Jumat, 29 Januari 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2959

Messages In This Digest (13 Messages)

Messages

1.

Apakah tema buku ini menarik?

Posted by: "Nurhadi" hadynur@gmail.com   hadynur

Thu Jan 28, 2010 2:44 am (PST)



http://hadynur.multiply.com/journal/item/77/Apakah_tema_buku_ini_menarik?replies_read=2

Bulan ini, saya ada rencana untuk menulis buku. Topik yang akan saya garap
tentu tidak akan jauh dari manajemen operasi, pengembangan organisasi,
budaya perusahaan dan sejenisnya. Saya ini bukan sastrawan, jadi kalo
disuruh menulis perihal yang "mendayu-dayu" dan "sastrawi sekali" seperti
novel, mohon maaf saja. TIDAK BISA !

Ada saran dari beberapa rekan seprofesi, juga di kantor agar topik yang
ditulis menggunakan bahasa populer. Saya pikir, betul juga. Selain populer,
juga dengan bahasa yang sederhana dan aplikatif. Sebisa mungkin, diperbanyak
dengan ilustrasi, penjelasan dan contoh-contoh riil.

Beberapa topik yang sudah berada di kepala saat ini antara lain:

* Mahir KAIZEN, from zero to hero

Inti topik >> Mengajarkan bagaimana menerapkan KAIZEN di lingkungan
perusahaan. Juga diulas sejarah, contoh-contoh perusahaan yang sukses dan
sebagainya. Juga disertai pengalaman menerapkan KAIZEN ketika bekerja di
salah satu perusahaan jepang.

* Kuliah hebat, kerjapun dapat

Topiknya kira-kira membahas kiat suskes kuliah dan juga sukses bekerja
(meski masih fresh graduted). Bukan buku panduan kuliah, tetapi lebih ke
chicken soup for the soul dengan beberapa contoh praktis perihal magang
kerja, proses hiring ke company dan sebagainya.

Selain dua diatas, masih ada beberapa topik yang mengganjal. Tapi, lain kali
saja yang sampaikan.

Kira-kira, menurut sampeyan, mana kira-kira yang paling baik? dan memberi
manfaat paling ke pembaca? Mohon urun rembugnya ya.
*Tags:* penulisan <http://hadynur.multiply.com/tag/penulisan>,
catatan<http://hadynur.multiply.com/tag/catatan>
*Prev:* Published by Jawa Pos <http://hadynur.multiply.com/journal/item/76>
edit<http://hadynur.multiply.com/journal/compose/77?xurl=http%3A%2F%2Fhadynur.multiply.com%2Fjournal%2Fitem%2F77%2FApakah_tema_buku_ini_menarik>
delete<javascript:confirmLink("Are%20you%20sure%20you%20want%20to%20delete%20this%20blog%20entry?",%20"/journal/delete-item/77?usertoken=U2FsdGVkX1-EmvQVkgHu1P0tIyYth1EpcTu42Ki6PNGoA5zBPkKxow==&xurl=/journal")>
reply<http://hadynur.multiply.com/item/reply/hadynur:journal:77?xurl=/journal/item/77/Apakah_tema_buku_ini_menarik>
share<http://hadynur.multiply.com/item/share/hadynur:journal:77?xurl=http%3A%2F%2Fhadynur.multiply.com%2Fjournal%2Fitem%2F77%2FApakah_tema_buku_ini_menarik>

4 CommentsChronologicalReverseThreaded
[image: hadynur] <http://hadynur.multiply.com/>
audio reply<http://hadynur.multiply.com/music/record-audio/hadynur/hadynur:journal:77?xurl=/journal/item/77/Apakah_tema_buku_ini_menarik>
video
reply<http://hadynur.multiply.com/video/record-video/hadynur/hadynur:journal:77?xurl=/journal/item/77/Apakah_tema_buku_ini_menarik>
Add a Comment
For: Add a comment to this blog entry, for everyoneSend hadynur a
personal messageSubject:
Quote original message
[image: hadynur] <http://hadynur.multiply.com/>
edit<http://hadynur.multiply.com/item/edit/hadynur:journal:77+3?xurl=http%3A%2F%2Fhadynur.multiply.com%2Fjournal%2Fitem%2F77%2FApakah_tema_buku_ini_menarik%3Freplies_read%3D2>
delete<javascript:confirmLink("Are%20you%20sure%20you%20want%20to%20delete%20this%20reply?",%20"/item/delete-reply/hadynur:journal:77+3?xurl=http%253A%252F%252Fhadynur.multiply.com%252Fjournal%252Fitem%252F77%252FApakah_tema_buku_ini_menarik%253Freplies_read%253D2&usertoken=U2FsdGVkX1-EmvQVkgHu1P0tIyYth1EpFGizGCogKVY2lAJc4LIOeQ==")>
reply<http://hadynur.multiply.com/item/reply/hadynur:journal:77+3?xurl=http%3A%2F%2Fhadynur.multiply.com%2Fjournal%2Fitem%2F77%2FApakah_tema_buku_ini_menarik%3Freplies_read%3D2>
hadynur <http://hadynur.multiply.com/> wrote today at 5:39 AM
mooncatz <http://mooncatz.multiply.com/> said
*ini hanya pendapatku yaa :"> aku suka yang kedua juga. buku mengenai
bagaimana mencari kerja, menghadapi wawancara kerja memang sudah banyak.
namun jika buku tersebut dibuat seperti chicken soup dimana aplikasinya
adalah nyata, rasanya aku belum menemukan buku seperti itu :) terlebih jika
ada contoh praktisnya.. semangat menulis buku yaa ^^*
Terima kasih usulnya...keywordnya: chicken soup, praktis, aplikatif ya
[image: mooncatz] <http://mooncatz.multiply.com/>
delete<javascript:confirmLink("Are%20you%20sure%20you%20want%20to%20delete%20this%20reply?",%20"/item/delete-reply/hadynur:journal:77+2?xurl=http%253A%252F%252Fhadynur.multiply.com%252Fjournal%252Fitem%252F77%252FApakah_tema_buku_ini_menarik%253Freplies_read%253D2&usertoken=U2FsdGVkX1-EmvQVkgHu1P0tIyYth1EpcTu42Ki6PNGoA5zBPkKxow==")>
reply<http://hadynur.multiply.com/item/reply/hadynur:journal:77+2?xurl=http%3A%2F%2Fhadynur.multiply.com%2Fjournal%2Fitem%2F77%2FApakah_tema_buku_ini_menarik%3Freplies_read%3D2>
mooncatz <http://mooncatz.multiply.com/> wrote today at 5:10 AM
ini hanya pendapatku yaa :"> aku suka yang kedua juga. buku mengenai
bagaimana mencari kerja, menghadapi wawancara kerja memang sudah banyak.
namun jika buku tersebut dibuat seperti chicken soup dimana aplikasinya
adalah nyata, rasanya aku belum menemukan buku seperti itu :) terlebih jika
ada contoh praktisnya.. semangat menulis buku yaa ^^
[image: hadynur] <http://hadynur.multiply.com/>
edit<http://hadynur.multiply.com/item/edit/hadynur:journal:77+1?xurl=http%3A%2F%2Fhadynur.multiply.com%2Fjournal%2Fitem%2F77%2FApakah_tema_buku_ini_menarik%3Freplies_read%3D2>
delete<javascript:confirmLink("Are%20you%20sure%20you%20want%20to%20delete%20this%20reply?",%20"/item/delete-reply/hadynur:journal:77+1?xurl=http%253A%252F%252Fhadynur.multiply.com%252Fjournal%252Fitem%252F77%252FApakah_tema_buku_ini_menarik%253Freplies_read%253D2&usertoken=U2FsdGVkX1-EmvQVkgHu1P0tIyYth1EpcTu42Ki6PNGoA5zBPkKxow==")>
reply<http://hadynur.multiply.com/item/reply/hadynur:journal:77+1?xurl=http%3A%2F%2Fhadynur.multiply.com%2Fjournal%2Fitem%2F77%2FApakah_tema_buku_ini_menarik%3Freplies_read%3D2>
hadynur <http://hadynur.multiply.com/> wrote today at 4:25 AM
dedew80 <http://dedew80.multiply.com/> said
*aku pilih topik kedua, mas..tp kudu rajin surpei tobuk utk ngeriset buku2
sjenis biar makin beda..smgt!*
hmm...bgt ya. setahuku memang...buku dengan topik yang ke-2 ini sudah cukup
banyak...meski ada beda cara pandang dan pembahasan....

thanks sharingnya.
[image: dedew80] <http://dedew80.multiply.com/>
delete<javascript:confirmLink("Are%20you%20sure%20you%20want%20to%20delete%20this%20reply?",%20"/item/delete-reply/hadynur:journal:77+0?xurl=http%253A%252F%252Fhadynur.multiply.com%252Fjournal%252Fitem%252F77%252FApakah_tema_buku_ini_menarik%253Freplies_read%253D2&usertoken=U2FsdGVkX1-EmvQVkgHu1P0tIyYth1EpcTu42Ki6PNGoA5zBPkKxow==")>
reply<http://hadynur.multiply.com/item/reply/hadynur:journal:77+0?xurl=http%3A%2F%2Fhadynur.multiply.com%2Fjournal%2Fitem%2F77%2FApakah_tema_buku_ini_menarik%3Freplies_read%3D2>
dedew80 <http://dedew80.multiply.com/> wrote today at 4:16 AM
aku pilih topik kedua, mas..tp kudu rajin surpei tobuk utk ngeriset buku2
sjenis biar makin beda..smgt!

Regards,

Nurhadi
My web: http://nurhadi.webs.com
Sent from Semarang, JT, Indonesia
2a.

(Catcil) Suami Tanpa Istri

Posted by: "Yons Achmad" kolumnis@gmail.com   freelance_corp

Thu Jan 28, 2010 3:20 am (PST)



Suami Tanpa Istri
:yons achmad*

Saya kembali menemukan wajah ketegaran. Karena tugas saya hanya bercerita,
hari ini akan saya kisahkan kepada kawan-kawan semua. Sebuah kisah yang saya
dapatkan ketika berkunjung ke seorang tukang cukur rambut. Pada sebuah
senja, selepas sholat ashar, saya sengaja datang ke Mas Ozan, sebut saja
namanya begitu. Tukang cukur rambut yang mangkal di daerah Cikeas. Saya suka
memangkas rambut di tempat itu sebab ruangan ber AC, jadi lumayan nyaman,
handuk yang digunakan juga sekali pakai. Ditambah, harganya cukup murah.
Cocok dijadikan langganan.

Saya meminta memangkas rambut sampai 1 centi, alias potong cepak. Sengaja,
saya revolusi rambut saya. Kali ini alasan praktis saja. Saya kadang dibuat
ribet ketika harus cepat-cepat bertemu klien, rambut masih berantakan
sementara saya lupa membawa sisir, akhirnya penampilan kurang meyakinkan.
Makanya, akhir Januari ini tampilan rambut cepak bukan untuk gaya baru, tapi
sekedar alasan praktis. Yah, siapa tahu mendukung ke efektifan kerja.

Saat pelan-pelan memangkas rambut, Mas Ozan mulai bercerita.
Saya khusuk mendengarkan...

Mas Ozan, lelaki berumur 39 tahun. Asal Padang. Baru saja merasakan
kesedihan. Ditinggalkan seorang istri yang begitu ia sayangi. Tak
tanggung-tanggung, tanpa proses perceraian yang sah, istrinya pergi dan
menikah lagi dengan lelaki lain. Episode kisah yang jarang terjadi, tapi
benar-benar nyata adanya.

Mas Ozan awalnya memang ada sedikit masalah dengan istrinya. Soal keuangan.
Saat bekerja di kampung halamannya, Padang, rupanya belum bisa mencukupi
nafkah istrinya. Ia sudah bekerja keras berusaha menafkahi itrinya, tapi
rupanya belum bisa diterima istrinya. Lantas, dengan berat hati merantau ke
Jakarta, demi sebuah tanggungjawab keluarga. Namun malang, bukan uang cukup
di dapatkan, justru saat bekerja di Jakarta inilah ia ditinggalkan oleh
istrinya.

Setelah beberapa bulan di Jakarta, ia mendapati kabar istrinya di kampung
sudah menikah lagi. Dengan seorang lelaki yang katanya bergaji Rp 3
juta/bulan. Lelaki itu sekarang membawanya ke Batam. Jelas, Mas Ozan begitu
syok mendengar kabar ini. Setelah ia mencari tahu informasi selengkapnya,
ternyata memang benar istrinya telah menikah dengan lelaki lain, padahal ia
masih begitu menyayanginya.

Rupanya, penyebabnya adalah salah informasi. Di kampung, istrinya mendapat
kabar kalau Mas Ozan di Jakarta telah menikah dengan perempuan lain. Padahal
tak demikian. Entah, fitnah itu siapa yang menghembuskan. Alasan itu yang
membuat istrinya memutuskan nikah saja dengan orang lain. Saya tak tahu
kisah yang sebenarnya. Yang saya tahu cerita versi Mas Ozan semacam ini.

Atas kejadian itu, kini statunya adalah suami tanpa istri. Ia masih begitu
sayang kepada istrinya. Ingin istrinya kembali kepadanya. Tapi, ia tak tahu
harus mencari ke mana. Alamat di Batam tak diketahuinya. Sementara,
komunikasi tak bisa dilakukan dengan istrinya yang telah meninggalkannya
itu.

Bersama anak-anaknya, sekarang ia masih tinggal di Jakarta. Ia mengaku masih
sedih, masih tak terima dengan keadaan yang menimpanya. Tapi, berkat
anak-anaknya, ia mencoba tegar menjalani hidup. Ia memang mengaku salah.
Belum bisa menjadi suami yang baik Tapi, tiba-tiba ditinggalkan dengan
alasan yang tidak jelas, tidak benar masih membuat dia sakit hati.

Yang ia tahu, ia kini masih bertahan dengan bekerja semampunya. Demi untuk
menyambung hidupnya beserta anak-anaknya. Senja itu, setelah selasai
mencukur rambut saya berterimakasih kepadanya atas cerita itu. Dan, berdoa
semoga ia tetap berjiawa besar. Dari Mas Ozan juga, saya belajar tentang
ketegaran. Bahwa kadang hidup memang tak sesuai dengan yang kita harapkan.
Tapi, hidup harus terus berjalan. Satu mimpi belum tercapai, masih ada
ribuan mimpi lain.[]

*Penulis | penikmat sastra & senja. http://penakayu.co.cc.Owner
komunikata.net
<http://www.facebook.com/photo.php?pid=906782&op=1&view=all&subj=271688122077&aid=-1&auser=0&oid=271688122077&id=1496570386>
2b.

Re: (Catcil) Suami Tanpa Istri

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Thu Jan 28, 2010 6:49 am (PST)



Bukan main, Mas Yons ini! Pangkas rambut aja ke Cikeas:). Jangan-jangan itu
tukang cukur langganan Pak SBY ya,hehe...

Btw, ceritanya menarik. Dari seorang tukang cukur memang akan banyak kisah
menarik. Tak heran seorang Gabriel Marquez, sastrawan dari Kolombia, bikin
cerpen yang menarik tentang seorang tukang cukur yang mengalami konflik
batin ketika sedang mencukur jenderal yang sangat dibencinya. Sebagai tukang
cukur, ia harus profesional. Namun, sebagai manusia, ia berat luar biasa
untuk tak melampiaskan kemarahannya. Toh, peluang sangat tersedia. Pisau
cukur di tangan dan sang jenderal -- seperti kebanyakan pelanggan tukang
cukur -- pasrah saja di bawah tangannya. Kurang lebih demikian isinya.
CMIIW.

Back to laptop, tanpa melebar ke prasangka antargender, saya curiga itu
alasan sang istri saja. Bisa jadi ada kondisi rumah tangga yang ruwet antara
keduanya dan klimaksnya terjadi ketika Mang Ozan tidak pulang. Alasan saya :
(1) kenapa sang ibu tidak membawa anak-anaknya pergi bersamanya? IMHO,
seorang ibu umumnya takkan rela meninggalkan anak-anaknya sekalipun ia
bercerai. Jika pun ia bercerai, ia akan membawa anak-anaknya turut serta.
Terlebih, sesuai UU, anak-anak di bawah usia 12 tahun, hak asuhnya berada di
tangan ibu. Jika di atas usia itu pun kebanyakan ibu akan berjuang untuk
perebutan hak asuh; dan (2) alasan "tak ada kabar" terlalu naif di zaman
saat ini. Tapi, saya tak tahu seperti apa kondisi di kampung si tukang
cukur. Tapi, di daerah terpencil sekalipun -- dari sebuah kisah nyata di
majalah yang nyaris sama -- sang istri mestinya mencari tahu, atau berusaha
untuk itu. Tapi,sekali lagi, di sini ada asimetri informasi, karena hanya
ada informasi dari sang suami. Jadi saya hentikan opini saya sampai di
sini:).

TFS, Yons!
'
Tabik,

Nursalam AR

2010/1/28 Yons Achmad <kolumnis@gmail.com>

>
>
> Suami Tanpa Istri
> :yons achmad*
>
> Saya kembali menemukan wajah ketegaran. Karena tugas saya hanya bercerita,
> hari ini akan saya kisahkan kepada kawan-kawan semua. Sebuah kisah yang saya
> dapatkan ketika berkunjung ke seorang tukang cukur rambut. Pada sebuah
> senja, selepas sholat ashar, saya sengaja datang ke Mas Ozan, sebut saja
> namanya begitu. Tukang cukur rambut yang mangkal di daerah Cikeas. Saya suka
> memangkas rambut di tempat itu sebab ruangan ber AC, jadi lumayan nyaman,
> handuk yang digunakan juga sekali pakai. Ditambah, harganya cukup murah.
> Cocok dijadikan langganan.
>
> Saya meminta memangkas rambut sampai 1 centi, alias potong cepak. Sengaja,
> saya revolusi rambut saya. Kali ini alasan praktis saja. Saya kadang dibuat
> ribet ketika harus cepat-cepat bertemu klien, rambut masih berantakan
> sementara saya lupa membawa sisir, akhirnya penampilan kurang meyakinkan.
> Makanya, akhir Januari ini tampilan rambut cepak bukan untuk gaya baru, tapi
> sekedar alasan praktis. Yah, siapa tahu mendukung ke efektifan kerja.
>
> Saat pelan-pelan memangkas rambut, Mas Ozan mulai bercerita.
> Saya khusuk mendengarkan...
>
> Mas Ozan, lelaki berumur 39 tahun. Asal Padang. Baru saja merasakan
> kesedihan. Ditinggalkan seorang istri yang begitu ia sayangi. Tak
> tanggung-tanggung, tanpa proses perceraian yang sah, istrinya pergi dan
> menikah lagi dengan lelaki lain. Episode kisah yang jarang terjadi, tapi
> benar-benar nyata adanya.
>
> Mas Ozan awalnya memang ada sedikit masalah dengan istrinya. Soal keuangan.
> Saat bekerja di kampung halamannya, Padang, rupanya belum bisa mencukupi
> nafkah istrinya. Ia sudah bekerja keras berusaha menafkahi itrinya, tapi
> rupanya belum bisa diterima istrinya. Lantas, dengan berat hati merantau ke
> Jakarta, demi sebuah tanggungjawab keluarga. Namun malang, bukan uang cukup
> di dapatkan, justru saat bekerja di Jakarta inilah ia ditinggalkan oleh
> istrinya.
>
> Setelah beberapa bulan di Jakarta, ia mendapati kabar istrinya di kampung
> sudah menikah lagi. Dengan seorang lelaki yang katanya bergaji Rp 3
> juta/bulan. Lelaki itu sekarang membawanya ke Batam. Jelas, Mas Ozan begitu
> syok mendengar kabar ini. Setelah ia mencari tahu informasi selengkapnya,
> ternyata memang benar istrinya telah menikah dengan lelaki lain, padahal ia
> masih begitu menyayanginya.
>
> Rupanya, penyebabnya adalah salah informasi. Di kampung, istrinya mendapat
> kabar kalau Mas Ozan di Jakarta telah menikah dengan perempuan lain. Padahal
> tak demikian. Entah, fitnah itu siapa yang menghembuskan. Alasan itu yang
> membuat istrinya memutuskan nikah saja dengan orang lain. Saya tak tahu
> kisah yang sebenarnya. Yang saya tahu cerita versi Mas Ozan semacam ini.
>
> Atas kejadian itu, kini statunya adalah suami tanpa istri. Ia masih begitu
> sayang kepada istrinya. Ingin istrinya kembali kepadanya. Tapi, ia tak tahu
> harus mencari ke mana. Alamat di Batam tak diketahuinya. Sementara,
> komunikasi tak bisa dilakukan dengan istrinya yang telah meninggalkannya
> itu.
>
> Bersama anak-anaknya, sekarang ia masih tinggal di Jakarta. Ia mengaku
> masih sedih, masih tak terima dengan keadaan yang menimpanya. Tapi, berkat
> anak-anaknya, ia mencoba tegar menjalani hidup. Ia memang mengaku salah.
> Belum bisa menjadi suami yang baik Tapi, tiba-tiba ditinggalkan dengan
> alasan yang tidak jelas, tidak benar masih membuat dia sakit hati.
>
> Yang ia tahu, ia kini masih bertahan dengan bekerja semampunya. Demi untuk
> menyambung hidupnya beserta anak-anaknya. Senja itu, setelah selasai
> mencukur rambut saya berterimakasih kepadanya atas cerita itu. Dan, berdoa
> semoga ia tetap berjiawa besar. Dari Mas Ozan juga, saya belajar tentang
> ketegaran. Bahwa kadang hidup memang tak sesuai dengan yang kita harapkan.
> Tapi, hidup harus terus berjalan. Satu mimpi belum tercapai, masih ada
> ribuan mimpi lain.[]
>
>
>
> *Penulis | penikmat sastra & senja. http://penakayu.co.cc.Owner
> komunikata.net
> <http://www.facebook.com/photo.php?pid=906782&op=1&view=all&subj=271688122077&aid=-1&auser=0&oid=271688122077&id=1496570386>
>
>

--
"There is no life without risks"
Nursalam AR
Translator - Writer - Trainer
0813-10040723
021-92727391
Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
Blog: www.nursalam.multiply.com
3a.

Re: (garasi) Dari Baju Bekas ke Toko Online Buku Bekas

Posted by: "prita hw" prita_hw@yahoo.com   prita_hw

Thu Jan 28, 2010 3:41 am (PST)



sukses..salut tuk semangatnya.
dan saya juga sedang memimpikan hal yang sama. semoga bisa terwujud, amien...

-Jabat eratku-

Prita HW.

085236009575

www.pritahw.multiply.com

--- On Thu, 28/1/10, febty f <inga_fety@yahoo.com> wrote:

From: febty f <inga_fety@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (garasi) Dari Baju Bekas ke Toko Online Buku Bekas
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Thursday, 28 January, 2010, 11:55 AM

 

retno, aku baca ini di MP retno. Bareng masku. Dan kita senyum-senyum he..he..

salam,

fety

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, "punya_retno" <punya_retno@ ...> wrote:

>

> Dari Baju Bekas ke Toko Online Buku Bekas

> Oleh Retnadi Nur'aini

>

> Pukul 08.30 adalah salah satu waktu sibuk di Pasar Senen. Klakson angkot sudah ramai bersahutan, dengan teriakan para kenek yang berebutan penumpang di terminal. "Aqua, aqua, yang aus, yang aus," teriak penjaja minuman sesekali terdengar. Sementara para pedagang baju bekas mulai membuka lapaknya di bahu jalan.

>

> Dan di sanalah, di lobi Atrium Senen, saya melihat mereka. Wajah-wajah sama yang saya temui di ruangan kuliah, atau saat menyantap pecel ayam di kantin kampus, atau saat menelusuri tumpukan skripsi di perpustakaan jurusan, atau bahkan saat menonton DVD serial Friends di ruang tengah rumah Citra. Wajah-wajah familiar yang kemarin sore baru saja mengucapkan "Sampe besok ya No, ati-ati yaaa."

>

> Seperti saran saya, mereka tidak berpakaian rapih. Citra tidak menyisir rambutnya. Shinta dan Ain mengenakan jilbab langsung pakai. Dhanny mengenakan sandal jepit. Dan Yena kami yang selalu tampil modis bahkan saat akan tidur sekalipun, telah berusaha mengenakan pakaian terbelel miliknya—sepotong kaus abu-abu dan celana selutut. Kami semua membawa satu ransel besar yang dikenakan di depan, satu botol air mineral, dan banyak uang receh.

>

> Dengan bersemangat, mata-mata mereka menatap saya. Lalu berujar "Jadi kita mulai hunting baju darimana nih, No?"

> ***

>

> Pasar Senen adalah salah satu tempat yang telah saya akrabi sejak saya berusia 15 tahun. Saat itu, dengan bermodalkan uang hadiah menang lomba synopsis, saya membuka rental komik di rumah. Jangan bayangkan rental komik satu ruangan penuh buku dulu, ya. Karena dulu koleksi saya tidak sebanyak itu. Koleksi saya hanyalah beberapa kardus komik dan satu kardus novel.

>

> Seluruh koleksi ini saya data dalam sebuah buku tulis. Kemudian setiap siang, saat istirahat dan usai pelajaran, saya akan menyambangi kelas per kelas di SMP saya untuk menyewakan komik-komik ini. Karena saat itu SMP saya terdiri atas 9 kelas, untuk setiap kelas 1,2, dan 3-nya, maka dari sanalah saya mulai terkenal sebagai "Retno Komik dari kelas 3-1".

>

> Harga sewa komik bervariasi, mulai dari Rp 300- Rp 1,000, dengan waktu sewa maksimal 1 minggu. Tak jarang calon penyewa akan bertanya pada saya "7200 detik itu tentang apa ya, No? Bagus nggak?", atau "No, gua lagi pingin baca Serial Cantik yang romantis, ada nggak?", atau "No, gua baru baca Topeng Kaca sampe Maya-nya jadi Puck. Itu nomer berapa ya?". Dan di sanalah saya, menghabiskan waktu istirahat saya dengan menjawabi pertanyaan itu satu persatu.

> ***

>

> Setiap Minggu pagi, dengan membawa daftar judul komik yang belum lengkap saya akan berburu komik di terminal Senen. Lalu, pulang menjelang siang dengan ransel penuh. Usai makan siang, saya akan membersihkan setiap komik itu dengan lap bersih. Lalu menyampulinya dengan sampul plastic, dan terakhir, mendatanya sebagai update stok baru di daftar komik saya.

>

> Berapa pendapatan saya saat itu? Tidak banyak memang. Hanya sekitar Rp 5,000-Rp 20,000 per hari. Jumlah yang tidak sebanding dengan pengeluaran saya untuk belanja stok komik tiap minggu. Jumlah yang kalau dihitung-hitung, tetap tidak sebanding dengan usaha saya untuk merawat komik koleksi saya, sementara para penyewa ada yang merusaknya, atau bahkan tidak mengembalikannya sampai sekarang.

>

> Apapun itu, saya mensyukuri pengalaman itu. Dari pengalaman itu, saya belajar akan sulitnya mencari uang, sehingga lebih menghargai nilai uang itu sendiri. Seperti ujaran Kekes dan Ra' di serial Anak-anak Mama Alin karya bubin LantanG "Makanan yang gua makan, air yang gua minum, terasa lebih nikmat. Karena itu semua pake keringat gua sendiri.."

> ***

>

> Dan enam tahun kemudian, kembalilah saya ke Pasar Senen. Bedanya, kali ini saya tak lagi menyambangi lapak buku bekas, namun lapak baju bekas. Karena hamper tiap minggu kesana, saya sampai nyaris hapal lapak mana yang punya rok bagus, kemeja bagus dengan harga seribuan, rajut-rajut dengan harga murah Rp 15 ribu-2 potong, dll.

>

> Dari sana, saya juga belajar untuk jeli memilih. Apakah pakaian merk Dior ini asli? Apakah rajut-rajutnya utuh dan tidak ada benang yang terburai? Apakah noda ini masih bisa dihilangkan dengan deterjen? Apakah kancingnya lengkap? Dan kalaupun tidak, adakah kancing ekstra di bagian dalam baju untuk mengganti kancing yang lepas ini? Dan banyak detil lain lagi yang saya pelajari.

>

> Dengan mengacu pada majalah mode seperti Cosmopolitan, Seventeen, Cosmo Girl, dan catalog sejumlah merk pakaian, saya juga belajar untuk me-mix and match baju model aneh-aneh. Rok panjang lukis dengan kaus lengan panjang putih dan rompi rajut-rajut putih. Gaun vintage biru renda-renda semata kaki dengan sepatu bot merah. Gaun mini merah dengan jins warna nyaris pudar, dengan bot merah dan kalung manik-manik hitam merah. Dan saat ada yang berkomentar "Iiih, bajunya lucuuu", maka saya akan menjawab "Ini beli di Senen lho, cuma seribu.."

>

> Well, tentu saja, saya tak berburu baju di Senen semata-mata untuk koleksi pribadi saya. Setelah mencuci dan menyeterikanya, saya akan membawa beberapa potong ke kampus, bahkan ke kantor majalah tempat saya nyambi bekerja saat itu. Saat ada bazaar di Balairung, saya dan teman-teman juga patungan menyewa tempat. Lalu bersama-sama, kami akan bergantian menjaga lapak yang isinya sagala aya itu. Mulai dari baju vintage, madu, mahkota dewa, asesoris dari manik-manik seperti kalung, gelang, tas, dompet, dll.

>

> Bagaimanapun, pengalaman buka lapak itu juga mengajarkan saya banyak hal. Diantaranya, alat-alat penunjang untuk display barang dagangan kita—atau setidaknya, bagaimana memaksimalkan apa yang kita punya untuk memaksimalkan display. Dulu, karena tidak punya gantungan baju beroda, yang kami lakukan adalah membawa koper, dan membukanya begitu saja di lapak. Untuk menggantung baju-baju, kami menggunakan dahan pohon dan tali raffia. Menggunakan kardus sebagai pengganti meja pajang. Dan yang terpenting, berlatih menyapa setiap orang yang lewat dengan "Silakan Mbak, baju vintagenya, atau kalung-kalungnya. Handmade lho Mbak.."

>

> Di bazaar itu pula, saya pernah menjual gaun vintage motif komik American Heroes dengan harga Rp 25,000. Gaun itu saya beli di Senen dengan harga Rp 1000. Atau, atasan rajut-rajut warna toska dengan lengan gembung yang saya beli Rp 7,500, dan saya jual Rp 35,000.

>

> Harga jual ini tak semata-mata saya pasang asal taruh. Sebelumnya, saya sudah melakukan riset harga ke sejumlah mal dan butik. Dan karena bagi saya `bekas is bekas', maka harga yang saya pasang hampir selalu 50 % di bawah harga pasar, dan sebisa mungkin dikurangi lagi sampai sekitar 20%. Prinsip ini jugalah yang saya terapkan dalam membuka toko buku online pertama saya, HM Books atau Halaman Moeka Books.

> ***

>

> Pada Juli 2009, mulanya HM Books hanya menjual buku-buku koleksi pribadi saya saja. Namun dengan berjalannya waktu, saya pun mulai melakukan perburuan buku. Dan hingga kini, HM Books menjual rata-rata 150-200 buku setiap bulan, mulai dari novel, komik, dan majalah, baik baru maupun bekas. Alhamdulillah.

>

> Di HM Books inilah saya kembali belajar pengalaman baru. Tentang seni berburu buku langka. Tentang manajemen keuangan. Tentang bagaimana menghadapi keluhan atau complain pelanggan. Tentang menjawabi permintaan pelanggan. Tentang menghadapi pemesan yang bisa memesan setumpuk buku, kemudian menghilang entah kemana tanpa kabar dan pemberitahuan. Tentang mengirim barang secara cepat. Tentang memenuhi janji pada pelanggan yang memesan buku secara offline. Tentang promo. Tentang menyikapi persaingan ketat di antara penjual online lainnya. Dan masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya bagi saya.

>

> Namun yang paling saya syukuri di atas segalanya, adalah bahwa saya bisa melakukannya dari rumah. Untuk pertama kalinya sejak saya pertama kali bekerja kantoran di usia 19 tahun, saya tak perlu lagi berkejaran dengan bus kota dan berdesakan di dalamnya. Saya juga tak perlu lagi pulang larut malam, karena menyelesaikan sejumlah deadline.

>

> Dan yang terpenting, sekarang saya bisa menjalankan toko online ini sambil menjaga dan membesarkan Raihana. Mencoba memberikan ASI eksklusif padanya, sambil mengamatinya setiap perkembangannya, yang kini telah bisa tengkurap dan guling-gulingan di atas kasur. Karena Raihana adalah prioritas utama saya, maka bagi saya pekerjaan utama saya tetaplah sebagai ibu. Dan bahwa pekerjaan lainnya—entah itu menjalankan toko online, mengedit dan mengategorisasikan buku, menulis artikel—apapun itu, tetaplah pekerjaan sampingan saya.

>

> Yes, I love my job &#61514;. Alhamdulillah.

> ***

> Dan bagi para pembaca, silakan berkunjung ke toko online saya di:

> http://jualbukubagu s.blogspot. com

> http://tokoanekakeb utuhan.blogspot. com

>

Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
3b.

Re: (garasi) Dari Baju Bekas ke Toko Online Buku Bekas

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Jan 28, 2010 5:42 pm (PST)



@ mbak fety: alhamdulillah, makasih mbak :). tapi kenapa senyam senyum ya? hehehe
@ mbak prita: *jabat erat dari saya, mbak. semoga perjalanan meraih mimpi-mimpi mba prita dimudahkan Tuhan ya, amin :).

thanks for reading :)

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, prita hw <prita_hw@...> wrote:
>
> sukses..salut tuk semangatnya.
> dan saya juga sedang memimpikan hal yang sama. semoga bisa terwujud, amien...
>
> -Jabat eratku-
>
> Prita HW.
>
> 085236009575
>
> www.pritahw.multiply.com
>

4.

(Catatan Kehidupan) ATM Baru Milik Mira

Posted by: "dhimaskahar" dhimaskahar@yahoo.com   dhimaskahar

Thu Jan 28, 2010 3:45 am (PST)



Mira adalah seorang karyawan perusahaan keramik yang berlokasi di Balaraja – Tangerang. Perempuan yang hanya lulus SMP ini satu perusahaan dengan saya. Hanya, memang, berbeda divisi. Makanya jangan heran bila perempuan asli Pekalongan, Jawa Tengah ini, tidak neko-neko dalam menjalani hidup. Baginya, bisa menyekolahkan kelima anaknya hingga lulus SMA sudah cukup.

"Mendingan dibayar tunai seperti biasanya, kalau pakai ATM ribet," ujar Mira, menanggapi informasi yang berkembang bahwa perusahaan kami akan merubah system pembayaran gaji karyawan. Dimana yang semula dilakukan secara tunai, dirubah melalui rekening masing-masing karyawan yang dibuat secara kolektif.

"Benar, mendingan kalau gajinya besar. Lha wong gaji cuma sejuta kok mau diambil pakai ATM," yang lain menimpali. "Mana tiap bulan kena potongan lagi."

Saya mendengar percakapan itu di kantin, saat makan siang. Hal yang biasa terjadi dimana saja sebenarnya, dimana ketika ada kebijakan baru, selalu ada yang menanggapi dengan sikap pro dan kontra. Bagi karyawan bagian produksi yang kebanyakan ibu-ibu itu dengan pendidikan rata-rata lulusan SMP, alasan penolakan system baru ini sebenarnya cukup simple. Ia masih belum familiar dengan ATM, dan lagi pula, biasanya, ketika gaji diterima, langsung digunakan untuk membayar kontrakan, keperluan sekolah anak, bayar hutang di warung sebelah, beli beras, sesudah itu habis perkara. Dan semua itu tidak perlu dilakukan dengan antri di depan ATM yang selalu ramai saat gajian tiba.

Kekhawatiran itu terbukti. Saat gajian tiba, ada beberapa orang di perusahaan kami yang kartu ATM-nya tertelan Mesin ATM. Sebabnya bermacam-macam. Ada yang salah memasukkan nomor PIN, ada juga yang kartu ATM-nya tidak bisa keluar ketika bermaksud mengganti PIN lama ke PIN baru. Pada intinya, semua itu disebabkan karena mereka belum familiar menggunakan ATM. Tidak melakukan sesuai dengan tatacara yang benar.

Tentu saja, kecerobohan itu menjadi bahan tertawaan di perusahaan kami. Apalagi ketika beberapa hari kemudian, belasan orang yang kartu ATM-nya tertelan diantar oleh Staff HRD ke Kantor Cabang menggunakan mobil perusahaan untuk mengambil ATM yang tertelan itu. Tokoh yang saat ini kita bicarakan, Mira, merupakan salah satu diantara mereka.

Kendati Mira berhasil mendapatkan ATM-nya kembali, tetap saja ia trauma. Betapa tidak, kejadian itu hari Jum`at sore, sehingga Mira harus menunggu setidaknya 3 hari untuk mendapatkan ATM-nya kembali. Gajian Mira tertunda. "Mana yang punya warung sudah nagih lagi," ujar Mira saat bercerita.

Belajar dari kesalahan itu, Mira mempunyai cara yang unik agar cepat mahir menggunakan ATM. Caranya, Mira memilih waktu yang sepi ketika bermaksud mengambil uangnya. Ini membuatnya tidak perlu merasa terburu-buru karena antrian panjang di belakang. Pertama, ia mengambil 100 ribu. Setelah selesai, Mira mengulangi kembali proses itu dari awal, dan mengambil lagi 100 ribu. Proses ini diulangi beberapa kali, hingga saldo yang tersisa sampai berada pada batas minimal. Hhmmm, cara belajar yang efektif (meski terkesan kampungan dan norak). Benar kata orang bijak, bahwa kita bisa karena biasa.

Saat ini, jangan ditanya, Mira sudah bisa dikatakan mahir dalam menggunakan ATM. Tidak hanya melakukan penarikan, tetapi juga mentransfer sejumlah uang rekening lain. Bahkan sekarang ia membayar listrik dan membeli pulsa melalui ATM. Begitu juga ketika berbelanja di Alfamart dan Indomart yang berada dekat dari tempat tinggalnya.

Bila dulu Mira beranggapan bahwa berhubungkan dengan perbankan itu merepotkan, saat ini ia memiliki pandangan lain. ATM telah membuat kehidupannya menjadi praktis, tidak perlu lagi membawa dompet tebal ketika hendak berbelanja. Bagi Mira, produk dan jasa perbankan telah membuatnya merasakan kehidupan modern. Memang ia tidak bisa lagi menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung semenjak menggunakan ATM, namun ia sudah cukup lega memiliki `kartu pintar' yang di kampungnya tidak banyak dikenal orang.

Dulu, sekedar mengenang, Mira biasa menyisihkan sekitar 50 ribu dari gajinya untuk ditabung. Namun semenjak ia memiliki ATM, kebiasaan baik itu sudah lama ditinggalkannya. Alasannya, di saat mengambil uang, di dalam rekening Mira harus tersisa minimal 50 ribu. Uang sebesar itu, yang dahulu biasa ia simpan untuk mengantisipasi kebutuhan mendadak, mengendap di rekening. Ini sebenarnya bukan alasan yang tepat untuk tidak menabung, sebab yang sebenarnya terjadi adalah Mira sudah terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Ia selalu tergoda untuk terus berbelanja, saat teringat di ATM-nya masih tersisa sejumlah uang.

Namun cerita Mira tidak hanya berhenti sampai disini. Beberapa minggu yang lalu, ia datang ke pabrik sambil menangis. Masih berhubungan dengan ATM. Pasalnya, seseorang baru saja menelponnya dan memberitahu kalau Mira mendapatkan hadiah undian sebesar 50 juta. Laki-laki yang mengaku sebagai salah satu Head Manager sebuah stasiun televisi swasta nasional itu meminta Mira untuk mentransfer sejumlah uang sebagai syarat agar dana 50 juta itu bisa segera ditransfer ke rekening Mira.

"Uang itu untuk membayar pajak pemenang ke Dinas Sosial," ujar Mira menirukan penelpon.

Kontan saja, mendengar berita kalau akan mendapatkan uang sebesar 50 juta, Mira tidak bisa lagi berfikir rasional. Selama ini ia tidak berani membayangkan bakal memiliki uang sejumlah itu. Tapi sekarang, seseorang dengan gaya menyakinkan menawari uang sebesar itu. Tidak akan lama lagi. Langsung ke rekeningnya.

Sore itu, sepulang kerja Mira mampir ke ATM, hendak mentransfer `pajak pemenang' yang diminta oleh sang penelpon. Tepat berada di depan pintu, Mira masih sempat memberitahu kalau dirinya sedang mentransfer uang yang besarnya hampir mendekati gajinya dalam sebulan.

Mira tahu, kalau suaranya bergetar saat memberikan informasi itu. Ia sendiri bimbang dan ragu. Namun seperti ada kekuatan yang memaksanya untuk memencet tombol-tombol di mesin ATM, memindahkan uang yang dimilikinya ke rekening orang lain, yang tidak dikenalnya sama sekali.

Sejam kemudian, sesuai dengan yang dijanjikan penelpon, Mira mengecek saldo tabungannya. Tidak ada perubahan, kecuali bahwa gajinya bulan ini sudah berpindah rekening. Dadanya mulai bergetar hebat, tapi ia masih menaruh harap bahwa angka yang tertera dalam saldo tabungannya akan berubah menjadi 50 juta.

Dua jam kemudian, keadaannya masih seperti semula. Mira bertambah panik ketika telpon orang itu tidak bisa lagi dihubungi. Dan ketika keesokan harinya uang yang dijanjikan itu belum juga diterima, Mira baru menyadari 100% kalau dirinya telah tertipu.

Hari itu ia masuk kerja dengan mata merah karena habis menangis. Gajinya bulan ini habis, bahkan sebelum sempat diambilnya. Beruntung, beberapa kawan memiliki inisiatif untuk menggalang dana solidaritas dari seluruh karyawan yang hasilnya disumbangkan untuk Mira yang malang. Memang, hasilnya tidak sebesar yang telah berpindah ke tangan orang, namun setidaknya itu bisa membantu menutup kebutuhan belanja bulan ini.

Setelah peristiwa ini, saya dengar Mira kembali berkomentar bahwa gajian bulan depan lebih baik dibayar secara tunai! (*)

Kahar S. Cahyono
Pengelola http://kaharscahyono.wordpress.com

5.

CARI JODOH TERBAIKMU - (garasi)

Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com   yudhi_sipdeh

Thu Jan 28, 2010 5:22 pm (PST)




Yth: Untuk mereka yang masih mencari jodoh, dan mereka yang sudah menikah

Ada buku baru yang bagus yang isinya bisa menambah wawasan kita semua.
Buku yang perlu dibaca dan sangat menyentuh kehidupan nyata.
Bukan hanya khusus untuk yang masih jomblo tapi juga kita yang ingin membangun keluarga SAMARA.

B U K U

Curahan Hati :
Menikah Tanpa Pacaran?
Oke Banget !!!
(Berbagi Pengalaman dalam Proses Mendapatkan Pasangan, Menata Interaksi, dan Menyelesaikan Konflik di dalam Rumah tangga)

++ Bahasan Singkat Seputar Proses Taâaruf, Khitbah dan Menikah Secara Islami

cover bisa dilihat di : http: //jumiartiagus.multiply. com/journal/item/308/

Harga Rp. 30.000
pesan sekarang diskon 15 %
Rahmi 021-4116-4400  ( acipublishing@yahoo.co.id )

Penulis :
Jumiarti Agus, Rahmiagusra, Dona Maiyerti,
Yudhi Mulianto, Juariah, Rieska,
M. Amin Sulthoni dan Yudith Fabiola

Penyusun Buku: Jumiarti Agus, Ph.D
Setting/Layout: Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) Publishing
Desain Sampul: Tomoko Dian
Editor: Jumiarti Agus, Ph.D; Silvia Aslami
Penerbit: Aku Cinta Indonesia Kita Publishing
Cetakan Pertama: Januari, 2010/07/25
Jumlah Halaman: viii + 270 halaman
Kategori Buku: Non Fiksi/Inspirasi, Spritual

Bagian Belakang buku:

âBagaimana mungkin akan mendapatkan jodoh kalau tidak berpacaran?
Bagaimana bisa mengenal pribadi si calon kalau tidak berdekat-dekatan atau tidak menjalin hubungan dengannya?â
Temukan semua jawaban Anda di dalam buku ini!

***
âDan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia yang menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenisnya sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang⦠(Ar Rumã(30) : 21).â

âBuku ini membuktikan bahwa cinta sejati bukanlah dari pandangan pertama pertemuan. Cinta tumbuh setelah mengenal siapa pasangan kita luar dalamnya.
(Dona Maiyerti, penulis dan ibu rumahtangga, tinggal di Brunei.)â

âBuku ini sungguh dahsyat! Mereka berbagi kisah tentang bagaimana menerima pinangan dan meminang karena Allah. Cinta paling halal dan suci. Dua manusia biasa berusaha menggabungkan cintanya agar menjadi cinta yang luar biasa setelah menikah. (Ir.Shahnaz Haq, penyiar radio dan TV, artis, dan ibu rumahtangga)."

âBuku ini adalah suatu wujud rasa tanggungjawab dan peduli kami terhadap ajaranNya. Menuntun Anda menjalani masa taâaruf, memutuskan pilihan, menjalani pernikahan dan riak gelombang rumah tangga untuk ganbatte (berusaha keras) menuju rumah tangga SAMARA. (DR. Jumiarti Agus, M.Si, penulis, peneliti, dan ibu rumahtangga).â

Buku Menikah Tanpa Pacaran ? Oke Banget ! ini sangat baik dibaca oleh kawula muda. Buku ini sangat aktual memberikan pencerahan bagaimana lezatnya menikah tanpa pacaran. Gaya bahasa juga dikemas dengan tampilan khas ACIKITA agar lebih mendekati dunia riil muda-mudi. Menjadi bacaan wajib bagi adik-adik yang ingin menikah tanpa pacaran. Serius !!!
(DR. Marsudi Budi Utomo, Lulusan Doktor dari Jepang. Ia pernah tinggal di Jepang selama 16 tahun. Ia menikah tanpa pacaran, dan telah dikaruniai 6 putri dan 1 putra bungsu)

Semoga karya ke-7 dari komunitas ACIKITA ini dapat memberikan pemahaman kepada orang-orang yang menentang berpacaran setelah menikah. Diharapkan menjadi pembela prinsip âberpacaran setelah menikah.â Insya Allah dapat menambah khazanah pemahaman masyarakat pada umumnya, khususnya umat Islam Indonesia. (Susi Rusdi, Development Director / Agency ManagerãAllianz Life)

halaman cover depan

Buku ini berisi tulisan tentang pengalaman sakral yang telah dilalui oleh para penulisnya. Saya bersyukur kepada Allah atas terbitnya buku ini. Sebuah buku yang pantas dan patut dibaca oleh para remaja Islam sebelum mereka menikah, dalam upaya mempersiapkan Baitii Jannatii, rumah tangga yang sakiinah, mawaddah wa rohmah.
(Dasli Noerdin, dosen Universitas Jenderal Achmad Yani ).

Cara Mendapatkan Buku

Harga Rp. 30.000
pesan sekarang diskon 15 %
ke : acipublishing@yahoo.co.id

Kontak acipublishing@yahoo.co.id atau para penulis buku ini.
atau bisa dapatkan di ACIKITA Publishing.
Rahmi 021-4116-4400

InsyaAllah akan tersedia mulai akhir bulan depan di toko buku di Indonesia dengan harga lebih mahal tentunya.

SEMOGA BUKU BARU ini bisa turut memperkuat Bangsa.
Karena Tiangnya adalah Keluarga Rakyat yang kuat.
Keluarga adalah tempat membentuk dan membangun Generasi penerus Bangsa.

MEMBELI buku ini BERARTI anda turut MENUMBANG DANA untuk PENDIDIKAN anak bangsa yang di kelola oleh yayasan Aku Cinta Indonesia (ACI )

6.

[Tip N Trik Menulis] Bakat Dan Kemauan [Berkarya]

Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com

Thu Jan 28, 2010 5:22 pm (PST)



*Bakat Dan Kemauan Berkarya

*

Di sana ADA kemauan di situ ada JALAN. Begitulah pepatah lama yang sering
saya dengar. Entah dari mana pepatah lama itu DATANG sehingga membuat saya
TERMOTIVASI untuk selalu menulis dan menulis. KIRIM dan kirim TERUS walau
ternyata hasilnya belum layak DIMUAT. Alias, DITOLAK! Bahkan terlintas dalam
benak,� mungkin saya tak pantas menjadi penulis!�

Tapi bagi saya soal ditolak dan tidak dimuat di media itu hal biasa.
Terpenting bagi saya di dalam diri saya masih mempunyai ada rasa KEMAUAN
yang TINGGI. Bukankah KEGAGALAN itu adalah KESUKSESAN yang tertunda? Memang
sih dalam hati ada sedikit rasa KECEWA. Tapi itu masih lebih mending. Coba
kalau dicemoohkan oleh penulis SENIOR. �Lu siapa emang!� Nah, lho? Kalau
sudah begitu apa yang didapat. Bukan masukan didapat malah KRITIKAN yang
meng-down-kan. Kalau sudah begitu tentunya bisa-bisa sudah patah arang
duluan.

INGAT, di luar sana masih lebih �buas� dibanding mendapatkan cemoohan dari
penulis senior. Apalagi bagi penulis PEMULA bila tidak mempunyai rasa
kemauan dan memiliki rasa PANTANG menyerah ya sudah lebih baik buang deh itu
jauh-jauh cita-cita jadi penulis. Lagi pula toh jadi penulis juga tidak
bakal kaya raya malahan sebaliknya. Kalau pun ada [penulis] yang KAYA RAYA
memang sudah dari dulu�sananya memang penulis.

Maka dari itu bakat dan kemauan itulah KUNCI sukses bagi seorang penulis.

Rasanya tak ada ANUGERAH terindah yang diberikan TUHAN pada seseorang
kecuali satu hal BAKAT.

But, kalau hanya bakat yang dimiliki sedang sesuatu hal yang terkecil
dilupakan yaitu KEMAUAN, itu sih sama saja bo�ong! Bagai motor tanpa busi.
Motor itu tak akan bisa melaju [hidup]. Begitu pun bagi seorang penulis.
Tidak ada tulisan kalau tidak menulis [berkarya].

BENAR juga apa yang saya dapati dari redaktur majalah [penulis senior]
bilang, kalau tidak ada kemauan untuk berkarya maka akan timbul dalam
diri�yang namanya MALAS, jenuh, BETE atau hal yang sering saya dengar
disetiap workshop maupun talk show penulisan banyak yang berkata: TIDAK BISA
MENULIS!

Hal seperti itu pun pernah menghinggapi di diri saya. Kalau tidak bisa ya
saya tinggalkan tanpa pernah MENCOBA dan mencoba lagi. Namun saya sadari
bahwa dalam berkarya bukan hanya dituntut bakat saja yang diandalkan tetapi
kemauanlah yang menentukan diri seseorang untuk mau berkarya dan menjadi
penulis sukses. BERUNTUNG bagi kita yang dikarunia bakat dalam bidang seni.
Terutama dalam bidang seni tulis-menulis cerpen dan sebagainya.

Kenapa? Sebab saat ini yang namanya bakat SENI memang lagi BOOMING lagi
menjadi primadonanya. Seperti contohnya sekarang banyak penulis-penulis
baru�yang sering silih berganti timbul di negeri ini. Apakah kita yang
bercita-cita menjadi penulis tidak tertarik dengan hal itu?

Sekali lagi bakat tidak selamanya MENENTUKAN. Dengan kata lain masalah punya
atau tidak punya bakat itu tidak menjadi PRIORITAS, tetapi rasa kemauan itu
yang penting. Sekalipun dalam diri kita mempunyai bakat dalam segala hal
tetapi jika tidak diasah ya sama saja BO�ONG! Memang sih soal kemajuan dan
kesuksesan itu yang 99 persen ditentukan oleh kemauan sisanya baru bakat.

Banyak sudah para penulis BESAR yang memulakan karyanya dengan kemauan
besar, sekian banyak karya-karya besar yang LAHIR dari balik penjara. Bagi
mereka PENJARA bukanlah tempat untuk menghalangi mereka untuk berkarya.
Penjara barangkali memang satu hal yang KELAM tetapi dalam menulis hal lain,
kemauan. [Beda halnya dengan tempat penjaranya Artalyta kasus korupsi�dengan
julukan RATU suap di Rutan Pondok Bambu. Ada AC, PC, DVD, TV serta fasilitas
kecantikan dan olah raga. Rutan atau apartemen mewah ya?*]

Penjara justru juga banyak melahirkan penulis dengan karya-karya besar.
Antara lain Pramoedya Ananta Toer, Arswendo Atmowiloto dan lain-lainnya.
Nah, jadi belum terlambat bagi kita yang untuk terus berusaha pantang
menyerah dan berkarya. Lekas kembangkan bakat dan kemaun yang kita milikii.
Asah dan jadikan sebagai nafas hidup dan sebuah kemajuan. Dengan begitu
kehidupan akan lebih berarti.

Ayo, apalagi yang dipikirkan buktikan bahwa Anda punya bakat dan kemauan,
karena masa depan telah menanti kalian untuk menjadi penulis besar.[]

[Dipublish/Dimuat di Majalah ANNIDA, edisi N0. 07/XIV/16-30 Januari 2005]

Keterangan:
*] Tulisan ini versi lengkapnya dan juga ada penambahan dari penulis. Terima
kasih.
Ditulis 46 menit yang lalu � Komentari �
7.

[Tip N Trik Menulis] Cermin Kata-Kata [Diksi]

Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com

Thu Jan 28, 2010 5:22 pm (PST)



*Cermin Kata-Kata [Diksi]*

Beberapa waktu lalu saya menyerahkan cerpen ke teman-teman untuk dikritisi.
Entah cerpen yang saya buat baik atau tidak? Layak atau dibuang
saja�Menyedihkan!

Menurut mereka, cerpen saya benar-benar mengecewakan! �Pilihan kata yang
kamu pakai nggak matching. Taburan kata dalam cerpen kamu terlalu baku,
harfiah, tekstual dan kaku!�

Begitulah yang terjadi ketika seorang penulis belum piawai memilih dan
memilah kata!

Wow! Ternyata pilihan kata [diksi] dalam cerita tidak bedanya dengan pilihan
warna dalam dunia seni rupa; betapa indah lukisan jika komposisi warnanya
tepat. Ia menjadi jiwa dalam tema yang kita bidik dan tiap-tiap kata
hendaknya mampu mewakili setiap adegan. Tidak berlebihan seorang Joni
Ariadinata mengatakan �penulis iitu harus mengenal dan menguasai betul arti
kata yang digunakan agar tidak mengecewakan pembacanya!�

Hal yang lazim dalam dunia sastra, banyak penulis-penulis besar berulang
kali mencoret naskahnya. Bahkan tidak jarang mereka membuang ke tong sampah
setelah bersusah payah menulis. Sebabnya, si penulis itu tidak puas melihat
dan merasakan kata-kata yang ditulisnya. Ia merasa belum berhasil
memindahkan suasana cerita ke dalam rangkaian kata. Di sini penulis
menyadari bahwa seorang pembaca akan mendapat nuansa lain tentang cerita
saat dirinya mampu memilih kata dengan tepat.

Menurut saya, sah-sah saja kita menggunakan kata-kata puitis, metafora,
hiperbola atau bersifat etnis, religi, sains hingga penggunaan kata
sehari-hari agar cerita lebih dekat dengan pembacanya.

Hal lain yang harus diperhatikan, sebaiknya kita hati-hati dengan kata-kata
yang tidak menggunakan cerita. Kata yang terangkai dalam kalimat panjang
juga akan membosankan dan membuat cerita sama sekali tidak �bertenaga�.

Nah, mulai sekarang sebaiknya kata tidak kita anggap sebagai �tetangga�
tetapi harus dikenal secara akrab sebagai �sahabat� agar ia menjadi hidup
dengan sendirinya! Bagi kita, banyak membaca karya orang lain merupakan
salah satu cara untuk bersahabat dengan diksi. Tapi, kita jangan terjebak
melakukan tindak plagiat.

Sementara cara lain yang cukup efektif adalah dengan terus menulis. Berusaha
menterjemahkan ide ke dalam kata-kata sehingga pemakaian diksi kita semakin
mengalami pematangan.

Dan seperti cermin, kata dalam cerita merupakan tampilan ide kita agar mampu
melihat dengan jernih. Tentu kita tidak ingin memiliki cermin buramkan?[]

[Dipublish/Dimuat di Majalah ANNIDA, edisi N0,8/XV/15 April-Mei 2006]

Note:
Teori sih gampang tapi praktek..ih, nggak janji deh....Sering banget
ditolak...hehehe
8.

(Catcil) Menghormati Orang Asing, Menganiaya Yang Dicinta

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Thu Jan 28, 2010 6:49 pm (PST)



Saya copas tulisan seorang sahabat saya, isinya bagus, semoga bermanfaat...

Menghormati Orang Asing, Menganiaya Yang
Dicinta
By, Toga Nainggolan.

ANDA pasti pernah (secara ngga
sengaja) bersenggolan dengan seseorang di jalan, atau menginjak kaki
orang tak dikenal di dalam KRL yang sesak penumpang. Sesegera mungkin, Anda
akan minta maaf, dengan bahasa dan gestur sehalus mungkin.

Anda mungkin
pernah juga ngga sengaja "bertabrakan" dengan istri, pacar, saudara, anak,
pokoknya orang-orang yang Anda cintai, di rumah atau di tempat lain. Sadar
nggak, kita seringkali tidak "sesopan" ketika berhadapan dengan orang asing di
jalanan itu, untuk meminta maaf? Atau, jangan-jangan malah membentak, "Mata
kamu ke mana sih?"

Aneh rasanya, bila kita malah lebih hormat dan sopan kepada seseorang yang
asing, dan malah berlaku aniaya kepada orang yang kita (sebut) sayangi. Tapi
itu banyak terjadi. Mungkin tidak pada diri Anda, tapi sekali lagi, saya
melihat banyak yang seperti ini.

Begitu juga soal berteriak. Orang yang
punya kedekatan, bahkan orang yang saling mencintai, seringkali saling bentak
satu sama lain, misalnya jika sedang terlibat pertengkaran.

Mengapa orang yang saling menyayangi
sampai perlu berteriak, padahal jarak mereka berdiri begitu dekat, sehingga
bisikan pun bisa terdengar jelas? Karena bisa saja ketika tubuh mereka semakin
dekat, hati mereka justru semakin berjarak.

Orang yang terlibat cinta jarak jauh,
justru berbisik satu sama lain ketika sedang bertelepon, atau malah tanpa suara
sama sekali ketika ngobrol lewat tuts komputer, padahal tempat mereka berdiri
mungkin terpaut ribuan mil. Karena bisa saja, ketika dua tubuh tercabik jarak,
hati mereka malah sedang berpagutan di sebuah ruang tanpa sekat.

Itulah barangkali penjelasan, mengapa
dua orang yang sedang bercinta, bisa bertahan dalam diamnya masing-masing,
karena saat dua hati dikepung keindahan, kata-kata bisa mengebiri makna.
Teriakan? Wah, itu sama sekali bukan bukti cinta. Jangan-jangan Anda hanya
terpaksa hidup bersamanya. Kalau sudah begitu, cinta bisa jadi penjara, dan
komitmen adalah sipir-sipirnya yang perkasa.

Mending mati aja deh! Tau kan, salah
naik angkot, nyeselnya paling satu jam. Salah makan, nyeselnya satu harian,
atau kalo sampe diare, dua tiga hari ding. Salah pangkas rambut, sabar sebulan
deh, nunggu rambut tumbuh lagi. Salah mencintai? Huk huk huk…. Divonis seumur
hidup, tanpa remisi.
Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

9.

Buku Gratis Mau?

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Thu Jan 28, 2010 8:16 pm (PST)



Mau buku gratis "Rich Mom Poor Mom :Menjadi
Sosok Ibu Kaya Materi dan Kaya Hati " ?

Kalau mau dateng ya ke Detos (Depok Town Square)
Hari : Ahad, 7 Februari 2010
Jam : 14.30 - selesai

Bakalan ada bedah bukunya. Insya Allah ada Mba Iva Avianty (penulis Facebook on Love, Anakku Sahabatku, etc) sebagai pembedahnya .

Ada 10 buku yg bakal dibagi gratis untuk doorprisenya...

ok.. see u

10.

(Rampai) - CINTA oh CINTA

Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com   yudhi_sipdeh

Fri Jan 29, 2010 12:05 am (PST)





CINTA oh CINTA

Tidak ada yang salah dengan CINTA
Tidak ada yang salah men-CINTA-i orang yang salah
Tidak ada yang salah bila dicintai oleh orang yang salah
Tidak ada yang salah jika orang menyesal karena melakukan salah Tapi bukan salah men-CINTA-i atau di-CINTA-i
Bersyukurlah karena dalam hatimu dan dalam dirinya masih ada CINTA

CINTA adalah PENYEJUK HATI yang DUKA dan LARA.
Cinta adalah obat akibat luka akibat beratnya perjuangan hidup ini.
CINTA adalah PENYEIMBANG dan DUNIA adalah tempatnya COBAAN.
Cinta oh CInta  jangan pergi...jangan hilang...tetaplah bersemi, tumbuh..dan terus tumbuh dalam hati.

Jakarta, 29 Januari 2010

Saat merasa sepi, seolah cinta seakan pergi.
Mengamati kasus- kebusukan pejabat negeri ini yang carut marut

11.

Sajak Lama di Republika

Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Fri Jan 29, 2010 12:09 am (PST)





Sajak Lama*

aku bertemu sajak lama di matamu
sajak yang dulu pamit
mencari kemungkinan makna baru
pada perjalanan yang jauh

setelah sekian lama
kau bilang sajak itu sudah kau rubah
menjadi sebuah lukisan

gambar yang bercerita tentang pertemuan,
kepergian, kehilangan,
kepulangankepulangan

lalu, entah kenapa
bayangan rumah, teras, rumput dan sepenggal nyanyian
terpantul hilang dan timbul di antara kedip matamu

Epri Tsaqib

*dimuat di Republika, 24 Januari 2010

__________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Group Charity

Loans that

change lives

Kiva.org

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: