Messages In This Digest (18 Messages)
- 1a.
- Re: [Ruang Baca] Bukavu: Cara Helvy Membuat Tuhan Tersenyum From: hariyanty thahir
- 2.
- Tentang rumah aku dan mereka sebuah metafora From: ahsin_dn
- 3a.
- Re: (Catcil) Akhirnya Saya Bisa Menyayangi Anak Saya Sendiri.... From: hariyanty thahir
- 3b.
- Re: (Catcil) Akhirnya Saya Bisa Menyayangi Anak Saya Sendiri.... From: inga_fety
- 3c.
- Re: (Catcil) Akhirnya Saya Bisa Menyayangi Anak Saya Sendiri.... From: gopo_alhusna
- 3d.
- Re: (Catcil) Akhirnya Saya Bisa Menyayangi Anak Saya Sendiri.... From: fil_ardy
- 4a.
- [canda] ricecookerku tak jua melaksanakan tugasnya From: ukhti hazimah
- 4b.
- Re: [canda] ricecookerku tak jua melaksanakan tugasnya From: inga_fety
- 4c.
- Re: [canda] ricecookerku tak jua melaksanakan tugasnya From: fil_ardy
- 5a.
- Re: [Kelana] Maha Lukisan Bromo From: inga_fety
- 6a.
- Re: [catcil] Nostalgia Bangku Bus From: inga_fety
- 6b.
- Re: [catcil] Nostalgia Bangku Bus From: fil_ardy
- 7a.
- Re: [CatCil] Suara Preekkk... From: inga_fety
- 8a.
- Re: (Ruang Film) The Fog From: fil_ardy
- 9a.
- Re: Apa Khabar?.... kangen gak sama Gue? (Achi TM Getoh... wuahaha) From: gopo_alhusna
- 10a.
- Re: Bayi Akhir Bulan ku From: fil_ardy
- 11.
- (Kelana) SUDAH KECEBUR SEKALIAN MANDI From: bujang kumbang
- 12a.
- (Catcil)--to RajawaliGurun---TUWIROPHOBIA From: bujang kumbang
Messages
- 1a.
-
Re: [Ruang Baca] Bukavu: Cara Helvy Membuat Tuhan Tersenyum
Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com anty_th
Sat Nov 1, 2008 4:37 am (PDT)
Resensi nya semakin menguatkan kesan kagum ku pada mbak Helvy ^_^
Aq ingat majalah Annida (format baru)edisi pertama yang memuat cerpen
Ketika Mas Gagah Pergi
Sampe lecek tuh majalah karena aq suruh org2 buat mbaca nya ^_^
sampe akhirnya bukunya terbit dan ... film nya juga (katanya...)
waaaaaa film nya ngga pernah bisa d tonton :(
adakah yg mengetahui dimana rimab film nya?
btw ... nuhun mbak lya atas resensinya ^_^
by : antz
- 2.
-
Tentang rumah aku dan mereka sebuah metafora
Posted by: "ahsin_dn" ahsin_dn@yahoo.com ahsin_dn
Sat Nov 1, 2008 4:37 am (PDT)
Tentang rumah aku dan mereka sebuah metafora
Bismillahirrahmannirrahiim.. .
Ibarat rumah yang makin besar makin banyak orang yang datang dengan
motif dan niat-niat tertentu, ada yang merusak ada yang membangun.
ada yang tidak nyaman kemudian pindah rumah tapi adapula yang tetap
tinggal dan mencoba memperbaiki
Yah rumah sekarang mungkin tidak seindah masa pengantin dahulu,
kecil mungil tapi indah
Tidak segembira saat anak-anak mulai tumbuh dan berkembang
merangkak kian kemari, berlari-lari tertatih kemudian jatuh
Yang tinggal terkadang hanya bisa tersenyum ketika anak-anak mulai
mengenal pensil dan mencoret-coret tembok serta ruangan,
Yang tinggal terkadang sedih ketika saudara-saudarnya pergi
meninggalkan rumah, Meninggalkan kenangan
Meninggalkan perjuangan yang belum usai
Yang tinggal akan lebih sedih lagi ketika saudaranya malah mengolok-
olok rumah mereka dahulu.. rumah mereka yang sekarang tampak kotor
Lupakan mereka bagaimana orang tua kita berjuang membangun rumah itu?
Darah, air mata, lapar dan dahaga telah dikorbankan untuk membangun
pondasinya..
Ah sudahlah yang tinggal hanya ingin beramal sholih menjaga dan
merawat rumah ini, berharap menjadi menjadi amal yang mengalir untuk
orang tua kami
orang tua yang kami cintai
Mungkin banyak orang lupa awal mereka dilahirkan dan dibesarkan di
rumah
ini, mungkin banyak yang sudah 'pintar' dan 'lebih' untuk mau
membanggakan
bahkan hanya untuk mengingat indahnya rumah ini.
Tapi aku tak akan pernah lupa bahwa rumah ini dan seluruh
penghuninya adalah
sahabat terbaiku di dalam hidupku yang telah memberikan tausiah,
cinta dan
ukhuwah yang tak kenal batas. Aku tetap merasa bahwa rumahku ini
harus aku
banggakan terlebih mengingatnya.
Biarlah mungkin banyak yang sudah mengotorinya ataupun melupakannya,
tapi
diriku dan seluruh hidupku akan selalu berjuang membersihkan,
merawat dan
membangun rumah ini meskipun dimulai dari teras belakang.
Wassalam
jangan lupakan rumah kehidupan kita
- 3a.
-
Re: (Catcil) Akhirnya Saya Bisa Menyayangi Anak Saya Sendiri....
Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com anty_th
Sat Nov 1, 2008 4:37 am (PDT)
Mbak Achi ... indah banget ^_^
Aq jadi iri ...
Walau ngga penuh, tapi hampir ke 19 keponakan ku aq yg asuh.
Hanya 2 yg 70% dalam asuhan ku
Tapi aq blom bisa menyayangi anak sendiri ... abiz blom punya sih
calon ayah nya aja blom ciluk ba
hehehe
Buat smua ... Sayangi permata indah titipan Allah
Karena begitu banyak orang yang sangat mengharapkan kehadiran nya
namun tak kunjung tiba
Sahabat dan saudaraku sampai sekarang masih memendam rindu, padahal
usia pernikahan sudah menginjak angka belasan tahun
So ... jangan pernah berhenti bersyukur ^_^
by : antz
- 3b.
-
Re: (Catcil) Akhirnya Saya Bisa Menyayangi Anak Saya Sendiri....
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Sat Nov 1, 2008 4:57 am (PDT)
akhirnya, achie posting tentang buah hatinya:)
salam,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Agung Argopocom
<gopo_alhusna@...> wrote:
>
> ***
> Â
> Sebelum menikah, aku sudah terbiasa merawat adikku yang paling
bungsu. Mamaku sudah berusia 42 tahun saat melahirkannya ditambah
dengan beban merawat ketiga adikku yang lain membuat Mama jadi
keteteran merawat si bungsu. Namanya Ucha. Adik kesayanganku.
> Â
> Sejak berumur 6 bulan, akulah yang selalu kebagian menjaga Ucha,
mengganti popoknya, mengasuhnya, menggendongnya kala menangis,
menyuapinya makan tetapi ASI tetap diberikan oleh Mama. Hari-hari
kulalui bersama Ucha, saat itu usiaku baru 18 tahun, aku mendidik
Ucha layaknya aku mendidik anak sendiri bahkan Aku mengajarkan Ucha
untuk memanggilku Mantik (Mama Yang Cantik :-) karena dia cadel
akhirnya dia memanggilku Mancik. Aku suka dengan panggilan itu.
Sungguh, aku sangat merasa menjadi Mamanya yang kedua.
> Â
> Terlebih, menjelang usia Ucha yang ke-4, Mama mulai sibuk mengurus
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Di RW tempat kami tinggal. Nama PAUD
itu adalah BKB Bougenville. Awalnya Ucha memang sering ikutan BKB
tapi karena nakalnya minta ampun, Mama sering tidak mengajak Ucha.
Mama juga jadi sering rapat di RW dan Kelurahan. Lagi-lagi yang
mendidik Ucha. Menemaninya main di lapangan, menggendongnya,
memandikannya, memberinya makan, menjewernya saat nakal dan
memasukkannya ke pojok nakal tempat dimana dia harus dihukum duduk
untuk merenungi kesalahannya.
> Â
> Hingga kini, saat usia Ucha sudah 6 tahun, dia sangat takut dengan
ancaman pojok nakal apalagi kalau disuruh merenungi kesalahannya.
Makanya dia jadi nurut tapi hanya sama aku saja. Kalau sama Abang dan
Mbaknya yang lain, dia cenderung masih nakal. Sama Mama dan Ayahnya
pun sering nakal juga. Tapi aku mampu meredam semua itu.
> Â
> Aku sangat sayang sama Ucha. Sayang sekali. Aku benar-benar sudah
menganggapnya sebagai anak. Ia sering tidur berdua denganku. Bahkan
saat aku menikah pun dia sama sekali tak mau menegurku, tak mau naik
ke atas pelaminan, saat difoto keluarga pun dia menangis meraung
membuat tamu undangan tertegun. Foto sekeluarga saat pernikahanku tak
ada wajah Ucha karena Ucha membenamkan wajahnya di gendongan
abangnya. Sedihnya aku.
> Â
> Lucunya, saat sedang malam pertama. Di kala sedang menikmati rasa
deg-deg plash, pintu kamar tiba-tiba digedor keras pada pukul satu
malam dan terdengarlah teriakan Ucha yang saat itu masih 5
tahun. "Mancik! Mancik Buka! Ucha mau tidur sama Mancik!" Maka
batallah malam pertama kita, secara ngga konsentrasi. Meski akhirnya
Ucha harus dimarahin sama Ayah dan Mama, tangisnya pecah malam itu
juga. Ah... Ucha... di malam-malam selanjutnya aku dan suami selalu
waspada, apakah Ucha sudah tidur? :-D
> Â
> Ya... kasih sayangku sama Ucha terus berlanjut. Setelah menikah,
aku tetap merawat Ucha, membawanya jalan-jalan bersama suamiku. Kami
sudah seperti keluarga lengkap, ayah ibu dan anak. Setelah aku hamil,
Uchalah yang paling sayang dengan janinku ketimbang dengan suamiku
sendiri. Dalam artian, Ucha yang paling sering memelukku, mencium
perutku, mengelusnya, mengajak ngobrol dan Ucha menganggap janin di
perutku itu sebagai adiknya sendiri meski Ayah sudah sering Ucha
kalau ucha itu adalah Om dari calon anakku bukannya Abang. Ucha tetap
ngga terima, ia bersikeras bahwa anakku adalah adiknya meski akhirnya
ia membahasakan dirinya dengan sebutan 'Om Ucha' juga. Dasar Ucha...
Ucha.... Om kecil yang lucu.
> Â
> Sejujurnya aku agak menyesal hamil lebih cepat, dua bulan nikah
sudah isi padahal aku sudah KB dan berniat ingin kosong dulu 1 tahun
karena aku ingin meniti karierku di dunia penulisan skenario tapi
Allah juga yang mengatur segalanya. Aku harus menerima janin itu
dengan ikhlas dan merawatnya baik-baik. Tapi ada pamrih di balik itu
semua, aku hanya ingin melihat Ucha bahagia. Aku merawat bayi itu,
menjaganya, meski aku hampir sempat keguguran karena naik motor
ngebut-ngebut, toh semua itu kulakukan agar aku melihat kebahagiaan
Ucha. Melihat Ucha bahagia aku pun bahagia.
> Â
> Sembilan bulan sudah kulalui, aku perjuangkan kelahiran anakku juga
buat Ucha. Saat anakku lahir, aku memang bahagia. Bukan karena anakku
lahir ke dunia tapi karena aku membayangkan, wah, ucha pasti bahagia
dengan kehadiran anakku. Prosentase kasih sayangku saat itu 30 - 70.
70 %nya buat Ucha semata.
> Â
> Bahkan aku sempat kesal kepada anakku. Aku kesal karena
kehadirannya membuat aku susah berkarier lagi, susah main dengan
ucha, menganggu tidurku karena dia selalu menangis. Aku selalu
mengeluh saat rasa sakit yang sangat aku rasakan tatkala aku
menyusuinya. Bahkan aku kesal karena aku melahirkan dia, rahimku jadi
radang, luka karena kurangnya perawatan (sampai sekarangpun belum
sembuh). Semua itu tak kulakukan dengan ikhlas, mengganti popoknya,
waktuku seperti terbuang sia-sia. Aku merasa bila waktuku tak
digunakan untuk menulis maka itu sia-sia saja. Ya... aku memang
menyia-nyiakan anakku. Bahkan aku tak sayang sama dia. Aku lakukan
semua kewajibanku sebagai hamba Allah semata, menjalankan takdir
sebagai seorang Ibu tapi sungguh aku tak menikmatinya. Aku selalu
mengeluh dan mengeluh. Aku lebih menyayangi Ucha ketimbang anakku
sendiri.
> Â
> Sampai kemudian musibah terjadi ketika anakku berumur 4 bulan. Di
Bulan Ramadhan kemarin, di saat aku kesal, aku pergi ke warung
sambil mendorong kereta yang berisi bayiku. Sepulang dari warung,
roda kereta yang masih kuat tiba-tiba lepas, anakku terjatuh,
tertindih kereta bayi yang cukup tinggi. Aku panik, berteriak
ketakutan, aku takut kenapa-kenapa dengan anakku. Aku rasakan
guncangan yang luar biasa. Diam-diam aku takut untuk kehilangan dia.
Anakku menangis lalu diam saja, tingkah lakunya tak seperti biasa
meski sudah diurut. Anakku jadi diam padahal sebelumnya dia aktif
miring-miring bahkan mulai tengkurap meski belum bisa mengangkat
kepalanya.
> Â
> Aku menangis, memohon kepada Allah agar anakku tidak mengalami
cedera atau mengalami kehambatan dalam pertumbuhannya. Esok paginya,
cobaan kembali datang, aku menyusui anakku sambil mengambil HP, tiba-
tiba saja HP yang lumayan berat itu menimpa anakku. Anakku menjerit
kesakitan. Ia semakin jadi pendiam setelahnya. Tadinya sudah mulai
mengoceh, jadi diam. bahkan ia muntah dan demam. Aku kalut, malam itu
juga aku membawanya ke dokter anak. Dokter memberikan waktu tiga hari
untuk observasi. Kalau dalam 3 hari kelakuan anakku tak kembali
seperti semula maka akan diadakan pemeriksaan ulang. Dokterpun hanya
memberikan vitamin.
> Â
> Selama satu hari, anakku masih diam terus paling hanya menangis
bila sudah lapar. Aku sedih bukan main. Selama itu pula, sehabis
sholat aku bertobat kepada Allah. Aku bernazar, bila engkau
mengembalikan kondisi anakku seperti sedia kala, aku berjanji akan
merawat amanah-Mu sebaik-baiknya dengan ikhlas dan ridho. Aku
menangis dan Allah melihat air mataku tulus.
> Â
> Esok paginya anakku kembali tersenyum, senyumnya cerah sekali.
Inikah yang disebut sebagai cahaya hati. Senyumnya membuat hatiku
berdesir, seolah lautan embun menyirami gersang hatiku. Aku
bersyukur, bersujud, terima kasih Ya Allah... Engkau Maha
Mendengar....
> Â
> Sejak kejadian itu, alhamdulillah, tak pernah terbersit rasa kesal
saat menyusuinya, bahkan aku bahagia. Aku bahagia pula bisa bermain
dengannya, aku habiskan waktu bersamanya bila tak ada job skenario.
Aku tak peduli teman-temanku mengejek aku sudah jadi Ibu Rumah
Tangga, nih, Ye... ngga kerenlah merawat anak dan lain sebagainya.
Maklum di sekolah dan di kampus dulu aku bisa dikatakan sebagai anak
gokil yang banyak dikenal orang. Sekarang? Aku bagaikan ulat dalam
kepompong.
> Â
> Menempa diri menjadi seorang Ibu,
> Seorang Ibu yang seutuhnya
> Â
> Sekarang anakku, Abiy Arsena Dimyathi, sudah berusia 5 setengah
bulan. Dia lincah sekali, sudah merayap ke sana kemari, sudah bisa
nungging dan menopang tubuhnya dengan tangan, sudah bisa menepuk
tangan orang, sudah senang diajak ngobrol, hobi jilat-jilat dan
mengigiti apa saja yang dia pegang (meski dia belum punya gigi).
Ah... Abiy... ternyata kau lucu sekali. Tampan pula, gantengnya
selangit. Meski banyak yang bilang kalau Abiy itu bukan anak kami.
> Â
> "Habis Bapaknya item, Emaknya item, kok anaknya putih?"
> Â
> :-D
> Â
> Ya... itu adalah rahasia Allah, kenapa dia bisa putih.
> Yang jelas aku tak pernah mencucinya dengan Rinso pemutih....
> Â
> Akhirnya aku bisa menyayangi Abiy. Tentu saja aku tetap sayang
kepada Om Ucha.
> Â
> By :
> Mancik Yang Tercancik
> alias
> Achi TM :-p
>
>
>
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
_____
> Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas.
> Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang.
> http://id.messenger.yahoo.com
>
- 3c.
-
Re: (Catcil) Akhirnya Saya Bisa Menyayangi Anak Saya Sendiri....
Posted by: "gopo_alhusna" gopo_alhusna@yahoo.co.id gopo_alhusna
Sat Nov 1, 2008 6:30 am (PDT)
Iya, mbak Hariyanty, betul banget...
Alhamdulillah, Allah membukakan pintu hati achi.
ketika achi melihat banyak teman yang menanti buah hati tercinta
hadir di tengah bahtera rumah tangga.
Sekarang achi sangat bersyukur sekali,
makasih buat sharingnya mbak :-)
salam kenal dari
Achi TM
(kata orang, sih, akyu ini manis, baik hati, ramah, tamah, rajin
menjamah kue-kue kering :-D
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "hariyanty thahir"com
<anty_th@...> wrote:
>
> Mbak Achi ... indah banget ^_^
> Aq jadi iri ...
> Walau ngga penuh, tapi hampir ke 19 keponakan ku aq yg asuh.
> Hanya 2 yg 70% dalam asuhan ku
> Tapi aq blom bisa menyayangi anak sendiri ... abiz blom punya sih
> calon ayah nya aja blom ciluk ba
> hehehe
> Buat smua ... Sayangi permata indah titipan Allah
> Karena begitu banyak orang yang sangat mengharapkan kehadiran nya
> namun tak kunjung tiba
> Sahabat dan saudaraku sampai sekarang masih memendam rindu, padahal
> usia pernikahan sudah menginjak angka belasan tahun
> So ... jangan pernah berhenti bersyukur ^_^
>
> by : antz
>
- 3d.
-
Re: (Catcil) Akhirnya Saya Bisa Menyayangi Anak Saya Sendiri....
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Sat Nov 1, 2008 6:35 am (PDT)
Duh, Mnancik, terharu deh bacanya.
Hehehe, seru juga perngalaman malam pertamanya
yg dapat teroro dari ucha. Salm ya buat ucha, pernah ketemu deh.
Untungnya malam pertamaku aman dan terkendali. *ahiiik* :-)
Duh, mancik. Episode tentang perasaanmu sama, Abiy
sungguh sebuah proses yang unik. Dan alhamdulillah sekrang
sudah indah kembali. Keep it 4 ever, Sis.
Meski sekarang seperti ulat dalam kepompong, suatu
saat kan Achi bakalan jadi kupu-kupu. Hehehe
Salam ya buat, Abiy dali kaka niblash ^_^
DANI
In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Agung Argopo <gopo_alhusna@com ...>
wrote:
>
> ***
> Â
> Sebelum menikah, aku sudah terbiasa merawat adikku yang paling
bungsu. Mamaku sudah berusia 42 tahun saat melahirkannya ditambah
dengan beban merawat ketiga adikku yang lain membuat Mama jadi
keteteran merawat si bungsu. Namanya Ucha. Adik kesayanganku.
> Â
- 4a.
-
[canda] ricecookerku tak jua melaksanakan tugasnya
Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimah
Sat Nov 1, 2008 4:41 am (PDT)
"Umi...aku mau beli ricecooker ^_^"
hehehe...itulah SMS laporan yang aku layangkan ke umiku tersayang.
Setelah hampir setahun merantau di Bandung, baru saat ini aku tergerak membeli rice cooker [telat bangeeeett!!]. Dulu aku berpikir gak akan lama tinggal di Bandung, ternyata.... .udah mau setahun aku jadi anak rantau :D
SMS hebohku pun berbalas,
"Kalau beli yang tri in wan [indonesia bangeeeet ;P] bisa untuk masak dan penghangat tapi nasinya kalau sore sudah harus kluar. Dicuci bersih. Atasnya ya dikasih serebet ya bia"
SMS yang gak tuntas dari my mom. Mungkin karena terlalu khawatir mengingat putrinya yang jarang banget singgah ke dapur kecuali cuci piring [halaaaah....]
Karena aku anak yang baik dan punya hobi pencet-pencet tombol hape, sebuah SMS balasan aku kirimkan ke my mom.
"Iyaaaa...umiku sayang, akhirnya aku bisa makan nasi panas duet ma abon merk "Umi" :P"
Kacau deh, nih anak ^_^
***
Sekarang sudah menginjak hari ketiga ricecooker nangkring di atas meja. Masih fresh dan grez, kalau dijual lagi pastinya harus pake harga baru [nah loh?!]
Namun, kasian sekali ricecookerku yang satu ini. Dia belum juga dapat menunaikan tugasnya sebagai pemasak nasi. Kenapa?? karena si empunya sampai hari ini masih juga belum beli beras. Hahahahahahaha.....
Keindahan selalu muncul saat kepala manusia berpikir positif
^_^
www.sinthionk.rezaervani. com
www.sinthionk.multiply. com YM: sinthionk
- 4b.
-
Re: [canda] ricecookerku tak jua melaksanakan tugasnya
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Sat Nov 1, 2008 5:11 am (PDT)
btw, yakin deh, pasti gak laporan sama uminya kalo ternyata belum
beli beras dan rice cookernya pun blm digunakan:)
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , ukhti hazimahcom
<ukhtihazimah@...> wrote:
>
> "Umi...aku mau beli ricecooker ^_^"
>
> hehehe...itulah SMS laporan yang aku layangkan ke umiku tersayang.
>
> Setelah hampir setahun merantau di Bandung, baru saat ini aku
tergerak membeli rice cooker [telat bangeeeett!!]. Dulu aku berpikir
gak akan lama tinggal di Bandung, ternyata.....udah mau setahun aku
jadi anak rantau :D
>
> SMS hebohku pun berbalas,
>
> "Kalau beli yang tri in wan [indonesia bangeeeet ;P] bisa untuk
masak dan penghangat tapi nasinya kalau sore sudah harus kluar.
Dicuci bersih. Atasnya ya dikasih serebet ya bia"
>
> SMS yang gak tuntas dari my mom. Mungkin karena terlalu khawatir
mengingat putrinya yang jarang banget singgah ke dapur kecuali cuci
piring [halaaaah....]
>
> Karena aku anak yang baik dan punya hobi pencet-pencet tombol hape,
sebuah SMS balasan aku kirimkan ke my mom.
>
> "Iyaaaa...umiku sayang, akhirnya aku bisa makan nasi panas duet ma
abon merk "Umi" :P"
>
> Kacau deh, nih anak ^_^
>
> ***
>
> Sekarang sudah menginjak hari ketiga ricecooker nangkring di atas
meja. Masih fresh dan grez, kalau dijual lagi pastinya harus pake
harga baru [nah loh?!]
>
>
> Namun, kasian sekali ricecookerku yang satu ini. Dia belum juga
dapat menunaikan tugasnya sebagai pemasak nasi. Kenapa?? karena si
empunya sampai hari ini masih juga belum beli beras.
Hahahahahahaha.....
>
>
> Keindahan selalu muncul saat kepala manusia berpikir positif
> ^_^
>
> www.sinthionk.rezaervani. com
> www.sinthionk.multiply. com YM: sinthionk
>
- 4c.
-
Re: [canda] ricecookerku tak jua melaksanakan tugasnya
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Sat Nov 1, 2008 7:27 am (PDT)
Hehehe
kirain rusak, shin?
ya iyaa laH ga nyala,
orang ga dipake :p
DANI
In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , ukhti hazimah <ukhtihazimah@com ...>
wrote:
>
> "Umi...aku mau beli ricecooker ^_^"
>
> hehehe...itulah SMS laporan yang aku layangkan ke umiku tersayang.
>
> Setelah hampir setahun merantau di Bandung, baru saat ini aku
tergerak membeli rice cooker [telat bangeeeett!!]. Dulu aku berpikir
gak akan lama tinggal di Bandung, ternyata.....udah mau setahun aku
jadi anak rantau :D
>
- 5a.
-
Re: [Kelana] Maha Lukisan Bromo
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Sat Nov 1, 2008 5:02 am (PDT)
bromo? kangen...pernah 2 kali kesana. paling berkesan waktu jadi
asisten praktikum gunung api. bisa ke penanjakan walaupun bela-belain
bangun jm 4 pagi dan bertempur dengan udara dingin, tapi senang bisa
melihat matahari terbit. btw, juga asyik loh mbak kalo sekalian
mendaki gunung batok, ada edelweis di puncaknya. juga asyik lagi
mengelilingi lembah bromo. bisa melihat lapangan yang luas banget di
sisi bromo yang satunya lagi. atau turun ke tempat pelaksanan upacara
suku tengger. pokoknya banyak momen di bromo. Hmm, kapan yah ada
undangan lagi jadi asisten prakt.gunung api dari almamater:)
salam,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Siwi LH <siuhik@...> wrote:com
>
> Maha Lukisan Bromo
> By Siu Elha
>
> Hari Sabtu tanggal 4 Oktober silam, saya
> sekeluarga mengantar keluarga kakak yang dari Jakarta ke
> Bromo. Hari itu, kami berangkat agak siangan, meniadakan kesempatan
> melihat sunrise di Penanjakan, karena
> mengingat peserta yang ikut kebanyakan nak
> kanak children, dan suhu disana saat musim kemarau sangattt dingin,
apalagi
> di pagi hari. Kalapun kami maksa nguber sunrise, kami harus
berangkat dini hari.
> Itupun kalau kami ngga kehabisan sewa mobil Hardtop dari terminal
Ngadisari,
> terminal terakhir sebelum ke Gunung Bromo. Biasanya kalau musim
liburan begini
> mobil Hardtop habis disewa, padahal jumlahnya mencapai 150 an. Juga
persiapan
> anak-anak yang rada ribet. Belum mobil Kakakku yang bannya pecah
sepulang dari
> Pacet, harus dibelikan gantinya. Akhirnya baru jam 10.30 kami bisa
berangkat.
>
>
> Jam 11.30 WIB, kami sampai di terminal Ngadisari,
> disana sudah berjajar mobil Hardtop yang bisa disewa, dan ada tarif
> resminya. Karena medan menuju Gunung Bromo sungguh berat, sebaiknya
memang
> kita menyewa mobil Hardtop itu, gak mahal dengan tingkat kesulitan
medan yang
> dihadapi. Untuk trayek ke Gunung Bromo dikenai tarif 175.000,-
kalau yang ingin
> langsung rute Penanjakan Gunung Bromo tarifnya 300 ribu. Start
dari terminal
> itu sudah menunjukkan medan yang maha sulit. Tanjakan dengan
kemiringan hampir
> 45 derajat, belum tikungan yang membelok 180 derajat.
>
>
> Kira-kira 15 menit dari perjalanan tanjakan dan
> tikungan tadi, kami seakan memasuki
> pintu gerbang dunia lain. Tiba-tiba didepan kami terbentang lautan
pasir yang
> sangat luas. Benar-benar lautan pasir tanpa ada tumbuhan sebijipun!
Ditingkahi
> angin yang menderu-deru membawa hawa dingin yang lumayan
menggeretakkan tulang,
> padahal disiang bolong. Belum sampai di pemberhentian, kami dikejar-
kejar pasukan
> berkuda, mirip pasukan berkuda dijaman kerajaan tiba-tiba pasukan
berkuda
> dengan penutup wajah khas Bromo yang hanya terlihat mukanya, serta
selempang
> kain sarung trade mark suku Tengger
> sudah mengepung dikanan-kiri Hardtop yang kami tumpangi. Ada apa
> gerangan? Olala, mereka ternyata menawarkan jasa naik kuda sampai
ke bibir
> Kawah Gunung Bromo. Karena Hardtop hanya bisa berhenti kurang lebih
1 km dari
> bibir kawah gunung Bromo. Maka untuk menuju tangga ke kawah Gunung
Bromo
> disediakan jasa naik kuda, jika kita malas berjalan. Taripnya 50
ribu, lumayan
> mahal menurut saya, tapi kalau ingin menikmati sensasi naik kuda
bolehlah
> mengiyakan penawaran si penunggang kuda itu. Namun saat itu kami
memutuskan
> untuk berhenti di pemberhentian Hardtop dan menikmati pemandangan
dari sana.
>
> Kalau anda ingin melihat maha lukisan karena saking besar dan
indahnya, lihatlah
> pemandangan elok Gunung Bromo. Karena pemandangan disana bagaikan
sebuah
> lukisan yang luar biasa indahnya. Gunung Bromo dan kawahnya yang
terlihat abu-abu,
> bagaikan sapuan kanvas pemandangan sangat eksotik. Belum alur khas
Gunung
> Bathok yang tegap menjulang disebelahnya. Layangkan pandang
> disekitarnya, yang ada hanyalah jajaran gunung yang seakan
memagari kami
> di luasnya hamparan lautan pasir. Dikejauhan juga terlihat sebuah
pura
> yang memberi sentuhan tersendiri di alam yang terbentang luas ini,
Sungguh
> eksotik .luar biasa subhanallah!
>
> Setelah puas mejeng didepan kamera, kami segera
> melanjutkan perjalanan. Niat awalnya kami tidak ke Penanjakan, tapi
setelah
> sampai di Gunung Bromo rasanya sayang kalau tidak meneruskan
perjalanan ke
> Penanjakan. Akhirnya setelah negosiasi harga lagi dengan pak sopir
> dengan menambah ongkos 100 ribu, akhirnya kami meneruskan
perjalanan ke
> Penanjakan. Medan yang dilalui lebih berat dari jalur Terminal
Ngadisari ke
> Gunung Bromo. Kami harus menyeberangi lautan pasir yang sangat
lembut
> butirannya, mungkin lebih tepatnya lautan debu.Di rute ini kita
harus
> konsentrasi tinggi dan banyak-banyak berdo'a karena lengah sedikit
ban mobil
> bisa terperangkap dalam lautan debu, dan sulit untuk keluar. Pasir
disini
> jangan dibayangkan pasir untuk bahan bangunan, karena hasil
penelitian pasir
> disini tak bisa untuk membuat adonan bangunan. Jadi kalau ke Bromo
memang
> disarankan memakai masker penutup hidung karena debunya lumayan
mengganggu
> selain jaket tebal juga.
>
> Disepanjang perjalanan, kami sempat melihat mobil
> pribadi yang nekat naik sendiri, hasilnya tak sebanding dengan
harga kalau dia
> mau menyewa Hardtop. Makanya saya bilang harga sewa Hardtop diatas
tidak mahal,
> karena memang kalau kita nekat membawa naik kendaraan sendiri, saya
membaui
> karet terbakar, bahkan bau gosong, khas kampas kopling terbakar.
Sekelas CRV
> pun tidak kuat dengan tanjakan di Penanjakan. Oh iya, Penanjakan
adalah puncak tertinggi
> di pegunungan Tengger dimana kita bisa melihat pemandangan Gunung
Bromo dan
> Gunung Bathok dari ketinggian 3000m lebih. Penanjakan biasanya
sangat ramai di
> pagi hari karena matahari terbit terlihat sangat indah dari
ketinggian disini.
> Bahkan cahaya yang masuk ke gunung Bromo saat matahari terbit akan
membawa
> warna semburat emas, sehingga hasil jepretan photo kita seperti
> berlatarbelakang lukisan yang maha indah, asli! Datang sendiri
kalau ga
> percaya!
>
> Setelah puas berjeprat-jepret dengan kamera, serta
> membeli bunga abadi, Edelweis, kami memutuskan turun, karena kabut
senja mulai
> turun. Konon katanya bunga Edelweis ini sebagai simbol cinta
abadi,
> karena bunga ini tak pernah bisa layu. Selain juga sangat sulit
mendapatkan
> bunga ini karena hanya tumbuh di pegunungan dengan ketinggian
tertentu. Dan
> ternyata Edelweis dijual murah disini, seikat bunga yang sudah
dirangkai dengan
> beberapa jenis bunga pegunungan lain dihargai 5000 rupiah,
sedangkan Edelweis
> murni sekitar 3000 rupiah. Setelah puas, kami beranjak meninggalkan
Penanjakan
> dan kembali perjalanan ini diwarnai jalan yang menghentak-hentak,
mengaduk-aduk
> kami serta kembali kami menyeberangi lautan pasir di Gunung Bromo.
> Sekitar pukul 17.00 kami sampai di terminal Ngadisari, tempat mobil
kami aman terparkir.
> Perjalanan yang sangat istimewa bagi kami.
>
> So, pesan saya kalau anda berkunjung ke Jawa
> Timur terutama ke arah Probolinggo, jangan lewatkan kesempatan emas
menikmati
> keindahan yang luar biasa ini. CiptaanNya yang maha fantastik.
Hanya satu kata yang
> mampu menggambarkannya Subhanallah! Seperti kata Mas Daffa putra
Kakakku yang
> berusia tujuh tahun, "Allah pintar sekali menciptakan Gunung Bromo
ya Pa!"
>
> Leces, 5 Oktober 2008
>
> Salam Hebat Penuh Berkah
> Siwi LH
> cahayabintang. wordpress.com
> siu-elha. blogspot.com
> YM : siuhik
>
- 6a.
-
Re: [catcil] Nostalgia Bangku Bus
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Sat Nov 1, 2008 5:17 am (PDT)
kalo disini yang penuh banget itu kereta mas nur. apalagi jam kantor,
persis deh kayak bus-bus di Indonesia:) tapi kayaknya jarang yah
melihat orang memberikan tempat duduknya untuk orang lain. ntahlah,
apa karena untuk orang tua sudah tersedia atau karena memang tidak
seperti di Indonesia yah?:)
salam,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Nursalam AR"com
<nursalam.ar@...> wrote:
>
> Nostalgia Bangku Bus
>
> Oleh Nursalam AR
>
> * *
>
> Berdesakan dalam buskota di jalanan Jakarta adalah hal biasa.
Terlebih pada
> jam-jam pulang kantor. Maka mendapat "berkah" bangku kosong di saat
itu
> adalah hal luarbiasa.Meskipun bukan pekerja kantoran (karena
memilih kerja
> SOHO* <#_edn1> sebagai penerjemah yang punya biro penerjemahan
sendiri) tak
> ayal aku harus terjebak pula jika ada urusan pekerjaan yang memaksa
keluar
> rumah. Seperti sore itu di hari-hari pertama Ramadhan dalam buskota
jurusan
> Blok M-Kampung Melayu.
>
>
>
> Sejak dari terminal Blok-M bus sudah mulai padat. Apalagi di jalan
Mampang
> Prapatan yang sedang ada proyek jalur *busway* menuju Ragunan. Padat
> merayap, demikian istilah penyiar radio yang terdengar dari *tape*
mobil
> mewah yang bersisian jalan di sebelah bus. Penumpangnya hanya dua
orang
> saja, seorang lelaki muda berdasi dan wanita cantik dengan busana
kantor
> yang apik. Tertawa ceria di tengah kemacetan. Di sebelahnya, bus
yang
> kutumpangi, padat berjejal penumpang bak pindang presto. Duh,
senjangnya.
>
> * *
>
> *"Biskota tua miring ke kiri oleh sesaknya penumpang. Aku terjepit
di tengah
> tengah padatnya para penumpang yang bergelantungan...."* Jadi ingat
syair
> lagunya Om Franky Sahilatua. Lumayan agak hafal sedikit untuk
menghilangkan
> jenuh menunggu kemacetan. Mau ngobrol? Rasanya wajah-wajah di
sekitarku
> terlalu lelah dan mengantuk untuk diajak bicara. Mau baca? Terlalu
repot
> tanganku menjangkau ransel besar di dada (biar tidak kecopetan)
untuk
> mengaduk-aduk isinya, mencari buku yang baru kubeli di Gramedia
Melawai. Mau
> tidur?Panasnya minta ampun. AC (Angin CendelaJ ) juga bertiup malas.
> Terlebih bulan puasa begini yang rasanya dosa-dosa pun turut
terbakar suhu
> Jakarta yang konon menurut berita sekitar 30-33 derajat Celcius.
Alhasil,
> jadilah aku seperti puluhan penumpang lain: bergelantungan sambil
menatap
> sekeliling. Termasuk menatapi mobil-mobil mewah yang berkali-kali
umbar
> klakson. Menatapi tukang ngamen dan pedagang asongan yang silih
berganti
> naik-turun bus. Termasuk para peminta dengan kotak amal untuk
pembangunan
> mesjid yang entah di mana letaknya.
>
>
>
> "Kantor Pos!Kantor Pos!" teriak kenek dengan suara parau. Beberapa
orang
> penumpang turun di halte Kantor Pos Mampang. Seorang bapak tergopoh-
gopoh
> bangkit dari bangkunya. Sejak tadi ia tertidur. Pada jam-jam
*ba'da* Ashar
> di bulan puasa ini sudah merupakan pemandangan umum orang tertidur
di
> buskota. Ia bergegas turun sambil ribut mengetok-ketok atap bus dari
> alumunium. Bus yang hendak sedikit beranjak kemudian tertahan
mendadak.
>
>
>
> "Siap-siap dong, Pak, dari tadi!" sembur kenek. Matanya mendelik.
Entahlah
> tak kulihat reaksi si bapak. Yang ada di sampingku adalah bangku
kosong di
> samping seorang anak muda. Ya, sejak tadi bapak itu duduk di bangku
bus
> samping tempatku berdiri. Dan sekarang bangku itu kosong.
*Alhamdulillah*,
> kududuki bangku itu dengan gempita. Lumayanlah untuk sekedar
memejamkan
> mata barang beberapa waktu. Aku berniat turun di jembatan Ciliwung.
>
>
>
> Dalam jarak dua halte di depan, naik serombongan lagi penumpang.
Tambah
> padat nian bus ini. Seorang gadis muda menyandang dua tas besar
menyesak
> masuk ke tengah-tengah dan berdiri persis di sampingku. Belum lagi
ia
> mengepit map tebal di dada. Kulirik sejenak. *Ah, masih muda*,
batinku. *Jika
> sudah tua, mungkin aku rela melepaskan bangku ini*. Aku memang biasa
> mengalah kepada orang tua atau orang cacat, sesama penumpang
buskota, untuk
> jatah bangku di buskota.
>
>
>
> Bus bergerak lagi, kencang. Kendati kadang harus tertahan mendadak
karena
> salipan kendaraan di depan atau kemacetan. Gadis itu tampak
kerepotan. Satu
> tasnya kini ditaruh di lantai bus. *Hmm...kasih duduk tidak ya?
Tapi, ah,
> dia masih muda kok, pasti kuat*. *Kalo tuaan dikit, aku kasih deh.
Lagian
> capek kan menunggu hampir satu jam dari Blok M ke Mampang hanya
untuk satu
> bangku kosong*. Demikian batinku berperang.Satu sisi ingin
mengalah, tapi
> rasanya badan ini lelah betul. *Ah, Allah juga maklum kok, beramal
tentu
> harus sesuai kemampuan*, batinku menjelajah mencari justifikasi.
>
>
>
> Alhasil bus terus berjalan. Menjelang studio Trans TV, ketika
penumpang
> makin bertambah, tampak betul gadis itu makin kerepotan. Ia berkali-
kali
> melihat ke sekitar. Termasuk ke arahku yang pura-pura ngantuk. Aku
tentunya
> tidak *ge-er* dilirik gadis yang lumayan manis itu. Tentu aku yakin
bukan
> wajahku yang biasa-biasa saja yang diliriknya tapi ya bangku bus
ini! Ya,
> bangku bus yang saat ini terasa sangat mahal bagiku. Yang
kudapatkan dengan
> peluh dan pegal menunggu dengan beban berat ransel di dada.
>
>
>
> "Mbak, duduk sini aja!" Suara halus di sebelah mengejutkanku.
Kulirik dengan
> mata yang setengah mengantuk. Ini memang mengantuk betulan. Di
seberangku,
> seorang mahasiswi berkaus menggantung menyilakan si gadis kantoran
duduk.
>
>
>
> "Eh, terima kasih ya!" Si Mbak itu duduk. Ia sempat pula
melirikku.Entah
> setajam apa, aku lekas melengos. Ada tombak ironi menelusup ke
dadaku.
> Kenapa aku yang laki-laki tak lebih rela berkorban dibandingkan si
mahasiswi
> mungil yang kini gantian berdiri di sampingku? Mungkin jika laki-
laki lain
> yang mengalah demi si Mbak tadi aku tak bakal merasa segundah ini.
Meski
> sempat terbersit,"Ah, biar saja, toh solidaritas sesama wanita!"
Lagi-lagi
> justifikasi.
>
>
>
> Selanjutnya tak perlulah kuceritakan lagi perasaanku dalam buskota
hingga
> aku turun di tempat tujuan. Sore itu baru aku sadari makna
*fastabiqul
> khoirot*, berlomba-lomba dalam kebaikan. Yang jelas aku kehilangan
satu
> peluang berbuat baik. Tidak ada pembenaran yang lain. Titik.
>
> *Jakarta**, 16 Oktober 2006.*
>
>
>
>
>
> --------------------- ---------
>
> * <#_ednref1> *Small Office Home Office*. Istilah untuk pekerja atau
> profesional yang bekerja/berkantor di rumah dilengkapi dengan
fasilitas
> komunikasi dan teknologi internet.
>
>
> --
> -"Let's dream together!"
> Nursalam AR
> Translator, Writer & Writing Trainer
> 0813-10040723
> E-mail: salam.translator@...
> YM ID: nursalam_ar
> http://nursalam.multiply. com
>
- 6b.
-
Re: [catcil] Nostalgia Bangku Bus
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Sat Nov 1, 2008 5:49 am (PDT)
Hohoho
sama, brow. saya juga sering
merasakan dilema untuk satu bangku
kosong di bus kota. Sama persis dengan
apa yg ente rasakan. Justifikasi, ironi
dan hal2 yg tidak mengenakkan ketika hal itu terjadi\
Hehehe, you are not alone.
DANI
In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Nursalam AR" <nursalam.ar@com ...>
wrote:
>
> Nostalgia Bangku Bus
>
> Oleh Nursalam AR
>
> * *
>
> Berdesakan dalam buskota di jalanan Jakarta adalah hal biasa.
Terlebih pada
> jam-jam pulang kantor. Maka mendapat "berkah" bangku kosong di saat itu
> adalah hal luarbiasa.Meskipun bukan pekerja kantoran (karena memilih
kerja
> SOHO* <#_edn1> sebagai penerjemah yang punya biro penerjemahan
sendiri) tak
> ayal aku harus terjebak pula jika ada urusan pekerjaan yang memaksa
keluar
> rumah. Seperti sore itu di hari-hari pertama Ramadhan dalam buskota
jurusan
> Blok M-Kampung Melayu.
- 7a.
-
Re: [CatCil] Suara Preekkk...
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Sat Nov 1, 2008 5:22 am (PDT)
he..he..he..benar-benar lucu mas andri:)
bisa membuat segar lagi setelah membacanya:D
salam,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Andri Pranolo"com
<apranolo@...> wrote:
>
> Diantara kesibukan menggarap deadline tugas, persiapan ujian mid
semester,
> deadline pekerjaan, dan agenda aktivitas organisasi. Kadang adaa
saja
> kejadian yang membuat adrenalin terpacu sekaligus tertawa geli.
>
> Siang setelah selesai kuliah. Seperti biasa "Speda Onthel" ku pacu
(kayak
> kuda aja ya.. he he) menuju "salah satu" kantor tempatku bekerja.
Setiap
> hari, minimal ada tiga tempat utama di kampus yang menjadi host aku
untuk
> beraktivitas. Tempat kuliah, fakultas, dan Kantor Pusat Universitas
yang
> tidak begitu jauh, tapi cukup mengeluarkan keringat kalau berjalan
kaki.
> Selain itu, kelasku dan tempat kerjaku di lab fakultas masing-
masing lantai
> tiga, serta kantor pusat universitas lantai dua. Semuanya tanpa
lift.
>
> Hari itu (30/10), setelah kuliah jam 07.00 12.45an (termasuk
sholat
> dzuhur). Aktivitas aku lanjutkan di salah satu unit kerja kantor
pusat
> universitas. Lengkap dengan sebuah laptop dan berkas yang harus
segera aku
> selesaikan. Aku menuju salah satu ruangan. Laptop aku nyalakan,
berkas ku
> simpan di sebelahnya. Setelah beberapa menit bekerja, aku merasa
kurang
> nyaman karena tinggi meja dan kursi itu sama. Melihat antai
berkarpet, aku
> putuskan duduk di lantai. Barangkali terlalu semangat, ketika duduk
aku
> kurang hati-hati, sehingga terdengar "Suara Preekkk".. "*haak
celanaku
> suebek dan lumayan agak lebar... gimana nih, sewaktu waktu aku
diminta
> tolong dan harus meninggalkan ruangan ini.*! *hik hik.. kumaha?*".
>
> Kepanikanku mulai melanda (cie.. kok sampai melanda githu ya..!),
karena
> berkali-kali aku telapon kost tidak ada yang mengangkat. Ponsel
semua
> penghuninya-pun juga sama, no respons. Tapi alhamdulilah,
selanjutnya aku
> dapat kontak dengan salah seorang staf di fakultas. Mendengar
cerita yang
> terjadi. Spontan ia, tertawa ngakak sambil mengatakan "Ya ya aku
ambilkan,
> tapi aku sholat dulu ya...!". Walaupun pinginnya beliau langsung
meluncur ke
> kost, tapi apa daya, "*enggak apa-apa lah yang penting nasibku dah
> pasti*, *yaitu
> Menunggu Celana*.
>
> Dalam status "menunggu" itu, selain melanjutkan aktivitas kerjaku,
aku terus
> merasa was-was dan berdoa, semoga saja tidak ada aktivitas yang
mengharuskan
> aku keluar. Adrenalinku beberapa kali naik, pertama salah satu
pimpinanku
> masuk, tetapi beliau hanya nanya salah satu pekerjaanku saja (dalam
hati aku
> berucap *Alhamdulillah*). Kemudian salah ada lagi yang masuk, tapi
hanya
> numpang sholat saja (*Alhamdulillah*).
>
> Nah selanjutnya, ini benar-benar yang membuat adrenalin plus salah
tingkahku
> memuncak, dengan tergesa Bapak X datang, "Mas minta tolong dong,
itu kok
> laptop di ruang sidang sebelah, tidak mau menampilkan ke layar.
Padalah
> sudah di F5 berkali-kali" ia mencoba menjelaskan apa yang terjadi.
Aku
> menjawab dengan suara pelan "maaf pak, celana bagian belakang saya
sobek
> jee...!". Sambil tersenyum menimpali "Gak apa-apa, biar saya
halangi.!".
> Akhirnya aku keluar .... karena baju kaos yang ku pakai tidak mampu
menutupi
> bagian yang sobek, aku hanya berusaha melangkah sesempit mungkin dan
> bersikap seolah tidak ada apa-apa. Masuk ke ruang sidang, memasang
senyum,
> kemudian dengan posisi lutut dilantai aku sukses menayangkan
tampilan laptop
> ke layar.
>
> Setelah itu, tidak lama bantuan datang. Fyuiiiiiiiihhh...
akhirnyaaaa...
> perjuanganku selesai....!
>
> Semoga tidak ada yang mengalami hal serupa yah. Hati-hati dengan
pakaian
> anda, sebelum berangkat, selain cek kerapaian, juga lakukan test
kekuatannya
> ya... :)
>
>
> --
> Andri Pranolo
> Gendeng GK IV/953, Yogyakarta 55225
> Telp. (+62)274-547015/ (+62)81392554050)
> http://apranolo.staff.ugm. ac.id
>
- 8a.
-
Re: (Ruang Film) The Fog
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Sat Nov 1, 2008 6:22 am (PDT)
Sejak pertama ada iklannya di trans, the fog
film yg paling kutunggu tuh, mbak. Ehh pas waktunya
tayang aku malah ga nonton. Ada acara di Kuningan. Hiks..
Tapi masih ada satu film lagi yg aku tunggu. Zathura: Space advanture.
Mudah2an ga kelewat lagi.
DANI
In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Rini Nurul Badariahcom
<rinurbad@...> wrote:
>
> Peringatan: mengandung spoiler
>
> Segumpal kabut meluruk ke Antonio Bay menjelang peringatan mengenang
> keempat pendiri kota: William, Malone, Castle, dan Wayne. Korban
> pertama adalah dua orang gadis dan seorang pemuda yang tengah
> bersukaria di kapal Seagrass. Pemuda satu lagi, Spooner, selamat
> karena bersembunyi di lemari pendingin. Tetapi ia dituduh bertanggung
- 9a.
-
Re: Apa Khabar?.... kangen gak sama Gue? (Achi TM Getoh... wuahaha)
Posted by: "gopo_alhusna" gopo_alhusna@yahoo.co.id gopo_alhusna
Sat Nov 1, 2008 6:34 am (PDT)
Udah kok ukhti Sinthionk :-D
udah nulis, di sini, baru letihan nulis buat SK lagi hehehe
judulnya "Akhirnya Aku Bisa Menyayangi Anakku Sendiri"
read hehehe... dijamin gak ketawa. :-p
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , ukhti hazimahcom
<ukhtihazimah@...> wrote:
>
> haduh...haduh...neng achi, padahal lagi ditunggu tulisannya neh
>
> Keindahan selalu muncul saat kepala manusia berpikir positif
> ^_^
>
> www.sinthionk.rezaervani. com
> www.sinthionk.multiply. com YM: sinthionk
>
> --- On Fri, 10/31/08, Agung Argopo <gopo_alhusna@...> wrote:
> From: Agung Argopo <gopo_alhusna@...>
> Subject: [sekolah-kehidupan] Re: Apa Khabar?.... kangen gak sama
Gue? (Achi TM Getoh... wuahaha)
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Date: Friday, October 31, 2008, 3:21 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Absen juga Pak Sinang dan juga teman-teman yang lain.
>
> Meski saya sadari kehadiran saya selalu dianggap sebelah mata,
karena yang sebelah lagi sedang sakit mata :-p tapi saya teteup
keukeuh mau sekolah di sini.
>
> meski Pak Guru sudah sering menjewer kuping saya bahkan menghapus
no HP saya dari phonebooknya gara-gara saya jarang keliatan dimana-
mana. .. (hmm... sebenarnya saya udah pindah ke dunia lain :-D
>
> jadi buat temen2 SK yang ngga ngerasa kehilangan saya, cobalah
sedikit aja nanya, saya ada dimana? Hix... halah gubrakz... jadi
begini, selama ini saya sibuk buat bikin novel best seller, percaya
gak? saya yakin tahun 2010 tuh novel bakalan laris manis. Selama
pertapaan mencari judulnya, saya membutuhkan banyak energi, tapi
ah... ternyata saya sendiri belum tahu apa ide ceritanya... duh...
ngaco ngomongnya.
>
> buat temen 2 dimanapun berada
> saat kalian di dalam kelas dan aku di luar kelas, menderita
kedinginan dengan Dude Herlino sambil makan Bakso MalanG Karapitan,
aku tetap sesekali ngintip dari atas pohon jambu, kali aja ada yang
nyontek.
>
> Kalau aku kirim sms tidak dibalas sama kalian maka aku berdoa
biarlah Allah yang membalas hehehe...
>
> Pak Suhadi... istri kumaha? Apik-apik kabeh? Yuuu...
> Mbak Retno dan Mas Catur???
> Mbak Diah?
> Pak Teha...? Suhuu... apa nomor HPku didelete lagi?
> Mbak Lia yang selalu mengingatkan pada masa mudaku, halah
> Danse yang selalu bikin aku gemes... upz.. maksudnya cerita2
tentang Nibrasnya bikin aku gemes :-p
> mbak Endah? Pak Sinang yang jarang bales sms :-(, mbak Indar juga,
mas Nurcalam juga (udah lahir belum ni de haize ma?)
> Mbak Novi, boneka mobil Mbak udah dijilatin sama Abiy hahahaha....
udah ditanjakin juga sama dia low...
> Mbak Sinta... mana semangatmu untuk akyu?
> BanG Fiyan Arjun yang selalu bikin semangatku berkobar
> Tante Rinurbad yang nampaknya asing sekali hehehe...
> KEpada sobat SK yang lain...
> siapapun kalian...
> bolehkah aku masuk kelas lagi? Atau masuk ke kantin aja?
>
> salam kehidupan...
> aku yang sudah merasa tua
> digerai ombak kehidupan
> napasku sudah putusputus bau kecut
> itu semua karena belum gosok gigi
> tapi janganlah menjauh
> karena aku ... karena aku...
>
> huhuhuhuhu.. .
>
> rinduh!
>
>
> salam
> Achi TM
> Ibu yang sedang jadi ulat dalam kepompong!
> Menunggu untuk jadi milyuner...
>
>
> Dapatkan alamat Email baru Anda!
>
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
>
- 10a.
-
Re: Bayi Akhir Bulan ku
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Sat Nov 1, 2008 6:54 am (PDT)
Waaah, akhirnya
satu lagi deh bayi SK
hehehe, barokallah untuk yg berbahagia
DANI
In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "hariyanty thahir" <anty_th@...com >
wrote:
>
> ^_^ Bahagia ... banget
> Bayi ku lahir lagi
> Cukup menggemaskan karena bobotnya 4 kg dengan kulit yang putih
bersih ^_^
>
>
- 11.
-
(Kelana) SUDAH KECEBUR SEKALIAN MANDI
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sat Nov 1, 2008 11:34 pm (PDT)
SUDAH KECEBUR SEKALIAN MANDI
Fiyan Arjun
http://sebuahrisalah.multiply. com
id ym:paman_sam2
Ibarat sudah kecebur mandi sekalian. Itulah saya mengumpamakan diri saya ini. Kenapa tidak? Ya, mau tidak mau saya harus menjalaninya-dikarenakan suatu tuntutan-yang selama ini menjadi tugas saya. Menjadi staff pustawan ekonomi syariah di suatu lembaga keilmuan. Di mana saya bekerja tidak terlepas dikelilingi oleh koleksi-koleksi yang selalu memperbincangkan ekonomi syariah di Indonesia yang nantinya akan menjadi primadonannya. Baik itu dari ekonomi konvesional, ekonomi makro-mikro Islam, Bank syariah sampai mengenal sukuk serta mata uang dinar.
Namun ketika suatu hari saya membaca sebuah ajang sharing di sebuah millis-yang saya ikuti selama ini saya jadi tidak pede. Apakah saya nanti bisa atau tidak? Pun pula pantas atau baik untuk terjun ke tempat yang-belum saya kuasai. Masih asing. Apalagi ketika saya usai membaca sebuah tulisan di millis itu saya menjadi tercengang. Di mana dalam suatu ajang sharing itu ada yang sangat kontra dengan hal itu. Seperti diungkapkan di millis itu jika kita ingin menulis sesuatu, seperti contoh katakanlah kalau kita menulis faktor A maka kita harus terjun langsung mengetahui seluk beluk faktor A tersebut. Nah, kalau begitu apakah hal itu sama dengan apa yang saya lakukan jika saya "terpaksa" menulis hal di atas? Entahlah, saya rasa jika hal itu banyak larangan dan pakem saya rasa itu terlalu berlebihan!
"Yan, nanti kamu harus bisa menulis tentang ekonomi syariah, ya? Dan juga kamu harus kuliah lagi di jurusan perbankan syariah. Ya, kuliah malamlah. Nanti saya juga kok yang ngajar."
Begitu kata atasan saya suatu hari yang juga berprofesi sebagai kajur. Ketua Jurusan, di sebuah universiats islam negeri Jakarta menekankan saya untuk bisa menulis hal itu.
Saya yang mendengar anjuran atasan saya seperti itu saya menjadi dilema. Padahal saya tidak sama sekali tertarik di dunia baru saya itu (baca: ekonomi syariah) jika tercapai. Tetapi saya lebih tertarik mendalami dunia yang sudah menjadi darah daging saya saat ini. Menulis fiksi dan artikel lepas yang sering saya lakukan selama ini.
"Tapikan saya belum punya uang untuk kuliah lagi, Bu. Dan lagi pula saya juga tak begitu tertarik dengan ilmu ekonomi syariah," jawab saya seadanya kepada atasan yang ketika saya sedang menyusun buku dan dibantu dengan dua staff magang yang baru masuk kuliah dan masih semester satu pula. Perempuan dan lumayan cantik lagi.
"Soal itu ya doakan saja tempat kita ini bisa maju pesat. InsyaAllah nanti Ibu bantu," lanjutnya. Tapi saya tak begitu langsung seperti orang mendapatkan durian runtuh. Berbunga-bunga melainkan saya hanya meng-amin-kan saja. Toh, benar atau tidak saya hanya pasrahkan kepada Sang Khalik.
Maka dari itulah saya menjadi merasa dilemma sekaligus menjadi tantangan buat saya. Jika tempat saya maju dan perekonomian syariah di Indonesia sukses amka saya harus menguasai ilmu itu. Dan semua itu pula saya harus meluluskan apa yang dianjurkan atasan saya itu. Menguasai ilmu ekonomi syaraih dengan cara menuliskan kembali nanti. Sungguh suatu dilema buat saya dan juga menjadi semangat saya untuk belajar mengenai seluk beluk ekonomi syariah nanti jika saya bisa melanjutkan ke jenjangn lebih tinggi lagi. Ya, sambil menjadi pustakawan ekonomi syariah sekalian menjadi penulisnya. Walaupun nanti banyak hujan kritikan yang saya terima.*(fy)
Perkantoran Ciputat, Awal November 2008
Nyokkk....sukseskan ekonomi syariah di Indonesia, nyokkk?!
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
- 12a.
-
(Catcil)--to RajawaliGurun---TUWIROPHOBIA
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sat Nov 1, 2008 11:44 pm (PDT)
thanks all ya atas attetionnya dan supportnya selama ini
siapa pun Anda saya harap Anda orang yang peduli dengan sesama
lam kenal ya
sukses selalu
amin!
--- Pada Jum, 31/10/08, Rajawali Gurun <rajawaligurun@yahoo.com > menulis:
Dari: Rajawali Gurun <rajawaligurun@yahoo.com >
Topik: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) TUWIROPHOBIA
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Tanggal: Jumat, 31 Oktober, 2008, 12:19 AM
Bang Fiyan...
Maaf nih...ikutan nimbrung, siapa tau ..lama-lama Bang Fiyan dan nbak Nia Robi jadi kenal dengan saya. Jangan takut Bang kalo dipanggil..Pak. .
Mbak Nia juga bisa juga kita sebut IBU Nia Robiatun.... ..he..he. .he..
Salam,
Maruli M - Middle East.
yang senang dgn semangatnya Bang Fiyan.
--- On Wed, 10/29/08, Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail. com> wrote:
From: Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail. com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) TUWIROPHOBIA
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, October 29, 2008, 2:52 PM
bang Fy,
jangan takut dipanggil bapak bang..
suatu saat akan merasakan bahwa 'bapak' adalah panggiloan terindah dalam hidupmu..
sama halnya ketika wanita suatu saat dipanggil 'ibu' itulah panggilan terindah didunia
kalo takut dipanggil bapak, gak mau punya anak dong?
hihi...
keep write bro!
semangat!
salam,
nihaw
Pada 29 Oktober 2008 21:32, bujang kumbang <bujangkumbang@ yahoo.co. id> menulis:
TUWIROPHOBIA
Fiyan Arjun
http://sebuahrisala h.multiply. com
id ym:paman_sam2
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar