Kamis, 20 November 2008

[daarut-tauhiid] Perbedaan Yang Menyatukan

Perbedaan Yang Menyatukan

Teringat dahulu ketika di sekolah pas pelajaran agama Islam guru bercerita tentang berbagai karakter manusia dalam menrima keputusan Allah yang di kutip dari hadist nabi
- Ada orang yang dikasih sehat dia bersyukur dan ketika di kasih sakit dia menjadi kufur maka sakit adalah ujian baginya
- Ada orang yang dikasih sakit dia bertambah dekat dengan Allah sedangkan ketika sehat dia lupa kepada Allah maka sehat adalah ujian baginya
- Ada orang yang dikasih kekayaan dia bersyukur kepada Allah tetapi ketika kemiskinan menghampirinya dia kecewa dan meninggalkan Allah maka kemiskinan menjadi cobaan baginya
-Ada orang yang dijadikan Allah dalam keadaan miskin justru bertambah dekat dengan Allah dan ketika di amanahkan harta dia menjadi lupa kepada Allah maka harta menjadi cobaan baginya

Salah satu kelebihan manusia adalah di anugrahi berbagai sifat dan karakater yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Perlakuan kita terhadap seseorang bisa dinilai berbagai macam pandangan oleh orang lain, seperti Pak Sakran yang sering berbicara dengan nadi tinggi maklumlah pria asal tapanuli tersebut memang di lahirkan barangkali dalam susana hingar bingar bagi orang jawa, sehingga ketika menasehati seseorang dia tampak seperti marah.

Suatu ketika Pak Imron yang dari yogya tetangganya pernah menegur cara dia menyampaikan nasehat " Pak Sakran, menasehati orang itu bagus tapi caranyakan gak mesti keras begitu, kan ada cara lemah lembut yang bisa membuat orang lain jadi senang " saran Pak Imron yang menasehati berdasarkan sifatnya. Tampak bijaksana mungkin tetapi tidak cukup adil karena ini merupakan " habit comparison" sama tidak adilnya dengan Pak Sakran yang menganggap Pak Imron tidak tidak tegas, " plintat plitut " di istilahkan olehnya karena membandingkan dengan sifat ketegasan yang dimilikinya dan seperti oarang tapanuli pada umumnya.

Jika yang menasehati bisa berbeda maka demikian juga dengan orang yang dinasehati, terkadang apa yang kita inginkan terhadap seseorang yang kita beri pendapat tidak sama dengan harapan mereka terhadap pendapat yang mereka inginkan dari kita, hal ini lah yang mungkin telah lama di fikirkan negara-negara maju dan mereka menamainya "counseling" . Secara umum Allah sudah mengindikasikan hal ini lewat surat Ibrahim

"Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana". (QS 14:4)

" Egoisme terkadang menjadikan pendapat orang lain laksana cahaya yang menyilaukan mata sedangkan pendapat sendiri seperti bias pelangi yang melingkar di cakrawala " ( David )

Salam

David

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
New web site?

Drive traffic now.

Get your business

on Yahoo! search.

Moderator Central

Yahoo! Groups

Get the latest news

from the team.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: