Senin, 24 November 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2383

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (14 Messages)

Messages

1a.

[Maklumat] QURCIL SK - Peduli Qurban SK Dalam Rangka Menyambut Idul

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Sun Nov 23, 2008 8:46 pm (PST)

Assalamu'alaikum …

Teman-teman, SEKOLAH kita punya program baru lho!

Program yang mengajak kita untuk BELAJAR ber-Qurban yaitu QURCIL alias
Qurban Kecil-Kecilan. Keren kan? Hehehe...

Ceritanya gini, kita tuh pengen berkontribusi ke saudara – saudara kita yang
membutuhkan di Idul Adha kali ini.

Nah bagi yang sudah cukup dana, silakan mengambil satu bagian (kambing)
dengan harga :

Type A: Rp. 700.000

Type B; Rp. 800.000

Type C: Rp. 900.000

Type D: Rp. 1.100.000

* Harga ini sudah termasuk biaya administrasi (yaitu kantong plastik, ongkos
potong, konsumsi petugas atau relawan yang membantu pemotongan hewan qurban)

Trus, bagi teman2 yang blom sanggup jangan bersedih …^_^

Semua tetap bisa berkontribusi dengan memberikan dana seikhlasnya, mulai
dari Rp. 30.000 aja (loh ikhlas koq ada minimal, hehehe)

Kambingnya tetap kita sembelih selayaknya hewan Qurban dan kita bagikan
kepada masyarakat yang membutuhkan. Daerah penyebaran qurban diprioritaskan
di daerah minus di wilayah Bandung dan Jawa Barat.

Gitu loh teman2 …

Gimana ? Tertarik kan ? Ayo donk tertarik … ^_^

Teman – teman bisa mengirimkan dana yang dimiliki ke :

Rek Bank BCA : 4370767225 KCU Ahmad Yani Bandung an Hadian
Febrianto

Rek BSM : 0657007300 Cabang Mangga Dua Jakarta an Lia
Octavia Dwipajana

Rek Sharee Bank Muamalat: 904 7910599 an Syafaatus Syarifah

Bagi yang mengirim dana dimohon untuk mencantumkan di berita pengiriman ya

Dan jangan lupa langsung SMS ke Hadian Febrianto 081322360136 atau Syafaatus
Syarifah 081316356267 untuk konfirmasi.

Btw, klo blom ada dana, tetap bisa bantuin koq. Carikan donatur ya … ^_^

So, selamat menikmati Kurikulum Baru Sekolah kita: QURCIL SK

Kalo bisa sekarang, kenapa harus menunggu tahun depan ???

^_^

O Iya lupa … Ini kepanitiaannya :

Ketua : Hadian Febrianto

Sekretaris : Novi Ningsih

Bendahara : Syafaatus Syarifah

Humas : Hariyanty Thahir

Oke teman2 ….. Partisipasi anda sangat dinantikan

Sedikit bagi kita sangat berarti buat yang membutuhkan

Jangan ragu – ragu tuk hiasi wajah mereka dengan senyuman ^_^

So …. Qurban Yukkkkkkkkkkkkk

Wassalam,

Humas QurCil

*Hariyanty Thahir*

HP : 081372568907**
2a.

Re: [Lonceng] Putra Pak Sinang dioperasi, Mohon do'a.

Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com   yudhi_sipdeh

Sun Nov 23, 2008 9:29 pm (PST)


Semoga lekas sembuh dan pulih seperti sedia kala.

Amiin ya robbal alamin

salam

yudhi

--- On Fri, 11/21/08, Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com> wrote:

Sahabat, mas Teguh Triputra putra dari pak Sinang Bulawan founder SK
mengalami kecelakaan di Bandung, dan malam ini akan dioperasi
tulang bahunya. Info yang kami dapat tidak terlalu detail. Tapi insyaAllah
besok, perwakilan SK bandung: Kang Hadian, Pak Teha dan sahabat
SK yg lainnya akan menjenguk ke RS Advent Ciampelas Bandung.

Untuk itu, kami segenap keluarga besar Sekolah Kehidupan meminta
ketulusan sahabat dimanapun berada, untuk mendo'akan agar operasi
tersebut berjalan lancar tanpa hambatan, dan Mas Teguh segera diberikan
kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit. Amiin ya robbal alamin.

Alfatihah.

Keluarga besar SK

Dani Ardiansyah
PT. Multi Data Rancana Prima
Raudha Building 2nd Jl. HR. Rasuna Said
No. 21 Jakarta 12710
HP: 085694771764

3a.

Bls: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Belajar dari Supir

Posted by: "arya noor amarsyah arya" arnabgaizir@yahoo.co.id   arnabgaizir

Sun Nov 23, 2008 10:07 pm (PST)

Mas Sis, memang luar biasa supir itu. Kisah ini sebenarnya mirip dengan Einstein dan supir Einstein. Informasi tentang Einstein dan supir ini ditulis oleh Mitu Asrini (12 tahun) Duren Sawit. Republika, 06-11-2007

 

arnabgaizir.blogspot.com
arnab20.multiply.com

--- Pada Sen, 24/11/08, sismanto <siril_wafa@yahoo.co.id> menulis:
Dari: sismanto <siril_wafa@yahoo.co.id>
Topik: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Belajar dari Supir
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 24 November, 2008, 11:45 AM

Belajar dari
Sopir

Penulis:
Sismanto

Email: sirilwafa@gmail. com

 

 

 Tulisan ini saya buat sebagai oleh-oleh
saya manakala menghadiri salah satu seminar di Bukit Pelangi, pusat
pemerintahan Kabupaten Kutai timur kalimantan timur. Di sela-sela seminar itu
saya sempat mencatat beberapa hal yang disampaikan oleh pemateri melalui
catatan kecil yang kemudian saya salin sesampainya di rumah.

Kita masih belum bisa menjadi
pendengar yang baik, kita lebih suka apabila pembicaraan kita didengarkan oleh
orang lain daripada kita harus mendengarkan pembicaraan mereka. Di
semiar-seminar, pelatihan-pelatihan , maupun omongan-omongan sehari-hari bersama
rekan, kerabat, dan kolega kita cenderung superior daripada inferior dalam hal
berbicara. Bagaimana kita bisa menjadi pembicara yang baik sementara manakala
kita menjadi pendengar kita tidak menjadi pendengar yang baik.

Ada kalanya kita perlu belajar
dari Soekarno, presiden Indonesia pertama. Beliau sebenarnya bukanlah seorang
orator yang baik, namun sebagai pendengar yang budiman. Padahal, Soekarno yang
kita kenal itu manakala berbicara di depan publik mampu berdiri dan tanpa jeda
sampai dalam kurun waktu enam jam. Bahkan, Presiden Yugoslavia kala itu banyak
belajar dari beliau.  Apa resep yang
dimiliki oleh Soekarno sehingga menjadi pembicara yang baik, selidik punya
selidik ternyata Soekarno adalah pendengar yang baik.

Saya punya seorang guru berkelas
nasional, seorang profesor yang selalu ditunggu-tunggu wejangan dan pembicaraannya
dalam pendidikan. Kemanapun ia pergi menghadiri undangan seminar selalu
ditemani oleh supir pribadinya, supirnya ini hanyalah lulusan sekolah dasar.
Kemapuan yang dimilikinya hanyalah menyetir sesuai kehendak juragannya. Namun,
ia adalah seorang pendengar yang baik.

Setiap kali profesor menyampaikan
orasi ilmiahnya, memberikan ceramah di seminar-seminar dan pelatihan, ia selalu
duduk di pojok ruangan sembari mendengarkan isi ceramah dari profesor. Tak
satupun kata maupun bagaimana cara profesor menjawab pertanyaan-pertanya an dari
audien ia lewatkan. Hal itu ia lakukan secara berulang-ulang sampai ia paham
betul bagaimana berbicara yang baik di depan audien.

Suatu ketika profesor merasa
tidak enak badan dan menyampaikan keinginannya kepada supir untuk menggantikan
posisinya sebagai penceramah di suatu seminar. Tentu saja hal ini membuat supir
agak aneh, koq bisa-bisanya dirinya diminta menggantikan posisi profesor
sebagai penceramah di suatu seminar. Padahal, ia hanya lulusan sekolah dasar
tidak banyak belajar tentang teori-teori pendidikan apalagi aplikasinya.
Kalaupun iya, itupun sekedar sebagai pembelajar di tingkat sekolah dasar.

Pada hari yang ditentukan, seminar
yang ditentukan oleh panitia, profesor memberikan jas kebanggaanya yang sering
ia pakai ketika memberikan ceramah kepada supir dan supir pun memakainya
layaknya seorang profesor sementara profesor berpakaian supir dan menggantikan
posisi supir.

"Bagaimana nanti saya berbicara di depan audien, prof?"
tanya supir

"Apakah kamu mendengarkan ceramah saya pada seminar
kemarin?" lanjut profesor memberikan pertanyaan atas kebimbangan supir.

"iya prof, saya mendengarkan ceramah. Saya pun
mendengarkan dengan seksama pertanyaan-pertanya an para audien beserta paparan
jawaban profesor yang profesor kemukakan kemarin" jawab supir.

"Baguslah kalau begitu. Karena materi seminar ini sama
seperti yang saya sampaikan pada smeinar kamrin. Kamu tinggal mengulangi saja
paparan demi paparan saya di depan audien nantinya"

"Saudara-saudara, Bapak Ibu
peserta seminar sekalian. Berikutnya kita sambut dengan meriah kehadiran
profesor yang akan memberikan ceramahnya kepada kita sekalian" suara master
of ceremony (MC) dari sudut ruangan. 


Profesor yang tak lain adalah
supir pribadi profesor itu berjalan dengan berjalan dengan kepala tertunduk
menuju tempat yang disediakan oleh panitia seminar. Semua hadirin mengira
baahwa yang akan memberikan ceramahnya adalah profesor yang mereka kenal,
profesor yang selalu dinantikan gagasan-gagasannya tentang pendidikan di masa
mendatang yang lebih baik. Namun mereka tidak tahu ternyata yang akan
memberikan ceramah adalah supir profesor, sementara profesor sendiri duduk di
pojok ruangan sambil menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh supirnya.

Supir pun dapat menjelaskan
paparan-paparan gagasan dari profesor dengan runtut seperti yang pernah ia
dengar pada suatu seminar tempo kemarin. Pun demikian dengan
pertanyaan-pertanya an yang diajukan oleh beberapa peserta seminar sama dengan
pertanyaan yang diajukan peserta seminar kemarin manakala ia menjadi supir
beneran dan duduk di pojok ruangan seminar. Namun ada satu pertanyaan yang
membuatnya berpikir sejenak tidak langsung memberikan jawabannya.

Sementara di sudut ruangan
profesor dengan perasaan tidak menentu itu agak gelisah dengan supirnya yang
mendapatkan pertanyaan demikian, mengingat selama mengikuti seminarnya supirnya
tidak pernah mendengarkan pertanyaan yang demikian sulit. Pertanyaan dari
seorang doktor muda lulusan Australia itu tidak pernah ditanyakan sebelumnya oleh
peserta seminar yang pernah ia hadiri manakala ia sebagai pendengar, sebagai
supir profesor yang selalu duduk di sudut ruangan seminar mendengarkan
cermahnya profesor. Bahkan, di media-media, koran-koran, dan media internet
belum pernah membahas permasalahan tersebut. Benar-benar masalah yang baru dan
mutakhir dalam pendidikan.

 "Bapak, pertanyaan yang Bapak ajukan memang
tidak pernah diajukan dalam seminar-seminar yang pernah saya hadiri, di
koran-koran maupun media lain juga belum pernah menyinggung permasalahan ini.
Namun, jawabannya sangatlah sederhana tidak perlu profesor yang harus menyampaikan
jawaban atas pertanyaan yang bapak ajukan. Cukup supir saya yang menjawabnya,
sekarang sedang duduk di pojok ruangan seminar ini.

Bagaimana dengan saya dan Anda
apakah sudah bisa menjadi pendengar yang baik atau hanya sebagai pembicara yang
merasa baik saja? Tentu keinginan kita minimal bisa belajar dari supir, belajar
dari Soekarno, dan belajar dari para pendengar yang baik lainnya.

 

Sengata, 16 Nopember 2008

http://sismanto. com

http://mkpd. wordpress. com











__________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
3b.

Bls: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Belajar dari Supir

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Sun Nov 23, 2008 10:12 pm (PST)

yang kayak begini mang enak buat motivasi
tapi kalo motivasi kalo nggak ada kemauan dan action
sama aja boong yakan Pak Guru?
sukses selalu!

--- Pada Sen, 24/11/08, arya noor amarsyah arya <arnabgaizir@yahoo.co.id> menulis:
Dari: arya noor amarsyah arya <arnabgaizir@yahoo.co.id>
Topik: Bls: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Belajar dari Supir
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 24 November, 2008, 1:07 PM

Mas Sis, memang luar biasa supir itu. Kisah ini sebenarnya mirip dengan Einstein dan supir Einstein. Informasi tentang Einstein dan supir ini ditulis oleh Mitu Asrini (12 tahun) Duren Sawit. Republika, 06-11-2007

 

arnabgaizir. blogspot. com
arnab20.multiply. com

--- Pada Sen, 24/11/08, sismanto <siril_wafa@yahoo. co.id> menulis:
Dari: sismanto <siril_wafa@yahoo. co.id>
Topik: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Belajar dari Supir
Kepada: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 24 November, 2008, 11:45 AM

Belajar dari
Sopir

Penulis:
Sismanto

Email: sirilwafa@gmail. com

 

 

 Tulisan ini saya buat sebagai oleh-oleh
saya manakala menghadiri salah satu seminar di Bukit Pelangi, pusat
pemerintahan Kabupaten Kutai timur kalimantan timur. Di sela-sela seminar itu
saya sempat mencatat beberapa hal yang disampaikan oleh pemateri melalui
catatan kecil yang kemudian saya salin sesampainya di rumah.

Kita masih belum bisa menjadi
pendengar yang baik, kita lebih suka apabila pembicaraan kita didengarkan oleh
orang lain daripada kita harus mendengarkan pembicaraan mereka. Di
semiar-seminar, pelatihan-pelatihan , maupun omongan-omongan sehari-hari bersama
rekan, kerabat, dan kolega kita cenderung superior daripada inferior dalam hal
berbicara. Bagaimana kita bisa menjadi pembicara yang baik sementara manakala
kita menjadi pendengar kita tidak menjadi pendengar yang baik.

Ada kalanya kita perlu belajar
dari Soekarno, presiden Indonesia pertama. Beliau sebenarnya bukanlah seorang
orator yang baik, namun sebagai pendengar yang budiman. Padahal, Soekarno yang
kita kenal itu manakala berbicara di depan publik mampu berdiri dan tanpa jeda
sampai dalam kurun waktu enam jam. Bahkan, Presiden Yugoslavia kala itu banyak
belajar dari beliau.  Apa resep yang
dimiliki oleh Soekarno sehingga menjadi pembicara yang baik, selidik punya
selidik ternyata Soekarno adalah pendengar yang baik.

Saya punya seorang guru berkelas
nasional, seorang profesor yang selalu ditunggu-tunggu wejangan dan pembicaraannya
dalam pendidikan. Kemanapun ia pergi menghadiri undangan seminar selalu
ditemani oleh supir pribadinya, supirnya ini hanyalah lulusan sekolah dasar.
Kemapuan yang dimilikinya hanyalah menyetir sesuai kehendak juragannya. Namun,
ia adalah seorang pendengar yang baik.

Setiap kali profesor menyampaikan
orasi ilmiahnya, memberikan ceramah di seminar-seminar dan pelatihan, ia selalu
duduk di pojok ruangan sembari mendengarkan isi ceramah dari profesor. Tak
satupun kata maupun bagaimana cara profesor menjawab pertanyaan-pertanya an dari
audien ia lewatkan. Hal itu ia lakukan secara berulang-ulang sampai ia paham
betul bagaimana berbicara yang baik di depan audien.

Suatu ketika profesor merasa
tidak enak badan dan menyampaikan keinginannya kepada supir untuk menggantikan
posisinya sebagai penceramah di suatu seminar. Tentu saja hal ini membuat supir
agak aneh, koq bisa-bisanya dirinya diminta menggantikan posisi profesor
sebagai penceramah di suatu seminar. Padahal, ia hanya lulusan sekolah dasar
tidak banyak belajar tentang teori-teori pendidikan apalagi aplikasinya.
Kalaupun iya, itupun sekedar sebagai pembelajar di tingkat sekolah dasar.

Pada hari yang ditentukan, seminar
yang ditentukan oleh panitia, profesor memberikan jas kebanggaanya yang sering
ia pakai ketika memberikan ceramah kepada supir dan supir pun memakainya
layaknya seorang profesor sementara profesor berpakaian supir dan menggantikan
posisi supir.

"Bagaimana nanti saya berbicara di depan audien, prof?"
tanya supir

"Apakah kamu mendengarkan ceramah saya pada seminar
kemarin?" lanjut profesor memberikan pertanyaan atas kebimbangan supir.

"iya prof, saya mendengarkan ceramah. Saya pun
mendengarkan dengan seksama pertanyaan-pertanya an para audien beserta paparan
jawaban profesor yang profesor kemukakan kemarin" jawab supir.

"Baguslah kalau begitu. Karena materi seminar ini sama
seperti yang saya sampaikan pada smeinar kamrin. Kamu tinggal mengulangi saja
paparan demi paparan saya di depan audien nantinya"

"Saudara-saudara, Bapak Ibu
peserta seminar sekalian. Berikutnya kita sambut dengan meriah kehadiran
profesor yang akan memberikan ceramahnya kepada kita sekalian" suara master
of ceremony (MC) dari sudut ruangan. 


Profesor yang tak lain adalah
supir pribadi profesor itu berjalan dengan berjalan dengan kepala tertunduk
menuju tempat yang disediakan oleh panitia seminar. Semua hadirin mengira
baahwa yang akan memberikan ceramahnya adalah profesor yang mereka kenal,
profesor yang selalu dinantikan gagasan-gagasannya tentang pendidikan di masa
mendatang yang lebih baik. Namun mereka tidak tahu ternyata yang akan
memberikan ceramah adalah supir profesor, sementara profesor sendiri duduk di
pojok ruangan sambil menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh supirnya.

Supir pun dapat menjelaskan
paparan-paparan gagasan dari profesor dengan runtut seperti yang pernah ia
dengar pada suatu seminar tempo kemarin. Pun demikian dengan
pertanyaan-pertanya an yang diajukan oleh beberapa peserta seminar sama dengan
pertanyaan yang diajukan peserta seminar kemarin manakala ia menjadi supir
beneran dan duduk di pojok ruangan seminar. Namun ada satu pertanyaan yang
membuatnya berpikir sejenak tidak langsung memberikan jawabannya.

Sementara di sudut ruangan
profesor dengan perasaan tidak menentu itu agak gelisah dengan supirnya yang
mendapatkan pertanyaan demikian, mengingat selama mengikuti seminarnya supirnya
tidak pernah mendengarkan pertanyaan yang demikian sulit. Pertanyaan dari
seorang doktor muda lulusan Australia itu tidak pernah ditanyakan sebelumnya oleh
peserta seminar yang pernah ia hadiri manakala ia sebagai pendengar, sebagai
supir profesor yang selalu duduk di sudut ruangan seminar mendengarkan
cermahnya profesor. Bahkan, di media-media, koran-koran, dan media internet
belum pernah membahas permasalahan tersebut. Benar-benar masalah yang baru dan
mutakhir dalam pendidikan.

 "Bapak, pertanyaan yang Bapak ajukan memang
tidak pernah diajukan dalam seminar-seminar yang pernah saya hadiri, di
koran-koran maupun media lain juga belum pernah menyinggung permasalahan ini.
Namun, jawabannya sangatlah sederhana tidak perlu profesor yang harus menyampaikan
jawaban atas pertanyaan yang bapak ajukan. Cukup supir saya yang menjawabnya,
sekarang sedang duduk di pojok ruangan seminar ini.

Bagaimana dengan saya dan Anda
apakah sudah bisa menjadi pendengar yang baik atau hanya sebagai pembicara yang
merasa baik saja? Tentu keinginan kita minimal bisa belajar dari supir, belajar
dari Soekarno, dan belajar dari para pendengar yang baik lainnya.

 

Sengata, 16 Nopember 2008

http://sismanto. com

http://mkpd. wordpress. com





Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas. Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang.












__________________________________________________________
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
4a.

Bls: [sekolah-kehidupan] (CERPEN) Secapa Polri

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Sun Nov 23, 2008 10:08 pm (PST)



--- Pada Sen, 24/11/08, Arrizki Abidin <arrizki_abidin@yahoo.com> menulis:
Dari: Arrizki Abidin <arrizki_abidin@yahoo.com>
Topik: [sekolah-kehidupan] (CERPEN) Secapa Polri
Kepada: Sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Cc: klub-sastra@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 24 November, 2008, 9:45 AM

“SECAPA POLRI”
By :Riz - Q
 
“Sial, padahal tinggal sehari lagi. Kenapa jadi begini?” gerutu Butet.
Satu didepan. Dua dibelakang. Siap lari saja jika salah satunya menghadang. Depan dan belakang sudah terkepung. Menerobos jadi satu-satunya jalan keluar. Butet harus tahu, Tapian tak mungkin berlari selincah hari pertama, sebelum telapak kakinya melepuh gara-gara Long March, pulang pergi 20 Km.
“Tet…huh…huh…,” terengah-engah Tapian menahan sakit kaki kirinya yang masih bengkak.
“Panggil aku But (baca : bat)!!!” cetus Butet yang tak mau dipanggil nama itu karena kelihatan seperti nama wanita batak.
“Sudahlah diam saja dulu, pian!”
“Tak kusangka jadi begini. Padahal aku cuman mau jadi tukang tambal ban saja kalau kelamaan menganggur. Percaya kau? masuk BUMN saja sekarang sudah buat ‘mak ku senang bukan main, Tet.”
“BAT, BENGA’! Berapa kali kubilang jangan sebut nama itu lagi!”
“Salahkanlah ‘mak dan bapak kau. Bikinnya doyan, kasih namanya tak niat.”
“Diam sajalah sudah. Ku teke’ kau nanti!”
Ditengah-tengah rerumputan liar dan panjang, mereka berdua sembunyi. Seragam Secapa masih melekat dibadan mereka. Sudah keputih-putihan bagian punggunggnya karena keringat. Jika dijilat air keringat mereka mungkin asinnya garam kalah, takkan sebanding lagi. Mereka lari dari pencarian Pak Ilham, Bu Ketut, dan Pak Hartop, Pembina dari sekolah kepelatihan perwira di Sukabumi yang ditugasi Perusahaan Negara untuk mengawasi anak-anak baru yang telah diterima menjadi pegawai BUMN. Memang sudah menjadi adat bagi perusahaan tersebut menyewa Secapa Polri untuk mewajibmiliterkan rekrutan baru agar terlatih disiplin kelak. Anak muda selalu bersemangat dan berapi-api, tapi terkadang tidak didukung dengan kedisiplinan yang baik. Ditambah lagi yang punya bakat pemalas.

Sebagai awal memasuki salah satu perusahaan besar negara, rekrutan baru diharuskan berada 10 hari di Secapa Polri Sukabumi. Dengan didikan militer selama seminggu lebih sedikit, mereka ditempa fisiknya agar tak selalu me-rengek jika dihidangkan pekerjaan yang berat dan melelahkan nantinya.
Hari pertama datang sudah disambut dengan aturan-aturan yang diteriaki oleh pemimpin proyek ini, Pak Ilham. Berbaris, mendaftar, menentukan pleton, berbaris lagi, memilih Danton, menunggu, mengambil seragam secapa (helm bodoh, seragam hijau-hijau, botol minuman, sepatu PDL, dan tas gendong isi pasir 2 Kg untuk laki-laki dan 1 Kg untuk wanita), serta pakaian olahraga, lalu berjalan ke barak yang teratur. Masing-masing sudah disediakan baraknya. Nama-nama terpampang didepan pintu barak. Satu barak berisi lima tempat tidur. Satu sama lain didalam barak
harus saling bantu. Siapa-siapa yang butuh bantuan, entah karena sakit atau lainnya, teman sebarak harus diutamakan. Butet sebarak dengan Tapian, Nandez, Dian, dan Krisna.
Jam 11 siang kembali menuju lapangan yang ada tiang bendera. Berbaris lagi sesusai instruksi Danton, Nandez. Butet, Tapian, Dian, dan Krisna pun otomatis berada dalam satu kelompok bersama dengan lainnya, yang baraknya saling bertetangga, kecuali wanita. Barak wanita terpisah, tapi dalam pleton mereka menyatu dengan yang laki-laki. Yang tinggi berada dipaling depan, terus berurut hingga yang paling rendah berada dibelakang. Nandez yang berdiri disamping kanan orang paling depan barisan, terlihat gagah dan dewasa saat memimpin pleton 1.
Sangat disiplin. Tiap Danton diharuskan berjalan kedepan layaknya pasukan siap tempur untuk melaporkan barisannya masing-masing. Untuk hari pertama pastilah tidak ada kekurangan anggota dalam satu pleton. Setelah memberikan laporan, masing-masing Danton kembali ke barisannya. Pak Ilham yang menjadi Pembina 1 memberikan pidatonya sekaligus meneriaki jadwal selama sepuluh hari yang akan menjadi kegiatan rutin. Jadwal juga dibagikan ke Danton masing-masing pleton.
 
JADWAL SECAPA* :
1.      Jam 04.30 wib Kumpul.
2.      Jam 05.00 wib Shalat Subuh berjama’ah di Masjid (untuk non muslim beribadah sesuai agamanya masing-masing) .
3.      Jam 05.30 wib Olahraga pagi (Lari keliling komplek Secapa).
4.      Jam 06.30 wib Istirahat (kembali ke barak).
5.      Jam 07.00 wib Makan pagi.
6.      Jam 07.30 wib Belajar dikelas.
7.      Jam 10.00 wib Istirahat.
8.      Jam 10.15 wib Belajar dikelas.
9.      Jam 12.00 wib Shalat Zuhur berjama’ah di Masjid (untuk non muslim beribadah sesuai agamanya masing-masing) .
10.  Jam 12.30 wib Makan siang.
11.  Jam 13.00 wib Aktivitas siang (fisik).
12.  Jam15.00 wib Shalat Ashar berjama’ah di Masjid (untuk non muslim beribadah sesuai agamanya masing-masing) .
13.  Jam 15.30 wib Istirahat (kembali ke barak).
14.  Jam 17.30 wib  Kumpul.
15.  Jam 18.00 wib Shalat Magrib berjama’ah di Masjid (untuk non muslim beribadah sesuai agamanya masing-masing) .
16.  Jam 19.00 wib Aktivitas malam (fisik).
17.  Jam 21.30 wib Isitirahat (kembali ke barak).  
 
*) Keterangan : - Aktivitas fisik terdiri dari : lari, kelas judo, halang rintang, dll.
                            - Long March hari ke-7 (20 km).
                            - Outbond hari ke-9.
                            - Hukuman bagi yang tidak sesuai jadwal / disiplin.
 
“AAADA YANG BERTANYA?” tanya Pak Ilham dengan suara nyaring, “untuk makan pagi, makan siang, dan makan malam akan ada suara sirine sebagai tanda, baik pada saat mulai makan maupun selesai makan. MENGERTI?”
“ya, pak.”
“YANG KERAAAAAS!!!”
“YA, PAK!” serentak jawab 200 orang dari berbagai latar belakang, yang terbagi dalam 8 pleton. Satu pleton terdiri dari 25 orang. Selama 10 hari akan selalu bersama-sama. Berbagi keringat dan bau tak sedap dari badan masing-masing. Bagaimana tidak, jeda istirahat setelah olahraga pagi sampai kumpul kembali hanya setengah jam saja. Kamar mandi, walau bisa dipakai beramai-ramai, tetap saja para murid enggan bertelanjang bulat kompak. WC tempat buang hajat pun per pintu, tidak mungkin dipakai beramai-ramai sekaligus. Pasti ada yang menahan buang hajat dan tidak mandi. Hanya malam harilah yang paling tepat untuk mandi dan setor hajat, itupun dikejar waktu
karena Pembina selalu memeriksa tiap barak jam 10 malam. Kali saja kedapatan murid yang belum tidur atau berkeliaran.
Hari-haripun dilalui dengan berlari, keringat, dan rasa lelah. Tidak sedikit yang mengeluh dan menanyakan apa gunanya sistem kemiliteran didunia kerja. Toh, tidak akan jadi penjaga keamanan negara nantinya. Suatu hari ada sebuah kisah menarik pada saat makan siang. Karena seluruh pleton telat kumpul dilapangan setelah ibadah Zuhur, jadwal makan siang pun menjadi ngaret. Untuk menyesuaikan jadwal yang ada, para murid diharuskan makan makanannya dalam hitungan….10 DETIK!!! Reaksi yang sungguh lucu disajikan para murid. Ada yang menelan makanannya bersama air, ada yang menyimpan nasinya dalam kantong baju, ada yang tersedak kemudian cekukan, dan ada pula yang terengap-engap seperti
ikan kehabisan napas karena kepenuhan nasi dimulutnya.
“ENAM…..TUJUH…. .DELAPAN…. .HABISKAN! Kalian tahu, masih banyak diluar sana orang-orang yang tidak bisa makan. AYO HABISKAN! JANGAN ADA SISA! SEMBILAN…..” 
………………………………………………………………
“Gimana kaki kau?”
“Sakitlah, lai. Gila sepatu ini, udah masangnya pake keringat, bikin sakit pula.”
“Nih, pake!”
“Pembalut? Hai kau yang gila! Buat apa ini, Bat?”
“Benga’, buka sepatu kau. Taruh ini didalamnya sebagai alas!”
“Pintar kau. Punya berapa?”
“Ada banyak. Aku minta pas lagi Long March ke anak-anak cewe.”
“HAHAHA.”
“SSSsssst!!!!”
“ihih…pintar kau. Kira-kira tembus ke samping tidak ya?”
“Apa kata kau ‘lah.”
Pencarian jam 1 pagi benar-benar merepotkan Pembina. Setengah jam yang lalu, para murid dibangunkan secara tiba-tiba. Adat yang biasa dibuat oleh para Pembina untuk melihat kesigapan anak didiknya. Dengan menggunakan pemukul dari kayu, tiap-tiap barak digedor dengan keras. Gedoran keras bersanding dengan teriakan Pembina yang berbadan besar, Pak Hartop. Dibantu pasukannya, Pak Hartop menyalak bagai anjing ketagihan bangunkan mangsa yang tertidur pulas, pertanda siapa yang berkuasa dan terkepunglah sudah mangsa itu. Terkaget-kaget para murid.
“Ada apa ini? Ada apa ini?.” ucap Ihsan dengan mata yang masih sayup.
“GDUARRRRRR….CEPAAAAA TTT!!!” teriak salah satu Pembina sambil memukul dinding barak dengan kayu.
Semuanya heboh. Banyak kejadian lucu. Ada Pembina yang dilempar bantal oleh murid karena tersentak melihat wajah sangar bagai hantu tak ber-make up tepat didepan matanya yang terbuka lebar tiba-tiba. Ada pula yang salah pakai pakaian.
“WOI, SIAPA YANG SURUH KAU OLAHRAGA. CEPAT GANTI!!!” teriak salah satu Pembina.
Ada yang sibuk mencari botol minumannya, ada yang sibuk memasang PDL yang luar biasa melelahkan, ada yang terbentur dengan tempat tidur, ada yang plastik pasirnya bocor hingga butirannya jatuh keluar tas. Semua berlari menuju lapangan. Ada yang balik lagi karena ketinggalan helm bodoh.
“Coba yang seragamnya tidak lengkap berdiri didepan barisan!” perintah Pak Ilham.
“Jadi begini sikap kalian ya. Kalian itu penerus pemimpin-pemimpin kalian. Kami disewa karena mereka butuh penerus yang disiplin. Baru begini saja sudah melanggar aturan. Kerjaan kalian nanti tidak hanya dari fisik tapi juga dari kecepatan waktu. Bagaimana jika masyarakat nanti mengeluh karena lambannya kerja kalian, HAH?”
Amarah Pak Ilham cukup berkarisma. Walaupun dibuat-buat karena harus sesuai skenario, tapi cukup merinding seluruh pleton.
“Sekarang semuanya lari keliling komplek! CEPAAAAAATTT! !!”
………………………………………………………………………………
“Sampai kapan kita sembunyi, Tet…ee…Bat?”
“Kalau kau mau keluar, keluarlah!”
“Merajuk kau? Salah apa aku?”
“Diamlah! Aku sedang berpikir.”
“Akh, macam mana. Apa pula yang kau pikirkan? Semua yang berlari pasti sudah selesai. Paling-paling kita hanya dimarahi saja, Bat.”
“Aku tahu. Aku hanya pikirkan alasannya.”
“Bilang saja mau pipis, beres ‘kan?”
“PIPIS NENEK KAU!”
………………………………………………………………………….
“Kenapa kalian kemarin menghilang?”
“Aku…maksud saya, saya hanya mau istirahat sebentar, pak.”
“Kenapa?”
“Saya sakit, pak. Kurang enak badan. Kalau dipaksakan nanti saya takut gagal, pak.”
“Gagal kenapa?”
“Bukankah kami belum benar-benar diterima sebagai pegawai sebelum menyelesaikan tahap Secapa dengan baik? Salah satu syarat lolos ke tahap berikutnya ‘ kan kesehatan harus tetap terjaga. Yang saya dengar nanti akan ada tes kesehatan lagi. Saya butuh pekerjaan ini, pak. Saya mohon maaf.”
“Hahahaha. Nak, kami disini hanya sebagai penguji bagi kalian, bukan monster. Kami tahu kalian bukan melamar sebagai polisi atau tentara lainnya. Kami tahu batas kalian. Kalau kalian sakit, ya bilang saja, tinggal istirahat. Tidak perlu takut pada kami atau malu dianggap lemah oleh yang lain.”
“Jadi pak….”
“Apa kamu jujur dengan ucapanmu tadi?”
“Jujur, pak. Saya kurang enak badan sejak pulang long march. Mana hujan-hujan lagi. Kalau tidak percaya dicek saja, pak.”
“Tidak perlu. Saya percaya. Tapi, lain kali jangan kalian lakukan lagi. Itu pelanggaran namanya. Didunia kerja kalian sudah mendapat skorsing. Kejujuran bukan jaminan kalian lepas dari hukuman. Tanggung jawablah yang utama. Mengerti?”
“Ya, pak. Jadi….”
“Ya, kalian lolos. Selamat yah.”
“Terima kasih, pak.”
Butet dan Tapian menyalami Pak Ilham, Bu Ketut, dan Pak Hartop seraya tersenyum. Tapian yang sedari tadi diam saja akhirnya mengucapkan kata maaf juga.
“Kataku juga apa, Bat. Santai saja. Semua beres ‘kan?” seloroh Tapian sambil berjalan meninggalkan ruangan Pak Ilham.
“Kau dengar kata Pak Ilham ‘kan? Tanggung Jawab yang utama. Karena itu aku ajak kau sembunyi. Aku malu dengan pertanggungjawabank u nanti pada Pembina.”
“Akh, kau sok bijak.”
“Apanya yang bijak? Mulut kau yang bijak! Bicara sekali lagi ku tumbok kau!”
 
………………..TAMAT……………..
Catatan :
1.      Long March = perjalanan jauh tanpa menggunakan kendaraan, hanya berjalan kaki saja.
2.      Benga’ = bodoh.
3.      Teke’ = jitak, dipukul bagian atas kepalanya.
4.      Rengek = cengeng.
5.      Pleton = kelompok terkecil dalam pasukan.
6.      Danton = singkatan dari komandan pleton, pemimpin pleton.
7.      Helm Bodoh = helm yang biasa dipakai para pasukan untuk bertugas atau berperang. Disebut bodoh karena tak dapat dibedakan depan belakangnya.
8.      PDL = sepatu panjang yang menjadi bagian dari seragam pasukan.
9.      Barak = kamar tempat istirahatnya pasukan.
10.  Ngaret = telat.
11.  Pas = ketika.
12.  Make up = dandan.
13.  Cekukan = tersedak dibagian sekitar tenggorokan karena katup untuk masuknya makanan / minuman tertutup, sedangkan katup masuknya udara ketika napas terbuka, sehingga makanan / minuman salah masuk lubang.
14.  Lai = panggilan dalam bahasa batak.
15.  Merajuk = muka yang kecut, cemberut, kesal.
16.  Pipis = buang air kecil, kencing.
17.  Bijak = cerewet.
18.  Tumbok = pukul atau tonjok di bagian wajah.











__________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
5.

[Maklumat] QURCIL SK - Peduli Qurban SK Dalam Rangka Menyambut Idul

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Sun Nov 23, 2008 10:32 pm (PST)

Ayoo yang lainnya mana?Yuk ikutan qurban ^_^
Alhamdulillah, sampai hari ini panitia QURCILsudah menerima uang untuk satu hewan qurban paket D, atas nama seseorang. Kalo ga bisa utuh satu hewan boleh latihanberqurban dengan infaq, trus kita patunganuntuk beli hewan terus di sembelih n dibagi2 kan ke pihak yang membutuhkan. Meski yg ininiatnya bukan qurban, tapi insyaAllah, pahala moal pahili.: Pahala nggak ketuker.
Dani Ardiansyah
PT. Multi Data Rancana Prima
Raudha Building 2nd Jl. HR. Rasuna Said
No. 21 Jakarta 12710
HP: 085694771764

6a.

Re: (Ruang Kantor) SUSAHNYA MENJADI KARYAWAN

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Sun Nov 23, 2008 10:38 pm (PST)

Terkadang kita sebagai karyawan pun sering tidak mau tau dengan kondisi
atasan kita. Memang sebagai karyawan, tugas kita berkarya sebaik mungkin.
Saya yakin tugas atasan lebih berat dibandingkan kita sebagai bawahannya...

Ada anekdot, jika para karyawan yang ngumpul pasti yang dibicarakan adalah
atasannya (mulai dari sering marah, kurang berterima kasih, dlsb). Sedangkan
jika para direktur atau atasan yang ngumpul pasti yang dibicarakan adalah
bawahannya (mulai dari yang sulit diatur atau ngeyel, kurang inovatif dlsb).

Nah, ada baiknya kita juga berfikiran "kalo kita ada di posisi dia, apa yang
akan kita lakukan?", mungkin itu akan membuat kita lebih bijak lagi dalam
bertindak.

Ya, saya pun sering dimarahi atasan saya. Jika saya salah, saya langsung
minta maaf dan jika ada salah komunikasi saya akan luruskan dulu. Memang
tidak enak dimarahi, tapi saya yakin atasan kita pun akan lebih tidak enak
lagi memarahi kita, bukankah begitu para atasan?

Dan dari pengalaman saya, ketika kita berangkat dah *negative thinking* ke
atasan akan dimarahi pada hari itu, maka kita akan mendapatkannya.

Sering-seringlah mendoakannya...
Ketika kita suda berfikiran jadi karyawan aja akan sulit, maka kita tidak
akan pernah lulus menjadi atasan. Karena pasti atasan lebih berat bebannya
dibanding kita. BETUL?

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537
6b.

Re: (Ruang Kantor) SUSAHNYA MENJADI KARYAWAN

Posted by: "amleng1" amleng1@yahoo.co.id   amleng1

Mon Nov 24, 2008 1:23 am (PST)

boleh ikutan komentar ga nich...? emang betul ungkapan yang ditulis
kang fiyan ttg susahnya jadi karyawan. Pertanyaannya kenapa menjadi
susah....ya..? Mungkin hal ini karena sejak kita mulai melek melihat
dunia segala hal diukur dengan hal-hal yang berbau materi. Pikiran
kita terdogma sedemikian rupa sehingga manusia pada umumnya terjebak
dalam pikirannya sendiri. andaikan kita bisa menjalani hidup ini
segala sesuatunya dijalankan dengan hati...apapun itu Insyaallah
segalanya tidak menjadi susah deh.
>
>
>
>
>
>
>
>
> SUSAHNYA MENJADI KARYAWAN
> Fiyan Arjun
> http://sebuahrisala h.multiply. com
> id ym :paman_sam2
>  
>  
>  
>
>
>
>
> Sebelumnya dengarkan suara-suara dibawah ini:
>  
>  
>  
>  
>  
>  
>
> "Aku terperangkap dalam rutinitas yang menjemukan!"
>  
>  
>  
>  
>
> "Aku tak punya kehidupan. Tenagaku habis—capek sekali!"
>  
>  
>  
>  
>  
>
> "Tak seorang pun menghargaiku. Bosku tak tahu apa sesungguhnya
yang bisa kuperbuat!"
>  
>  
>  
>  
>
> "Aku merasa tak diperlukan—di tempat kerja, tidak; oleh anak-
anakku  yang mulai manja dan dewasa pun tidak; tak jua oleh tetangga
dan  masyarakat sekitarku; bahkan tak juga oleh pasangan hidupku—
kecuali untuk membayar  berbagai tagihan!"
>  
>  
>  
>  
>  
>
> "Aku frustasi dan loyo, tak bersemangat. "
>  
>  
>  
>  
>
> "Penghasilanku tak pernah cukup. Rasanya aku tidak pernah
bergerak  maju!"
>  
>  
>  
>
> "Sepertinya aku memang tak bisa."
>
>
>
>
>
> "Aku merasa tak berarti; ada atau tidak, rasanya tidak pernah
bergerak maju!"
>  
>  
>  
>  
>
> "Aku merasa hampa. Hidupku tidak bermakna; ada sesuatu yang
hilang."
>  
>  
>  
>  
>
> "Aku marah. Aku takut. Aku tak sanggup menanggung kehilangan
pekerjaanku!"
>  
>  
>  
>  
>
> "Aku kesepian."
>
>
>
>
>
> "Aku merasa diburu-buru  terus. Semua serba mendesak."
>  
>  
>  
>  
>
> "Duniaku terasa pengap; aku merasa terus didikte untuk perkara
yang remeh-temeh."
>
> "Aku muak dengan politik di kantor yang suka menikam dari
belakang, dan menjilat-jilat."
>  
>  
>  
>  
>
> "Aku bosan. Paling-paling aku hanya bisa melewatkan waktu.
Kepuasan justru kutemukan di luar jam kerja.
>  
>  
>  
>  
>
> "Aku dipacu untuk meraih target produksi. Tekannya  sungguh tak
terbayangkan. Aku sama sekali tak punya waktu dan sumber daya  untuk
mencapainya."
>  
>  
>  
>  
>  
>
>
>
>
> "Dengan pasangan hidup yang tak bisa memahamiku, dan anak  yang
tidak mau mendengar dan menaatiku, rumah tidak lebih daripada tempat
kerja."
>  
>  
>  
>
> "Aku tak bisa mengubah keadaanku."
>  
>  
>  
>  
>  
>
>
>
> (sumber dikutip dari The 8th Habit; Melampaui Efektivitas,
Menggapai Keagungan karya Stephen R. Covey).
>  
>  
>  
>  
>  
>  
>
>
>
>
>
>
> Menjadi karyawan terkadang bisa menyenangkan dan kadang pula tak
mengenakan. Namun lebih banyak porsinya—yang tak mengenakan yang
didapatkan oleh seorang karyawan. Kalau pun mendapatkan hal yang
menyenangkan itu tak lebih dari hanya beberapa persen saja. 10
persekian persen saja! Itu pun hanya sebagai penyenang sesaat saja
dikala diri dalam usai mendapatkan tekanan dari atasan.
>
>
>
>
>  
>  
>  
>  
>  
>  
> Pun saya sebagai karyawan sama merasakan hal itu. Di tempat kerja
maupun di rumah—itu semua suara berjuta-juta karyawan di seluruh
dunia yang berjuang untuk hidup dalam zaman baru ini. Deritanya
tiada akhir—bersifat pribadi dan amat mendalam. Halnya diungkapkan
oleh Carl Rogers," Sesuatu yang mat pribadi (biasanya) juga sangat
umum." Dan hal ini pun diaminkan oleh Mario Teguh pula. Di dunia
kerja hal itu seperti itu pasti ada. Atasan selalu mendikte dan
selalu menekan bawahannya. Untuk itu pula Mario Teguh sudah mahfum
bila diantara para peserta yang mengikuti acara ceremonial yang
diselenggarkannya banyak para pesertanya mengungkapkan seperti itu.
Jadi baginya itu tak asing untuk seorang Mario Teguh. Ia tak ingin
berbuat seperti apa yang diungkapkan oleh mereka tentang atasan
mereka yang selalu begini-begitu. Mario Teguh dengan bijak
menjawabnya—sampai sekarang ia sangat bijak.
>  
>  
>  
>  
>  
>  
>  
>
>
> Jangankan mereka hal ini pun serupa yang dialami oleh saya. Walau
tak sama. Serupa tapi tak sama. Walau hanya beda dalam divisi,
perusahaan maupun situasi tetapi mengenai sikap-sikap yang dilakukan
oleh atasan tidak jauh beda. Atasan ingin melampui target dan terus
menekan karyawannya tanpa melihat batasan yang dilakukan oleh
karyawannya sendiri. Karyawan dianggap sapi perahannya tanpa
disadarinya. Apakah bawahanya sanggup melakukannya atau tidak.
Atasan tak mau peduli!
>  
>  
>  
>  
>  
>  
>
>
>
> Sungguh bila hal itu terus-menerus dialami oleh karyawan
kemungkinan sebagai karyawan tak sanggup menerima perlakuan yang
dilakukan oleh atasan tersebut. Dikarenakan suara mereka adalah
makna personal yang unik—kapan dan dimana hal itu akan sama
didengungkan oleh mereka yang berstatuskan karyawan.Saya pun pula
seperti itu!
>  
>  
>  
>  
>  
>
>
>
>
>
>
> Memang hal itu tak mudah dilakukan oleh seorang karyawan. Tetapi
itulah suara-suara orang di teapat kerja (karyawan) maupun berada di
rumah. Kenapa hal itu terjadi karena lebih presentase yang sama
bahwa mereka (karyawan)  seriung mendapatkan tekanan luiar  biasa
mengahasilkn  lebih banyak, demi imbalan yang kecil. Banyak orang-
orang menghadapi ekspetasi baru yang lebih tinggi, untuk
memproduksi  lebih banyak, demi imbalan yang edikit, dalam dunia 
yang amat kompleks, dan mereka  tidak dimungkinkan untuk
memanfaatkan bakat ada kecerdasan mereka dalam porsi sifgnifikan.
Sungguh miris keadaan seorang karyawan bila seperti itu.
>  
>  
>  
>  
>  
>  
> Ya, beginilah susahnya menjadi karyawan.. Sering tak didengar dan
digubris. Hanya dipandang sebelah mata. Dan lebih tragis (lagi) bila
karyawannya itu lebih muda dan belum banyak pengalaman. Itu akan
menjadi makanan empuk oleh atasan. Atasan itu pasti akan berkata,"
Yang muda yang tak dipercaya." Olala....*(fy)
>  
>  
>  
>  
>  
>  
>                                                               Uluja
mi, 23 November 2008
>                                                                    
         Pukul. 21.35 WIBB
>  
>  
> Saat ditemani rinai hujan seusai memberi pelatihan workshop untuk
pemula di sebuah yayasan. Dan juga ditemani oleh tembang KAULAH
WANITA PALING CANTIK DI INDONESIA-nya dari Dewa 19 atau Duo Dewi-
Dewi.
>

6c.

Balasan: [sekolah-kehidupan] Re: (Ruang Kantor) SUSAHNYA MENJADI KAR

Posted by: "Putri Agus Sofyan" iastrito126ps@yahoo.co.id

Mon Nov 24, 2008 2:09 am (PST)

Setuju dan sepakat dengan statement Pak or Bu (maaf...aya tidak tau ini amleng ini bapak apa ibu apa mbak...)

Kalau bekerja hanya berdasarkan materi....ya....selalu kurang alias tidak cukup....
Tapi kalau bekerja itu ibadah....karena dilakukannya dengan ikhlas... tidak akan ada istilah jadi karyawan susah.... wong hidup ini pilihan....mau senang ya senang....mau susah..ya monggo kerso....

Hari yang cerah.....Tetap semangat...!

salam kenal
putri (bunda iastrito...)

amleng1 <amleng1@yahoo.co.id> wrote:
boleh ikutan komentar ga nich...? emang betul ungkapan yang ditulis
kang fiyan ttg susahnya jadi karyawan. Pertanyaannya kenapa menjadi
susah....ya..? Mungkin hal ini karena sejak kita mulai melek melihat
dunia segala hal diukur dengan hal-hal yang berbau materi. Pikiran
kita terdogma sedemikian rupa sehingga manusia pada umumnya terjebak
dalam pikirannya sendiri. andaikan kita bisa menjalani hidup ini
segala sesuatunya dijalankan dengan hati...apapun itu Insyaallah
segalanya tidak menjadi susah deh.
>
>
>
>
>
>
>
>
> SUSAHNYA MENJADI KARYAWAN
> Fiyan Arjun
> http://sebuahrisala h.multiply. com
> id ym :paman_sam2
>
>
>
>
>
>
>
> Sebelumnya dengarkan suara-suara dibawah ini:
>
>
>
>
>
>
>
> "Aku terperangkap dalam rutinitas yang menjemukan!"
>
>
>
>
>
> "Aku tak punya kehidupan. Tenagaku habis—capek sekali!"
>
>
>
>
>
>
> "Tak seorang pun menghargaiku. Bosku tak tahu apa sesungguhnya
yang bisa kuperbuat!"
>
>
>
>
>
> "Aku merasa tak diperlukan—di tempat kerja, tidak; oleh anak-
anakku yang mulai manja dan dewasa pun tidak; tak jua oleh tetangga
dan masyarakat sekitarku; bahkan tak juga oleh pasangan hidupku—
kecuali untuk membayar berbagai tagihan!"
>
>
>
>
>
>
> "Aku frustasi dan loyo, tak bersemangat. "
>
>
>
>
>
> "Penghasilanku tak pernah cukup. Rasanya aku tidak pernah
bergerak maju!"
>
>
>
>
> "Sepertinya aku memang tak bisa."
>
>
>
>
>
> "Aku merasa tak berarti; ada atau tidak, rasanya tidak pernah
bergerak maju!"
>
>
>
>
>
> "Aku merasa hampa. Hidupku tidak bermakna; ada sesuatu yang
hilang."
>
>
>
>
>
> "Aku marah. Aku takut. Aku tak sanggup menanggung kehilangan
pekerjaanku!"
>
>
>
>
>
> "Aku kesepian."
>
>
>
>
>
> "Aku merasa diburu-buru terus. Semua serba mendesak."
>
>
>
>
>
> "Duniaku terasa pengap; aku merasa terus didikte untuk perkara
yang remeh-temeh."
>
> "Aku muak dengan politik di kantor yang suka menikam dari
belakang, dan menjilat-jilat."
>
>
>
>
>
> "Aku bosan. Paling-paling aku hanya bisa melewatkan waktu.
Kepuasan justru kutemukan di luar jam kerja.
>
>
>
>
>
> "Aku dipacu untuk meraih target produksi. Tekannya sungguh tak
terbayangkan. Aku sama sekali tak punya waktu dan sumber daya untuk
mencapainya."
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> "Dengan pasangan hidup yang tak bisa memahamiku, dan anak yang
tidak mau mendengar dan menaatiku, rumah tidak lebih daripada tempat
kerja."
>
>
>
>
> "Aku tak bisa mengubah keadaanku."
>
>
>
>
>
>
>
>
> (sumber dikutip dari The 8th Habit; Melampaui Efektivitas,
Menggapai Keagungan karya Stephen R. Covey).
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Menjadi karyawan terkadang bisa menyenangkan dan kadang pula tak
mengenakan. Namun lebih banyak porsinya—yang tak mengenakan yang
didapatkan oleh seorang karyawan. Kalau pun mendapatkan hal yang
menyenangkan itu tak lebih dari hanya beberapa persen saja. 10
persekian persen saja! Itu pun hanya sebagai penyenang sesaat saja
dikala diri dalam usai mendapatkan tekanan dari atasan.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Pun saya sebagai karyawan sama merasakan hal itu. Di tempat kerja
maupun di rumah—itu semua suara berjuta-juta karyawan di seluruh
dunia yang berjuang untuk hidup dalam zaman baru ini. Deritanya
tiada akhir—bersifat pribadi dan amat mendalam. Halnya diungkapkan
oleh Carl Rogers," Sesuatu yang mat pribadi (biasanya) juga sangat
umum." Dan hal ini pun diaminkan oleh Mario Teguh pula. Di dunia
kerja hal itu seperti itu pasti ada. Atasan selalu mendikte dan
selalu menekan bawahannya. Untuk itu pula Mario Teguh sudah mahfum
bila diantara para peserta yang mengikuti acara ceremonial yang
diselenggarkannya banyak para pesertanya mengungkapkan seperti itu.
Jadi baginya itu tak asing untuk seorang Mario Teguh. Ia tak ingin
berbuat seperti apa yang diungkapkan oleh mereka tentang atasan
mereka yang selalu begini-begitu. Mario Teguh dengan bijak
menjawabnya—sampai sekarang ia sangat bijak.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Jangankan mereka hal ini pun serupa yang dialami oleh saya. Walau
tak sama. Serupa tapi tak sama. Walau hanya beda dalam divisi,
perusahaan maupun situasi tetapi mengenai sikap-sikap yang dilakukan
oleh atasan tidak jauh beda. Atasan ingin melampui target dan terus
menekan karyawannya tanpa melihat batasan yang dilakukan oleh
karyawannya sendiri. Karyawan dianggap sapi perahannya tanpa
disadarinya. Apakah bawahanya sanggup melakukannya atau tidak.
Atasan tak mau peduli!
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Sungguh bila hal itu terus-menerus dialami oleh karyawan
kemungkinan sebagai karyawan tak sanggup menerima perlakuan yang
dilakukan oleh atasan tersebut. Dikarenakan suara mereka adalah
makna personal yang unik—kapan dan dimana hal itu akan sama
didengungkan oleh mereka yang berstatuskan karyawan.Saya pun pula
seperti itu!
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Memang hal itu tak mudah dilakukan oleh seorang karyawan. Tetapi
itulah suara-suara orang di teapat kerja (karyawan) maupun berada di
rumah. Kenapa hal itu terjadi karena lebih presentase yang sama
bahwa mereka (karyawan) seriung mendapatkan tekanan luiar biasa
mengahasilkn lebih banyak, demi imbalan yang kecil. Banyak orang-
orang menghadapi ekspetasi baru yang lebih tinggi, untuk
memproduksi lebih banyak, demi imbalan yang edikit, dalam dunia
yang amat kompleks, dan mereka tidak dimungkinkan untuk
memanfaatkan bakat ada kecerdasan mereka dalam porsi sifgnifikan.
Sungguh miris keadaan seorang karyawan bila seperti itu.
>
>
>
>
>
>
> Ya, beginilah susahnya menjadi karyawan.. Sering tak didengar dan
digubris. Hanya dipandang sebelah mata. Dan lebih tragis (lagi) bila
karyawannya itu lebih muda dan belum banyak pengalaman. Itu akan
menjadi makanan empuk oleh atasan. Atasan itu pasti akan berkata,"
Yang muda yang tak dipercaya." Olala....*(fy)
>
>
>
>
>
>
> Uluja
mi, 23 November 2008
>
Pukul. 21.35 WIBB
>
>
> Saat ditemani rinai hujan seusai memberi pelatihan workshop untuk
pemula di sebuah yayasan. Dan juga ditemani oleh tembang KAULAH
WANITA PALING CANTIK DI INDONESIA-nya dari Dewa 19 atau Duo Dewi-
Dewi.
>

---------------------------------
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br>Cepat sebelum diambil orang lain!
7.

Pelatihan Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat! - Masih ada waktu

Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Sun Nov 23, 2008 11:33 pm (PST)

Dear
All,
Masih ada waktu untuk ikut berpartisipasi dalam pelatihan yang sangat menarik ini sekalian menghabiskan weekend di Kota Kembang.

Segera dafarkan diri sebelum
terlambat!
Sampai ketemu di Bandung! :)

--------------------

PELATIHAN CARA DAHSYAT MENJADI PENULIS HEBAT!

 

 

Setelah sukses mengadakan pelatihan Motivasi dan Penulisan
E.D.AN di Jakarta pada bulan Ramadhan lalu dan
banyaknya rekan-rekan yang mengharapkan diadakannya pelatihan sejenis, maka
kami dari Komunitas Penulis Lepas InsyaAlloh akan mengadakan CARA DAHSYAT MENJADI PENULIS HEBAT yang akan dilaksanakan di Bandung
pada :

Waktu :  29 November 2008

Waktu: 13.00 â€" 17.00 WIB

Tempat: GSS Salman ITB, Jalan Ganeca 7 Bandung

Investasi: Rp 200.000,-

Early Bird/Pendaftar lebih dini: Rp 100.000,- sampai dengan tanggal 22
November 2008

BONUS: Setiap peserta dapat voucher senilai Rp 150.000,-  dari
Sekolah-Menulis Online

Bagi rekan2 y.ang berada di Bandung dan sekitarnya jangan sampai ketinggalan
ya. Silahkan forward info ini bagi kawan2 anda yang membutuhkan. Smg
bermanfaat.

Salam Sukses!!

www.penulislepas.com

www.geraibuku.com

------------------

TAHUKAH ANDA?

Penghalang terbesar SuKSES seseorang adalah kegagalan mereka dalam
memunculkan Rasa Percaya Diri. Penyebab kegagalan seseorang adalah KETAKUTAN
ketika akan MEMUTUSKAN perubahan dalam hidup.

TAHUKAH ANDA?

Banyak penulis yang belum juga sukses karena belum percaya diri. Merasa
belum layak, merasa tulisannya jelek, tidak berani mengirim naskah ke media dan
lain-lain??

 

PADAHAL, percaya diri merupakan
salah satu kunci sukses bagi siapa saja yang hendak berhasil. Percaya diri
merupakan salah satu kunci sukses bagi Anda yang ingin menjadi PENULIS HEBAT.

 

Karena itu, bekali diri dengan Workshop Luar Biasa yang akan melejitkan rasa
percaya diri Anda sebagai penulis. Juga, Anda akanbelajar banyak tentang cara
menjadi penulis yang produktif.

 

     

                                             
Bersama:

     
Jonru (Founder PenulisLepas.com &
BelajarMenulis.com, Mentor Sekolah-Menulis Online).

 

Untuk mendaftar, ikuti langkah-langkah berikut:

 

1. Transfer investasi pendaftaran ke
rekening: Bank BCA Kancab Kramat Jati, Jakarta Timur a/n Hendra Yulianti No rek
1651745344 Atau

Bank Mandiri KCP Jkt Gedung Jamsostek Jakarta No. Rek: 070-00-0514345-3 atas
nama: Jonriah Ukur

Bank
Syariah Mandiri Cabang Bandung No. Rek. 0077053818 a.n. Wildan Nugraha.

2. Setelah itu, lakukan konfirmasi via SMS ke nomor: 0852 170 14194 atau
bisa juga ke 0817613420 ;  022 92464249 (Wildan untuk peserta dari Bandung)

3. Jangan buang bukti transfer Anda. karena pada hari H, bukti transfer
akan digunakan sebagai tiket masuk.

Untuk memudahkan komunikasi, konfirmasi SMS harus ditulis dalam format:

Nama anda, tanggal
transfer, jumlah dan nama pengirim yang tercantum pada slip transfer

(NB: Nama pengirim
tergantung dari nama pemilik rekening yang digunakan untuk transfer. Jadi nama
pengirim ini tidak harus sama dengan nama Anda)

TESTIMONIALS
PELATIHAN :

 

Suatu kondisi yang
sudah lama (bahkan belum pernah) saya rasakan ketika menulis. Tips-tips
sederhana dan mendasar dalam pelatihan itu, tapi hasilnya benar-benar luar
biasa saya rasakan!

Ketika saya benar-benar terbebas dari beban apa pun untuk menumpahkan ide-ide
di kepala saya ke dalam bentuk tulisan. Menulis lepas dan bebas! Bebas dari

semua aturan-aturan bahasa,kaidah- kaidah penulisan,teori- teori menulis yang

semua itu disebut mas Jonru hanya berupa konvensi-konvensi. Itulah yang

kemudian mampu mengeluarkan diri saya dari “penjara” yang saya ciptakan

sendiri!

Thanks God! Thanks
Jonru!

[Mayang â€" Alumni
peserta pelatihan 1 di Jakarta ]

 

"Benar-benar
EDAN, luar biasa! Hari ini saya benar-benar mendapatkan inspirasi mengikuti
pelatihan ini."

Herman Susilo [Alumni Peserta Pelatihan,
karyawan NGO di Jakarta]

 

PS : Bila pendaftar melebihi target yang kami
tentukan, tempat pelatihan akan kami pindahkan dengan pemberitahuan terlebih
dahulu. Info lebih lanjut hubungi geraibuku@gmail.com

 

Kerjasama :

 

www.penulislepas.com

www.geraibuku.com

http://smo.belajarmenulis.com

__________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
8a.

Re: (Inspirasi) Belajar dari Supir

Posted by: "wanitaacehtangguh" wanitaacehtangguh@yahoo.com   wanitaacehtangguh

Mon Nov 24, 2008 1:23 am (PST)

itulah kenapa telinga kita diciptakan Dua oleh Tuhan
dan
diciptakan satu mulut
dan itu put sudah sangat-sangat cukup

Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang akan kau dustakan?

putri

9.

saatnya sukses

Posted by: "Edy Sandra" edz_sandra@yahoo.com   edzsandra

Mon Nov 24, 2008 1:23 am (PST)

Raih impian anda sekarang!
 
Apa impian anda?
 
* Bahagiakan orang tua?
* Punya bisnis atau usaha sendiri?
* Penghasilan yang lebih besar?
* Mendirikan rumah ibadah?
* Jalan2 dan makan sepuasnya?
* Beli ini itu sesukanya?
* Pendidikan terbaik,atau
* Membantu orang lain?
 
Mungkin saya bisa membantu anda,
www.sukses.selalu.notlong.com
 
    Jangan cuma melihat, jangan hanya membaca,
    coba dan pastikan anda sukses!!

10a.

Re: untuk kak Hariyanthi Thahir

Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com   anty_th

Mon Nov 24, 2008 1:23 am (PST)

Iya bener, ini anty dari rumah zakat medan ^_^
salam kenal...
ini dengan siapa ya?

by : antz

11.

[cerpen]: Andai ku tahu......

Posted by: "Putri Agus Sofyan" iastrito126ps@yahoo.co.id

Mon Nov 24, 2008 1:23 am (PST)

Hallooo..... Hari yang cerah....tetap bersemangat...

salam
Bunda iastrito...


Andai kutahu…….
(cerpen-iastrito)



“Andai kutahu….kapan tiba ajalku….
Ku akan memohon…Tuhan tolong panjangkan umurku….
…….
Andaiku tahu…..malaikatmu kan menjemputku….
Izinkan aku….mengucap kata taubat padaMu…………..”terdengar dendang lagu yang dinyanyikan oleh sebuah group band terkenal…pada gelombang radio di salah satu kamar kerja…rekan sekantorku….

Tak terasa….sudah memasuki jam istirahat…..ku lirik jam telah menunjukkan pukul 12.00 siang…makanya temanku menyalahkan radio untuk menemani ia makan siang di ruang kerjanya……kuresapi lagu itu bait per bait dengan seksama….ya…andai saja kita tahu…kapan ajal kita akan datang…pasti…kita sudah siap untuk menghadapinya….

Ajal…satu kata yang mengandung arti yang mendalam namun penuh…misteri… rahasia…kita tidak akan pernah tahu kapan ia akan datang..…

Aku teringat beberapa tahun yang lalu…tepatnya bulan September tahun 2004….sebuah bom telah memporakporandakan gedung perkantoran di Jalan HR. Rasuna Said-Kuningan Jakarta…empat tahun silam….

Saat itu……udara pagi di Jakarta sangat cerah..dimana karyawan-karyawan perkantoran di jalan H.R. Rasuna Said-Kuningan Jakarta…baru memulai kegiatan rutinnya…. Lalu lalang alan protokol masih sepi dengan kendaraan…karena pagi itu..baru menunjukkan pukul delapan pagi….

Aku dan temanku tiba di salah satu bank…yang lokasinya bersebelahan dengan Kedutaan Australia… Aku memasuki bank tersebut untuk bertemu dengan Kepala Cabang di salah satu bank yang ada di gedung perkantoran tersebut yang sudah buat janji pada hari sebelumnya sedangkan temanku masuk ke bank lainnya untuk keperluan yang berbeda….
Detik demi detik…..berlalu…. saat aku sedang berdiskusi dengannya… tiba-tiba…kami dikagetkan dengan suara keras diikuti dengan runtuhnya kaca-kaca di sekeliling lantai ruangan bank tersebut…. Aku berada di dalam ruang kerja Kepala Cabang ….keadaan yang tenang…berubah menjadi hiruk pikuk….

Letak ruang kerja Kepala Cabang….berada di depan…tak jauh dari pelataran lobi dan jalan raya…walaupun lampu mati…masih ada cahanya masuk….aku merasakan wajahku sangat panas….ada hawa panas menerpa wajahku….. aku melihat dengan jelas….kaca-kaca berterbangan (seperti film “Matrix”)….. berjatuhkan dengan berbagai bentuk….bahkan ada yang membentuk segitiga yang ujung-ujungnya sangat lancip…

Reflek….aku menengadah ke atas …..Allahu Akbar….. entah sebenarnya aku sadar atau tidak… secara reflek…aku jongkok dan ku dorong kursi beroda tersebut tempat aku duduk tadi… dan….cesssssss…kaca segitiga dengan ujung yang sangat lancip jatuh dari atas …menancap tepat di kursi tersebut…. lemas badanku…. Aku sadar dengan kondisiku…. aku tak lepas dari berdzikir…. kurasakan….kekuatan dzikir…dalam peristiwa itu…

Aku melihat relasi kerjaku bersembunyi di kolong meja kerjanya… “Bu…Ibu tidak apa-apa….”tanyaku kepadanya…..tetaplah berlindung di kolong meja yha…lanjutku kepada ibu Kepala Cabang tersebut….. sementara aku melihat sekelilingku…semua berantakan….lampu mati…gelap….lantai penuh dengan pecahan kaca-kaca …debu berterbangan….dan hiruk pikuk….suara jerit tangis…..orang-orang sekitar…..samar-samar aku mendengar suara temanku memanggil….”Bu…Bu Dwi…Ibu dimana….” panggil temanku….sangat jelas suara temanku memanggil…”Her…aku di sini….aku di depan…”jawabku kepada Herdi temanku…. Walau semua berantakan…wajar saja temanku memanggilku…karena keadaan yang gelap dan debu berterbangan…..

Aku melihat temanku menghampiri pintu ruang kerja Kepala Cabang…. Ia berusaha membuka pintu ruang kerja yang terhalang oleh jatuhan internit dan dudukan lampu neon yang biasa diletakkan dilangit-langit ruangan sebagai penerang ruang kerja…. Pintu tidak bisa di buka…tangan kiriku berusaha membantu…membuka engkol pintu sedangkan tangan kananku…berusaha memindahkan barang-barang yang menghalangi pintu tersebut…. Allahu Akbar…seruku….”Her…jangan berhenti berdzikir” aku berusaha tetap sadar dan mengingatkannya agar untuk selalu ingat kepada Allah….

Saat aku menggeser barang-barang terserbut…. Tiba-tiba aku terjatuh dan posisi jatuhku mengenai kursi beroda persis di sampingku…entah ada kekuatan lain atau ada yang melindungiku dan kursi tersebut bergerak ke sampingku dan….ceeeeeessssss….menancaplah…kaca dengan ukuran segitiga lancip untuk kedua kalinya…menancap di busa kursi beroda tersebut….. Astagfirullah…betapa kagetnya aku….kaca itu jatuh hanya beberapa centi saja dari wajahku….

“Ayo..Herdi…dorong pintunya”pintaku….dan dengan sisa kekuatan tenaga…aku singkirkan semua barang yang ada di depan pintu…perlahan pintu terbuka…. terbuka….. dan terbuka….

Aku melihat wajah Herdi…ada sedikit darah mengalir….. “Her…bantu Bu Ida” pintaku… “Bu….ayo Bu….keluar…”seruku kepada Ibu Ida….. akhirnya kami bertiga dapat keluar dari ruangan tersebut dan ku lihat…ruang kerja lainnya sudah kosong….karyawan-karyawan sudah tidak ada….karyawan teller (kasir) sudah keluar semua…tidak ada satu orangpun….yang tersisa hanya para petugas keamanan yang masih hilir mudik…lari-lari kecil…membantu orang-orang yang masih membutuhkan bantuan….

Akhirnya…kami sampai di pelataran depan kantor….. Ibu Ida bertemu dengan semua karyawannya….aku melihat orang-orang sekitar… ada yang terluka…. terluka di bagian kepala, terluka dibagian tangan dan terluka dibagian kaki…. kulihat gedung perkantoran telah porak poranda….

Aku dan temanku….menjauh dari keramaian ….. di jalan banyak orang-orang berlarian keluar dari gedung-gedung sekitar….

Kami terteduh di bawah pohon akasia yang tumbuh di trotoar jalan…. kami bersyukur…bahwa kami telah selamat…. kami menghubungi kantor…dan memberi tahu bahwa kami kena musibah….yang pada akhirnya kami baru mengetahui bahwa suara keras yang telah memporakporandakan perkantoran itu adalah Bom.. Bom dengan kekuatan dasyat…telah menghancurkan gedung-gedung perkantoran disekitarnya…

Dengan sisa tenaga kami berdua….. kami berjalan menjauhi hiruk pikuk di jalanan dan berusaha mencari ojek…tujuan utama yang akan ku tuju adalah mendatangi kantor ayahku …letaknya di ujung jalan Rasuna Said-Kuningan dekat jalan Patra…

Aku memberi kabar kepada ayahku bahwa aku dan temanku akan mampir berkunjung ke sana….dan di iyakan oleh ayahku ….
Akhirnya…kami berdua sampai di kantor ayahku…. Betapa terkejutnya beliau…bahwa aku dan temanku merupakan salah satu korban Bom… Kami diantar ke UGD untuk diperiksa…. di kepala temanku….ada banyak pecahan-pecahan kaca….seperti butiran gula pasir… sedangkan di kepalaku…ada sedikit luka yang merobek jilbab penutup auratku…luka yang tidak terlalu parah….

Setelah dibersihkan….kami istirahat di kantor ayahku…minum teh manis…hangat….ah…air hangat ini telah memberi kami kesejukan..kebugaran…entah apalagi yang dirasakan dengan adanya seteguk air hangat yang mengalir dan membasahi tenggorokan kami….

Tak lama… aku pamit kepada ayahku… Ayahku memintaku untuk pulang dan tidak kembali ke kantor….tapi aku harus kembali ke kantor bersama temanku … Aku sempat menyampaikan kepada ayahku agar mama jangan diberitahu dulu…aku takut…mama akan kaget bila mendengar berita ini….dan ayahku mengangguk tanda setuju sambil tersenyum.. dan….kamipun berpisah…

“Andai ku tahu…kapan tiba masaku….
Ku akan memohon…Tuhan jangan kau ambil nyawaku….”
……
Ampuni aku dari segala dosa-dosaku…..ampuni aku menangis ku bertobat padamu…”mengutip dari dendang lagu tersebut….


Terima kasih ya…Allah…. Engkau telah berkenan memberi ku kesempatan….untuk menjalani hidup ini….. dapat berkumpul bersama orang-orang disekitarku yang menyayangiku…. Ku pasrahkan diri ini kepadaMu….ya Allah…. Pasrah atas kehendakMu…..


Sampai saat ini….aku masih diberi kesempatan untuk bisa melihat perkembangan anak-anakku….anak bungsuku (anak ketiga) yang saat kejadian baru berusia 2 tahun… anak sulungku saat ini sudah kuliah semester satu dan anak gadisku sudah es em a…kelas dua.

Aku tak pernah tahu…apa yang akan terjadi padaku…..pada satu menit ke depan….semua adalah rahasia Allah…demikian pula dengan Ajal….

Klik…ku kunci pintu ruanganku…. Ku langkahkah kaki ini menuju mushola …. untuk melaksanakan kewajibanku….menunaikan sholat…

Andai ku tahu……….

Medio, Senin 24112008…


---------------------------------
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br>Cepat sebelum diambil orang lain!
Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Yahoo! Groups

Everyday Wellness Zone

Check out featured

healthy living groups.

Yahoo! Groups

Cat Zone

Connect w/ others

who love cats.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: