Rabu, 18 Maret 2009

[daarut-tauhiid] Kekuatan Air Mata

Kekuatan Air Mata


oleh M. Arif As-Salman


-----------------
Ia hadir hampir dalam setiap denyut nadi gerakan dan aktivitas mahasiswa.
Penampilannya sederhana. Sikapnya santun. Mudah tersenyum. Suka
menyapa, perhatian, dan ringan tangan. Saya baru mengenalnya ketika
mengikuti sebuah acara seminar. Ia tampil sebagai pemateri. Air mukanya
yang jernih dan tenang telah mampu menarik perhatian setiap pendengar.
Untaian kata-katanya yang lembut, jelas dan tepat semakin menjadi daya
tarik tersendiri bagi semua orang. Kata-katanya penuh ilmu dan hikmah.
Bahkan candanya sekalipun tak kosong dari ilmu dan hikmah. Sehingga
kesempatan bisa duduk dan ngobrol dengannya menjadi kesenangan
tersendiri bagi saya.

Sangat gemar membaca, tak jarang setelah seharian kuliah ia sering
ditemukan asyik menikmati buku-buku di Perpustakaan Mahasiswa Indonesia
Kairo (PMIK). Full aktivitas, kegiatannya hampir tak terputus dan tanpa
henti. Kendati demikian ia tidak pernah kehilangan kesempatan shalat
berjamaah di mesjid, takbir pertama bersama imam. Walau sibuk, ia tak
lupa menyempatkan diri bermesraan dengan mushâf saku yang selalu ia
bawa. Ia selalu tampak kuat, bersemangat dan bisa menyelesaikan setiap
pekerjaan dengan baik. Kebaikan yang ada pada dirinya mendorong saya
untuk ingin lebih dekat mengenalnya. Saya ingin mengetahui apa yang
menjadi rahasia kekuatan semangat, ketenangan dan kejernihan hati dan
pikirannya.

Menurut salah seorang teman yang tinggal serumah dengannya, bahwa ia
sering kedapatan menangis. Ya, ia sering ditemukan terisak menangis.
Ketika ditanya kenapa ia menangis, ia berkata, "Akhi, kita hidup di
dunia hanya sebentar, kematian datang kapan saja, setiap amal kita akan
dihisab dan saya tidak tahu apakah kelak di akhirat saya akan tergolong
menjadi ahli sorga ataukah neraka."

Suatu kali ketika shalat subuh berjamaah, saya berdiri di
sampingnya. Dan saat itu imam membaca ayat, "Adapun orang yang
diberikan kitabnya dari belakang. Maka dia akan berteriak, "celakalah
aku". Dan dia akan masuk kedalam api yang menyala-nyala(neraka).
Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira dikalangan kaumya (yang
sama-sama kafir). Sesungguhnya dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak
akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar,
sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya." (Al-Insyiqâq: 10-15 ). Saya
mendengar ia menangis sejadi-jadinya, saya seakan-akan mendengarkan air
mendidih dari rongga dadanya.

Seusai shalat, saya melihat tangisan itu masih membekas di wajahnya.
Hatinya begitu lembut, begitu mudah tersentuh dengan Al-Qur`ân.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh pendahulu kita, para
Al-Salafus Sâlih. Menurut suatu riwayat, jika mengerjakan shalat subuh,
Umar Ra. sering membaca surat Al-Kahfi, Thaha dan surat-surat lain yang
sama panjangnya dengan surat itu. Pada saat itulah Umar Ra. sering
menangis sehingga tangisannya terdengar ke barisan belakang. Pada suatu
ketika dalam shalat subuh , Umar Ra. membaca surat Yusuf, ketika sampai
pada ayat, "Sesungguhnya hanya pada Allah saya mengadukan kesusahan dan
kesedihanku. " ( Yusuf : 86 )

Umar Ra. menangis terisak-isak sehingga suaranya tidak lagi
terdengar ke belakang. Terkadang dalam shalat tahajudnya Umar Ra.
membaca ayat-ayat Al-Qur`ân sambil menangis sehingga ia terjatuh dan
sakit. Inilah perasaan takut pada Allah seorang yang apabila disebut
namanya saja, akan menggetarkan dan membuat takut hati raja-raja besar.

Rasulullah Saw. bersabda, "Akar dari kebijaksanaan adalah takut kepada Allah."

Suatu hari Rasulullah Saw. melewati seorang sahabat yang sedang
membaca Al-Qur`ân, ketika sahabat tadi sampai pada ayat, "Maka apabila
langit telah terbelah dan menjadi merah seperti kulit yang merah."
(Ar-Rahman: 37), maka bulu pembaca tadi berdiri tegak dan dia menangis
terisak-isak dan berkata, "Aduh, apakah yang akan terjadi pada diriku
apabila langit terbelah pada hari kiamat? Sungguh malang nasibku." Nabi
berkata padanya, "Tangisanmu membuat para malaikat ikut menangis
bersamamu."

Abdullah bin Rawahah salah seorang sahabat Rasulullah Saw., pada suatu
hari menangis dengan sedihnya, melihat keadaan itu istrinya pun turut
menangis bersamanya. Dia bertanya pada istrinya, "Kenapa engkau
menangis?" istrinya menjawab, "Apa yang menyebabkan engkau menangis,
itulah yang menyebabkan saya menangis." Abdullah berkata, "Ketika saya
ingat bahwa saya harus menyeberangi neraka melalui shirat, saya tidak
tahu apakah saya akan selamat atau tidak."

Rasulullah Saw. bersabda : "Wajah yang dibasahi air mata karena
takut pada Allah walaupun sedikit akan diselamatkan dari api neraka."
Beliau juga bersabda, "Jika seseorang menangis karena takut pada Allah
maka dia tidak akan masuk neraka, seperti tidak mungkinnya air susu
masuk kembali ke putingnya."

Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw., "Adakah diantara
pengikut-pengikutmu yang akan masuk surga tanpa hisab?", "Ia" jawab
Nabi. "Dia adalah orang yang banyak menangis karena menyesali dosa-dosa
yang telah ia lakukan."

Dalam kesempatan lain Rasulullah Saw. bersabda, "Ada dua jenis
tetesan yang sangat disukai oleh Allah, tetesan air mata karena takut
pada-Nya dan tetesan darah karena perjuangan di jalan-Nya."

Sungguh masih banyak lagi riwayat yang menjelaskan penting dan
bermanfaatnya menangis karena takut pada Allah Swt. sambil menyesali
dosa-dosa dan mengingat kebesaran Allah. Dan kisah-kisah diatas adalah
suatu teladan bagi kita.

Ternyata air mata tidak selamanya menjadi simbol kelemahan, di dalamnya
justru terdapat kekuatan, ada daya rubah yang luar biasa. Dengannya
banyak pekerjaan besar bisa diselesaikan secara optimal. Terutama
saat-saat bersama Al-Qur`ân, disaat sendiri mengingat dosa dan
kesalahan.

Marilah kita melihat diri kita yang bergelimang dengan noda dan
dosa, diri yang tidak pernah merasa takut dengan siksa Allah. Mata yang
sangat jarang atau bahkan tidak pernah menangis karena takut pada
Allah. Dan mari kita hitung, sampai detik ini, sudah berapa kali air
mata kita menetes karena takut pada Allah? Karena mengingat dosa-dosa
dan kesalahan kita dan karena mengingat siksa-Nya. Wallâhul musta`ân wa
a`lam

Cairo,

marif_assalman@yahoo.com

-------------------sumber :eramuslim.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Weight Management Challenge

Join others who

are losing pounds.

Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Auto Enthusiast Zone

Car groups and more!

All-Bran

Day 10 Club

on Yahoo! Groups

Feel better with fiber.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: