saat-saat indah di pantai itu? Dinding beton kantor
 tidak bisa menghalangi Anda melanglang buana ke alam kenangan itu,
 bukan ?
 
 Lagu itu sudah menjadi hariring bagi Anda. Dan Anda bisa
 menggunakannya kapan saja Anda butuh. Dia akan selalu mengingatkan
 Anda kepada saat-saat yang paling indah dalam hidup Anda. Sehingga
 kegundahan hati dapat segera dinetralisir, seperti kilat yang
 dinetralkan penangkal petir. Penangkal petir mengajari kita cara
 mengelola perasaan dan gejolak hati. Sehingga kita mempunyai daya
 tahan yang sangat tinggi ketika menghadapi hujan dan badai. Karenanya
 kita menjadi lebih kuat. Dan kita selalu mendapatkan jalan keluar
 setiap kali cobaan menghimpit.
 
 Di telinga saya, Hariring kuring masih saja terngiang-ngiang. Seperti
 halnya Anda yang merasakan deru ombak ketika mendengarkan lagu itu,
 saya tidak bisa melepaskan nostalgia yang melekat pada hariring-
 hariring yang pernah saya kenal. Ini membantu saya untuk dapat
 menetralisir tantangan yang dihadapi sehari-hari. Sehingga, saya
 masih bisa mencium aroma rumput hijau di ladang pertanian kami.
 Pernahkah Anda mencium aroma rumput yang baru dipotong? Seperti
 itulah wanginya. Saya juga masih bisa merasakan belaian angin lembut
 yang memanjakan kulit wajah. Saya yakin, Anda juga memiliki lagu
 kenangan yang serupa, bukan?
 
 Hore,
 Hari Baru!
 Dadang Kadarusman
 http://www.dadangkadarusman. com/ 
 
 Catatan Kaki:
 Hidup merupakan perpaduan antara warna dan warni. Selama kita bisa
 menikmatinya, komposisi apapun yang terbentuk akan tetap menjadi
 lukisan yang indah.
 
 
- 8.
-       LOWONGAN: Guru Kreatif dan ProgresifPosted by: "FITRI ARLinkaSARI" fitri_arlinkasari@yahoo.com fitri_arlinkasariSat Nov 29, 2008 10:14 pm (PST)Guru Kreatif dan Progresif
 Deskripsi Pekerjaan:Sekolah Gemala Ananda mencari guru yang KREATIF dan PROGRESIF. Bila Anda : - suka anak-anak - punya visi mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan efektif bagi anak-anak Indonesia - suka berkreasi dan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada, pandai berkomunikasi dengan orang beragam usia - dapat bekerja secara mandiri maupun dalam tim - mau bekerja keras membangun sebuah sekolah baru - berpendidikan S1 maka anda dapat bergabung bersama kami di gemala.ananda@yahoo.com sebagai : 1. Guru Kelas 2. Guru Mata Pelajaran : olah raga, musik Kirimkan lamaran dan CV LANGSUNG ke gemala.ananda@yahoo.com atau kontak ke (021) 7031-0331 atau 769-1485. Hanya kandidat terpilih yang akan dipanggil untuk wawancara.
 untuk lebih jelas tentang sekolahnya bisa click: http://gemalaananda.multiply. com/ 
 Fitri Arlinkasari, S.Psi komunitas_aset_bangsa@yahoogrou +628561075410 / +622194363216 Jl. Tarian Raya Timur BIV/no.5 Kelapa Gading, Jakarta 14250, Indonesiaps.com 
 
 
- 9.
-       Fw: [thullaby_sulsel] Info KERENNN_IKUT YuuuKKKPosted by: "fazza purbaningrum" fazza_fkg@yahoo.com fazza_fkgSun Nov 30, 2008 12:23 am (PST)
 
 --- On Sat, 11/29/08, ramen_rq85 <ramen_rq85@yahoo.com > wrote:
 
 From: ramen_rq85 <ramen_rq85@yahoo.com >
 Subject: [thullaby_sulsel] Info KERENNN_IKUT YuuuKKK
 To: thullaby_sulsel@yahoogroups. com 
 Date: Saturday, November 29, 2008, 7:06 PM
 
 Rumah Dunia, sebuah madrasah kebudayaan yang berada di komplek Hegar
 Alam no 40 kampung Ciloang, Serang-Banten, mengadakan kembali
 pertemuan akbar "Ode Kampung III: Temu Komunitas Literasi se-
 Indonesia" pada tanggal 5-7 Desember 2008. Kegiatan ini dihadirkan
 sebagai upaya untuk mendukung gerakan literasi lokal/ Taman Bacaan
 Masyarakat yang kini sudah tersebar sekitar 4000 komunitas di
 Indonesia. Kegiatan ini terbuka bagi siapapun yang peduli dengan dunia
 literasi. Peserta dapat mendaftar melalui email:
 odekampungtiga@ gmail.com informasi selanjutnya bisa dilihat di
 www.rumahdunia. net dan www.odekampungtiga. wordpress. com Diharapkan
 dalam pertemuan ini dapat merumuskan sebuah rekomendasi, di antaranya,
 mendorong agar setiap instansi terkait membangun gedung perpustakaan
 yang representatif sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses
 informasi secara cepat, mudah dan merata.
 
 
- 10.
-       Fwd:Cuba Test ini kat isteri AndaPosted by: "Linda" c_usahawan@yahoo.com c_usahawanSun Nov 30, 2008 2:41 am (PST)Untuk Bacaan Dewasa Sahaja http://tinyurl.com/4mhwbb 
 http://tinyurl.com/4mhwbb http://tinyurl.com/4mhwbb 
 <http://tinyurl.com/4mhwbb >
- 11.
-       KEBANGGAAN KITA : Pelajar Indonesia Juara Lomba Lukis InternasionalPosted by: "FITRI ARLinkaSARI" fitri_arlinkasari@yahoo.com fitri_arlinkasariSun Nov 30, 2008 3:14 am (PST)
 
 Fitri Arlinkasari, S.Psi komunitas_aset_bangsa@yahoogrou +628561075410 / +622194363216 Jl. Tarian Raya Timur BIV/no.5 Kelapa Gading, Jakarta 14250, Indonesiaps.com 
 
 --- On Sat, 11/29/08, Widya Wuri Nugrahedi <widyawuri@gmail.com > wrote:
 From: Widya Wuri Nugrahedi <widyawuri@gmail.com >
 Subject: [HISTORIA-INDONESIA] Keren.. Pelajar Indonesia Juara Lomba Lukis Internasional di Bulgaria (Kompas.com) 
 To: kommasers@yahoogroups.com , kelasm3@yahoogroups.com , kalam28@yahoogroups..com , komunitashistoria@yahoogroups. , kks_melati@yahoogrocom ups.com , "Setyo Setiaji" <setyo.setiaji@gmail.com >, "Setyo Setiaji" <setyo.setiaji@visitel.. >, "Happy" <wisnusyiwa@yahoo.co.id com >, "novia" <novia@bni.co.id >, "Hendro" <sulistio@fe.ui.ac.id >, "endah wulan" <wulan792000@yahoo.com >, zalmon_n@yahoo.com , "korina Sebayang" <ksebayang@yahoo.com >
 Date: Saturday, November 29, 2008, 11:10 PM
 
 Hebat deh... Indonesia hebat !!
 
 Pelajar Indonesia Juara Lomba Lukis Internasional di Bulgaria
 
 Jumat, 28 November 2008 | 23:17 WIB
 
 LONDON, JUMAT - Pelajar Indonesia Eda Islamay Qomaruddin (9), keluar sebagai juara pertama International Art Competition for Children's Painting "Mission Rescuer 2008" yang digelar Kementerian Urusan Situasi Darurat Bulgaria bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan IPTEK serta Kementerian Kebudayaan Bulgaria.
 
 Sekretaris Tiga Pensosbud KBRI di Sofia, Aditya Timoranto, Jumat (28/11) mengatakan acara pemberian hadiah kepada pemenang diadakan di National Palace of Culture (NDK) Sofia, Bulgaria DAN mendapat liputan stasiun TV swasta nasional Bulgarian Balkan TV (BBT).
 
 Hadiah untuk kategori umum kelompok umur 6-9 tahun yang diraih Eda itu diserahkan Deputi PM/Menteri Urusan Situasi Darurat Bulgaria, Emel Etem kepada Shabrina Dara Kusumoandira, putri staf KBRI mewakili Eda, didampingi Dubes RI, untuk Bulgaria Immanuel Robert Inkiriwang.
 
 Hadir dalam acara itu pejabat tinggi Kementerian Urusan Situasi Darurat, Kementerian Pendidikan dan IPTEK serta Kementerian Kebudayaan Bulgaria serta wakil Kedubes negara sahabat yang mewakili pemenang lomba yang tidak dapat datang ke Bulgaria.
 
 Lomba melukis diadakan ketiga kementerian Bulgaria, untuk pertama kalinya mengikutsertakan peserta internasional dari negara di luar Bulgaria.
 
 Menurut Aditya, Oase Qomara (10) kakak Eda juga ikut dalam lomba melukis tersebut namun belum berhasil memenangkan penghargaan. Lomba bertemakan operasi penyelamatan korban bencana dan kecelakaan diadakan dalam kerangka "Europa Major Hazard Agreement" dari Council of Europe bertujuan mendorong kesadaran mengenai penanggulangan bencana dan peran tenaga penyelamat korban bencana.
 
 Dubes Immanuel Robert Inkiriwang mengatakan sebagai Dubes RI di Bulgaria merasa bangga atas keberhasilan anak Indonesia meraih juara pertama di ajang lomba internasional tersebut. Dikatakannya, Eda merupakan wakil dari anak Indonesia yang memiliki kesadaran mengenai dampak dan penderitaan yang diakibatkan bencana karena pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai tsunami, gempa dan banjir.
 
 Ia juga menyampaikan penghargan pihak Kementerian Urusan Situasi Darurat untuk menanggung biaya tiket penerbangan Eda ke Bulgaria serta pengeluaran visa dengan melalui Kedubes Bulgaria di Jakarta.
 
 Menurut penuturan ayah Eda, Qomarudin, yang dihubungi Staf KBRI melalui telpon mengatakan Eda merasa senang mendengar berita dirinya memenangkan lomba melukis di Bulgaria. Saat ini Eda duduk di Kelas 4 Sekolah Dasar Islam Al Azhar di Salatiga, Jawa Tengah.
 
 Eda dan kakaknya, Oase, mendapatkan informasi mengenai lomba "Mission Rescuer 2008" dari internet dan karya mereka dikirimkan melalui pos. "Walaupun biayanya cukup mahal, tetap saya kirimkan untuk menghargai karya anak saya," demikian Qomarudin yang sehari-hari bekerja sebagai wiraswastawan.
 
 Dari http://www.kompas. com/read/ xml/2008/ 11/28/23173121/ pelajar.indonesi a.juara.lomba. lukis.internasio nal.di.bulgaria.
 
 ---
 
 Ini brosur pengumuman lombanya
 http://www.coe. int/T/DG4/ MajorHazards/ actualites/ 2008/MissionResc uer_2008. pdf
 
 Dan ini link untuk melihat gambar-gambar para pemenang (menurut saya sih, yang paling keren emang yang punya indonesia, beneran!)
 http://www.bnr. bg/RadioBulgaria /Emission_ English/Theme_ Lifestyle/ Material/ 08.11.28. +rescuer. htm
 
 --
 .. : widya : .
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
 
 Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
 
