Assalamualaikum wr.wb
saya ucapkan selamat ya.. atas pinangan calon suami.
kalau sampeyan, sudah istikharoh dan mantaap.. go head aja.
niat calon suami untuk beralih profesi harus disikapi dengan khusnudhon.
yakhin saja kalau memang sampeyan sudah yakhin..jangan was2x...karena itu
pintu syaithon, plus berdosa lho..karena su'udhon dengan niat baik
seseorang.
didunia ini tidak ada yang sempurna....
kita hanya diwajibkan untuk berihtiar yang benar(khalal)
serahkan kepada Allah (TAWAKAL) dengan benar pula...
setelah itu perhatikan apa yang terjadi.....
Teguh)
saya jadi ingin share pengalaman pribadi...semoga bermanfaat untuk sampeyan
dan teman2x semua....
saya berasal dari keluarga sederhana yang sudah harus ikut orang lain agar
bisa sekolah sampai STM.
Lulus STM saya diterima bekerja di "INDOMART"..
bisa kerja di "INDOMART" gaji diatas UMR..
tapi ketika saya masuk kerja di situ baru tau kalau di "INDOMART" juga jual
minuman keras (bir, green sand dll)....
maka insting muslim saya menolak dan berkata "kamu ngapain merantau jauh2x,
islam, ngaji kok jualan bir???? memang rejeki dari Allah tidak bisa diambil
dari jalan yang lebih halal".
berat?? pasti!! meninggalkan pekerjaan dengan gaji diatas rata2x, tapi
bukankah bumi Allah itu luas???
maka dengan Bismillahirahmanirr
pertolongan Allah pada hambaNYA yang ingin menempuh jalan yang benar, saya
tinggalkan pekerjaan di "INDOMART".
setelah itu saya mencari pekerjaan yang halal, mulai jadi Kernet Truk, Kuli
bangunan, kerja pabrik, tukang loper susu, tukang plitur dll.
dan Alkhamdulilah setelah kurang lebih 5 tahun saya di wisuda jadi Sarjana
Teknik.
jadi kadang percaya pada Allah itu sulit, tapi mempercayakan hidup kita pada
Allah itu lebih sulit lagi.
tapi kita harus yakhin 100%, BAHWA hidup kita tidak bisa lepas dari "tangan
rahasianya Allah"...
maka berihtiarlah yang tidak dibenci Allah, dan tawakalah hanya kepada
Allah....
dan ketika saya mau menikah..
saya juga tidak punya pekerjaan yang bisa "diandalkan" di depan calon istri
saya.....
malah sesaat sebelum pernikahan, perusahaan tempat bekerjaku diambang
kebangkrutan (sekarang perusahaanya malah sudah bangkrut)..
maka saya pun mengundurkan diri.......
tahu sendiri kan cari kerjaan di Jakarta dan sekitarnya susahnya Masa
Allah......
maka sayapun jualan kacang dan burger......
saya.....
diawal pernikahan memang berat.......
bisnis kacang saya bangkrut karena imbas BBM naik......
burger seret karena orang mudah jenuh......
akhirnya saya kerja serabutan apa saja yang penting halal...
mulai seles, jual roti keliling, jual serabi, dan sekarang kerja di
perusahaan lagi.....
dan Alkhamdulilah sekarang setelah hampir 4 tahun pernikahan kami...
Allah memberikan kami kepercayaan (titipan) :
- 2 orang Anak (1 meninggal waktu lahir)
- Rumah (walau masih nyicicil...dulu gak kebayang bisa beli rumah)
- membuka Usaha Toko dan Warung dengan 2 karyawan.
- dll ......nikmat Allah yang pasti tidak bisa kita hitung.
jadi buruan menikah....
menikah itu indah....
menikah itu ibadah....
menikah itu bikin hidup jadi berkah.....
menikah menjauhkan fitnah.....
semarakkan hidup dengan menikah.....
baik sekian saja ya..
salam untuk calon suami kamu (tunanganmu)
sampaikan bumi ALLAH itu luas......
Rizki Allah itu ada dimana-mana.
Wassalamualaikum wr.wb
From: daarut-tauhiid@
On Behalf Of Miss Dr
Sent: Monday, November 02, 2009 11:39 AM
To: daarut-tauhiid@
Subject: [daarut-tauhiid] Menikah dengan seorang Bartender
Assalamualaikum wr.wb
Mohon pencerahannya.
Beberapa waktu lalu saya dipinang (masih dalam taraf dia berbicara kepada
saya) oleh seorang bartender yang memiliki budi pekerti yang baik dan
insyallah selalu sholat 5 waktu.
Setelah saya melakukan sholat istikarah (seperti halnya saya anjurkan kepada
dia juga), hingga saat ini kami belum mengalami kendala yang sangat
berarti...
(saya kurang mengerti apakah kekhawatiran yg saya alami dibawah merupakan
kendala yg berarti)
walaupun dalam hati saya masih merasakan ketakutan yang amat sangat terhadap
azab Allah terhadap pekerjaannya itu.
Dia berjanji akan berhenti melakukan pekerjaannya setelah menikahi saya..
namun setelah saya melihat kedalam (kondisi keuangan dan kebutuhannya) saya
nilai hal itu menjadi sulit bagi dirinya dan kami untuk kedepannya..
walaupun dia tidak mengatakan bahwa dia tidak bisa memenuhi permintaan saya.
Saya melihat dia memiliki niat untuk bertobat dan memilih pekerjaan yang
lebih baik, namun dengan kemampuannya yg terbatas dia (termasuk saya
pribadi) merasa hal tersebut sangatlah sulit karena adanya tanggungan
berjalan yang hrus tetap dipenuhi...
Point yang saya lihat:
- Niat kami tulus ingin beribadah (menikah)
- Niatnya untuk beralih profesi sudah ada
Mohon pencerahannya bagaimana hukum dalam islam apabila dia benar2 tidak
dapat meninggalkan pekerjaannya sekarang...
Apakah saya sebaiknya tetap melaksanakan pernikahan tersebut walaupun
ternyata dia benar2 tidak bisa meninggalkan profesinya dan tetap berusaha
membantunya mencari jalan keluar yang lebih baik...
atau
saya tinggalkan dia karena dia tidak bisa memenuhi permintaan saya....
sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Hamba Allah yang tetap berusaha memiliki rasa takut kepada-NYA..
Wassalamualaikum wr.wb
____________
Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru. Kini dengan update real-time,
panggilan video, dan banyak lagi! Kunjungi http://id.messenger
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar