Jumat, 10 Oktober 2008

[daarut-tauhiid] Kemana Menghilangnya Likwiditas (Uang Kertas)? (www.hidayatullah.com)

Kemana Menghilangnya Likwiditas (Uang Kertas)?

Bank-bank dan lembaga keuangan besar berjatuhan. Rata-rata karena kesulitan likwiditas. Kemana hilangnya uang kertas?

Oleh: Muhaimin Iqbal *


Ini adalah pertanyaan awam yang muncul hampir di seluruh dunia sekarang
menyangkut banyaknya bank-bank dan lembaga keuangan besar yang berjatuhan.
Bank-bank dan lembaga keuangan tersebut berjatuhan rata-rata adalah karena
kesulitan likwiditas.
Mengapa kesulitan likwiditas ini berlaku serentak ? bukankah namanya
likwiditas seharusnya menyerupi sifat air (liquid = cairan ) yaitu kalau
tidak ada di suatu tempat (bank) mestinya mengalir ketempat (bank) lain ?,
kenapa krisis likwiditas selalu serentak/bersamaan...?.
Logika awamnya memang demikian, tetapi bukan logika awam ini yang berlaku
di dunia perbankan dan keuangan global.
Mayoritas likwiditas dunia perbankan adalah bukan dari uang seperti yang
kita kenal uang kertas dan uang logam , tetapi dari uang bank yang
dihasilkan melalui suatu proses penciptaan uang (money creation) nan
canggih dalam sebuah system perbankan yang disebut Fractional Reserve
Banking.
Berikut illustrasinya :
Asumsikan Anda punya uang Rp 1 Milyar dan Anda taruh di Bank A, maka
sebagai contoh di Indonesia Bank A hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau Rp
50 juta. Selebihnya Rp 950 juta oleh Bank A dapat dipinjamkan ke Bank B.
Karena bank B juga hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau Rp 47.5 juta, maka
dari uang pinjaman tersebut bank B dapat meminjamkan lagi ke Bank C sebesar
95%nya tau Rp 902.5 juta. Bank C kemudian meminjamkannya lagi ke Bank D, D
ke E dst-dst.
Secara teoritis uang yang tadinya hanya Rp 1 Milyar melalui Fractional
Reserve Banking dengan minimum reserve 5 % berpotensi menghasilkan
likwiditas berupa uang bank yang besarnya 20 kali lipat atau Rp 20 Milyar.
Dampak sebaliknya juga terjadi, bila Rp 1 Milyar uang Anda tersebut Anda
tarik dari Bank A – maka seluruh system perbankan berpotensi kehilangan
likwiditas bukan hanya Rp 1 Milyar melainkan Rp 20 Milyar uang bank yang
tercipta melalui system perbankan yang 'brilliant' yang disebut Fractional
Reserve Banking tersebut !.
Bayangkan kalau banyak orang yang mempunyai uang seperti Anda menarik
uangnya rame-rame dari perbankan, pastilah bank yang sekuat apapun akan
collapse.
Jadi yang terjadi dalam krisis likwiditas global sekarang bukan karena
likwiditas mengalir dari satu tempat ke tempat lain – seperti mengalirnya
air, melainkan likwiditas yang tadinya memang tidak ada atau hanya 'semu'
kembali menjadi tidak ada.
Selama system perbankan mengadopsi system Fractional Reserve Banking maka
kebangkrutan satu bank akan selalu menyeret seluruh industri perbankan.
Atas alasan ini negara-negara di dunia selalu mati-matian menyelamatkan
Bank yang lagi bermasalah, karena kalau tidak diselamatkan dampak yang
lebih buruk akan terjadi.
Inilah bedanya system keuangan perbankan ribawi dengan system Dinar. Dalam
system keuangan ribawi – perbankan selalu menjadi awal musibah atau
penyebab dalam setiap krisis; ingat krisis di Indonesia 97/98 dan juga
krisis di Amerika saat ini.
Sebaliknya dalam sejarah keuangan berbasis Dinar, Sharf (tempat penukaran
uang Dinar di zaman kekhalifahan) sering bertindak menyelamatkan negara
dengan memberi pinjaman pada negara pada saat negara mengalami krisis
keuangan karena perang dlsb.
Kalau sekarang saya tawarkan system Dinar untuk mengatasi krisis keuangan
global yang sedang terjadi....maka para ekonom yang canggih-canggih akan
mentertawakan saya; tetapi karena solusi ribawi yang mereka cari just not
exist ... maka hanya waktu-lah yang akan membuktikan bahwa ketika kepepet
tidak ada solusi lain – manusia akan selalu kembali ke solusi yang fitrah.
Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah
menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh
jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain
orang-orang yang tidak setia lagi ingkar. (QS 31:32).


Penulis Direktur Gerai Dinar. Tulisan ini adalah hasil kerjasama
www.geraidinar.com dan www.hidayatullah.com

------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: