Rabu, 28 Oktober 2009

[daarut-tauhiid] Profil Rumah Muslim Ideal

 

---------- Forwarded message ----------
From: Mailinglist Al-Sofwah

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Semoga Netters Syiar al-Sofwa senantiasa dalam lindungan Allah Ta'ala

Profil Rumah Muslim Ideal
Senin, 30 Juni 08, selengkapnya klik:
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatannur&id=487

Rumah merupakan kebutuhan yang didambakan oleh setiap insan. Di
sanalah tempat mereka bercengkrama bersama keluarga, melepas kepenatan
dan permasalahan hidup, membina isteri dan anak-anak. Di sanalah
tempat seseorang bersembunyi dari aib diri dan keluarga, menjaga diri
dari panas dan hujan, menghindarkan keluarga dari mara bahaya. Dan
disanalah tempat seseorang menumpahkan segala kebutuhan dan memperoleh
kebahagiaan.

Tidak diragukan lagi bahwa rumah seorang muslim yang ideal adalah
rumah yang memiliki ciri khas tersendiri dibanding yang lainnya,
teristimewa dalam hal ciri dan tandanya, adab dan etikanya, perhatian
dan arahannya, serta tujuan dan kepentingannya. Demikian pula
teristimewa dalam hal obsesi dan misinya.

Di antara ciri dan keistimewaan rumah seorang muslim yang iltizam
(komitmen), adalah sebagai berikut:

a.. Rumah yang di dalamnya senantiasa dihidupkan ibadah kepada Allah
subhanahu wata'aala dan terhindar dari perbuatan syirik. Ikhlas dan
jauh dari riya' (mengharap pujian orang). Karena Allah subhanahu
wata'aala memerintahkan kepada seluruh hamba-Nya untuk beribadah,
menyembah dan menauhidkanNya dan menjauhi perbuatan syirik. Allah
subhanahu wata'aala berfirman, artinya, "Dan Aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku".(QS. adz-Dzariyat:
56). Dalam ayat yang lain, artinya, "Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun". (QS. an-Nisaa`: 36).
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam juga bersabda
dalam hadits qudsi, "Aku tidak butuh terhadap sekutu-sekutu,
barangsiapa beramal suatu amalan ia menyekutukan Aku dengan selain
diri-Ku (dalam amalnya tersebut) maka pasti Aku tinggalkan dirinya dan
sekutunya". (HR. Muslim)

b.. Rumah yang di dalamnya terdapat amal ibadah yang berdasarkan
ittiba` (mengikuti petunjuk rasul shallallahu 'alahi wasallam) dan
terhindar dari perbuatan bid`ah (amal ibadah yang tidak dicontohkan
oleh Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam).

Firman Allah subhanahu wata'aala, artinya, "Katakanlah, "Jika kamu
benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu".(QS. Ali Imran: 31).

Dalam ayat yang lain, artinya, "Maka hendaklah orang-orang yang
menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab
yang pedih". (QS. an-Nur: 63).

Demikian pula Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda,
"Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang enggan. Para sahabat
beliau bertanya, "Siapa yang enggan masuk surga wahai Rasulullah?
Beliau menjawab, "Siapa yang mentaati aku pasti masuk surga dan siapa
yang membangkang tidak mentaati aku sungguh ia telah enggan untuk
(masuk surga)." (HR. al-Bukhari)

Dalam sabda beliau yang lain, "Siapa yang mengada-adakan (suatu
perbuatan) di dalam agama kami ini yang tidak termasuk darinya, maka
ia tertolak". (Muttafaqun `alaih)

c.. Rumah yang berdiri diatas ketaqwaan kepada Allah, dengan tujuan
membentuk sebuah keluarga yang sakinah (tentram), mawaddah (saling
mencintai) dan rahmah (saling mengasihi). Hal itu juga merupakan
tujuan pokok terjalinnya 'mitsaaqan ghalizha' (perjanjian yang kuat)
antara kaum Adam dan Hawa.

d.. Rumah yang senantiasa di dalamnya dihidupkan nuansa ilmu(syar`i)
dan berpengetahuan. Sungguh Allah subhanahu wata'aala akan mengangkat
derajat orang berilmu beberapa derajat, dan Allah subhanahu wata'aala
mudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tentunya akan sangat berbeda
antara rumah yang berpenghuni hamba yang berilmu dan mengamalkannya
dan rumah dengan berpenghuni orang yang tidak mengerti ilmu syar`i.

Allah subhanahu wata'aala berfirman, artinya, "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran".
(QS. az-Zumar: 9)

e.. Rumah yang di dalamnya senantiasa dihidupkan kebiasaan saling
tolong-menolong, bahu membahu antara anggota keluarga dalam rangka
kebaikan dan taqwa.

f.. Rumah yang di dalamnya terdapat hubungan yang sangat baik antara
suami isteri dan menjadikan rumah tersebut sebagai madrasah tempat
mendidik, mengarahkan dan membimbing anak-anak. Suami adalah pemimpin
yang senantiasa mengayomi, membimbing, menyayangi orang yang berada di
bawah tanggung-jawabnya. Isteri juga hendaknya senantiasa menaati
suami (dalam kebaikan), menjaga diri, harta, dan menjadi pembimbing
yang baik bagi anak-anak. Demikian pula seorang anak, ia wajib menaati
kedua orang tuanya, berbuat baik, dan tidak menjadikan mereka sakit
hati akibat prilaku buruknya. Dan masing-masing harus selalu ingat,
bahwa ia akan bertanggungjawab di hadapan Allah subhanahu wata'aala.

Dan hendaknya setiap orang tua senantiasa menasihati anak-anaknya,
sebagaimana 'Luqman' menasihati anaknya, agar menyembah hanya kepada
Allah subhanahu wata'aala saja, menjauhi syirik, menghindari perbuatan
dosa sekecil apa pun bentuknya karena Allah subhanahu wata'aala Maha
melihat segala apa yang tersembunyi. Demikian juga janganlah ia
meremehkan perbuatan baik, walaupun kecil bentuknya karena Allah
subhanahu wata'aala akan mengganjarnya, mendirikan shalat, mengajak
untuk berbuat yang ma`ruf, mencegah dari perbuatan maksiat, bersabar,
dan janganlah memalingkan muka terhadap sesama atau berjalan dengan
congkak dan sombong.

g.. Berpenghuni orang-orang yang adil dan tidak berbuat zhalim, baik
terhadap para isteri, anak-anaknya, tidak membedakan antara anak
laki-laki dan perempuan, dan berbuat baik kepada pembantu. Hal
tersebut juga merupakan ciri khas rumah muslim ideal.

Demikianlah Allah subhanahu wata'aala memerintahkan kepada
hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya, artinya, "Berbuat adillah karena
adil itu lebih dekat kepada taqwa". (QS. al-Maidah: 8).

Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam juga bersabda, "Siapa yang
memiliki dua isteri, lalu lebih condong kepada salah satunya maka ia
akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan sebelah badannya miring".
(HR. Ahmad dan Abu Daud, dan dinilai shahih oleh al-Albani).

Dan dari Nu`man bin Basyir bahwa ayahnya membawa beliau datang
kepada Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam, lalu ia berkata kepada
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam, Sesungguhnya saya telah
memberikan kepada anakku ini (Nu'man) seorang budak milikku, kemudian
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bertanya, "Apakah seluruh
anakmu engkau berikan seperti dia?" Ia menjawab, "Tidak." Maka
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam pun bersabda, "Kembalikan
(budak tersebut)". Dalam sebuah riwayat beliau bersabda, "Takutlah
kalian kepada Allah dan berbuat adillah kepada anak-anak
kalian".(Muttafaq `alaih).

h.. Merupakan keistimewaan rumah muslim ideal adalah rumah yang di
dalamnya hidup sifat 'itsaar' (lebih mendahulukan orang lain walaupun
ia membutuhkan), dan memuliakan orang lain, berbuat baik serta
menghormati tetangganya. Sifat inilah yang hampir-hampir tidak kita
dapati di rumah-rumah muslim zaman ini. Sebaliknya sifat
individualismelah yang semakin membudaya, acuh tak acuh terhadap orang
lain, sampai-sampai kepada tetangga terdekat pun ia tidak mengenalnya,
lebih-lebih mengetahui kondisinya: Apakah tetangganya membutuhkan
bantuan, sakit, kelaparan atau pun yang lainnya. Ia sama sekali tidak
peduli.

Dalam hal ini Allah subhanahu wata'aala berfirman, artinya, "Dan
mereka lebih mengutamakan (orang lain) atas diri mereka sendiri,
sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa
yang dipelihara dari kekikiran dirinya mereka itulah orang-orang yang
beruntung".(QS al-Hasyr: 9)

i.. Rumah yang di dalam anggota keluarga memiliki sifat saling
memaafkan, tidak saling menyalahkan bahkan merasa dirinyalah yang
bersalah apabila terjadi kesalahpahaman dengan orang lain sehingga ia
bersegera mengoreksi dirinya. Saling menasihati karena agama adalah
nasihat, dengan nasihat yang baik dan dengan cara yang baik,
mudah-mudahan seseorang akan kembali dan bertaubat dari kekeliruannya,
saling menepati janji, tidak berkhianat, menghormati tamu karena hal
ini adalah termasuk ciri kesempurnaan iman seseorang, berbuat baik dan
menyayangi anak-anak yatim serta mencukupi kebutuhan mereka, karena
Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, "Saya dan orang yang
mencukupi kebutuhan anak yatim di surga seperti ini, beliau
mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah".(HR. al-Bukhari).
Maksudnya orang yang mengurus anak yatim akan bersama beliau di surga.

j.. Rumah yang didalamnya senantiasa memberikan perhatian utama
terhadap urusan shalat, membaca al-Qur`an, zikrullah, tasbih, tahmid
ataupun tahlil, doa-doa ataupun dzikir-dzikir yang berkaitan dengan
aktivitas sehari-hari, seperti keluar dan masuk rumah, makan, mau
tidur dan bangunnya, memakai pakaian ataupun lainnya. Demikian pula
senantiasa memanjatkan do'a kepada Allah terutama di waktu-waktu yang
mustajab, qiyamul lail, dan bentuk ibadah-ibadah yang lain.

k.. Rumah muslim ideal adalah rumah yang sederhana, tidak
berlebih-lebihan, tidak pula bermegah-megahan. Penghuninya senantiasa
menyambung silaturrahim terhadap kerabat dan saudara, berbakti kepada
orang tua, memperhatikan hak-hak hewan, dan memperhatikan hak-hak
masyarakat, peka dan peduli terhadap urusan dan kebutuhan masyarakat,
Islam dan kaum Muslimin serta menafkahkan hartanya dalam rangka
ketaatan kepada Allah subhanahu wata'aala.

Saudaraku, ingatlah bahwa setiap kita akan dimintai pertanggungjawaban
oleh Allah subhanahu wata'aala kelak, Rasulullah shallallahu 'alahi
wasallam bersabda, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian
akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya."
(Mutta-faq 'Alaih). Maka perhatikanlah hal-hal tersebut di atas agar
rumah kita menjadi rumah yang benar-benar seperti rumah Rasulullah
shallallahu 'alahi wasallam dan para sahabatnya karena tidak ada
qudwah yang lebih baik dibanding rumah Rasulullah shallallahu 'alahi
wasallam dan para sahabatnya. Wallahu A`lam.

Oleh: Abu Thalhah Andri Abdul Halim.

Sumber: Disadur dari artikel berjudul "Jawanib at-Tamayyuz Fi
Baitil-Muslim", DR. Ahmad bin Utsman al-Mazid dan DR. Adil bin Ali
asy-Syuddi.

Netter Al-Sofwa yang dimuliakan Allah Ta'ala, Menyampaikan Kebenaran
adalah kewajiban setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk
berdakwah adalah dengan menyampaikan Artikel ini kepada
saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.
Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita. Aamiin

Waassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
----------------------------------------------------------

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
New web site?

Drive traffic now.

Get your business

on Yahoo! search.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Yahoo! Groups

Mom Power

Find wholesome recipes

and more. Go Moms Go!

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: