Messages In This Digest (4 Messages)
- 1.
- Reminder : Radio Internet Sastra dan Kita nanti malam From: Epri Saqib
- 2.
- Sumber Inspirasi Menulis From: WORD SMART CENTER
- 3a.
- Re: [Kelana] Cinta Putih Negeri Di Awan From: jun an nizami
- 4.
- MENGKRITISI FILM LOVE IS CINTA (CATATAN KAKI) From: arya noor amarsyah arya
Messages
- 1.
-
Reminder : Radio Internet Sastra dan Kita nanti malam
Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com epri_tsi
Thu Oct 9, 2008 2:52 am (PDT)
Dear All
Reminder saja : Siaran radio internet "Sastra dan Kita"
nanti malam jam 22.00 di www.voiceofjakarta.com
kali ini membahas buku puisi "Ruang Lengang" karya Epri Tsaqib.
Jangan sampai ketinggalan dan jangan lupa pakai earphone yah.! :D
salam
http://epriabdurrahman.multiply. com/journal/ item/180
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
- 2.
-
Sumber Inspirasi Menulis
Posted by: "WORD SMART CENTER" wordsmartcenter@yahoo.com wordsmartcenter
Thu Oct 9, 2008 2:58 am (PDT)
Sumber Inspirasi Menulis
Oleh: Udo Yamin Majdi
Teman-teman saya sering
bilang, salah satu alasan, mereka tidak bisa menulis karena tidak ada inspirasi
alias kehilangan ide. Itu hal yang wajar dan biasa. Yang membedakan antara
penulis sejati dengan bukan adalah, penulis sejati ketika tidak ada gagasan ia
terus mencari dan mencari, sedangkan orang-orang yang baru "berpikir"
menjadi penulis, ia berdiam diri dan lari dari kenyataan yang ia hadapi. Lantas,
di manakah kita bisa menemukan inspirasi itu? Jawabannya adalah coba baca Al-Quran!
Ya, di sanalah sumber inspirasi itu! Tidak percaya? Mari kita dengarkan kisah
Pak Taufiq Ismail, Kang Abik, dan Mas Fauzil.
"Di tahun 1997 --tulis pak Taufiq
dalam majalah sastra HORISON-- "saya bertemu Chrisye sehabis sebuah acara,
dan dia berkata, 'Bang, saya punya sebuah lagu. Saya sudah coba menuliskan kata-katanya,
tapi saya tidak puas. Bisakah Abang tolong tuliskan liriknya?' Karena saya suka
lagu-lagu Chrisye, saya katakan bisa. Saya tanyakan kapan mesti selesai. Dia
bilang sebulan. Menilik kegiatan saya yang lain, deadline sebulan itu bolehlah.
Kaset lagu itu dikirimkannya, berikut keterangan berapa baris lirik diperlukan,
dan untuk setiap larik berapa jumlah ketukannya, yang akan diisi dengan suku
kata. Chrisye menginginkan puisi relijius.
Kemudian saya dengarkan lagu
itu. Indah sekali. Saya suka betul. Sesudah seminggu, tidak ada ide. Dua minggu
begitu juga. Minggu ketiga inspirasi masih tertutup. Saya mulai gelisah. Di
ujung minggu keempat tetap buntu. Saya heran. Padahal lagu itu cantik jelita. Tapi
kalau ide memang macet, apa mau dikatakan. Tampaknya saya akan telepon Chrisye
keesokan harinya dan saya mau bilang, " Chris, maaf ya, macet. Sori."
Saya akan kembalikan pita rekaman itu. Saya punya kebiasaan rutin baca Surah
Yasin. Malam itu, ketika sampai ayat 65 yang berbunyi, A'udzubillahi minasy
syaithonirrojim. "Alyauma nakhtimu 'alaa afwahihim, wa tukallimuna
aidhihim, wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanu yaksibuun" saya berhenti. Maknanya,
"Pada hari ini Kami akan tutup mulut mereka, dan tangan mereka akan
berkata kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi tentang apa yang telah
mereka lakukan." Saya tergugah. Makna ayat tentang Hari Pengadilan Akhir
ini luar biasa!
Saya hidupkan lagi pita
rekaman dan saya bergegas memindahkan makna itu ke larik-larik lagi tersebut. Pada
mulanya saya ragu apakah makna yang sangat berbobot itu akan bisa masuk pas ke
dalamnya. Bismillah. Keragu-raguan teratasi dan alhamdulillah penulisan lirik
itu selesai. Lagu itu saya beri judul Ketika Tangan dan Kaki Berkata.
Keesokannya dengan lega saya
berkata di telepon," Chris, alhamdulillah selesai". Chrisye sangat
gembira. Saya belum beritahu padanya asal-usul inspirasi lirik tersebut. Berikutnya
hal tidak biasa terjadilah. Ketika berlatih di kamar menyanyikannya baru dua baris
Chrisye menangis, menyanyi lagi, menangis lagi, berkali-kali.
Di dalam memoarnya yang
dituliskan Alberthiene Endah, Chrisye? Sebuah Memoar Musikal, 2007 (halaman 308-309),
bertutur Chrisye: Lirik yang dibuat Taufiq Ismail adalah satu-satunya lirik
dahsyat sepanjang karier, yang menggetarkan sekujur tubuh saya. Ada kekuatan
misterius yang tersimpan dalam lirik itu. Liriknya benar-benarbenar mencekam
dan menggetarkan. Dibungkus melodi yang begitu menyayat, lagu itu bertambah
susah saya nyanyikan! Di kamar, saya berkali-kali menyanyikan lagu itu. Baru
dua baris, air mata saya membanjir. Saya coba lagi. Menangis lagi.Yanti sampai
syok! Dia kaget melihat respons saya yang tidak biasa terhadap sebuah lagu. Taufiq
memberi judul pada lagu itu sederhana sekali, Ketika Tangan dan Kaki Berkata.
Lirik itu begitu merasuk dan
membuat saya dihadapkan pada kenyataan, betapa tak berdayanya manusia ketika
hari akhir tiba. Sepanjang malam saya gelisah. Saya akhirnya menelepon Taufiq
dan menceritakan kesulitan saya. "Saya mendapatkan ilham lirik itu dari Surat
Yasin ayat 65..." kata Taufiq. Ia menyarankan saya untuk tenang saat
menyanyikannya. Karena sebagaimana bunyi ayatnya, orang memang sering kali
tergetar membaca isinya. Walau sudah ditenangkan Yanti dan Taufiq, tetap saja
saya menemukan kesulitan saat mencoba merekam di studio. Gagal, dan gagal lagi.
Berkali-kali saya menangis dan duduk dengan lemas. Gila! Seumur-umur, sepanjang
sejarah karir saya, belum pernah saya merasakan hal seperti ini. Dilumpuhkan
oleh lagu sendiri!
Butuh kekuatan untuk bisa
menyanyikan lagu itu. Erwin Gutawa yang sudah senewen menunggu lagu terakhir
yang belum direkam itu, langsung mengingatkan saya, bahwa keberangkatan ke
Australia sudah tak bisa ditunda lagi. Hari terakhir menjelang ke Australia, saya
lalu mengajak Yanti ke studio, menemani saya rekaman. Yanti sholat khusus untuk
mendoakan saya. Dengan susah payah, akhirnya saya bisa menyanyikan lagu itu
hingga selesai. Dan tidak ada take ulang! Tidak mungkin. Karena saya sudah
menangis dan tak sanggup menyanyikannya lagi. Jadi jika sekarang Anda
mendengarkan lagu itu, itulah suara saya dengan getaran yang paling autentik,
dan tak terulang! Jangankan menyanyikannya lagi, bila saya mendengarkan lagu
itu saja, rasanya ingin berlari!
Lagu itu menjadi salah satu
lagu paling penting dalam deretan lagu yang pernah saya nyanyikan. Kekuatan
spiritual di dalamnya benar-benarbenar meluluhkan perasaan. Itulah pengalaman
batin saya yang paling dalam selama menyanyi.
Penuturan Chrisye dalam
memoarnya itu mengejutkan saya. Penghayatannya terhadap Pengadilan Hari Akhir
sedemikian sensitif dan luar biasanya, dengan saksi tetesan air matanya. Bukan
main. Saya tidak menyangka sedemikian mendalam penghayatannya terhadap makna Pengadilan
Hari Akhir di hari kiamat kelak.
Mengenai menangis, menangis
ketika menyanyi, hal yang serupa terjadi dengan Iin Parlina dengan lagu Rindu
Rasul. Di dalam konser atau pertunjukan, Iin biasanya cuma kuat menyanyikannya
dua baris, dan pada baris ketiga Iin akan menunduk dan membelakangi penonton
menahan sedu sedannya. Demikian sensitif dia pada shalawat Rasul dalam lagu
tersebut".
Baik, sekarang mari kita
dengarkan cerita kang Abik. "Ide menulis ini saya peroleh," kata Kang Abik mengawali
ceritanya kepada Eramuslim dan Republika, "ketika saya mentadaburi surah
Az-Zukhruf ayat 67 dan surah Yusuf, di mana di dalamnya terdapat kisah cinta
yang universal dan sangat indah, itu yang mengilhami novel saya. Tidak hanya
itu, ayat Al-Qur`an lainnya seperti surah Ar-Rahman juga telah mengilhami
beberapa tulisan saya. Al-Qur`an memang sumber inspirasi terbesar bagi karya-karya
saya, selain juga pengalaman belajar di Mesir, karena itu memacu saya untuk
terus mendalami dan membaca Al-Qur`an!"
Betul, apa yang diceritakan
oleh Kang Abik. Saya sendiri menyaksikan kedekatan beliau dengan Al-Qur`an. Bahkan,
ketika beliau menjadi Ketua Umum FLP Mesir, saya menjadi salah seorang
pengurusnya, acara-acara sering kami awali dengan bacaan Al-Qur`an. Misalnya,
Kang Abik mengusulkan acara "Pesantren Karya". Acara ini, kami
laksanakan pada bulan suci Ramadhan, selain ada semacam pelatihan menulis, juga
untuk mengkhatam Al-Qur`an. Caranya, masing-masing peserta membaca satu juz,
dari juz satu hingga juz tiga puluh, dalam waktu yang bersamaan. Menjelang ifthâr
(buka puasa), Al-Qur`an 30 juz itu tamat.
Terakhir cerita Mas Fauzil (Muhammad
Fauzil Adhim, penulis best seller "Kupinang Engkau dengan Basmalah).
"Waktu saya menulis, saya sempat kehilangan inspirasi dan cara
menyampaikan gagasan agar menggugah", cerita Mas Fauzil ketika beliau
berkunjung ke Mesir, "tiba-tiba, saya tersentak saat membaca surat Ar-Rahman,
di sana ada satu ayat yang diulang-ulang. Muncullah ide untuk menulis dengan
gaya seperti al-Quran, satu kalimat diulang-ulang. Dan ternyata, sebagaimana
cerita teman saya, pengaruhnya sangat dahsyat tatkala membaca tulisan saya"..
Lagi-lagi saya sebagai saksi,
seperti yang saya lihat dalam diri Kang Abik, juga ada pada Mas Fauzil. Sehingga
dalam Pelatihan Menulis, Diskusi, Dialog, maupun berduaan di kamar tempat Mas
Fauzil menginap --ketika beliau ke Mesir, saya merasakan nuansa Qurani itu. Bahkan dengan jelas Mas
Fauzil menceritakan kepada saya bahwa di samping mendengar nasyid yang
menggugah, setiap hari selain membaca Al-Qur`an lewat Mushaf beliau
mendengarkan ayat suci Al-Qur`an lewat walkman yang selalu beliau bawa ke mana-mana.
Apa yang dialami oleh beliau bertiga --penulis lirik
lagu, penulis novel, dan penulis buku agama, juga saya alami. Sebagai contoh, saya
menulis buku QURANIC QUOTIENT: Menggali & Melejitkan Potensi Melalui Al-Quran
(Qultum Media, 2007), terinspirasi dari surat Al-Fatihah. Dari ummul kitab itu,
saya terinspirasi untuk menulis Tujuh Prinsip Melejitkan Potensi Diri yang
tercantum dalam bab akhir buku saya itu. Bahkan, tujuh prinsip atau bab akhir
itu, saya kembangkan lagi menjadi buku tersendiri "THE 7 PRINCIPLES OF
ISLAMIC SELF DEVELOPMENT".
Bahkan hampir semua tulisan saya terilhami dari ayat-ayat
dalam Al-Quran. Nah, jika Anda ingin membuktikan cerita Pak Taufiq, Kang Abik,
Mas Fauzil, dan saya bahwa Al-Quran sumber inspirasi, lalu mengapa tidak Anda
coba sendiri? Wallahu a'lamu bish shawab.
===================== ========= =========
WORD SMART CENTER adalah sebuah komunitas --online dan offline-- tempat belajar mengasah kecerdasan dalam berbahasa (berbicara, mendengar, membaca, dan menulis) dan bercita-cita membangun bangsa lewat pelatihan/sekolah menulis, literary agency, penerbitan, distributor, toko buku, dan taman baca.
Bagi siapa saja berminat belajar mengasah kecerdasan berbahasa dan menjadi bagian dari pecinta buku, silahkan bergabung di milis wordsmartcenter@yahoogroups. com
- 3a.
-
Re: [Kelana] Cinta Putih Negeri Di Awan
Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id tinta_mirah
Thu Oct 9, 2008 3:22 am (PDT)
Allah..memang cinta mampu secantik apa saja.
Syukron atas AL_CINTA.
Lia Octavia wrote:
> Cinta Putih Negeri Di Awan
> Â
> Oleh Lia Octavia
> Â
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Cinta, fajar ini terasa berbeda sekali. Embun pagi masih basah menetes dari tiap tangkai daun dan rumput di halaman. Langit masih berselimutkan malam dan enggan beranjak dari peraduannya. Begitu juga aku. Tidurku semalam begitu nyenyak. Nyaris tidak ada mimpi. Malam ini adalah pertama kalinya aku tidur di rumah keluarga Mbak Uri di Payakumbuh yang flamboyan. Udara yang dingin ditingkah hujan rintik-rintik, membuatku ingin terus bergelung di balik selimut. Kulihat Mbak Uri yang masih terlelap di sebelahku. Jam telah menunjukkan pukul 5.30, Cinta. Sudah waktunya aku menghadap Penciptaku di ambang fajar ini.
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Cinta, air - sedingin es balok yang ditaruh di bak kamar mandi- mengguyur wajahku. Tahukah engkau, Cinta, berwudhu di tengah alam yang sedang tersenyum, menghilangkan segala rasa kantuk dan lelah yang masih tersisa setelah perjalananku ke Padang kemarin. Aku tahu, Cinta, kau juga sedang melakukan hal yang sama denganku. Bersujud menghadap pada-Nya. Di tempat yang berbeda. Satu setengah jam lamanya perjalanan dengan pesawat terbang yang memisahkan kita. Dan setelah itu, kita akan bersiap-siap untuk melaksanakan shalat Ied.
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Tetapi di sini berbeda keadaannya, Cinta. Setelah shalat subuh, Mbak Uri memberitahuku bahwa shalat Ied akan dilaksanakan di lapangan tak jauh dari rumahnya sekitar pukul delapan pagi. Benar sekali kata Indra, sahabatku itu, Cinta, bahwa shalat Ied di Padang dilakukan lebih siang daripada di Jakarta. Sungguh bagiku itu sama sekali tidak masalah. Di tahun-tahun sebelumnya, aku harus bersiap-siap untuk pergi ke tempat shalat Ied dilaksanakan setelah shalat subuh. Kalau terlambat, tempat shalat akan dipenuhi orang sehingga aku mendapatkan tempat menggelar sajadah seadanya saja. Aku bersyukur, Cinta, karena kali ini aku tidak harus berpacu dengan waktu, tidak perlu terburu-buru datang ke tempat shalat lebih awal.
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Pagi itu turut merekah bersama senyum kami semua, Cinta. Semua orang mengenakan pakaian yang terbaik dan berbondong-bondong memasuki lapangan tempat shalat Ied akan dilaksanakan. Di situ aku bertemu dengan sanak keluarga dan kaum kerabat Mbak Uri yang lain. Juga teman-teman Mbak Uri yang telah kukenal sebelumnya di Jakarta. Aku menggelar sajadahku sambil menatap sekeliling. Lapangan berumput hijau yang dikelilingi oleh gunung-gunung yang berselaput awan. Bergumpal-gumpal awan berlomba-lomba membentuk gambar yang terindah yang pernah kulihat. Duduk di atas sajadah sambil menunggu shalat Ied dimulai dengan rengkuhan langit dan gunung-gunung yang menggapai awan disertai kicauan burung-burung pipit padi dan ucapan minal aidin wal faidzin dari orang-orang yang berbaju lebih putih dari pada salju, adalah saat-saat yang tak dapat terlupakan dalam hidupku.
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Kemudian aku melihat ibu-ibu berbondong-bondong membawa nampan berisi makanan di atas kepala mereka, beserta teko-teko berisi air dan teh manis. Semuanya menuju lapangan tempat shalat Ied. Mereka menaruh semua makanan itu dalam barisan-barisan yang diatur rapi di bagian depan shaf para ikhwan. Sementara itu, Cinta, ponselku dibanjiri oleh ratusan sms dan telepon-telepon dari sahabat-sahabatku, kenalanku, bahkan dari nomor yang tidak aku kenal. Ucapan selamat Idul Fitri yang sangat beragam. Mulai dari yang serius, yang lucu, yang berisi doa, puisi-puisi. Bahkan ada yang mencoba merayuku dengan mengirimkan bermacam-macam sms puisi cinta. Manusia dengan segala warna-warninya. Walau telah kucoba untuk membalas sms-sms tersebut satu persatu di malam sebelumnya, tetap saja tidak dapat kubalas semuanya. Tetapi, ini saatnya menghadap Sang Maha Cinta, jadi aku meninggalkan ponselku di kamar Mbak Uri dan membiarkannya berdering-dering
tanpa ada yang menjawabnya.
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Cinta, aku bertanya pada Mbak Uri mengapa ibu-ibu itu membawa banyak makanan ke tengah lapangan. Mbak Uri tersenyum penuh misteri.
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â "Tunggu saja nanti," jawabnya.
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Shalat Ied dimulai. Udara segar membelai pipiku, mengibarkan kerudung dan mukenahku, serta bersama-sama alam kami semua mengumandangkan takbir memuji kebesaran Sang Pencipta. Allahu Akbar! Cinta, Ia-lah yang menautkan hati-hati kita semua, saudara seiman di dalam kebeningan pagi.
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Kemudian kutbah Idul Fitri pun dimulai. Satu-satunya kutbah yang kudengarkan dengan terjemahan yang dibisikkan Mbak Uri di sampingku karena kutbah tersebut disampaikan dengan bahasa Minang. Kutbah yang keren sekali, setidaknya menurutku, Cinta. Kau tahu, Cinta, khotib itu melantunkan pantun-pantun dan puisi-puisi indah yang kita sukai. Puisi-puisi yang mengisi malam-malam kita yang hitam. Puisi-puisi tentang indahnya kembali fitri. Baru kali ini aku mendengarkan kutbah yang berisi puisi-puisi kegemaran kita. Ah Cinta, seandainya engkau berada di sini, aku yakin kau juga akan menyukainya. Orang-orang yang tidak beranjak sedikit pun dari tempat duduk mereka. Mendengarkan kutbah hingga selesai. Berbeda dengan kutbah Idul fitri yang kuikuti di Jakarta. Seringkali orang-orang sudah meninggalkan tempat shalat justru pada saat kutbah dimulai.
> Â
> Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Begitulah, Cinta. Setelah kutbah yang bernuansa sastra itu, para lelaki berkumpul menuju tempat nampan-nampan berisi makanan itu diletakkan. Lalu mereka semua duduk bersila dan makan bersama dari nampan-nampan itu. Para perempuan akan mendapat giliran setelah para lelaki selesai makan.
> Â
> Pertama kalinya dalam hidupku, Cinta, aku makan bersama dengan banyak orang yang sebagian besar tidak kukenal. Di tengah lapangan yang dikelilingi dengan rumput dan padi yang menguning serta gunung-gunung berselimut awan yang mengelilingi kami. Makanan yang kurasa tidak habis-habisnya karena beraneka ragam makanan tersedia di situ. Nasi, opor ayam, rendang, lontong, donat, kue-kue, pecel, mie, bihun sayur dan makanan-makanan lain yang tidak kuketahui namanya, tetapi rasanya enak sekali. Aku makan sampai kenyang, bergabung dengan penduduk setempat.
> Â
> "Orang-orang di desa ini rumahnya letaknya berjauhan satu dengan yang lain, jadi akan memakan banyak waktu dan tenaga apabila kita singgah ke rumah mereka satu per satu. Karena itulah, setelah shalat Ied, kami berkumpul dan makan bersama di lapangan ini. Sebagai ajang silaturahim dan bermaaf-maafan," kata Mbak Uri menjelaskan di sela-sela makanan yang terus dicurahkan para ibu ke dalam piringku.
> Â
> "Dan satu lagi, Mbak Lia. Makanan yang ada di piringmu harus dihabiskan," kata Mbak Uri sambil tertawa saat melihatku terkejut karena piringku diisi terus dengan makanan.
> Â
> Jadilah siang itu aku makan sampai kenyang, Cinta. Sekilas kulihat awan putih di atas gunung Singgalang merebak memancarkan cahaya mentari yang berwarna putih kekuningan. Walau berita duka juga terdengar bahwa ada dua warga desa itu yang berpulang karena kecelakaan, tidak menyurutkan hati-hati berselubung putih untuk merayakan hari kemenangan. Justru setelah makan bersama, kami semua berbondong-bondong menuju rumah warga yang meninggal dunia itu, bergotong royong mempersiapkan pemakaman yang layak bagi mereka. Â Â Â Â Â Â Â
> Â
> Cinta, negeri di awan itu yang semula kukira hanya ada dalam lirik lagu Katon Bagaskara ternyata menjelma menjadi nyata di hari yang fitri ini. Sebentuk cinta yang menggerakkan orang-orang yang berada di dalamnya untuk saling bahu membahu, tolong menolong, berbagi kasih dan merenda hari bersama. Menuju kemenangan abadi kelak, cinta putih negeri di awan itu kian berpendar di dalam kalbuku. Selamanya.
> Â
> Â
> Â
> Payakumbuh, 1 Oktober 2008 (1 Syawal 1429H)
> Untuk LAS dengan penuh cintaâ¦
> Â
> Â
> *******
> http://mutiaracinta .multiply. com
> Â
>
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/
- 4.
-
MENGKRITISI FILM LOVE IS CINTA (CATATAN KAKI)
Posted by: "arya noor amarsyah arya" arnabgaizir@yahoo.co.id arnabgaizir
Thu Oct 9, 2008 3:31 am (PDT)
Â
MENGKRITISI FILM LOVE IS CINTA
Â
           Anda pernah menonton film Love is Cinta? Itu lho, yang dibintangi oleh Acha Septiansah, Irwansyah dan Rafi Ahmad (maaf kalau ada ejaan nama yang salah).
           Ceritanya Cinta (yang diperankan oleh Acha) amat mencintai Rian (yang diperankan oleh Irwansyah), demikian pula sebaliknya. Hanya saja Cinta belum mendapat kepastian cinta dari Rian. Rian dianggap belum pernah berterus terang bahwa dirinya mencintai dan menyayangi cinta.
           Perasaan Cinta semakin bertanya-tanya, ketika dia mendengar bahwa Rian akan pergi meninggalkannya ke luar negri. Karena Rian melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Sementara itu, kepastian cinta dari Rian belum diperoleh Cinta. Rian sebenarnya ingin sekali mengungkapkan perasaannya. Rian ingin mengatakan bahwa dia juga amat mencintai dan menyayangi Cinta.
           Singkat cerita, hari keberangkatan Rian ke luar negri telah tiba. Dengan perasaan yang sedih dan gundah gulana, Rian melangkah di bandar udara. Dia sedih karena Cinta tidak datang melepas kepergiannya ke luar negri.
Cinta sebenarnya ingin hadir melepas kepergian kekasih hatinya menuntut ilmu ke luar negri. Hanya saja perasaan kesal dan bingung menguasai perasaan Cinta.
Walau Rian terus melangkah di bandara, namun hatinya seperti tidak ingin meninggalkan Indonesia, lebih tepatnya tidak ingin meninggalkan Cinta. Sementara Cinta di saat yang bersamaan hadir di acara ulang tahun salah seorang temannya. Tubuhnya hadir di sana, tapi hati dan pikiran Cinta tertuju pada Rian.
Setelah sedikit uring-uringan, Rian akhirnya memutuskan untuk tidak jadi pergi ke luar negri. Dia berlari ke luar dan segera menaiki taksi untuk menemui Cinta. Cinta pun melakukan hal yang sama. Sebelumnya dia telah memutuskan tidak akan melepas kepergian Rian di bandara dan lebih memilih hadir dalam acara ulang tahun sahabatnya. Tapi ternyata keputusan itu berubah. Cinta berlari dan segera pergi menuju ke bandara untuk menemui Rian.
Di tengah perjalanan, Rian mendapatkan kondisi jalanan yang macet. Â Dia turun dari taksinya dan mendapatkan penyebab kemacetan jalan yang dilalui. Ada sebuah mobil terbakar di tengah jalan dan di dalamnya terdapat seorang gadis kecil. Orang-orang yang ada di sekitar kejadian tidak ada yang berani untuk menolong gadis kecil itu. Rian yang melihat kondisi ini segera berlari dan menyelamatkan si gadis.
Untung tidak bisa diraih, malang tak dapat ditolak. Setelah menyelamat gadis kecil itu, Rian masih saja berdiri membelakangi mobil yang terbakar tadi. Tiba-tibaâ¦â¦â¦.duaaaar, mobil meledak dan Rian tewas.
Di film itu ditayangkan pertemuan Rian dengan malaikat yang diperankan oleh Agastia Kandouw (maaf kalau ejaan namanya salah). Sang malaikat memberitahu kepada Rian bahwa pintu surga telah terbuka untuknya.
Tapi apa jawaban Rian? Rian ingin kembali ke dunia untuk mengungkapkan perasaannya kepada Cinta.
Rian kembali hidup dengan menggunakan tubuh Doni (yang diperankan oleh Rafi Ahmad). Karena tubuh Rian telah hancur dan tidak mungkin digunakan lagi. Rian diberi waktu 3 hari untuk mengungkapkan perasaannya kepada Cinta.
Selanjutnya film itu menampilkan bagaimana perjuangan Rian untuk meyakinkan Cinta.
Rianâ¦â¦..Rianâ¦â¦â¦mengapa engkau mau kembali ke dunia, padahal malaikat sudah memberitahukan bahwa pintu surga telah terbuka untukmu? Apakah dunia lebih indah dari surga? Tidakkah engkau rindu pada surga? Tapi nampaknya engkau lebih rindu kepada Cinta.
Rianâ¦â¦..Rianâ¦â¦â¦andaikan engkau diberitahu bahwa engkau akan masuk neraka, mengapa engkau kembali ke dunia lebih mementingkan Cinta daripada melakukan amal shalih? Padahal kekasihmu itu, pada hari kiamat tidak akan peduli lagi padamu, dia akan sibuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri. Â
Film ini menampilkan atau mencoba memberi kesan bahwa dunia lebih baik dari surga. Rindu kepada kekasih lebih baik daripada rindu pada surga dan bertemu dengan Allah.
Film ini seolah mengajak para penonton untuk berkhayal bahwa jika mereka telah tutup usia, mereka dapat kembali lagi. Sehingga mereka dapat lagi melakukan amal shalih untuk kehidupan di dunia yang kedua kalinya.
Mengajak masyarakat pada hal-hal yang berbau mistis, khurafat merupakan hal yang memang digemari oleh masyarakat. Karena mereka tinggal menggunakan daya khayalnya masing-masing.
Sementara itu masyarakat enggan dan tidak mau pusing dengan urusan riil mereka. Tidak mau ambil pusing dengan masalah maraknya minuman keras, pelacuran, dekadensi moral generasi muda.
Bukankah lebih baik dibuat film yang mengangkat nilai-nilai bahwa akhirat lebih baik dari dunia. Rindu kepada surga dan bertemu kepada Allah lebih indah daripada rindu dan bertemu kekasih (baca; istri).
Bukankah lebih baik dibuat film yang mengangkat nilai-nilai bahwa menjalankan perintah Allah lebih utama daripada mengikuti keinginan seorang kekasih (baca; istri). Di dalam film itu dapat ditampilkan bagaimana seorang suami mencoba menanamkan nilai-nilai mulia kepada istrinya. Dia lebih memilih mengajak istrinya pergi haji daripada pergi jalan-jalan ke luar negri atau membeli berlian misalnya.
Bukankah lebih baik dibuat film yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan memikirkan perkara-perkara riil masyarakat. Bagaimana caranya agar miras tidak lagi dapat beredar selamanya, bagaimana caranya agar generasi muda memiliki akhlak yang mulia. (arnab)
Â
arnabgaizir.blogspot. com
arnab20.multiply.com
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar