Laki itu KERJA
ada suami S2 dari luar negeri, belum bekerja formal, namun karena ijjah nya yg kuat, maka ia pun berjualan bubur nasi, yg ia dorong sendiri..subhanallah
ada juga suami pengayuh becak yg sendang mengambil gelar doktor di UGM..
sekali lagi tidak hanya melulu hasil, namun cara yang terpenting, cara yang halal akan barokah,...suami yang berusaha, maka ia akan dimuliakan Allah
Banyak orang bilang, wanita dari suku A materialistis, ada yg bilang dari suku B, ada yg bilang
dari bangsa C, dsb..sayangnya semua pendapat di atas adalah benar J
Meurut ulama, di dalam diri (setiap) wanita itu lebih memilih nafkah Lahir (uang,materi,) ketimbang nafkah batin (hubungan suami isteri) dengan bandingan 60;40.
Jadi pada dasarnya semua wanita, semua sekali lagi baik yang desa ataupun yang kota, yang kaya ataupun yang miskin,maka tetap memiliki kecendrungan yang demikian. Dan ini adalah hal yang wajar-wajar saja sepanjang masih bisa dikendalikan oleh suaminya, seperti akhirnya isteri-isteri nabi yang akhirnya lebih memilih hidup apa adanya.
Fenomena saat ini, betapa banyak kaum muda kita yang belum memahami prinsip dasar di dalam pernikahan, mereka sama2 bekerja, kemudian menikah dan semua hal dibagi dua..kenyataannya, yang terjadi malah rumah tangga menjadi kurang harmonis, karena masing2 kurang paham akan tugas mereka yang sebenarnya;
di dalam Al Quran dikatakan:
Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanitadisebabkan Allah telah melebihkan sebagian mereka (kaum pria) di atas sebagian yang lain (kaum wanita) dan disebabkan kaum pria telah membelanjakan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…". (An-Nisa: 3
1. Allah telah memberikan kelebihan atas mereka di atas sebagian yang lain,
hal ini adalah hak Allah, seperti halnya orang-orang berilmu yang diberikan kelebihan atas yang tidak berilmu beberapa derajat.
2. dan disebabkan kaum pria telah membelanjakan sebagian dari harta mereka.
Demikianlah tugas para suami, memberi NAFKAH, semampu yang bisa ia usahakan. tidak ada istilah menganggur, pasti ada jalan, usahalah dan berdoa. Kerja adalah IJJAH (kehormatan) bagi seorang suami,
berapa pun hasilnya asalkan halal, insya Allah akan bertambah-dan bertambah..
Sedangkan isteri diutamakan untuk memiliki sifat Qonaah (merasa cukup), dan andai benar setelah suami berjibaku betul namun hasilnya tetap tidak memenuhi kebutuhan hidup dasar, maka isteri diperbolehkan membantu suami mencari nafkah, namun tetap tidak melupakan kewajiban utamanya..
Pemahaman mengenai watak,kecendrungan, tugas utama suami isteri,ini adalah pemahaman dasar sebelum membina rumah tangga. hati-hati bila tidak memahaminya, maka sangat riskan untuk terjadi perceraian.
Semoga dengan demikian, peran suami dan isteri tidak bias..
Suatu saat kita akan benar-benar menerima bahwa memang wanita shaliha adalah yang sangat berharga, di mana ia;
1. qonaah dengan nafkah yang diberikan
2. mematuhi suaminya di dalam kebaikan
3. menjaga mendidik anak-anak
4. menjaga harta dan kehormatannya.
Juga bagi isteri, memiliki suami yang shaleh adalah juga yang paling berharga, dimana ia akan menuntun rumah tangga bahagia dunia akherat..
Jika ia sedang ridho, maka ia akan menyayangi mu, jika ia sedang marah,maka ia tidak akan menzhalimi kamu
Andai kita dulu menikahi isteri/suami kita dengan alasan di luar keshalehan/agama,
misalkan karena hartanya (lihatlah mungkin kini yang tersisa malah hutangnya..;-)
misalkan karena kecantikannya, lihatlah mungkin kini yang tersisa adalah cemberutnya setiap hari..;-)
maka saat ini kita bisa merubah niat, melulurskan niat tersebut
sambil berusaha untuk mendekatkannya kepada agama
mendekatkannya kepada Al Quran dan AsSunnah
berusahalah...
Insya Allah kita akan mendapatkannya..
A'amin Ya Rabbal A'lamin
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar