Sekelumit renungan di awal Syawal
Tidak banyak yang berubah dari warna negeri ini yang selalu terbiasa dengan acara seremonial dalam keseharian maupun dalam peribadatan. Terkadang memang aneh jika kita menilai negeri ini sebagai negara miskin sementara disisi lain tingkat konsumtifitas penduduk begitu tinggi namun ketika kita ungkapkan hal ini kita sering di pojokan dengan kata " tidak adil " menempatkan penilaian dari kepongahan dan pemborosan hanya dari sebagian orang, namun jika kita mau jujur tingkat konsumerisme telah men-gejala kesemua strata masyarakat dan yang membedakan hanyalah frekwensi pengeluaran yang disesuaikan dengan pendapatan dan hal ini terlihat jelas justru di bulan Ramadhan, bulan yang seharusnya penuh dengan keprihatinan dan kesederhanaan , lalu kesimpulannya apa ?
Jika berhubungan dengan manusia kita beri nama "silatun" lalu berhubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan "sholatun" lalu men-doakan Rasulullah adalah "salawatun", lalu yang manakah tingkat skala prioritas yang mesti didahulukan ? sudah sesuaikah dengan kenyataan yang telah kita dapatkan ? ternyata memang harus diakui bahwa oleh-oleh ramadhan tidak banyak yang tersisa dibulan syawal dan kata " la allakun tattaqun " mungkin harus kita cari lagi di Ramadhan berikutnya.
Format Ramadhan dari tahun ke tahun tidak banyak berbeda dalam pelaksanaan namun tidak demikian halnya dengan pemaknaannya dimana nilai-nilai suci dan penghormatan mulai membias, rasa malu untuk tidak berpuasapun mulai sirna, kekangan untuk tidak berbicara dan berprasangka buruk seperti diabaikan, masjid-masjid pada akhir Ramadhan banyak di tinggalkan (bagi yang i'tikaf hal ini justru menguntungkan karena bisa menambah khusyuk beribadah).
Kalaupun mesti di evaluasi kembali mengenai hal-hal yang meningkat dari bulan-bulan sebelumnya maka dengan jujur sambil menundukan kepala kita mesti berkata telah terjadi peningkatan penjualan di bidang tekstil, makanan ( baik yang cepat saji maupun tidak), sepatu , tas, dan meningkatnya pemasukan di bidang transportasi dan rekreasi. Mungkin inilah yang disebut sebagai keberkahan bulan suci Ramadhan yang bisa di nikmati oleh siapa pun termasuk para pengusaha non muslim. Lalu dimana tempat bagi peningkatan amal ibadah kita ? Allahu 'alam bissawab
Salam
David
[Non-text portions of this message have been removed]
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar