Jumat, 30 Oktober 2009

[daarut-tauhiid] Sudah Lama Tak Terdengar Adzan dari Masjid Kami

 



Gempa
berkekuatan 7,9 SR yang mengguncang tanah Sumatera 30 September 2009 lalu,
selain menghancurkan ratusan ribu bangunan, juga meluluhlantakkan sendi-sendi
kehidupan masyarakat Sumatera, salah satunya bangunan masjid. Di Sumatera
Barat, masjid merupakan salah satu bangunan terpenting dalam sistem kehidupan
bermasyarakat. Artinya, jika sebuah masjid hancur maka sistem kehidupan
bermasyarakat terancam terganggu, karena bagi masyarakat Sumatera Barat, di masjidlah
segala peraturan kehidupan bermasyarakat disepakati, di masjid pula segala
persoalan yang terjadi diselesaikan, dari masjid lah beragam petuah dan
kebijakan diputuskan kemudian dikeluarkan ke masyarakat.

 

Masjid
menjadi "pusat pemerintahan" bagi masyarakat selain kantor pemerintah formal. Satu
persoalan yang tidak bisa diselesaikan di pusat pemerintahan, boleh jadi akan
sangat mudah terselesaikan di dalam masjid. Tak sekadar tempat beribadah,
masjid memiliki peran dan fungsi strategis lainnya dalam masyarakat. Misalnya
tempat bagi warga bermusyawarah untuk mencapai mufakat dalam segala bidang,
sosial, ekonomi, budaya, bahkan persoalan kenegaraan. Begitu strategisnya
fungsi masjid, maka tak heran bila masjid selalu menjadi prioritas dalam
pembangunan. Malu rasanya bila memiliki rumah mewah namun masjid di sekitarnya
berdiri sederhana, apa kata orang bila punya rumah berdiri kokoh namun masjid
di depannya sudah reot.

 

Namun
bagaimana jadinya ketika bencana yang tak diharapkan menghancurkan semua bangunan,
baik rumah maupun infratruktur penting lainnya termasuk masjid? Saat tak ada
lagi rumah tempat berteduh, bahkan masjid tempat beribadah pun tidak ada.
Kondisi inilah yang dialami banyak lokasi di Sumatera Barat. Salah satunya
Jorong Pandan, Kanagarian Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam,
Sumatera Barat. Masjid Al Falah yang merupakan sentra aktivitas masyarakat
Jorong Pandan tak luput terjangan longsor yang disebabkan oleh gempa.
Kehancuran pun tak dapat dielakkan, kesedihan warga setelah kehilangan rumah
harus ditambah lagi dengan hancurnya masjid kesayangan mereka.

 

"Kami
sedih kehilangan rumah, tetapi bertambah kesedihan ini karena masjid kami pun
hancur. Sudah lama kami tak lagi mendengar suara adzan berkumandang dari masjid
Al Falah, hampa rasanya," ujar Datuk Perpati Nan Kuniang, salah satu tokoh
masyarakat yang paling dihormati di Jorong Pandan, saat berbincang-bincang di
Posko ACT, Tanjung Sani, 29 Oktober 2009. Datuk Perpati Nan Kuniang ditemani
oleh Wali Jorong dan beberapa tokoh masyarakat serta ulama setempat.

 

Para
ulama dan tokoh mayarakat memahami betul bahwa bencana yang baru saja menimpa
tanah mereka bukan sekadar teguran, melainkan juga hukuman dari Allah.
Membandingkan keajaiban yang terjadi dengan Masjid Baiturrahman dan Baiturrahim
di Aceh yang selamat dari tsunami, serta masjid yang selamat dari terjangan air
karena jebolnya Situ Gintung, masyarakat semakin sadar bahwa masjid mereka tak
selamat karena hanya sedikit orang yang memakmurkan masjid tersebut. "Ini hukuman
bagi kami, dan Alhamdulillah kami menyadari dengan sepenuh hati. Semoga masjid
ini bisa berdiri kembali dan kami tidak akan menyia-nyiakannya," kata salah
seorang tokoh masyarakat Jorong Pandan itu.

 

"Kami
memang memerlukan bantuan untuk membangun kembali rumah tinggal, tetapi atas
kesadaran penuh kami lebih ingin masjid kami berdiri lebih dulu. Karena dari
masjidlah kami akan mulai kebangkitan kehidupan kami yang telah runtuh akibat
gempa," tambah Datuk Perpati mewakili para tokoh lainnya.

 

Masyarakat
Tanjung Sani sadar betul, mereka tinggal di daerah yang tak jauh dari tempat
kelahiran Buya Hamka, salah seorang ulama besar dan tokoh bangsa yang pernah
dimiliki negeri ini. Buya Hamka lahir dan tumbuh di tepi Danau Maninjau, salah
satu danau terindah di Indonesia kebanggaan warga Sumatera Barat. Kemakmuran
masjid dan surau selalu menjadi perhatian besar Buya, betapa ia sedih bila
masjid dan surau sepi karena ditinggalkan jamaahnya. Padahal Sumatera Barat
amat dikenal dengan tingkat religiusitas masyarakatnya.

 

Gempa
yang mengguncang tanah Sumatera seolah mengembalikan semangat religiusitas yang
sempat kendor sebelum bencana. Kini masyarakat Tanjung Sani mulai berniat
meramaikan masjid mereka yang telah hancur akibat gempa. "warga kami mendatangi
lagi masjid, sholat di reruntuhan masjid. Justru hal ini membuat kami khawatir,
kami berharap ada yang bisa membantu kami mengembalikan kejayaan masjid kami
ini," harap Datuk Perpati.

 

Ketika
semangat kembali ke masjid itu telah datang, tantangan terberatnya justru pada
keberadaan masjid itu sendiri yang telah hancur. Membangun kembali masjid
menjadi prioritas bagi warga sekitar, meskipun mereka secara jujur mengakui
tetap memerlukan bantuan untuk tempat tinggal dan sarana pendidikan. Membangun
kembali masjid bukan sekadar membangun secara fisik, melainkan juga mendirikan
struktur kehidupan masyarakat yang sempat luluh lantak. Mendirikan masjid
berarti menegakkan sendi-sendi kehidupan dan norma adat yang berlaku.

 

Mereka
ingin membuat diri mereka tetap bangga sebagai orang-orang yang tinggal di
tanah kelahiran Buya Hamka, salah seorang guru terbesar dalam sejarah
Minangkabau dan bahkan bangsa ini. Bangga akan tingkat religiusitas yang
tinggi, bangga terhadap tegaknya norma dan aturan agama yang selama ini dipegang
teguh, karena itulah mereka menyepakati program pemulihan pasca bencana diawali
dari penegakkan kembali masjid.

 

Harapan
itu, kini menanti simpati dan dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap
tegaknya sendi-sendi dan norma agama di tanah Sumatera Barat umumnya, agar
masjid tetap menjadi pusat kegiatan masyarakat, pusat pengendalian sistem
kehidupan bermasyarakat, pusat penegakkan norma dan aturan kemasyarakatan.
Semoga ini tak menjadi harapan yang menguap tanpa sambutan positif dari segenap
komunitas peduli. Insya Allah! (Gaw)

 

 

Bayu Gawtama
Life-Sharer
http://solifecenter.com
0852 190 68581

__________________________________________________________
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
http://id.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Search Ads

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Group Charity

Citizen Schools

Best after school

program in the US

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: