Messages In This Digest (16 Messages)
- 1a.
- Bls: [sekolah-kehidupan] (rampai) little things From: teha sugiyo
- 2.
- Makna Sastra, Seringkas-ringkasnya From: agus_salims
- 3.
- Fwd: (Inspirasi) "Odol" dari Surga From: __MadeTeddyArtiana__
- 4.
- Ibu di Persimpangan Jalan From: agus_salims
- 5a.
- Renungan Awal Tahun From: Mas Badiyo
- 5b.
- Re: Renungan Awal Tahun From: mohammad zen
- 6.
- How To Make A Breakthrough - Malu? Gengsi? Nggak Pake Ah! From: Ikhwan Sopa
- 7.
- (Mimbar) ANTARA RESOLUSI, INTROPEKSI DAN EKSTROPEKSI From: fiyan arjun
- 8.
- (Bahasa) DUA TANDA MATA From: fiyan arjun
- 9a.
- (Kelana) MASIHKAU KAU MENGINGATKU? From: fiyan arjun
- 9b.
- Re: (Kelana) MASIHKAU KAU MENGINGATKU? From: anty th
- 9c.
- Re: (Kelana) MASIHKAU KAU MENGINGATKU? From: Ramaditya Skywalker
- 10.
- [Catcil] Mengejar Promo From: Mimin
- 11a.
- Re: Mohon doa untuk kesembuhan M. Alham Navid (13 bulan)... From: Nursalam AR
- 12.
- UNDANGAN MENULIS ANTOLOGI UNTUK IBU RUMAH TANGGA PLUS From: triani retno
- 13.
- Telah terbit MUHASABAH CINTA Karya RAFIF AMIR From: Lukman
Messages
- 1a.
-
Bls: [sekolah-kehidupan] (rampai) little things
Posted by: "teha sugiyo" sinarning_rat@yahoo.co.id sinarning_rat
Fri Jan 8, 2010 2:16 am (PST)
inilah keindahan cinta... hanya memberi... tak harap kembali... bagai sang surya menyinari dunia.. dimuliakanlah namamu, ibu!
--- Pada Jum, 8/1/10, punya_retno <punya_retno@yahoo.com > menulis:
Dari: punya_retno <punya_retno@yahoo.com >
Judul: [sekolah-kehidupan] (rampai) little things
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Tanggal: Jumat, 8 Januari, 2010, 8:38 AM
Little Things
Oleh Retnadi Nur'aini
Saya suka lengan saya. Karena dengan lengan itulah, saya bisa menggendong dan memeluknya. Saya suka jari-jemari saya. Karena dengan itulah, dia biasa mengamati dan belajar menggenggam. Saya suka hidung saya, karena dari sanalah, saya bisa menghirup aroma tubuhnya. Campuran antara bau susu, sabun dan sampo bayi, bedak, minyak telon, dan aroma wangi bayi yang manis. Dan saya akan menghirup aroma itu dalam-dalam. Dalam-dalam. Untuk kemudian, merasakan aliran cinta menderasi setiap mililiter aliran darah saya.
Saya suka telinga saya. Karena dengan itulah, saya bisa mendengar suaranya. Berceloteh "Aghu aghu...nggehh. .hauuu", saat sedang bermain.
"Elek...elek. .elek..", saat sedang menyusu.
"Hkhkhkhk!" saat sedang tertawa tergelak-gelak.
Saya suka mata saya. Karena dengan sepasang mata itulah, saya bisa menatapnya. Sesekali dengan tampang serius dan mata membeliak, ia akan menggenggam mainan mungil atau buku kain di tangannya. Atau menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, saat ditengkurapkan. Sesekali, ia juga akan menggerak-gerakkan tangan dan kakinya dengan bersemangat, seolah ingin menandak-nandak. Dan sesekali ia akan tertawa dengan lebarnya, hingga mulutnya berbentuk separuh purnama.
Saya suka rahim saya. Karena dengan itulah, saya pernah mengandungnya. Merasakan keajaiban Allah tumbuh dan berkembang dalam diri saya. Subhanallah. Alhamdulillah. Saya suka tubuh saya. Karena dengan ajaibnya, dengan sistematisnya, mereka akan bekerja memproduksi cairan kehidupan ASI, untuknya.
Dan saya suka bibir saya. Karena dengan itulah, saya menyapanya, menyanyikannya lagu, membacakannya surat-surat pendek, atau mengajaknya berkata-kata.
"Assalamualaikum, Cantik. Tuan Puteri sudah bangun? Enak bobonya?", saat ia baru bangun tidur.
"Raihana, kenapa Sayang? Ayo yang tenang dulu, anak Mama kan mandiri. Tenang dulu ya, Nak," saat ia mulai rewel dan gelisah, sambil meletakkan tangan saya di dadanya, menenangkannya.
Untuk kemudian, mengecup dahi dan pipi meronanya. Lalu berujar "Mama sayang kamu, Raihana. Jadi anak yang salehah, pintar, sehat, dan baik hati ya. I love you, I love you, I love you..."
Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/ pingbox/
- 2.
-
Makna Sastra, Seringkas-ringkasnya
Posted by: "agus_salims" agus_salims@yahoo.com agus_salims
Fri Jan 8, 2010 4:25 am (PST)
A. PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Karya sastra merupakan artefak benda mati, baru mempunyai makna dan
menjadi objek estetik ( Teeuw , 1978 : 191) bila di beri arti loeh
manusia pembaca sebagaimana artefak peninggalan manusia purba mempunyai
arti oloeh manusia puraba mempunyai arti bila di beri makna oleh
arkeolog. Istilah pemberian makna tersebut di sebut konkretisasi. Dengan
demikian di konkretisasi hingga dapat di pahami. Dengan rekupiperasi,
makna karya sastra di rebut oleh pembaca hingga maknanya dapat di kuasai
nya atau di pahami pembaca. Dengan arti yang demikian , maka
konkretisasi dalam karya ssastra pemberian makna dalam karya sastra
tersebut.
Selain salah satu kegiatan kritik sastra yang telah di ungkapan di
depan, dalam pembahasan hal ini,. Dikhususkan pada penelitian karya
sastra dengan memngguankan pendekatan semiotik dan ketidak langsungan
ekspresi.
2.Rumusan Masalah
a. pengkajian puisi menggunakan pendekatan semiotik.
b. kata kunci dalam puisi yang bisa di ketahui .
c.bagaimana cara pengkajian puisi dengan ketidaklangsungan ekspresi.
3. Tujuan
Adapun tujuan yang dapat di ambil dari makalah tersebut yaitu untuk
mengetahui bagaimana cara pengkajian puisi dengan metode
ketidaklansungan ekpresi dan pendekatan semiotik.
4. Teori dan Metode
Fokus yang ingin di konstruksi dalam telaah ini adalah memuja dan
mengingat Allah di dalam kumpulan sajak-sajak "Tadarus" karya
A.mustofa . Bisri.
Hal yang penting dalam penafsiran puisi merupakan tindak pemakaian
bahasa yang di indahkan ,. bahsa yang di indahkan dalam puisi jelas
memiliki perhitungan sendiri yang di lakukan oleh penyair. Pertama ;
sebentuk pemakaian bahasa dalam prespektif tertentu yang menjadi
perhatian penyair. Kedua; berhubungan dengan gaya bahsa puisi dalam
menyikapi bahasa dalam bentuk sajak
Semiotik adalah llmu yang mempelajari tentang tanda- tanda .ilmu ini
menganggap bahwa fenomena sosial atau kebudayaan itu sendiri merupakan
tanda- tanda. Semiotik meliputi sistem-sistem, aturan-aturan, dan
kovensi-konvensi. Dalam penelitian karya sastra penelitian semiotik
meliputi analis a sastra sebagai sebuah penggunaan bhasa yang tergantung
pada (ditentukan) konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-cri yang
menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna
(Preminger 1974: 980).pendekatan semiotik ini ada beberapa metode yaitu
pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks , dan intertekstual
Dalam ketidaklangsungan ekspresi menurut Riffaterre (1978:2) disebabkan
oleh tiga hal yaitu pergantian arti ( displacing of meanng ),
penyimpangan arti ( distoring of meaning ) dan penciptaan arti (creating
of meaning )
B.PEMBAHASAN
2.1. Ketidaklangsungan Ekspresi
Dikemukan oleh Riffaterre (1978:1) bahwa puisi itu dari dahulu hingga
sekarang selalu mengalami perubahan atau evolusi selera dan konsep
estetik yang selalu berubah dari periode ke periode. Riffaterre
berbicara dalam kaitangnya dengan pemaknaan puisi. Karya sastra itu
merupakan ekspresi yang tidak langsung yaitu menyatakan pemikiran atau
gagasan secara tidak langsung dengan cara lain.
Ketdaklangsungan ekspresi menurut Riffaterre (1978:2) disebabkan oleh
tiga hal yaitu pergantian arti (displacing meaning ) ,penyimpangan arti
(distoring of meaning ),dan penciptaan arti ( creating of meaning ) .
2.1.1.Pergantian Arti (displacing of meaning )
Pergantian arti menurut Riffaterre(1978:2) disebabkan oleh penggunaam
metafora dan metonimi dalam karya sastra. Dalam pergantian arti ini
suatu kata (kiasan) bearti yang lain (tidak menurut arti sesungguhnya).
Contohnya dalam sajak "Di Pelataran AgungMU Nan Lapang karya A.
Mustofa. Bisri sebagai berikut :
Di pelataran AgungMu nan lapang
Aku setitik noda
Setahi burung merpati
Menempel pada pelekat
Sajak tersebut mengandung metafora eksplesit yang dibandingkan (tenor)
dan perbandingan (vehicle) dinyatakan.
2.1.2 Penyimpangan Arti ( distoring of meaning)
Penyimpangan arti itu di sebabkan oleh tiga hal yaitu ambiguitas,
kontradiksi, dan nonsense.
Ambiguitas disebabkan oleh bahasa sastra yang berarti ganda
(polyinterpretable), lebih-lebih bahasa puisi. Kegandaan arti itu dapat
berupa kegandaan arti sebuah kata, frase , ataupun kalimat. Contoh sajak
"Selamat Tahun Baru" karya A. Mustofa.Bisri :
Atau kita sama dengan makhluk lain
Atau bahkan lebih rendah lagi
Hanya budak -budak perut dan kelamin
"budak-budak perut berarti ganda meskipun arti pokoknya ' manusia
merugi' yaitu manusia yang beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari
biasa- biasa saja tanpa ada perubahan ke jalan yang benar.
Contohya meningkatkan imam dan taqwa kepada Allah SWT.
Kontradiksi bearti mengandung pertentengan disebabkan oleh paradoks dan
ironi.
Ironi menyatakan sesuatu hal yang menyatakan mengejek atau menyindir
suatu keadaan, misalnya dalam puisi A.Mustofa.Bisri "Ratsaa"
sebagai berikut ini :
anak-anakmu kau serahkan babumu
istrimu kau serahkan sopirmu
dirimu kau serahakn sekretarismu
Tuhanmu kau serahkan siapa
Nonsense merupakan "kata-kata" yang secara lingistik tidak
mempunyai arti sebab hanya berupa rangkaian bunyi tidak terdapat dalam
kamus. Dalam puisi nonsense itu mempunyai makna adalah arti sastra
karena konvensi sastra. Nonsense menimbulkan kekuatan ghaib atau mantra
untuk mempengaruhi dunia ghaib. Misalnya pada sajak "Dajjal"
karya A.Mustofa.Bisri sebagai berikut:
Nirwanamu hahahoa nerakaku
pelurumu hoahaha hoahahaku
Ha
ha
ha
Hoa
hoa
2.1.3 Penciprtaan Arti ( creating of meaning)
Penciptaan arti merupakan konvensi kepuitisan yang berupa bentuk visual
yang secara linguistik tidak mempunyai arti, tetapi menimbulkan makna
dalam karya sastra. Penciptaan arti ialah organisasi teks di luar
linguistik misalnya bait, rima, enjambement, tipografi dan
mologues.contohnya sajak "Tahu- Tahu karya A.Mustofa . Bisri
Isya tahu- tahu
subuh tahu- tahu
lohor tahu-tahu
asar tahu -tahu
Tahu- tahu
Magrib !
(padahal salat
Aku belum sempat)
Rima dalam sajak "Tahu-Tahu" pengucapan pada baris di akhiri
huruf vokal ( U ). hal itu bertujuan memperindah rima dan bunyi.
Sedangkan pada akhir bait di akhiri bunyi ( t ). Si aku lirik
mengingatkan kepada orang-orang muslim akan pentingnya waktunya sholat,
di mana orang-orang sering menyepelekan dalam menjalankan sholat.
Akibatnya orang -orang tidak menjalankan sholat lima waktu.
Note: Dari sebuah sumber
- 3.
-
Fwd: (Inspirasi) "Odol" dari Surga
Posted by: "__MadeTeddyArtiana__" made.t.artiana@gmail.com
Fri Jan 8, 2010 4:26 am (PST)
*"Odol" dari Surga*
ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom
(fotografer yang hobby menulis)
Cerita menggelikan ini kudengar ketika duduk dibangku SMA dulu. Cerita yang
akhirnya tertulis begitu dalam di relung-relung hati. Cerita yang meskipun
naif, namun bermakna sangat dalam.
Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati
dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol
dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya.
Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas
sangat menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya
dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat
menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih
dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan
menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul.
Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ?
Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan
jawaban dari-NYA . Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk
permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa
kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk
diucapkan. Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang
dan ribuan galaksi, tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum
diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa
daya, tidak punya odol untuk esok hari �entah sampai berapa hari-
menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain,
tetapi sangat penting bagi dirinya.
Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki
itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia
berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya,
sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian
dengan cepat, bibirnya berbisik : �TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat
membutuhkan benda itu�. Doa selesai. Wajah lelaki itu tampak memerah.
Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan peristiwa itu berlalu
demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah ditempat
tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan
insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya
hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu �walau dengan bersusah
payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu.
Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya.
�Saya tidak bersalah Pak !!!�, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan
tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,� Demi TUHAN Pak !!!
Saya tidak salah !!! Tolong Pak�Saya jangan dimasukin kesini
Paaaaaaaaak..!!!�
Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari �tamu baru�
itu.
�Diam !!�, bentak sang petugas,�Semua orang yang masuk keruangan penjara
selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!�
�Tapi Pak�Sssa..�
*Brrrraaaaang !!!!*
Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki
gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan.
Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya.
Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan
mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur
pulas.
Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini
karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun
dan menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si
Gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu
nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam.
�Dia bilang itu buat kamu !!�, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas
dipojok ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang
dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang
bermimpi.
�Sekarang dia dimana Pak ?�, tanyanya heran.
�Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi�biasa salah tangkap !�, jawab
petugas itu enteng, �saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya
itu buat kamu�.
Petugas pun ngeloyor pergi.
Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok
ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya.
Tiba-tiba saja lutunya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. �Ya..TUHAAANNN
!!!!�, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan
gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud disana, dalam
kegelapan sambil menangis tersedu-sedu. Disampingnya tergeletak tas yang
tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima
kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo,
dan beberapa helai pakaian sehari-hari.
Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi.
Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu. Semoga
semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan
menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa
jalan dihadapan kita seolah terputus. Sementara harapan seakan menguap
diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus asa.
Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol
pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya. Apalagi
jika kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia
dan IA yang menciptakan mereka.
Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku : �*Seandainya saja engkau
mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap
saat*� (selesai).
*** Abuna, betapa aku bersyukur TUHAN membuat kau pernah mengalami itu ***
what a wonderfull world !
*Made Teddy Artiana, S. Kom*
Saya di Majalah SWA sembada (agustus 5-19 2009)
http://www.swa.co.id/swamajalah /siapadia/ details.php? cid=1&id= 9583
[ My Photography PORTFOLIO ]
# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply. com
http://withbobsadino.multiply. com
# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply. com
# Prewedding Photography #
http://theanonymouslove.multiply. com/
http://loveforallseasons.multiply. com/
http://outdoorprewedding.multiply. com
http://prewedding.multiply. com
http://prewedding1.multiply. com
http://prewedding2.multiply. com
http://prewedding3.multiply. com
# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply. com
http://weddingcandid.multiply. com
- 4.
-
Ibu di Persimpangan Jalan
Posted by: "agus_salims" agus_salims@yahoo.com agus_salims
Fri Jan 8, 2010 4:26 am (PST)
Ibu di Persimpangan Jalan
Sumber : http://eramuslim.net/?buka= show_main& id=298
IBU adalah dahan pijakan anak untuk meraih pucuk kehidupannya. Bila
dahan itu patah, anak akan jatuh bersamanya dan tidak akan pernah sampai
di puncak.
Tidak ada yang dapat mengingkari betapa pentingnya peran sosok yang kita
sebut IBU. Banyak orang besar yang tampil di kancah dunia karena peran
seorang ibu. Thomas Alva Edison, tentu kita semua mengenal nama ini.
Penemu besar yang memiliki ribuan hak paten. Namun tahukah Anda bahwa
dia
hanya mengenyam dunia pendidikan formal 3 bulan?
Thomas Alva Edison dikeluarkan dari sekolahnya karena gurunya
beranggapan
ia terlalu bodoh untuk bersekolah. Ibu Edison tidak mempercayai hal
tersebut. Dengan gigih ia didik sendiri Edison di rumah. Lebih dari apa
yang didapat Edison bila bersekolah, ibunya mengajarkan juga keuletan
berjuang dan kemandirian. Di usia begitu muda, Edison berjualan koran
untuk membiayai sendiri penelitian-penelitiannya. Bahkan di usia 10
tahun
ia telah memiliki laboratorium sendiri. Bayangkan apa yang terjadi bila
ibu Edison bersikap sama dengan gurunya. Mungkin listrik akan terlambat
ditemukan. Dan itu berarti penemuan-penemuan yang terkait listrik juga
akan terhambat.
Ibu Imam Syafi'i mewakili perjuangan ibu dari tokoh-tokoh agama.
Suaminya
meninggal sebelum Imam Syafi'i lahir. Ia membesarkan Syafi'i
sendirian.
Memotivasinya untuk belajar. Usia 7 tahun Syafi'i sudah hafal
Alquran.
Guru-guru ia datangkan untuk mengajar Syafi'i, biarpun untuk itu ia
harus
bekerja keras untuk biaya belajar anaknya. Sosok ibu seperti yang kita
harapkan, bukanlah hal yang mudah kita temui saat ini. Zaman berubah,
permasalahan dalam mendidik anak berubah, tantangan semakin berat. Namun
harapan untuk menemukan sosok ibu teladan tentu tidak memudar.
Tantangan Ibu Masa Kini Ibu masa kini memiliki tanggungjawab berat.
Peran ganda yang tersandang di pundaknya, antara bekerja dan mendidik
anak di rumah, membuat para ibu tertatih menjalani hidupnya. Konsep
pemberdayaan ibu yang digulirkan ternyata mengundang berbagai
permasalahan baru. Upaya untuk meningkatkan peluang kerja bagi ibu
misalnya. Tujuan dari konsep ini adalah memberdayakan perempuan secara
ekonomi sehingga membuat perempuan lebih mandiri. Namun pada faktanya
peran ibu yang optimal di karier, seringkali tidak diikuti peran yang
optimal di rumah
Dengan banyaknya ibu yang berkiprah di luar rumah mencari nafkah,
peluang
terjadinya disharmonisasi keluarga lebih terbuka. Ibu yang lelah pulang
bekerja, lebih mudah mengalami gangguan emosi. Anak seringkali menjadi
sasaran pelampiasan. Anak juga hanya mendapat waktu sisa, sehingga
komunikasi seringkali terkendala.
Anak-anak yang terabaikan, mendekatkan mereka pada kerusakan moral,
pemakaian narkoba, dan pergaulan bebas. Di Bogor, angka ketergantungan
terhadap narkoba sudah mencapai 2%, padahal ambang batas yang ditetapkan
untuk nasional adalah 1,2% (Pusat Penelitian UI). Bahkan beberapa waktu
lalu sebuah stasiun TV melansir penelitian di Jakarta, 800 siswa SD
terlibat narkoba!
Penelitian seks bebas di kota-kota besar : Medan, Jakarta, Bandung dan
Surabaya menunjukkan angka-angka yang membuat kita terhenyak. Betapa
tidak. Survei yang dilakukan pada 450 responden berusia 15-24 tahun
mengatakan bahwa 16% responden berhubungan seks pada usia 13-15 tahun
dan
44% berhubungan seks pada usia 16 - 18 tahun (Lembaga Penelitian
Synovate,
September-Oktober 2004).
Hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), menyatakan
pula bahwa sebanyak 85 persen remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah
berhubungan seks dengan pacar mereka. Penelitian pada 2005 itu dilakukan
terhadap2.488 responden di Tasikmalaya, Cirebon, Singkawang, Palembang,
dan Kupang.
Sedangkan berdasarkan survey BKKBN 63% remaja SMP dan SMA di Indonesia
pernah berhubungan seks. Sebanyak 21% Di antaranya melakukan aborsi.
Menurut Direktur Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN, M
Masri
Muadz, data itu merupakan hasil survei oleh sebuah lembaga survai yang
mengambil sampel di 33 provinsi di Indonesia pada 2008.
Kita jadi bertanya-tanya, ada apakah dengan anak-anak kita? Bila kita
kaji
dengan cermat, pertanyaan ini sebenarnya salah alamat. Anak-anak kita
adalah anak-anak yang sama dengan kita sewaktu masih anak-anak. Yang
membedakan antara kita dan anak-anak kita sekarang adalah lingkungan
yang
tidak sama. Dulu di zaman kita tidak ada media massa yang bebas
mengumbar
pornografi. Tidak ada vcd porno yang dijual bebas di mana-mana. Tidak
ada
tayangan film sadis yang penuh dengan kekerasan. Dan terutama lagi, dulu
kebanyakan kita masih didampingi oleh ibu.
Apa hubungannya dengan ibu? Ya, dulu ibu kita masih banyak punya waktu
untuk mendidik kita, mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan menunjukkan
mana
yang salah. Ibaratnya kita masih memiliki perisai yang melindungi kita
dari berbagai hal buruk yang terjadi di sekitar kita. Sekarang,
anak-anak kita tidak memiliki perisai itu. Ibu-ibu saat ini lebih banyak
yang menghabiskan waktu di luar rumah mencari uang. Atau kalaupun di
rumah, ibu-ibu tersibukkan dengan berbagai tayangan televisi seperti
sinetron,telenovela dan infotainment. Alih-alih anak dilindungi dari
tayangan yang tidak mendidik, malahan anak-anak diajak ikut nonton,
menghabiskan sebagian besar waktunya di depan televisi.
Bukan hal yang mengejutkan lagi bila Direktur Eksekutif PKBI, Inne
Silviane menyatakan ternyata sebagian hubungan seks bebas remaja
dilakukan
di rumah! Entah kemana ibu mereka.
Peran Ibu Berkembangnya ide feminisme yang begitu pesat beberapa waktu
terakhir ini, terasa pengaruhnya terhadap cara pandang masyarakat
terhadap peran ibu. Peran ibu dianggap tidak produktif karena tidak
menghasilkan materi. Bahkan beberapa pihak cenderung menganggap peran
ibu mendomestikasi perempuan dan menempatkan perempuan dalam posisi
inferior, tersubordinasi peran suami.
Padahal, fakta membuktikan bahwa peran ibu dalam pendidikan anak
tidaklah
tergantikan. Masa-masa 0-6 tahun bagi anak adalah masa keemasan
pertumbuhan dan perkembangannya. Pada usia ini, otak anak terbentuk
sampai
80 %, kecerdasan dan dasar-dasar kepribadiannya mulai terbentuk. Karena
itu, masa ini membutuhkan pendampingan dari sosok yang intens mengikuti
pertumbuhan dan perkembangannya, yang mampu memberikan stimulasi optimal
dengan penuh kasih sayang.
Pembantu atau pengasuh bayi tentu jauh dari kriteria itu. Tempat
Penitipan
Anak atau kelompok bermain yang diikuti anak juga tidak dapat memberikan
stimulasi optimal. Tempat ini dirancang untuk menangani banyak anak,
sehingga kebutuhan individu anak akan kasih sayang tidak terpenuhi
seperti
bila ibu yang intens mengasuhnya. Kasih sayang adalah salah satu makanan
otak, yang membuat otak berkembang optimal selain gizi dan stimulasi.
Pengasuhan dengan kasih sayang yang tulus juga dibutuhkan anak dalam
perkembangan kecerdasan emosionalnya. Ketika anak merasa disayang, ia
belajar untuk menghargai dirinya, menumbuhkan rasa percaya diri,
kemampuan
untuk berempati dan berbagi kasih sayang kepada orang lain.
Berbeda dengan anak yang kekurangan kasih sayang. Mereka cenderung
mengembangkan perasaan negatif, merasa tidak diterima sehingga
penghargaan
terhadap dirinya sendiri rendah. Anak seperti ini akan cenderung menjadi
anak tertutup, rendah diri dan menyimpan potensi gagal dalam
kehidupannya.
Kasih sayang yang tulus dan berlimpah tentulah datang dari seorang ibu.
Pemahaman yang utuh terhadap anak juga tentu datang dari ibu. Bila
fungsi
ibu terabaikan karena ibu harus keluar rumah, maka adakah fungsi ini
akan
tergantikan?
Dilema Ibu Berperan sebagai ibu ideal tentu adalah cita-cita seorang
ibu. Mendampingi anak, mendidik mereka dengan baik dan mencetak mereka
menjadi generasi unggul yang akan mewarisi negeri ini. Namun, ibu
dihadapkan pada banyak tantangan.
Tantangan terbesar tentu faktor ekonomi. Banyak ibu yang terpaksa
meninggalkan rumah untuk ikut menopang ekonomi keluarga. Gaji suami yang
tidak memadai, sementara harga-harga kebutuhan yang makin melambung
tinggi, membuat para ibu turun tangan ikut bekerja.
Kondisi ini membuat anak-anak tumbuh tanpa kontrol dan pendidikan yang
tepat. Tidak ada yang peduli apa yang ditonton anak dan apa yang
dilakukan
anak bersama teman-temannya. Orangtua hanya bisa terkejut saat anak
ketahuan terlibat masalah serius atau menjadi korban. Tawuran, narkoba,
pergaulan bebas, atau kasus kriminal.
Tantangan kedua adalah pengetahuan ibu terhadap pendidikan anak. Berapa
banyak ibu yang hanya tinggal di rumah namun tidak mampu mendidik anak
dengan baik. Ia tidak mengenal potensi yang dapat dikembangkan pada anak
dan bagaimana mengembangkannya.
Lebih parah adalah ibu yang bekerja dan sekaligus tidak mampu mendidik
anak. Ibu-ibu semacam ini tidak memiliki target dalam mendidik anak.
Anak
dibiarkan seperti air mengalir, terserah mau jadi apa nantinya.
Kondisi ibu semacam ini tentu tidak bisa diharapkan dapat melahirkan
generasi unggul. Pemerintah seharusnya memiliki kepedulian yang besar
dalam masalah ini. Bukankah generasi unggul yang dapat melepaskan bangsa
ini dari krisis yang terus membelit? Apakah kita akan bertahan dengan
berbagai kerusakan yang melanda bangsa ini? Pepatah bahkan mengatakan
bahwa pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang berhasil mencetak
pemimpin
yang lebih baik.
Selama ibu masih harus disibukkan dengan mencari nafkah, selama ibu
masih
tidak memahami pendidikan anak, selama itu pula generasi unggul tidak
akan
lahir . Bangsa kita akan terus terpuruk tidak mampu bangkit.
Tugas pemerintah adalah menjamin agar ibu bisa menjalankan peran
keibuannya dengan sempurna. Bukan malah mendorong ibu untuk bekerja
keluar
rumah, bahkan keluar negeri dengan memberikan julukan pahlawan devisa.
Itu
sama artinya negara ini tengah menjual masa depannya.
Tugas negara pula untuk menjamin pendidikan para ibu. Pendidikan dengan
kurikulum yang tepat. Agar para ibu tidak hanya menjadikan materi
sebagai
orientasi hidupnya. Namun sesungguhnya, ibu punya tanggungjawab besar di
pundaknya untuk masa depan bangsa. Maka, tidak salah kalau dikatakan
perempuan adalah tiang negara. Bila tiang itu roboh, maka tunggulah
waktu
keruntuhan negara.[]
- 5a.
-
Renungan Awal Tahun
Posted by: "Mas Badiyo" b4diyo@yahoo.com
Fri Jan 8, 2010 4:28 am (PST)
Assalamu'alaikum,
Yth. Para Moderator Milis Sekolah Kehidupan,
Mohon maaf karena sudah lama saya tidak aktif di milis ini. Salam kenal bagi anggota milis yang baru yang belum kenal. Sekalian saya posting renungan pribadi di bawah in untuk sekadar mengingatkan diri sendiri. Barangkali bisa bermanfaat pula bagi teman-teman.
Hidup adalah misteri. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Sebagai manusia, kita wajib berusaha untuk meraih yang terbaik dalam hidup. Namun yang terjadi kemudian adalah mutlak hak Tuhan, Allah SWT.
Untuk itulah, kita tidak saja wajib berusaha, tetapi kita juga wajib untuk berdo'a, memohon yang terbaik pada-Nya. Dan karena hidup kita tidak hanya di dunia saja, maka kebaikan yang kita mohonkan adalah kebaikan dunia dan akhirat. Itulah do'a yang wajib dan sering kita panjatkan.
Ketika kita sudah berusaha secara maksimal, do'a pun telah kita panjatkan, mengapa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang kita inginkan? Mari kita merenung sejenak.
Pertama, kita sadar bahwa kita adalah makhluk yang tidak luput dari kelemahan dan kekurangan. Untuk itulah mari kita cek kembali, benarkah kita sudah berusaha dengan yang terbaik? Benarkah kita sudah berdoa memohon yang terbaik pada-Nya? Mari kita cek diri kita masing-masing. Jika belum, mari perbaiki upaya-upaya kita diiringi do'a permohonan kita pada Sang Pencipta.
Kedua, cek kembali cita-cita atau keinginan kita. Benarkah apa yang dicita-citakan atau diinginkan itu memang benar-benar baik bagi kita? Sekali lagi, karena kita adalah makhluk yang tak lepas dari kelemahan, kita harus merenungkan secara mendalam. Jangan-jangan yang kita inginkan itu sebenarnya tidak baik bagi kita.
Orang yang belum pandai mengelola keuangan tentu tidak baik jika diberikan kekayaan. Orang yang mudah stres, gampang panik, atau sakit-sakitan tentu kurang baik jika diberikan jabatan. Ada beribu alasan mengapa Tuhan belum atau tidak memberikan apa yang kita inginkan. Karena Tuhan itu Maha Baik, maka yakinlah bahwa alasan-alasan itu baik bagi kita. Artinya, apa yang kita capai, apa yang Tuhan berikan, itulah yang terbaik bagi kita.
Ketiga, sabar dan berserah diri, tawakal kepada Yang Maha Kuasa adalah kunci kesuksesan kita. Jika kita telah melakukan yang terbaik, memohon yang terbaik, namun hasilnya belum sesuai harapan, Sabar dan tawakallah! Karena sabar dan tawakal itu benteng terakhir untuk menghadapi ujian, dan ujian itu akan selalu datang selama hidup, maka tak perlu kita bertanya lagi, sampai kapan kita harus sabar dan tawakal?
Apapun yang telah kita raih, bersyukurlah. Syukur akan menjadi pijakan yang kokoh untuk melanjutkan langkah-langkah kita di masa-masa yang akan datang. Salam Sukses!
Salam,
Badiyo
http://badiyo.blogspot. com
- 5b.
-
Re: Renungan Awal Tahun
Posted by: "mohammad zen" mhzen@yahoo.com mhzen
Fri Jan 8, 2010 5:56 pm (PST)
Mas Badiyo, artikelnya bagus dan mencerahkan.
Lama juga saya tidak kontak panjenengan.
Salam damai dari Kota Apel Malang
Muhammad Zen
--- On Thu, 1/7/10, Mas Badiyo <b4diyo@yahoo.com > wrote:
From: Mas Badiyo <b4diyo@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] Renungan Awal Tahun
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Thursday, January 7, 2010, 12:12 AM
Assalamu'alaikum,
Yth. Para Moderator Milis Sekolah Kehidupan,
Mohon maaf karena sudah lama saya tidak aktif di milis ini. Salam kenal bagi anggota milis yang baru yang belum kenal. Sekalian saya posting renungan pribadi di bawah in untuk sekadar mengingatkan diri sendiri. Barangkali bisa bermanfaat pula bagi teman-teman.
Hidup adalah misteri. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Sebagai manusia, kita wajib berusaha untuk meraih yang terbaik dalam hidup. Namun yang terjadi kemudian adalah mutlak hak Tuhan, Allah SWT.
Untuk itulah, kita tidak saja wajib berusaha, tetapi kita juga wajib untuk berdo'a, memohon yang terbaik pada-Nya. Dan karena hidup kita tidak hanya di dunia saja, maka kebaikan yang kita mohonkan adalah kebaikan dunia dan akhirat. Itulah do'a yang wajib dan sering kita panjatkan.
Ketika kita sudah berusaha secara maksimal, do'a pun telah kita panjatkan, mengapa hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang kita inginkan? Mari kita merenung sejenak.
Pertama, kita sadar bahwa kita adalah makhluk yang tidak luput dari kelemahan dan kekurangan. Untuk itulah mari kita cek kembali, benarkah kita sudah berusaha dengan yang terbaik? Benarkah kita sudah berdoa memohon yang terbaik pada-Nya? Mari kita cek diri kita masing-masing. Jika belum, mari perbaiki upaya-upaya kita diiringi do'a permohonan kita pada Sang Pencipta.
Kedua, cek kembali cita-cita atau keinginan kita. Benarkah apa yang dicita-citakan atau diinginkan itu memang benar-benar baik bagi kita? Sekali lagi, karena kita adalah makhluk yang tak lepas dari kelemahan, kita harus merenungkan secara mendalam. Jangan-jangan yang kita inginkan itu sebenarnya tidak baik bagi kita.
Orang yang belum pandai mengelola keuangan tentu tidak baik jika diberikan kekayaan. Orang yang mudah stres, gampang panik, atau sakit-sakitan tentu kurang baik jika diberikan jabatan. Ada beribu alasan mengapa Tuhan belum atau tidak memberikan apa yang kita inginkan. Karena Tuhan itu Maha Baik, maka yakinlah bahwa alasan-alasan itu baik bagi kita. Artinya, apa yang kita capai, apa yang Tuhan berikan, itulah yang terbaik bagi kita.
Ketiga, sabar dan berserah diri, tawakal kepada Yang Maha Kuasa adalah kunci kesuksesan kita. Jika kita telah melakukan yang terbaik, memohon yang terbaik, namun hasilnya belum sesuai harapan, Sabar dan tawakallah! Karena sabar dan tawakal itu benteng terakhir untuk menghadapi ujian, dan ujian itu akan selalu datang selama hidup, maka tak perlu kita bertanya lagi, sampai kapan kita harus sabar dan tawakal?
Apapun yang telah kita raih, bersyukurlah. Syukur akan menjadi pijakan yang kokoh untuk melanjutkan langkah-langkah kita di masa-masa yang akan datang. Salam Sukses!
Salam,
Badiyo
http://badiyo. blogspot. com
- 6.
-
How To Make A Breakthrough - Malu? Gengsi? Nggak Pake Ah!
Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com ikhwansopa
Fri Jan 8, 2010 4:33 am (PST)
*How To Make A Breakthrough - Malu? Gengsi? Nggak Pake Ah!*
Perasaan saya sebenarnya sudah ditingkat muak terkait dengan MLM. Saya
sudah *sangat membenci* dan *sangat tidak menyukai*. Mengapa? Ya sederhana
saja, sebab entah sudah berapa puluh jenis MLM yang saya geluti dan ternyata
tak satupun pernah berhasil sampai hari ini.
Tapi, kembali menggeluti MLM justru menjadi salah satu *resolusi saya tahun
2010* ini!
Sebelum menjadi coach dan trainer personal development, saya sudah
menggeluti beberapa MLM. *Tanpa hasil* kecuali buang uang dan tenaga.
Setelah menjadi coach dan trainer personal development, saya juga mengikuti
beberapa MLM. Apalagi, training publik saya, sering dihadiri oleh peserta
yang berasal dari dunia MLM. Ada saja peserta yang akhirnya memprospek saya.
Hasilnya sama, *NIHIL. NOL BESAR*.
Jadi, wajar saja jika saya belakangan ini mulai tidak menyukai MLM. Apalagi,
di rumah sudah bertumpuk macam-macam starter kit dari berbagai MLM. Benci
sekali melihatnya. Sampai akhirnya saya obral dan bagi-bagikan kepada teman
dan keluarga. Saya sudah muak!
Lucunya, saya masih tetap merasa tertantang dan merasa penasaran. Gemas
begitu. Tahu kan rasanya, belum bisa mendapatkan sesuatu, tapi samar-samar
merasa masih punya peluang? Jauh di dasar hati, saya bisa merasakan bahwa
ada yang masih belum optimal dari apa yang sudah saya lakukan selama ini.
Maka, ketidakberhasilan itu belum memuaskan diri saya. *Saya belum rela dan
ikhlas untuk kalah!*
Beberapa hari di awal tahun 2010 ini, saya mencari cara untuk bisa mendisain
sebuah *kerangka kerja* berbasis E.D.A.N. (Energy, Dignity, Anticipate,
Nothing To Lose). Berbasis E.D.A.N. itu sederhananya begini: *Jika saya
tidak berhasil saya senang, dan jika saya berhasil saya lebih senang.*
Alias, *Nothing to lose*.
Saya kelayapan mencari inspirasi. Di kepala saya hanya ada begini, *ini
harus dituntaskan*. Tidak boleh menjadi ganjalan. *Kalo iya ya iya, kalo
nggak ya nggak*. Bagaimana caranya?
Inspirasi pun akhirnya saya perolah dari seorang personal development coach
yang sebenarnya hebat tapi lama-kelamaan jadi ngawur di mata saya. Maaf saya
mensharing yang satu ini, tapi ini diperlukan untuk menjelaskan sumber
inspirasi saya.
Anda tahu Steve Pavlina? Sebagai coach dan trainer pengembangan diri dia
memang hebat. Hanya saja karena mengaku tidak beragama, keputusan dan
tindakannya sering berada di luar jangkauan akal sehat bagi kita yang
beragama dan orang timur ini.
Kali terakhir dia melakukan eksperimentasi personal development yang
benar-benar gila:
1. Merombak hubungan resmi dengan pasangannya Erin, yang tadinya merupakan
hubungan resmi suami-istri, menjadi hubungan yang "kawin nggak, nggak kawin
juga nggak".
2. Mencoba-coba berbagai hal yang nyeleneh, di antaranya adalah menerjuni
dunia BDSM!
Sinting, bener-bener sinting menurut saya.
Di luar dari eksperimentasi yang begitu *najong* di mata saya itu, saya
menangkap inspirasinya yang unik dan menurut saya patut saya coba. Tentu
saja, saya harus menyesuaikannya dengan *norma, keyakinan, dan agama* saya
sebagai muslim dan sebagai orang timur.
Inspirasi itu adalah:
1. Pushing your self to the limit.
2. Crossing the ordinary border lines.
Saya kemudian, mencoba merumuskan kerangka kerja E.D.A.N. yang sifatnya
"anti gagal".
Saya memulainya dengan mengelaborasi konsep "gagal". Saya perlu
mendeskripsikan ulang konsep *gagal* dengan kacamata yang berbeda. Berikut
ini adalah deskripsinya.
Gagal dan tidak gagal, sebenarnya ditentukan oleh cara pandang kita terhadap
dua hal berikut ini:
1. Tingkat awareness kita tentang *time boundary*.
2. Tingkat *keinginan* kita terkait dengan target dan cita-cita.
Dengan kata lain, gagal atau tidak gagal itu bisa dilihat dari dua fenomena
ini:
1. Seberapa yakin kita bisa mematok batas *waktu* dengan tegas: *Time
awareness*.
2. Seberapa besarnya *keinginan* kita tentang sesuatu yang ingin kita
capai: *The power of will*.
Jika dibuatkan matriks, gambarannya menjadi kurang lebih begini.
--------------------- --------- --------- -----
Ingin\Waktu...|....Aware. ..|..Tidak Aware..|
--------------------- --------- --------- -----
Ingin..............|. .Feedback. .|..Plan To Fail.|
--------------------- --------- --------- -----
Tidak Ingin.....|.Not Exist..|...Ignoranc e...|
--------------------- --------- --------- -----
Artinya:
1. Jika kita *ingin dan aware tentang waktu*, maka ketidakberhasilan adalah
*umpan balik* agar kita melakukannya lagi dengan cara yang lain. Ini namanya
"pembelajaran". Terus begitu time to time, di dalam time frame, sampai
akhirnya time's up.
2. Jika kita *ingin tapi tidak aware tentang waktu*, kita dianggap
merencanakan kegagalan. *Fail to plan, means plan to fail*. Planning tidak
pernah terpisah dari time schedule.
3. Jika kita *tidak ingin dan aware tentang waktu*, itu artinya bukan
cita-cita kita, dan kita sedang berfokus pada cita-cita yang lain. It is
just not what we want.
4. Jika kita *tidak ingin dan tidak aware tentang waktu*, maka kita sedang *
mengabaikan* berbagai peluang dan sedang menyia-nyiakan sumber daya. Sumber
daya terbaik dan paling langka adalah waktu.
Saya punya beberapa pilihan, dan beginilah saya menyikapinya.
Saya tidak ingin terjebak pada poin empat, menjadi orang yang *ignorance*.
Ignorance terjadi karena *bias* pemahaman tentang rasa takut dan khawatir.
Ignorance adalah tentang tipuan *zona nyaman*. Sebab belajar, tumbuh, makin
bermanfaat bagi sesama, adalah seumur hidup - tapi jelas tak selamanya.
Saya tidak ingin terjebak pada poin tiga. Saya tidak ingin posisi saya
menjadi *tidak clear dan tidak aman* karena gangguan dan godaan rasa
penasaran, curious, dan ketidakpuasan dari berbagai sumber. Saya ingin
sebanyak mungkin hal benar-benar tuntas dan tanpa penyesalan di kemudian
hari. Saya ingin jalan tol ada di depan saya.
Saya tidak ingin terjebak pada poin dua. Saya tidak ingin *merencanakan
kegagalan* karena tidak berani mematok batas waktu, atau tidak berbekal
keinginan "secukupnya". Ini sudah sering terjadi, dan dalam hal-hal yang
saya pilih di masa depan, ini tak boleh terjadi lagi.
Pilihan saya tinggal satu. Saya ingin menjadi *pembelajar*, yang melihat dan
menyikapi segala bentuk kekurangberhasilan sebagai *umpan balik*. Saya ingin
tumbuh dan menjadi lebih kuat. Saya hanya ingin berhenti ketika garis finish
memang telah tercapai. Saya tak ingin berhenti kecuali sampai waktunya.
Pilihan saya adalah poin ke satu.
Tapi bagaimana? Bukankah terkait dengan MLM, kondisi saya saat ini adalah
begini:
1. Saya telah berulang kali mencoba dan belum berhasil?
2. Saya mulai tidak menyukai, membenci, dan muak dengannya?
Saya, bisa melupakannya begitu saja. Sayangnya, saya masih punya TAPI.
*Saya masih TERGANGGU oleh rasa penasaran dan ketidakpuasan karena
kegagalan, dan rasa tidak suka, benci, dan muak justru membuat saya tidak
merasa nyaman. Jika ini saya abaikan, semua itu pasti akan terus menghantui
saya entah sampai kapan.*
Ini harus diselesaikan.
Maka saya menetapkan.
1. Mengeksekusi inspirasi *"pushing my self to the limit"* dan*"crossing the
ordinary border"* dari Steve Pavlina. Dan tiba-tiba saya teringat, bahwa
eksekusi ini persis seperti yang *pernah saya lakukan sebelumnya*, yaitu
ketika saya mengkreasi E.D.A.N. tiga setengah tahun yang lalu.
2. Kegagalan berulang adalah ciri dari dilakukannya berbagai *langkah yang
sama* berkali-kali. Maka kali ini, saya harus melakukan berbagai hal dengan
cara yang berbeda, khususnya dalam menetapkan *pola berpikir* dan *mindset*.
Maka saya menetapkan, bahwa TAPI saya adalah petunjuk pertama bagi saya
untuk merubah cara berpikir.
3. TAPI saya di atas, saya ubah menjadi JUSTRU ITU. Rasa penasaran dan
ketidakpuasan saya itu, saya elaborasikan dengan "tidak suka", "benci", dan
"muak". JUSTRU karena saya masih penasaran dan tidak puas, saya harus
mengubah "tidak suka", "benci", dan "muak" saya, menjadi sesutau yang baru
dan berbeda. Saya menetapkan sebentuk "sweet revenge". Saya harus membalas
dendam dengan cara yang manis.
4. Saya terapkan keyakinan saya tentang ENERGI di dalam E.D.A.N. di mana
"tidak suka", "benci", dan "muak" adalah bentuk-bentuk ENERGI yang sifatnya
*NETRAL*. Bagaimana kebencian, ketidaksukaan, dan kemuakan itu akan
berpengaruh pada hidup saya, tergantung bagaimana saya mengolah energinya.
5. Saya kemas energi itu menjadi *lebih positif* dengan mendorongnya *melewati
batas normal*. Jika tidak suka, benci, dan muak itu melewati AMBANG
BATAS-nya, dia akan berbalik menjadi MUPENG. Saya mendorong diri saya sampai
ke batas kemampuan saya. Total dan all out. Saya transformasi energi itu
dari energi yang menjauhi, menjadi energi yang mengakomodasi. Dari energi
yang menguap tanpa makna dan menggerogoti diri, menjadi bahan bakar yang
mendorong.
6. "Sweet revenge" yang saya putuskan, masih berpeluang untuk gagal. Maka
saya harus menciptakan sistem *"anti gagal"*. Caranya, adalah dengan
menetapkan dua hal, yaitu menggeser fokus pikiran ke fenomena "feedback" dan
menetapkan batas waktu antara 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2010.
Mungkin Anda pernah mendengar ini,*"Kami tidak kalah pemilu, kami hanya
kurang suara."*
7. Inilah hasilnya.
a. Salah satu resolusi 2010 saya adalah "kembali ke dunia MLM". Ini adalah
tambahan untuk segala aktivitas saya yang lain. Saya katakan kepada sponsor
saya, *"Jika kali ini saya tidak berhasil juga, saya akan lupakan dunia
MLM."*. Tentu saja, tidak termasuk berbicara, mengisi seminar, dan menjadi
trainer atau coach bagi mereka yang berkecimpung di dunia yang satu ini. Ini
mah kerjaan asli saya. Dan ingat bahwa "sambilan" *tidak identik* dengan
tinggi atau rendahnya ethos. Kata itu hanya berarti "berbagi waktu". Saya
harap saya bisa smart tentang yang satu ini.
b. Terkait resolusi itu, saya tidak mematok "menjadi kaya" melainkan "ada
hasil", hasil minimal saya adalah "feedback" dan "pembelajaran".
c. Resolusi itu "anti gagal", sebab saya punya *batas waktu* yaitu 31
Desember 2010. Jika batas waktu itu sudah sampai, apapun yang terjadi
semata-mata hanyalah "habis waktu". Saya akan tetap punya segudang panenan
berharga.
d. Saya punya energi besar dalam bentuk *"mupeng abis"*. Sebab saya mengubah
energi tidak suka, benci, dan muak menjadi bahan bakar yang mendorong dengan
sangat keras.
Saya telah menciptakan kerangka kerja *Nothing To Lose* alias E.D.A.N.
*"There was never any fear for me, no fear of failure. If I miss a shot, so
what?"*
*Michael Jordan*
*NB: Jika Anda punya resolusi di 2010 ini (nggak harus mengandung MLM
seperti saya lho!), ada baiknya Anda bergabung di Resolution's
Things<http://bit.ly/4y22MG >
.*
2010 adalah tahun *VIVERE PERICOLOSO*.
Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi- leadership. co.cc
http://www.facebook.com/pages/ Motivasi- Komunikasi- Leadership/ 196571006305
http://www.twitter.com/ikhwansopa
- 7.
-
(Mimbar) ANTARA RESOLUSI, INTROPEKSI DAN EKSTROPEKSI
Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com
Fri Jan 8, 2010 4:35 am (PST)
*Antara Resolusi, Intropeksi dan Ekstropeksi*
*Fiyan Arjun*
* *
*Resolusi*
Satu kata tapi banyak mengundang tanda tanya. Terlebih ketika mendekati dan
menjumpai penghujung tahun�yang beberapa hari sudah kita lalui. Mungkin
masih hitungan jari kita lalui. *Mungkin...*
* *
Perlukah kita membuatnya? Ini mungkin ada di benak kita masing-masing saat
ini. Resolusi ya! R-e-s-o-l-u-s-i yang kini telah menjadi bagian Anda
tentunya saat ini�dengan sudah datangnya pergantian tahun. Kita
masing-masing sudah disibukan oleh yang namanya membuat resolusi. Entah, itu
dibuat dan dirancang sedemikian rupa di *Black Barry *atau bisa di *note
book�*dan itu bagi mereka yang berada dikalangan *jetset*. Baik itu
eksekutif muda maupun konglomerat. Lalu bisa juga dibuat dan dirancang di
buku Diary atau bisa buku agenda kita bagi kita�yang masih berstatus
pelajar, mahasiswa maupun berprofesi sebagai penulis. Halnya, saya!
Ya, halnya saya. Namun tahun ini saya tak demikian. Membuat atau
merancangkan segala sesuatu apa�yang belum saya capai dan belum terlaksana
tahun lalu. Bukan! Bukan! Bukan, saya tak mempunyai dan tak memiliki arah
atau tujuan hidup. Tak memiliki cita-cita apalagi impian. Atau, ibarat
tamsil hidup segan mati tak mau...Tidak! Itu tidak ada sama sekali dalam
diri saya. Sekali lagi saya katakan tidak! Lagi pula siapa yang tak ingin
merubah nasib dan juga menggapai cita-cita. Semua orang pun ingin! Halnya
juga saya! Tapi saya tidak mau tergopoh-gopoh membuat atau merancang
resolusi. Apalagi terlalu ngoyo! Karena pengalaman telah mengajarkan saya
dan juga guru kehidupan saya pula.
Hingga akhirnya pikiran saya jatuh pada pertanyaan kawan saya kepada saya
yang menanyakan tentang sudah membuat resolusi atau belum.
�Sudah buat resolusi tahun 2010 belum, Yan. Biasanya rajin buat resolusi.�
Begitu kata kawan saya suatu hari dalam percakapan saya dengan kawan saya
itu via online situs raksasa di dunia. Situs jejaringan sosial yang sering
kita Facebook. Atau, FB�yang sering saya singkat begitu juga para facebooker
lainnya katakan.
�Belum!�
Jawab saya singkat saat itu. Memang saat itu saya memang belum benar-benar
bahkan sama sekali belum ada rencana membuat resolusi tahun ini. Tahun 2010.
Namun walau pun begitu saya juga melakukan hal itu. Dalam hal ini resolusi
internal dalam diri saya khususnya. Lagi-lagi perlu �service� ulang lagi
agar bisa lebih baik. Halnya motor jika tidak pernah diganti dengan *spare
parts* (busi)* *yang baru mana mungkin bisa berjalan dengan dinamis
mengikuti ritme kehidupan. *Hmm...*kalau dari segi eksternal-nya mungkin
saya harus memperbaiki hubungan saya dengan pihak-pihak luar bukan hal yang
menyangkut ke arah yang ambisius. Hal inilah yang jangan sampai tergoda
dalam diri saya. Karena lagi-lagi pengalaman telah mengajarkan saya.
Untuk lebih lanjut merasakan hal itu mari simak perkataan Anis Matta Lc.
*Tugas kita menyalakan lilin, bukan mencela kegelapan....*
Resolusi itulah kuncinya! Atau, istilah kata mengulang �target��yang belum
tercapai dan terlaksana lalu mengulanginya kembali pada berikutnya.
Sederhananya saja adalah target atau rencana yang akan hendak dicapai.
Seperti saat ini�dengan pertimbangan serta berhati-hati mau tidak mau
resolusi adalah salah satu solusi jalan keluar untuk menangkar kehidupan
yang akan kita lalui dan akan kita jalani saat ini. Halnya saya. Apakah Anda
begitu?
*Intropeksi*
Hal ini tak asing lagi di telinga kita. Kata intropeksi sudah menjadi urat
nadi dalam diri kita. Kemana pun dan dimana kita pasti akan selalu
berdampingan dengan hal itu. Intropeksi. Ya, intropeksi merupakan kegiatan
untuk mengevaluasi diri dengan cara bercermin dengan atas apa yang telah
kita jalani.
Dan output maksimal dari intropeksi adalah yakni mendapatkan pemetaan
tentang kualitas, kapasitas dan kapabilitas diri sebagai manusia biasa yang
memang tak luput dari kelemahan serta kekhilafan. Hanya saja intropeksi
dilakukan dengan cara mengevaluasi ke dalam internal pribadi atas apa yang
telah dilalui dan dijalani.
Untuk itu dengarkanlah kata-kata Imam Syafe�i di bawah ini.
*Biarkan hari-hari berbuat semaunya*
*Dan buatlah hati ini rela ketika takdir tiba*
*Jangan gelisah dengan kelamnya malam*
*Karena peristiwa di dunia ini tiada yang abadi*
* *
Dapat disimpulkan bahwa intropeksi obat mujarab untuk kita ketika kita akan
melakukan hal sesuatu sebelum bertindak. Pantaskah kita melakukan hal yang
tidak sesuai diri kita. Apalagi ketika kita menyadari usia kita terus
bertambah. Prestasi apa yang membuat kita menyejarah? Setiap langkah
sudahkah ilmu yang kita memiliki terus berbuah? Lalu sudahkah amal kita
membawa berkah? Waktu terus berputar sudahkah kita mengisinya dengan hal
yang bermutu, amal yang paling baru dan menuju kesuksesan yang selalu baru?
Ah, saya rasa hal itu tak pernah kita sadari ketika sedang berada dan
melakukan yang membuat kita dilema oleh kesenangan keduniawian. Mungkin
sudah saat waktunya kita untuk berintropeksi apalagi tahun sudah berganti
dan belum lama berlalu. Kalau begitu maukah Anda saling berintropeksi dengan
saya bersama-sama?
*Ekstropeksi*
Mungkin kata ini belum familiar di telinga kita. Namun ketika saya
memberitahukan hal ini tentu Anda akan terkejut bahwa hal ini sangatlah
penting halnya intropeksi. Dikarenakan ekstropeksi sangat berkaitan dengan
intropeksi. Dua kata ini saling berkesinambungan. Ibarat sayur asem tanpa
ada sambal dan ikan goreng lalu di makan waktu siang hari kurang nikmat
rasanya. Begitu juga entropeksi dan intropeksi kedua saling berkaitan.
Ekstropeksi adalah mengevaluasi sisi eksternal kita atas apa yang terkjadi
untuk di ambil ibrahnya. Atau, istilah kata dibuat dijadikan pengalaman.
Bukankah pengalaman adalah guru sejati kita dalam kehidupan nyata? *Hmm...saya
tentu demikian.*
Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di dunia ini tidak ada hal yang
tidak kebetulan di dunia. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa tidak
ada yang sia-sia dalam setiap peristiwa yang terjadi di sekeliling hidup
kita. Dengan melakukan intropeksi dan ektropeksi diharapkan kita menjadi
manusia yang beruntung. Apalagi ketika kita sudah membuat target sesuai
dengan apa yang kita buat dan kita rancang sedemikian rupa agar kita bisa
memilah dan mefilter apa saja yang kita lalui dan yang belum�dengan
kegagalan dan kekecewaan yang kita alami. Hingga tanpa sadar resolusi,
intropeksi dan ekstropkesi membuat kita terus berpikir.
Pun Sang Legenda Raja Dangdut Haji Rhoma Irama pernah mengatakan dalam
tliriknya berjudul Kehilangan Tongkat.
*Orang yang baik bukannya yang tidak pernah melakukan kesalahan tetapi yang
menyadari kesalahannya dan memperbaikinya�� *Bukan begitu?[]
Ulujami�Jakarta, 01 Januari 2009
--
- 8.
-
(Bahasa) DUA TANDA MATA
Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com
Fri Jan 8, 2010 4:36 am (PST)
*Dua Tanda Mata*
*Fiyan Arjun*
Lelaki itu menaruh sesal. Bahkan teramat sesal. Ia tak habis pikir bahwa apa
yang sudah ia lakukan kini sudah ada dihadapannya. Menjadi kenyataan. Dan
yang bisa dilakukan lelaki itu hanya bisa menatap nanar dengan kacamata
minusnya yang hampir naik beberapa derajat ketika ia mengetahui apa yang
sudah terjadi di hadapannya. Ia sangat terkejut!
***
�Hai kawan! Aku ada sebuah amanat dari seseorang yang tak aku kenal untuk
menyampaikan sesuatu kepada kau. Entah, aku tak tahu apa yang ada di dalam
kotak ini. Aku harap kau mau menerimanya. Sebab kalau tidak aku takkan sudi
membantu kau lagi.�
Akhirnya lelaki itu mau menerimanya tanpa pertimbangan lebih dahulu. Walau
pun di dalam hatinya banyak beribu tanda tanya. Pun akhirnya ia menerima
juga benda itu yang sudah disampaikan dari seseorang�yang sudah ia anggap
sebagai kawan hidupnya. Lelaki itu tahu jika ia menolak menerima amanat
itu�dari siapa benda itu dikirim untuknya ia juga tak tahu. Itu sama saja ia
mengail di air keruh. Akan merusak segalanya.
�Kalau aku boleh tanya dari siapa kau dapatkan ini,� ujar lelaki itu datar.
�Entahlah, aku tak tahu, Kawan. Karena saat aku sedang berjalan menuju rumah
kau tiba-tiba aku di panggil oleh seseorang lelaki tua dengan mantel
usangnya yang terbelit di leher keriputnya. Apakah kau mengetahui keberadaan
lelaki tua itu, Kawan,� jawab kawan hidupnya.
�Hmm...aku juga tak tahu Kawan mungkin lelaki itu penduduk baru di kampung
ini. Itu kalau aku tak salah duga!�
�Oya, bagaimana dengan surat yang kau tulis untuk aku untuk perempuan yang
selalu memperhatikanku ketika sedang berjalan bersama kau itu. Sudahkah kau
berikan kepadanya? Tolonglah kau sampaikan isi hatiku ini kepada perempuan
itu. Aku yakin perempuan itu pasti akan menerimanya. Aku yakin itu, Kawan!
Karena dalam mimpiku semalam ia akan memberikan sesuatu untukku�yang paling
berharga lebih dari hidupnya,� lanjut lelaki itu menanyakan surat yang
pernah ditulis oleh kawannya itu untuk perempuan istimewa untuknya.
Kawannya itu. Ya, kawan hidupnya itu hanya diam seribu bahasa ketika lelaki
itu menanyakan isi hatinya yang sudah ia simpan rapi dalam surat itu. Isi
hati untuk seorang yang sudah membuat dirinya bangkit untuk menampaki
hidupnya. Lelaki itu tampak meremas-remas tangannya. Menaruh harap sangat
kepada kawannya itu. Agar kabar bahagia ia terima saat itu.
Lama. Lelaki itu menunggu ucapan dari mulut kawannya itu namun sepatah kata
pun tak keluar juga hingga membuat ia makin menaruh penasaran. Apakah isi
hatinya itu tercecer di jalan. Atau, isi hatinya itu masih tertutup rapat di
dalam surat yang ia sudah tuangkan segenap hatinya. Entahlah. Lelaki itu
masih setia menunggu ucapan yang keluar dari kawannya itu. Ia tak peduli
harus menunggu lama untuk mendapatkan jawaban dari perempuan yang sudah ia
kirimkan isi hatinya yang ia simpan dalam suratnya itu.
�Ma�af Kawan jika kau kecewa kepadaku. Surat yang di dalamnya terisi hati
kau tak aku sampaikan karena perempuan itu sudah tak ada di tempat itu lagi.
Menurut orang-orang sekampung perempuan yang sering kita lewati berdua itu
kini telah berpindah. Perempuan itu tak akan kembali lagi. Selama-lamanya ia
akan meninggalkan tempat ini. Ma�af hanya ini yang dapat aku sampaikan.
Tetapi keesokannya saat aku ingin melangkah memberikan kembali surat ini
kepada kau tiba-tiba aku ditemui lelaki tua itu. Dan aku diberikan itu lalu
aku diperintahkan untuk menyampaikan kepada kau.�
Panjang lebar kawannya itu memberitahukan dirinya. Tetapi lelaki itu hanya
mendapatkan kekecewaan saja. Karena isi hatinya yang sudah ia simpan di
dalam suratnya itu dikembalikan kepadanya tanpa ada senyuman dari perempuan
itu. Senyuman yang hampir ia terima ketika bersama kawannya melewati dari
balik pagar halaman perempuan itu. Itu pun ia ketahui dari kawan hidupnya
pula. Bukan itu saja yang membuat lelaki itu makin jatuh hati kepada
perempuan yang baru ia kenal. Oh, bukan! Perempuan yang baru pertama kali ia
dengar dari mulut kawannya itu. Menurut perkataan kawan hidupnya itu�dengan
menerangkan dengan detail tatapan bola matanya indah. Bak bintang gemerlap
menemani sang bulan di malam kelam. Ya, matanya itu yang membuat ia mabuk
kepayang bahkan hatinya pun ikut tercuri. Saat ia dengar dari panjang lebar
kawan hidupnya memberitahukan secara fisik .
Lelaki itu ingat sekali ketika ia bersama kawannya itu melewati dari balik
pagar rumah perempuan itu. Kawannya itu pernah berkata kepadanya.�* Andai
jika mata itu selalu menemani hidup kau, Kawan. Aku rasa kau akan melihat
dunia ini dengan gegap gempita. Kau akan sujud tersungkur mengagungkan
semesta alam yang indah ini.* batin kawannya itu tak terbaca oleh lelaki
itu.
�Oya, aku pamit dulu Kawan hari sudah makin senja. Aku belum mengontrol
segala makanan untuk hewan ternakku.� Akhirnya kawannya itu memberi kotak
yang sudah terbungkus rapi kepada lelaki itu. Walau ia tahu senja sudah
hampir lelap dari balik cakrawala. Dan ia tak mampu untuk menahan kawannya
itu berlama-lama lagi. Ia tahu kawannya itu setiap senja tenggelam sudah
menjadi rutinitasnya menyiapkan makanan untuk hewan ternaknya yang sudah
lama kawannya itu berpindah alih menjadi seorang peternak.
***
Lain kawannya lain pula lelaki itu. Lelaki itu hanya sebagai pemilik dan
penjual kembang yang tiap hari ia jajakan di areal taman. Dengan segala
kegelapan yang menyelubungi hidupnya ia menjajakan kembang di areal taman.
Ia tahu kalau perbuatannya yang dilakukannnya itu tak pantas. Tak pantas
untuk lelaki sejati yang tidak bisa melihat indahnya panorama dan tak mampu
mengutarakan isi hatinya kepada orang yang sangat ia cintai dari
ucapan-ucapan kawan hidupnya itu. Tetapi ia bukanlah tipe lelaki
sentimentil. Atau, hanya bisa mengobral janji dengan sekuntum mawar bila
melakukan kesalahan. Apalagi merindukan hati. Ia bukan semacam lelaki itu.
Kalau ia semacam lelaki itu untuk apa ia memasuki isi hatinya ke dalam surat
yang ia peruntukan untuk perempuan itu. Ia sadar tak selamanya profesi yang
ia jalankan bisa mengalir sendirinya. Untuk itu ia bukanlah lelaki
sentimentil. Atau, romantis. Apalagi melankolis.Melainkan lelaki buta
penjual kembang.
Tanpa sadar langkah lelaki itu sudah ada di berada rumahnya. Dalam hatinya
yang ada hanya ia ingin tahu apa yang ada di dalam kotak yang diberikan oleh
kawannya itu. Walau ia merasa berat untuk membawa ke rumahnya. Bahwa apa
yang ia bawa itu bukanlah selamanya miliknya. Mungkin kawan itu hanya
menghibur dirinya saja dan hanya mengada-ada bahwa ia bertemu dengan lelaki
tua saat ia mau beranjak ke rumahnya. Tetapi mustahil bila kawannya seperti
itu. Ia tahu kawannya itu tak akan membohogi atau menyembunyikan sesuatu
darinya walau pun itu hanya menghibur dirinya semata. Tapi lelaki itu tetap
menjaga kotak pemberian dari kawannya itu. Ia masih menunggu kehadiran
kawannya itu.
Keesokannya kawannya yang ia tunggu tiba juga di rumahnya yang sangat
sederhana. Dan betapa terkejutnya ketika ia mengetahui bahwa kotak yang
diberikan kawannya itu sepasang dua mata. Dua sepasang mata untuk dirinya
agar mendapat melihat panorama yang ia khayalkan dalam benaknya.
�Hei, Kawan di sini ada secarik kertas bertuliskan ; *Aku bersedia
memberikan mata ini kepada kau. Anggap saja sebagai hadiah untuk kau agar
aku bisa abadi hati* *kau*.� Begitulah tulisan yang mengisyaratkan bahwa
perempuan itu telah ikhlas memberi kepada lelaki itu. Lelaki yang selalu
mendengar tentang cerita-cerita manis perempuan itu dari mulut kawannya itu.
Dan ia yang mengetahui pertama kai langsung tak sadarkan diri. Hingga ketika
ia siuman ia sudah berada di rumah sakit dengan sepasang mata yang sudah
lengkap terpasang di kedua kelopak matanya itu.
***
Setahun sudah lelaki itu memiliki mata yang sempurna. Mata dari pemberian
dari perempuan yang ia cintai dari ucapan-ucapan kawannya itu. Namun sayang
selama setahun yang tak dapat kabar apalagi dapat menemui perempuan itu. Ia
sangat ingin sekali mengutarakan ucapan terima kasih atas penghargaan yang
tiada taranya itu. Sungguh ia sangat menyesal dan bertaruh harap agar ia
bisa menemui perempuan itu. Saya seribu sayang ia tak dapat menemui
perempuan itu. Nihil.
Entah sudah berapa banyak yang lelaki itu lakukan untuk minta pertolongan
untuk mencari perempuan itu. Baik dari kawannya maupun orang terdekat tapi
hasilnya tetap kosong. Tak ada hasil. Tak dapat ditemukan keberadaan
perempuan itu.
Aneh memang.
Tetapi ketika lelaki itu sudah lelah mencari perempuan itu tak sengaja
sebuah pertemuan yang tak pernah ia harapkan terjadi. Lelaki itu bersua
dengan perempuan itu. Sayang ia tak tahu bahwa peremopuan itu adalah
perempuan yang memberi kedua matanya untuk dirinya. Hingga akhirnya ia
menegur perempuan itu dengan ketakjuban yang sangat menakjubkan hingga
membuat jakun lelaki itu naik beberapa derajat. Dan akhirnya ia berani
menanyakan sesuatu kepada perempuan itu.
�Kalau boleh bertanya siapakah gadis cantik yang ada dihadapku ini?�
�Aku perempuan yang matanya kuberikan untuk lelaki�yang selalu membuat
hatiku hanyut oleh kesahajaannya,� jawab perempuan itu lirih.
�Maksud kau apa?� lelaki itu bertanya lagi. Tak mengerti. Dan ketika ia
baru menyadari dengan kenangan setahun lalu ia pun lantas teringat dengan
perempuan itu. Lagi-lagi sayang seribu sayang perempuan itu sudah pergi dari
hadapannya. Tetapi Tuhan masih sayang kepadanya hingga rasa penyesalan itu
bisa terobati ketika ada seorang anak kecil memberi ia sapu tangan dengan
sebuah tulisan yang sangat lirih ketika lelaki itu membacanya.
�Jaga mataku baik-baik!�
Ulujami�Jakarta, 07 Januari 09
--
- 9a.
-
(Kelana) MASIHKAU KAU MENGINGATKU?
Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com
Fri Jan 8, 2010 4:39 am (PST)
*Masihkah Kau Mengingatku�?*
*Fiyan Arjun*
*Kalau saja waktu tak terus berputar*
*Ingin rasanya aku mengembalikannya seperti semula*
*Kalau saja kenangan itu tak melekat di benak*
*Tak mungkin aku merasakan kehilangan*
*Kalau saja kehadiran diriku tiada*
*Ingin rasanya kebersamaan itu datang kembali*
*Kalau saja....*
* *
*Dunia Baruku....*
Sebuah buku berwarna kecoklat-coklatan berukuran 13x19 cm tergeletak tak
berdaya di antara tumpukan koleksi buku-buku yang sedang aku bereskan di
ruang tidurku. Buku itu telah mencuri perhatianku!
Dengan rasa penasaran kucoba mengambil buku itu�dan rasa-rasanya aku
mengenalnya dan bahkan pernah membacanya. Tetapi entah kenapa hatiku saat
itu seakan-akan ada yang menarik begitu kuat untuk mengambil buku itu.
Dan...ternyata benar! Buku itu pernah aku baca dan pernah menjadi bagian
dalam hidupku selama aku mengenal sekolah tanpa batas ini.
Ya, buku itu bertuliskan �Sekolah Kehidupan� dengan nama penulis yang sudah
aku anggap sebagai orang yang sangat aku hormati dan aku banggakan akan atas
kebaikan dan kepeduliannya terhadapku�dengan keterbatasan saat itu serta
dengan para keluarga besar millis sekolah-kehidupan ini. Sinang Bulawan,
begitu nama lengkap penulis buku itu. Akhirnya kuinga-ingat lagi kenanganku
bersama orang-orang yang pernah menjadi bagian hidupku di millis ini (
www.sekolah-kehidupan@ ).yahoogroups. com
Ah, rasanya baru kemarin aku bersama-sama mereka. Bersama-sama bercerita.
Bersama-sama merasakan suka�cita. Dan bersama-sama berbagi rasa. Tetapi itu
dulu...Dulu! Ya, dulu sebelum aku tidak disibukan dengan kegiatan baruku
ini. Aku sudah menjadi mahasiswa kembali�sudah berjalan baru 4 bulan aku
merasakan menjadi mahasiswa. Tetapi itu tak membuat aku merasa nyaman
menyandang status baruku ini. Dikarenakan dengan status dan kegiatan baruku
ini aku sudah banyak melupakan duniaku sebenarnya. Aku sedih! Aku merasa
sepi. Aku merasa hampa. Oh, Tuhan sebenarnya apa yang terjadi padaku? Aku
tak ingin hal ini tak berlarut-larut menyelubungi aku. God, help me pliss!
Begitulah aku rasakan saat ini. Ya, walau aku akui aku telah mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baru serta pula kawan baru. Lagi-lagi bukan itu
yang aku inginkan. Tapi saat aku sadari ternyata diriku sebenarnya sudah
hilang. Entah pergi kemana. Seakan-akan duniaku telah hilang begitu saja.
Pergi bersama status baru ini�yang tak begitu aku banggakan. Status ini
sangat berat aku panggul. Apalagi dalam dunia baruku ini aku banyak sekali
perbedaan serta rintangan yang sangat membuatku tak lagi memikirkan dunia
sebenarnya.
Perbedaannya sangat signifikan. Baik dari usia maupun angkatan tahun ajaran.
Aku benar-benar seperti keledai yang diberi buku bertumpuk-tumpuk tapi tak
tahu untuk digunakan. Bukan itu saja dosen yang mengajarkan aku menganggapku
seperti tak ada. Hanya mereka yang ber-IQ tinggi lebih didepankan dan lebih
diagung-agungkan. Bagi mereka yang ber-IQ jongkok...Ma�af akan dianggap
angin lalu. Dan itulah manusia yang bernama dosen. Tapi aku tak pantang
menyerah. Aku tetap survive menghadapinya walau aku pun sulit untuk
mengikuti orang-orang dalam dunia baruku ini. Mereka benar-benar beda dalam
duniaku sesungguhnya. Karena mereka bukan dalam bagian duniaku sebenarnya.
Tetapi bagaimana pun aku tetap berusaha untuk menyelami dunia baruku ini
walau aku ikhlas kehilangan diriku sebenarnya. Aku seorang penulis�yang
selalu begitu tertarik menyelami kehidupan. Bukan aku seorang mahasiswa! Itu
sangat aku jauhi. Dan aku benar-benar merasakannya.
Benar juga ternyata selama berjalan 4 bulan lamanya aku benar-benar merasa
kehilangan. Terlebih sudah berapa lama aku tak menggerakan tanganku. Aku
sudah lama tak membuat rangkaian tulisan yang bermakna dan penuh inspiratif
untuk berbagi kepada orang-orang yang terdekat padaku. Ya, Tuhan ternyata
aku sudah melupakan mereka. Karena status dan kegiatan baruku ini hingga aku
dilenakan. Tak menyadari bahwa aku telah kehilangan dan melupakan mereka.
Tetapi apakah mereka masih mengingatku? Ingat aku dengan duniaku seperti
dulu. Bukan sekarang! Dunia yang sedang aku tempuh ini. Karena dunia yang
sedang aku tempuh ini membuat aku merasa seperti orang asing.
* *
* *
* *
*Kemana ajaa....*
�Fiyan kemana ajaa....�
�Fiyan sombong ya sekarang nggak pernah nulis lagi.�
�Cieee udah ya jadi mahasiswa nih yee...�
Ya, Tuhan mereka menegurku seperti itu. Sebenarnya bukan itu aku inginkan
tetapi keadaanlah yang menentukan�dan sedang aku jalani sekarang, Membuat
aku lupa dan melupakan orang-orang terbaik pada kehidupanku yang dulu. Jujur
bukan itu yang aku inginkan. Aku juga tak ingin status baruku merenggut
duniaku yang dulu terlebih merenggut orang-orang yang baik padaku selama ini
yang membuat aku lupa pada diriku sesungguhnya. Aku dengan duniaku dulu.
Tetapi aku bingung memutuskannya.
Akhirnya hingga kebingunganku membuat aku jatuh sakit beberapa minggu. Dan
kurus kering telah menghantuiku sekarang. Pernah aku memutuskan untuk
berhenti dalam dunia baru karena keterasingan yang amat aku rasakan. Bukan
itu saja melihat keadaanku juga tidak memungkinkan. Karena aku harus mencari
pekerjaan lagi untuk bisa melangkah untuk mencapai dalam dunia baruku ini.
Aku harus mencapai finis dalam duniaku ini tetapi....Ah, entahlah lihat saja
apakah nanti yang aku hadapi. Hanya satu aku tak mau keterasingan dan
kehilangan duniaku yang sesungguhnya terus menghantuiku. Aku sudah tak mampu
dan tak kuasa lagi. Tuhan tolong aku, pliss!
* *
*Suka dan duka mewarnai hidupku sekarang....*
Tahun telah berganti. Kehidupan terus berjalan. Warna-warni kehidupan terus
merwarnai setiap langkah-langkah. Begitulah hukum alam dan kodrat sebuah
kehidupan dalam perjalanan manusia. Halnya ketika awal tahun segala ujian
dan musibah terus menyambanginku. Baik untuk diriku maupun orang-orang yang
terdekat kepadaku�berapa banyak ujian yang aku rasakan awal tahun ini. Dan
itu dimulai ketika aku membaca sebuah e-mail yang memenuhi inbox pribadi.
Memang aku sudah lama tak membukanya apalagi untuk membalas e-mail tersebut
serta memposting dengan tulisan-tulisanku. Hmm...aku merasakan rindu dengan
tulisanku lagi. Aku yakin itu...
Aku sontak terkejut saat aku mengetahui bahwa saudaraku Dhani
Ardiansyah�orang yang sangat aku kenal dan familiar dalam hidupku. Ia-lah
salah satu orang juga terbaik dalam dunia sebenarnya. Namun ketika aku baca
satu-persatu e-mail di inbox pribadi kabar yang tak sangka menghampiri inbox
juga.
Anak kedua dari pasangan muda ini Dhani Ardiansyah dan Endah telah
mendapatkan ujian di awal tahun. Ya, Allah Ya Rabb berikan kemudahan untuk
mereka. Mereka jugalah salah satu orang yang mensupport duniaku yang
sebenarnya. Tetapi ujian itu menghampirinya hingga membuat aku sangat
sedih. Duka. Meratapi apa yang sedang mereka alami. Tapi lagi-lagi ah aku
bukan konglomerat apalagi pejabat yang bisa membantu dengan materi agar bisa
menolongnya. Tapi aku yang hanya bisa menghadiahkan kesembuhan untuk mereka
dengan doa tulusku. Hanya itu. Tak lebih. Doaku untuk pasangan muda ini.
Sabar dan tabah untuk orang-orang terbaik dalam duniaku sebenarnya.
Itu baru satu yang membuat aku meratap. Dan ketika aku baca lagi e-mail yang
masuk masya Allah orang-orang yang terbaikku mendapatkan ujian lagi. Yakni,
datang dari Ibu yang shaleha Bu Has�yang suaminya memerlukan darah (donor)
untuk kesembuhan orang yang terkasih. Lagi-lagi aku hanya bisa berdoa. Tak
kuasa berbuat banyak. Hanya doa dan doa untuk orang yang pernah ada dalam
duniaku sesungguhnya.
Semua itu datang dari orang-orang terdekatku dan...kini giliranku. Beberapa
kali terkena todong ketika aku pulang dari aku menutut ilmu (pulang kuliah)
pada malam hari saat aku menumpangi bus. Mungkin inilah nasib mahasiswa
malam yang hanya PP menumpangi bus. Ternyata aku sudah beberapa kali
dihampiri ujian tersebut. Namun ternyata ujian itu terus mendekatiku dan
hempas sudah handphoneku saat malam itu juga. Mungkin Tuhan memberikan aku
ujian agar aku tetap bersabar dan tabah untuk ujian yang sedang aku jalani.
Namun aku masih tetap bersyukur. Lagi-lagi note book�yang sudah menjadi
bagian hidupku masih dapat diselamatkan. Aku masih dibebaskan ujian itu.
Walau aku sempat waspada jika aku pulang kuliah malam hari menaiki bus.
Membuat aku terus membaca asma-Nya. Memohon terhindar dari musibah dan
ujian.
Ujian satu sudah aku lalui kini aku dihadapkan dengan hasil UTS-ku yang
tidak memuaskan. Ada sebagian mata kuliahku yang kosong. Tak ada nilai. Aku
hanya melongo. Terpaku. Apa yang salah apa diriku? Ya, aku akui dan aku
katakan bahwa duniaku sekarang sangat berbeda. Terlebih mata kuliah yang
membuat merasa geleng-geleng kepala. Ibarat kata aku shocked! Kaget!
Ternyata mata kuliah yang aku hadapi beda beberapa derajat dari perkiraanku
hingga harus belajar dari nol. Dan kadang sering aku mendapatkan
keterbatasan dalam mata kuliah yang beda dari apa yang aku hadapi. Pada ilmu
yang aku dapatkan masih baru ini. Entah apakah aku salah dengan dunia
sekarang atau aku ditakdirkan untuk terus menjalani duniaku yag selama ini
membesarkan namaku. Di dunia penulisan.
Hingga aku ingat ketika ada seorang kawan memberi komen di jejaringan sosial
terbesar di dunia maya ini, Facebook. Seorang kawan memberi komen yang
membuat aku pertama sangat kecewa dengan komennya yang mengatakan.
�Sudahlah jadi penulis aja ngapain kuliah segala!�
Mungkin apa yang dikatakan seorang kawan katakan itu ada benarnya juga dalam
sudut pandangnya�dengan melihat bahwa aku berada saat itu di duniaku
sebenarnya. Tetapi bukankah lebih baik mendoakan agar aku bisa survive di
dalam dunia baruku sekarang. Tapi tak apalah aku menghargainya itu. Tapi
alangkah baiknya jika ia memberi komentar.
�Jadilah seperti Arai yang selalu memeluk mimpi-mimpi...� Mungkin itu enak
didengar. Ah, biarlah namanya juga pendapat tak selamanya sama. Hingga aku
menyadari bahwa aku harus menhargai setiap perbedaan. Bukan begitu?
*Akhirnya....*
Satu-persatu sudah aku membuka mataku untuk dunia baruku ini. Ternyata aku
harus bangkit untuk duniaku sebenarnya. Walau tak semudah untuk membalikan
telapak tangan. Tapi bagiku yang terpenting aku bisa bersama-sama dengan
orang yang telah berbuat baik padaku itu yang aku syukuri. Dan aku tak lagi
merasa kehilangan. Sepi. Merasa hampa. Tetapi apakah mereka masih
mengingatku? Ah, aku semakin rindu duniaku sebenarnya yang lama ini
tinggali.... []
*Apakah kau masih mengingatku?*
Bapa Teha : Pakabar Bapa? Diam-diam kau selalu mengikuti tulisan-tulisanku
selama ini. Hingga aku mengangkat topi atas kebaikan dan perhatian terhadap
Bapa atas perkembangan duniaku sebenarnya. Ma�af Bapa aku tak bisa berkat
apa-apalagi. Hanya satu Bapa tetap sehat dan selalu diberkahi Tuhan. Amien.
Elisa Koraag : Ah, Bunda satu ini tak ada matinya. Bunda ini tetap eksis
walau kesibukannya telah bertamabah banyak. Dan bersedia mau menjadi paniti
SK-IV nanti di Surabaya. Benarkan? Semoga tetap sehat ya Bunda. Salam untuk
anak Bunda yang sering meramaikan tiap suasana milad SK. Salam dariku....
Dani Ardiansyah dan Endah : Hanya doa yang dapat aku hanturkan untuk
kesembuha putera kedua kalian. Tetap tawakal ya saudaraku....Allah pasti
akan memberi kemudahan dan keberkahan. Amin...
Nursalam AR : Met milad ya Bang! Semoga Abang diberi kesehatan dan kemurahan
rezeki. Amin. BTW, yang keberapa nih...? Moga semakin bijak dan makin banyak
ilmu agar bisa bagi-bagi Fiyan ya. Sukses selalu. Amin.
Anty Thahir : Bagaimana kabar akhwat satu ini di Medan? Horas! Moga kau
tetap sehat selalu dan terus beristoiqomah. Semoga sukses selalu. Amin.
Catur dan Retno : Hmm...indahnya kehidupan pasangan muda satu ini. Sudah
dihiasi tawa dan keceriaan sang bidadari kecilnya. Hmm...berapa ya usianya
sekarang? Selamat untuk kehadiran bidadari kalian d i tengah-tengah keluarga
kecil nan bahagia. (Tinggal aku yang menyusul nanti....Tapi siapa yang mau
dengan aku yang pas-pasan. Hidup pas-pasan. Muka pas-pasan. Kantong juga
pas-pasan...Ah, menghayal terus!)
Lia Octavia : Apa kabar Mbak? Semoga kau masih tetap yang dulu aku kenal ya?
Tetap senyum dan tetap baik kepada siapa pun. Semoga sehat-sehat saja ya
Mbak? Sudah lama kita tak berjumpa ya? Sukses selalu menyertai Mbak. Amien.
Yudhi Mulyanto (OM Duren): Lagi sibuk banget ya sekarang? Diam-diam sering
memngamati tulisan-tulisan anak-anak SK ya akhir-akhir ini. Apa kabar Om
Duren? Moga sehat-sehat selalu ya. Amien
Mbak Rini NB : Apakabar, Mbak...Wah makin produktif aja ya Mbak.
Karya-karyanya sudah kemana-mana. Sukses sealu ya Mbak. Amin
Mimin : Pakabar? Oya, pendaftaran FLP DKI JKT sudah dibuka nanti tgl, 17
Januari 2009. Daftar ya ? Kurang jelas tanya aja Mbak Lia aja ya! Okay
Galih Ari Permana : Apakabar my bro? Sudah lama ya tak bertegur sapa.
Bagaimana sehat nggak? Oya, mau dengar nggak cerita ane. Masa ane ketemu
kembaran ente di kampus ane. Bahkan kawan kelas. Mukan ente mirip banget
sama kawan ane. Bagai pinang dibelah dua pokoknya, Mirip banget! Kalau mau
mampir aja di facebook ane yee. Lihat pokoknya mirip sekali sama ente.
Facebook:ghofarsyierismail.. Nick name: Ghofar Ismail.
Mbak Sya2 : Pakabar? Gimana kedua putra-putrinya sehat-seat selalukan? Amin.
Gimana kabar bukunya sudah terbit yang duet sama Mbak Dedew?
Mbak Dedew : Pakabar Mbak �i? Wah sebentar lagi Anak Kos Dodol pake layar
lebar juga ya. Mantabbb euy...Oya, bagaimana ngikutin lomba yang
diselenggarakan oleh Mbak itu? Bisa diberitahukan? Sukses selalu ya Mbak.
Amien
Nihaw: Pkbr Mpok? Moga sehat2 selalu ya? Sukses selalu. Amin.
Novi Ningsih : Pakabar akhwat super aktif dan sibuk. Sukses selalu ya. Amin!
Asma Sembiring : Wah makin basah aja nih duduk jadi PNS...hehe. Pakabar nih
Uni Asma? Sukses selalu ya. Amin.
Pendekar Jedi dengan lightsaber-nya : Kok sekarang jarang posting lagi nih?
Kemana aja ya? Semoga sukses selalu. Amin
Siska Lahur : Sang paparazi wanita kita ini yang energik. Kemana kau kok tak
kelihatan batang hidungnya?
Mas Suhadi, Mas Adjie, Pak Guru Sis, Tendokane, Jun, Mbah Diah Utami,
Dikdik, Yayan dan yang lainya maaf nggak bisa disebut satu persatu ya. Habis
lupa....hehehe. Sukses selalu untuk semuanya. Selamat Tahun Baru 2010.
Selalu sukses menyertai kalian....Amin!
- 9b.
-
Re: (Kelana) MASIHKAU KAU MENGINGATKU?
Posted by: "anty th" anty_th@yahoo.com anty_th
Fri Jan 8, 2010 6:11 pm (PST)
Anty Thahir : Bagaimana kabar akhwat satu ini di Medan? Horas! Moga kau
tetap sehat selalu dan terus beristoiqomah. Semoga sukses selalu. Amin.
***** Alhamdulillah baik ^_^
Makasih doanya. Doa yang sama juga untuk mas fiyan
anty pernah sms koq, tapi ngga di balas
^_^
smoga ukhuwah tak lekang dimakan waktu
dan ... jangan pernah patah arang ^_^
wassalam
anty thahir
- 9c.
-
Re: (Kelana) MASIHKAU KAU MENGINGATKU?
Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com
Fri Jan 8, 2010 6:17 pm (PST)
Kalau saja "Kalau saja" diketahui manusia, maka tak akan ada kesalahan
dan kekeliruan yang mereka ambil, sedangkan kemutlakan itu hanyalah
milik Allah.
Maka belajarlah dari yang telah lewat untuk lebih baik di masa yang akan datang.
On 1/9/10, anty th <anty_th@yahoo.com > wrote:
> Anty Thahir : Bagaimana kabar akhwat satu ini di Medan? Horas! Moga kau
> tetap sehat selalu dan terus beristoiqomah. Semoga sukses selalu. Amin.
>
>
> ***** Alhamdulillah baik ^_^
> Makasih doanya. Doa yang sama juga untuk mas fiyan
> anty pernah sms koq, tapi ngga di balas
> ^_^
>
>
> smoga ukhuwah tak lekang dimakan waktu
> dan ... jangan pernah patah arang ^_^
>
> wassalam
> anty thahir
>
>
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
- 10.
-
[Catcil] Mengejar Promo
Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com mine_haway
Fri Jan 8, 2010 4:40 am (PST)
*7 Januari 2010*
Harga tiket pesawat terbang biasanya cepat sekali naik turun. Awalnya dapat
harga IDR 502.000 untuk rute Balikpapan - Jogjakarta. Berhubung tiketnya
untuk *man power*, kita berusaha cari tiket yang murah. Karena kita punya
kewajiban menekan cost ratio proyek. *Booking* pertama hangus karena *time
limit* habis, uang belum cair. *Booking* kedua dapat harga IDR 512.000, tapi
cancel lagi karena uang masih belum siap, permintaan dana belum di
*approve*boss.
*Booking* ketiga dapat harga IDR 532.000 masih cancel karena *finance* masih
di bank. *Booking* keempat dapat harga IDR 502.000. Time limit 15.51. Musti
kenceng nih *speed work* nya.
Setelah lobi kepala bagian Akunting, akhirnya uang bisa cair. Tapi proses
menghitung uang, pembuatan bukti pengeluaran kas jadi lama sekali, karena
bukan sama kasir langsung. Menghitung uang berkali-kali, bukti pengeluaran
kas saya tulis sendiri. Rasanya waktu kian dekat mengejarku. Sementara
diluar hujan deras mengguyur tanah Kebayoran Lama. Orang yang bertugas ambil
tiket tidak bisa/mau mengambilnya. Akhirnya saya minta tolong sopir yang
baru saja datang. Tentunya dia bermuka masam, karena saya yakin masih capek.
"Sebentar, saya nyari Pak Heri dulu." Kata sopir.
Saya dan OB sudah nangkring di jok tengah. Atasan saya (cewek) langsung
ambil alih setir mobil untuk parkir. Jam 15.45 saya berangkat menembus hujan
yg cukup deras. Sampai di Jl. Arteri macet plus banjir. Sudah jam 15.51,
tapi kita belum sampai ke agen tiketnya.
Sampai di agen travel, saya jalan cepat-cepat. Pasang tampang melas. Dan
beres. Tiket di tangan meskipun sempat di telepon untuk *hold* pembayaran.
"Karena ini harga promo yang dipromokan lagi, jadi sangat murah. Apabila ada
pembatalan segera diberitahukan pada kami, uang bisa diambil kembali." Kata
pegawainya.
"OK Mbak. Tapi orang yang berangkat kan belum pegang tiket nih, Mbak. Gimana
mbak?"
"Cukup dikasih kode bookingnya, lalu di print disana bisa."
"Terimakasih."
Sampai di kantor.
"Gimana? tiketnya bisa *issued* ga?" atasan saya antusias sekali bertanya.
"Iya dapat."
"Sip..., good job."
"Tadi saya telepon agennya, ngasih tahu kalau tim saya sudah berangkat, tapi
katanya sudah nggak bisa. Karena sistemnya jika lewat time limit, otomatis
batal."
Setelah lihat tiket, ternyata kode bookingnya beda dengan kode booking kita.
Oh..berarti mereka booking ulang untuk kita. Wuah..baik sekali tuh agen
travelnya. Lalu saya telepon tim yang akan pulang dari Balikpapan. Dan
ternyata mereka semua orang Sumedang.
"Mumpung murah Pak."
"Kalau mau murah ya booking tiket Balikpapan - Surabaya saja. Terus suruh
jalan kaki sampai Sumedang. Mereka kan capek, kalau sudah sampai di Jogja,
musti naik bis / KA lagi kan kasihan."
"Wah...maaf Pak, saya kan nggak tahu. Cuman disuruh booking tiket Balikpapan
Jogja sama Pak Rudi."
Akhirnya mereka rela terbang ke Jogjakarta. Dengan tuntutan diberi uang saku
secukunya.
Lega rasanya, mereka mau menerima.
--
http://minesweet.co.cc
http://minehaway.com
- 11a.
-
Re: Mohon doa untuk kesembuhan M. Alham Navid (13 bulan)...
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Fri Jan 8, 2010 11:47 am (PST)
He2...Betul, Alham (karena radang tenggorokan dan gangguan pencernaan) masuk
RS 1 bulan lebih dulu daripada Irhamna. Alhamdulillah, atas doa dan bantuan
teman-teman, "hanya" bermalam 3 hari di RS, meski awalnya didiagnosis
mengidap lebih dari 3 gangguan eksehatan, dengan biaya lebih dari 500 ribu
namun di bawah 1 juta. Itu di kelas 3, entah jika pilih kelas 2 atau kelas
1. Sepakat sama Mbak Indar, sakit itu mahal:).
Justru, kalo omongin sakit, yang sedang sakit sedang Ahad kemarin justru
Yuni, ibunya Alham, yang kena gejala tipes (penyakit rutinnya sejak masih
kuliah). Mulai membaik, meski belum bisa kerja berat. Sehingga tugas saya
sebagai "suami plus plus" masih harus berlanjut. Semoga hanya dalam 1-2 hari
ke depan. Mohon doanya juga ya (moga2 ga bosan ngedoain),hehe...
Makasih untuk doa dan perhatian sobat semua:).
Tabik,
Nursalam AR
- bapaknya Alham -
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> "INDARWATI" <patisayang@...> wrote:
> >
> > Kebalik Mbak Sya. Alham dulu baru Irhamna yang sakit.
> >
> > salam,
> > Indar
> > yang lagi berduka untuk sahabatnya.
> >
> > --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> sya sya <sya4215@> wrote:
> > >
> > > Ya Allah.. setelah Dani kini Mas Nur yang giliran dapat ujian..
> > > Semoga Alham segera diberi kesembuhan, dan Mas Nur n Mbak Yuni diberi
> kekuatan
> > > menghadapi ujian ini.. Amin
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
>
>
>
--
"There is no life without risks"
Nursalam AR
Translator - Writer - Trainer
0813-10040723
021-92727391
Facebook: www.facebook.com/nursalam. ar
Blog: www.nursalam.multiply. com
- 12.
-
UNDANGAN MENULIS ANTOLOGI UNTUK IBU RUMAH TANGGA PLUS
Posted by: "triani retno" retno_teera@yahoo.com
Fri Jan 8, 2010 5:55 pm (PST)
Deadline: 20 JANUARI 2010
(diperpanjang dari semula 20 desember 2009)
BISNIS PARA IBU RUMAH TANGGA
Bekerja tidak melulu harus dilakukan dengan menjadi PNS atau karyawan swasta di
sebuah perusahaan.Tak sedikit perempuan yang telah menjadi ibu rumah tangga memilih untuk tidak
bekerja (atau berhenti dari perkerjaannya) sebagai karyawan. Akan tetapi tidak
berarti para ibu ini berpangku tangan saja menunggu gaji dari suami.
Dari rumah, ibu-ibu rumah tangga ini menggerakkan sebuah usaha yang produktif
dan menguntungkan (misalnya: salon, kursus, catering, toko kue, butik, dan lain-lain)
*
SIAPA YANG BISA BERPARTISIPASI MENULIS?
Tentu saja: para ibu rumah tangga yang mempunyai usaha mandiri. Ibu rumah
tangga yang menjalankan usahanya sendiri dan tidak menjadi pegawai kantoran
(negeri atau swasta).
SYARAT TULISAN:
1. Tulisan mencakup jenis usaha yang dijalankan, lama menjalankan usaha, suka
duka menjalankan usaha, keuntungan yang diperoleh (materi dan non materi),
proyeksi keuntungan, dsb. Sertakan juga tips dan trik untuk memilih usaha yang
tepat dan/atau tips dan trik dalam menjalankan usaha (bisa dikhususkan pada
usaha yang dijalankan sendiri). Jangan lupa cantumkan daa lengkap usaha Anda
(nama, alamat, dsb)
2. Naskah berupa tulisan populer (bukan berupa makalah ilmiah)
3. Panjang naskah 6-8 halaman kertas A4, ketik 1,5 spasi, huruf Times New Roman 12. Tidak
termasuk foto.
4. Menyertakan foto-foto usaha / produk yang dihasilkan, Maksimal 8 foto.
5. Akan dipilih 15 tulisan yang dinilai paling unik, memotivasi, dan
menginspirasi untuk dibukukan dalam sebuah antologi.
Naskah yang terpilih untuk diterbitkan akan menapatkan honor (bukan royalti) dan satu buku sebagai bukti terbit.
6. Naskah dikirimkan melalui email : retno_teera@yahoo.com . Pada subjek, tuliskan : (Antologi IRT)-
Judul Tulisan
7. Tulisan dikirim dalam format (.doc). Sedangkan foto dikirim dalam format
(.jpg)
8. Naskah ditunggu hingga tanggal 20 JANUARI 2010.
Kenapa harus ikut dalam antologi ibu rumah tangga (irt)?
1. Supaya bisa memotivasi para IRT lainnya untuk mau berusaha.
2. Mengasah kemampuan menulis.
3. Biar kecil, tapi dapat honor (bukan royalti)
4. Honor memang kecil, tapi ada keuntungan lebih besar yang
bisa diperoleh: PROMOSI GRATIS.....!! Di mana-mana kalau promosi harus bayar. Tapi di sini promosi gratis, malah masih
dapat honor.....
5. Sudah dipastikan akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit
ternama.
Jadi, Bunda, kirimkan cerita usahamu.....
sekarang juga....
Terima kasih.
Triani Retno A
www. terasretno.multiply.com / www.takhanyanovel. blogspot. com
Penulis Buku :
* DARI DO IT MENJADI DUIT
* CURHAT PENULIS
* dan belasan buku lainnya.
- 13.
-
Telah terbit MUHASABAH CINTA Karya RAFIF AMIR
Posted by: "Lukman" rafif_amir@yahoo.co.id rafif_amir
Fri Jan 8, 2010 5:56 pm (PST)
Assalam
Alhamdulillah, telah terbit buku Muhasabah Cinta, yang memuat renungan, kisah,
dan hikmah tentang cinta. mohon doanya semoga barokah.
Terimakasih untuk Kang Arul dan tim Menulisyuk yang telah banyak membantu, dan
teman-teman FLP Jember haitsuma kunta atas doa dan dukungannya untuk terus
berkarya
wassalam
Rafif Amir
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar