Kamis, 01 April 2010

[daarut-tauhiid] Fosil Laba-2 Cina Bantah Evolusi

 

Fosil Laba-Laba Cina Bantah Evolusi
Monday, 22 March 2010

Hidayatullah.Com – Baru-baru ini Paul A. Selden dari University of
Kansas, AS, dan Diying Huang dari Nanjing Institute of Geology and
Palaeontology, Cina, menerbitkan karya ilmiah seputar temuan fosil
laba-laba yang berusia 165 juta tahun lalu. Fosil yang terawetkan
lengkap ini berasal dari zaman Yura (Jurassic era) dan diberi nama
ilmiah Eoplectreurys gertschi. Temuan teranyar yang tergali dari lapisan
Yura Madya ini adalah 120 juta tahun lebih tua dibandingkan dua fosil
laba-laba lain yang pernah diketahui.

Awet dan tidak berubah

Ada dua hal menarik seputar fosil yang ditemukan di daerah Daohugou,
Cina Utara, tersebut: (1) derajat terawetkannya fosil tersebut yang
utuh; dan (2) tingkat kemiripannya yang sama dengan laba-laba modern.
Yang patut disimak lagi, bersama dengan fosil laba-laba itu, ditemukan
juga salamander, mamalia kecil tingkat rendah, serangga dan udang air
yang terfosilkan.

Fosil laba-laba dari zaman setua Yura adalah jarang. Ini dikarenakan
tubuh lunak sebagaimana yang dimiliki laba-laba tidak dapat terawetkan
dengan baik. Namun pengawetan alamiah yang terjadi pada fosil
Eoplectreurys gertschi ini mungkin terjadi akibat terperangkap dalam
debu gunung berapi. Butiran-butiran debu teramat halus itu telah
menimbun sang laba-laba tanpa menghancurkan lapisan kulit luar yang
melapisi tubuh sang laba-laba.

Menurut sang ilmuwan, Paul A Selden, fosil laba-laba E. gertschi
tersebut menampakkan seluruh ciri laba-laba modern dari keluarga yang
sama asal Amerika Utara. Ini mengisyaratkan laba-laba tersebut mengalami
evolusi sangat sedikit sejak zaman Yura, kata Selden. "Perawakan
berbentuk pedang melengkung yang Anda cermati pada pejantan sungguhlah
khas," ujarnya. "Dengan melihat laba-laba modern, Anda akan
berpikir, yah, [fosil] itu hanyalah kembarannya yang mati."

Dogma evolusi

Sungguh menarik bahwa selama 165 juta tahun, fosil laba-laba tersebut
jika disandingkan dengan kerabat modernnya tidak menampakkan perbedaan
mencolok. Saking nyaris sama persisnya, sampai-sampai sang ilmuwan, Paul
A Selden, berkomentar fosil berusia jutaan tahun asal Cina itu tampak
seperti "kembaran yang mati" dari laba-laba yang masih hidup
saat ini.

Anggaplah seekor laba-laba tertua yang pernah ada di bumi dapat hidup
selama 20 tahun. Maka 165 juta tahun berarti laba-laba itu telah beranak
pinak atau berketurunan selama sekitar 8 juta generasi. Ini adalah waktu
yang cukup bagi laba-laba untuk mengalami mutasi dan berbagai tekanan
alamiah lainnya yang mendorong terjadinya evolusi yang diduga ada itu.
Namun ternyata evolusi itu tak terjadi. Fosil laba-laba yang hidup 165
juta tahun lalu memiliki segala ciri khas lengkap sebagaimana laba-laba
modern yang masih hidup saat ini.

Pernyataan bahwa "laba-laba tersebut mengalami evolusi sangat
sedikit" sebagaimana kata Paul A. Selden di atas atau dalam kedok
bahasa ilmiah "evolutionary conservatism" (kecenderungan untuk
tidak berubah secara evolusi) sungguhlah tidak masuk akal. Ini
menunjukkan betapa tempurung dogma evolusi menutupi seseorang untuk
melihat fakta selain dogma buta evolusi, sehingga perlu untuk memaksakan
penamaan dengan istilah yang berbau evolusi meski hakikatnya tidak ada
evolusi yang terjadi.

Ciri-ciri laba-laba 165 juta tahun lalu yang sama persis dengan
penampakan laba-laba yang hidup saat ini, sebagaimana yang diakui
ilmuwan itu, justru merupakan isyarat tidak terjadinya evolusi. Tidak
dijumpai perubahan atau evolusi apa pun dari laba-laba menjadi hewan
lain seperti kala jengking, kaki seribu, apalagi reptil, ikan, burung,
mamalia, dan lain-lainnya. Selain itu, tidak ada fosil-fosil mata rantai
atau peralihan yang pernah ditemukan yang menunjukkan laba-laba
berevolusi dari hewan lain ataupun sebaliknya, berevolusi menjadi hewan
lain.

Fosil laba-laba ini dan fosil-fosil makhluk hidup lain yang telah
ditemukan berlimpah adalah bukti nyata bahwa makhluk hidup muncul
menjadi ada dalam keadaan diciptakan terpisah, masing-masing dengan
kelengkapan tubuh sempurna sedari pertama kali diciptakan. Singkat kata,
teori evolusi sejatinya telah ambruk dihadapan temuan-temuan fosil.
Mereka yang tetap mempertahankan teori evolusi, meski dihadapkan
bukti-bukti nyata ini, semakin memperlihatkan betapa evolusi bukanlah
teori ilmiah. Teori evolusi adalah keyakinan buta yang dipercayai dan
dipertahankan dengan menolak penjelasan lain. Teori evolusi, sebagaimana
lazimnya dogma dan ideologi buta lain, merasa takut dan khawatir
terhadap diajarkannya secara adil dan berimbang penjelasan ilmiah yang
menyanggah evolusi di sekolah dan perguruan
tinggi.(as/wiredscience/naturwissenschaften/hidayatulla.com
<http://www.hidayatullah.com/hidayatulla.com> )

Referensi:

1. Ghose T (2010). Stunningly Preserved 165-Million-Year-Old Spider
Fossil Found. Wired Science, 9 Februari 2010.
(http://www.wired.com/wiredscience/2010/02/spider-fossil/
<http://www.wired.com/wiredscience/2010/02/spider-fossil/> , terkunjungi
pada 20 Maret 2010)

2. Selden PA & Huang D (2010). The oldest haplogyne spider (Araneae:
Plectreuridae), from the Middle Jurassic of China. Naturwissenschaften,
published online 6 February 2010.
(http://homepage.mac.com/paulselden/Sites/Website/Plectreurid.pdf
<http://homepage.mac.com/paulselden/Sites/Website/Plectreurid.pdf> , or
http://www.springerlink.com/content/v4r927t13446q311/?p=be8737ef790947d5\
a19d3faa934227da
Ï€=0
<http://www.springerlink.com/content/v4r927t13446q311/?p=be8737ef790947d\
5a19d3faa934227da&pi=0
> , terkunjungi pada 20 Maret 2010)

3. Animal Corner (2003) Spiders.
(http://www.animalcorner.co.uk/insects/spiders/spiders.html
<http://www.animalcorner.co.uk/insects/spiders/spiders.html> ,
terkunjungi pada 20 Maret 2010)

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Do More for Dogs Group. Connect with other dog owners who do more.


Welcome to Mom Connection! Share stories, news and more with moms like you.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: