Selasa, 03 November 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2865

Messages In This Digest (12 Messages)

Messages

1.

[Ruang Baca] 30 Hari Jadi Murid Anakku

Posted by: "Rini" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Mon Nov 2, 2009 6:01 am (PST)



Penulis: Mel
Penerbit: Akoer
Tebal: 224 halaman
Cetakan: I, Mei 2009
Beli di: a.mel73@yahoo.com
Harga: Rp 38.500,00 (diskon 30% dari harga toko, 55 ribu)
ISBN: 9789791038164

Orang tua acap kali lupa, bahwa mereka pernah menjadi anak-anak. Mengarungi masa kecil dengan sukaria, penuh tanya, penuh rasa ingin tahu dan aneka 'problematikanya'.

Orang tua sering kali abai, bahwa mereka harus senantiasa membekali diri dengan ilmu yang konkret tanpa perlu berpaling jauh-jauh dari keseharian dan lingkungannya. Cukup dengan menolehkan muka, memasang telinga, dan membuka hati lebar-lebar pada buah hati mereka.

Orang tua kerap mendudukkan posisi terlalu tinggi, meski memang anak-anak bukan teman pada masa tertentu. Namun menggenggam keyakinan bahwa orang tua selalu benar, selalu paling tahu 'hanya' karena lahir lebih dulu beberapa puluh tahun, sungguh keliru besar.

Sedari mula, selepas lembaran testimoni, Mel menggulirkan aneka cerita yang menghenyakkan. Bukan karena mengagetkan bak sambaran petir di siang bolong, melainkan karena banyak kebenaran dalam pesan yang terselip dan betapa mudah kita mengabaikannya. Tentang imajinasi, misalnya. Apakah salah bila anak memberi warna batang pohon selain coklat? Bagaimana ketika anak menanyakan apakah dan kapan ia memiliki anak pula, lalu orang tua mengumpamakannya dengan hadiah, sehingga si anak membayangkan akan mendapatkan anak keluar dari kotak kado?

Berangkat dari dialog-dialog simpel yang penuh makna, Mel mengajak kita merenung. Dengan bahasa yang bening dan 'menegur halus', ia bertutur seperti ini:
'Tapi mungkin jika makin berumur, harusnya hati lebih sering dicek, ya. Fungsinya masih baik tidak. Karena ragam reminder luar tadi, makin tidak punya makna banyak jika si hati sendiri tidak punya fasilitas reminder. Buatku, semakin berumur, selain telinga dan daya ingat, hati akan juga berperan sebagai pengingat yang baik.' (Day 2, Reminder, hal. 42-43)

Dengan analogi kertas yang diolah sedemikian rupa, terpapar visi yang cukup jernih untuk mengenal dan memahami anak-anak sekaligus mengenali diri kita sendiri.
"Semua tahu bahwa anak-anak memang lembaran kosong yang menunggu diisi. Ditulis. Dan seburuk apa pun aku, dengan semua kualitas minus yang tak patut dibanggakan, aku tetap tahu idealisme untuk memberi hal baik buat mereka. Layaknya menulis, si Penulis harus menguasai bahan yang akan dituliskan jika ingin hasilnya bagus. Bukan asal tulis. Bukan diisi dengan makian ala blog curhat yang sedang menuang kekesalan atau mengisi waktu senggang. Ini karya tulis. Karya tulis yang bisa jadi diterbitkan. Dibaca banyak orang. Lebih baik lagi jadi inspirasi buat banyak orang. Ke dalamnya aku ingin mengisi hal-hal baik." (hal. 47-48)

Banyak sudut pandang yang relatif baru dihadirkan dalam cerita demi cerita. Tentang si Sulung yang tetap percaya diri meskipun kurus, sebab tidak dihakimi soal kurus-gemuk asalkan sehat. Ihwal perhatian kecil yang sering tersingkir hanya karena alasan waktu, padahal sedikit sentuhan saja dapat menjadi energi. Juga kencan ibu-anak, yang kali lain berganti keberduaan anak dan ibunya sebab sang ananda letih sepulang sekolah. Selama ibunya menemani, buah hati Mel menghiburnya dan berusaha membuatnya tidak jemu.

Namun kisah paling bersinar dalam buku ini adalah Day 20: Anak. Secara lugas, Mel mengemukakan pendapat sebagai berikut:
"Kehadiran anak-anak sepatutnya jadi sumber kebahagiaan orang tua, ya? Atau diharapkan dapat membahagiakan orang tuanya? Itu dua kalimat yang jadi berlainan artinya. Kalimat pertama menyiratkan bahwa orang tua berbahagia hanya karena keberadaan mereka. Tanpa berpamrih, mereka sudah cukup berbahagia karena "anak-anak itu adalah sumber kebahagiaan mereka". Kalimat kedua, tentu cukup jelas artinya. anak-anak secara tersirat dituntut berbuat sesuatu, diharapkan dengan demikian mereka dapat membuat orang tuanya berbahagia." (hal. 146-147).

Tidak berkepanjangan 'hujan embun' yang ditimbulkan tulisan Mel. Pembaca diajak tergelak dengan keluguan si kecil berlaku posesif atas ibunda, pula perhatiannya yang cermat akan detail bahkan pada cerita yang dibacakan. Bahan-bahan melimpah untuk berpikir dalam mengasuh anak dan memupuk upaya menjadi orang tua yang 'baik dan benar' dipungkas dengan syair Khalil Gibran, petikan puisi, dan dongeng anak yang manis sekali.

Klasifikasi cerita tertata apik, hingga menyelubungi sedikit keganjilan dalam penyuntingan. Sangat disayangkan, tidak ada daftar isi. Mel sendiri hanya menggoreskan pesan tegas bahwa ia tidak menggurui siapa pun dengan bukunya ini, tanpa menorehkan profil singkat. Cara yang unik atas sebuah karya segar dan lebih dari sekadar menarik.

Peace,
Rinurbad

2.

Ketemu Amitabh Bachan dan Jalan-jalan gratis di Kuala Lumpur

Posted by: "ecrivain della" della_ecrivain@yahoo.com   della_ecrivain

Mon Nov 2, 2009 2:08 pm (PST)



500 FREE trips to YES2009 be given away all together worth over 1,000,000 USD
http://indonesia. youthsays. com/seachange/ go/tvF

AYO ubah Dunia ini dengan aspirasi paling menarik yang bisa mengubah cara pikir dan pandangan dunia Asia Tenggara khususnya agar hidup lebih baik lagi.

Kami mengundang teman – teman untuk mengikuti kontes ini :
Caranya :

KONTES INI UNTUK TEMAN TEMAN BERUSIA 15-35 TAHUN!
1. Teman – teman cukup Sign up ke http://indonesia. youthsays. com/seachange/ go/tvF
2. confirm email teman – teman
3. Posting Aspirasi teman – teman dengan sekreatif mungkin
4.
Semakin aktif teman – teman dalam menyampaikan aspirasi maka
memperbesar teman – teman untuk mengikuti kontes ini dan menghadiri
Konferensi yang di hadiri 500 orang beruntung di seluruh asia tenggara.
Join with Us!

cukup daftar ke http://indonesia. youthsays. com/seachange/ go/tvF gratis! Buruaaannn!!!
Indonesian Future Leader

3.

Re: Dapatkan: Hand Phone tipe iPhone3G secara GRATIS

Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com

Mon Nov 2, 2009 3:48 pm (PST)



Mohon diketahui bahwa e-mail iPhone 3G ini spam. Hanya orang bodoh
yang memberi promo dengan gratis.

On 11/3/09, Eko Fidiyanto <970163@mli.panasonic.co.id> wrote:
> Pelanggan yang terhormat,
>
> Kami beritahukan kepada seluruh pelanggan bahwa perusahaan kami, Apple
> Corporation yang berkantor pusat di Cupertino, California US membuka
> kantor pemasaran di Jakarta, Indonesia
>
> Produk yang kami pasarkan adalah Hand Phone tipe iPhone3G yang
> dilengkapi dengan teknologi GPS, Wi-Fi, bluetooth, video-audio,
> camera-photo, 16GB flash drive capacity, dll.
> Details produk kami silakan kunjungi:
> http://www.apple.com/iphone/specs.html
>
> Untuk peluncuran perdana di Indonesia, kami akan memberikan secara
> gratis produk terbaru HP iPhone3G yang dilengkapi features seperti
> diatas.
>
> Dengan memberikan iPhone3G ini, kami berharap akan mendapatkan umpan
> balik yang berharga dari para pelanggan dan mendapatkan efek promosi
> berantai yang besar.
>
> Yang harus anda lakukan adalah:
>
> - Fowardkan pesan ini kepada 20 orang teman. Setelah 2 minggu waktu
> pengiriman, anda akan menerima sebuah iPhone3G. Sebelumnya kami akan
> mengontak anda untuk alamat detail pengiriman, atau
>
> - Forwardkan pesan ini kepada 40 orang, anda akan menerima 2 produk: 1
> bh iPhone3G + 1 bh iPod classic berkapasitas 120GB. Detail produk iPod
> classic kunjungi: http://www.apple.com/ipodclassic
>
> Harap dikirimkan sebuah copy / Cc email kepada:
> applecorpjkt@mail2europe.com
> agar kami mengetahui bahwa anda telah memforward pesan ini.
>
> Hormat kami,
> Julia Christvanie
> Regional Sales Manager
> Apple Corporation - Jakarta Office
> Sudirman Square Office Tower, Tower B Lt. 23
> JI. Jend Sudirman Kav. 45-46 Jakarta Selatan 12930
> Email: applecorpjkt@mail2europe.com
>
>

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

4.

Share Karya

Posted by: "galuh pramono" galoeh11_arch@yahoo.com   galoeh11_arch

Mon Nov 2, 2009 6:07 pm (PST)



Temans, bisa dibaca...dan tinggalin komentar ya disana...
Aku Mau Jadi Pahlawan By Galuh Parantri
http://oase.kompas.com/read/xml/2009/10/27/02222844/aku.mau.jadi.pahlawan
Karya saya yang juga dimuat di kompilasi cerpen Hermes For Charity (100% untuk korban gempa padang)

Oya yang tertarik soal apa seh Hermes For Charity bisa japri saya..
Terimakasih..:)

Best Regards
Galuh Prasamuarsi Parantri

5.1.

salam kenal

Posted by: "Afi Pati" afi.pati@yahoo.com   afi.pati

Mon Nov 2, 2009 6:07 pm (PST)



dear all
ikutan gabung ya....

thanks

5.2.

Re: salam kenal

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Mon Nov 2, 2009 6:19 pm (PST)



selamat bergabung :)

dibuat nyaman ya mba/ibu..
:)

nia robie'

2009/11/2 Afi Pati <afi.pati@yahoo.com>

>
>
> dear all
> ikutan gabung ya....
>
> thanks
>
>
>
>
5.3.

Re: salam kenal

Posted by: "lukman santoso Az" cak_luk2005@yahoo.co.id   cak_luk2005

Mon Nov 2, 2009 11:13 pm (PST)



ok, berbagi ilmu, menuai manfaat.

--- Pada Sel, 3/11/09, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> menulis:

Dari: Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>
Judul: Re: [sekolah-kehidupan] salam kenal
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 3 November, 2009, 9:19 AM

 

selamat bergabung :)

dibuat nyaman ya mba/ibu..
:)

nia robie'

2009/11/2 Afi Pati <afi.pati@yahoo. com>

 

dear all
ikutan gabung ya....

thanks




























&quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com&quot;
6a.

(Catatan kecil) TAK SETEGAR YANG KU KIRA.

Posted by: "Elisa Koraag" elisa201165@yahoo.com   elisa201165

Mon Nov 2, 2009 8:05 pm (PST)




 
(Catatan kecil) TAK SETEGAR YANG KU KIRA.
Icha Koraag
 
Minggu sore, kemarin aku mengantar Bas ke RS. Seharusnya kemarin tapi karena terlalu lelah pulang dinas luar kota dari Palembang, aku tertidur. Suamiku tak membangunkan sehingga jadwal ke RS terlewat.  Maka sore inilah kami ke RS. Sejak siang, suamiku sudah membuat janji ulang dengan dokter. Dan kami mendapat jadwal sesudah magrib, sekitar pukul 18.30.
Sejak mau berangkat, Nampak keengganan bukan hanya di wajah Bas tapi juga di wajah papanya. Akhirnya suamiku berucap juga. "Kali ini mama saja yang menemani Bas yah. Saya antar nanti saya jemput lagi" Kebetulan RS memang tak berjarak jauh dari tempat kami tinggal.
Aku sangat mengenal suamiku, maka aku mengiyakan. Tapi jelas tergambar di raut wajah Bas, kekecewaan. Aku memeluknya sambil membisikkan di telinganya. "Sekarang giliran mama bersama Bas. Papa menemani Van!" Bas hanya diam dan menunduk. Aku mengusap lembut jahitan di wajahnya " Masih sakit nak?" tannyaku. "Sedikit" Jawab Bas.
Seperti biasa sebulan sekali kami berkumpul di rumah kakak tertua suami di Jatibening. Sabtu lalu aku  tidak bisa ikut karena selain kondisiku kurang sehat, aku harus membuat laporan beberapa kerjaan, termasuk lapaoran perjalanankan ke Banjarmasin, minggu lalu. Suamiku bersama Bas dan Van berangkat sejak pk. 11.00 siang. Sesudah mereka berangkat, aku coba untuk tidur. "Asisten RT ku datang sejak pk. 12.00. Aku terbangun, sekitar pukul 15.00 saat asistenku sudah selesai mencuci dan membersihkan rumah. Ia juga menyiapkan makan siang untukku.
Selesai makan dan minum obat, kondisiku membaik. Kemudian aku mandi dan bersiap di balik computer. Tapi pusing kepala membatalkan niatku duduk di hadapan computer. Mungkin mau flu, karena berat disekitar mata dan hidung. Matapun menjadi sakit kalau terkena sinar. Aku kembali berbaring tanpa lampu kamar.  Aku tertidur. Terbangun sekitar pukul 19.50. Perut terasa lapar. Asisten RTku sudah pulang. Aku merasa cukup kuat untuk membuat mie instan. Semangkuk mie instan dan segela jeruk hangat berpindah ke perutku. Nikmat.
Ku coba menyalakan tv, sinar tv masih membuat mataku sakit. Jadi tv ku matikan. Lalu aku diam sambil kembali berbaring.  Kepalaku semakin sakit karena waktu berjalan terus, aku  belumbisa membuat laporan. Sekitar pk. 21.00 suamiku menelephone dan menanyakan kabarku. Ku katakan kondisiku lumayan sehat.  Selanjutnya percakapan membuat adrnalinku berpacu sangat cepat.
"Ma, mau ngabarin nih!" Ucap suamiku.
"Kabar apa?" tanyaku. Terpikir dalam benakku kabar sukacita, mungkin ada salah satu keponakan kami yang akan menikah.
"Bas kecelakaan" Ujar suamiku pelan. Benakku belum menyimak apa yang ku dengar.
"Apa?" tanyaku ulang.
"Bas kecelakaan" Ulang suamiku.
"Maksudnya?" Dadaku mulai terasa bergemuruh.Rasa panas mulai naik ke kepala.
"Tadi Bas nabrak pintu kaca perpustakaan" Jawab Suami
"Oh.." Seiring dengan hembusan nafas lega.
"Kami baru pulang dari RS" lanjut suamiku
"RS…kenapa?"  Desakku
"Bas terluka, dan di jahit…
"Dimana, seberapa parah, kondisinya bagaimana?...... Aku ingin berteriak marah.
"Mama mau saya jemput?"
"Gak usah!" telephone ku putuskan.
Aku bingung, aku linglung, aku tak bisa berpikir.  Rasanya masih sulit mencernsa apa yang baru ku dengar. Bas terluka? Aku tidak ada di sampingnya. Anakku terluka….? Hpku berbunyi lagi. Kali ini adik suamiku.
"Mba, kuat?" sapanya.
"Harus kuat!" Jawabku. Kali ini satu tenaga besar entah darimana mengisi bhatinku.
"Bas sudah baik, sekarang sedang tidur. Daripada mba Icha bertanya-tanya lebih baik mba Icha kami jemput. Tapi bukan Frisch yang jemput karena Frisch kondisinya gak stabil. Kami lebih mengkhawatirkan kondisi papanya daripada anaknya!" Ujar Adik suamiku. Aku tahu jika menyangkut aku dan anak-anak, suamiku sangat berhati kecil. Ia tidak berani bila kami terlihat sakit apalagi sampai terluka.
"Biarkan aku bicara dengan Frisch" Pintaku
"Aku akan marah besar kalau ku tahu, papa tidak jaga Bas. Jemput aku di Blok M" Telephone kututup.
Bergegas aku berganti pakaian dan pergilah aku menggunakan ojeck. Sekitar pk. 22.00 beberapa menit aku tiba, suamiku menjemputku. Dalam mobil tak ada percakapan. Hingga tiba di Jatibeing. Setengah berlari aku mencari Bas. Beberapa ipar yang berpapasan hanya aku salami lalu meneruskan menuju kamar Bas. Ironisnya Bas terbaring di perpustakaan. Lampu yang remang-remang mengelabuhi warna darah dan luka.  Bau amis samar menyentuh hidungku. Ku telusuri sekujur tubuhnya. Aku tak bisa berkata-kata, hanya mengusap dan mencium kepala Bas. Wajahnya penuh verban begitu juga kedua kakinya dan bokongnya.
 
Bas terbangun….
"Hai jagoan!" sapaku getir. Suasana yang temaram, menyamarkan pedih dimataku.  Bas tersenyum.
"Sakit kak?" tanyaku lagi.
"Enggak" Jawab Bas.
"Kakak sudah makan dan minum obat?"
"Sudah" Jawab Bas.
"Coba tidur  yah, Mama mau lihat Van dulu!" Ujarku. Aku ke kamar sebelah. Ku temui ibu mertuaku yang barus usai sholat. " Yang sabar dan ikhlas yah, menerima kejadian ini!" Ujar mertuaku sambil memelukku.
"Ya iyalah Mak.!" Jawabku menahan tangis. Ku lepaskan pelukan ibu mertua dan aku mendekati Van yang sudah lelap dibuai mimpi.
Ku cium wajah mungilnya. Van tak terganggu. Tidurlah nak dengan nyaman, mama ada di kamar sebelah. Ucapku perlahan ditelinganya. Van berusaha merespon ucapanku, ia berusaha membuka kelopak matanya. Kucium kedua matanya, iapun lelap kembali.
Aku kembali ke kamar Bas.  Berbaring dan mengusap lengannya. Akhirnya akupun ertlelap. Melihat kondisi Bas, aksiranku ada sekita 40 jahitan. Ternyata aku keliru.  Pagi aku dapat informasi , Bas mendapat lebih dari 70 jahitan di 9 tempat.
Dan Minggu ini adalah tepat seminggu setelah Bas kecelakaan. Kini harus buka jahitannya. Ini kali pertama aku akan melihat jahitan di wajah Bas. Bas berbaring di tempat tidur, perlahan kubuka verban yang diwajah, dan dokter membuka verban di kaki-kaki. "Sakit kak?" tanyaku. Bas menggeleng.
Aku duduk di kursi di samping tempat tidur. Bas menggenggam tanganku. Ku cium wajahnya dan membisikkan kata-kata yang menguatkan. Mulanya Bas hanya meringis tapi ketika benang di jahitan satu-satu ditarik, Bas mulai mengeluarkan airmata, "sakit mama!" Ujarnya. Dengan tissue kuusap airmatanya dan kuciumi wajahnya. "Sabar ya kak. Tarik nafas, hembuskan perlahan, sambil berhitung" Hiburku. Bas mengikuti perintahku, ia mulai menghitung tapi hitungannya makin cepat dan akhirnya tangisnya pun pecah. "Sakit dokter!" keluh Bas.
Tiba-tiba aku merasa keringat dingin mengalir di sekujur tubuh dan pandanganku berubah, semua terlihat kuning. Hm…aku benci keadaan ini. Karena biasanya  akan diikuti hilangnya kesadaran. Aku berusaha mengerjab-ngerjabkan mata. Aku masih berusha menghapus airmata Bas. Akhirnya kesadaranku pulih. Akupun berkata " Cukup dok. Kalau Bas merasa kesakitan mungkin bisa kita lanjut satu dua hari lagi!"
Dokter menyetujui. "Yang di lutut lukanya masih belum rapat karena lututkan bergerak terus engselnya. Jadi masih harus bersabar tapi benangnya sudah  dibuka. Yang diwajah kelihatannya tidak perlu dicabut, nanti akan menyatu dengan daging." Ujar dokter menjelaskan.
Bas duduk dan memperhatikan lukanya. Ia sudah tidak menangis. Aku minta izin ke kamar mandi karena tiba-tiba rasa mual naik ke lambung. Tapi tak ada yang aku keluarkan. Kembali keruangan dokter. Bas sedang duduk di hadapan dokter dan mendengarkan penjelasan dokter. Ia nmapak serius dan mengangguk-angguk sambil menjawab ya. Bas masih mendapatkan antibiotic dosis 250 mg yang harus diminum sehari 3 kali hingga habis dan satu obat untuk untuk menurunkan bengkak-bengkaknya.
Saya akanmengurus administrasi di kasir, Frisch sudah menjemput. Dengan wajah setengah meringis, ia bertanya " Bas menangis?"  aku menjawab "ya iyalah, kan sakit!" Tapi Bas keluar sudah dengan wjah ceria. Hari ini 13 jahitan sudah di buka. Entah butuh waktu berapa lagi untuk melepaskan jahitan yang lain. Tapi aku lega melihat Basku sudah bisa tertawa.
Tiba di rumah, aku langsung berbaring di tempat tidur. Aku memikirkan kenapa tadi bisa tiba-tiba nyaris hilang kesadaran? Posisiku duduk, aku sehat, dan sudah makan. Apakah rasa sakit yang dirasakan Bas juga menyatu dalam diriku? Apakah tangisan dan teriakkan Bas yang membuatku menjadi demikian? Aku tak bisa menjawab, namun yang pasti aku tak setegar yang kukira. (HO Bintaro, 2 Nov 2009)
 

6b.

Re: (Catatan kecil) TAK SETEGAR YANG KU KIRA.

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Mon Nov 2, 2009 10:23 pm (PST)



Begitulah seorang Ibu, Bunda Icha, orang yang senantiasa berusaha kuat di depan anak-anaknya, walaupun saat ia berpaling sebentar dia seringkali menangis....
Pas pegangin si Gautama saat diambil darah di lab aja, rasanya dada ini mau meledak... apalagi liat jahitan Bas sebegitu banyak..
Salam buat Bas ya? semoga cepet sembuh, btw kecelakaannya pas dia naik apa tuh kok sampek banyak sekali jahitannya? Keep fight Bunda, tfs...

Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

________________________________
From: Elisa Koraag <elisa201165@yahoo.com>
To: rumahkitabersama@yahoogroups.com; Sekolah Kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>; sastra-pembebasan <sastra-pembebasan@yahoogroups.com>
Cc: pengembangan-kepribadian@yahoogroups.com; Escaeva Book Club <escaevabookclub@yahoogroups.com>; vanenbas <vanenbas@bundagaul.multiply.com>
Sent: Tue, November 3, 2009 11:05:27 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (Catatan kecil) TAK SETEGAR YANG KU KIRA.

(Catatan kecil) TAK SETEGAR YANG KU KIRA.
Icha Koraag

Minggu sore, kemarin aku mengantar Bas ke RS. Seharusnya kemarin tapi karena terlalu lelah pulang dinas luar kota dari Palembang, aku tertidur. Suamiku tak membangunkan sehingga jadwal ke RS terlewat. Maka sore inilah kami ke RS. Sejak siang, suamiku sudah membuat janji ulang dengan dokter. Dan kami mendapat jadwal sesudah magrib, sekitar pukul 18.30.

6c.

Re: (Catatan kecil) TAK SETEGAR YANG KU KIRA.

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Mon Nov 2, 2009 10:48 pm (PST)



Bund, sebenarnya Bas sangat kuat dan tegar ya... Aku kagum
padanya...Mengingatkanku saat adik laki-lakiku mengalami kecelakaan bus
beberapa tahun lalu. Saat itu aku lemas dan nyaris ngga bisa berdiri melihat
sekujur tubuhnya luka-luka, biru lebam, dan darah dimana-mana..
Bila membaca tulisan Bunda, aku jadi ingat ibuku saat itu yg tegar seperti
Bunda. Bunda dan ibuku sama-sama terus memberikan dorongan semangat
sementara aku nyaris tak bisa berkata-kata...
Bunda Icha mengingatkanku apda ibuku... ^^*

Bas, cepat sembuh ya, Dik!

Salam sayang
Lia

2009/11/3 Elisa Koraag <elisa201165@yahoo.com>

>
>
>
>
> (Catatan kecil) TAK SETEGAR YANG KU KIRA.
>
> Icha Koraag
>
>
>
> Minggu sore, kemarin aku mengantar Bas ke RS. Seharusnya kemarin tapi
> karena terlalu lelah pulang dinas luar kota dari Palembang, aku tertidur.
> Suamiku tak membangunkan sehingga jadwal ke RS terlewat. Maka sore inilah
> kami ke RS. Sejak siang, suamiku sudah membuat janji ulang dengan dokter.
> Dan kami mendapat jadwal sesudah magrib, sekitar pukul 18.30.
>
> Sejak mau berangkat, Nampak keengganan bukan hanya di wajah Bas tapi juga
> di wajah papanya. Akhirnya suamiku berucap juga. �Kali ini mama saja yang
> menemani Bas yah. Saya antar nanti saya jemput lagi� Kebetulan RS memang tak
> berjarak jauh dari tempat kami tinggal.
>
> Aku sangat mengenal suamiku, maka aku mengiyakan. Tapi jelas tergambar di
> raut wajah Bas, kekecewaan. Aku memeluknya sambil membisikkan di telinganya.
> �Sekarang giliran mama bersama Bas. Papa menemani Van!� Bas hanya diam dan
> menunduk. Aku mengusap lembut jahitan di wajahnya � Masih sakit nak?�
> tannyaku. �Sedikit� Jawab Bas.
>
> Seperti biasa sebulan sekali kami berkumpul di rumah kakak tertua suami di
> Jatibening. Sabtu lalu aku tidak bisa ikut karena selain kondisiku kurang
> sehat, aku harus membuat laporan beberapa kerjaan, termasuk lapaoran
> perjalanankan ke Banjarmasin, minggu lalu. Suamiku bersama Bas dan Van
> berangkat sejak pk. 11.00 siang. Sesudah mereka berangkat, aku coba untuk
> tidur. �Asisten RT ku datang sejak pk. 12.00. Aku terbangun, sekitar pukul
> 15.00 saat asistenku sudah selesai mencuci dan membersihkan rumah. Ia juga
> menyiapkan makan siang untukku.
>
> Selesai makan dan minum obat, kondisiku membaik. Kemudian aku mandi dan
> bersiap di balik computer. Tapi pusing kepala membatalkan niatku duduk di
> hadapan computer. Mungkin mau flu, karena berat disekitar mata dan hidung.
> Matapun menjadi sakit kalau terkena sinar. Aku kembali berbaring tanpa lampu
> kamar. Aku tertidur. Terbangun sekitar pukul 19.50. Perut terasa lapar.
> Asisten RTku sudah pulang. Aku merasa cukup kuat untuk membuat mie instan.
> Semangkuk mie instan dan segela jeruk hangat berpindah ke perutku. Nikmat.
>
> Ku coba menyalakan tv, sinar tv masih membuat mataku sakit. Jadi tv ku
> matikan. Lalu aku diam sambil kembali berbaring. Kepalaku semakin sakit
> karena waktu berjalan terus, aku belumbisa membuat laporan. Sekitar pk.
> 21.00 suamiku menelephone dan menanyakan kabarku. Ku katakan kondisiku
> lumayan sehat. Selanjutnya percakapan membuat adrnalinku berpacu sangat
> cepat.
>
> �Ma, mau ngabarin nih!� Ucap suamiku.
>
> �Kabar apa?� tanyaku. Terpikir dalam benakku kabar sukacita, mungkin ada
> salah satu keponakan kami yang akan menikah.
>
> �Bas kecelakaan� Ujar suamiku pelan. Benakku belum menyimak apa yang ku
> dengar.
>
> �Apa?� tanyaku ulang.
>
> �Bas kecelakaan� Ulang suamiku.
>
> �Maksudnya?� Dadaku mulai terasa bergemuruh.Rasa panas mulai naik ke
> kepala.
>
> �Tadi Bas nabrak pintu kaca perpustakaan� Jawab Suami
>
> �Oh..� Seiring dengan hembusan nafas lega.
>
> �Kami baru pulang dari RS� lanjut suamiku
>
> �RS�kenapa?� Desakku
>
> �Bas terluka, dan di jahit�
>
> �Dimana, seberapa parah, kondisinya bagaimana?...... Aku ingin berteriak
> marah.
>
> �Mama mau saya jemput?�
>
> �Gak usah!� telephone ku putuskan.
>
> Aku bingung, aku linglung, aku tak bisa berpikir. Rasanya masih sulit
> mencernsa apa yang baru ku dengar. Bas terluka? Aku tidak ada di sampingnya.
> Anakku terluka�.? Hpku berbunyi lagi. Kali ini adik suamiku.
>
> �Mba, kuat?� sapanya.
>
> �Harus kuat!� Jawabku. Kali ini satu tenaga besar entah darimana mengisi
> bhatinku.
>
> �Bas sudah baik, sekarang sedang tidur. Daripada mba Icha bertanya-tanya
> lebih baik mba Icha kami jemput. Tapi bukan Frisch yang jemput karena Frisch
> kondisinya gak stabil. Kami lebih mengkhawatirkan kondisi papanya daripada
> anaknya!� Ujar Adik suamiku. Aku tahu jika menyangkut aku dan anak-anak,
> suamiku sangat berhati kecil. Ia tidak berani bila kami terlihat sakit
> apalagi sampai terluka.
>
> �Biarkan aku bicara dengan Frisch� Pintaku
>
> �Aku akan marah besar kalau ku tahu, papa tidak jaga Bas. Jemput aku di
> Blok M� Telephone kututup.
>
> Bergegas aku berganti pakaian dan pergilah aku menggunakan ojeck. Sekitar
> pk. 22.00 beberapa menit aku tiba, suamiku menjemputku. Dalam mobil tak ada
> percakapan. Hingga tiba di Jatibeing. Setengah berlari aku mencari Bas.
> Beberapa ipar yang berpapasan hanya aku salami lalu meneruskan menuju kamar
> Bas. Ironisnya Bas terbaring di perpustakaan. Lampu yang remang-remang
> mengelabuhi warna darah dan luka. Bau amis samar menyentuh hidungku. Ku
> telusuri sekujur tubuhnya. Aku tak bisa berkata-kata, hanya mengusap dan
> mencium kepala Bas. Wajahnya penuh verban begitu juga kedua kakinya dan
> bokongnya.
>
>
>
> Bas terbangun�.
>
> �Hai jagoan!� sapaku getir. Suasana yang temaram, menyamarkan pedih
> dimataku. Bas tersenyum.
>
> �Sakit kak?� tanyaku lagi.
>
> �Enggak� Jawab Bas.
>
> �Kakak sudah makan dan minum obat?�
>
> �Sudah� Jawab Bas.
>
> �Coba tidur yah, Mama mau lihat Van dulu!� Ujarku. Aku ke kamar sebelah.
> Ku temui ibu mertuaku yang barus usai sholat. � Yang sabar dan ikhlas yah,
> menerima kejadian ini!� Ujar mertuaku sambil memelukku.
>
> �Ya iyalah Mak.!� Jawabku menahan tangis. Ku lepaskan pelukan ibu mertua
> dan aku mendekati Van yang sudah lelap dibuai mimpi.
>
> Ku cium wajah mungilnya. Van tak terganggu. Tidurlah nak dengan nyaman,
> mama ada di kamar sebelah. Ucapku perlahan ditelinganya. Van berusaha
> merespon ucapanku, ia berusaha membuka kelopak matanya. Kucium kedua
> matanya, iapun lelap kembali.
>
> Aku kembali ke kamar Bas. Berbaring dan mengusap lengannya. Akhirnya
> akupun ertlelap. Melihat kondisi Bas, aksiranku ada sekita 40 jahitan.
> Ternyata aku keliru. Pagi aku dapat informasi , Bas mendapat lebih dari
> 70 jahitan di 9 tempat.
>
> Dan Minggu ini adalah tepat seminggu setelah Bas kecelakaan. Kini harus
> buka jahitannya. Ini kali pertama aku akan melihat jahitan di wajah Bas. Bas
> berbaring di tempat tidur, perlahan kubuka verban yang diwajah, dan dokter
> membuka verban di kaki-kaki. �Sakit kak?� tanyaku. Bas menggeleng.
>
> Aku duduk di kursi di samping tempat tidur. Bas menggenggam tanganku. Ku
> cium wajahnya dan membisikkan kata-kata yang menguatkan. Mulanya Bas hanya
> meringis tapi ketika benang di jahitan satu-satu ditarik, Bas mulai
> mengeluarkan airmata, �sakit mama!� Ujarnya. Dengan tissue kuusap airmatanya
> dan kuciumi wajahnya. �Sabar ya kak. Tarik nafas, hembuskan perlahan, sambil
> berhitung� Hiburku. Bas mengikuti perintahku, ia mulai menghitung tapi
> hitungannya makin cepat dan akhirnya tangisnya pun pecah. �Sakit dokter!�
> keluh Bas.
>
> Tiba-tiba aku merasa keringat dingin mengalir di sekujur tubuh dan
> pandanganku berubah, semua terlihat kuning. Hm�aku benci keadaan ini. Karena
> biasanya akan diikuti hilangnya kesadaran. Aku berusaha
> mengerjab-ngerjabkan mata. Aku masih berusha menghapus airmata Bas. Akhirnya
> kesadaranku pulih. Akupun berkata � Cukup dok. Kalau Bas merasa kesakitan
> mungkin bisa kita lanjut satu dua hari lagi!�
>
> Dokter menyetujui. �Yang di lutut lukanya masih belum rapat karena lututkan
> bergerak terus engselnya. Jadi masih harus bersabar tapi benangnya sudah dibuka.
> Yang diwajah kelihatannya tidak perlu dicabut, nanti akan menyatu dengan
> daging.� Ujar dokter menjelaskan.
>
> Bas duduk dan memperhatikan lukanya. Ia sudah tidak menangis. Aku minta
> izin ke kamar mandi karena tiba-tiba rasa mual naik ke lambung. Tapi tak ada
> yang aku keluarkan. Kembali keruangan dokter. Bas sedang duduk di hadapan
> dokter dan mendengarkan penjelasan dokter. Ia nmapak serius dan
> mengangguk-angguk sambil menjawab ya. Bas masih mendapatkan antibiotic dosis
> 250 mg yang harus diminum sehari 3 kali hingga habis dan satu obat untuk
> untuk menurunkan bengkak-bengkaknya.
>
> Saya akanmengurus administrasi di kasir, Frisch sudah menjemput. Dengan
> wajah setengah meringis, ia bertanya � Bas menangis?� aku menjawab �ya
> iyalah, kan sakit!� Tapi Bas keluar sudah dengan wjah ceria. Hari ini 13
> jahitan sudah di buka. Entah butuh waktu berapa lagi untuk melepaskan
> jahitan yang lain. Tapi aku lega melihat Basku sudah bisa tertawa.
>
> Tiba di rumah, aku langsung berbaring di tempat tidur. Aku memikirkan
> kenapa tadi bisa tiba-tiba nyaris hilang kesadaran? Posisiku duduk, aku
> sehat, dan sudah makan. Apakah rasa sakit yang dirasakan Bas juga menyatu
> dalam diriku? Apakah tangisan dan teriakkan Bas yang membuatku menjadi
> demikian? Aku tak bisa menjawab, namun yang pasti aku tak setegar yang
> kukira. (HO Bintaro, 2 Nov 2009)
>
>
>
7.

diary lebaran - part1 -

Posted by: "interaktif" diifaa_03@yahoo.com   diifaa_03

Mon Nov 2, 2009 11:10 pm (PST)





1 Syawal 1430 H

Hari kemenangan itu akhirnya tiba juga, setelah selama
sebulan di gembleng dengan menahan lapar dan menahan haus. Bahagia itu kembali
menyapa meski masih saja terselip rasa ketidakrelaan berpisah dengan bulan yang
mulai dan penuh berkah, namun waktu tetaplah akan berlalu dan hanya harap
semoga di tahun ke depan masih diberikan kenikmatan untuk mencicipi hidangan ramadhan
kembali

Berbondong bondong orang – orang pergi memenuhi masjid,
mereka menggunakan pakaian mereka yang terbaik, senyum yang tak pernah lepas
dari bibir mereka, tak lupa jabat tangan pun di daratkan kepada yang lain guna
menambah keakraban.

Prosesi sholat berjalan dengan hikmat dan pembacaan khutbah
tidak terlalu lama dilantunkan, mungkin si khotib tahu benar bagaimana sikap
warga kami, meraka tidak suka mendengarkan khutbah terlalu lama, pernah
dibeberapa tahun yang lalu ada khotib yang membaca khutbah hampir satu jam,
para jamaah mulai dirundung resah seperti tak punya daya untuk menanti lebih
lama. Entahlah itu mungkin perbedaan orang dulu dengan sekarang. Orang sekarang
tidak suka mendengarkan ceramah lebih lama tetapi kalau sudah di depan si kotak
mungil pastilah mereka akan rela membunuh waktunya hingga separo dari harinya.

Sudah menjadi adat, jika sebelum hari raya tempat  - tempat fonumenal itu di mall, di pantura
dan masjid, kalau sesudah sholat hari raya makam menjadi tempat pertama yang
kami datangi, selain untuk berkunjung dan berkirim do'a juga membagi
kebahagiaan kepada penduduk alam barzah.

Tak lama kemudian penduduk mulai saling berkunjung dari satu
pintu ke pintu yang lain. Tak ada satu pintu pun yang tertutup seakan membuka
hati mereka untuk memaafkan sesama. Setiap torehan luka yang
sempat mereka sapakan kepada saudaranya diminta keihlasan dengan bentuk
permintaan maaf. Lebur segala dendam dan amarah yang pernah mereka sesakkan di
dalam dada karena ulah saudaranya.

Mereka dengan mudahnya meminta maaf dan memaafkan.

Namun di dalam lebaran ini ada sedikit kemunduran yang sangat kentara. Di tahun demi tahun budaya bepergian ke rumah tetangga terdekat
berlahan luntur. Biasanya di tempat kami ketika malam hari raya pertama jalan -
jalan menjadi ramai, banyaknya
orang yang lalu lalang untuk pergi berkunjung ke tetangga di sekitarnya. Jalan
– jalan menjadi ramai, ketika mereka bertemu dijalan, mereka saling bermaafan
dan tertawa riang, orang – orang dari keluarga yang lebih muda
mendatangi tetangga yang lebih tua untuk berkunjung walaupun hanya sekedar
meminta maaf. Anak – anak muda dengan berkelompok  berjalan –jalan
mengitari desa sekitar untuk memperoleh kemaafan.

Tetapi mengapa di malam ini jalan – jalanku menjadi
lenggang, tak banyak lagi ditemukan orang – orang pergi berkunjung ke rumah
saudaranya untuk bermaafan. Apa karena ini dampak dari hp yang orang cukup
mengirim sms untuk mendapat maaf dari saudaranya sehingga budaya berkunjung atau
silatuhrahim menjadi tidak begitu penting karena sudah terwakilkan. Apakah mereka merasa sibuk dengan pekerjaan
mereka atau mereka memang merasa tidak punya kesalahan dengan tetangganya
sehingga mereka tidak perlu lagi mencari untaian kata maaf..

salam
Wiwik H.
http://diifaa.multiply.com

Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
8.

(OOT) Undangan Partisipasi Teknopreneur Award 2009

Posted by: "budingudiono" ngudiono@gmail.com   budingudiono

Tue Nov 3, 2009 12:35 am (PST)



Rekan-rekan Pemerhati dan Pelaku Bisnis Teknologi di Indonesia,

Teriring salam sejahtera,

Sebagai bentuk apresiasi untuk para teknopreneur (pelaku bisnis
teknologi)
di Indonesia dan upaya mendorong tumbuhnya bisnis-bisnis teknologi
berskala UKM saat ini menjadi bisnis-bisnis besar di masa depan,
Ikatan
Alumni ITB, Teknopreneur Indonesia, dan Tekno Ventura kembali
menggelar
Teknopreneur Award 2009, yang merupakan penghargaan bagi para pelaku
bisnis teknologi terbaik di tanah air.

Penghargaan yang memasuki tahun kedua ini melibatkan Dewan Juri yang
berkompeten, yaitu:

1. Amir Sambodo, Ikatan Alumni ITB & Teknopreneur Indonesia
2. Anindya Bakrie, KADIN Indonesia
3. Budi Gunadi Sadikin, Bank Mandiri
4. Cahyana Ahmadjayadi, Balitbang SDM Depkominfo
5. Dwi Larso, Sekolah Bisnis Manajemen ITB
6. Ilham Habibie, The Habibie Center
7. Retno Santi Ruwyastuti, Metro TV

Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran. Pendaftaran
diperpanjang sampai tanggal 22 November 2009 dan anda juga dapat
mengetahuinya melalui situs:

http://award.teknopreneur.com.

Terima kasih. Salam Teknopreneur.
Panpel Teknopreneur Award 2009

Recent Activity
Visit Your Group
Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Yahoo! Groups

Mom Power

Kids, family & home

Join the discussion

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Mental Health

Learn More

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: