Jumat, 02 September 2011

[daarut-tauhiid] Siapakah Ulil Amri Minkum Yang Sebenarnya? (Oleh Ihsan Tandjung)

Siapakah Ulil Amri Minkum Yang Sebenarnya? (Oleh Ihsan Tandjung)

Di dalam Al-Qur'an terdapat sebuah ayat yang sangat sering dikutip oleh para
politisi Partai Islam terutama di musim kampanye menjelang Pemilu. Namun
yang kita sayangkan ialah umumnya mereka mengutip ayat tersebut secara tidak
lengkap alias sepotong saja. Lengkapnya ayat tersebut berbunyi sebagai
berikut:

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂóãóäõæÇ ÃóØöíÚõæÇ Çááóøåó æóÃóØöíÚõæÇ ÇáÑóøÓõæáó
æóÃõæáöí ÇáúÃóãúÑö ãöäúßõãú ÝóÅöäú ÊóäóÇÒóÚúÊõãú Ýöí ÔóíúÁò ÝóÑõÏõøæåõ Åöáóì
Çááóøåö æóÇáÑóøÓõæáö Åöäú ßõäúÊõãú ÊõÄúãöäõæäó ÈöÇááóøåö æóÇáúíóæúãö
ÇáúÂóÎöÑö Ðóáößó ÎóíúÑñ æóÃóÍúÓóäõ ÊóÃúæöíáðÇ

"Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS.
An-Nisa [4] : 59)

Mengapa ayat ini begitu populer dikumandangkan para jurkam di musim
kampanye? Karena di dalamnya terkandung perintah Allah agar ummat taat
kepada Ulil Amri Minkum (para pemimpin di antara kalian atau para pemimpin
di antara orang-orang beriman). Sedangkan para politisi partai tadi meyakini
jika diri mereka terpilih menjadi wakil rakyat atau pemimpin sosial berarti
mereka dengan segera akan diperlakukan sebagai bagian dari Ulil Amri Minkum.
Dan hal itu akan menyebabkan mereka memiliki keistimewaan untuk ditaati oleh
para konstituen. Selain orang-orang yang sibuk menghamba kepada Allah
semata, mana ada manusia yang tidak suka dirinya mendapatkan ketaatan ummat?
Itulah sebabnya ayat ini sering dikutip di musim kampanye. Namun sayang,
mereka umumnya hanya mengutip sebaian saja yaitu:

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂóãóäõæÇ ÃóØöíÚõæÇ Çááóøåó æóÃóØöíÚõæÇ ÇáÑóøÓõæáó
æóÃõæáöí ÇáúÃóãúÑö ãöäúßõã

"Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu." (QS. An-Nisa [4] : 59)

Mereka biasanya hanya membacakan ayat tersebut hingga kata-kata Ulil Amri
Minkum. Bagian sesudahnya jarang dikutip. Padahal justru bagian selanjutnya
yang sangat penting. Mengapa? Karena justru bagian itulah yang menjelaskan
ciri-ciri utama Ulil Amri Minkum. Bagian itulah yang menjadikan kita
memahami siapa yang sebenarnya Ulil Amri Minkum dan siapa yang bukan. Bagian
itulah yang akan menentukan apakah fulan-fulan yang berkampanye tersebut
pantas atau tidak memperoleh ketaatan ummat.

Dalam bagian selanjutnya Allah berfirman:

ÝóÅöäú ÊóäóÇÒóÚúÊõãú Ýöí ÔóíúÁò ÝóÑõÏõøæåõ Åöáóì Çááóøåö æóÇáÑóøÓõæáö Åöäú
ßõäúÊõãú ÊõÄúãöäõæäó ÈöÇááóøåö æóÇáúíóæúãö ÇáúÂóÎöÑö Ðóáößó ÎóíúÑñ
æóÃóÍúÓóäõ ÊóÃúæöíáðÇ

"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa [4] : 59)

Allah menjelaskan bahwa ciri-ciri utama Ulil Amri Minkum yang sebenarnya
ialah komitmen untuk selalu mengembalikan segenap urusan yang
diperselisihkan kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). Para
pemimpin sejati di antara orang-orang beriman tidak mungkin akan rela
menyelesaikan berbagai urusan kepada selain Al-Qur'an dan Sunnah Ar-Rasul.
Sebab mereka sangat faham dan meyakini pesan Allah:

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÂóãóäõæÇ áóÇ ÊõÞóÏöøãõæÇ Èóíúäó íóÏóíö Çááóøåö
æóÑóÓõæáöåö æóÇÊóøÞõæÇ Çááóøåó Åöäóø Çááóøåó ÓóãöíÚñ Úóáöíãñ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui." (QS. Al-Hujurat [49] : 1)

Sehingga kita jumpai dalam catatan sejarah bagaimana seorang Khalifah Umar
bin Khattab radhiyallahu 'anhu di masa paceklik mengeluarkan sebuah
kebijakan ijtihadi berupa larangan bagi kaum wanita beriman untuk meminta
mahar yang memberatkan kaum pria beriman yang mau menikah. Tiba-tiba seorang
wanita beriman mengangkat suaranya mengkritik kebijakan Khalifah seraya
mengutip firman Allah yang mengizinkan kaum mu'minat untuk menentukan mahar
sesuka hati mereka. Maka Amirul Mu'minin langsung ber-istighfar dan berkata:
"Wanita itu benar dan Umar salah. Maka dengan ini kebijakan tersebut saya
cabut kembali...!" Subhanallah, demikianlah komitmen para pendahulu kita
dalam hal mentaati Allah dan RasulNya dalam segenap perkara yang
diperselisihkan.

Adapun dalam kehidupan kita dewasa ini segenap sistem hidup yang
diberlakukan di berbagai negara —baik negara Muslim maupun Kafir— ialah
mengembalikan segenap urusan yang diperselisihkan kepada selain Allah
(Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). Tidak kita jumpai satupun tatanan
kehidupan modern yang jelas-jelas menyebutkan bahwa ideologi yang
diberlakukan ialah ideologi Islam yang intinya ialah mendahulukan berbagai
ketetapan Allah dan RasulNya sebelum yang lainnya. Malah sebaliknya, kita
temukan semua negara modern yang eksis dewasa ini memiliki konstitusi buatan
manusia, selain Al-Qur'an dan AsSunnah An-Nabawiyyah, yang menjadi rujukan
utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Seolah manusia mampu merumuskan
konstitusi yang lebih baik dan lebih benar daripada sumber utama konstitusi
yang datang dari Allah subhaanahu wa ta'aala.

Bila demikian keadaannya, berarti tidak ada satupun pemimpin negeri di
negara manapun yang ada dewasa ini layak disebut sebagai Ulil Amri Minkum
yang sebenarnya. Pantaslah bilamana mereka dijuluki sebagai Mulkan
Jabbriyyan sebagaimana Nabi shollallahu 'alaih wa sallam sebutkan dalam
hadits beliau. Mulkan Jabbriyyan artinya para penguasa yang memaksakan
kehendaknya seraya tentunya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. Adapun
masyarakat luas yang mentaati mereka berarti telah menjadikan para pemimpin
tersebut sebagai para Thoghut, yaitu fihak selain Allah yang memiliki
sedikit otoritas namun berlaku melampaui batas sehingga menuntut ketaatan
ummat sebagaimana layaknya mentaati Allah. Na'udzubillahi min dzaalika.

Keadaan ini mengingatkan kita akan peringatan Allah mengenai kaum munafik
yang mengaku beriman namun tidak kunjung meninggalkan ketaatan kepada
Thoghut. Padahal Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk meninggalkan
para Thoghut bila benar imannya.

Ãóáóãú ÊóÑó Åöáóì ÇáóøÐöíäó íóÒúÚõãõæäó Ãóäóøåõãú ÂóãóäõæÇ ÈöãóÇ ÃõäúÒöáó
Åöáóíúßó æóãóÇ ÃõäúÒöáó ãöäú ÞóÈúáößó íõÑöíÏõæäó Ãóäú íóÊóÍóÇßóãõæÇ Åöáóì
ÇáØóøÇÛõæÊö æóÞóÏú ÃõãöÑõæÇ Ãóäú íóßúÝõÑõæÇ Èöåö æóíõÑöíÏõ ÇáÔóøíúØóÇäõ Ãóäú
íõÖöáóøåõãú ÖóáóÇáðÇ ÈóÚöíÏðÇ

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan
sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah
diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka
(dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa [4] : 60)

Sungguh dalam kelak nanti di neraka penyesalan mereka yang telah mentaati
para pembesar dan pemimpin yang tidak menjadikan Allah dan RasulNya sebagai
tempat kembali dalam menyelesaikan segenap perkara kehidupan.

íóæúãó ÊõÞóáóøÈõ æõÌõæåõåõãú Ýöí ÇáäóøÇÑö íóÞõæáõæäó íóÇ áóíúÊóäóÇ ÃóØóÚúäóÇ
Çááóøåó æóÃóØóÚúäóÇ ÇáÑóøÓõæáóÇ æóÞóÇáõæÇ ÑóÈóøäóÇ ÅöäóøÇ ÃóØóÚúäóÇ
ÓóÇÏóÊóäóÇ æóßõÈóÑóÇÁóäóÇ ÝóÃóÖóáõøæäóÇ ÇáÓóøÈöíáóÇ ÑóÈóøäóÇ ÂóÊöåöãú
ÖöÚúÝóíúäö ãöäó ÇáúÚóÐóÇÈö æóÇáúÚóäúåõãú áóÚúäðÇ ßóÈöíÑðÇ

"Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata:
"Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada
Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah
menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada
mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".
(QS. Al-Ahzab [33] : 66-68)


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: