Selasa, 01 Juli 2008

[daarut-tauhiid] Isteri Bergaul Terlalu Bebas dengan Lelaki Lain?

Assalamu'alaikum,
 
Dari Millis Eramuslim.com
 
Benarkah penghuni neraka lebih banyak kaum wanita daripada lelakinya?
 
Wassalam,
 
Yanti
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Isteri Bergaul Terlalu Bebas dengan Lelaki Lain
Kamis, 26 Jun 08 05:41 WIB
Kasus 1:
Ibu Siti, kami sering bertengkar, 2 tahun terakhir ini. Kadang-Kadang persoalan sepele jadi besar. Puncak pertengkaran kami awal April 2008. Saya menemukan surat isteri saya kapada temen saya, dari isinya saya tahu kalo ada orang ke-3. Saya mau memaafkan asal dia tidak lagi berhubungan, dan saya juga akan merubah sikap saya selama ini dan kami setuju untuk saling mengingatkan. Tapi belum berjalan seminggu dia masih saja berhubungan, baik itu lewat telpon, maupun bertemu, saya lihat sendiri di HPnya, kalo isteri saya masih suka berhubungan, padahal orang ke-3 ini juga janji akan membantu saya, tetapi isteri saya yang selalu pingin ketemu.
Semenjak itu isteri saya selalu berbohong, sehingga kepercayaan saya kepada dia lama-lama hilang. Dia selalu janji dan diingkari juga, padahal sholatnya rajin. Dia juga sering bilang Demi Allah, padahal omongannya penuh kebohongan, bahkan saya menemukan kertas yang isinya seperti mantra, agar orang ke-3 ini tunduk kepadanya, akhrnya kertas itu saya buang. Pertanyaannya: Bagaimana menghadapi isteri seperti ini, saya sering berdo"a agar dia kembali seperti dulu, mencintai dan menyayangi keluarga.
Hamba Allah
Kasus 2:
Assalamualikum wr.wb Bu, sy pria umur 29 sudah menikah & punya anak satu.
mohon petunjuknya, saya menikah sudah 3 tahun lamanya memang selalu di hiasi dengan ulah isteri sayayangslalu mencurigakan saya. pendek cerita. sekarang ini saya tahu bahwa anak saya itu bukan hasil darah daging saya. dan informasinya bukti hubungan isteri & lelaki itu ada di dalam HP lelakinya. saya sudah memilih untuk melanjutkan pernikahan kami. tapi saya masih bimbang bu, dan masih terbayang selalu perbuatan isteri sayai tu, akan baikkah pernikahan kami ini jika saya lanjutkan dan bagaimana cara mengikhlaskan semuanya itu. saya sudah mencoba Andaikata kenangan pahit itu teringat, saya langsung ambil wudhu dan sholat. Atas bimbingannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
AM
Kasus 3:
Assalamu'alaikum
Ibu Yth, saya adalah suami dari seorang isteri dan 2 orang anak, sejak isteri bekerja, terus terang saya merasa tidak sreg karena anak-anak menjadi kurang perhatian, isteri kadang pulang agak malam karena selain bekerja juga punya kegiatan di lembaga dakwah. Nah yang lebih membuat saya agak jengkel adalah kebiasaan dia bersms mesra dengan salah seorang pengurus lembaga tersebut, sering saya pergoki sms dengan kata-kata say....ato yang......sayang, dan isteri juga kadang diantar pulang kalo kemalaman walau katanya rombongan dengan teman yang lain.., saya sudah melarang isteri untuk jadi pengurus dan akhirnya mau, namun terakhir isteri masih ikut rapat setelah pulang kerja, walau memberitahu saya tapi sudah terjadi, karena mungkin takut untuk dilarang. Dan pulangnya kembali diantar yang katanya bertiga. Isteri selalu menghindar kalo mau saya tanyai mengenai aktifitas dia. Saya yakin isteri punya hubungan dengan lelaki tersebut, karena pernah dibelikan
novel walau isteri nggak bilang sama saya, dan mungkin pernah juga diajak makan siang, yang saya tidak tahu. Isteri juga selalu emosi kalo saya larang-larang, dan selalu menuduh saya tidak pernah percaya dengannya. Mohon masukannya ibu... bagaimana saya harus bersikap?
Sebagai catatan saya selalu secara diam-diam mengamati isi sms, namun ternyata sekarang Hp isteri selalu disimpan. Terakhir saya pernah liat ada tulisan buat temannya itu....mas.....kupersembahkan alfatihah buatmu dan suamiku..... dan mungkin ini balasan dari pesan yang dia terima. Apakah hal semacam ini bisa dibiarkan ibu....
Terima kasih sebelumnya ibu.... Jazzakillah
Abdullah
Jawaban
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh,
Bapak-bapak yang dirahmati Allah,
Saya turut prihatin dengan apa yang menimpa Anda, khususnya dengan cara pergaulan isteri yang terlalu "cair" dengan laki-laki lain, bahkan ada indikasi sudah berzina seperti yang Bpk AM rasakan. Saya kira Bapak-bapak ini orang yang hebat sehingga diberi Allah ujian yang luar biasa ini.
Idealnya rumah tangga yang kita tegakkan adalah rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Membangun rumah tangga ini tentunya tak semudah membalikkan telapak tangan. Ia butuh perjuangan. Maka, bila dalam perjalanannya menemui berbagai macam hambatan, sesungguhnya itulah ujian bagi peningkatan kualitas rumah tangga. Semoga, bila kita lulus dengan ujian itu, derajat kualitas rumah tangga itu akan membaik.
Sebagaimana sering saya tulis, kewajiban suami adalah menjadi pemimpin dalam rumah tangga, ia nakhoda yang harus punya arah untuk membawa biduknya mengarungi berbagai gelombang; salah satunya memberi teladan yang baik bagi isteri maupun anak-anak. Jika isteri durhaka maka berkewajiban menasehati isteri. Sering saya kutip ayat Allah swt. Sbb:
'Wanita-wanita yang kamu khawatirkan kedurhakaannya maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah diri dari tempat tidur mereka dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti badannya. Kemudian jika dia mentaatimu maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkannya" (QS An-Nisa: 34).
Menasihati tak selalu harus menceramahi, tetapi lebih pada memberi pelajaran yang baik, mengingatkan ia kepada Allah, menakut-nakuti ia dengan nama Allah dan mengingatkannya tentang kewajiban kepada suami dan hak-hak suaminya yang wajib ditunaikan. Dalam nasihat juga berusaha memalingkan pAndangannya dari hal-hal yang dosa dan perbuatan-perbuatan durhaka, mengingatkan akan kehilangan hak mendapat nafkah, pakaian. Selain itu untuk tahap lanjut di mana isteri tetap "membandel" dalam kemaksiatannya maka isteri boleh ditinggalkan di tempat tidur sendirian.
Mendiamkan isteri dengan tidak mengajaknya berbicara boleh dilakukan asal tidak lebih dari 3 hari. Jika inipun tak juga berhasil maka hukuman atas kedurhakaan isteri bisa dengan memukulnya; tentu pukulan dilakukan untuk mendidik, jadi tidak keras dan jauhi muka serta tempat-tempat yang mengkhawatirkan karena tujuan memukul memang bukan untuk menyakiti tetapi untuk memberi pelajaran.
Sebelum Anda melangkah untuk memperbaiki isteri, lebih mudah bila Anda berbagi terlebih dahulu dengan hati Anda sendiri. Maksud saya, karena kebetulan Anda yang lebih dulu menyadari problem yang muncul di RT Anda, maka akan lebih mudah bila inisiatif penyelesaian itu dimulai dari diri Anda.
Mulailah dari muhasabah (evaluasilah diri Anda), mengapa problem ini sampai mengenai isteri Anda. Apakah Anda sebagai suami sudah berakhlak baik dengannya selama ini? Apakah ketika Anda mengambil keputusan, Anda juga melibatkannya? Apakah Anda terlalu otoriter ketika memerintahkannya.
Apakah Anda senantiasa memperbarui cinta di rumah Anda dengan kelembutan, kasih sayang, ramah tamah dan ikhlas membantunya ketika ia membutuhkan bantuan? Apakah Anda juga sudah memberikan hak-haknya, termasuk haknya ketika ia berada di tempat tidur? Apakah Anda telah mencukupi nafkahnya? Dan bila ternyata Anda belum mampu memenuhi nafkahnya, sudahkan Anda tunjukkan keseriusan usaha Anda? Dan masih banyak lagi pertanyaan lain yang akhirnya hanya menjadi rahasia bapak.
Pertanyaan-pertanyaan ini, sebaiknya bapak jawab dengan jujur di dalam hati.. Bila ternyata jawabannya "saya sudah menjadi suami yang baik" maka bersyukurlah, bapak masih mengikuti sunnah Rasulullah saw untuk berbuat baik kepada isteri sebagai persyaratan kebaikan iman seorang suami. Tetapi bila ternyata ada sedikit problem, bapak harus lapang dada untuk memperbaiki diri. Semoga isteri bapak menangkap bahwa bapak memang ingin berubah menjadi lebih baik. Sebagaimana telah bapak Abdullah alami, mengapa isteri selalu emosi bila bapak melarangnya. Dengan cara apa, dalam suasana yang bagaimana dan apakah bapak juga emosi ketika bapak melarangnya?
Anda tak bisa mengharapkannya untuk tak emosi bila Anda sendiri mengawalinya dengan emosi, bukan?
Bpk-bpk yang dirahmati Allah,
Berusahalah memperbaiki lagi komitmen dalam pernikahan, memperbaiki komunikasi dan mendasarkan lagi semuanya dalam keridhoan Allah; hal ini tentu lebih layak dilakukan. Kalau isteri Anda sedang dalam suasana lapang dada, ajaklah bercakap-cakap dengan kepala dingin, berbagi hatilah dengannya, ajaklah ia mengevaluasi rumah tangga dan jujurlah dengan perasaan Anda, bahwa Anda tak rela dan sedih karena mengetahuinya 'berhubungan' dengan lelaki lain. Anda perlu juga memberinya pujian bila ia secara bertahap bisa menghindari akhlak buruknya dan bisa juga Anda sepakati 'sangsi' apa yang akan dilakukan bila ternyata ia masih berhubungan.
Khusus untuk Hamba Allah, meskipun isteri rajin sholat, ia masih menggunakan 'mantra'. Tentu saja ini perbuatan syirik yang merusak iman. Bapak harus berusaha keras dengan cara yang seahsan (sebaik) mungkin, agar isteri bapak mendekat dengan agama. Karena tanpa pemahaman agama, problem yang Anda hadapi bisa makin panjang. Beri buku-buku keimanan dan masalah syirik, karena syirik adalah salah satu dosa besar.
Sedang untuk bapak Abdullah, memang ironis keadaan isteri.. betapa pintarnya syaithan menggoda pelaku-pelaku da'wah. Pekerjaan dakwah adalah pekerjaan mulia, maka tak layak bila dakwah dikotori dengan maksiyat. Orang-orang yang terlibat dalam dakwah adalah orang yang 'terpanggil' oleh Allah untuk meninggikan kalimatNya. Maka bapak perlulah untuk 'membersamai' isteri bapak di dalam dakwah.
Maksud saya tidak harus bapak menempel isteri bapak ke manapun ia pergi, tetapi jauh lebih penting adalah menyamakan 'frekwensi", menyamakan visi bahwa dakwah harus dimulai dari diri sendiri dan seterusnya sembari mengajak orang lain. Bila visi tentang dakwah sama, semoga isteri bapak tidak membutuhkan orang lain lagi selain suaminya sebagai tempat berkeluh kesah...karena toh dengan suami ia bisa berbagi minat pada hal yang dipilih oleh hatinya. Tidak perlu bapak melarangnya terlibat dalam dakwah, ia akan cari jalan secara sembunyi- sembunyi...tentu ini juga tak baik. Pahamkan mulai dari hatinya yang paling dalam, bahwa yang isteri lakukan tak sesuai dengan visi dakwah itu sendiri.
Juga kepada laki-laki, yang pengurus lembaga dakwah yang sering bersms mesra dengan isteri, Bapak dapat mengajaknya sharing baik-baik. Bukankah mestinya ia tahu etika beramar ma'ruf nahi mungkar? Ingatkan saja pak barangkali ia lupa.
Juga kepada Bpk AM, dugaan tentang zina isteri sampai mempunyai anak tentu tidak cukup hanya dengan informasi Hp. Isteri Andalah yang paling tahu anak siapa yang dia kandung. Kalau memang dia sudah berzina, ini adalah dosa yang berat, di dunia maupun di akhirat. Sarankan dia bertaubat nasuha; selebihnya serahkan pada Allah swt. Saya salut dengan cara Anda mengatasi masalah dengan mendekat pada Allah swt. Jika Anda telah memaafkan isteri, maka ini akan melegakan perasaan. Memaafkan merupakan salah satu terapi mental.
Jangan menyerah ya Pak...tetap cari alternatif dan terobosan lain agar masalah bapak menemukan solusi. Pahala Allah swt. menanti di depan, yakinlah! Teriring do'a dan salam tulus.
Wallahu a'lam bisshawab,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website:

http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: