Jumat, 28 November 2008

[daarut-tauhiid] 8 Ibadah di Bulan Dzulhijjah (Oleh: Mochamad Bugi)

http://www.dakwatuna.com/2007/8-ibadah-di-bulan-dzulhijjah/

Sunnah Nabawiyah
16/12/2007 | 07 Dzulhijjah 1428 H | Hits: 2.615

8 Ibadah di Bulan Dzulhijjah

Oleh: Mochamad Bugi

Sekarang bulan Dzulhijjah. Jika bulan ini disebut, maka dalam pikiran
kita spontan teringat pada dua hal: pertama, tiap minggu kondangan
karena banyak yang menikah, dan kedua, nyate bareng sama tetangga
sehabis motong kambing kurban. Padahal, bulan Dzulhijjah lebih dari
itu. Secara khusus Rasulullah saw. menyebut keutamaan bulan ini,
terutama untuk 10 hari pertama di awal bulan.

Dari Ibnu `Abbas r.a. bahwa Nabi saw. Bersabda, "Tidak ada hari dimana
amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari
ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah." Mereka bertanya, "Ya
Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?" Beliau menjawab, "Tidak
juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan
jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun." (HR.
Bukhari)

Dari Umar r.a., bahwa Nabi saw. Bersabda, "Tidak ada hari yang paling
agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya
daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat
itu tahlil, takbir, dan tahmid." (HR. Ahmad)

Karena itu, jika kita ingin menjadi orang yang dicintai Allah swt.,
jangan sia-siakan kesempatan ini untuk taqarrub kepada Allah swt.
dengan banyak-banyak melakukan ibadah. Setidaknya ada delapan ibadah
yang bisa kita lakukan, yaitu:

1. Melaksanakan ibadah haji dan umrah. Ini adalah amal yang paling
utama di bulan Dzulhijjah. Tidak ada haji selain di bulan Dzulhijjah.
Ganjaran bagi orang yang melaksanakan ibadah ini sangat besar di sisi
Allah swt. Kata Nabi saw., "Dari umrah ke umrah adalah tebusan
(dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur
balasannya tiada lain adalah surga."

2. Berpuasa selama 10 hari di hari-hari pertama bulan Dzulhijjah, atau
pada sebagiannya, atau paling tidak sehari di hari Arafah. Puasa juga
amalan utama. Allah swt. memilih puasa sebagai amalan hambaNya untuk
diriNya sehingga Dia sendiri yang menentukan pahalanya. Hal ini
termaktub dalam sebuah hadist Qudsi. "Puasa ini adalah untuk-Ku, dan
Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat,
makanan, dan minumannya semata-mata karena Aku."

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri r.a.,
Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di
jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya
itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". (Hadits muttafaq `alaih)

Dari Abu Qatadah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, "Berpuasa pada hari
Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun
sebelum dan sesudahnya". (HR. Muslim)

3. Bertakbir dan berdzikir. Perbanyaklah takbir dan dzikir di 10 hari
pertama bulan Dzulhijjah sebagaimana yang diperintahkan Allah swt.,
"…. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah
ditentukan…." [QS. Al-Hajj (20): 28]. Begitulah para ahli tafsir
menafsirkannya frase "pada hari-hari yang ditentukan" dengan "sepuluh
hari dari bulan Dzul Hijjah". Karena itu, para ulama menganjurkan
kepada kita untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut. Apalagi
ada hadits dari Ibnu Umar r.a. yang menguatkan. Bunyinya, "Maka
perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir, dan tahmid". (HR. Ahmad)

Imam Bukhari menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar ke
pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu
orang-orang pun mengikuti takbirnya.

Diriwayatkan bahwa para tabiin pada hari-hari itu mengucapkan, "Allahu
akbar, allahu akbar, laa ilaha ilallah, walllahu akbar, allahu akbar
wa lillahil hamdu." Artinya, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak
ada ilah (sembahan) selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar, segala puji hanya bagi Allah."

Dianjurkan mengeraskan suara saat bertakbir baik ketika di masjid,
rumah, pasar, atau di jalan. Allah berfirman, "Dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …". [QS.
Al-Baqarah (2): 185]

Perbanyak taubat dan meninggalkan segala bentuk maksiat dan dosa.
Maksiat adalah penyebab jauhnya hamba dari Allah swt. Sedangkan
ketaatan adalah pintu mendapat cinta dan kasih sayang Allah swt. Dan
Allah swt. lebih cinta kepada seorang hamba melebihi cinta sang hamba
kepada Allah swt. Bahkan, Allah swt. cemburu jika hambanya berbuat
maksiat. Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi swt. bersabda,
"Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala
seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya."
(Hadits muttafaq `alaihi)

4. Perbanyaklah amal shalih. Bukan hanya amal-amal yang fardhu saja.
Sebab, Allah swt. suka dan mencintai seorang hamba yang mendekatkan
diri kepadanya dengan melakukan nawafil, amalan sunah. Kita bisa
memperbanyak shalat sunnah, bersedekah, berjihad, membaca Al-Qur'an,
dan melakukan amar ma'ruf nahi munkar. Kita sangat berharap semua
amalan itu bisa mendatangkan banyak pahala. Tapi, kita lebih berharap
lagi mendapat cintai dan ridha Allah swt.

5. Disyariatkan pula kita melakukan takbir muthlaq –yaitu pada setiap
saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied– dan takbir muqayyad
–yaitu takbir yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang
dilaksanakan dengan berjama'ah. Bagi kita yanga sedang tidak berhaji,
takbir dimulai dari sejak Zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung
hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

6. Berkurban. Bisa kita lakukan pada Hari Raya Qurban dan Hari-hari
Tasyriq. Ibadah ini adalah sunnah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Muhammad
saw. mengukuhkannya menjadi syariat bagi kita. Sabda Nabi, "Berkurban
dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk.
Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan
bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu".
(Hadits muttafaq `alaihi).

7. Dilarang mencabut atau memotong rambut dan kuku bagi orang yang
hendak berkurban. Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu
Salamah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: "Jika kamu melihat hilal bulan
Dzulhijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka
hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya." Dalam
riwayat lain, "Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau
kukunya sehingga ia berkurban."

Hal ini untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang
menuntun hewan kurbannya. Firman Allah, "Dan jangan kamu mencukur
(rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan."
[QS. Al-Baqarah (2): 196]. Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya
dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan
anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban.

8. Melaksanakan shalat Iedul Adha dan mendengarkan khutbahnya. Bahkan,
anak-anak dan wanita-wanita yang sedang haidh pun diperintahkan Nabi
saw. untuk hadir bersama jama'ah shalat ied di tanah lapang untuk
mendengarkan khutbah.

http://www.dakwatuna.com/2007/8-ibadah-di-bulan-dzulhijjah/

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Ads on Yahoo!

Learn more now.

Reach customers

searching for you.

Everyday Wellness

on Yahoo! Groups

Find groups that will

help you stay fit.

Special K Group

on Yahoo! Groups

Learn how others

are losing pounds.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: