Kamis, 09 Oktober 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2289

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (25 Messages)

1a.
Re: [Kelana] Ya Allah, Engkau Keren Sekali! From: Lia Octavia
2a.
Re: [Kelana] Little House On The Prairie From: Lia Octavia
3a.
[Kelana] Menyusuri Perjalanan Cinta Hamka From: Lia Octavia
3b.
Re: [Kelana] Menyusuri Perjalanan Cinta Hamka From: suka2_iu
4a.
Re: aku,tukang cukur dan tukang urut From: ketik_galih
5.
(Catcil) Ada Apa Dengan Curhat? From: ketik_galih
6.
(Mimbar) DIMULAI DARI ANGKA NOL LAGI YA? From: fiyan arjun
7a.
Berjanjilah Kepada Diri Sendiri From: hariyanty thahir
7b.
Re: Berjanjilah Kepada Diri Sendiri From: margo widilaksono
8.
Pusat beasiswa dan lowongan kerja luar negeri From: dr Dito
9.
[Catcil] Sehat ?Itu Indah, ya :) From: novi khansa
10a.
Re: [Catatan Kak]) (Perjalanan) Mudik dan Lebaran 1429 H From: sismanto
11a.
(catcil) angels birthdays From: Bu CaturCatriks
11b.
Re: (catcil) angels birthdays From: yudhi mulianto
11c.
Re: (catcil) angels birthdays From: Nia Robiatun Jumiah
12.
Bls: [sekolah-kehidupan] (catcil) angels birthdays From: dyah zakiati
13.
Bls: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Sehat ?Itu Indah, ya :) From: dyah zakiati
14a.
Re: (Inspirasi) Pernah? From: nurulhi23
15.
(catatan kaki) Undangan On Air Di Radio From: dkadarusman
16a.
(Artikel): Hidup (Sukses) Itu Bermula Dari Keberanian From: Pandika Sampurna
16b.
Re: (Artikel): Hidup (Sukses) Itu Bermula Dari Keberanian From: inga_fety
16c.
Re: (Artikel): Hidup (Sukses) Itu Bermula Dari Keberanian From: Pandika Sampurna
17.
Jadikan Aku Santri Al-Qur'an ( JARIQU ) From: Yudhi Awan
18.
Novel Laris ATHEIS [Achdiat K. Mihardja] From: Epri Saqib
19.
[RAMPAI] Berlalu Melewati Telingamu From: Nia Robiatun Jumiah

Messages

1a.

Re: [Kelana] Ya Allah, Engkau Keren Sekali!

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Wed Oct 8, 2008 6:23 am (PDT)

Iyaaa alhamdulillah... Allah emang keren banget deeeh ^_^
Yah naik apa aja selama kita masih di bumi Allah, semuanya akan nampak
indah, mbak ^_^
thanks ya...

Salam
Lia

On 10/8/08, Lily Ceria <lilyceria@yahoo.co.id> wrote:
>
>
>
> Subhanallohh....kisah yang indah.
> boro2 naik pesawat, saya ajah naik bis pas di tol cipularang...indah
> sekali.
>
> hmmm.......ya...emang Alloh Maha Keren!!! Subhanalloh.
>
> Salam
> Lily Liandiana
>
>
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
> Kepada: sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> Terkirim: Rabu, 8 Oktober, 2008 09:27:29
> Topik: [sekolah-kehidupan] [Kelana] Ya Allah, Engkau Keren Sekali!
>
>
>
>
>
> *Ya Allah, Engkau Keren Sekali!*
>
> * *
>
> Oleh Lia Octavia
>
>
>
>
>
> Sepertiga malam yang terakhir di bulan Ramadhan belumlah tiba,
> ketika saya harus segera bangun. Jam di ponsel saya baru menunjukkan pukul
> 1.30 malam, namun saya tidak punya banyak waktu untuk bersiap-siap. Saya
> segera makan sahur seadanya, memasak air panas untuk mandi, bersiap-siap,
> kemudian pergi ke bandara. Hari itu, di hari terakhir Ramadhan, Allah
> mengijinkan saya untuk pergi berlibur ke Padang dan merayakan Idul Fitri di
> sana bersama sahabat saya, Mbak Uri beserta keluarganya.
>
>
>
> Padang… Adalah seorang sahabat lama saya, Indra, di kelas
> Perancis yang saya kenal lebih dari tujuh tahun lalu yang memperkenalkan
> saya untuk pertama kalinya pada keindahan Padang. Pantai-pantainya.
> Gunung-gunungnya. Hanya saja saya belum mendapat kesempatan untuk berkunjung
> ke sana. Hingga pada suatu siang di tengah kesibukan kantor yang menggunung
> sekitar dua minggu sebelumnya, saya sempat chatting dengan Mbak Uri.
>
>
>
> "Liburan ke Padang, yuk!" tulis Mbak Uri di kotak percakapan
> YM kami.
>
>
>
> "Boleh. Wah, aku belum pernah ke Padang nih!" jawabku.
>
>
>
> "Kalau mau, tiketnya harus dibeli dari sekarang."
>
>
>
> "Iya yah. Hmmm.. tanggal berapa ya? Naik Garuda aja kali ya?"
>
>
>
> "Iya, lebih enak naik Garuda."
>
>
>
> "Harganya mahal ga?"
>
>
>
> "Mbak udah dapet THR belum?"
>
>
>
> Aku meringis. "Wah bosku belum transfer nih," jawabku.
>
>
>
> "Ya udah, aku booking dulu aja ya? Jadi atau ga, yang penting
> udah dibooking," kubaca kata-kata Mbak Uri di layar monitorku.
>
>
>
> "Ok deh!"
>
>
>
> Tak lama kemudian…
>
>
>
> "Mbak Lia, aku udah booking tiket di Panorama. Dari Jakarta
> tanggal 30 September dan kembali tanggal 5 Oktober. Mbak libur berapa lama?"
> kotak percakapan YM Mbak Uri terpampang kembali.
>
>
>
> "Ya aku libur seminggu itu, Mbak. Emang berapa harga
> tiketnya?" balasku.
>
>
>
> "Rp xxxxx" jawabnya. "Itu termasuk murah, Mbak. Bukan harga
> high season."
>
>
>
> Tiba-tiba pimpinan saya memanggil saya ke ruangannya dan ia
> memberitahu saya bahwa ia sudah mentransfer sejumlah uang ke rekening saya
> sebagai THR dan bonus saya. Saya termangu-mangu. Setelah kembali ke meja
> saya, saya langsung mengetikkan jawaban saya untuk Mbak Uri.
>
>
>
> "Mbak, aku udah dapet THR hari ini," ketik saya.
>
>
>
> "Alhamdulillah. Gimana, jadi ga ke Padang? Cukup ga uangnya
> buat beli tiket?" tanyanya.
>
>
>
> "Alhamdulillah lebih dari cukup, Mbak. Memangnya kapan
> tiketnya harus di-issued?" tanyaku.
>
>
>
> "Besok paling lambat."
>
>
>
> "Ok, besok aku transfer uangnya."
>
>
>
> Begitulah, dalam sekejap mata dan dalam hitungan kurang dari
> satu jam, saya sudah mendapatkan tiket ke Padang dan kesempatan berlibur ke
> sana yang tentu saja di luar rencana saya. Keesokan harinya saya membayar
> harga tiket tersebut dan seorang teman dari Panorama Tour mengirimkan tiket
> elektroniknya melalui email.
>
>
>
> "Kalau takut naik pesawat terbang, berarti Mbak harus
> sering-sering naik pesawat terbang, biar takutnya hilang," begitu komentar
> salah seorang rekan kerja saya. Saya tersenyum. Mungkin benar juga apa
> katanya.
>
>
>
> Hari masih gelap ketika saya keluar dari rumah sambil menyeret
> tas koper dan mencangklong ransel di bahu saya. Tetangga-tetangga sebelah
> rumah masih menikmati sahur di hari terakhir Ramadhan itu. Jam tiga pagi
> saya sudah berada di dalam taksi yang membawa saya ke bandara Soekarno
> Hatta.
>
>
>
> "Mudah-mudahan aku masih bisa melanjutkan sahur di bandara,"
> pikir saya sambil menatap pekatnya malam di luar jendela. Sahur di bandara
> sepertinya sudah tak asing lagi bagi saya. Sahur terakhir di bulan suci
> ini kembali saya habiskan di bandara seperti beberapa minggu sebelumnya
> ketika saya harus berangkat ke Yogya dengan penerbangan pertama.
>
>
>
> Seperti dugaan saya sebelumnya, antrian di depan meja check-in
> Garuda sudah tampak dari pintu depan ketika saya memasuki bandara. Setelah
> menunggu hampir tiga puluh menit, saya akhirnya mendapat giliran. Waktu
> masih menunjukkan pukul empat dini hari. Saya duduk di kedai kopi di dekat
> gerbang boarding dan meneruskan sahur saya yang sempat terhenti. Dengan
> sepotong roti dan susu, saya memperhatikan orang-orang yang hilir mudik di
> depan saya sambil saling berkirim sms dengan Indra.
>
>
>
> "Dra, aku mau ke Padang lho!" tulisku.
>
>
>
> "Oh ya? Di mana? Asyik dong. Aku ga pulang tahun ini,"
> balasnya.
>
>
>
> "Iya. Liburan di tempat teman. Kapan pulang?" jawabku.
>
>
>
> "Insya Allah Idul Adha. Sholat Ied di sana ya?
>
>
>
> "Iya."
>
>
>
> "Shalat Ied-nya siang lho. Jam 7an. Udah panas."
>
>
>
> "Biarin!" balasku.
>
>
>
> "Udah di bandara?"
>
>
>
> "Iya."
>
>
>
> "Hati-hati ya!"
>
>
>
> Saya tersenyum. Indra memang sahabat saya yang baik. Teman
> berdiskusi yang cerdas, lucu, penuh perhatian, dan senang bercanda. Saya
> ingat, dulu ia sering membeli siomay Gondangdia untuk saya sehingga saya
> tidak perlu repot-repot membeli makanan lagi di kantin. Lalu ia menaruh
> siomay itu di kursi saya di kelas. Ia tahu saya sangat menyukai siomay itu.
> Sehingga sering kali kami belajar dan melewati hari-hari di kelas Perancis
> sambil mencium aroma siomay penggoda selera yang mengapung hingga ke
> sudut-sudut ruang kelas. Tiba-tiba saya sangat merindukan saat-saat itu.
>
>
>
> "Yes, Sir!" balasku.
>
>
>
> Tak lama kemudian, Mbak Uri menelepon saya. Ia yang akan
> menjemput saya di bandara di Padang. Rasanya tak sabar ingin segera bertemu
> sahabat karib saya itu. Waktu shalat subuh tiba dan saya shalat subuh di
> ketenangan mushalla bandara. Pagi menyiram bumi dan saya menyaksikan ufuk
> fajar yang kemerahan di balik kaca jendela ruang tunggu bandara. Langit yang
> sebentar lagi akan mengiringi pesawat saya menuju ke Padang.
>
>
>
> Rasanya mungkin tidak begitu tepat bila saya katakan saya
> phobia naik pesawat. Barangkali karena saya tidak pernah muntah pada saat
> pesawat take off atau landing. Saya juga tidak pernah merasa pusing atau
> jantung berdebar-debar. Namun perasaan yang sama selalu saya alami setiap
> kali saya naik pesawat terbang. Perasaan yang menyesak hingga ke dalam
> relung jiwa saya.
>
>
>
> Saya duduk di tempat duduk saya. Memasang sabuk pengaman dan menatap keluar
> jendela. Saat saya merasakan roda pesawat mulai bergerak, saya mulai membaca
> doa dan surat-surat yang saya hapal sambil mencengkeram sandaran lengan
> kursi. Saya terus menatap ke luar jendela. Pesawat berjalan perlahan-lahan
> menuju landas pacu.
>
>
>
> "Sebentar lagi mesin pesawat akan terdengar lebih kencang," pikirku. Dan
> kemudian mesin pesawat terdengar lebih keras. "Lalu pesawat mengambil
> ancang-ancang take off, dan tubuh pesawat terasa ringan mengudara di
> angkasa," lanjut pikiranku sambil terus menatap ke luar jendela. Pesawat
> mengudara.
>
>
>
> "Lalu pesawat akan melakukan gerakan jurusan tiga angka," pikirku. Di
> benakku tergambar hitung-hitungan rumus jurusan tiga angka beserta
> koordinat-koordinat nya. Pesawat memutar pada jurusan tiga angkanya,
> menyongsong awan putih yang bergumpal-gumpal di hadapan.
>
>
>
> "Selamat datang, Cinta," bisikku, menatap keagungan, keindahan, dan
> kemegahan Sang Maha Cinta yang terhampar sambil berlinang air mata. Sejauh
> mata memandang, renda-renda awannya terajut dengan apik. Ada yang berbentuk
> pulau, pohon, gunung, lembah, panda, kupu-kupu dan lainnya dengan gradasi
> warna yang begitu memukau. Tak ada keindahan yang lebih menyesakkan
> kesadaranku sebagai manusia hingga ke ujung rambutku daripada mengapung di
> dalam kemegahan awan-Nya, dengan cahaya mentari tersembul malu-malu di balik
> setiap lengkungnya. Ingin rasanya aku menghamparkan sajadahku di salah satu
> pulau-pulau awan itu dan bersujud pada-Nya. Bukankah tidak ada yang lebih
> indah daripada shalat di atas awan? Kata-kata pujian rasanya tak cukup
> menggambarkan keindahan itu. Pagi yang tersenyum di jendela pesawat di
> samping tempat dudukku.. Merengkuhku ke dalam pelukannya dan mengucapkan
> selamat datang padaku sambil mengatakan bahwa selama aku berada dalam
> genggaman-Nya, aku akan baik-baik saja. Hanya karena kuasa-Nya lah,
> pesawat-pesawat mengapung di udara dan kapal-kapal mengapung di atas air.
> Kota yang semakin lama semakin kecil tampak dari atas. Apalagi manusia.
> Bagai setitik debu di dalam hamparan kemulian-Nya.
>
>
>
> Begitulah awan-awan menari bersamaku sepanjang perjalanan, kadang cahaya
> warna warni yang terbias dari sisa-sisa awan hujan melambai-lambai, seiring
> dengan liukan badan pesawat membelah angkasa. Aku bermain-main dengan wajah
> berbinar di dalam keindahan itu sehingga nyaris tak kupedulikan pramugari
> yang membagikan makanan dan minuman, orang-orang di sebelahku yang acuh tak
> acuh menatap awan di luar jendela, dan rengekan anak kecil yang ribut
> berebut permen di bangku barisan depan. "Keindahan hanya dapat dilihat pada
> orang yang belum pernah melihat keindahan itu, sehingga bagi orang yang
> sering melihat keindahan tersebut, semuanya tampak biasa-biasa saja," pikir
> saya.
>
>
>
> Hingga akhirnya pesawat mendarat dengan mulus di bandara Minangkabau, udara
> dingin mengibarkan kerudung hitam saya, mengelus pipi saya serta
> gunung-gunungnya mengangguk mengucapkan selamat datang pada saya.
> Gunung-gunung yang menggapai langit, yang renda-renda awannya lembut
> meliputi hampir sebagian tubuh mereka, dan pohon-pohon beraneka ragam jenis
> dan bentuknya terangguk-angguk bertasbih pada Allah.
>
>
>
> Dan di sela-sela senyuman hangat Mbak Uri yang menyambut saya di pintu
> gerbang bandara, saya mengedipkan mata pada awan yang berarak
> berjengkal-jengkal di atas kepala saya seraya berbisik, *"Ya Allah, Engkau
> keren sekali!"*
>
>
>
>
>
>
>
> Bandara Soekarno Hatta, Jakarta – Bandara Minangkabau, Padang, Selasa, 30
> September 2008 dini hari-pagi
>
>
>
>
>
> ********
>
>
> http://mutiaracinta .multiply. com <http://mutiaracinta.multiply.com/>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ------------------------------
>
>
> .
>
>
>
2a.

Re: [Kelana] Little House On The Prairie

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Wed Oct 8, 2008 6:26 am (PDT)

makasih Mbak Novi & Mbak Nia... ayo atuh kalau ada waktu & kesempatan kita
berkunjung ke Padang ^_^

On 10/8/08, Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail.com> wrote:
>
> iya nih jadi bikin aku pengen ke Padang..
> ayo2!! siapa yang mau nampung aku? hi..hi..
>
> 2008/10/8 novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com>
>
>> Indahnya penuturan mabak LIa...
>> aku jadi ikut membayangkan.....
>>
>> :)
>>
>> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
>> "Lia Octavia"
>> <liaoctavia@...> wrote:
>> >
>> > *Little House On The Prairie*
>>
>> >
>> >
>> >
>> > Oleh Lia Octavia
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> > Udara dingin disertai rintik hujan mengulurkan tangannya
>> pada
>> > saya ketika saya keluar dari gerbang bandara Minangkabau, Padang.
>> Mbak Uri,
>> > sahabat saya sudah menunggu di sana. Pilek dan sakit tenggorokan
>> serta demam
>> > yang saya alami pada malam sebelumnya membuat nafas saya agak tersengal.
>> > Mbak Uri tampak ceria walau sebenarnya ia juga masuk angin dan demam
>> > semalam. Hanya kegembiraan bertemu dengan sahabat kariblah yang membuat
>> > demam kami hilang ditiup angin yang berhembus dari lereng Gunung Merapi.
>> > Pagi itu, suasana bandara masih lengang. Waktu baru menunjukkan
>> pukul 7.30
>> > pagi. Sejumlah petugas yang berada di posko lebaran di depan bandara
>> tampak
>> > duduk-duduk dengan santai. "Arus mudik belum mencapai puncaknya,"
>> pikirku.
>> >
>> >
>> >
>> > Kami langsung menuju bis yang telah menunggu. Bis
>> tersebut yang
>> > kemudian membawa kami menuju pusat kota Padang. Jalan-jalan tampak
>> lengang
>> > dan bersih. Gunung-gunung menjulang di sepanjang kiri-kanan kami dengan
>> > keindahan yang luar biasa. Angkot-angkot berwarna warni berseliweran
>> ke sana
>> > ke mari.
>> >
>> >
>> >
>> > "Ternyata orang Padang lebih kreatif ya dari pada orang Bandung,"
>> ujarku
>> > pada Mbak Uri. Bagaimana tidak? Lihat saja lukisan dan gambar
>> bermacam-macam
>> > anime Jepang seperti Naruto, Samurai X, Slam Dunk, Air Gear dll
>> terpampang
>> > pada body luar angkot-angkot tersebut. Belum lagi tape stereo yang
>> memutar
>> > lagu-lagu pop terkini berdentum-dentum dari dalam angkot itu. Juga
>> > hiasan-hiasan menarik turut menghiasi interior luar dan dalam angkot
>> itu.
>> > Baru kali ini aku melihat angkot yang begitu keren dan trendi.
>> >
>> >
>> >
>> > Setiba di pusat kota Padang, kami menuju kantor sebuah agen
>> perjalanan. Kami
>> > harus menggunakan mobil yang biasa disebut travel untuk melanjutkan
>> > perjalanan kami ke Payakumbuh, di mana Mbak Uri dan keluarganya menetap.
>> >
>> >
>> >
>> > "Kamu dari Jepang ya? Atau China? Taiwan? Hong Kong" pertanyaan beberapa
>> > laki-laki setengah baya yang berada di kantor biro perjalanan itu
>> menyerbu
>> > saya bertubi-tubi ketika kami memasuki kantor itu. Saya terkejut. Belum
>> > sempat saya menjawab mereka, ada lagi yang bertanya, "Bisa bahasa
>> Indonesia
>> > nggak?" seraya menatap saya lekat-lekat dari ujung kepala hingga
>> ujung kaki.
>> >
>> >
>> >
>> > Saya tersenyum geli. Sudah tak terhitung mereka yang mengira saya orang
>> > Jepang, orang China, orang Taiwan, atau orang Hong Kong. Mengenakan
>> kerudung
>> > pula. Saya melihat sekeliling kantor itu. Jelas sekali warna kulit
>> saya yang
>> > putih kemerahan dengan mata agak sipit membuat saya menjadi pusat
>> perhatian
>> > di antara orang-orang yang berada di situ yang kebanyakan berkulit sawo
>> > matang dan kecoklatan. Ingin rasanya saya menjawab pertanyaan mereka
>> dengan
>> > bahasa Jepang, sekedar untuk bercanda, tetapi kemudian saya ingat
>> bahwa ini
>> > bukan Jakarta dan saya baru pertama kali berada di Padang. "Di mana bumi
>> > dipijak, di situlah langit dijunjung," begitu pepatah yang sering
>> diucapkan
>> > Mbak Uri. Dan saya pikir memang benar adanya. Dengan tertawa-tawa kecil,
>> > kami berdua naik mobil travel itu menuju Payakumbuh.
>> >
>> >
>> >
>> > "Berapa lama kita akan sampai di Payakumbuh?" tanyaku.
>> >
>> >
>> >
>> > "Sekitar tiga jam. Nggak pakai macet," jawab Mbak Uri.
>> >
>> >
>> >
>> > Ingin rasanya saya tidur selama perjalanan itu karena
>> pilek yang
>> > membuat saya terus menerus membersitkan hidung saya ditambah lagi kurang
>> > tidur pada malam sebelumnya. Tetapi, keindahan alam di sekitarku
>> > mengumandangkan sabda cintanya, merentangkan tangan-tangannya yang
>> kemudian
>> > merengkuhku ke dalam keindahan itu sendiri. Keindahan yang merupakan
>> sebuah
>> > keniscayaan, yang merasuk hingga ke relung jiwa saya. Keindahan yang
>> > sederhana. Yang tersenyum pada saya di setiap kelokan jalannya,
>> turun naik
>> > bukitnya, dan bertiup di sisi-sisi jendela mobil. Tak sedetik pun saya
>> > sanggup memejamkan mata. Lukisan alam yang menjelma menjadi nyata di
>> hadapan
>> > saya menarik saya ke dalam perjalanan yang menakjubkan. Tiba-tiba
>> saja, saya
>> > berada di dalam lingkaran keindahan yang menakjubkan. Kota Payakumbuh
>> > dikelilingi oleh Gunung Merapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago, dan
>> Bukit
>> > Barisan yang berjejer rapi sejauh mata memandang. Terlindung. Rasa
>> nyaman
>> > menyelinap ke dalam dada. It feels like home for me.
>> >
>> >
>> >
>> > Tiba di kampung halaman Mbak Uri, juga merupakan pengalaman
>> > tersendiri bagi saya. Rumah keluarganya yang terletak di lereng
>> gunung, di
>> > tengah hamparan sawah dan ladang yang riuh melambai-lambai, disertai
>> ratusan
>> > SMS ucapan selamat Idul Fitri beserta puisi-puisi dan doa-doa yang
>> berebut
>> > masuk ke ponselku membuat suasana malam takbiran saya kali ini jelas
>> > berbeda.
>> >
>> >
>> >
>> > Kami tiba sekitar pukul dua siang. Mbak Uri
>> memperkenalkan saya
>> > pada seluruh keluarga dan kerabatnya yang menyambut saya dengan
>> ramah dan
>> > tangan terbuka. Kemudian setelah shalat dzuhur, Mbak Uri membawa saya
>> > berkeliling ke sawah, tempat di mana Mbak Uri sering duduk dan menulis.
>> > Burung-burung pipit padi yang terbang rendah di atas dahan-dahan
>> padi yang
>> > menguning bersiul-siul membelah udara dingin yang semakin menusuk
>> tulang.
>> > Tak ketinggalan itik-itik serta ayam-ayam peliharaan yang meleter dan
>> > berkotek di halaman. Kerbau yang sedang berkubang di kejauhan serta
>> > gunung-gunung dengan awan-awan beraraknya di hadapan, membuat bait-bait
>> > puisi yang beterbangan di dalam benak saya tidak dapat menemukan jalan
>> > keluarnya. Semuanya begitu indah untuk dilukiskan.
>> >
>> >
>> >
>> > Kedatangan saya membuat seluruh keluarga Mbak Uri sibuk. Ibu
>> > Mbak Uri memotong salah satu itik mereka dan dengan gembira saya
>> menonton
>> > itik itu dibersihkan dan dicabuti bulunya. Juga seekor ayam jantan yang
>> > gemuk mendapat giliran. Dan yang lebih mengasyikkan melihat ikan-ikan
>> > ditangkap langsung dari kolam di belakang rumah dan disiangi saat
>> itu juga.
>> > Seketika saya teringat pada kisah-kisah Laura Ingalls Wilder di masa
>> > kecilnya di buku serial Little House-nya, di mana semua bahan makanan
>> > ditangkap sendiri diambil dari alam sekitar dan kemudian diolah.
>> Rumah kecil
>> > yang nyaman. Yang penuh cinta, kekeluargaan, dan kebersamaan.
>> >
>> >
>> >
>> > Seiring dengan adzan maghrib yang berkumandang di
>> kejauhan, saya
>> > berbuka puasa bersama dengan Mbak Uri dan keluarganya, di ruang
>> makan, di
>> > dalam rumah mereka yang luas dan asri, menikmati teh manis hangat dan
>> > rendang daging serta opor ayam yang lezat, diiringi bunyi jangkerik
>> dan itik
>> > di halaman serta riuh nyanyian hujan yang menari-nari di atas atap.
>> Ramadhan
>> > saya tahun ini berakhir di dalam kesahajaan cinta rumah itu. Rumah
>> yang kini
>> > telah menjadi bagian dalam hidup saya. My little house on the prairie.
>> >
>> >
>> >
>> > Padang – Payakumbuh, Selasa, 30 September 2008
>> >
>> >
>> > ********
>> >
>> > http://mutiaracinta.multiply.com
>> >
>>
>>
>>
>
>
>
>
>
3a.

[Kelana] Menyusuri Perjalanan Cinta Hamka

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Wed Oct 8, 2008 8:00 am (PDT)

*Menyusuri Perjalanan Cinta Hamka*

Oleh Lia Octavia

Mengenal sosok Buya Hamka lebih jauh adalah sebuah keinginan
saya yang terpendam sejak satu setengah tahun yang lalu. Dimulai saat
MbakUri dan saya sedang mengaji di Masjid Al Azhar, bilangan Blok M, Jakarta
Selatan. Kami berdua mendiskusikan buku Tafsir Al Qur'an sebanyak 30 juz
yang ditulis oleh Hamka. Buku itu sangat menggugah dan membuka tirai-tirai
pengetahuan di dalam hati dan jiwa kami. Buku yang sangat fenomenal terlebih
karena Hamka menulisnya saat beliau menjadi tahanan. Di dalam sepi dan
sunyi, Allah memberikan hidayah-Nya untuk menulis dan menyelesaikan buku
itu. Kebetulan malam itu, salah seorang putera Hamka membawakan kajian.
Masih terbayang di dalam ingatan saya, Mbak Uri dan saya begitu bersemangat
mengikuti pengajian tersebut. Saya sudah pernah membaca karya-karya sastra
Hamka seperti Merantau Ke Deli, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck. Tetapi Tafsir Qur'an yang ditulis beliau sungguh
berbeda dari yang lainnya.

"Kalau aku ada uang lebih, aku ingin membeli seluruh jilid
Tafsir Qur'an ini, Mbak," kataku saat itu.

"Iya, Mbak. Satu jilid ini harganya sekitar Rp 50.000,-. Mungkin
kalau kita beli di Museum Hamka di Danau Maninjau akan lebih murah," jawab
Mbak Uri.

"Museum Hamka? Di tepi Danau Maninjau? Memangnya di sana ada
jualan buku juga?" tanyaku bersemangat.

"Iya, Mbak. Di sana selain museum, ada juga toko bukunya.
Mungkin harganya lebih murah," jawab Mbak Uri.

"Lebih murah? Di museum Hamka? Aku ingin ke sana! Aku ingin ke
museum Hamka di tepi Danau Maninjau," kataku polos.

Saya teringat bahwa semua kata-kata yang kita ucapkan adalah
doa. Terlebih kata-kata yang diucapkan di masjid, tempat manusia bersujud
menyembah Sang Maha Cinta. Dan doa saya saat itu menjadi kenyataan tahun
ini. Tidak pernah terpikir dalam benak saya bahwa keinginan satu setengah
tahun yang lalu itu kini terwujud dalam sebuah perjalanan cinta yang tak
terlupakan.

Pagi hari di Payakumbuh, di hari ketiga saya berada dalam
rengkuhan hangat dan kekeluargaan di kampung halaman Mbak Uri. Burung-burung
masih berkicau. Itik-itik masih meleter. Ayam-ayam masih berkotek. Daun-daun
masih meliuk-liuk ditiup angin. Gunung Merapi dan Singgalang masih
berselimut awan yang menggantung rendah. Kami sudah bersiap-siap untuk pergi
ke Museum Hamka di tepi Danau Maninjau.

"Mau bawa bekal, Uri? Mak bungkuskan nasi ya untuk kalian
berdua?" tanya Ibu Mbak Uri penuh perhatian.

"Ah nggak usah, Mak. Di sana biasanya juga ada yang jual
makanan," jawab Mbak Uri.

"Iya, Bu. Biasanya di tempat wisata ada yang menjual makanan.
Jadi jangan khawatir," sambungku.

"Baiklah. Hati-hati di jakan ya!" Dengan senyum, Ibu Mbak Uri
melepas kepergian kami di depan rumah.

Dengan mengendarai sepeda motor, kami berdua berpacu menuju
pusat kota Payakumbuh yang biasa disebut Pasar. Awan dan udara dingin
melambai-lambai di ujung kerudungku dan turut berlari-lari di samping sepeda
motor. Setiba di Pasar, kemudian kami berdua naik bis menuju Bukittinggi.
Perjalanan yang ditempuh kurang lebih dua jam itu kami lalui tanpa terasa.
Tawa dan canda kami berseling dengan senyum mentari di luar jendela bis
membuat waktu berjalan nyaris tak terdengar.

Kami tiba di terminal bis Bukittinggi sekitar pukul sepuluh
pagi. Mbak Uri juga belum pernah ke Danau Maninjau. Jadi seperti yang biasa
saya atau Mbak Uri lakukan, kami hanya mengandalkan insting kami dan
bergantung pada Allah. Saya bukanlah orang yang dengan cepat dapat mengenal
jalan-jalan yang dilalui. Saya juga lebih banyak tidak tahu rute-rute jalan
bahkan di Jakarta sekalipun. Kami berdua hanya menniatkan dalam hati pergi
ke tempat tujuan dan mengucapkan bismillah, lalu membiarkan Allah yang
menuntun langkah kedua kaki kami hingga sampai tujuan. Keyakinan akan
petunjuk Allah, itu saja yang kami andalkan. Dan alhamdulillah, kami jarang
sekali tersesat.

Begitu juga yang terjadi kali ini. Sesaat setelah kami turun
dari bis, Mbak Uri tampak tegang dan menengok ke sana ke mari.

"Kata Bapak, ada bis yang berhenti di Danau Maninjau, tapi kalau
mau ke museum Hamka harus naik ojek lagi, Mbak," kata Mbak Uri.

"Ooh gitu," jawab saya sambil tersenyum dan berjalan santai
menuju kios minuman. Saya membeli minuman dan makanan kecil serta satu pak
tissue karena pilek saya masih belum sembuh. Saya tahu, keluarga Mbak Uri
mencemaskan kami berdua. Pergi ke suatu tempat yang belum pernah kami
datangi. Naik kendaraan umum pula. Jaraknya pun cukup jauh. Saya tersenyum
pada Sang Maha Cinta yang Maha Melihat. Saya yakin, Ia yang akan
menghantarkan kami dengan selamat hingga ke tempat tujuan.

"Santai aja, Mbak! Nanti juga ada bis yang ke Maninjau. Mau
minum apa, Mbak?"ujarku santai.

Setelah membeli minuman, Mbak Uri bertanya pada seorang bapak di
dekat sebuah bis.

"Ke Maninjau? Ini bis yang menuju Maninjau. Dan bis ini lewat
persis di depan Museum Hamka. Jadi Uni tidak perlu naik ojek lagi," kata
bapak itu sambil menunjuk sebuah bis berwarna kuning yang berada di
depannya.

"Alhamdulillah," ujarku sambil segera naik ke atas bis itu. Mbak
Uri masih bertanya-tanya pada sopir dan penumpang bis tersebut, sekedar
meyakinkan bahwa kami tidak salah naik bis, sementara saya asyik makan
biskuit dan minum green tea kesukaanku dengan santai. Saya yakin itu adalah
bis dengan jurusan yang benar dan tersenyum pada Mbak Uri yang telah
mendapatkan jawaban meyakinkan dari sopir dan para penumpang.

"Mbak Uri yang baik. Ia benar-benar tuan rumah yang baik.
Menjamuku hingga memastikan kalau kami tidak salah jalan. Padahal ia tahu
benar, kalau aku mau pergi ke suatu tempat, aku langsung jalan saja tanpa
memikirkan rute yang harus dilalui," pikirku geli.

Perjalanan menuju Danau Maninjau sungguh memukau.
Gunung-gunung dan pepohonan yang asri melambai-lambai. Yang unik, kami harus
melewati 44 kelokan tajam dengan ketajaman seratus delapan puluh derajat
yang menurun sebelum mencapai Danau Maninjau.Dengan ceria kami menghitung
setiap kelokan yang sudah kami lewati. Kelokan-kelokan itu begitu tajam
sehingga diperlukan kepiawaian pengemudi bis mengendalikan kendaraannya. Dan
juga kepiawaian penumpangnya untuk mengendalikan diri agar tidak muntah
walau pengemudi bis itu sudah menyediakan satu pak kantung plastik yang
tergantung di dekat pintu bis bagi para penumpang yang muntah selama
perjalanan.

Kami tiba di Museum Hamka sekitar pukul satu siang. Permukaan
Danau Maninjau yang bak cermin bagi awan-awan yang bercermin di atasnya dan
gunung-gunung yang mengelilinginya benar-benar laksana surga. Allah sedang
memperlihatkan salah satu dari sekian banyak keindahan-Nya pada saya. Tak
heran Hamka banyak melahirkan karya di tepi danau ini. Keindahannya begitu
memukau saya sehingga ingin rasanya saya duduk dan langsung menuliskannya
dalam sejuta kata.

Kami disambut oleh kepala museum tempat kelahiran Hamka itu
dengan sangat ramah. Beliau sangat gembira terlebih setelah mengetahui kami
adalah penulis. Beliau mengenal penulis-penulis dan penyair terkenal senior
saya dan buku-buku karya bapak kepala museum iu ternyata berada di Pusat
Dokumentasi HB Jassin Taman Ismail Marzuki, tempat saya berkumpul dengan
teman-teman FLP DKI setiap Ahad untuk berdiskusi dan membahas tentang
kepenulisan. Dunia memang selebar daun kelor, begitu kata pepatah.

Dengan penuh cinta, beliau menceritakan riwayat hidup Hamka.
Bahwa di rumah itulah Hamka dilahirkan dan dibesarkan dengan penuh cinta
oleh kedua orang tuanya sebelum ia dibawa ke Padang dan bersekolah di
Sekolah Rakyat hingga merantau ke Deli dan kemudian ke Mekkah. Saya melihat
semua koleksi buku-buku Hamka terpajang rapi di dalam lemari kaca, juga
foto-foto dan barang-barang pribadi beliau.

Dengan duduk melingkar di atas lantai kayu museum tersebut, kami
mendengarkan uraian bapak kepala museum mengenai riwayat hidup Hamka,
karya-karyanya, idealismenya, perjuangannya, cita-citanya, dan juga
cintanya. Perjalanan cinta Hamka yang membawanya pada karya-karya sastra
klasik sepanjang masa yang hingga sekarang digunakan sebagai buku pelajaran
wajib di Malaysia hingga ke Eropa.

Seperti kata pepatah yang berbunyi, "Seorang nabi tidak pernah dihargai di
tempat asalnya," begitu pula Hamka. Walau demikian, harapan dari segelintir
orang di negeri ini yang masih menghargai karya-karya beliau, hidayah Allah
yang mengalir dalam setiap perjalanan cintanya akan menumbuhkembangkan
kecintaan generasi kini dan mendatang pada dunia sastra.

Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 2.30
siang. Kami harus segera shalat dzuhur dan berangkat kembali ke Payakumbuh
kalau tidak mau kemalaman di jalan. Saya sempat menelepon Kang Dani, sahabat
saya yang sedang berlibur di Ponorogo, dan menceritakan keindahan Danau
Maninjau padanya.

Seusai shalat, saya baru menyadari bahwa kami belum makan siang. Kami
mencari-cari kedai yang menjual makanan di sekitar museum tetapi tidak ada
satu pun yang terlihat.

"Inilah akibatnya kalau tidak mendengarkan nasihat orang tua. Tadi ibuku
menyuruh kita membawa bekal, tetapi kita tolak. Lihat nih, Mbak. Nggak ada
yang menjual makanan!" kata Mbak Uri bingung.

Saya diam saja dan memasuki toko buku di depan museum yang
menjual buku-buku Hamka. Dalam sekejap setumpuk buku sudah berada dalam
genggaman saya. Saya benar-benar memanjakan diri saya. Saya lebih memilih
buku ketimbang oleh-oleh yang lain. Walaupun buku-buku belanjaan saya
harganya telah mencapai ratusan ribu rupiah, saya benar-benar tidak
memedulikannya.

Lalu, iseng Mbak Uri bertanya pada bapak dan ibu yang melayani
kami di toko buku itu di mana kami bisa menemukan warung makan.

"Memangnya adik belum makan siang?" tanya ibu pemilik toko buku
itu.

"Belum, Bu," jawabku polos.

"Ya sudah, kalau begitu mari makan di dalam. Ibu punya nasi
dengan lauknya."

Saya berpandangan dengan Mbak Uri. Makan di dalam?

"Ah nggak usah, Bu. Kami makan di luar aja. Tunjukkan aja di
mana rumah makan yang buka. Kami makan di sana saja," kata Mbak Uri sopan.

"Tidak ada rumah makan yang buka, Dik. Ayolah, makan di sini.
Ibu memasak makanan kok," timpal bapak empunya toko buku itu.

"Waah jadi merepotkan, Pak," jawabku sambil menahan lapar. Saya
memang tidak bisa berbohong pada mereka. Keadaan kami saat itu benar-benar
memerlukan tawaran makan itu. Bila kami naik bis ke tempat wisata Danau
Maninjau, berarti hari sudah lewat pukul tiga dan kami tidak bisa tingga
lebih lama lagi karena perjalanan dari Danau Maninjau ke Bukittinggi menakan
waktu 2 jam dan dari Bukittinggi ke Payakumbuh memakan waktu 2 jam.

Akhirnya dengan perasaan sungkan dan hormat yang bercampur baur,
kami makan di rumah keluarga itu yang ternyata adalah sepupu Hamka dan
putera Hamka yang menjadi penceramah di pengajian Masjid Al Azhar satu
setengah tahun yang lalu tinggal di rumah itu. Hanya karena kebesaran Sang
Maha Cinta saja yang mempertemukan kami semua di ujung perjalanan kami
menyusuri perjalanan cinta Hamka. Serta seiring dengan bis yang membawa kami
kembali ke Payakumbuh, saya masih dapat merasakan di dalam mulut saya
gurihnya ikan Danau Maninjau yang saya nikmati di rumah itu.

Payakumbuh – Bukittinggi - Danau Maninjau, Rabu, 2 Oktober 2008

********
http://mutiaracinta.multiply.com
3b.

Re: [Kelana] Menyusuri Perjalanan Cinta Hamka

Posted by: "suka2_iu" suka2_iu@yahoo.co.id   suka2_iu

Wed Oct 8, 2008 1:14 pm (PDT)

waaahhh... pasti bagus banget ya pemandangannya!
udh lama bgt pgn kesana tp blm kesampaian pdhl danau maninjau kampung
halaman kakekku.

hiks..hiks..hiks..

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Lia Octavia"
<liaoctavia@...> wrote:
>
> *Menyusuri Perjalanan Cinta Hamka*
>
>
>
> Oleh Lia Octavia
>
>
>
>
>
>
>
> Mengenal sosok Buya Hamka lebih jauh adalah sebuah keinginan
> saya yang terpendam sejak satu setengah tahun yang lalu. Dimulai saat
> MbakUri dan saya sedang mengaji di Masjid Al Azhar, bilangan Blok M,
Jakarta
> Selatan. Kami berdua mendiskusikan buku Tafsir Al Qur'an sebanyak
30 juz
> yang ditulis oleh Hamka. Buku itu sangat menggugah dan membuka
tirai-tirai
> pengetahuan di dalam hati dan jiwa kami. Buku yang sangat fenomenal
terlebih
> karena Hamka menulisnya saat beliau menjadi tahanan. Di dalam sepi dan
> sunyi, Allah memberikan hidayah-Nya untuk menulis dan menyelesaikan buku
> itu. Kebetulan malam itu, salah seorang putera Hamka membawakan kajian.
> Masih terbayang di dalam ingatan saya, Mbak Uri dan saya begitu
bersemangat
> mengikuti pengajian tersebut. Saya sudah pernah membaca karya-karya
sastra
> Hamka seperti Merantau Ke Deli, Di Bawah Lindungan Ka'bah, dan
Tenggelamnya
> Kapal Van Der Wijck. Tetapi Tafsir Qur'an yang ditulis beliau sungguh
> berbeda dari yang lainnya.
>
>
>



4a.

Re: aku,tukang cukur dan tukang urut

Posted by: "ketik_galih" ketik_galih@yahoo.co.id   ketik_galih

Wed Oct 8, 2008 8:03 am (PDT)

Pengalaman yang menarik, Mariko.
Orang seperti mereka memang rapi kalau potong rambut tapi cukup
membuat jantung deg-degan. Kalau kitanya terkesan baik terkadang si
tukang cukurnya kegenitan. Kalau kita pasang muka garang dia juga
garang nyukurnya.

Nice story bro.

Salam,

Galih

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, mariko hendru
<ldk_foskomi99@...> wrote:
>
> besok adalah hari pertama kerja setelah libur lebaran dan cuti
kerja. untuk itu saya harus mempersiapkan segalanya untuk keperluan
esok kerja(perlengkapan perang dilapangan untuk ekspor ke
FIJI).satupersatu semuanya dipersiapkan dan dimasukan kedalam tas
kerja. kebetulan tas kerja ku baru berumur 3 minggu,jadi masih
terlihat fresh dan culup membanggakan jika dibawa kekantor ( teman-
teman kantor lebih banyak yang bagus dan juga mahal)
> mmmmm...apa yah yang belum aku persiapkan .......????
> ada..(sekejap hayalanku tentang keperluan yang belum hilang)
> Potong Rambut
> Lebaran kemaren aku tidak sempat untuk potong rambut.karena libur
kerja cuma 1 hari sebelum hari Raya ( kejam)
> wah sudah jam 21.00 malam...mmmm Ketukang cukur yang biasa pasti
sudah tutup.
> Ya sudah cari saja dipasar. Pasti ada yang buka.
> 15 menit kemudian aku sudah sampai dipasar dan mencari-cari tukang
cukur mana yang masih buka. Setahuku dopasar ini kurang lebih ada 3
tempat cukur rambut.
> yang pertama adalah tukang cukur langgananku.Rp 7000 sekali potong
dengan ekstra airmineral 250 ml.
> yang kedua tukang cukur yang berada disebelah rumah makan Balambin
Cinto, Rumah makan padang yang buka 24 jam. tapi setahuku tadi siang
selepas menemani ummi belanja, tukang cukur itu tutup.
> Ya sudah aku pergi ke tukang cukur yang ketiga saja. Tempatnya
cukup jauh, Tempatnya berada didaerah pertokoan ramayana.
> 5 menit dari tempat semula aku sudah berada didepan tokonya, salon
cantika.
> Salon cantika, gunting,blow,keriting,rebonding
> waduh.....
> assalmualai...................................kum
> selamat datang mas,ayo mau dicukur atau yang lain
> Ampun DJ
> Mau dicukur aja MMMMMMba/Mas ..he.he.he
> lekong.lekong cucok nek
> Ya Allah lindungi hamba
> dipotong pendek yah,potong nya disasak,terus jambangnya dirapikan
> Cucok
> selama digunting saya banyak memperhatikan orang-orang disekitar
sambil menjawab pertanyaan orang yang menjadi tukang cukur saya.
salon kecantikan.Oh tampaknya saya salah tempatnih.Ada banyak wanita
dan waria, ada satu yang menggusiku,yaitu salah seorang pelanggan
yang sedang di cuci rambutnya, seorang om-om yang dari tadi membaca
majalah mens health. entah kenapa setiap dimelewati setiap lembar
halaman di melihat kearah saya
> Ampun DJ
> Akhirnya guntingannya selesai juga
> Mau ada plus=plus ga mas?
> Apa tuh
> Plus +
> disini kalau sudah dipotong atai yang lain sebelum pulang ada
service plus
> +
> ga usahlah, tapi biasanya ditempat cukur saya yang lama saya
selalu dapat pijatan untuk setip potong rambut
> Cucok banget
> sini saya bisa pijat
> uh cucok
> tanpa basa basi tukang cukur yang bergaya seperti wanita ni mulai
memijit kepala sampai leher saya, lumayanj enak. tidak keras tapi
juga tidak biasa.tapi tiba-tiba kepala saya dipiting.dan timbul
bunyi KRAAAK
> wow....
> satu lagi yah mas.sebelah kiri,kalau cuma sebelah nanti ga
balace,bisa keram
> KRAAAAAK
> aduuuuuuuuh Ampun Dj. aku langsung memegang leher ku,rasanya sakit
banget,tidak seperti yang pertama.
> Maaf yah mas....kekencangan
> aduh hati-hati dong mbak/Mas
> maaf yah ,sakityah, sini akika pijet lagi.
> kontan saja saya langsung turun dari bangku dan langsung menuju
kekasir
> setelah membayar sekitar Rp8000.saya buru-buru pergi meninggalkan
tempat yang tidak akan pernah saya lupakan
> Cucok
> --- On Mon, 10/6/08, Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@...> wrote:
>
> From: Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@...>
> Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Salam kenal dari anggota baru
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Monday, October 6, 2008, 4:31 AM
>
>
>
>
>
>
>
> selamat bergabung!!
> ambil tempat yang nyaman...
>
> salam
> nia robie'
>
>
> Pada 6 Oktober 2008 15:20, salimlengkong <salimlengkong@
yahoo.com> menulis:
>
>
>
>
>
>
> Assalamu'alaikum untuk teman-teman EsKa yang muslim dan juga salam
> sejahtera untuk teman-teman kristiani dan yang lainnya....
> Aku anggota baru dimilis EsKa ini. Aku tahu EsKa dari temanku.
awalnya
> aku nanya tentang milis penulis dan aku dikenalkanlah kepada EsKa
ini.
> Denger dari ceritanya si aku yakin EsKa bagus...at least nice to
join
> EsKa...Oya nama aku Salim Yahya...
>

5.

(Catcil) Ada Apa Dengan Curhat?

Posted by: "ketik_galih" ketik_galih@yahoo.co.id   ketik_galih

Wed Oct 8, 2008 8:23 am (PDT)

Bismillahirrahmanirrahiim

Seorang teman pernah berkata bahwa curhat adalah sebuah terapi yang
dapat membantu meringankan beban hidup yang dihadapi karena berbagai
persoalan. Dengan curhat seolah kita sedang melepaskan beban yang
banyak dan menyesakkan untuk sesat menarik nafas. Satu per satu
disusun kembali beban-beban itu untuk kemudian diselesaikan satu per
satu. Dengan curhat kita bisa bercerita semua keluh kesah sehingga
melapangkan hati.

Aku tidak memungkiri bahwa hal itu benar dan bahkan aku pernah
melakukan dan merasakan khasiat dari curhat. Curhat memberikan
energi baru yang dapat membuat hati dan pikiranku lebih jernih.
Ketika hati dan pikiranku jernih hal ini akan membangkitkan energi
positip yang membentuk rasa optimisme bahwa segalanya akan berjalan
dengan baik. Ketika energi positip itu terpancar maka akan disambut
pula dengan energi positip dari lingkunganku sehingga menjadi satu
rantai yang kokoh yang tidak akan mudah terberai.

Aku menyadari bahwa manusia makhluk yang banyak keterbatasannya
bahkan dari semua sisi manusia memiliki kelemahan. Sekuat-kuatnya
kaki kita menopang badan ini toh akan bengkak juga jika terlalu lama
berdiri. Seperkasa-perkasanya tubuh kita toh kita butuh tidur.
Segemuk-gemuknya badan tetap masih memerlukan makan dan sekurus-
kurusnya orang pasti punya batas kenyang dalam makan. Itu semua
adalah fitrah sehingga dengannya manusia dibuat memiliki rasa
ketergantungan dimana dengannya manusia akan mengkomunikasikan
sehingga segala keterbatasan yang dimiliki tetap membuatnya dapat
hidup dengan normal.

Salah satu bentuk komunikasi itu adalah curhat. Curhat biasanya
dilakukan untuk hal-hal yang menyangkut permasalah pribadi yang
terlarang tercium oleh khalayak kecuali si teman curhat. Curhat
menurutku seperti zat adiktif, artinya dapat membuat si pelaku
curhat memiliki rasa ketergantungan terhadap teman curhatnya.
Biasanya hal ini terjadi apabila si teman curhat dapat menjadi
telinga yang baik dan ikut membantu memberikan komunikasi timbal
balik yang sesuai dengan apa yang diharapkan si pencurhat. Jika
sudah demikian si pencurhat akan senantiasa menghubunginya setiap
mempunyai hal-hal yang ingin diceritakan baik itu permasahan
pribadinya atau yang lainnya.

Siapa saja yang dapat menjadi teman curhat yang paling dapat
memahami perasaan si pencurhat? Pacar, teman, orang tua, saudara
kandung, pacar orang, suami atau istri ? Siapa pun itu yang perlu
diingat ketika curhat dilakukan secara tidak sadar kita sedang
mentransfer hal yang ada dalam diri si pencurhat (biasanya masalah
pribadi) kepada teman curhat. Artinya si pencurhat harus tahu betul
kondisi si teman curhatnya apakah dia siap menerima transferan
masalah. Hal dasar yang harus dimengerti juga bahwa setiap manusia
memiliki masalah masing-masing. Sehingga ketika curhat dilakukan
berarti si teman curhat sedang menambah deretan masalah drinya
dengan masalah si pencurhat.

Kalau seperti ini analisanya berarti curhat termasuk perbuatan yang
merugikan orang. Tidak seperti itu juga. Segala sesuatu yang
sifatnya hubungan sesama manusia asal keduanya ikhlas dan tidak
merasa ada pihak yang dirugikan, ya, silahkan saja. Ada kata kunci
disini, ikhlas dan tidak ada pihak yang dirugikan. Artinya si
pencurhat harus tahu betul siapa teman curhatnya dan jangan
menentukan sepihak. Jangan mentang-mentang seseorang itu pintar lalu
kita bisa bercerita dari hati ke hati dengannya. Cari tahu apakah
orang tersebut bersedia atau tidak, ikhlas menjadi telinga buat kita
atau tidak? Karena bisa jadi orang tersebut merasa tidak nyaman
dengan cerita kita. Begitu pula dengan si teman curhat. Dia harus
benar dalam memberikan respon, ikhlas menjadi teman curhat atau
tidak. Jangan sampai membohongi diri yang pada akhirnya akan membuat
dirinya tidak nyaman dengan curhatan-curhatan si pencurhat.

Satu lagi, tidak ada pihak yang dirugikan. Itu penting sekali. Baik
itu antara si pencurhat dengan teman curhatnya ataupun dengan pihak-
pihak yang memiliki kepentingan dengan keduanya. Apalagi sampai
menimbulkan fitnah, harus benar-benar dihindari. Biasanya terjadi
jika sudah melibatkan pihak ketiga.

Mungkin dari pemaparan ini yang namanya curhat terkesan ribet dan
rumit. Kalau aku pikir terkadang memang seperti itu. Apa karena aku
membuatnya terlampau ribet dan rumit? Mungkin ini yang menjadi
alasan kenapa diriku sangat membatasi bercerta tentang pribadiku
kepada orang lain. Jika tidak pandai memilih teman curhat bisa-bisa
aku menelanjangi diriku dengan paparan aib yang setumpuk, itu
pikirku.

Kenapa aku sangat membatasi curhat? Aku tidak mau terlihat lemah
meski manusia itu penuh banyak kelemahan. Aku tidak mau menunjukkan
kesusahan sehingga akan mengundang iba walaupun manusia itu penuh
keluh kesah. Aku tidak mau orang lain terbebani dengan urusan dan
permasalahan pribadiku sementara urusan dan permasalahannya
setumpuk. Aku tidak mau ketergantungan dengan kuping orang lain. Aku
harus membangun sikap positif diriku sendiri bahwa aku bisa
menyelesaikan semuanya tanpa harus membebani orang lain.

Kenapa aku sangat membatasi curhat dengan orang lain? Karena aku
mempunyai Tuhan yang kesabaran-Nya tanpa batas. Terkadang teman
curhat adakalanya bosan dengan curhatanku. Tapi Tuhan dengan kasih
sayang-Nya akan memberikan kelapangan bagi jiwaku dengan jalan-jalan
petunjuk-Nya. Dia yang tidak pernah tertidur. Dia yang Maha Tahu
atas segala sesuatu. Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya.

Ada sebuah ironi yang menjadi karakter manusia. Otak kita sudah
terkonsep jika ban motor bocor maka yang pertama kali terpikir
adalah tukang tambal ban. Jika fisik kita sakit yang terpikir dalam
otak kita adalah dokter. Tapi ketika kita mempunyai masalah apakah
Tuhan yang ada dikepala kita?

Sebagai penutup kiranya ada beberapa orang yang perlu diperhatikan
tentang kriteria teman curhat, terlebih ketika iman sedang tipis
(nasihat untuk diri sendiri). Pertama, lawan jenis. Seorang teman
pernah menasihati bahwa menghindari fitnah harus didahulukan
daripada mengambil manfaat. Lawan jenis memang konduktor yang bagus
untuk penghantar fitnah. Setegas apapun kita menyatakan bahwa semua
yang terjadi masih dalam koridor tapi Tuhan lebih tahu isi hati
kita. Kedua, orang yang sudah berkeluarga. Fitnahnya akan lebih
dasyat dari yang pertama. Seorang teman pernah memberikan nasihat
apabila kita mempunyai urusan dengan seseorang yang sudah
berkeluarga maka mintalah izin kepada pasangannya terlebih dahulu.
Apabila pasangannya sudah memberikan izin maka jadikanlah
pasangannya itu sebagai saksi dari pada urusan kita dengannya. Dan
jangan ditunaikan urusan itu jika pasangannya tidak meridhainya jika
urusan itu hanya masalah pribadi. Sehingga wajar terjadi jika
seorang pasangan cemburu bahkan mencurigai pasangannya karena
kedekatannya dengan orang lain yang tidak memiliki hubungan apapun.
Possessive kah? Ada baiknya pertanyaan itu dibalik, "Benarkah
tindakanku?"

Wallahu'alam

Note: Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi jadi sifatnya
lebih subyektif. Tidak ada larangan untuk berbeda pendapat ataupun
sependapat. Yang penting persaudaraan tetap dijaga.

Bekasi, 08 Oktober 2008, 22.20 pm

6.

(Mimbar) DIMULAI DARI ANGKA NOL LAGI YA?

Posted by: "fiyan arjun" paman_sam2@yahoo.com   paman_sam2

Wed Oct 8, 2008 8:40 am (PDT)




DIMULAI DARI ANGKA NOL LAGI YA?
http://sebuahrisalah.muliply.comid ym:paman_sam2
 
 


  Seminggu sudah kita tak terasa telah meninggalkan moment-moment bersejarah di awal bulan Syawal. Ya, betapa indah dan khidmatnya kita  ketika
menyambut hari itu. Semua menyambut dengan gegap gempita yang luar
biasa. Baik di negeri kita sendiri maupun di belahan dunia. Semua
sama-sama merayakan hari itu. Hari kemenangan kita selama sebulan penuh
berlapar-lapar dahaga. Hari Raya Idul Fitri. Alias, Hari Raya Lebaran
begitu sebutan familiar di negeri kita ini.  
 

    Namun
kita menyadari sebelum menyambut hari yang skaral itu tentunya bahwa
apa yang selama sebulan ini—yang kita lakukan tidak luput dari pantuan
yang namanya hak dan kewajiban kita sebagai seorang muslim yang taat
dengan ajaranNya. Baik itu dengan melakukan ritual yang sudah kita
hafal diluar kepala maupun yang sudah kita tahu tapi kita tak tak tahu
menahu. Tapi di bulan itu mau tidak mau seorang muslim harus melakukan
hal itu. Yaitulah sudah garis Tuhan bahwa manusia memang tepatnya alfa dan khilaf. Itu sudah menjadi kentuntuan juga sifat kemanusiawian anak manusia sejak zaman baheula. Halnya nabi Adam yang khilaf memakan buah khuldi di taman Firdaus!  


        Ya,
hal itu juga tak jauh dari apa yang saya alami. Banyak hal-hal yang
saya belum tunaikan sepenuhnya selama bulan Ramadhan yang sudah usai
itu. Entah itu untuk saling mengujungi kawan—yang akhirnya selepas
Lebaran saya bisa disepatkan waktu untuk kembali merajutnya..
Bersilaturahim dan juga mempereratkan tali silaturhami. Dan bukan itu
saja ada juga hal yang menurut saya sangat intens yang
perlu benar-benar ditanggung. Ya, saya harus melunaskan segala
utang-utang saya kepada Sang Khalik maupun dengan sesama yang belum
terbayarkan. Walaupun nanti saya harus berkorban untuk itu semua. Baik
materi, waktu dan tenaga. Sebab karena itu merupakan keharusan kita
sebagai muslim yang mengetahui hal itu. Sadar tidak sadar pasti kita
akan menanggung juga. Itu sudah pasti. Kalaa tidak di dunia di akhirat.
   

      Ya,
Allah ya Rabb tolonglah hamba-hambaMu ini agar terlepas dari
belenggu-belenggu yang menghimpit hamba-hambaMu ini. Mudahkanlah dan
lepaskanlah kami dari hal yang kami tak sanggup melampuinya. Kami tahu
hanya Engkaulah tempat kami meminta dan memohon. Tunaikanlah dan
lunaskan segala apa-apa yang belum kami lakukan selama ini….  

 

      Maka dengan itulah saya menulis hal ini (bila ada sesuatu yang masih ada  bersangkuan dengan saya ini, kiranya memberitahukan saya untuk menebus itu semua)? Karena kenapa? Karena kita masih dalam suasana Hari raya Idul Fitri. Ied
yang memiliki makna kembali. Ya, kita harus benar-benar kembali lagi
seusai Ramadhan lalu. Dan kita harus benar-benar kembali dari
permulaan. Awal. Ke angka nol lagi. Tentunya agar kita di Lebaran ini
kita bisa mentunaikan segala sesuatu yang belum kita lakukan walaupun
nanti tak sepenuhnya kita lakukan. Namun janganlah kita khawatir Yang
Maha tahu tentunya tahu dengan apa yang ada dihati hamba-hambaNya
termasuk saya sebagai makhluk dhaif. Bukan begitu?  

    Ya, marilah  bersama-sama  kembali untuk mentunaikan segala ketentuan-ketentuanNya  kita sebagai seorang muslim dan juga bisa merajut kembali tali silaturahim kita kepada sanak saudara-sauadara kita, handaitaulan,
rekan kerja maupun yang lainnya bagi mereka yang sudah lama kita
lupakan. Hingga kita benar-benar kembali ke angka nol lagi. Bersih dan
suci layaknya bayi yang baru mengenal dunia ini.    

      Dimulai dari angka nol lagi ya….?    

  Ulujami, 7 September 2008/ 7 Syawal 1429 H. Minal
Aidin Wal Faidzin. Mohon Maaf lahir dan Bathin. Selamat Hari Raya Idul
Fitri. Semoga kita kembali ke angka nol lagi! Amin.

7a.

Berjanjilah Kepada Diri Sendiri

Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com   anty_th

Wed Oct 8, 2008 2:07 pm (PDT)



BERJANJILAH
KEPADA DIRI SENDIRI

 

 Menjadi kuat sehingga tidak ada yang
bisa mengganggu ketenangan pikiran anda.

Bicara tentang kesehatan, kebahagiaan, dan
kesejahteraan kepada setiap orang yang anda temui.

Membuat semua teman anda
merasa ada sesuatu dalam diri
mereka.

Melihat sisi baik segala sesuatu dan
mewujudkan optimisme anda.

Berpikir hanya yang terbaik, bekerja hanya
untuk yang terbaik, dan mengharapkan hanya yang terbaik.

Bersikap sama bersemangatnya
tentang kesuksesan orang lain seperti tentang kesuksesan anda sendiri.

Melupakan kesalahan masa lalu dan terus maju
menuju pencapaian yang lebih besar di masa depan.

Berwajah ceria setiap saat dan tersenyum
kepada setiap mahluk hidup yang anda temui.

Memberikan begitu
banyak waktu untuk perbaikan diri sendiri sehingga anda tak punya
waktu untuk mengkritik orang lain.

Menjadi terlalu bijaksana
untuk khawatir, terlalu mulia untuk marah, terlalu kuat untuk takut, dan terlalu bahagia
untuk membiarkan ada masalah.

Berpikir baik
tentang diri sendiri dan menyatakan fakta ini kepada dunia, tidak dalam
perkataan sombong
tapi dalam tindakan mulia.

Hidup dengan keyakinan
bahwa seluruh dunia memihak anda selama anda selalu memberikan upaya terbaik
anda.

di ambil dari email seorang teman

7b.

Re: Berjanjilah Kepada Diri Sendiri

Posted by: "margo widilaksono" magrounj@yahoo.com   magrounj

Wed Oct 8, 2008 8:26 pm (PDT)

Assalamu'alaikum wr.wb
wahh sampe juga yah mba ikutan di milis ini, semoga ada perwakilan SK di Medan nantinya. Selamat bergabung di kelas. Silakan ambil kursi dimana aja. jadi gurunya juga ga pa2

Wassalamu'alaikum wr.wb.
Salam hangat adikmu.
M@r6o

----- Original Message ----
From: hariyanty thahir <anty_th@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, October 8, 2008 5:30:20 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Berjanjilah Kepada Diri Sendiri

BERJANJILAH
KEPADA DIRI SENDIRI

* Menjadi kuatsehingga tidak ada yang
bisa mengganggu ketenangan pikiran anda.
* Bicara tentang kesehatan, kebahagiaan, dan
kesejahteraankepada setiap orang yang anda temui.
* Membuat semua teman anda
merasa ada sesuatu dalam diri
mereka.
* Melihat sisi baiksegala sesuatu dan
mewujudkan optimisme anda.
* Berpikir hanya yang terbaik, bekerja hanya
untuk yang terbaik, dan mengharapkan hanya yang terbaik.
* Bersikap sama bersemangatnya
tentang kesuksesan orang lain seperti tentang kesuksesan anda sendiri.
* Melupakan kesalahan masa laludan terus maju
menuju pencapaian yang lebih besar di masa depan.
* Berwajah ceriasetiap saat dan tersenyum
kepada setiap mahluk hidup yang anda temui.
* Memberikan begitu
banyak waktu untuk perbaikan diri sendiri sehingga anda tak punya
waktu untuk mengkritik orang lain.
* Menjadi terlalu bijaksana untuk khawatir, terlalu mulia untuk marah, terlalu kuat untuk takut, dan terlalu bahagia untuk membiarkan ada masalah.
* Berpikir baik
tentang diri sendiri dan menyatakan fakta ini kepada dunia, tidak dalam
perkataan sombong tapi dalam tindakan mulia.
* Hidup dengan keyakinan
bahwa seluruh dunia memihak anda selama anda selalu memberikan upaya terbaik
anda.

di ambil dari email seorang teman



8.

Pusat beasiswa dan lowongan kerja luar negeri

Posted by: "dr Dito" ditoanurogo@gmail.com   d17o

Wed Oct 8, 2008 2:08 pm (PDT)

---------- Pesan terusan ----------
Dari: Indo-Job Moderator <Indo-Job-owner@yahoogroups.com>
Tanggal: 9 Oktober 2008 00:05
Subjek: File - Milis beasiswa dan lowongan kerja luar negeri
Ke: ditoanurogo@gmail.com

Milis beasiswa dan lowongan kerja luar negeri

Halo sahabat,

Kami mengajak anda bergabung dengan milis beasiswa dan lowongan kerja
luar negeri yaitu indo-job@yahoogroups.com

Jika anda tertarik, silahkan kirimkan email kosong ke

Indo-Job-subscribe@yahoogroups.com

Setelah keanggotaan disetujui, otomatis anda akan langsung mendapat kiriman
file di bawah ini yang ditulis oleh para profesional Indonesia di luar
negeri:

1. Petunjuk mencari kerja profesional di Amerika

2. Kiat mencari kerja profesional di negara Arab.

3. Bantuan mencarikan pekerjaan di Singapura

4. Cara mencari kerja di Australia.

5. dll

Selain itu juga, secara teratur teman-teman akan mendapat informasi beasiswa
di luar negeri.

Milis indo-job@ adalah moderated milis yang profesional dengan aturan yang
ketat tanpa spam dan junk mail.
9.

[Catcil] Sehat ?Itu Indah, ya :)

Posted by: "novi khansa" novikhansa@gmail.com

Wed Oct 8, 2008 3:57 pm (PDT)

Ramadhan baru saja usai, tetapi hawa keindahan dan kebersahajaannya masih
kian terasa. Apalagi Syawal menjelang kemudian dengan hari-hari yang penuh
dengan rasa syukur tak henti.

Ramadhan kali ini benar-benar berbeda. Mengajakku kembali mengoreksi diri
yang lalai dan lengah.

Tak sampai pertengahan Ramadhan, aku jatuh sakit. Sakit yang sebenarnya
sudah aku rasakan sebelum Ramadhan, tapi tak terlalu aku pedulikan. Aku
ingat siang itu, gigiku begitu ngilu, kepala terasa sakit dan tak nyaman.
Bagaimana tidak, beberapa hari sebelumnya, aku disibukkan dengan berbagai
aktivitas yang menyita energi dan pikiranku. Aku berjalan ke sana ke mari,
beberapa kali harus menginap di rumah kawan karena kemalaman dan aku terus
menerus beraktivitas dengan rencana-rencana yang telah aku susun. Sedangkan,
kebiasaanku begadang masih terus kujalani.

Kalau diibaratkan mesin, aku membiarkan mesin itu terus bekerja, tapi asupan
yang diberikan kepada mesin itu kurang. Hingga, pada malam itu aku rasakan
sakit kepala yang luar biasa hebat, yang kemarin-kemarin tak aku hiraukan.
Sakit kepala yang kian menjadi walau diobati sekalipun. Saat itu yang aku
lakukan hanya menangis dan menangis.

Pada hari selanjutnya, mau ga mau aku harus berbuka puasa, walau sudah
berusaha aku tahan-tahan, hingga kemudian hari hasil tes laboratorium
menyatakan aku positif tipes. Jadilah, hari-hari kemudian aku jalani dengan
bed rest. Makan dan tidur, hingga aku hanya keluar kamar saat ke kamar
mandi. Bahkan beberapa kali, aku shalat dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tak kuat rasanya menahan sakit kepala yang tak tertahankan, belum lagi demam
yang hadir di kala malam.

Selang beberapa hari, aku merasa sehat, aku mulai mencoba beraktivitas
kembali. Bahkan, aku sempat nekat mengisi pesantren kilat di masjid dekat
rumah. Alhasil, untuk kedua kalinya aku kembali drop. Kepalaku seperti
digetok dan demam kembali hadir. Aku pun bertekad untuk total beristirahat
hingga mau ga mau aku harus mulai mengurus pekerjaan yang harus aku alihkan
karena permintaan klien. Hanya aktivitas sebentar yang membuat aku kembali
ke dokter. Ibu sempat prihatin, kalau memang aku harus dirawat di rumah
sakit. Ditambah lagi, setelah pusing yang selalu kurasakan, magh aku kumat
dan beberapa malam aku tak bisa tidur karena mual dan sakit perut.

Berjalannya waktu, kesehatanku mulai membaik, tapi kini aku harus masih
bersabar karena maghku kembali menyita perhatian. Untuk yang keempat kalinya
aku harus ke dokter. Rupanya penyakit maghku sudah cukup memprihatinkan.
Hingga hari ini aku masih harus meminum 5 macam obat, harus makan tepat
waktu dan tak lupa, aku selalu membawa camilan seperti biskuit dan lainnya.

Ramadhan ini aku hanya mampu menjalani puasa tak kurang dari 6 hari, selain
karena bulanan. Selebihnya aku jalani dengan kepayahan di atas tempat tidur,
memakan bubur dan makanan lunak lainnya dan harus menjalani banyak
pantangan. Hingga mungkin, ketika shalat id aku tak mampu ikut.

Alhamdulillah, walau ketika H-1 aku masih muntah-muntah karena magh. Padahal
paginya, aku berniat puasa, aku bisa menjalani shalat id yang diadakan di
lapangan dekat rumah. Rasanya sungguh berbeda, sama halnya ketika aku mampu
kembali tegak untuk shalat. Nikmat yang tak terkira. Syukur yang tak
terhingga. Rasa yang tak terbayangkan.

Begitu banyak pelajaran yang Dia berikan kepadaku pada Ramadhan nan mulia.
Mengajakku untuk mengkaji ulang pola pikir aku yang telah lalai memerhatikan
hak tubuhku untuk berisitirahat, otakku untuk rehat dan kelapangan menerima
segala sesuatunya.

Memang aku tak bisa menjalani Ramadhan dengan sempurna. Tak bisa merasakan
nikmat berpuasa sebulan penuh, tak bisa mengkhatamkan Al Quran, tak bisa
iktikaf, tak bisa menghadiri acara-acara yang telah direncanakan. Tak bisa
hadir ketika diundang, dan banyak lagi. Tapi, aku mendapat begitu banyak
pelajaran indah dari-Nya. Betapa aku mempunyai ibu yang luar biasa hebat
yang tak hentinya mencurahkan perhatian kepadaku. Tak mempersalahkan aku dan
selalu tersenyum ketika berkali-kali kupinta maaf. Kakak-kakak yang hebat,
empat keponakan yang selalu membuatku ceria. Sahabat dan teman yang penuh
perhatian menelepon dan tak hentinya meng-smsku, memberi dukungan di kala
hati dihantui rasa penyesalan.

Hingga kemudian aku sadari, sehat itu indah ya... sangat indah dan nikmat...
*sambil mengingat masa-masa sakit dan memandangi obat yang masih harus aku
minum.... :D

--
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.rezaervani.com/
10a.

Re: [Catatan Kak]) (Perjalanan) Mudik dan Lebaran 1429 H

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Wed Oct 8, 2008 5:02 pm (PDT)

injih sami-sami Mbak Siwi, apalagi Bapak sudah memberikan rambu-rambu
kepada saya kemanapun engkau pergi asalkan hari raya lebaran harus
mudik....semoga tahun depan kita semua bisa merasakan amazingnya
mudik.

-sis-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Siwi LH <siuhik@...> wrote:
>

11a.

(catcil) angels birthdays

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Wed Oct 8, 2008 6:03 pm (PDT)

9 oktober 2008:

hari ini adalah hari ulang tahun tiga orang penting dalam hidup saya:
1. i gusti adnyani: sahabat sejak smp. ibu muda yg menikah dgn pria
india ini, kini tengah berbahagia atas kelahiran putri pertamanya.
mereka kini tengah di india. ayu berencana utk jalan2 ke taj mahal.

2. diani citra: sahabat sejak kuliah. calon penerima beasiswa
fullbright majoring media studies ini akan berangkat ke usa tahun ini.
hari ini dia sedang di bali, utk merayakan ultah bersama kakaknya,
diana.

3. catur sukono: sahabat, partner, guru, pacar, kekasih, suami, alarm
peringatan, bantal hempasan, jaring pengaman, pelukan mendamaikan,
hujan menyejukkan, oase, belahan jiwa.

happy birthday, angels...
thanks for everyhing...
semoga saya masih punya cukup umur utk mencecap dunia bersama kalian...
like this song:

growing old with you: adam sandler (ost the wedding singer)
----------------------------------------------------------
Billy idol (speaking): good afternoon everyone. we're flying at 26,000
feet,
Moving
Up to thirty thousand feet, and then we've got clear skies
All the way to las vegas, and right now we're bringin you some in-
flight
Entertainment. one of our first-class passengers would like to sing
you a song
Inspired by one of our coach passenger, and since we let our first-
class
Passengers do pretty much whatever they want, here he is.

Robbie hart (singing):
I wanna make you smile whenever you're sad
Carry you around when your arthritis is bad
All I wanna do is grow old with you

I'll get your medicine when your tummy aches
Build you a fire if the furnace breaks
Oh it could be so nice, growing old with you

I'll miss you
I'll kiss you
Give you my coat when you are cold

I'll need you
I'll feed you
Even let ya hold the remote control

So let me do the dishes in our kitchen sink
Put you to bed if you've had too much to drink
I could be the man who grows old with you
I wanna grow old with you

----------------------------------------------------------

love,

-retno-

11b.

Re: (catcil) angels birthdays

Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com   yudhi_sipdeh

Wed Oct 8, 2008 9:42 pm (PDT)

Selamat Ultah untuk Kang Catur...menu masakan kemarin pasti istimewa.
Semoga sehat selalu, akur selalu :-)

salam

yudhi

--- On Wed, 10/8/08, Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com> wrote:

> From: Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com>
> Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) angels birthdays
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, October 8, 2008, 9:03 PM
> 9 oktober 2008:
>
> hari ini adalah hari ulang tahun tiga orang penting dalam
> hidup saya:
> 1. i gusti adnyani: sahabat sejak smp. ibu muda yg menikah
> dgn pria
> india ini, kini tengah berbahagia atas kelahiran putri
> pertamanya.
> mereka kini tengah di india. ayu berencana utk jalan2 ke
> taj mahal.
>
> 2. diani citra: sahabat sejak kuliah. calon penerima
> beasiswa
> fullbright majoring media studies ini akan berangkat ke usa
> tahun ini.
> hari ini dia sedang di bali, utk merayakan ultah bersama
> kakaknya,
> diana.
>
> 3. catur sukono: sahabat, partner, guru, pacar, kekasih,
> suami, alarm
> peringatan, bantal hempasan, jaring pengaman, pelukan
> mendamaikan,
> hujan menyejukkan, oase, belahan jiwa.
>
> happy birthday, angels...
> thanks for everyhing...
> semoga saya masih punya cukup umur utk mencecap dunia
> bersama kalian...
> like this song:
>
> growing old with you: adam sandler (ost the wedding singer)
> ----------------------------------------------------------
> Billy idol (speaking): good afternoon everyone. we're
> flying at 26,000
> feet,
> Moving
> Up to thirty thousand feet, and then we've got clear
> skies
> All the way to las vegas, and right now we're bringin
> you some in-
> flight
> Entertainment. one of our first-class passengers would like
> to sing
> you a song
> Inspired by one of our coach passenger, and since we let
> our first-
> class
> Passengers do pretty much whatever they want, here he is.
>
> Robbie hart (singing):
> I wanna make you smile whenever you're sad
> Carry you around when your arthritis is bad
> All I wanna do is grow old with you
>
> I'll get your medicine when your tummy aches
> Build you a fire if the furnace breaks
> Oh it could be so nice, growing old with you
>
> I'll miss you
> I'll kiss you
> Give you my coat when you are cold
>
> I'll need you
> I'll feed you
> Even let ya hold the remote control
>
> So let me do the dishes in our kitchen sink
> Put you to bed if you've had too much to drink
> I could be the man who grows old with you
> I wanna grow old with you
>
>
> ----------------------------------------------------------
>
>
> love,
>
> -retno-

11c.

Re: (catcil) angels birthdays

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Thu Oct 9, 2008 1:43 am (PDT)

selamet ultah ya mas catur..
maaf ya.. gak bisa bawain blackforest nih:D
ditunggulah traktirannya di ciawi kumaha??
ayo.. hidupkan kembali ritual sk bogor..
traktiran deui...

2008/10/9 Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com>

> 9 oktober 2008:
>
> hari ini adalah hari ulang tahun tiga orang penting dalam hidup saya:
> 1. i gusti adnyani: sahabat sejak smp. ibu muda yg menikah dgn pria
> india ini, kini tengah berbahagia atas kelahiran putri pertamanya.
> mereka kini tengah di india. ayu berencana utk jalan2 ke taj mahal.
>
> 2. diani citra: sahabat sejak kuliah. calon penerima beasiswa
> fullbright majoring media studies ini akan berangkat ke usa tahun ini.
> hari ini dia sedang di bali, utk merayakan ultah bersama kakaknya,
> diana.
>
> 3. catur sukono: sahabat, partner, guru, pacar, kekasih, suami, alarm
> peringatan, bantal hempasan, jaring pengaman, pelukan mendamaikan,
> hujan menyejukkan, oase, belahan jiwa.
>
> happy birthday, angels...
> thanks for everyhing...
> semoga saya masih punya cukup umur utk mencecap dunia bersama kalian...
> like this song:
>
> growing old with you: adam sandler (ost the wedding singer)
> ----------------------------------------------------------
> Billy idol (speaking): good afternoon everyone. we're flying at 26,000
> feet,
> Moving
> Up to thirty thousand feet, and then we've got clear skies
> All the way to las vegas, and right now we're bringin you some in-
> flight
> Entertainment. one of our first-class passengers would like to sing
> you a song
> Inspired by one of our coach passenger, and since we let our first-
> class
> Passengers do pretty much whatever they want, here he is.
>
> Robbie hart (singing):
> I wanna make you smile whenever you're sad
> Carry you around when your arthritis is bad
> All I wanna do is grow old with you
>
> I'll get your medicine when your tummy aches
> Build you a fire if the furnace breaks
> Oh it could be so nice, growing old with you
>
> I'll miss you
> I'll kiss you
> Give you my coat when you are cold
>
> I'll need you
> I'll feed you
> Even let ya hold the remote control
>
> So let me do the dishes in our kitchen sink
> Put you to bed if you've had too much to drink
> I could be the man who grows old with you
> I wanna grow old with you
>
> ----------------------------------------------------------
>
> love,
>
> -retno-
>
>
>
12.

Bls: [sekolah-kehidupan] (catcil) angels birthdays

Posted by: "dyah zakiati" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Wed Oct 8, 2008 6:12 pm (PDT)

Selamat milad angels (paduan tiga bahasa lhoo ^_^)
Selamat milad Maz Catur. Bahagialah dirimu dengan adanya angel di sampingmu ^_^

Salam
Dyah

----- Pesan Asli ----
Dari: Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com>
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 9 Oktober, 2008 08:03:16
Topik: [sekolah-kehidupan] (catcil) angels birthdays

9 oktober 2008:

hari ini adalah hari ulang tahun tiga orang penting dalam hidup saya:
1. i gusti adnyani: sahabat sejak smp. ibu muda yg menikah dgn pria
india ini, kini tengah berbahagia atas kelahiran putri pertamanya.
mereka kini tengah di india. ayu berencana utk jalan2 ke taj mahal.

2. diani citra: sahabat sejak kuliah. calon penerima beasiswa
fullbright majoring media studies ini akan berangkat ke usa tahun ini.
hari ini dia sedang di bali, utk merayakan ultah bersama kakaknya,
diana.

3. catur sukono: sahabat, partner, guru, pacar, kekasih, suami, alarm
peringatan, bantal hempasan, jaring pengaman, pelukan mendamaikan,
hujan menyejukkan, oase, belahan jiwa.

happy birthday, angels...
thanks for everyhing...
semoga saya masih punya cukup umur utk mencecap dunia bersama kalian...

Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo Answers!
13.

Bls: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Sehat ?Itu Indah, ya :)

Posted by: "dyah zakiati" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Wed Oct 8, 2008 6:17 pm (PDT)

Alhamdulillah. Dah agak baikan ya Vi? Jangan bandel yaaa. Makan yang banyaaaaaak. Minum obat yang rajin (obatnya diminum atau dimakan ya?). Jangan keluar-keluar. Di rumah saja sampai sakitnya benar-benar sembuh (dipingit euy). Keluarnya nanti tanggal 19 aja. ^_^

Salam
Dyah

----- Pesan Asli ----
Dari: novi khansa <novikhansa@gmail.com>
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 9 Oktober, 2008 05:57:05
Topik: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Sehat ?Itu Indah, ya :)

Ramadhan baru saja usai, tetapi hawa keindahan dan kebersahajaannya masih kian terasa. Apalagi Syawal menjelang kemudian dengan hari-hari yang penuh dengan rasa syukur tak henti.

Ramadhan kali ini benar-benar berbeda. Mengajakku kembali mengoreksi diri yang lalai dan lengah.

Tak sampai pertengahan Ramadhan, aku jatuh sakit. Sakit yang sebenarnya sudah aku rasakan sebelum Ramadhan, tapi tak terlalu aku pedulikan. Aku ingat siang itu, gigiku begitu ngilu, kepala terasa sakit dan tak nyaman. Bagaimana tidak, beberapa hari sebelumnya, aku disibukkan dengan berbagai aktivitas yang menyita energi dan pikiranku. Aku berjalan ke sana ke mari, beberapa kali harus menginap di rumah kawan karena kemalaman dan aku terus menerus beraktivitas dengan rencana-rencana yang telah aku susun. Sedangkan, kebiasaanku begadang masih terus kujalani.

.


__________________________________________________________
Cari tahu ramalan bintang kamu - Yahoo! Indonesia Search.
http://id.search.yahoo.com/search?p=%22ramalan+bintang%22&cs=bz&fr=fp-top
14a.

Re: (Inspirasi) Pernah?

Posted by: "nurulhi23" nurulhi23@yahoo.com   nurulhi23

Wed Oct 8, 2008 9:42 pm (PDT)

Betul Jenny,
Satu hal yang tetap bisa menjaga kita dari keterkungkungan jalan
buntu bin sumpekjalan saat kita jatuh adalah dengan rasa syukur.

Sekedar berbagi;
Saat bosan jadi manusia saya tinggalkan ritinitas saya, jalan-jalan
dan melihat (dari jauh) kumpulan orang2 di keramaian; di pasar, di
jalan2. Dari situ saya berusaha memaksa diri saya untuk menyadari
bahwa sekian banyaknya manusia yang saya lihat itu pasti punya
masalahnya sendiri-sendiri. Jadi saya bukanlah satu-satunya orang
yang punya masalah.

Kadang saya melihat bintang2 di malam hari, atau mengamati awan
gemawan di siang hari; dan di tengah keluasan semesta itu memaksa
saya untuk menyadari betapa kecilnya saya, dan juga masalah yang ada
pada saya. Kecil dalam kapasitas ruang dan waktu. Karena saya yakin,
setiap masalah atau problem yang kita hadapi, dia akan meleleh
seiring perputaran waktu.

Tapi kadang itu tidak cukup. Kadang masih perlu aktivitas2 lain, yang
menguras energi dan hati kita, untuk berpaling sejenak dari rutinitas.
Berjalan2 sambil menangis atau menjerit di tengah hujan, berteriak-
teriak di pantai, atau yang semacamnya kadang bisa sangat membantu.
Semacam 'kegilaan sementara' yang kemudian akan membuat kita segar
kembali sesudahnya.

Salam,

Nurul
(http://nureldaya.wordpress.com)


--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Jenny Jusuf
<j3nnyjusuf@...> wrote:
>
>
>
> Pernah merasa
> jenuh sampai berkhayal seandainya punya kemampuan teleportasi, maka
lebih baik
> menghilang dari muka Bumi sebentar untuk jalan-jalan, saaay, ke
Planet Pluto?
>
>  
>
> Pernah merasa
> lelah berkejaran dengan waktu, sampai rasanya ingin bisa
menghentikan putaran
> jarum detik, sekejap saja?
>
>  
>
> Pernah merasa
> segala sesuatu berjalan dengan tidak semestinya, and everything
just seems wrong?
>
>  
>
> Pernah merasa kehilangan
> arah sampai hanya bisa melihat kalau nggak tembok, ya jalan buntu?
>
>  
>
> Pernah merasa
> tidak bisa melakukan apa-apa, atau tidak sanggup mencapai apa pun
yang berarti
> dalam hidup, sementara umur terus bertambah?
>
>  
>
> Pernah merasa iri
> melihat anak-anak kecil yang berlarian, bermain-main dan tertawa
begitu
> lepasnya -tanpa beban sama sekali- dan berharap seandainya hidup
bisa sesederhana
> itu?
>
>  
>
> Pernah merasa
> frustrasi karena impian tak kunjung jadi kenyataan walaupun sudah
dikejar
> mati-matian?
>
>  
>
> Pernah merasa
> `kecil' saat berada di tengah orang-orang `besar' yang punya
pencapaian
> segudang dan prestasi menjulang, sampai ingin ngumpet dan tak usah
berkumpul lagi dengan mereka?
>
>  
>
> .....
>
>  
>
> Pernah?
>
>  
>
> Monggo dijawab. Tidak perlu bertanya balik, karena jawaban saya
atas semua
> pertanyaan di atas adalah `IYA'.
>
>  
>
> ;-)
>
>  
>
> Tapi, setidaknya,
> sekarang saya punya `amunisi' yang cukup canggih, atau paling
tidak, lumayan
> ampuh untuk menangkal pikiran-pikiran perusak keceriaan hidup. ;-D
>
>  
>
> Solusi? Bukan.
>
>  
>
> Jalan keluar?
> Boro-boro.
>
>  
>
> Pelarian? Bukan
> juga....
>
>  
>
> Amunisi itu `hanya'
> sebuah lagu, yang selalu menampar saya dengan suksesnya setiap kali
hati ini
> mulai menye-menye oleh kejamnya dunia...
> *alaaah, lebay*
>
>  
>
> Dan untuk kita
> semua, hari ini, saya ingin berbagi. Sebuah lagu yang mudah-mudahan
bisa
> menyalakan lagi sumbu hati yang mulai pudar cahayanya. Semoga akan
punya arti.
> :-)
>
>  
>
>  
>
> You seem to find the dark, when everything
> is bright
>
> You look for all that's wrong, instead of all that's right
>
> Does it feel good to you, to rain on my parade
>
> You never say a word, unless it's to complain
>
> It's driving me insane
>
>
>
> If I were you, holding the world right in my hands
>
> The first thing I'd do, is thank the stars for all that I have
>
> If I were you
>
>
>
> Look what surrounds you now, more than you ever dreamed
>
> Have you forgotten just how hard it used to be?
>
> So what's it going to take, for you to realize
>
> It all could go away, in one blink of an eye
>
> It happens all the time
>
>
>
> If I were you, holding the world right in my hands
>
> The first thing I'd do, is thank the stars above, tell the ones I
love
>
> That I do
>
>
>
> Yeah, if I were you
>
> If I were you
>
> Yeah, if I were you
>
>
>
> So what's it going to take, for you to realize
>
> It all could go away, in one blink of an eye
>
> It happens all the time
>
>
>
> If I Were You, holding the world right in my hands
>
> The first thing I'd do, is thank the stars above, for the ones I
love
>
> Take a breath and enjoy the view
>
> Live the life that I wanted to
>
> If I were you
>
>  
>
> (Hoobastank – If I were You)
>
>  
>
> Lagu ini saya
> dapatkan dari seorang teman melalui konversasi via SMS, dan kini
selalu saya
> pakai untuk `mengingatkan' diri sendiri setiap kali kejenuhan
datang mengusik;
> ketika saya merasa terlampau penat berjalan di setapak bernama
Kehidupan.
> Sepenuh hati saya bersyukur bahwa saya masih diberi kesempatan
untuk meresapi
> kebenaran-kebenaran sederhana ini...
>
>  
>
> ...bahwa selalu
> ada garis keperakan yang indah pada setiap awan kelabu.
>
>  
>
> ...bahwa tidak
> peduli betapa keras pun hujan menghantam bumi, selalu ada pelangi
yang menanti
> di baliknya.
>
>  
>
> ...bahwa segelap
> apa pun langit di atas sana, matahari akan tetap terbit di ufuk
timur esok
> pagi.
>
>  
>
> ...bahwa apa pun
> keadaannya, hidup tercipta untuk dijalani dengan penuh rasa syukur.
>
>  
>
> Dan akhirnya,
> saya benar-benar bisa menghayati sebuah kebenaran lagi... yang tak
kalah
> sederhana, dan tak kalah otentik:
>
>  
>
> `Bersyukur' bukan
> nama kue basah. ;-D
>
>
>
> ROCK Your Life! - Jenny Jusuf - http://jennyjusuf.blogspot.com
>

15.

(catatan kaki) Undangan On Air Di Radio

Posted by: "dkadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Wed Oct 8, 2008 9:45 pm (PDT)

Undangan On Air Di Radio

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Saya mendapatkan kesempatan untuk On Air di 103.4 Day FM Radio. Mohon
doa dari teman-teman semuanya supaya acaranya berjalan lancar, ya.
Dan, yang juga sangat penting adalah; semoga teman-teman yang
memiliki kesempatan berkenan untuk men-tune-in-kan radionya di
frekuensi itu sekaligus ikut nimbrung dan sharing diacara tersebut.

Bagi yang tinggal diluar kota Jakarta, acara ini bisa diakses melalui
streaming di www.radiodfm.com. Acara dilakukan pada hari Jum'at
tanggal 10 Oktober 2008 pada jam 17.00 sore. I like to have you
joining us on the program. And, hopefully I can also listen to your
voice ya.

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
www.dadangkadarusman.com

16a.

(Artikel): Hidup (Sukses) Itu Bermula Dari Keberanian

Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com   pandika_sampurna

Wed Oct 8, 2008 10:19 pm (PDT)


Hidup (Sukses) Itu Bermula Dari Keberanian
Oleh: Sinang Bulawan
 
 
Dering telepon di siang hari ini menyadarkan saya dari kesibukan kerja yang tidak habis-habisnya di meja. Dua kali sudah berdering, semuanya saya abaikan. Baru dering ke tiga membuat saya menghentikan aktifitas. Namun begitu telepon siap saya angkat, ternyata sambungan terputus.
 
Dari monitor HP saya lihat ada sinyal missed call dengan nomor telepon yang tidak saya kenal. Tidak ada namanya, berarti telepon dari seseorang yang tidak terdaftar di memori HP. Menimbang waktu kerja mendekati makan siang, saya terpikir untuk sedikit bersantai sambil menghubungi balik si penelpon.
 
Lama telepon tidak tersambung, kemudian ada suara yang menjawab. Suara laki-laki. Pangling saya, suara yang pernah saya dengar. Siapa ya?
 
Betapa senang hati ini ketika tahu kalau telepon di ujung sana berasal dari suara  teman lama yang sudah berpisah 20 tahun lamanya. Percakapan menjadi riuh dan seru mengingatkan kembali hubungan erat saya dengannya. Mulai dari masuk kerja bersama-sama. Berangkat kerja berboncengan dengan sepeda bersama-sama, kemudian sambil berkerja kami juga masuk kuliah bersama-sama. Hanya menjadi sarjana saja, saya lebih dulu empat tahun darinya.
 
Bayangan senyum dan perilaku nakal teman saya masih membekas, di kala hubungan telepon kami selesai.
 
Saya terdiam, mengenang kembali percakapan dari teman tadi. Suatu keinginan kuat dia untuk bersilaturahmi dalam rangka suasana Idul Fitri, sehingga dia berhasil mendapatkan nomor HP saya entah dari siapa. Sebagai sesama teman rasanya saya tidak merasa ada sesuatu yang berubah dalam diri saya. Tapi teman saya berkeyakinan lain. Kata-katanya yang terakhir membuktikan itu, dan masih membekas terngiang di telinga saya.
 
"Kita sekarang lain ya. Kamu kan sudah Boss!"
 
Tahun 1988, saya resmi berpisah dengannya, di saat saya keluar dari perusahaan. Keputusan bulat dua puluh tahun yang lalu, membuat saya melepaskan segala predikat dan fasilitas dari perusahaan di tempat dimana teman saya tersebut sampai saat ini masih berkerja. Kenyamanan gaji yang cukup besar, kegembiraan akan mendapat bonus tahunan sampai enam kali gaji tidak menyurutkan langkah saya.
 
Persoalannya hanya sepele. Perusahaan tersebut tidak mengakui kesarjanaan saya. Saya tertantang. Walau sudah berkerja delapan tahun, saya pun kemudian keluar hanya untuk membuktikan kalau saya bisa berkarir di perusahaan yang memang dapat menghargai saya. Dan itu memang terbukti. Walaupun harus melalui masa-masa sulit satu tahun lebih, nyatanya keberhasilan mulai menyongsong. Berhenti dari satu perusahaan membuat saya lebih berani dan tertantang untuk berkerja di tempat lain. Hingga sekarang saya sudah berkerja di instansi ke empat.
 
Saya tidak merasa sebagai seorang Boss, tetapi saya akui kondisi saya sudah jauh berbeda dengan teman saya tadi. Gaji saya sudah enam kali lipat. Alhamdulillah saya sudah bisa melanglang buana baik ke beberapa negara di luar, maupun ke sebagian besar daerah di dalam negeri. Sesuatu fasilitas yang mungkin mustahil dapat saya peroleh bila tetap berkerja seperti teman saya tadi.
 
Apakah saya berhasil? Wallahu'alam.
Di atas langit masih ada langit lagi.
 
Sekitar tahun 1997, teman kerja dengan jabatan setingkat di bawah saya keluar dari perusahaan. Dia pindah kerja di perusahaan lain dengan jabatan setingkat lebih tinggi. Dan tanpa bisa diantisipasi, di tahun 2002 ada perubahan manajemen secara total  di instansi tempat saya berkerja, beliau pun kemudian melamar untuk masuk kembali. Walau diterima sebagai tenaga kerja baru, tetapi dia langsung memegang jabatan penting dua tingkat di atas saya. Sampai sekarang.
 
Dalam beberapa kesempatan sering saya bertemu dengannya. Berbicara langsung, berdiskusi, atau rapat dalam satu meja besar. Walau tidak secara eksplisit seperti diutarakan teman saya dalam telepon tadi, tetapi dalam percakapan langsung, dengan teman saya yang satu ini, saya bisa merasakan dan sering berkata dalam hati; " Kita sekarang lain ya. Kamu kan sudah Boss!"
 
Setiap orang memiliki waktu suksesnya masing-masing.
Setiap orang akan mencapai tingkatan sukses yang berbeda-beda.
 
Kita bisa saja berlomba-lomba untuk sukses, namun kita tidak akan tahu setiap  usaha yang dilakukan akan menyemai sukses atau tidak, dan juga tidak akan tahu seberapa jauh tingkatan sukses itu akan menghampiri. Karena sukses merupakan sisi lain dari koin kehidupan. Satu sisi koin dinamakan sukses, satunya lagi adalah kegagalan. Kita hanya bisa berusaha. Hasilnya, yang tahu itu hanya Tuhan.
 
Usaha timbul karena adanya inisiatif. Sedang insiatif digerakkan oleh adanya motivasi. Motivasi muncul karena adanya faktor pencetus yang datang dari eksternal atau internal, atau bisa saja gabungan dari keduanya.
 
Kalau ada anak yang pergi ke sekolah, pulang, kemudian malamnya belajar sendiri terus menerus, dan dia naik kelas dengan berprestasi cukup baik, maka keberhasilan anak tersebut akibat adanya inisiatif yang muncul secara internal dari dalam dirinya sendiri. Ini disebut anak yang rajin.
 
Kalau ada anak yang pergi ke sekolah, pulang, kemudian malamnya tidak belajar. Maunya nonton sinetron saja, disuruh belajar, dan baru dia mau belajar, lantas dia naik kelas dengan berprestasi cukup baik, maka keberhasilan anak tersebut akibat adanya insiatif eksternal dari orang tuanya. Ini disebut anak yang dipaksa rajin.
 
Kalau ada anak yang pergi ke sekolah, pulang, kemudian malamnya tidak belajar. Maunya nonton sinetron saja, disuruh belajar kadang mau kadang tidak, dan menjelang mau ujian semester mulai rajin belajar, lantas naik kelas dengan berprestasi cukup baik, maka keberhasilan anak tersebut akibat adanya inisiatif gabungan antara eksternal dan internal. Ini disebut anak yang terpaksa rajin.
 
Dari ketiga tipe anak tadi, kita bisa menebak bagaimana jadinya si anak pada saat sudah berkeluarga dan berkerja nantinya. Cetakan sudah dibuat, kuenya akan terbentuk seperti cetakan itulah nantinya.
 
Apakah cetakan kue tersebut bisa diubah? Dan, kapan?
Untuk berhasil dan berprestasi, maka "kita harus menciptakan hiu-hiu kecil dalam hidup kita," ini menurut motivator Jamil Azzaini.
 
Kalimat bertanda kutip di atas disimulasikan beliau terhadap kelompok kecil anak-anak yang rutin mengikuti kelas pelatihan berenang. Prestasi waktu berenang mereka untuk jarak tertentu, tidak banyak berubah. Hingga pada satu sesi waktu pelatihan berikutnya, pada saat anak-anak akan mulai latihan sang pelatih mengingatkan; "kalian harus berenang lebih cepat, karena di dalam kolam ada ikan hiunya." Hingga sewaktu pluit ditiup, anak-anak tadi berenang dengan waktu lebih cepat dari prestasi mereka biasanya karena takut digigit ikan hiu kecil.
 
Jadi janganlah heran bila kita dikejar anjing, maka kita bisa lari lebih cepat dari pelari olimpiade. Atau, kita bisa melompampati pagar setinggi dua meter.
 
Ikan hiu kecil, dan anjing tadi tidak lebih sama dengan namanya ancaman. Sedang ancaman itu sendiri personifikasi dari yang disebut tantangan.
 
Ancaman menimbulkan keberanian. Keberanianlah yang membuat kemampuan bawah sadar kita bangkit dan muncul tiba-tiba.
 
Keberanianlah yang membuat seekor kecoak, cecak, tikus, dan kucing, yang jatuh ke dalam kolam, ternyata bisa berenang secara otodidak.
 
Keberanianlah yang bisa membuat tidak hanya seorang anak rajin, tetapi juga seorang anak yang dipaksa rajin, atau seorang anak terpaksa rajin akan lebih berprestasi di sekolah, HANYA apabila ada tantangan yang datang. Bisa berbentuk ancaman atau apresiasi berupa hadiah.
 
Ternyata setiap orang diciptakan sama. Kita boleh saja sudah memiliki cetakan kue masing-masing. Tetapi kita sendiri juga bisa bebas memilih untuk mengubah atau tidak cetakan kue tersebut sesuai dari tantangan-tantangan yang muncul dalam perjalanan hidup kita.
 
Sayang sekali, teman saya yang menelpon tadi tidak ingin mengubah cetakannya.
Beruntung sekali teman saya yang satunya lagi mengubah cetakan kuenya pada saat yang tepat. Pada saat saya tidak menyadarinya.
 
Bagaimana dengan anda?
Selesai membaca tulisan ini, siap-siaplah menyongsong setiap tantangan dengan keberanian untuk mencapai suatu kesuksesan.

16b.

Re: (Artikel): Hidup (Sukses) Itu Bermula Dari Keberanian

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Wed Oct 8, 2008 11:07 pm (PDT)

sebuah motivasi indah..

salam,
fety

-- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Pandika Sampurna
<pandika_sampurna@...> wrote:
>
>
> Hidup (Sukses) Itu Bermula Dari Keberanian
> Oleh: Sinang Bulawan
>  
>  
> Dering telepon di siang hari ini menyadarkan saya dari kesibukan
kerja yang tidak habis-habisnya di meja. Dua kali sudah berdering,
semuanya saya abaikan. Baru dering ke tiga membuat saya menghentikan
aktifitas. Namun begitu telepon siap saya angkat, ternyata sambungan
terputus.
>  
> Dari monitor HP saya lihat ada sinyal missed call dengan nomor
telepon yang tidak saya kenal. Tidak ada namanya, berarti telepon dari
seseorang yang tidak terdaftar di memori HP. Menimbang waktu kerja
mendekati makan siang, saya terpikir untuk sedikit bersantai sambil
menghubungi balik si penelpon.
>  
> Lama telepon tidak tersambung, kemudian ada suara yang menjawab.
Suara laki-laki. Pangling saya, suara yang pernah saya dengar. Siapa ya?
>  
> Betapa senang hati ini ketika tahu kalau telepon di ujung sana
berasal dari suara  teman lama yang sudah berpisah 20 tahun lamanya.
Percakapan menjadi riuh dan seru mengingatkan kembali hubungan erat
saya dengannya. Mulai dari masuk kerja bersama-sama. Berangkat kerja
berboncengan dengan sepeda bersama-sama, kemudian sambil berkerja kami
juga masuk kuliah bersama-sama. Hanya menjadi sarjana saja, saya lebih
dulu empat tahun darinya.
>  
> Bayangan senyum dan perilaku nakal teman saya masih membekas, di
kala hubungan telepon kami selesai.
>  
> Saya terdiam, mengenang kembali percakapan dari teman tadi. Suatu
keinginan kuat dia untuk bersilaturahmi dalam rangka suasana Idul
Fitri, sehingga dia berhasil mendapatkan nomor HP saya entah dari
siapa. Sebagai sesama teman rasanya saya tidak merasa ada sesuatu yang
berubah dalam diri saya. Tapi teman saya berkeyakinan lain.
Kata-katanya yang terakhir membuktikan itu, dan masih membekas
terngiang di telinga saya.
>  
> "Kita sekarang lain ya. Kamu kan sudah Boss!"
>  
> Tahun 1988, saya resmi berpisah dengannya, di saat saya keluar dari
perusahaan. Keputusan bulat dua puluh tahun yang lalu, membuat saya
melepaskan segala predikat dan fasilitas dari perusahaan di tempat
dimana teman saya tersebut sampai saat ini masih berkerja. Kenyamanan
gaji yang cukup besar, kegembiraan akan mendapat bonus tahunan sampai
enam kali gaji tidak menyurutkan langkah saya.
>  
> Persoalannya hanya sepele. Perusahaan tersebut tidak mengakui
kesarjanaan saya. Saya tertantang. Walau sudah berkerja delapan tahun,
saya pun kemudian keluar hanya untuk membuktikan kalau saya bisa
berkarir di perusahaan yang memang dapat menghargai saya. Dan itu
memang terbukti. Walaupun harus melalui masa-masa sulit satu tahun
lebih, nyatanya keberhasilan mulai menyongsong. Berhenti dari satu
perusahaan membuat saya lebih berani dan tertantang untuk berkerja di
tempat lain. Hingga sekarang saya sudah berkerja di instansi ke empat.
>  
> Saya tidak merasa sebagai seorang Boss, tetapi saya akui kondisi
saya sudah jauh berbeda dengan teman saya tadi. Gaji saya sudah enam
kali lipat. Alhamdulillah saya sudah bisa melanglang buana baik ke
beberapa negara di luar, maupun ke sebagian besar daerah di dalam
negeri. Sesuatu fasilitas yang mungkin mustahil dapat saya peroleh
bila tetap berkerja seperti teman saya tadi.
>  
> Apakah saya berhasil? Wallahu'alam.
> Di atas langit masih ada langit lagi.
>  
> Sekitar tahun 1997, teman kerja dengan jabatan setingkat di bawah
saya keluar dari perusahaan. Dia pindah kerja di perusahaan lain
dengan jabatan setingkat lebih tinggi. Dan tanpa bisa diantisipasi, di
tahun 2002 ada perubahan manajemen secara total  di instansi tempat
saya berkerja, beliau pun kemudian melamar untuk masuk kembali. Walau
diterima sebagai tenaga kerja baru, tetapi dia langsung memegang
jabatan penting dua tingkat di atas saya. Sampai sekarang.
>  
> Dalam beberapa kesempatan sering saya bertemu dengannya. Berbicara
langsung, berdiskusi, atau rapat dalam satu meja besar. Walau tidak
secara eksplisit seperti diutarakan teman saya dalam telepon tadi,
tetapi dalam percakapan langsung, dengan teman saya yang satu ini,
saya bisa merasakan dan sering berkata dalam hati; " Kita sekarang
lain ya. Kamu kan sudah Boss!"
>  
> Setiap orang memiliki waktu suksesnya masing-masing.
> Setiap orang akan mencapai tingkatan sukses yang berbeda-beda.
>  
> Kita bisa saja berlomba-lomba untuk sukses, namun kita tidak akan
tahu setiap  usaha yang dilakukan akan menyemai sukses atau tidak, dan
juga tidak akan tahu seberapa jauh tingkatan sukses itu akan
menghampiri. Karena sukses merupakan sisi lain dari koin kehidupan.
Satu sisi koin dinamakan sukses, satunya lagi adalah kegagalan. Kita
hanya bisa berusaha. Hasilnya, yang tahu itu hanya Tuhan.
>  
> Usaha timbul karena adanya inisiatif. Sedang insiatif digerakkan
oleh adanya motivasi. Motivasi muncul karena adanya faktor pencetus
yang datang dari eksternal atau internal, atau bisa saja gabungan dari
keduanya.
>  
> Kalau ada anak yang pergi ke sekolah, pulang, kemudian malamnya
belajar sendiri terus menerus, dan dia naik kelas dengan berprestasi
cukup baik, maka keberhasilan anak tersebut akibat adanya inisiatif
yang muncul secara internal dari dalam dirinya sendiri. Ini disebut
anak yang rajin.
>  
> Kalau ada anak yang pergi ke sekolah, pulang, kemudian malamnya
tidak belajar. Maunya nonton sinetron saja, disuruh belajar, dan baru
dia mau belajar, lantas dia naik kelas dengan berprestasi cukup baik,
maka keberhasilan anak tersebut akibat adanya insiatif eksternal dari
orang tuanya. Ini disebut anak yang dipaksa rajin.
>  
> Kalau ada anak yang pergi ke sekolah, pulang, kemudian malamnya
tidak belajar. Maunya nonton sinetron saja, disuruh belajar kadang mau
kadang tidak, dan menjelang mau ujian semester mulai rajin belajar,
lantas naik kelas dengan berprestasi cukup baik, maka keberhasilan
anak tersebut akibat adanya inisiatif gabungan antara eksternal dan
internal. Ini disebut anak yang terpaksa rajin.
>  
> Dari ketiga tipe anak tadi, kita bisa menebak bagaimana jadinya si
anak pada saat sudah berkeluarga dan berkerja nantinya. Cetakan sudah
dibuat, kuenya akan terbentuk seperti cetakan itulah nantinya.
>  
> Apakah cetakan kue tersebut bisa diubah? Dan, kapan?
> Untuk berhasil dan berprestasi, maka "kita harus menciptakan hiu-hiu
kecil dalam hidup kita," ini menurut motivator Jamil Azzaini.
>  
> Kalimat bertanda kutip di atas disimulasikan beliau terhadap
kelompok kecil anak-anak yang rutin mengikuti kelas pelatihan
berenang. Prestasi waktu berenang mereka untuk jarak tertentu, tidak
banyak berubah. Hingga pada satu sesi waktu pelatihan berikutnya, pada
saat anak-anak akan mulai latihan sang pelatih mengingatkan; "kalian
harus berenang lebih cepat, karena di dalam kolam ada ikan hiunya."
Hingga sewaktu pluit ditiup, anak-anak tadi berenang dengan waktu
lebih cepat dari prestasi mereka biasanya karena takut digigit ikan
hiu kecil.
>  
> Jadi janganlah heran bila kita dikejar anjing, maka kita bisa lari
lebih cepat dari pelari olimpiade. Atau, kita bisa melompampati pagar
setinggi dua meter.
>  
> Ikan hiu kecil, dan anjing tadi tidak lebih sama dengan namanya
ancaman. Sedang ancaman itu sendiri personifikasi dari yang disebut
tantangan.
>  
> Ancaman menimbulkan keberanian. Keberanianlah yang membuat kemampuan
bawah sadar kita bangkit dan muncul tiba-tiba.
>  
> Keberanianlah yang membuat seekor kecoak, cecak, tikus, dan kucing,
yang jatuh ke dalam kolam, ternyata bisa berenang secara otodidak.
>  
> Keberanianlah yang bisa membuat tidak hanya seorang anak rajin,
tetapi juga seorang anak yang dipaksa rajin, atau seorang anak
terpaksa rajin akan lebih berprestasi di sekolah, HANYA apabila ada
tantangan yang datang. Bisa berbentuk ancaman atau apresiasi berupa
hadiah.
>  
> Ternyata setiap orang diciptakan sama. Kita boleh saja sudah
memiliki cetakan kue masing-masing. Tetapi kita sendiri juga bisa
bebas memilih untuk mengubah atau tidak cetakan kue tersebut sesuai
dari tantangan-tantangan yang muncul dalam perjalanan hidup kita.
>  
> Sayang sekali, teman saya yang menelpon tadi tidak ingin mengubah
cetakannya.
> Beruntung sekali teman saya yang satunya lagi mengubah cetakan
kuenya pada saat yang tepat. Pada saat saya tidak menyadarinya.
>  
> Bagaimana dengan anda?
> Selesai membaca tulisan ini, siap-siaplah menyongsong setiap
tantangan dengan keberanian untuk mencapai suatu kesuksesan.
>

16c.

Re: (Artikel): Hidup (Sukses) Itu Bermula Dari Keberanian

Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com   pandika_sampurna

Thu Oct 9, 2008 12:00 am (PDT)

Ya tulisan ini sengaja saya buat untuk memberikan spirit lebih bagi
Mbak Fety agar sukses, dan Bang Fiyan agar tertantang karena disebut
penulis kacangan.

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "inga_fety"
<inga_fety@...> wrote:
>
> sebuah motivasi indah..
>
>
> salam,
> fety
>
>
>
> -- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Pandika Sampurna
> <pandika_sampurna@> wrote:
> >
> >
> > Hidup (Sukses) Itu Bermula Dari Keberanian
> > Oleh: Sinang Bulawan
> >  
> >  
> > Dering telepon di siang hari ini menyadarkan saya dari kesibukan
> kerja yang tidak habis-habisnya di meja. Dua kali sudah berdering,
> semuanya saya abaikan. Baru dering ke tiga membuat saya
menghentikan
> aktifitas. Namun begitu telepon siap saya angkat, ternyata
sambungan
> terputus.
> >  
> > Dari monitor HP saya lihat ada sinyal missed call dengan nomor
> telepon yang tidak saya kenal. Tidak ada namanya, berarti telepon
dari
> seseorang yang tidak terdaftar di memori HP. Menimbang waktu kerja
> mendekati makan siang, saya terpikir untuk sedikit bersantai sambil
> menghubungi balik si penelpon.
> >  
> > Lama telepon tidak tersambung, kemudian ada suara yang menjawab.
> Suara laki-laki. Pangling saya, suara yang pernah saya dengar.
Siapa ya?
> >  
> > Betapa senang hati ini ketika tahu kalau telepon di ujung sana
> berasal dari suara  teman lama yang sudah berpisah 20 tahun
lamanya.
> Percakapan menjadi riuh dan seru mengingatkan kembali hubungan erat
> saya dengannya. Mulai dari masuk kerja bersama-sama. Berangkat
kerja
> berboncengan dengan sepeda bersama-sama, kemudian sambil berkerja
kami
> juga masuk kuliah bersama-sama. Hanya menjadi sarjana saja, saya
lebih
> dulu empat tahun darinya.
> >  
> > Bayangan senyum dan perilaku nakal teman saya masih membekas, di
> kala hubungan telepon kami selesai.
> >  
> > Saya terdiam, mengenang kembali percakapan dari teman tadi. Suatu
> keinginan kuat dia untuk bersilaturahmi dalam rangka suasana Idul
> Fitri, sehingga dia berhasil mendapatkan nomor HP saya entah dari
> siapa. Sebagai sesama teman rasanya saya tidak merasa ada sesuatu
yang
> berubah dalam diri saya. Tapi teman saya berkeyakinan lain.
> Kata-katanya yang terakhir membuktikan itu, dan masih membekas
> terngiang di telinga saya.
> >  
> > "Kita sekarang lain ya. Kamu kan sudah Boss!"
> >  
> > Tahun 1988, saya resmi berpisah dengannya, di saat saya keluar
dari
> perusahaan. Keputusan bulat dua puluh tahun yang lalu, membuat saya
> melepaskan segala predikat dan fasilitas dari perusahaan di tempat
> dimana teman saya tersebut sampai saat ini masih berkerja.
Kenyamanan
> gaji yang cukup besar, kegembiraan akan mendapat bonus tahunan
sampai
> enam kali gaji tidak menyurutkan langkah saya.
> >  
> > Persoalannya hanya sepele. Perusahaan tersebut tidak mengakui
> kesarjanaan saya. Saya tertantang. Walau sudah berkerja delapan
tahun,
> saya pun kemudian keluar hanya untuk membuktikan kalau saya bisa
> berkarir di perusahaan yang memang dapat menghargai saya. Dan itu
> memang terbukti. Walaupun harus melalui masa-masa sulit satu tahun
> lebih, nyatanya keberhasilan mulai menyongsong. Berhenti dari satu
> perusahaan membuat saya lebih berani dan tertantang untuk berkerja
di
> tempat lain. Hingga sekarang saya sudah berkerja di instansi ke
empat.
> >  
> > Saya tidak merasa sebagai seorang Boss, tetapi saya akui kondisi
> saya sudah jauh berbeda dengan teman saya tadi. Gaji saya sudah
enam
> kali lipat. Alhamdulillah saya sudah bisa melanglang buana baik ke
> beberapa negara di luar, maupun ke sebagian besar daerah di dalam
> negeri. Sesuatu fasilitas yang mungkin mustahil dapat saya peroleh
> bila tetap berkerja seperti teman saya tadi.
> >  
> > Apakah saya berhasil? Wallahu'alam.
> > Di atas langit masih ada langit lagi.
> >  
> > Sekitar tahun 1997, teman kerja dengan jabatan setingkat di bawah
> saya keluar dari perusahaan. Dia pindah kerja di perusahaan lain
> dengan jabatan setingkat lebih tinggi. Dan tanpa bisa
diantisipasi, di
> tahun 2002 ada perubahan manajemen secara total  di instansi tempat
> saya berkerja, beliau pun kemudian melamar untuk masuk kembali.
Walau
> diterima sebagai tenaga kerja baru, tetapi dia langsung memegang
> jabatan penting dua tingkat di atas saya. Sampai sekarang.
> >  
> > Dalam beberapa kesempatan sering saya bertemu dengannya.
Berbicara
> langsung, berdiskusi, atau rapat dalam satu meja besar. Walau tidak
> secara eksplisit seperti diutarakan teman saya dalam telepon tadi,
> tetapi dalam percakapan langsung, dengan teman saya yang satu ini,
> saya bisa merasakan dan sering berkata dalam hati; " Kita sekarang
> lain ya. Kamu kan sudah Boss!"
> >  
> > Setiap orang memiliki waktu suksesnya masing-masing.
> > Setiap orang akan mencapai tingkatan sukses yang berbeda-beda.
> >  
> > Kita bisa saja berlomba-lomba untuk sukses, namun kita tidak akan
> tahu setiap  usaha yang dilakukan akan menyemai sukses atau tidak,
dan
> juga tidak akan tahu seberapa jauh tingkatan sukses itu akan
> menghampiri. Karena sukses merupakan sisi lain dari koin kehidupan.
> Satu sisi koin dinamakan sukses, satunya lagi adalah kegagalan.
Kita
> hanya bisa berusaha. Hasilnya, yang tahu itu hanya Tuhan.
> >  
> > Usaha timbul karena adanya inisiatif. Sedang insiatif digerakkan
> oleh adanya motivasi. Motivasi muncul karena adanya faktor pencetus
> yang datang dari eksternal atau internal, atau bisa saja gabungan
dari
> keduanya.
> >  
> > Kalau ada anak yang pergi ke sekolah, pulang, kemudian malamnya
> belajar sendiri terus menerus, dan dia naik kelas dengan
berprestasi
> cukup baik, maka keberhasilan anak tersebut akibat adanya inisiatif
> yang muncul secara internal dari dalam dirinya sendiri. Ini disebut
> anak yang rajin.
> >  
> > Kalau ada anak yang pergi ke sekolah, pulang, kemudian malamnya
> tidak belajar. Maunya nonton sinetron saja, disuruh belajar, dan
baru
> dia mau belajar, lantas dia naik kelas dengan berprestasi cukup
baik,
> maka keberhasilan anak tersebut akibat adanya insiatif eksternal
dari
> orang tuanya. Ini disebut anak yang dipaksa rajin.
> >  
> > Kalau ada anak yang pergi ke sekolah, pulang, kemudian malamnya
> tidak belajar. Maunya nonton sinetron saja, disuruh belajar kadang
mau
> kadang tidak, dan menjelang mau ujian semester mulai rajin belajar,
> lantas naik kelas dengan berprestasi cukup baik, maka keberhasilan
> anak tersebut akibat adanya inisiatif gabungan antara eksternal dan
> internal. Ini disebut anak yang terpaksa rajin.
> >  
> > Dari ketiga tipe anak tadi, kita bisa menebak bagaimana jadinya
si
> anak pada saat sudah berkeluarga dan berkerja nantinya. Cetakan
sudah
> dibuat, kuenya akan terbentuk seperti cetakan itulah nantinya.
> >  
> > Apakah cetakan kue tersebut bisa diubah? Dan, kapan?
> > Untuk berhasil dan berprestasi, maka "kita harus menciptakan hiu-
hiu
> kecil dalam hidup kita," ini menurut motivator Jamil Azzaini.
> >  
> > Kalimat bertanda kutip di atas disimulasikan beliau terhadap
> kelompok kecil anak-anak yang rutin mengikuti kelas pelatihan
> berenang. Prestasi waktu berenang mereka untuk jarak tertentu,
tidak
> banyak berubah. Hingga pada satu sesi waktu pelatihan berikutnya,
pada
> saat anak-anak akan mulai latihan sang pelatih
mengingatkan; "kalian
> harus berenang lebih cepat, karena di dalam kolam ada ikan hiunya."
> Hingga sewaktu pluit ditiup, anak-anak tadi berenang dengan waktu
> lebih cepat dari prestasi mereka biasanya karena takut digigit ikan
> hiu kecil.
> >  
> > Jadi janganlah heran bila kita dikejar anjing, maka kita bisa
lari
> lebih cepat dari pelari olimpiade. Atau, kita bisa melompampati
pagar
> setinggi dua meter.
> >  
> > Ikan hiu kecil, dan anjing tadi tidak lebih sama dengan namanya
> ancaman. Sedang ancaman itu sendiri personifikasi dari yang disebut
> tantangan.
> >  
> > Ancaman menimbulkan keberanian. Keberanianlah yang membuat
kemampuan
> bawah sadar kita bangkit dan muncul tiba-tiba.
> >  
> > Keberanianlah yang membuat seekor kecoak, cecak, tikus, dan
kucing,
> yang jatuh ke dalam kolam, ternyata bisa berenang secara otodidak.
> >  
> > Keberanianlah yang bisa membuat tidak hanya seorang anak rajin,
> tetapi juga seorang anak yang dipaksa rajin, atau seorang anak
> terpaksa rajin akan lebih berprestasi di sekolah, HANYA apabila ada
> tantangan yang datang. Bisa berbentuk ancaman atau apresiasi berupa
> hadiah.
> >  
> > Ternyata setiap orang diciptakan sama. Kita boleh saja sudah
> memiliki cetakan kue masing-masing. Tetapi kita sendiri juga bisa
> bebas memilih untuk mengubah atau tidak cetakan kue tersebut sesuai
> dari tantangan-tantangan yang muncul dalam perjalanan hidup kita.
> >  
> > Sayang sekali, teman saya yang menelpon tadi tidak ingin mengubah
> cetakannya.
> > Beruntung sekali teman saya yang satunya lagi mengubah cetakan
> kuenya pada saat yang tepat. Pada saat saya tidak menyadarinya.
> >  
> > Bagaimana dengan anda?
> > Selesai membaca tulisan ini, siap-siaplah menyongsong setiap
> tantangan dengan keberanian untuk mencapai suatu kesuksesan.
> >
>

17.

Jadikan Aku Santri Al-Qur'an ( JARIQU )

Posted by: "Yudhi Awan" yudhi_adp@yahoo.com   yudhi_adp

Wed Oct 8, 2008 11:43 pm (PDT)

assalamu alaikum
berikut saya forward proposal JARIQU ( Jadikan aku Santri Qur'an ) Program Pembibitan Penghafal Al-Qur'an ( PPPA ) Daarul Qur'an
semoga bermanfaat terutama untuk anak-anak yang mengikuti program ini.....
--- Giving Is Solution ---

tolong di forward keteman, saudara ataupun sahabat anda terima kasih
for futher info : 7345 3000 PPPA Daarul Qur'an

18.

Novel Laris ATHEIS [Achdiat K. Mihardja]

Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Thu Oct 9, 2008 12:32 am (PDT)



 Â Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚ Ã‚  http://geraibuku.multiply.com/photos/album/70

Buku sastra yang mengalami cetak ulang puluhan kali ini kembali hadir
di hadapan anda dengan diterbitkan ulang oleh Balai Pustaka.

Berikut ini adalah beberapa endorsementnya :

Atheis
adalah salah satu monumen sastra Indonesia. Novel ini mewakili gejolak
akibat munculnya golongan “frijdenker” di kalangan kaum muda yang
berpendidikan Barat pada awal abad XX. Maka tak pelak, pendekatan iman
mendapat tantangan berat. Sebagai monument, Atheis tak lekang oleh
zaman (Ahmad Tohari, sastrawan, penulis buku Ronggeng Dukuh Paruk)

***

Keberhasilan
Atheis terletak pada hampir semua unsurnya yang begitu menonjol. Latar
alam yang terjadi di daerah Pasundanâ€"dengan berbagai tradisi
keagamaannyaâ€"sangat mendukung perkembangan watak tokoh utamanya, Hasan.
Ceritanya yang justru diawali dengan akhir riwayat hidup tokoh
utamanya, menyerupai cerita berbingkai, hanya dalam struktur yang agak
berbeda. Unsur lain yang tak kalah pentingnya adalah penggunaan
sekaligus tiga penceritaan. Wajarlah sampai sekarang novel ini masih
terus diulas dan dibicarakan. (Maman S. Mahayan, Dosen FIB UI dan
kritikus sastra)

********

Setidaknya sejak 4000 tahun
silam, Tuhan merupakan tema penting dalam sejarah kesadaran manusia,
dalam upaya menemukan Tuhan yang benar-benar bermakna dan relevan bagi
hidup mereka. Mengisahkan pergumulatan batin anak manusia tentang
Tuhan, novel Atheis memberikan aspek-aspek menantang tentang tema ini,
yang cukup peka hampir sepanjang sejarah kesadaran manusia, termasuk di
Indonesia. (Jamal D. Rahman, pemimpin redaksi majalah sastra Horison)

Karena persediaan terbatas, silahkan segera pesan sebelum kehabisan.

Segera pesan ke Gerai Buku On-Line via email ke geraibuku@gmail.com atau sms ke [21] 3099 8655

Harga Buku Rp 45.000,-

Ongkos kirim dalam kota Jakarta Rp 5000,-

www.geraibuku.com

__________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
19.

[RAMPAI] Berlalu Melewati Telingamu

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Thu Oct 9, 2008 2:22 am (PDT)

Membangun aku,

Pondasi yang berdiri diatas ikatan

Dalam kata putih persahabatan

Aku menari di sebuah kepercayaan yang tertinggal

Dari puing batu dan onak duri yang kadang menggeramkan

Dulu.. yang kataku kata yang membatu

Engkau genggam dan diselimuti malam

Kini, kataku kata angin...

Yang berlalu melewati telingamu.

Pada 8 Oktober 2008 22:21, ketik_galih <ketik_galih@yahoo.co.id> menulis:

> Bismillahirrahmanirrahiim
>
> Seorang teman pernah berkata bahwa curhat adalah sebuah terapi yang
> dapat membantu meringankan beban hidup yang dihadapi karena berbagai
> persoalan. Dengan curhat seolah kita sedang melepaskan beban yang
> banyak dan menyesakkan untuk sesat menarik nafas. Satu per satu
> disusun kembali beban-beban itu untuk kemudian diselesaikan satu per
> satu. Dengan curhat kita bisa bercerita semua keluh kesah sehingga
> melapangkan hati.
>
> Aku tidak memungkiri bahwa hal itu benar dan bahkan aku pernah
> melakukan dan merasakan khasiat dari curhat. Curhat memberikan
> energi baru yang dapat membuat hati dan pikiranku lebih jernih.
> Ketika hati dan pikiranku jernih hal ini akan membangkitkan energi
> positip yang membentuk rasa optimisme bahwa segalanya akan berjalan
> dengan baik. Ketika energi positip itu terpancar maka akan disambut
> pula dengan energi positip dari lingkunganku sehingga menjadi satu
> rantai yang kokoh yang tidak akan mudah terberai.
>
> Aku menyadari bahwa manusia makhluk yang banyak keterbatasannya
> bahkan dari semua sisi manusia memiliki kelemahan. Sekuat-kuatnya
> kaki kita menopang badan ini toh akan bengkak juga jika terlalu lama
> berdiri. Seperkasa-perkasanya tubuh kita toh kita butuh tidur.
> Segemuk-gemuknya badan tetap masih memerlukan makan dan sekurus-
> kurusnya orang pasti punya batas kenyang dalam makan. Itu semua
> adalah fitrah sehingga dengannya manusia dibuat memiliki rasa
> ketergantungan dimana dengannya manusia akan mengkomunikasikan
> sehingga segala keterbatasan yang dimiliki tetap membuatnya dapat
> hidup dengan normal.
>
> Salah satu bentuk komunikasi itu adalah curhat. Curhat biasanya
> dilakukan untuk hal-hal yang menyangkut permasalah pribadi yang
> terlarang tercium oleh khalayak kecuali si teman curhat. Curhat
> menurutku seperti zat adiktif, artinya dapat membuat si pelaku
> curhat memiliki rasa ketergantungan terhadap teman curhatnya.
> Biasanya hal ini terjadi apabila si teman curhat dapat menjadi
> telinga yang baik dan ikut membantu memberikan komunikasi timbal
> balik yang sesuai dengan apa yang diharapkan si pencurhat. Jika
> sudah demikian si pencurhat akan senantiasa menghubunginya setiap
> mempunyai hal-hal yang ingin diceritakan baik itu permasahan
> pribadinya atau yang lainnya.
>
> Siapa saja yang dapat menjadi teman curhat yang paling dapat
> memahami perasaan si pencurhat? Pacar, teman, orang tua, saudara
> kandung, pacar orang, suami atau istri ? Siapa pun itu yang perlu
> diingat ketika curhat dilakukan secara tidak sadar kita sedang
> mentransfer hal yang ada dalam diri si pencurhat (biasanya masalah
> pribadi) kepada teman curhat. Artinya si pencurhat harus tahu betul
> kondisi si teman curhatnya apakah dia siap menerima transferan
> masalah. Hal dasar yang harus dimengerti juga bahwa setiap manusia
> memiliki masalah masing-masing. Sehingga ketika curhat dilakukan
> berarti si teman curhat sedang menambah deretan masalah drinya
> dengan masalah si pencurhat.
>
> Kalau seperti ini analisanya berarti curhat termasuk perbuatan yang
> merugikan orang. Tidak seperti itu juga. Segala sesuatu yang
> sifatnya hubungan sesama manusia asal keduanya ikhlas dan tidak
> merasa ada pihak yang dirugikan, ya, silahkan saja. Ada kata kunci
> disini, ikhlas dan tidak ada pihak yang dirugikan. Artinya si
> pencurhat harus tahu betul siapa teman curhatnya dan jangan
> menentukan sepihak. Jangan mentang-mentang seseorang itu pintar lalu
> kita bisa bercerita dari hati ke hati dengannya. Cari tahu apakah
> orang tersebut bersedia atau tidak, ikhlas menjadi telinga buat kita
> atau tidak? Karena bisa jadi orang tersebut merasa tidak nyaman
> dengan cerita kita. Begitu pula dengan si teman curhat. Dia harus
> benar dalam memberikan respon, ikhlas menjadi teman curhat atau
> tidak. Jangan sampai membohongi diri yang pada akhirnya akan membuat
> dirinya tidak nyaman dengan curhatan-curhatan si pencurhat.
>
> Satu lagi, tidak ada pihak yang dirugikan. Itu penting sekali. Baik
> itu antara si pencurhat dengan teman curhatnya ataupun dengan pihak-
> pihak yang memiliki kepentingan dengan keduanya. Apalagi sampai
> menimbulkan fitnah, harus benar-benar dihindari. Biasanya terjadi
> jika sudah melibatkan pihak ketiga.
>
> Mungkin dari pemaparan ini yang namanya curhat terkesan ribet dan
> rumit. Kalau aku pikir terkadang memang seperti itu. Apa karena aku
> membuatnya terlampau ribet dan rumit? Mungkin ini yang menjadi
> alasan kenapa diriku sangat membatasi bercerta tentang pribadiku
> kepada orang lain. Jika tidak pandai memilih teman curhat bisa-bisa
> aku menelanjangi diriku dengan paparan aib yang setumpuk, itu
> pikirku.
>
> Kenapa aku sangat membatasi curhat? Aku tidak mau terlihat lemah
> meski manusia itu penuh banyak kelemahan. Aku tidak mau menunjukkan
> kesusahan sehingga akan mengundang iba walaupun manusia itu penuh
> keluh kesah. Aku tidak mau orang lain terbebani dengan urusan dan
> permasalahan pribadiku sementara urusan dan permasalahannya
> setumpuk. Aku tidak mau ketergantungan dengan kuping orang lain. Aku
> harus membangun sikap positif diriku sendiri bahwa aku bisa
> menyelesaikan semuanya tanpa harus membebani orang lain.
>
> Kenapa aku sangat membatasi curhat dengan orang lain? Karena aku
> mempunyai Tuhan yang kesabaran-Nya tanpa batas. Terkadang teman
> curhat adakalanya bosan dengan curhatanku. Tapi Tuhan dengan kasih
> sayang-Nya akan memberikan kelapangan bagi jiwaku dengan jalan-jalan
> petunjuk-Nya. Dia yang tidak pernah tertidur. Dia yang Maha Tahu
> atas segala sesuatu. Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya.
>
> Ada sebuah ironi yang menjadi karakter manusia. Otak kita sudah
> terkonsep jika ban motor bocor maka yang pertama kali terpikir
> adalah tukang tambal ban. Jika fisik kita sakit yang terpikir dalam
> otak kita adalah dokter. Tapi ketika kita mempunyai masalah apakah
> Tuhan yang ada dikepala kita?
>
> Sebagai penutup kiranya ada beberapa orang yang perlu diperhatikan
> tentang kriteria teman curhat, terlebih ketika iman sedang tipis
> (nasihat untuk diri sendiri). Pertama, lawan jenis. Seorang teman
> pernah menasihati bahwa menghindari fitnah harus didahulukan
> daripada mengambil manfaat. Lawan jenis memang konduktor yang bagus
> untuk penghantar fitnah. Setegas apapun kita menyatakan bahwa semua
> yang terjadi masih dalam koridor tapi Tuhan lebih tahu isi hati
> kita. Kedua, orang yang sudah berkeluarga. Fitnahnya akan lebih
> dasyat dari yang pertama. Seorang teman pernah memberikan nasihat
> apabila kita mempunyai urusan dengan seseorang yang sudah
> berkeluarga maka mintalah izin kepada pasangannya terlebih dahulu.
> Apabila pasangannya sudah memberikan izin maka jadikanlah
> pasangannya itu sebagai saksi dari pada urusan kita dengannya. Dan
> jangan ditunaikan urusan itu jika pasangannya tidak meridhainya jika
> urusan itu hanya masalah pribadi. Sehingga wajar terjadi jika
> seorang pasangan cemburu bahkan mencurigai pasangannya karena
> kedekatannya dengan orang lain yang tidak memiliki hubungan apapun.
> Possessive kah? Ada baiknya pertanyaan itu dibalik, "Benarkah
> tindakanku?"
>
> Wallahu'alam
>
> Note: Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi jadi sifatnya
> lebih subyektif. Tidak ada larangan untuk berbeda pendapat ataupun
> sependapat. Yang penting persaudaraan tetap dijaga.
>
> Bekasi, 08 Oktober 2008, 22.20 pm
>
>
>
Recent Activity
Visit Your Group
Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Learn to live

a full life with these

healthy living

groups on Yahoo!

Special K Group

on Yahoo! Groups

Join the challenge

and lose weight.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: