Airmata untuk seorang Teman
By: agussyafii
Sore itu saya kedatangan tamu, putrinya teman mengabarkan bahwa
ayahnya memanggil agar ke rumah. Teman itu adalah seorang guru, hampir
seumur hidupnya digunakan untuk mengabdi didunia pendidikan. Kami
sering berdiskusi bagaimana membuat program pembelajaran bagi masyarakat.
Sore itu Pak Pendi dengan senyum khasnya menyapa saya. Setelah itu
kami berbincang banyak "Mas Agus, jangan pernah lelah untuk mengajar.
Sekalipun mengajar tidak mendatangkan materi yang berlimpah" katanya.
"Baik pak, terima kasih nasehatnya" Jawab saya. Diskusi kami makin
hangat. Tak terasa terdengar kumandang adzan maghrib saya pamit pulang.
Ba'da Isya' istri saya mengabarkan, "Mas, mas, Pak Pendi meninggal lo.
Udah sana takziyah." Kabar itu menyesakkan dada. Seolah tak percaya,
air mata saya tak terasa menetes, terbayang senyumnya yang khas sosok
seorang guru. Kata-katanya seolah masih terekam, "Mas Agus, jangan
pernah lelah untuk mengajar. Sekalipun mengajar tidak mendatangkan
materi yang berlimpah" Kata-kata itu terasa menyengat.
Selamat Jalan Pak Pendi, doa kami menyertaimu.
Wassalam,
Agussyafii
Tulisan ini dibuat dalam rangka sosialisasi Program Baksos "Ananda
Anak Sehat" Terima kasih atas berkenannya berpartisipasi maupun
memberikan dukungannya, silahkan kunjungi kami di
http://agussyafii.
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar